Anda di halaman 1dari 15

TEORI STRUKTUR MODAL

Makalah

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Managemen Keuangan

OLEH:

Kelompok IV
Dila (1904010043)
Sarnita P. (1904010052)
Saharia (1904010059)
Sardini (1904010063)
Aan Pradita (1904010065)

Dosen Pengampu:
Muhammad Ikram, S.Ak., M.Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang


telah menganugerahkan rahmat dan karuania-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah Managemen Keuangan yang berjudul “Teori Struktur
Modal” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih
kepada Bapak Muhammad Ikram, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Managemen Keuangan karena telah memberikan bimbingan serta masukan.
Kami menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
serta masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan lapang dada
membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran
maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami sangat
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil manfaatnya dan dapat
menginspirasi para pembaca.

Palopo, 05 Juni 2021

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Pengertian Modal dan Struktur Modal ............................................ 2
B. Teori Struktur Modal ....................................................................... 3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ....................... 5
D. Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal ................................ 7
E. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik ....................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 11
A.Kesimpulan ........................................................................................ 11
B.Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri
yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang
efektif mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan
stabil. Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang
pasar modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat
menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor
pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan
pendapatan yang akan diterima.
Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat
dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang
dikeluarkan setiap tahunnya. Para investor akan melakukan berbagai analisis
terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan
perusahaan

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian modal dan struktur modal?
2. Apa saja teori struktur modal?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal?
4. Apa saja pendekatan konsep penilaian struktur modal?
5. Bagaimana keputusan struktur modal dalam praktik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian modal dan struktur modal
2. Untuk mengetahui teori struktur modal
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
4. Untuk mengetahui pendekatan konsep penilaian struktur modal
5. Untuk mengetahui keputusan struktur modal dalam praktik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal dan Struktur Modal
1. Modal
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya
(Munawir,2001).
Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif
(Debet) dan modal Pasif (Kredit).
2. Struktur Modal
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal
asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah
hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan
modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan bisa juga dengan
penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur modal adalah perimbangan / perbandingan hutang jangka
panjang dengan modal sendiri ( Riyanto, 2001 ). Struktur modal
merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis
sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur modal adalah erat
hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis
funds yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan
struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan.
Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan
depresiasi.
Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal
dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana
yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang
diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.

2
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan
tingkat pengembalian.
Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi
sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung
menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal yang
optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara
risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham (
Brigham dan Houston, 2001).

B. Teori Struktur Modal


1. Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Wachowicz, 1998 dalam Saidi,
2004) ,yang menyebutkan bahwa manajemen merupakan agen dari
pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham
berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
mendelegasikan wewenang kepada agen. Biaya yang ditimbulkan dari
pengawasan yang dilakukan oleh manajemen disebut biaya agensi. Biaya
agensi menurut Horne dan Wachowicz dalam Saidi (2004) adalah biaya-
biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk
menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan
perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham.
2. Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001) adalah
suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan
akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap
modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan

3
utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman
emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal)
bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. Apabila suatu
perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya,
maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru
berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga
saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
3. Pecking Order Theory
Pecking order theory mengasumsikan bahwa perusahan bertujuan
untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Perusahaan
berusaha menerbitkan sekuritas pertama dari internal, retained earning,
kemudian utang berisiko rendah dan terakhir ekuitas (Myers, 1984 dalam
Perminas Pangeran, 2004). Pecking order theory memprediksi bahwa
pendanaan utang eksternal didasarkan pada defisit pendanaan internal.
Model pecking order theory memfokuskan pada motivasi manejer
korporat, bukan pada prinsip-prinsip penilaian pasar modal. Pecking order
theory mencerminkan persoalan yang diciptakan oleh asimetrik informasi.
Dasar pemikirannya didasarkan pada penjelasan berikut ini, (Meyers, 1984
dalam Perminas Pangeran, 2004) :
a. Para manejer mengetahui lebih banyak tentang perusahaan daripada
investor luar, namun mereka enggan untuk menerbitkan saham ketika
percaya saham mereka adalah undervalued.
b. Investor memahami bahwa para manajer mengetahui lebih banyak dan
mereka mencoba menerbitkan sesuai waktu yang tepat.
c. Para manejer menginterpresentasikan keputusan untuk menerbitkan
ekuitas sebagai bad news, dan perusahaan dapat menerbitkan ekiutas
hanya pada harga discount.
Perusahaan yang bekerja berdasarkan filosofi pecking order theory
dan membutuhkan ekuitas eksternal kemungkinan tidak akan
memanfaatkan kesempatan investasi yang baik, karena saham tidak dapat
dijual pada “fair Price”

4
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
1. Lokasi Distribusi Keuntungan
Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang
diharapkan dari keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai yang
diharapkan dari keuntungan, dengan penyimpangan yang sama, maka
semakin kecil kemungkinan mendapatkan kerugian.
2. Stabilitas Penjualan dan Keuntungan
Bahwa semakin stabil keuntungan, berarti semakin kecil pinjaman
karena bertambah besarnya kemungkinan perusahaan mampu untuk
memenuhi kewajiban tetapnya.
3. Kebijakan Dividen
Implikasi bahwa banyak perusahaan yang mencoba menggunakan
kebijakan dividen dalam jumlah yang konstan akan langsung dirasakan
bagi manajer keuangan, yaitu dengan menyediakan dana untuk membayar
jumlah dividen yang tetap. Semakin tinggi tingkat leveragenya, semakin
besar kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar dividen dalam
jumlah yang tetap.
4. Pengendalian
Penggunaan hutang yang agak tinggi daripada mengeluarkan saham
baru dianggap lebih menguntungkan dengan alasan kepemilikan. Hal ini
bisa jadi menyebabkan pihak yang semula memiliki sebagian besar saham
dengan pengeluaran saham baru akan menjadi berkurang bagiannya dan
akan mengurangi penguasaan atas perusahaan.
5. Risiko Kebangkrutan
Menurut Halim dan Sarwoko (1995), pada pasar modal sempurna,
risiko kebangkrutan, aktiva dapat dijual sesuai dengan nilai ekonomisnya
dan dibagikan sesuai dengan klaim. Pada pasar yang kurang sempurna dan
tidak diperhitungkan biaya kebangkrutan, pada saat perusahaan mengalami
kebangkrutan akan menyebabkan aktiva dijual di bawah nilai
ekonomisnya. Biaya administrasi menyebabkan penerimaan pemegang
saham menjadi berkurang.

5
6. Stabilitas Penjualan
Bagi perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang stabil tiap
tahunnya boleh memiliki hutang yang besar dengan risiko menanggung
biaya tetap yang tinggi.
7. Struktur Aktiva
Aktiva dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman hutang dalam
jumlah besar.
8. Elastisitas Operasi
Elastisitas operasi rendah yang dimiliki perusahaan lebih
memungkinkan untuk memanfaatkan hutang keuangan.
9. Tingkat Pertumbuhan
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, wajib
mengandalkan modal eksternal dalam bentuk obligasi daripada saham
yang memiliki biaya pengembangan yang tinggi.
10. Profitabilitas
Perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian investasi tinggi
cenderung memiliki hutang dalam jumlah kecil. Tingkat pengembalian
yang tinggi dapat digunakan sebagai permodalan dalam bentuk laba
ditahan.
11. Pajak
Tambahan tarif pajak suatu perusahaan akan lebih bak dalam
menggunakan permodalan hutang.
12. Kendali
Pengendalian terhadap penggunaan hutang dalam perusahaan perlu
dipertimbangkan, apabila menggunakan jumlah hutang yang sedikit,
manajemen menghadapi risiko pengambilalihan oleh perusahaan lain dan
jika terlalu banyak, dihadapkan pada masalah kegagalan memenuhi
kewajiban.
13. Sikap Manajemen
Sikap manajemen yang cenderung konservatif atau sebaliknya dalam
menggunakan hutang akan sedikit banyak mempengaruhi harga saham.

6
14. Sikap Kreditur
Penentuan struktur modal yang tepat di tentukan oleh sikap
manajemen dalam menyikapi kreditur. Peminjaman dana lebih dapat
membuat keengganan debitur atau pemberian dengan tingkat suku bunga
yang tinggi.
15. Kondisi Pasar
Perubahan jangka pendek dan jangka panjang kondisi di pasar saham
dan obligasi akan mempengaruhi struktur modal optimal suatu perusahaan.
16. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan akan ikut mempengaruhi target struktur
modal. Bagi perusahaan baru, estimasi laba besar dimasa yang akan datang
belum mencerminkan harga saham. Penggunaan hutang sampai laba
terlearisir dan tercermin dalam harga saham, mengemisi, melunasi hutang
dan kembali pada target struktur modal.

D. Pendekatan Konsep Penilaian Struktur Modal


1. Teori pendekatan laba bersih ( net income approach) NI
Pendekatan ini dapat diasumsikan investor mengkapitalisasi atau
menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi ( Ko ) yang konstan
dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya
utang ( Kd ) yang juga konstan. Hal ini juga dapat diartikan karena tingkat
kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan atau tetap maka semakin besar
jumlah utang perusahaan maka biaya modal rata-rata tertimbang akan
semakin kecil
2. Teori pendekatan laba operasi bersih ( operating net income
approach ) NOI
Teori ini diasumsikan biaya modal rata-rata tertimbang ( Ke )
konstan, berapapun jumlah utang perusahaan tetap. Dalam teori ini para
investor mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda.
a. Biaya utang konstan sama seperti pendekatan laba bersih

7
b. Utang perusahaan meningkat, resiko perusahaan ikut meningkat. Oleh
karena itu manajemen menuntut agar keuntungan perusahaan jg harus
meningkat, konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang konstan
dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting

E. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik


1. Analisis EBIT – EPS
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai
alternatif pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan
EBIT ( Earning Before Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud
dengan EPS adalah laba bersih sesudah pajak atau Earning After Tax (
EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari
dengan cara:
a. Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT
tertentu , dan
b. Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya
kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen
dalam memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar
dari indifference point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika
sebaliknya, menggunakan saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat
bahwa keputussan ini bisa salah jika actual EBIT tidak besar yang
diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan, manajemen
harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat variabilitas ) EBIT
perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari dengan
mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang
beserta dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif
besar, manajemen harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi
kurang dapat dipercaya. Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan
hutang hanya bila ecpected EBIT cukup jauh di atas indifference point

8
EAT ( saham ) EAT ( hutang ) = Jumlah saham Jumlah saham
( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T) = S1 S2
Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak
2. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap
alternatif pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ).
Manajemen kemudian dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat
ini dan rasio – rasio pada alternatif pendanaan tertentu dengan rasio – rasio
industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari Rasio Hutang ( debt ratio ) dan
Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjang, sedangkan rasio jaminan
menunjukkan kemampuan untuk membayar bunga dan pokok pinjamn
yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang, manajemen
menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan,
informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
i. Rasio Hutang:
 Total hutang/Total aktiva
 Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
 Total hutang/ Modal sendiri
ii. Rasio Jaminan:
 Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
 Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran
pokok pinjman/1 – pajak) ]

9
Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan :
1) posisi keuangan perusahaan pada saat ini,
2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif pendanaan
yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio
tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari
perbandingan tersebut, manajemen dapat menentukan alternatif
pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan. Hal ini tidak berarti
bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan
rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri
adalah jika perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang
menyimpang dari rasio industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.
3. Analisis Arus Kas Perusahaan
Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap
arus kas perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat.
Metoda ini melibatkan persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi
perekonomian yang berbeda, (2) struktur modal yang berbedaArus kas
bersih pada situasi yang berbeda ini dapat dianalisis untuk menentukan
apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga, sewa dan
dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi.
Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa
mengakibatkan “ financial insolvency “.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur modal adalah bauran atau perpaduan daur hutang jangka
panjang saham preferen dan saham biasa. Struktur modal yang ditargetkan
adalah perpaduan antara hutang, saham preferen, saham biasa yang
dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya, sedangkan struktur modal
yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan
antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.
Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya
mengutamakan pemenuhan dengan sumber dana dari dalam perusahaan, maka
hal ini dapat menyebabkan berkurangnya ketergantungan kepada pihak luar.
Apabila kebutuhan dana sudah tidak dapat dipenuhi oleh sumber dana dari
perusahaan, maka perusahaan harus menggunakan dana yang berasal dari luar
perusahaan. Baik dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru
dalam memenuhi kebutuhan dananya.

B. Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum
dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran
dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
Keyra. 2021. Struktur Modal. https://doc.lalacomputer.com/makalah-struktur-
modal/ [Diakses pada 05 Juni 2021]
Sudana I Made. 2015. Teori dan Praktik Manjemen Keuangan Perusahaan.
Jakarta. Erlangga.
Trya Renata. 2016. Makalah Manajemen Keuangan Struktur Modal.
https://www.academia.edu/29357035/MAKALAH_MANAJEMEN_KEU
ANGAN_STRUKTUR_MODAL [Diakses pada 05 Juni 2021]

12

Anda mungkin juga menyukai