Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Dosen Pengampu:

Oleh:
Kelompok 4

KELAS REG 02
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Yuni Maimuna, S.Ak., M.Ak.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Syariah yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kendari 2, Oktober, 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL (Jika Ada)...................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR (Jika Ada)………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN (Jika Ada)……………………………………… vi
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 5
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 6
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 7
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pola Manajemen Bank Syariah…............................................................. 18
2.2 Kegiatan Operasional Bank Syariah……….…………………………… 10
2.3 Sistem Penghimpunan Dana Bank Syariah……………………………... 11
2.4 Sistem Menabung di Bank Syariah…..…..…………………………....... 16
2.5 Menghitung Bagi Hasil Simpanan di Bank Syariah.…………………… 18
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil………………………………… 20
2.7 Produk dan Jasa Bank Syariah………………………………………….. 22
2.8 Bentuk Laporan Keuangan Bank Syariah………………………………. 28
2.9 Hambatan-Hambatan dalam Operasional Bank Syariah………………... 33
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 37
3.2 Saran……………………………………………………………………. 38

BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan cukup luas, antara lain berupa aplikasi dari
konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi, studi
reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi, bagaimana cara informasi
diproses untuk membantu dalam pengambilan keputusan, pengembangan teknik
pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai data dan
pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,cita-cita, serta
tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi pengambilan keputusan dengan
menggunakan laporan akuntansi akan dapat menjadi lebih baik jika laporan tersebut
banyak mengandung informasi yang relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini
melalui prinsip akuntansi yang di kenal dengan pengungkapan penuh (full
disclosure). Prinsip ini memerlukan penjelasan yang tidak hanya berfungsi sebagai
pengganti dan penambah informasi guna mendukung laporan data keuangan
perusahaan, tetapi juga sebagai laporan yang menjelaskan kritik terhadap kejadian
non keuangan. Tidak banyak yang mengetahui bahwa banyak perdebatan tentang
teori-teori, praktik, dan prosedur akuntansiyang muncul dari perbedaan dalam asumsi
dasar akuntansi. Penjelasan ini adalah sebuah usaha untuk membuka pintu guna
menyoroti masalah tersebut dengan harapan agar kita dapat melangkah lebih lanjut
menuju teori akuntansi umum . setelah mengkaji apa yang tampaknya menjadi
konsep akuntansi utama dan sikap serta konsekuensi berbeda yang terlibat, berikutnya
kita akan menganalisis beberapa faktor perilaku yang mendasari, yang menyebabkan
terdapatnya perbedaan persepsi.

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Akuntansi Keperilakuan


Perusahaan merupakan badan usaha yang menjalankan kegiatan di bidang
perekonomian (keuangan,Industri dan perdagangan, yang dilakukan secara terus-
menerus atau teratur (regelmatig) Terang-terangan dan dengan tujuan memperoleh
keuntungan atau laba. Secara umum perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi
yang mengolah sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi
masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat. Sumber ekonomi atau disebut juga dengan
faktor produksi yang sering di kelola oleh perusahaan dapat dikelompokkan ke
dalam empat kriteria atau biasa disebut istilah 4M (Men, Money, Materials, dan
Methods).
Perusahaan adalah organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling
terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses
operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan.
Salah satu aspek terpenting dalam organisasi melibatkan proses akuntansi
perusahaan. Akan tetapi, subjek ‘konsep dasar akuntansi’ merupakan suatu hal yang
sering diabaikan. Subjek tersebut terkadang hanya didasarkan pada akademisi lain
dan ditarik dari pojok ‘pengetahuan’ lain sebelum diabaikan lagi. Dengan beberapa
pengecualian, buku teks dasar telah mengabaikan masalah ini, dan jarang
membahasnya di luar lingkaran akademik. Dua konsep utama yaitu konsep
kepemilikan dan konsep entitas, telah berulang kali dimuat dalam literature dan
terkadang mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut pandang alternative
sebagai usaha rekonsiliasi.

1. Konsep Kepemilikan

5
Menurut Teori kepemilikan (proprietary theory) entitas adalah agen,
perwakilan, atau pengaturan dimana seorang wiraswasta dan pemegang saham
beroperasi. Konsep kepemilikan, merupakan sebuah sudut pandang, sebuah sikap
dalam pikiran yang tidak hanya dibatasi terhadap akuntan. Ini merupakan esensi
dari konsep akuntansi entitas. Penganut konsep ini melihat entitas sebagai sesuatu
yang terpisah dan berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal
kepada entitas tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari
entitas itu sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan.
Ketika keuntungan diperoleh oleh entitas tersebut, keuntungan tersebut juga
menjadi milik entitas yang akan diserahkan kepada pemegang saham hanya jika
dividen diumumkan. Dalam pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang
tidak dibagi tetap milik entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas
sendiri,dan ini tidak dipengaruhi oleh penggunaan keuntungan tak terdistribusi yang
dicantumkan pada bagian pemegan saham di neraca.
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut
pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu sendiri
dan bukan pemilik saham. Bebrapa penulis telah menunjukkan bahwa sistem
akuntansi terpisah untuk aktivitas entitas memberikan bukti dari eksistensi konsep
entitas. Namun perlu disampaikan disini bahwa mereka tidak memahami
perusahaan sebagaimana para penganut konsep entitas murni. Indeks atau
pemisahan catatan akuntansi entitas umumnya disebut “konvensi entitas”, bukan
“konsep entitas”.

2. Konsep Entitas
Menurut konsep ini, entitas dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan
berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas
tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Dalam

6
pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik
entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri.
Pada tahap ini, harus ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut
pandang entitas benar-benar melihat aset bersih sebagai milik dari entitas itu sendiri
dan bukan pemilik saham.

3. Konsep Tanggung Jawab Sosial


Konsep tanggung jawab sosial adalah bagaimana entitas bertindak dan
melakukan aktivitasnya, seperti halnya dengan etika dalam hal tujuan, sasaran dan
cara mendapatkan atau mencapai tujuan serta bukan dengan usaha untuk mengubah
persepsi perusahaan sebagai entitas yang memiliki aset bersih. Beberapa orang
memahami perusahaan sebagai lembaga sosial yang beroperasi untuk memajukan
seluruh anggota dan kelompok dalam masyarakat.Mereka melihat perusahaan
bertanggung jawab kepada pemegang saham, manajemen, pegawai, pemasok,
konsumen, pemerintah dan anggota public lainnya.

 Teori-Teori Ekonomi Perusahaan


Mc Guire mengatakan area ini telah ditutupi oleh ekonom yang memandang
perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan
atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu waktu menyebut
keuntungan sebagai pengembalian (Return) bagi perusahaan, sementara pada saat
yang lain menyebut keuntungan sebagai pengembalian (Return) kepada pemilik
perusahaan.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas
serta melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan sebagai
penghasilan bersih dari perusahaan.konsep kepemilikan tercermin dalam pernyataan
ekonom, Milton Friedman, yang menyampaikan konsep tanggung jawab sosial yang
banyak di adopsi oleh pejabat perusahaan.

7
1. Konsekuensi Dari Sudut Pandang yang Berbeda
Menurut lorig konsep entitas tidak tertarik pada penilaian kembali aset
ketika terjadi perubahaan tingkat harga kebalikan dari konsep kepemilikan yang
mempraktikan penilaian kembali aset ketika terjadi perubahan tingkat harga.
Revaluasi aset sering dibutuhkan, daru sudut pandang entitas reevaluasi aset akan
menambah ekuitas entitas dengan sendirinya atau mengarahkan pada sisi aset dari
neraca.
Lorig menampilkan perbedaan akuntansi dan pelaporan yang menurutnya
disebabkan oleh eksistensi dari dua sudut pandang utama. Misalnya, dia
mengatakan orang yang menganut konsep entitas akan mencatat biaya untuk
dividen atas saham preferen karena mereka memandang para pemegang saham
preferen sebagai orang yang berbeda diluar kelompok kepemilikan, tetapi berbeda
dalam kategori yang sama dengan pemegang obligasi. Sementara, orang yang
menganut konsep kepemilikan.Tidak memandang demikian. Mereka yang
memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada pada kontinum
konsep kepemilikan akan menyesuaikan item-item yang sama ini sesuai dengan
sudut pandangnya. Disisi lain, Lorig memandang pemegang saham preferen sebagai
wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat daftar perbedaan
komprehensif guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam dua kategori utama.

2.2 Hipotesis Keperilakuan untuk Konsep yang Berbeda


Perusahaan yang sama, misalnya mengumpulkan fakta yang sama. Namun,
fakta tersebut sering dipandang secara berbeda. Contoh ini semata-mata
mengilustrasikan masalah yang telah diperhatikan oleh para psikolog selama
bertahun-tahun. Apa yang disebut sebagai fakta objektif biasanya hanya merupakan
sesuatu yang dipahami oleh seorang individu. Kita melihat dunia dengan cara yang

8
agak berbeda dengan cara orang lain sehingga perbedaan dalam persepsi sangat
mungkin terjadi.
Memang didasari bahwa persepsi yang berbeda sering menghasilkan
toleransi dan memungkinkan seseorang untuk meneriama sudut pandang orang lain
sebagai sesuatu yang sah (legitimate). Namun, sebagaimana disampaikan oleh
Stagner, orang-orang sering menjadi sangat terlibat pada situasi di mana mereka
gagal membedakan keterlibatan mereka sendiri dengan fakta spsifik. Secara khusus,
ini terjadi pada situasi yang melibatkan konflik.

1. Alasan Terjadinya Perbedaan Persepsi


Secara jelas, persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi,
norma kelompok, lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola
interaksi secara tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita
pelajari sejalan dengan perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut
menuntut kita bertindak menurut karakteristik tertentu. Ini menunjukkan dampak
keluarga perkembangan sikap dari setiap individu. Banyak orang menganggap
faktor keluarga adalah pengaruh langsung utama karena keluarga merupakan filter
biasa dimana budaya , kelas, agama, dan sumber-sumber lainnya mengalir
keseorang individu diawal perkembangan usianya. Namun, terdapat peangaruh
penting lain terhadap perkembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh
paling penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain.
Ahli antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggung
jawab atas bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal.Namun, dalam
pembahasan ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat
perbedaan persepsi dalam satu budaya.
Selanjutnya, harus dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari
seluruh aspek dari struktur nilai mereka atau bermacam-macam sikap yang masuk

9
ke struktur tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi
mereka terhadap lingkungan tertentu.
Setiap individu dalam masyarakat yang kompleks dipengaruhi oleh banyak
kelompok baik geografis, agama, pendidikan, teman sebaya dan kelompok sosial
ekonomi. Hal tersebut memberikan pengaruh dala hal norma kelompok dan standar
sikap, banyak dari sikap yang berhubungan dengan situasi kerja dan masyarakt
industrial.
Ini membuat yang membuat sudut pandang berbeda. Bagi mereka, hal ini
merupakan pembahasan masalah seperti kepemilikan dalam aset bersih,
keuntungan, bunga, dividen, dan apjak penghasilan yang memungkinkan
mengklasifikasikan persepsi perusahaan.

2. Beberapa Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan.
Secara khusus, hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham
biasa dalam kuantitas yang substansial. Selanjutnya pengaruh dalam keluarga.
Banyak istri dan anak dari pemegang saham yang besar juga menjadi pemegang
saham, dan konsep kepemilikan diserap dalam atmosfer rumah. Banyak akuntan
public mengikuti jejak ayahnya, dan bahkan ketika anaknya masuk kepekerjaan
berbeda , mereka sering menggunakan banyak nilai orang tua sebagai bagian dari
nilai yang dianutnya.
Sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari perusahaan
dalam yang jumlah yang substansial menganut pandangan kepemilikan. Diakui
bahwa sebagian besar praktik akuntan publik didasarkan pada pandangan
kepemilikan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh badan akuntansi professional

10
cenderung berorientasi pada konsep kepemilikan dan memandang aset bersih
sebagai sesuatu yang benar-benar dimiliki oleh pemegang saham.

4. Beberapa Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas


Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung
jawabnya
didelegasikan menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai
ini, semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai semacam
ini, baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik dari
keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang
pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi
pemiliknya. Namun, mayoritas dari mereka sepertinya dikondisikan oleh cara
dimana perusahaan membuat struktur dan cara dimana peranan signifikan
perusahaan dalam masyarakat dilakukan.
Pengaruh lingkungan dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif,
memasukkan dasar-dasar konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi
oleh anggota kelompok yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka masing-
masing.
Bahkan, fakta bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki posisi
rendah sampai menengah di perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka untuk
memiliki sudut pandang entitas yng sama dengan yang dipegang oleh eksekutif
tersebut. Selain itu, juga disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi
eksekutif tidak akan mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung
pada kehidupan dan keberhasilan entitas. Mereka tidak akan memandang dirinya
sebagai pemilik.

 Usaha Merekonsiliasikan Konsep Dasar


1. Teori Akuntansi Dana

11
Teori akuntansi dana dicetuskan oleh Vatter yang dirancang menjadi sebuah
ekspresi dari cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian besar
menganggap teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas yang dirancang
untuk menggunakan gagasan personalistik, yang merupakan usaha yang semakin
banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna menangani masalah.
Akuntansi dana merupakan cara memandang aset, ekuitas dan hutang
dimana dana yang diperoleh dari ekuitas dan hutang penggunanya dibatasi pada
aset. Akuntansi dana melaporkan penggunaan dari dana dan cara memandang dana
ketika aliran masuk meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan.

2. Penghapusan Faktor-faktor
Menurut Hendriksen penganut sudut pandang entitas, asset mencerminkan
hak perusahaan untuk menerima barang dan jasa. Ketika menilai ulang persediaan
dan aset non lancar , entitas akan menggunakan nilai pasar untuk mendapat
keuntungan yang diterima perusahaan. Mereka berpandangan pergerakan total
dalam nilai pasar dari aset operasi sebagai modal.
Sedangkan penganut sudut pandang kepemilikan juga menilai ulang
persediaan dan asset non lancar dengan bantuan nilai pasar.Mereka mengakui
penyimpanan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) terhadap kenaikan nilai pasar
dari asset yang lebih besar (atau lebih kecil) tersebut dibandingkan dengan
pergerakan indeks harga umum yang merubah daya beli ekuitas pemegang saham.
Bagi mereka yang melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan,
keuntungan dihitung berdasarkan modal yang dikontribusikan oleh pemegang
obligasi ketika harga naik karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata uang
pada nilai yang lebih rendah. Bagi mereka yang menganut pandangan kepemilikan
ekstrim, keuntungan dihitung dengan cara yang serupa untuk modal dikontribusikan
oleh pemegang saham preferen. Namun, bagi mereka yang menganut konsep
entitas, seluruh kewajiban dianggap sebagai kewajiban perusahaan itu sendiri, dan

12
tidak ada perbedaan signfikan yang dibuat antara pemegang saham biasa, pemegang
saham preferen, pemegang obligasi, dan kreditor jangka panjang lainnya.

3. Teori Komando
Pada proses pengorganisasian koordinasi membawa ke arah pembentukan
Struktur organisasi yang menjelaskan bagaimana tugas-tugas dibagi dan sumber
daya dimanfaatkan. Struktur koordinasi organisasi didefinisikan sebagai :
1) Wewenang berada pada posisi organisasi, bukan kepada orang.
2) Wewenang diterima oleh bawahan
3) Wewenang mengalir ke bawah pada organisasi hierarki vertikal.

Tanggung jawab merupakan sisi lain dari poin wewenang. Tanggung jawab
merupakan kewajiban seorang karyawan untuk melakukan tugas atau aktivitas yang
diberikan kepadanya. Akuntabilitas merupakan mekanisme yang digunakan agar
wewenang dan tanggung jawab berjalan selaras.

13
BAB III
KESIMPULAN

Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki berbagai sistem yang saling


terkait. Sistem tersebut dibuat oleh sejumlah orang guna mempermudah proses
operasi perusahaan serta pengendalian aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Dari
dua teori kepemilikan dan teori entitas tersebut bahwa konsep yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat dan banyak pengaruh-pengaruh social yang merubah cara
pandang mereka yang berbeda-beda. Dalam dua sudut pandang berbeda ini kita dapat
mengambil konsep entitas karena pencatatan pemegang saham adalah catatan
akuntansi pribadi.
Teori-teori Ekonomi perusahaan menurut Mc Guire yang mengatakan area ini
telah ditutupi oleh ekonomi yang memandang perusahaan (Enterprise) dan
wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan atau sebagai sesuatu yang sama.
Straus dan Davis adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta
melihat perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan sebagai
penghasilan bersih dari perusahaan.
Terdapat hipotesis bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki
saham dari suatu perusahaan dalam jumlah yang substansial menganut pandangan
kepemilikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cimb Niaga. 2020. Memahami Nisbah Adalah dan Ketentuannya. (Online).


Diambil dari: https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/nisbah-
adalah-sistem-bagi-hasil-dalam-perbankan-syariah (Diakses pada tanggal 30
September 2023).

15

Anda mungkin juga menyukai