Anda di halaman 1dari 42

RINGKASAN MATERI KULIAH

MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK

“CORPORATE VALUATION”

Disusun Oleh :
Kelompok 5 (Kelas H2)

1. Eugenia Sartini Mega Dewi (2380611027)


2. Ni Putu Melina Winda Putri (2380611029)
3. Meliya Hady (2380611032)
4. I Gede Januraga (2380611041)

Dosen Pengampu :
Dr. Henny Rahyuda, S.E., M.M., Ak.

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkat-Nya,
tim kelompok lima dapat menyelesaikan Ringkasan Materi Kuliah (RMK) dengan judul materi
pembahasan “Corporate Valuation” dapat tersusun hingga selesai pada waktunya. Ringkasan
materi kuliah ini dikerjakan guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah manajemen keuangan
startegik yang ditugaskan oleh Ibu Dr. Henny Rahyuda,S.E.,M.M.,Ak sebagai dosen
pengempu.
Tim mengucapkan terima kasih kepada dosen pengempu manajemen keuangan yang
telah memberikan bimbingan serta arahan dalam membantu menyelesaikan tugas ringkasan
materi kuliah dan juga berbagai pihak yang membantu tim kelompok dalam mendukung dan
membantu dengan caranya masing-masing dalam menyelesaikan tugas ini.
Tim sangat berharap semoga ringkasan materi kuliah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan tugas ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan tugas ringkasan materi kuliah ini.

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang …………………...……………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 1
1.3 Tujuan …………………………….……………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………….……………………………………….. 3
CORPORATE VALUATION …………………………………………………….. 3
BASIC STOCK VALUATION …………...……………………………………….. 5
2.1 Hak dan Keistimewaan Pemegang Saham ……….………………………. 6
2.2 Tipe Saham Biasa atau Common Stock ….……….……………………….. 8
2.3 Stock Market Reporting …………..……………………………………….. 10
2.4 Menilai Saham Biasa ……………...……………………………………….. 13
2.6 Model Pertumbuhan Konstan …………………………………………….. 17
2.6 The Multistage Model …………….……………………………………….. 20
2.7 Application of the FCF Valuation Model to MicroDrive ……………….. 23
2.8 Stock Values Reflect Long-Term or Short-Term Cash Flows ………….. 29
2.9 Using the Free Cash Flow Valuation Model to Identify Value Drivers… 30
2.10 The Market Multiple Method …...……………………………………….. 31
2.11 Membandingkan FCF Valuation Model, Devident Growth Model dan
Market Multiple Method ………..……………………………………….. 33
2.12 Preferred Stock ………………….……………………………………….. 34
BAB III PENUTUP ……………………….……………………………………….. 36
3.1 Kesimpulan ………………………..……………………………………….. 36
DAFTAR PUSTAKA ……………………..……………………………………….. 39

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, sehingga perusahaan
harus mampu bertahan dengan cara menyusun strategi-strategi baru agar dapat
memenangkan persaingan. Modal merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mempertahankan perusahaan. Modal perusahaan dapat berasal dari pihak internal yaitu
modal pribadi (berasal dari pelaku perusahaan itu sendiri) dan dari pihak eksternal (kreditur
dengan hutang bank dan investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan). Modal
perusahaan yang diperoleh dari investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan
diperoleh dengan cara menerbitkan saham.
Dalam konteks modal yang berasal dari pihak eksternal, perusahaan harus mampu
meyakinkan kreditur bahwa pinjaman yang diberikan akan dikembalikan tepat waktu
beserta bunga pinjamannya dan meyakinkan investor bahwa perusahaan akan membagikan
dividen baik dividen kas, dividen property, dividen utang, dividen likuidasi, dan dividen
saham. Salah satu cara yag dapat digunakan untuk meyakinkan kreditor maupun investor
adalah dengan corporate valuation (nilai perusahaan).
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan
perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para
pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para
pemilik juga akan meningkat. Meningkatkan nilai perusahaan merupakan tujuan dari
dibangunnya perusahaan agar dapat memaksimalkan laba untuk meningkatkan
kemakmuran pemilik perusahaan dan pemegang saham.
Oleh karena hal tersebut di atas, maka penilaian perusahaan sangat penting. Nilai
perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki perusahaan. Jika nilai perusahaan tinggi
maka kreditur dan investor percaya jika mereka meminjamkan dana maka akan
dikembalikan. Sebaliknya, jika nilai perusahaan rendah kreditur dan investor tidak percaya
jika pinjaman yang diberikan akan dikembalikan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Corporate Valuation ?
2. Apa tujuan dari Corporate Valuation ?
3. Apa saja jenis metode yang digunakan dalam melakukan Corporate Valuation ?
4. Apa yang dimaksud dengan Basic Stock Valuation ?
5. Apa yang menjadi hak dan kewajiban dari seorang pemegang saham ?
6. Apa saja jenis – jenis saham ?
7. Apa saja bentuk – bentuk pelaporan saham ?
8. Bagaimana nilai saham ditentukan ?
9. Bagaimana investor memperkirakan tingkat pengembalian yang mereka harapkan
akan diperoleh ?
10. Apa yang dimaksud dengan penilaian model arus kas bebas?
11. Apa yang dimaksud dengan model pertumbuhan konstan?
12. Apa yang dimaksud dengan model multitahap?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui dan memahami pengertian dari Corporate Valuation
2. Mengetahui tujuan dari Corporate Valuation
3. Mengetahui jenis metode yang digunakan dalam melakukan Corporate Valuation
4. Mengetahui dan memahami pengertian dari Basic Stock Valuation
5. Mengetahui dan memahami hak dan kewajiban dari seorang pemegang saham
6. Mengetahui dan memahami jenis-jenis saham
7. Mengetahui dan memahami bentuk – bentuk pelaporan saham
8. Mengetahui dan memahami cara menentukan nilai saham
9. Mengetahui dan memahami cara investor memperkirakan tingkat pengembalian yang
mereka harapkan akan diperoleh
10. Mengetahui dan memahami apa itu model penilaian arus kas bebas dalam menilai saham
biasa
11. Mengetahui dan memahami apa itu model pertumbuhan konstan
12. Mengetahui dan memahami apa itu model multitahap

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Corporate Valuation


Menurut pendapat Hitchner (2006), penilaian adalah proses menentukan nilai suatu
perusahaan, termasuk memperkirakan harga di mana pertukaran nilai antara pembeli dan
penjual dapat terjadi. Sedangkan menurut pendapat Aswath Damodaran (2012), penilaian
perusahaan adalah proses memperkirakan nilai suatu perusahaan, dengan mendiskontokan arus
kas yang diharapkan kembali ke nilai sekarang, menggunakan satu atau lebih metode penilaian.
Melalui pendapat dari kedua ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Corporate
Valuation adalah proses menilai nilai intrinsik dari suatu perusahaan atau entitas bisnis
dengan menggunakan berbagai metode analisis keuangan dan non-keuangan. Selama
proses penilaian, sejumlah faktor dipertimbangkan, termasuk laporan keuangan, proyeksi arus
kas masa depan, risiko bisnis, kondisi industri, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi
nilai perusahaan.
Proses ini membantu stakeholder seperti investor, manajemen, pemilik, dan calon
pembeli untuk memahami seberapa berharga perusahaan tersebut. Penilaian perusahaan
merupakan proses yang kompleks dan sangat penting dalam pengambilan keputusan bisnis,
investasi, dan strategi korporat. Itu juga dapat memberikan pandangan yang berharga tentang
kesehatan keuangan dan prospek masa depan perusahaan.

Tujuan Corporate Valuation


Tujuan dari Corporate Valuation adalah untuk menentukan nilai intrinsik atau nilai wajar
suatu perusahaan. Penilaian perusahaan dilakukan dengan tujuan yang beragam, tergantung
pada stakeholder yang terlibat dan situasi bisnis tertentu. Berikut adalah beberapa tujuan utama
dari Corporate Valuation:
 Pengambilan Keputusan Investasi.
 Penggabungan dan Akuisisi (Merger & Acquisition).
 Penjualan Saham atau Ekuitas.
 Manajemen Keuangan.
 Penentuan Strategi Bisnis.
 Penilaian Aset dan Utang.
 Pemecahan Sengketa.

3
 Pemenuhan Persyaratan Hukum dan Peraturan.
Penting untuk diingat bahwa tujuan penilaian perusahaan dapat bervariasi tergantung
pada konteks dan kebutuhan bisnis tertentu. Oleh karena itu, pendekatan dan metode penilaian
yang digunakan juga dapat berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Jenis-Jenis Metode Corporate Valuation


Berbagai metode penilaian yang dapat digunakan untuk menghitung nilai perusahaan
terdiri dari :
1. Free Cash Flow (FCF), metode ini mempertimbangkan arus kas bebas yang dihasilkan
oleh Perusahaan sebagai dasar penilaian, dengan menghitung Present Value dari arus kas
masa depan (Future Cash Flow).
2. Devidend Discount Model (DDM), metode ini mengasumsikan bahwa nilai perusahaan
adalah nilai diskon dari aliran kas masa depan yang dihasilkan oleh dividen yang
dibayarkan kepada pemegang saham.
3. Enterprise Value, metode ini fokus pada menentukan nilai total perusahaan sebagai suatu
keseluruhan, tanpa mempertimbangkan struktur modal atau kepemilikan saham. Metode
ini mengukur EBIT / EBITDA Perusahaan dan harga pasar saham Perusahaan.
4. Comparative Analysis, metode ini dilakukan dengan menentukan nilai suatu perusahaan
dengan membandingkannya dengan perusahaan sebanding (Comparable Company
Analysis) atau transaksi sebanding (Comparable Transaction Analysis) dalam industri
yang sama atau serupa. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa nilai suatu perusahaan
dapat diestimasi dengan melihat bagaimana perusahaan-perusahaan serupa atau transaksi
serupa dinilai di pasar.
5. Liquidation Value, Metode ini mengestimasi nilai perusahaan jika semua asetnya dijual
dan semua kewajiban dibayarkan. Ini merupakan perkiraan nilai terendah yang mungkin
untuk Perusahaan.

Metode Free Cash Flow


Metode Free Cash Flow (FCF) adalah salah satu metode penilaian perusahaan yang
berfokus pada perhitungan nilai perusahaan berdasarkan proyeksi arus kas bebas yang
dihasilkan oleh perusahaan dalam masa depan. Metode FCF sangat penting dalam penilaian
perusahaan karena mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas
yang dapat digunakan untuk membayar pemegang saham dan kreditor.

4
Keterangan :
 FCF : Free Cash Flow adalah uang tunai yang tersedia setelah perusahaan membayar
semua biaya operasional, modal kerja, belanja modal (capital expenditures), dan
utangnya.
 WACC : Weighted Average Cost of Capital / Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
adalah pengembalian keseluruhan yang dibutuhkan oleh semua investor perusahaan.
 Dt : Devidend per-share yang diharapkan per-akhir tahun t.
 rs : pengembalian yang diharapkan atas saham biasa (common stock).
Present Value (PV) dari Free Cash Flow (FCF) yang diharapkan suatu perusahaan
didiskontokan dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah nilai perusahaan
bagi seluruh investornya jika dilihat melalui Nilai Operasionalnya (Value of Operation).
Karena FCF merupakan salah satu komponen perhitungan nilai operasional Perusahaan.
Disamping itu FCF juga dapat digunakan Perusahaan untuk membayarkan deviden dari
para pemegang saham, oleh karena itu mendiskontokan pengembalian yang diharapkan atas
dividen pada tingkat yang disyaratkan oleh pemegang saham akan menentukan nilai
perusahaan jika dilihat melalui Nilai Sahamnya (Value of Stock).

Pengertian Basic stock valuation


Basic stock valuation adalah proses menentukan nilai intrinsik suatu saham, yaitu nilai
sebenarnya dari saham tersebut berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan yang
menerbitkan saham tersebut. Tujuan dari penilaian saham adalah untuk menentukan apakah
saham tersebut diperdagangkan dengan harga yang wajar, overvalued (nilainya di atas harga
pasar yang sebenarnya), atau undervalued (nilainya di bawah harga pasar yang sebenarnya).
Berdasarkan pembahasan di atas maka di jabarkan beberapa sub-bab materi yang dapat
menjelaskan secara rinci, yaitu :

5
2.1 Hak dan Keistimewaan Pemegang Saham
Pemegang saham atau Stakeholder menurut Freeman dan McVea dalam Mutiarahim
(2015) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi
oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus menjaga hubungan dengan
stakeholder-nya dengan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya,
terutama stakeholder yang mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja, pasar atas produk
perusahaan dan lain-lain.
Tujuan utama dari teori stakeholder menurut Devi (2017) adalah untuk membantu
manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari
aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi
stakeholder. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stakeholder
theory menyatakan kepentingan tidak hanya ada pada pemilik atau manajemen perusahan,
namun kepentingan juga dimiliki oleh para pemangku kepentingan yang lain yang ikut
berkontribusi pada perusahaan.
Hak dan keistimewaan pemegang saham adalah bagian yang penting untuk menentukan
penentu atau pengendali dalam perseroan. Pemlik saham dimungkinkan dalam perseroan
untuk memiliki hak istimewa mengusulkan Direksi dan atau Komisaris dalam Perseroan.
Penggolongan saham juga menentukan hak dan kewajiban dari pemegang saham dalam
perseroan. Menurut Pasal 52 ayat (1) Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
a. Hak menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
b. Hak menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi;
c. Hak menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT
Hak pemegang saham tersebut baru berlaku setelah saham dicatat dalam daftar pemegang
saham atas nama pemiliknya (Pasal 52 ayat (2). Hak tersebut juga baru bisa dilaksanakan
setelah semua persyaratan kepemilikan saham yang telah dipenuhi karena jika tidak, pihak
yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku
pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum (Pasal 49 ayat
(3). Secara lebih terinci, hak pemegang saham dalam perusahaan meliputi:
1. Hak atas manajemen dan pengontrolan perusahaan, antara lain:
a. Hak voting untuk memilih dan memperhentikan direksi dan komisaris;
b. Hak voting untuk melakukan perubahan fundamental pada perusahaan
c. Hak voting untuk merubah anggaran dasar dalam hal pengaturan direksi, komisaris,
RUPS, modal dan saham PT, dan lain-lain
6
d. Hak untuk meminta agar perusahaan dikelola dengan baik untuk kepentingan
perusahaan yang juga berarti untuk kepentingan seluruh pemegang saham
2. Hak atas kepemilikan perusahaan, antara lain :
a. Hak atas pembagian dividen;
b. Hak atas pembagian aset pada waktu perseroan dilikuidasi;
c. Hak atas perlakuan yang sama oleh manajemen dan pemegang saham mayoritas
terhadap transaksi -transksi penting seperti penerbitan saham baru, perubahan
anggaran dasar, pembelian saham perusahaan lain, dan lain-lain
d. Hak untuk didaftar sebagai pemegang saham dalam buku register perusahaan
3. Hak untuk mendapatkan kekebalan (privelege of imunity) dari tanggung jawab pribadi
atas tanggung jawab utang-utang perseroan. Hak tambahan lainnya, antara lain :
a. Hak atas informasi dan pemeriksaan perseroan;
b. Hak menggugat PT dalam mencegah kerugian atau dalam rangka menyelamatkan
perseroan;
c. Hak untuk meminta gugatan ganti rugi;
Banyak pemegang saham korporasi tidak menyadari atau gagal memanfaatkan hak-hak
ini. Sebagai pemegang saham, pemegang saham dapat menikmati keuntungan finansial dari
kepemilikan perusahaan tanpa tanggung jawab dan tanggung jawab pribadi untuk memiliki
bisnis milik sendiri. Namun, investasi keuangan berisiko jika perusahaan gulung tikar.
Kewajiban sendiri untuk pemegang saham, bisa dikatakan juga sebagai peran mereka
untuk ikut andil dalam mengawasi dan meningkatkan kinerja perusahaan, berupa:
1. Memberikan dukungan dalam hal keuangan perusahaan. Sebab saham bisa saja menjadi
modal bagi sebuah perusahaan untuk bisa berdiri dan terus beroperasional.
2. Menjadi stakeholder perusahaan meskipun tidak wajib. Tapi dengan mengambil posisi
ini, pemegang saham jadi bisa ikut andil dalam pengambilang keputusan.
3. Mendapatkan pengaruh atas keberlangsungan perusahaan, baik untung maupun rugi.
Jadi jika perusahaan mengalami kerugian, makan pemegang saham juga mengalami
kerugian pada aset sahamnya (penurunan nilai) dan begitu juga sebaliknya ketika
perusahaan mendapatkan keuntungan.
4. Memiliki sebagian dari aset perusahaan. Sebagian dari kekayaan perusahaan bisa saja
turut menjadi milik pemilik saham.

7
2.2 Tipe Saham Biasa atau Common Stock
Ada 2 jenis saham yang dilihat dari hak yang melekat pada saham,yaitu saham biasa
(common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa atau common stock
merupakan saham yang paling dikenal oleh masyarakat. Hak klaim atas pengembalian dari
saham tersebut adalah paling akhir. Saham biasa, suatu surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal, di mana pemegangnya diberi hak untuk
mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham
terbatas) atau tidak, selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk
deviden (Fahmi, 2012).
Saham biasa atau common stock, merupakan saham yang menempatkan pemiliknya
paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harga kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut likuidasi. Berikut ini adalah karakteristik saham biasa:
1. Tagihan terhadap pendapatan (Claim on income)
Pemegang saham biasa memiliki hak untuk sisa pendapatan setelah pemegang
obligasi dan saham preferen memperoleh pembayaran. Pendapatan bisa dalam
bentuk dividen atau diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
2. Tagihan terhadap asset (Claim on assets)
Jika terjadi likuidasi pemegang saham biasa pun memiliki hak terhadap sisa aktiva,
namun jika terjadi kebangkrutan biasanya tagihan tersebut tidak dapat diselesaikan
dengan memuaskan.
3. Hak suara (Voting rights)
Pemegang saham biasa memiliki hak suara untuk memilih dewan komisaris dan
juga berwenang memberikan persetujuan terhadap setiap perubahan anggaran dasar
perusahaan.
4. Hak didahulukan (Preemptive Rights)
Hak pemegang saham biasa untuk mempertahankan proporsi kepemilikan
sahamnya dalam perusahaan. Ketika saham baru diterbikan maka pemegang saham
biasa memiliki kesempatan pertama membeli.
5. Tanggung Jawab Terbatas
Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan sesungguhnya, tanggung
jawab mereka jika terjadi kebangkrutan di batasi sampai sejumlah modal yang
disetor. Keuntungannya adalah bila investor yang sebelumnnya tidak bermaksud
menginvestasikan dana mereka di perusahaan menjadi berubah pikiran.
8
Saham biasa atau common stock adalah dapat dibeli di pasar umum, serta melalui pasar
public. Di pasar publik, saham dapat dibeli dan dijual sepanjang hari di bursa efek.
Beberapa contoh common stock adalah saham biasa terbitan Apple, Tesla, dan Microsoft.
Sementara beberapa contoh common stock di Indonesia adalah saham biasa terbitan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk., PT. Bank Central Asia, Tbk., dan lain-lain.
Dalam perhitungan secara akuntansi, common stock dapat dihitung menggunakan
rumus berikut ini:
1) Rumus Saham Biasa Baru
Saham biasa baru adalah merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana dengan menjual saham perusahaan pertama kali. Biaya saham biasa
baru biasanya lebih tinggi dari biaya saham biasa sebab penjualan saham baru
memerlukan biaya emisi (floatation cost). Biaya flotasi dikeluarkan oleh perusahaan
publik ketika menerbitkan sekuritas baru dan menimbulkan biaya, seperti biaya
penjaminan emisi , biaya hukum, dan biaya pendaftaran. Perusahaan harus
mempertimbangkan dampak biaya ini terhadap jumlah modal yang dapat mereka
peroleh dari penerbitan saham baru.

Contoh soal :

9
2) Rumus Saham Biasa
Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai
hak-hak istimewa seperti saham preferen. Deviden dibayarkan bila laba. Maka
pembayaran perusahaan deviden mendapat diharapkan selalu meningkat tiap tahunnya

Contoh Soal :

Jumlah saham yang beredar merupakan jumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan
untuk mendanai aktivitas perusahaan. Biasanya, jumlah total saham yang beredar
ditentukan oleh pihak manajemen dengan berbagai pertimbangan.

2.3 Stock Market Reporting


Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.
Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan adalah dana-
dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek atau perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya
atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli. Oleh

10
karena itu, pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli modal/dana.
Beberapa contoh produk yang di jual adalah saham, obligasi dan reksadana.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan, aset perusahaan, dan
berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham akan di jual pada pasar saham. Pasar saham adalah tempat untuk melakukan
transaksi jual beli saham publik. Salah satu contoh kegiatan jual beli saham adalah melalui
Bursa Efek Indonesia (BEI). Di pasar saham Indonesia, BEI bertindak selaku pengelolanya.
Penjualnya adalah perusahaan sekuritas dan pembelinya adalah para investor. Sementara
barang yang dijual sudah pasti saham.
Pada pasar saham, terdapat stock market reporting atau pelaporan harga saham dari
sebuah perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan Keuangan adalah catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Beberapa hal dalam
laporan keuangan atau financial reporting yang biasanya berisi hal-hal seperti: Profil
Perusahaan, Ikhtisar Saham, Pembahasan Hasil Kinerja Keuangan, Laporan Keuangan
Konsolidasi dan Data Perusahaan.
Ketika berinvestasi saham, tentu sebagai investor perlu melihat potensi emiten yang
bersangkutan. Salah satu alat yang digunakan adalah laporan keuangan. Dokumen yang
pertama kali harus dibaca seorang investor di pasar saham adalah laporan keuangan ini.
Investor harus bisa membaca laporan keuangan emiten. Kemudian mampu menganalisa
laporan keuangan sehingga akan diketahui apakah perusahaan itu bagus atau tidak dari
kinerja keuangan, untung atau rugi serta saham layak dibeli atau tidak.
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) menjelaskan bahwa pelaporan
keuangan atau financial report lebih menyediakan informasi penting untuk para investor,
kreditor dan pengguna potensial lainnya untuk membantu proses pengambilan kebijakan
yang cukup rasional atas investasi, kredit, dan keputusan lainnya dalam menilai waktu,
jumlah, dan perkiraan prospek penerimaan kas serta dividen ataupun bunga dan pendapatan
dari penjualan, penebusan, atau jatuh tempo sekuritas ataupun pinjaman yang disajikan
selama suatu periode tertentu.
Pelaporan keuangan tersebut penting untuk menilai kekuatan pendapatan dengan
komponen yang ada di dalamnya secara menyeluruh, karena para pengguna sangat
berkepentingan atas prospek penerimaan kas bersih yang berasal dari perusahaan.
11
Pelaporan keuangan juga harus menyuguhkan informasi tentang bagaimana manajemen
perusahaan mempertanggungjawabkan performanya pada stakeholders terkait pengelolaan
sumber daya ekonomi yang sebelumnya sudah dipercayakan pada pihak manajemen.
Setiap emiten yang sudah ada di Bursa Efek Indonesia dapat dicari laporan keuangan
tahunan pada situs idx.co.id. Karena perusahaan publik wajib mempublikasikan laporan
keuangan dan dapat diakses secara umum. Bursa Efek Indonesia (BEI) / Indonesia Stock
Exchange (IDX) ini merupakan penyelenggara pasar modal di Indonesia yang
menyediakan beberapa format laporan keuangan yang bisa diunduh gratis. Formatnya ini
bisa berbentuk XBRL, PFX maupun XLSX.
Dari laporan keuangan ini akan menghasil berbagai indikator seperti ROA, ROE, PBV
(Price Book to Value) , EPS, ROI (Return On Investment) dan lainnya untuk membantu
pengambilan keputusan. Berikut adalah contoh tampilan pencarian laporan keuangan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) / Indonesia Stock Exchange (IDX) :

12
2.4 Menilai Saham Biasa - Memperkenalkan Model Penilaian Arus Kas Bebas (FCF)
Untuk membuat keputusan yang baik, seorang manajer harus mampu memperkirakan
dampak kemungkinan strategi, taktik, dan proyek terhadap nilai perusahaan. Dengan kata
lain, seorang manajer memerlukan alat yang secara jelas menunjukkan hubungan antara
pilihan manajerial dan nilai perusahaan. Inilah tepatnya yang terjadi model penilaian Free
Cash FLow (FCF). Model penilaian FCF mendefinisikan nilai operasi perusahaan sebagai
nilai sekarang dari arus kas bebas yang diharapkan ketika didiskontokan pada biaya modal
rata-rata tertimbang (WACC). Pilihan manajerial yang mengubah profitabilitas operasi,
pemanfaatan aset, atau pertumbuhan juga mengubah FCF dan, karenanya, nilai operasi.
Pilihan manajerial yang mempengaruhi risiko, seperti penerapan strategi yang lebih
berisiko atau mengubah jumlah pembiayaan utang, juga mempengaruhi biaya modal rata-
rata tertimbang, yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Oleh karena itu, model penilaian FCF merupakan alat yang penting bagi para manajer.
Nanti dalam bab ini kami menjelaskan dua pendekatan penilaian lainnya, model
pertumbuhan dividen dan kelipatan pasar, namun kami mulai dengan model penilaian FCF
karena dapat diterapkan di lebih banyak situasi. Misalnya, model penilaian FCF dapat
diterapkan pada semua perusahaan, baik perusahaan tersebut membayar dividen atau tidak,
dan baik perusahaan publik maupun swasta. Hal ini juga dapat diterapkan pada divisi dalam
perusahaan dan bukan hanya pada keseluruhan perusahaan. Penerapan yang luas dan
hubungan yang jelas antara keputusan manajerial dan nilai menjelaskan mengapa model
FCF adalah model penilaian yang paling banyak digunakan dalam analisis merger dan
akuisisi.

2.4.1 Sumber Nilai dan Klaim Nilai


Nilai total suatu perusahaan disebut nilai entitas. Perusahaan memiliki dua
sumber nilai, nilai operasi dan nilai aset non-operasional. Ada tiga jenis klaim utama
atas nilai ini: utang, saham preferen, dan saham biasa. Berikut adalah deskripsi
sumber dan klaim tersebut.
1. Sumber Nilai
Arus kas bebas (FCF) adalah arus kas yang tersedia untuk didistribusikan untuk
semua investor suatu perusahaan. The weighted average cost of capital (WACC)
adalah pengembalian keseluruhan yang dibutuhkan oleh semua investor suatu
perusahaan. Karena FCF dihasilkan oleh operasi perusahaan, nilai sekarang dari FCF

13
yang diharapkan ketika didiskontokan oleh WACC sama dengan nilai sekarang
perusahaan nilai operasi (Vop):

Meskipun penjumlahan pada persamaan di atas mencapai tak terhingga, kita dapat
menghitung nilai dari jumlah tak terhingga ini dalam tiga situasi:
a. Arus kas bebas adalah konstan selamanya.
b. FCF tumbuh pada tingkat yang konstan selamanya.
c. FCF pada akhirnya tumbuh pada tingkat yang konstan.
Hampir semua perusahaan masuk ke dalam situasi ketiga ini arus kas bebas saat
ini mungkin tumbuh pada tingkat yang tidak konstan, namun kematangan produk,
persaingan, dan kejenuhan pasar pada akhirnya akan menyebabkan tingkat
pertumbuhan jangka panjang yang diharapkan tidak berubah pada tingkat yang
konstan bagi semua perusahaan.
B&B menghasilkan arus kas bebas sebesar $10 juta pada tahun terakhir.
Pemegang saham B&B tidak ingin melakukan ekspansi. Oleh karena itu, B&B
mengharapkan memiliki arus kas bebas konstan sebesar $10 juta setiap tahun di masa
mendatang.
Perkiraan biaya modal rata-rata tertimbang B&B adalah 10%, yang merupakan
tingkat yang harus diperoleh B&B dari investasinya untuk memberikan kompensasi
yang adil kepada investornya, kombinasi pemegang hutang, pemegang saham
preferen, dan pemegang saham biasa, namun untuk saat ini kami hanya akan
menerima 10% sebagai perkiraan WACC B&B.
Nilai operasi adalah nilai sekarang dari seluruh arus kas bebas yang diharapkan
didiskontokan dengan biaya modal. Karena FCF diharapkan konstan, aliran arus kas
bersifat kekal. Nilai sekarang dari suatu perpetuitas adalah arus kas dibagi dengan
biaya modal:

Oleh karena itu, nilai operasi B&B adalah $100 juta:

14
Sumber nilai utama bagi sebagian besar perusahaan adalah nilai operasi.
Sumber nilai sekunder berasal dari aset non-operasional, yang juga disebut aset
keuangan. Ada dua jenis utama aset non-operasional:
- Investasi jangka pendek, yang merupakan sekuritas jangka pendek yang sangat
berharga (seperti T-bills) yang disimpan sementara untuk kebutuhan masa depan
daripada untuk mendukung operasi saat ini.
- Aset non-operasional lainnya. aset non-operasional, yang sering kali merupakan
investasi pada bisnis lain.
Misalnya, operasi otomotif Ford Motor Company memiliki surat berharga sekitar
$19,6 miliar pada akhir Desember 2016, dan jumlah ini merupakan tambahan dari
$7,8 miliar tunai. Kedua, Ford juga memiliki investasi senilai $3,1 miliar pada
bisnis lain, yang dilaporkan pada sisi aset neraca sebagai “Ekuitas dalam Aset
Bersih Perusahaan Afiliasi.” Secara total, Ford memiliki $19,6 1 $3,1 = $22,7
miliar aset non-operasional, yang merupakan 23% dari total aset otomotif senilai
$96,9 miliar. Bagi sebagian besar perusahaan, persentasenya jauh lebih rendah.
Misalnya, pada akhir Desember 2016, persentase aset non-operasional Walmart
kurang dari 1%, yang merupakan hal yang lebih umum.
Oleh karena itu, kita melihat bahwa bagi sebagian besar perusahaan, aset
operasional jauh lebih penting daripada aset non-operasional. Selain itu,
perusahaan dapat mempengaruhi nilai aset operasi mereka, sedangkan kekuatan
pasar menentukan nilai investasi jangka pendek dan aset non-operasional lainnya.
Saat menggunakan model penilaian FCF, nilai intrinsik total perusahaan adalah
nilai operasi ditambah nilai investasi jangka pendek (dengan asumsi perusahaan
tidak memiliki aset non-operasional lainnya, dan hal ini berlaku untuk sebagian
besar perusahaan). Ini disebut nilai intrinsic (atau nilai mendasar) untuk
membedakannya dari nilai pasar: Nilai pasar adalah berapa pun harga yang
bersedia dibayar oleh pasar, namun nilai intrinsik diperkirakan dari arus kas yang
diharapkan:

B&B memiliki sertifikat deposito bank senilai $2 juta, menghasilkan sedikit


bunga sementara B&B memutuskan bagaimana menggunakan dana tersebut.

15
Karena B&B tidak memerlukan $2 juta untuk menjalankan operasinya, ini harus
diklasifikasikan sebagai investasi jangka pendek. Oleh karena itu, dari Persamaan
total nilai intrinsik B&B adalah:
Nilai intrinsik total = Nilai operasi + Investasi jangka pendek
= $100 + $2 = $102
Karena model penilaian FCF menentukan nilai total perusahaan sebelum
memperkirakan harga saham per saham, maka disebut model model penilaian
entitas. Bagian berikut menjelaskan cara menggunakan estimasi nilai entitas
(yaitu nilai total perusahaan) untuk memperkirakan nilai saham biasa.
2. Klaim atas Nilai
Bagi perusahaan yang kelangsungan hidupnya, pemegang hutang mempunyai
klaim pertama atas nilai dalam arti bahwa bunga dan pembayaran pokok terjadwal
harus dibayar sebelum dividen preferen atau dividen umum dapat dibayarkan.
Pemegang saham preferen mempunyai klaim berikutnya karena dividen preferen
harus dibayarkan sebelum dividen biasa. Pemegang saham biasa berada di urutan
terakhir dalam urutan kekuasaan ini dan memiliki klaim sisa atas nilai perusahaan.
Perkiraan nilai intrinsik ekuitas adalah nilai sisa setelah dikurangi klaim
pemegang hutang dan pemegang saham preferen dari total nilai intrinsic : 4. B&B
berutang total $28 juta dalam bentuk hipotek dan pinjaman bank. B&B juga memiliki
saham preferen senilai $4 juta yang beredar, yang diterbitkan kepada keluarga pendiri
di awal berdirinya perusahaan. Estimasi nilai intrinsik ekuitas B&B adalah:
Nilai intrinsik ekuitas = Total nilai intrinsik - Semua hutang - Saham preferen
= $102 - $28 - $4 = $70

2.4.2 Nilai Intrinsik per Saham Biasa


Perkiraan harga saham intrinsic sama dengan nilai intrinsik ekuitas dibagi
dengan jumlah saham:

B&B memiliki 5 juta lembar saham biasa yang beredar. Oleh karena itu, estimasi
harga saham intrinsik B&B adalah:
Harga saham intrinsik = Nilai intrinsik ekuitas/Jumlah saham
= $7/5 = $14 dolar per saham

16
2.5 Model Pertumbuhan Konstan
Perusahaan di bagian sebelumnya menggambarkan langkah-langkah model penilaian
FCF, namun pendekatan perpetuitas tidak berlaku untuk sebagian besar perusahaan karena
arus kas mereka tidak konstan. Faktanya, sebagian besar perusahaan mengharapkan arus
kas yang meningkat, seringkali dengan tingkat pertumbuhan yang tidak konstan dalam
waktu dekat. Namun, bahkan jika arus kas bebas saat ini tumbuh pada tingkat yang tidak
konstan, hal tersebut tetap sesuai dengan perkiraan jangka panjang arus kas bebas pada
akhirnya akan stabil pada tingkat yang konstan untuk semua perusahaan. Untuk melihatnya,
pikirkan dampak persaingan dan kejenuhan pasar.
Agar suatu perusahaan dapat tumbuh lebih cepat daripada perekonomian, maka industri
tersebut harus menjadi bagian yang lebih besar dalam perekonomian atau perusahaan
tersebut harus mengambil pangsa pasar dari para pesaingnya. Namun, kejenuhan pasar pada
akhirnya membatasi ukuran industri, dan persaingan membatasi kemampuan untuk
merebut pangsa pasar sambil mempertahankan keuntungan.
Artinya, seiring dengan matangnya pasar, persaingan dan kejenuhan pasar akan
cenderung membatasi pertumbuhan FCF pada tingkat konstan jangka panjang yang kira-
kira sama dengan jumlah pertumbuhan penduduk dan inflasi: Pertumbuhan penduduk
menentukan jumlah unit yang dapat diproduksi. dijual ketika pasar jenuh, dan inflasi
menentukan pertumbuhan harga dan keuntungan ketika ada persaingan.

2.5.1 Memperkirakan Nilai Operasi ketika Pertumbuhan yang Diharapkan Konstan


Ingatlah bahwa nilai operasi adalah nilai sekarang dari arus kas bebas yang
diharapkan didiskontokan pada biaya modal rata-rata tertimbang. Ada rumus
sederhana untuk mencari nilai sekarang dari arus kas yang tumbuh pada tingkat yang
konstan.
Misalkan kita dapat memperkirakan arus kas bebas yang diharapkan (FCF1) dan
diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan jangka panjang yang konstan
sebesar gL. Karena tingkat pertumbuhannya konstan, FCF untuk Tahun ke-2 dan
seterusnya adalah:

Misalnya, jika arus kas bebas yang diharapkan pertama adalah $105 (yaitu
FCF1= $105) dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan setelahnya adalah 5%, maka

17
kita dapat menerapkan Persamaan 8-6 untuk menentukan arus kas bebas yang
diharapkan pada t = 2 dan t = 3:
FCF2 = FCF1(1+gL)
= $105(1 + 0,05) = $110,25
FCF3 = FCF2(1+gL)
= $110,25(1 + 0,05) = $115,7625

Untuk t lain dapat ditulis:

Untuk t = 3 ini adalah:


FCFt = FCF1(1+gL)3-1
= $105(1 + 0,05)2= $115,7625
Sekarang kita mempunyai ekspresi untuk arus kas bebas masa depan, kita dapat
mengambil Persamaan (yang menunjukkan nilai sekarang dari semua arus kas bebas
yang diharapkan) dan menggantinya dengan Persamaan (yang menunjukkan nilai
pada waktu t dari FCF yang terus tumbuh), memberi kita nilai operasi ketika FCF
diharapkan tumbuh pada tingkat yang konstan:

Ada dua kasus terkait untuk model pertumbuhan konstan. Yang pertama adalah
ketika pertumbuhan konstan dimulai pada t = 1, dan yang kedua adalah ketika
pertumbuhan konstan dimulai pada t = 0.
Kasus 1
Penerapan Model Pertumbuhan Konstan ketika Pertumbuhan Konstan Dimulai
pada t=1.
Mari kita terapkan model pertumbuhan konstan pada perusahaan dengan arus
kas bebas yang diharapkan sebesar $105 pada t = 1 dan tingkat pertumbuhan konstan
yang diharapkan sebesar 5% setelahnya. Misalkan biaya modal rata-rata tertimbang
adalah 9%. Tingkat pertumbuhan lebih kecil dibandingkan biaya modal, sehingga kita
dapat menggunakan Persamaan untuk memperkirakan nilai operasi:

18
Kasus 2
Penerapan Model Pertumbuhan Konstan ketika Pertumbuhan Konstan Dimulai pada
t=0
Persamaan berlaku setiap kali kita mempunyai perkiraan arus kas pertama dan
pertumbuhan yang diharapkan adalah konstan setelahnya. Jika pertumbuhan segera
dimulai, arus kas bebas pertama dapat dengan mudah dihitung dari arus kas bebas
aktual terkini:
FCF1= FCF0(1+gL)
Dengan memasukkan nilai ini ke dalam persamaan, kita dapat menghitung nilai
sekarang dari arus kas masa depan jika pertumbuhan segera dimulai:

Misalnya, arus kas bebas terbaru sebuah perusahaan adalah $200 dan perusahaan
memperkirakan FCF akan segera mulai tumbuh pada tingkat pertumbuhan konstan
7% dan biaya modalnya adalah 12%. Karena tingkat pertumbuhan lebih kecil dari
biaya modal, kita dapat menerapkan model pertumbuhan konstan untuk mencari nilai
operasi:

2.5.2 Bagaimana Menghindari Kesalahan ketika Menerapkan Model Pertumbuhan


Konstan
Berikut tiga kesalahan yang harus dihindari saat menggunakan model pertumbuhan
konstan.
- Pertama, model ini hanya berlaku jika tingkat pertumbuhan yang diharapkan
adalah konsta dan kurang dari biaya modal rata-rata tertimbang. Jika
pertumbuhan lebih besar dari biaya modal, Anda harus menggunakan model
multistage yang kami jelaskan di bagian selanjutnya.
- Kedua, model pertumbuhan konstan menghitung nilai sekarang dari seluruh arus
kas masa depan dari t = 1 hingga tak terhingga,bukan dari t=0 hingga tak terbatas.
Arus kas pada t = 0 baru saja terjadi sehingga merupakan masa lalu dan tidak

19
termasuk dalam nilai sekarang dan masa depan Arus kas. Padahal pembilang
menunjukkan FCF0, ini ditampilkan di sana hanya karena digunakan untuk
memperkirakan FCF1, bukan karena FCF0 termasuk dalam nilai sekarang arus
kas bebas masa depan.
- Ketiga, jangan gunakan persamaan jika pertumbuhan konstan tidak segera
dimulai. Misalnya, FCF0= $963, FCF1diperkirakan $1.040, WACC sebesar 9%,
dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari t=1 dan setelahnya adalah 4%.
Perhatikan bahwa tingkat pertumbuhan dari t=0 ke t=1 adalah 8% 5 ($1040 -
$963)/$963. Namun, nilai operasi adalah nilai sekarangmasa depanarus kas
bebas, dan arus kas bebas masa depan di luar t 5 1 tumbuh pada tingkat konstan
sebesar 4% meskipun FCF saat ini tumbuh sebesar 8%.
Oleh karena itu, Anda harus menggunakan Persamaan untuk mencari nilai
operasi, sebagai berikut:

2.6 The Multistage Model


Pertumbuhan tahunan arus kas bebas yang diharapkan di sebagian besar perusahaan
tidak konstan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya mencapai tingkat pertumbuhan
konstan jangka panjang yang berkelanjutan. Karena tingkat pertumbuhan jangka pendek
tidak konstan, kita tidak bisa langsung menerapkan model pertumbuhan konstan dari
bagian sebelumnya. Namun, kita bisa menggunakan model penilaian multi-tahap untuk
memperkirakan nilai operasi, seperti yang dijelaskan dalam langkah-langkah berikut:
 Langkah 1
Perkirakan arus kas bebas yang diharapkan dan hitung tingkat pertumbuhan tahunan
untuk setiap tahun dalam perkiraan tersebut. Lanjutkan memperkirakan tahun-tahun
berikutnya hingga tingkat pertumbuhan FCF diharapkan menjadi konstan. Tahun
terakhir dalam perkiraan disebut tahun cakrawala perkiraan. Hal ini juga disebut
tanggal cakrawalaatau itu tanggal terminal (karena hal tersebut berada pada akhir
perkiraan eksplisit, bukan karena arus kas bebas berakhir). Untuk perusahaan di pasar
yang matang dan sangat kompetitif.

20
 Langkah 2
Karena pertumbuhan yang diharapkan adalah konstan setelah tanggal horizon, Anda
dapat menerapkan model pertumbuhan konstan dari bagian sebelumnya untuk
memperkirakan nilai operasi pada tahun horizon. Ini disebut nilai cakrawala, dan itu
adalah nilai semua arus kas bebasdi luarcakrawala didiskontokan kembali ke
cakrawala. Dengan kata lain, nilai operasi tersebut jika dijual segera setelah menerima FCF
pada tanggal horizon. Ini juga disebut nilai terminal (karena berada di akhir perkiraan eksplisit)
atau nilai berkelanjutan (karena merupakan nilai jika aset operasi tetap digunakan daripada
dilikuidasi).
 Langkah 3
Buat garis waktu dengan arus kas bebas untuk setiap tahun hingga tanggal horizon. Garis waktu
juga harus menyertakan nilai horizon pada tanggal horizon. Artinya akan ada dua arus kas pada
tanggal horizon, arus kas bebas untuk tahun tersebut dan nilai horizon yang dihitung
sebelumnya.
 Langkah 4
Diskon arus kas pada garis waktu menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang. Hasilnya
adalah perkiraan nilai operasi pada t=0.

2.6.1 Periode Ramalan dan Horizon Value


Kita akan memperkirakan arus kas bebas MicroDrive pada bab selanjutnya, namun untuk
saat ini mari kita fokus pada Thurman Corporation, sebuah perusahaan yang berkembang pesat
di industri layanan kesehatan. Perkiraan arus kas bebas Thurman (dalam jutaan) untuk empat
tahun ke depan ditunjukkan di sini:

Thurman memperkirakan FCF negatif di Tahun 1 karena ekspansi perusahaan yang pesat.
Arus kas bebas menjadi positif pada Tahun ke-2 dan tumbuh pesat selama beberapa tahun.
Thurman memperkirakan persaingan dan kejenuhan pasar akan mengurangi tingkat
pertumbuhannya setelah Tahun ke-4 menjadi 5% untuk semua tahun di masa mendatang. Inilah
sebabnya mengapa Thurman mengakhiri periode perkiraan eksplisitnya pada Tahun ke-4.
Karena pertumbuhan adalah konstan setelah Tahun ke-4, kita dapat menerapkan rumus
pertumbuhan konstan pada Tahun ke-4 untuk mencari nilai sekarang dari semua arus kas dari
Tahun ke-5 hingga tak terhingga yang didiskontokan kembali ke Tahun ke-4. Hasil ini adalah
nilai horizon pada Tahun ke-4 , HV4. Jika pertumbuhan FCF diharapkan konstan setelah Tahun
t, rumus umum nilai horizon pada Tahun t adalah:

21
Biaya modal Thurman adalah 15%. Kita dapat menerapkan Persamaan untuk memperkirakan
nilai horizon Thurman pada Tahun 4:

2.6.2 Nilai Operasi Saat Ini


Sekarang kita telah memperkirakan nilai cakrawala Thurman, kita dapat menyusun garis
waktunya arus kas bebas dan nilai horizon:

Nilai operasi saat ini (Vdi,0) adalah nilai sekarang dari seluruh arus kas bebas masa depan yang
didiskontokan kembali ke Tahun 0. Kami memperkirakan nilai operasi saat ini dalam tiga
langkah:
1. Memperkirakan nilai sekarang dari arus kas bebas dalam periode perkiraan.
2. Perkirakan nilai sekarang dari nilai horizon.
3. Tambahkan nilai sekarang dari arus kas bebas ke nilai sekarang dari nilai horizon.
Berikut intuisinya: Pemilik operasi mengumpulkan FCF dari Tahun 1 hingga Tahun 4 dan
kemudian segera menjual operasinya satu detik setelah mengumpulkan FCF pada Tahun 4.

22
Pembeli membayar harga pada Tahun 4 sebesar nilai sekarang FCF setelah Tahun 4
didiskontokan kembali ke Tahun 4. Oleh karena itu, nilai saat ini bagi pemilik adalah nilai
sekarang dari arus kas bebas dan harga “penjualan” yang diharapkan diterima oleh pemilik.
Perhatikan bahwa hal ini mirip dengan mencari nilai suatu obligasi, yang sama dengan nilai
sekarang dari kuponnya ditambah nilai sekarang dari nilai pari yang dibayarkan pada saat jatuh
tempo. Jika horizon date adalah Tahun T, maka nilai operasi saat ini adalah:

Mari kita terapkan ini pada Thurman Corporation. Nilai sekarang arus kas bebas dari Tahun 1
sampai 4 adalah:

Nilai sekarang dari nilai horizon adalah:

Nilai operasi pada Tahun 0 sama dengan jumlah nilai sekarang dari nilai horizon dan nilai
sekarang dari arus kas bebas. Dengan menggunakan Persamaan 8-11, kita dapat
memperkirakan nilai operasi Thurman:

Kami menerapkan pendekatan ini di bagian berikutnya untuk memperkirakan nilai MicroDrive.

2.7 Application of the FCF Valuation Model to MicroDrive


A. Forecasting MicroDrive’s Free Cash Flow
Proses penilaian Perusahaan dengan Metode/Model FCF mengambil studi kasus
pada Perusahaan MicroDrive. Studi kasus Perusahaan MicroDrive ini diangkat dari
permasalahan (berdasarkan Figure 8-5) yang terdiri dari :
1. Laba atas modal yang diinvestasikan / Return on Invested Capital (ROIC)
MicroDrive jauh lebih rendah dibandingkan rekan-rekan industrinya (9,84%
berbanding 15,04%).
2. Keuntungan Operasional / Operating Profitability (OP) MicroDrive telah turun
sehingga kini lebih rendah dari rata-rata industri (6,00% berbanding 6,92%).

23
3. Efisiensi pemanfaatan aset MicroDrive telah memburuk secara drastis, seperti yang
ditunjukkan oleh peningkatan rasio kebutuhan modal / Capital Requirement ratio
(CR) yang jauh lebih buruk daripada rata-rata industri (61% berbanding 46%). Hal
ini berarti MicroDrive sekarang memerlukan lebih banyak modal untuk
menghasilkan 1 dollar penjualan.

Oleh karena masalah di atas maka akan dilakukan Perkiraan / Forecasting FCF
MicroDrive dengan asumsi bahwa ketiga rasio di atas (ROIC, OP, dan CR) tidak
berubah untuk kemudian menunjukkan bagaimana nilai operasional MicroDrive akan
dipengaruhi oleh perbaikan dalam ketiga rasio tersebut.
Forecasting FCF MicroDrive didasarkan pada laporan keuangannya (Financial
Statement) terkini terlihat sebagai berikut (Figure 8-5) :

24
Manajer MicroDrive memperkirakan bahwa penjualan pada awalnya akan tumbuh
pada tingkat 10% namun akan menurun ke tingkat pertumbuhan jangka panjang yang
berkelanjutan sebesar 5% karena kejenuhan pasar dan persaingan. Sehingga dapat
diperhitungkan Perkiraan / Forecasting FCF MicroDrive sebagai berikut (Figure 8-6) :

Untuk memperoleh FCF tahun berikutnya, maka langkah-langkah yang harus


diperhitungkan sebagai berikut (contoh untuk perkiraan tahun 2019) :
a) Menghitung Net Sales, dengan rumus

b) Menghitung Net Operating Profit After Tax (NOPAT), dengan rumus

c) Menghitung Total Net Operating Capital (OpCap), dengan rumus

d) Menghitung FCF Perkiraan tahun 2019, dengan rumus

Berdasarkan perhitungan tersebut tampak bahwa nilai perkiraan FCF tumbuh


seiring dengan pertumbuhan perkiraan penjualan setiap tahunnya, namun tanpa adanya
perubahan input atas rasio OP, CR, dan ROIC. Sehingga dapat diyakini bahwa
pertumbuhan jangka panjang adalah max. di tahun 2022 sebesar 5% tanpa perlu
melakukan perkiraan untuk tahun-tahun berikutnya, karena nilai perkiraan FCF dan
perkiraan pertumbuhan penjualan tetap sama.

25
B. MicroDrive’s Horizon Value
Horizon Value (HV) adalah nilai yang digunakan dalam analisis keuangan untuk
mengukur nilai suatu investasi atau bisnis pada akhir periode proyeksi atau "Horizon".
Ini merujuk kepada perkiraan nilai yang diperkirakan akan diterima oleh pemegang
saham atau pemegang kepentingan pada titik waktu tertentu di masa depan, biasanya
setelah periode proyeksi tertentu selesai. Dalam studi kasus MicroDrive, dengan
konstannya pertumbuhan di tahun 2023 dari tahun sebelumnya, maka dilakukan
perhitungan Horizon Value yang mana dalam perhitungan Nilai Oprasional
perusahaannya, nilai WACC yang digunakan adalah sebesar 10,97% (Figure 8-4).

Dalam perhitungan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Horizon Value


MicroDrive merupakan Present Value dari Cash Flow untuk tahun 2024 dan seterusnya
jika didiskonto kembali ke tahun 2023. Perhitungan HV tahun 2023 yaitu :

C. MicroDrive’s Current Value of Operations


Nilai Operasional saat ini (tahun 2018) adalah PV dari FCF selama periode
perkiraan ditambah PV dari HV.

Maka Current Value dari Nilai Operasional / Value of Operations tahun 2018 adalah
$2,719.44.

26
D. MicroDrive’s Projected Annual Value of Operations
Proyeksi nilai operasional tahunan sanagat bermanfaat untuk mengetahui perkiraan
nilai operasional Perusahaan pada waktu tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contohnya seperti persiapan penerbitan
saham atau obligasi dalam jangka waktu yang Panjang. Melalui pengertian bahwa
Value of Operations pada Horizon sama dengan Horizon Value (Vop (2023) = HV),
keduanya sama dengan PV atas seluruh Cash Flow (PV FCF) yang diharapkan setelah
melampaui Horizon. Jika dihitung mundur ke masa lalu, dengan mempertimbangkan
Nilai Operasional / Value of Operations pada tahun t dan FCF pada tahun t, kita dapat
mendiskon masing-masing periode tersebut ke belakang satu periode untuk
menentukan Nilai Operasional pada akhir tahun sebelumnya dengan rumus sebagai
berikut :

Sehingga apabila digunakan untuk menghitung Nilai Operasional tahun 2022 maka
akan diperoleh sebagai berikut :

Sehingga bila perhitungan tersebut diterapkan mulai dari Horizon dan


mengestimasi Nilai Operasional tiap tahunnya, maka dapat terlihat bahwa Current
Value 2018 sebesar $2,719.44 sama dengan Current Value 2018 pada proyeksi yang
ditampilkan pada Figure 8-8.

27
E. MicroDrive’s Intrinsic Value per Share of Common Stock
Pada Neraca MicroDrive (Figure 8-4) dapat diketahui bahwa :
 MicroDrive tidak mempunyai investasi jangka pendek,
 $280 dalam bentuk hutang,
 $1,200 dalam obligasi jangka panjang,
 $100 dalam saham preferen.
Nilai-nilai ini dapat digunakan bersama dengan Nilai Operasional MicroDrive
untuk memperkirakan total nilai intrinsik, nilai intrinsik ekuitas, dan harga saham
intrinsik, seperti yang ditunjukkan pada bagian berikut :
a) Nilai Intrinsik Total suatu perusahaan adalah Nilai Operasional (Vop) ditambah
nilai investasi jangka pendek (dengan asumsi perusahaan tidak memiliki aset non-
operasional lainnya). Sehingga untuk MicroDrive diperoleh :

b) Perkiraan Nilai Intrinsik Ekuitas adalah nilai yang tersisa setelah dikurangi klaim
pemegang hutang dan pemegang saham preferen dari total nilai intrinsik. Sehingga
untuk MicroDrive diperoleh :

Estimasi Harga Saham Intrinsik sama dengan Nilai Intrinsik Ekuitas dibagi
dengan jumlah saham. MicroDrive memiliki 50 juta lembar saham biasa, sehingga
perkiraan harga saham intrinsiknya adalah :

28
Melalui perhitungan tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa Harga Saham
Intrinsik MicroDrive adalah $22,79, yaitu sekitar 16% lebih rendah dari harga $27
yang diamati pada tanggal 31 Desember 2018. Terdapat perbedaan diantara
keduanya yang disebabkan oleh standar deviasi pengembalian saham MicroDrive
sekitar 49%. Bisa jadi perkiraan nilai intrinsik tersebut sama persis dengan harga
saham sebenarnya pada satu hari dalam seminggu sebelum atau sesudah 31
Desember 2018 atau bisa jadi investor (yang menentukan harga melalui aktivitas
jual belinya) mengharapkan kinerja MicroDrive di masa depan lebih baik daripada
skenario Status Quo.

2.8 Do Stock Values Reflect Long-Term or Short-Term Cash Flows


Sebelumnya kami diperkirakan Current Value dari Nilai Operasional MicroDrive saat
ini sebesar $2.719,44 juta, dengan komposisi sebesar $452,55 dari FCF selama 5 kedepan
(2018-20232) dan $2,266,89 dari FCF setelah tahun ke-5 (yaitu Present Value dari Horizon
Value). Jika PV HV dibagi dengan total Current Value dari Nilai Operasional maka akan
diperoleh presentase nilai Cash Flow jangka Panjang yang untuk 5 tahun ke depan sebesar
83%. Hal ini berarti bahwa manajer dapat lebih memengaruhi nilai saham dengan berupaya
meningkatkan arus kas jangka panjang dibandingkan berfokus pada arus kas jangka
pendek. Hal ini berlaku bagi semua Perusahaan yang mana dibuktikan dengan data actual
Perusahaan yang menunjukkan bahwa > 80% harga saham suatu Perusahaan ditentukan
oleh Cash Flow yang diharapkan salama lebih dari 5 tahun ke depan.
Meski demikian Cash Flow Jangka Pendek juga menjadi perhatian dari manager, bukan
karena pendapatannya yang sebenarnya tidak mempengaruhi harga saham, namun
informasi perihal prospek masa depannya yang menjadi sangat penting. Misalkan jika
tampak pendapatan kuartalan tampak kecil karena besarnya pengeluaran untuk biaya
penelitian dan pengembangan, maka informasi ini dapat berdampak positif bagi
pertumbuhan jangka panjang. Namun, jika pendapatan kuartalan tampak kecil karena
turunnya minat pelanggan atas produk baru Perusahaan, maka informasi tersebut akan
berdampak negative bagi pertumbuhan jangka panjang. Alasan lainnya manager fokus pada
pendapatan jangka pendek adalah karena beberapa Perusahaan membayar bonus manajerial
berdasarkan pendapatan saat ini daripada harga saham (yang mencerminkan Cash Flow
masa depan).

29
2.9 Value-Based Management : Using the Free Cash Flow Valuation Model to Identify
Value Drivers
Input utama dalam model / metode FCF terdiri dari :
a) Tingkat Penjualan Terkini (Sales)
b) Tingkat Modal Operasional Terkini (OpCap)
c) Proyeksi Tingkat Pertumbuhan Penjualan (g)
d) Proyeksi Rasio Profitabilitas Operasional (OP)
e) Proyeksi Rasio Kebutuhan Modal (CR)
f) Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Perubahan atas salah satunya akan merubah Nilai Intrinsik Operasional.
Penggerak Nilai (Value Drivers) adalah bagian dari inputan yang dapat
dipengaruhi oleh manager melalui pilihan strategis dan pelaksanaan rencana bisnis
yang dihasilkan. Karena manager tidak dapat mengubah masa lalu, tingkat penjualan dan
modal operasional terkini bukanlah Penggerak Nilai. Namun pertumbuhan, profitabilitas
operasional, kebutuhan modal, dan biaya modal-lah yang merupakan Penggerak Nilai /
Value Drivers.
Manajemen Berbasis Nilai (Value-Based Management) adalah penggunaan model
FCF secara sistematis untuk mengidentifikasi Penggerak Nilai dan untuk memandu
keputusan manajerial dan strategis. Untuk kasus MicroDrive berikut ini ditunjukkan 7
skenario yang terkait dengan Value Drivers Perusahaan (Figure 8-10).

Bila diingat kembali harga saham MicroDrive turun dari $40 per saham pada tahun
sebelumnya menjadi $27 pada tahun ini, yang berada di atas perkiraan harga saham
intrinsik sebesar $22,79 dalam skenario Status Quo. Oleh karena itu manager

30
merekomendasikan pemasaran baru untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan yang
akan meningkatkan pertumbuhan FCF (scenario 2). Namun, yang terjadi adalah Nilai
Operasional dan Harga Saham Intrinsik justru menurun ketika pertumbuhan penjualan
meningkat, turun dari $2.719 menjadi $2.713. Hal ini terjadi ketika ROIC < WACC, yang
berarti perolehan keuntungan tidak cukup untuk mengkompensasi investor atas biaya
penggunaan modal mereka. Hal penting yang perlu diingat adalah jangan menerapkan
strategi pertumbuhan jika laba atas modal yang diinvestasikan terlalu rendah. Dalam situasi
tersebut, manager harus meningkatkan profitabilitas operasi atau pemanfaatan modal, yang
akan meningkatkan ROIC sebelum mengejar pertumbuhan.
Untuk itu pada kasus MicroDrive di atas, pada scenario 3 dan 4 yaitu meningkatkan
Profitabilitas Operasional (OP) dan Pemanfaatan Modal (OpCap) memberikan dampak
peningkatan pada ROIC. Hasilnya estimasi Nilai Operasional dan Harga Saham Intrinsik
jauh lebih tinggi. Begitu pula pada Skenario 5 dan 6 yang menunjukkan ketika Perbaikan
dalam Operasional dilakukan, maka pertumbuhan penjualan juga turut meningkatkan
ROIC. Pada scenario 7, pertumbuhan nilai ROIC lebih besar lagi yang disebabkan oleh
keberhasilan manager dalam meningkatkan Profitabilitas Operasional, Pemanfaatan
Modal, dan Pertumbuhan Penjualan.

2.10 The Market Multiple Method


Beberapa analis menggunakan the market multiple method untuk memperkirakan nilai
perusahaan target. The Market Multiple Method adalah salah satu dari tiga pendekatan
utama dalam menilai suatu bisnis, kadang-kadang disebut sebagai pendekatan berbasis
pasar. Metode ini mengasumsikan bahwa perusahaan (atau aset) serupa harus dinilai
dengan cara yang sama, sehingga metode ini menggunakan data keuangan dari perusahaan
lain untuk membantu menentukan nilai perusahaan. Rasio keuangan (atau kelipatan) yang
diamati dar perusahaan sejenis diterapkan pada perusahaan yang dinilai. Dengan
menerapkan kelipatan ini dari perusahaan sejenis, maka nilai perusahaan baru tersebut
dapat diperkirakan. Ini adalah metode sederhana dan praktis yang banyak digunakan oleh
para praktisi penilaian. Aspek yang menantang adalah menemukan kelipatan perusahaan
pembanding yang tepat untuk digunakan. Langkah-langkah dalam menerapkan metode
ini, yaitu :
1. Mengidentifikasi sekelompok perusahaan pembanding.
2. Menghitung rasio nilai pasar yang diamati untuk setiap perusahaan yang sebanding
dengan metric tertentu, yang dapat berupa laba bersih, laba per saham, penjualan,
31
nilai buku, jumlah pelanggan, atau metrik lainnya yang berlaku untuk perusahaan
target dan perusahaan pembanding. Rasio ini disebut market multiple. Untuk
memperkirakan nilai pasar perusahaan target, analis akan mengalikan metrik target
dengan rata-rata kelipatan pasar perusahaan pembanding.
Metode ini mengasumsikan bahwa salah satu cara yang baik untuk menilai suatu
perusahaan adalah dengan membandingkannya dengan nilai perusahaan sejenis. Asumsi
utamanya adalah bahwa aset – atau perusahaan – yang serupa akan dijual dengan harga
yang sama, dan perbandingan antar perusahaan adalah sah. Metode ini mengandalkan
penggunaan metric keuangan yang dikenal dengan kelipatan (rasio) sebagai titik
perbandingan.
Jadi asumsi utama lainnya ketika mengadopsi metode ini adalah bahwa jenis rasio yang
dipilih sebagai titik perbandingan, seperti P/E atau EV/EBITDA harus serupa di
perusahaan-perusahaan sejenis.
Contoh : seorang analis memilih laba per saham (EPS) sebagai metrik, mengidentifikasi
kelompok pembanding, dan menghitung rasio harga/pendapatan (P/E) untuk setiap
perusahaan pembanding. Mengalikan EPS perusahaan target dengan rata-rata rasio P/E
grup pembanding akan memberikan perkiraan harga saham intrinsik target.
Sebagai ilustrasi konsep ini, misalkan Tapley Products adalah perusahaan swasta yang
perkiraan laba per sahamnya adalah $7,70, dan misalkan rasio P/E rata-rata untuk
sekumpulan perusahaan publik serupa adalah 12. Untuk memperkirakan nilai intrinsik
saham Tapley dilakukan dengan cara = $7,70 X 12 = $592.40.
Pada contoh di atas, EPS adalah milik pemegang saham (karena bunga telah
dibayarkan), sehingga metode yang digunakan adalah harga saham sebagai ukuran
nilainya. Sebaliknya, beberapa metode kelipatan pasar memilih metrik yang berlaku untuk
total perusahaan dan bukan hanya pemegang saham. Misalnya, bunga dan dividen (serta
pajak) dibayarkan dari EBITDA, yaitu jumlah laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan
amortisasi.
Kelipatan EBITDA adalah nilai total suatu perusahaan (nilai pasar ekuitas ditambah
utangnya) dibagi dengan EBITDA. Kelipatan ini didasarkan pada nilai total karena
EBITDA digunakan untuk mengkompensasi pemegang saham dan pemegang obligasi
perusahaan. Oleh karena itu, disebut entity multple (kelipatan entitas). Jika mengalikan
EBITDA perusahaan target dengan kelipatan EBITDA rata-rata dari sekelompok
perusahaan yang sebanding, hasilnya adalah perkiraan total nilai entitas target. Untuk
menemukan perkiraan nilai ekuitas intrinsik, perlu mengurangkan nilai seluruh hutang dan
32
saham preferen dari total nilai entitas. Membagi hasil ini dengan jumlah saham biasa yang
beredar memberikan perkiraan harga saham intrinsik.
Di beberapa bisnis, seperti TV kabel dan layanan telepon seluler, faktor penting adalah
jumlah pelanggan yang dimiliki perusahaan. Misalnya, ketika sebuah perusahaan telepon
mengakuisisi operator seluler, perusahaan tersebut mungkin membayar harga berdasarkan
jumlah pelanggan. Perusahaan perawatan terkelola seperti HMO telah menerapkan logika
serupa dalam akuisisi, mendasarkan penilaian terutama pada jumlah orang yang
diasuransikan. Beberapa perusahaan Internet dinilai berdasarkan jumlah “bola mata”,
yaitu jumlah kunjungan ke situs tersebut.

2.11 Membandingkan FCF Valuation Model, Devident Growth Model dan Market
Multiple Method
Model penilaian arus kas bebas dan model pertumbuhan dividen memberikan perkiraan
harga saham yang sama jika kita sangat berhati-hati agar konsisten dengan asumsi implisit
mengenai struktur modal ketika memproyeksikan arus kas bebas dan dividen. Model mana
yang sebaiknya digunakan, karena keduanya memberikan jawaban yang sama ?
Jika seorang analis keuangan memperkirakan nilai perusahaan matang yang dividennya
diperkirakan akan terus tumbuh di masa depan, akan lebih efisien jika menggunakan
model pertumbuhan dividen. Dalam hal ini, kita perlu memperkirakan hanya tingkat
pertumbuhan dividen saja, bukan keseluruhan laporan keuangan yang diperkirakan.
Jika sebuah perusahaan membayar dividen tetapi masih dalam tahap pertumbuhan
tinggi dalam siklus hidupnya, maka perlu memproyeksikan laporan keuangan masa depan
sebelum membuat estimasi yang masuk akal mengenai dividen masa depan. Setelah
memproyeksikan laporan keuangan masa depan, yang akan menjadi pertanyaan apakah
model penilaian perusahaan atau model pertumbuhan dividen akan lebih mudah
diterapkan. Namun, memperkirakan seluruh rangkaian laporan keuangan lebih rumit
daripada sekadar memperkirakan item operasi dan arus kas bebas. FCF Valuation Model
lebih mudah diterapkan pada perusahaan dengan pertumbuhan tinggi meskipun
mereka membayar dividen.
Jika kita mencoba memperkirakan nilai perusahaan yang belum pernah membayar
dividen atau perusahaan swasta (termasuk perusahaan yang mendekati IPO), maka kita
harus memperkirakan arus kas bebas masa depan dan menggunakan penilaian perusahaan.
The Market Multiple Method lebih mudah diterapkan dibandingkan FCF Valuation
Model, namun memiliki dua kelemahan.
33
1. Sulitnya menemukan perusahaan yang benar-benar sebanding. Faktanya, sampel
perusahaan pembanding seringkali mempunyai rentang nilai yang luas untuk kelipatan
pasar. Dalam kasus yang sering terjadi ini, Anda harus memutuskan apakah
perusahaan targetnya seperti perusahaan “sebanding” dengan kelipatan tinggi,
kelipatan rata-rata, atau kelipatan rendah.
2. Metode kelipatan pasar tidak membantu kita mengidentifikasi pendorong nilai yang
penting atau memberikan banyak wawasan tentang hal tersebut Mengapa perkiraan
nilai intrinsik tinggi atau rendah atau menjadi bagaimana manajer perusahaan dapat
meningkatkan nilainya. Oleh karena itu, penggunaan metode kelipatan pasar
direkomendasikan hanya untuk perkiraan kasarnya atau dalam situasi di mana model
arus kas bebas memerlukan terlalu banyak asumsi, seperti menilai perusahaan baru
yang baru berdiri.
FCF Valuation Model dapat diterapkan pada suatu divisi atau bidang usaha tertentu
dalam suatu perusahaan. Hal ini sangat berguna ketika mempertimbangkan penjualan atau
pembelian suatu divisi. Hal ini juga berguna ketika menetapkan target dalam rencana
kompensasi bagi manajer divisi.

2.12 Preferred Stock (Saham preferen)


Saham preferen merupakan gabungan pendanaan antara hutang dan saham biasa.
Dalam beberapa hal mirip dengan obligasi dan dalam beberapa hal mirip dengan saham
biasa. Seperti obligasi, saham preferen memiliki nilai nominal, dan sejumlah dividen yang
harus dibayarkan sebelum dividen dapat dibayarkan pada saham biasa. Namun, jika
dividen preferen tidak diperoleh, direktur dapat menghilangkan (melewatkan) tanpa
membuat perusahaan bangkrut. Jadi, meskipun saham preferen memiliki pembayaran
tetap seperti obligasi, kegagalan melakukan pembayaran tersebut tidak akan menyebabkan
kebangkrutan. Dividen pada saham preferen (Dps) bersifat tetap, dan jika dijadwalkan
untuk berlangsung selamanya, maka penerbitannya bersifat abadi. Jika tingkat
pengembalian yang disyaratkan atas saham preferen adalah rps, maka nilai saham preferen
(Vps) adalah:

Persamaan di atas khusus untuk model pertumbuhan dividen konstan dimana


pertumbuhannya nol.

34
Contoh :
MicroDrive memiliki saham preferen beredar yang membayar dividen sebesar $8 per
tahun. Jika tingkat pengembalian yang disyaratkan pada saham preferen ini adalah 8%,
maka nilainya adalah $100:

Jika kita mengetahui harga saham preferen saat ini dan dividennya, kita dapat
mengubah urutan ketentuan dan menentukan tingkat pengembalian yang
diharapkan sebagai berikut:

Beberapa saham preferen mempunyai jangka waktu jatuh tempo, misal 50 tahun. Jika
saham preferen suatu perusahaan jatuh tempo dalam 50 tahun, membayar dividen tahunan
sebesar $8, memiliki nilai sebesar $100, dan memiliki tingkat pengembalian yang
diperlukan sebesar 6%, maka kita dapat mencari harganya menggunakan kalkulator
keuangan: Enter N = 50, I/YR = 6, PMT = 8, dan FV = 100. Lalu tekan PV untuk
mengetahui harganya, Vps = $131.52. Jika kita mengetahui harga suatu saham preferen,
kita dapat menyelesaikan I/YR untuk menemukan tingkat pengembalian yang
diharapkan.

Kebanyakan saham preferen membayar deviden setiap tiga bulan. Hal ini berlaku untuk
MicroDrive, sehingga kita dapat menemukan tingkat pengembalian efektif pada saham
preferennya sebagai berikut:

Jika seorang investor ingin membandingkan imbal hasil obligasi MicroDrive dan saham
preferennya, bias dilakukan dengan mengubah suku bunga nominal setiap sekuritas
menjadi suku bunga efektif dan kemudian membandingkan “suku bunga tahunan yang
setara.”

35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan materi pembahasan yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Corporate Valuation adalah proses menilai nilai intrinsik dari suatu perusahaan atau
entitas bisnis dengan menggunakan berbagai metode analisis keuangan dan non-
keuangan.
2. Tujuan dari Corporate Valuation adalah untuk menentukan nilai intrinsik atau nilai
wajar suatu Perusahaan.
3. Terdapat beberapa metode dalam proses Corporate Valuation yaitu, Free Cash Flow,
Devidend Discounted Model, Enterprise Value, Comparative Analysis, dan Liquidation
Value.
4. PV FCF adalah Value of Operation sedangkan PV D adalah Value of Stock, keduanya
merupakan nilai dari suatu Perusahaan.
5. Hak dan keistimewaan pemegang saham dalam perusahaan meliputi: Hak atas
manajemen dan pengontrolan perusahaan, Hak atas kepemilikan perusahaan dan Hak
untuk mendapatkan kekebalan (privelege of imunity) dari tanggung jawab pribadi atas
tanggung jawab utang-utang perseroan.
6. Saham biasa, adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang
menjelaskan nilai nominal, di mana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas)
atau tidak, selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk
deviden.
7. Karakteristik saham biasa atau common stock antara lain : tagihan terhadap pendapatan
(claim on income) , tagihan terhadap asset (claim on assets), hak suara (voting rights) ,
hak didahulukan (preemptive rights) dan tanggung jawab terbatas.
8. Pada pasar saham, terdapat stock market reporting atau pelaporan harga saham dari
sebuah perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan Keuangan adalah catatan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan Keuangan
digunakan oleh para pembeli saham untuk menganalisa laporan keuangan sehingga

36
akan diketahui apakah perusahaan itu bagus atau tidak dari kinerja keuangan, untung
atau rugi serta saham layak dibeli atau tidak.
9. Model penilaian FCF adalah alat penting dalam menilai nilai perusahaan dan saham
biasa. Model ini mendefinisikan nilai operasi perusahaan sebagai nilai sekarang dari
arus kas bebas yang diharapkan ketika didiskontokan pada biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC).
10. FCF Valuation Model / Metode yang diterapkan pada studi kasus MicroDrive
digunakan untuk secara intrinsik menilai Perusahaan dari sisi Nilai Operasionalnya atau
Value of Operasional.
11. Hal yang sangat penting dalam Model / Metode FCF ini adalah tiga rasio yaitu Return
of Invested Capital (ROIC), Operating Profitability (OP), dan Capital Requirement
(CR).
12. Value of Operations pada Horizon sama dengan Horizon Value (Vop (2023) = HV),
keduanya sama dengan PV atas seluruh Cash Flow (PV FCF) yang diharapkan setelah
melampaui Horizon.
13. Harga saham suatu Perusahaan > 80% ditentukan oleh Cash Flow yang diharapkan
salama lebih dari 5 tahun ke depan (Long-Term Cash Flow). Sama seperti MicroDrive
yang sebesar 83% harga sahamnya ditentukan oleh Long-Term Cash Flow.
14. Short-Term Cash Flow sama pentingnya jika informasi dibalik kecilnya nilai
pendapatan dalam jangka waktu yang pendek disebabkan oleh pengeluaran biaya
terkait pengembangan dan penelitian, bukan penurunan penjualan. Dan sama
pentingnya jika berhubungan dengan pembayaran bonus manajerial yang dibayarkan
dalam periode jangka pendek missal per-kuartal.
15. Pertumbuhan penjualan dapat juga berdampak negative menurunkan Nilai Saham
Intrinsik jika ROIC < WACC, yang berarti perolehan keuntungan tidak cukup untuk
mengkompensasi investor atas biaya penggunaan modal mereka. Sehingga hal yang
perlu diperhatikan selain pertumbuhan adalah Operating Profitability (OP) dan
Operating Capital (OpCap).
16. Model pertumbuhan konstan digunakan ketika perusahaan diharapkan memiliki arus
kas bebas yang tumbuh pada tingkat konstan jangka panjang.
17. Model Multitahap digunakan ketika pertumbuhan arus kas bebas tidak konstan selama
beberapa tahun sebelum mencapai tingkat pertumbuhan konstan jangka panjang.
Dengan menggunakan model-model ini, kita dapat memperkirakan nilai perusahaan

37
dan harga saham biasa dengan lebih akurat, mempertimbangkan faktor-faktor
pertumbuhan dan risiko yang relevan.
18. Penilaian perusahaan sangat penting untuk dilakukan. Nilai perusahaan merupakan
persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan
harga sahamnya sehingga investor dapat memperkirakan tingkat pengembalian yang
mereka harapkan akan diperoleh.
19. Terdapat tiga pendekatan utama dalam menilai suatu bisnis yaitu melalui FCF
Valuation Model, Devident Growth Model dan Market Multiple Method.

38
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F and Daves, Philip R. (2018). Intermediate Financial Management. Boston,
USA: Cengage.
Bulan, Indar Sri. 2010. Tesis berjudul Tanggung Jawab Pribadi Pemegang Saham Berdasarkan
Kepemilikan Sahamnya. Universitas Indonesia
Damodaran, Aswath (2012). Investment Valuation: Tools and Techniques for Determining the
Value of Any Asset.
Hitchner, James R. (2006). Financial Valuation: Applications and Models.
James D. Cox. 1997. Corporation (hal. 306). New York: Apen Law & Business
Sujoko dan U. Soebiantoro. 2007. Pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor
intern dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. IX(1). 41-48.
Widyastuti, Umi dan Rida Prihatni Ati Sumiati. 2017. Buku Ajar Manajemen Keuangan
Lanjutan. Universitas Negeri Jakarta
Yulia. 2021. Buku Modul Manajemen Keuangan. Pontianak: Universitas Bina Sarana
Informatika

39

Anda mungkin juga menyukai