Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MAGANG

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM


PENGELOLAAN UANG KAS DI KANTOR WALIKOTA MEDAN

Oleh :

Widya Yunisa
NIM. 0502203037

Program Studi
AKUNTANSI SYARI’AH

AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023

i
PENGESAHAN LAPORAN MAGANG

ANALISIS EVALUASI PENGENDALIAN KAS KANTOR WALI KOTA


MEDAN

Nama : Widya Yunisa


NIM : 0502203037
Program Studi : Akuntansi Syari’ah
No. SK Magang : B-10328/EB.I/KS.02/11/2022
Tanggal SK Magang : 22 November 2022
Lama Magang : 1 Bulan (16 Januari– 17 Februari)
Tempat Magang : Kantor Wali Kota Medan
Alamat Tempat Magang : Jl. Kapten Maulana Lubis No. 2

Medan, 01 April 2023

TIM KERJA PRAKTEK


TANDA TANGAN
(MAGANG)

1. Dosen Pembimbing
Rahmat Daim Harahap, M. AK

2. Pembimbing Perusahaan
M. Reza Finanda Lubis, S. E.

3. Ketua Program Studi


Dr. Hj. Yenni Samri Juliaty Nasution, MA

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan rasa bersyukur atas rahmat dan keberkahan Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan laporan magang ini yang merupakan salah satu persyaratan
akademik untuk menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Akuntansi Syariah.

Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan pada saat melakukan magang


di mulai tanggal 16 Januari sampai dengan 17 Februari 2023.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan magang ini tidak akan


terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis, menyampaikan ucapan terimakasih, kepada:

1. Kepada kedua orang tua, ayah dan Ibu yang telah memberikan cinta dan
didikan yang luar biasa, sehingga bisa sampai di titik ini.
2. Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Marliyah Suryadi, MA selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Mustafa Kamal Rokan, MH selaku Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
6. Ibu Dr. Hj.Yenni Samri Juliaty Nasution, MA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Syari’ah di Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
7. Bapak Hendra Harmain, SE.,M.Pd selaku Sekretaris Prodi Akuntansi
Syari’ah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
8. Ibu Dr. Kamilah SE.Ak,MSi,CA selaku Kepala Laboratorium yang
telah mendampingi dan memberikan arahan sehingga Laporan Magang
ini dapat terselesaikan.
9. Bapak Rahmat Daim Harahap, M.Ak selaku Dosen Pembimbing
Magang yang telah mendampingi dan memberikan arahan sehingga
Laporan Magang ini dapat terselesaikan.

ii
10. Bapak M. Reza Finanda Lubis, S.E. selaku Komisaris Perusahaan yang
telah memberikan arahan selama dilaksanakannya Kerja Praktek
(Magang).
11. Sahabat seperjuangan magang yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan magang ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pemahaman, pengetahuan


yang penulis miliki pada laporan magang ini. Maka, dari itu kritik dan saran
sangat dibutuhkan oleh penulis untuk ini.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua pihak yang membutuhkan.

Amin Ya Rabbal’alamin.

Medan, 01 April 2023


Penulis,

Widya Yunisa
NIM. 0502203037

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR. ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Tempat dan Waktu .................................................................................... 2

BAB II PROFIL TEMPAT MAGANG ............................................................ 3

A. Sejarah Perusahaan.................................................................................... 3
B. Struktur Organisasi ................................................................................... 4
C. Pembagian Kerja ....................................................................................... 4

BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 8

A. Deskripsi Kegiatan Magang ...................................................................... 8


B. Fenomena .................................................................................................. 8
C. Kajian Teori .............................................................................................. 9
D. Pembahasan dan Analisis .......................................................................... 10

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16

LAMPIRAN ......................................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ............................................................................ 7

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.

Pengendalian internal adalah rencana dan semua tindakan yang dirancang untuk
melindungi kekayaan instansi, menjaga keuangan instansi, mencega kerugian dan
pemborosan pengelolaan sumber daya instansi, serta memastikan agar semua
lapisan yang ada di instansi tunduk akan kebijakan atau peraturan yang telah dibuat
oleh instansi. Pengendalian internal bertujuan untuk menjaga integritas informasi
akuntansi, melindungi aktiva intansi dari kecurangan, pemborosan, dan pencurian
yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar instansi.

Selain itu, pengendalian internal juga harus dapat memudahkan pelacakan


kesalahan baik disengaja maupun tidak. Agar dapat berjalan efektif, pengendalian
internal memerlukan adanya penanggung jawab yang jelas dalam organisasi.
Menurut Nugroho Widjajanto (2016) agar dapat berjalan dengan baik, suatu
pengendalian internal harus memiliki unsur-unsur seperti struktur
organisasi,system wewenang dan prosedur pencatatan, pelaksanaan kerja secara
sehat serta karyawan dengan kualitas yang sesuai dengan tanggung jawab.

Untuk mengatasi permasalahan yang telah dialami setiap instansi, dalam hal ini
pengelolaan kas sangat memerlukan suatu sistem yang dapat secara efektif dan
efisien membantu mengawasi dan mengendalikan kegiatan operasional perusahaan.
Sistem tersebut dinamakan sistem pengendalian intern kas. Pengendalian intern kas
dimaksud untuk mencegah terjadinya kecurangankecurangan oleh pihak pegawai
sendiri dalam instansi atau dimaksudkan untuk mengamankan serta melindungi aset
negara. Pengendalian intern kas mencakup penerimaan dan pengeluaran kas.

Berdasarkan dari fenomena yang sudah disampaikan diatas, jelas bahwa Kantor
Wali Kota Medan bahwa pengawasan internal terhadap kas daerh adalah masalah

1
yang mendasari perlu adanya sistem pengawasan intern kas terhadap kas daerah
adalah bahwa kas daerah merupakan aset lancar yang sensitif terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan. Baik entitas bisnis atau entitas pemerintah,
kas adalah salah satu aktiva yang siap untuk diubah menjadi jenis aset yang lain;
sangat mudah disembunyikan dan dipindahkan; serta sangat diinginkan. Karena
karakteristik ini, kas adalah aktiva yang paling rawan terhadap pencurian dan
penyalahgunaan. Terlebih lagi, karenajumlah transaksi kas yang sangat besar,
banyak kekeliruan mungkin terjadi dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi kas
membuat data keuangan menjadi tidak akurat sehingga beresiko bagi aktivitas
finansial. Maka dari itu peneliti tertarik dan melakukan penelitian sebagai hasil
magang, dengan judul ”Analisis Pengendalian Internal Pada Sistem
Pengelolaan Uang Kas Di Kantor Walikota Medan ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas maka penulis,
dapat merumuskan masalah pada penelitian sebagai hasil magang ini, yaitu:
“Bagaimana pengendalian internal dapat diterapkan dalam sistem pengelolaan uang
kas di kantor Walikota Medan?”

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari penelitian sebagai hasil magang yang dilakukan
penulis ialah agar Kantor Walikota Medan dapat melakukan pengendalian internal
pada sistem pengelolaan uang kas yang tepat dan memaksimalkan aspek efektivitas,
efisiensi, dan akuntabilitas melalui pengaturan sistem pengendalian internal yang
baik.

D. Tempat dan Waktu

Penulis melakukan pelaksanaan kerja praktek (magang) pada bulan Januari


hingga bulan Februari yang beralamat di Jl. Kapten Maulana Lubis No. 2, Petisah
Tengah, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara. Selama proses magang,
penulis ditempatkan di Bagian Kas Daerah selama kurun waktu 1 bulan yaitu dari
tanggal 16 Januari sampai dengan tanggal 17 Februari Jam kerja dimulai dari Pukul
08:00 WIB – 17:00 WIB dan jam istirahat dimulai dari Pukul 12:00 WIB – 14:00
WIB.

2
BAB II

PROFIL TEMPAT MAGANG

A. Sejarah Perusahaan

Kantor Walikota Medan merupakan instansi pemerintahan yang beroperasi


untuk kepentingan masyarakat dan membangun medan menjadi lebih baik. Dalam
usaha pencapaian tersebut diperlukan faktor-faktor produksi yang terdiri dari
sumber daya alam, sumber daya manusia, mesin dan modal. Perkembangan
teknologi yang cukup pesat menyebabkan pola berpikir manusia pun mengalami
perubahan. Hal ini tentu dipengaruhi oleh keadaan, situasi dan dimana tempat itu
berada. Kondisi perubahan perilaku ini didasari oleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman oleh setiap individu. Individu atau manusia merupakan salah satu
faktor produksi, suatu instansi pemerintah dikatakan efektif jika setiap individu
yang berada di dalamnya mempunyai kinerja baik dalam melaksanakan tugasnya.

Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus, seorang keturunan Raja Singa
Maharaja dari Negeri Berekah, Tanah Karo pada 1 Juli 1590. Awalnya Kota Medan
hanya berupa kampung kecil bernama “ Medan Putri “ yang bernama pertemuan
dua sungai besar yang bermuara keselat malaka, yakni sungai Deli dan Babura.
Lokasinya yang strategis menjadikan kampung Medan Putri sebagai pelabuhan
transit terkemuka pada saat ini.

Kampung Medan Putri yang dipercaya pula sebagai cikal bakal kesultanan Deli,
pertama kali didiami oleh masyarakat suku Batak Karo. Namun, setelah penguasa
Aceh, Sultan Iskandar Muda mengirimkan panglimanya Gocah pahlawan bargelar
Laksamana Khoja Bintam untuk menjadi wakil kepala kerajaan aceh di tanah Deli,
barulah kemudian datang berbagai suku bangsa lainnya dinusantara dan tinggal
menetap dikampung yang kemudian hari dikenal dengan nama Kota Medan.

Pada pertengahan abad ke- 19, Medan mulai mengalami kemajuan pesat dengan
dibukanya sejumlah perkebunan tembakau yang dipelopori oleh J.Neinhuys Vander
Falk, seseorang pengusaha berkebangsaan belanda. Ketika itu, pasar tembakau
internasional sangat menggemari Tembakau deli karena kualitas dan aromanya
yang bermutu tinggi.

Pesatnya bisnis perkebunan di wilayah Kesultanan Deli, membuat Kota Medan


semakin ramai dan berkembang cepat menjadi salah satu kota terindah di dunia.
Apalagi sejak kepindahan pusat pemerintahaan Kesultanan Deli dari Labuhan ke
sekitar Kampung Medan Putri pada tahun 1887, banyak perusahaan perkebunan
asing membangun kantor di kota ini. Wajar jika kota Medan pada masa itu dijuluki
Paris van Sumatera ( kembaran Paris di sumatera.

3
Pada 1 April 1909, pemerintah olonial Belanda menetapkan Medan sebagai
Kota Praja, setelah membeli tanah seluas 15,83 KM² dari Sultan Deli untuk
kepentingan kota setelah Indonesia merdeka, Kota Medan ditetapkan sebagai
ibukota provinsi Sumatera Utara dengan hari jadi 1 Juli 1590 dan tanggal 1 Juli
diperingati sebagai HUT Kota Medan.

B. Struktur Organisai Perusahaan

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai


struktur organisasi. Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas – tugas wewenang
dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang ditetapkan serta
bagaimana hubungan satu dengan yang lain.

1. Kepala BKAD : DR. Drs. Zulkarnain M,SI

2. Sekretaris : Drs. Muhammad Ashari Lubis, SE,M. Si

3. KABID Anggaran : Elviyanti Pohan, SE

4. KABID Perbendaharaan dan Kasda:Yus Agustine Leo ST

5. KABID Akuntansi : Muhammad Sayuti Harahap, SE MM

6. KABID Aset dan Investasi : Hendrik Isakandar, SH. M. AP

C. Job Description Perusahaan

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada Badan Keuangan
dan Aset Daerah di Kantor Wali Kota Medan sebagai berikut :

1. Kepala BKAD
a) Merumuskan rencana kerja (renja) Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Medan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) dan kebijakan
Kepala Daerah serta masukan dari komponen masyarakat untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance);
b) Merumuskan kebijakan teknis Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Medan meliputi kesekretariatan serta bidang pengelolaan keuangan daerah
lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
c) Mengorganisasikan sumber daya manusia Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan melalui rapat secara rutin maupun insindental demi
terwujudnya pencapaian tujuan organisasi Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan;

4
d) Mengoordinasikan program dan kegiatan dinas dengan instansi atau pihak
terkait melalui kerja sama agar terciptanya sinkronisasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan;
e) Membina bawahan melalui pendekatan kemanusiaan, menasehati dan
pelatihan teknis untuk meningkatkan produktivitas kerja, pengembangan
karier serta menjadi teladan dan motivator bagi masyarakat.

2. Sekretaris
a) Merencanakan program lingkup kesekretariatan berdasarkan renstra dan
hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
dan usulan kebutuhan anggaran;
b) Mendistribusikan tugas kepada kepala sub bagian sesuai tugas pokok dan
fungsi agar terwujudnya pencapaian tujuan organisasi bidang data;
c) Mengoordinasikan program dan kegiatan kesekretariatan melalui rapat,
konsultasi dan kerjasama agar terciptanya sinkronisasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan;
d) Memberi petunjuk kepada bawahan secara lisan maupun tertulis agar
terlaksananya sinkronisasi tugas kesekretariatan;
e) Mengendalikan pelaksanaan tugas dan teknis operasional kesekretariatan
dengan membimbing, mengarahkan dan mengawasi untuk optimalisasi
tugas;

3. Kabid Perbendaharaan
a) Merencanakan program lingkup bidang perbendaharaan berdasarkan renstra
dan hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pelaksanaan
kegiatan dan usulan kebutuhan anggaran;
b) Mendistribusikan tugas kepada kepala sub bidang sesuai tugas pokok dan
fungsi agar terwujudnya pencapaian tujuan organisasi bidang
perbendaharaan;
c) Mengoordinasikan program dan kegiatan bidang perbendaharaan melalui
rapat, konsultasi dan kerjasama agar terciptanya sinkronisasi dalam
pelaksanaan program dan kegiatan;
d) Memberi petunjuk kepada bawahan secara lisan maupun tertulis agar
terlaksananya sinkronisasi tugas bidang perbendaharaan;
e) Mengendalikan pelaksanaan tugas dan teknis operasional bidang
perbendaharaan dengan membimbing, mengarahkan dan mengawasi untuk
optimalisasi tugas;

5
4. Kabid Anggaran
a) Merencanakan program lingkup bidang Anggaran berdasarkan renstra dan
hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
dan usulan kebutuhan anggaran;
b) Mendistribusikan tugas kepada kepala sub bidang sesuai tugas pokok dan
fungsi agar terwujudnya pencapaian tujuan organisasi bidang Anggaran;
c) Mengoordinasikan program dan kegiatan bidang Anggaran melalui rapat,
konsultasi dan kerjasama agar terciptanya sinkronisasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan;
d) Memberi petunjuk kepada bawahan secara lisan maupun tertulis agar
terlaksananya sinkronisasi tugas bidang Anggaran;
e) Mengendalikan pelaksanaan tugas dan teknis operasional bidang Anggaran
dengan membimbing, mengarahkan dan mengawasi untuk optimalisasi
tugas

5. Kabid Akuntansi dan Pelaporan


a) Merencanakan kegiatan lingkup bidang belanja tidak langsung Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan berdasarkan renstra dan hasil
evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan usulan
kebutuhan anggaran;
b) Membagi tugas, memberi petunjuk, dan membimbing bawahan secara lisan
maupun tertulis untuk optimalisasi kinerja;
c) Menyiapkan bahan petunjuk teknis lingkup sub bidang Akuntansi
berdasarkan rencana kerja sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
d) Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi lingkup sub bidang berdasarkan
rencana dan realisasinya untuk mengetahui tingkat pencapaian program dan
permasalahan yang dihadapi, serta upaya pemecahan masalahnya;
e) Menyiapkan bahan pembukuan Keuangan Daerah;

6
1. Flow Chart (Alur Kerja)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

7
BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Magang

Magang merupakan suatu program yang tercantum dalam kurikulum di


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
(UINSU) yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dengan tujuan agar mahasiswa
yang bersangkutan dapat mengembangkan keterampilan dan memahami etika
pekerjaan serta untuk mendapatkan kesempatan dalam menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang ada relevansinya dengan kurikulum
pendidikan.

Penulis melaksanakan kegiatan magang pada tanggal 16 Januari sampai 17


Februari selama kurun waktu 1 bulan. Pada hari pertama, kegiatan yang dilakukan
adalah perkenalan dengan para pegawai atau staff di bagian Kas Daerah,adapun
bentuk kegiatan yang penulis lakukan selama melaksanakan kerja praktek
(Magang) di Kantor Wali Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Membantu memilah SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) Per OPD (Organisasi
Perangkat Daerah).
2. Memilah atau menyesuaikan BKU (Buku Kas Umum)
3. Mencatat bukti penyerahan berkas BKU (Buku Kas Umum) yang sudah dicek
pertanggal diekspedisi.
4. Lalu berkas BKU jika sudah sesuai di antar ke bagian akuntansi.
5. Mengarsipkan bukti penyerahan berkas BKU ke bagian akuntansi.
dll
B. Fenomena

Selama penulis melaksanakan kegiatan Kerja Praktek (Magang) di bagian Kas


Daerah, bahwa pengawasan intern bagi pemerintah daerah dalam pengelolaan kas
daerah adalah untuk mengamankan harta pemerintah daerah. Keamanan kas daerah
merupakan bagian dalam pengelolaan keuangan daerah dan seharusnya sudah
menjadi tanggungjawab kepala daerah sebagai pemerintah daerah untuk
menggunakan kas daerah sebaik-baiknya. Dengan adanya sistem pengawasan
intern kas yang baik, diharapkan baik penerimaan dan pengeluaran kas daerah dapat
dilakukan secara tepat, aman, terkendali, transparan, dan dapat menghindari
kecurangan yang mungkin saja dapat terjadi.

8
C. Kajian Teori

Adapun pengendalian internal yaitu Pengendalian internal dapat didefinisikan


sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen, dan
karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa
tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui: efisiensi dan efektivias operasi,
Penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, Ketaatan terhadap undang-
undang dan aturan yang berlaku. (Susanto, 2017) Sistem pengelolaan uang kas
mencakup semua aktivitas yang terkait dengan pengumpulan, pengeluaran, dan
pengendalian uang kas. Sistem pengelolaan uang kas yang efektif dan efisien
diperlukan untuk memastikan bahwa uang kas digunakan secara tepat dan sesuai
dengan tujuan organisasi. Dalam konteks judul ini, sistem pengelolaan uang kas di
kantor wali kota Medan harus dianalisis untuk memastikan bahwa pengendalian
internal yang memadai diterapkan.

Akuntansi keuangan adalah proses pengukuran, pengklasifikasian, dan


pelaporan informasi keuangan untuk pengguna internal dan eksternal. Akuntansi
keuangan yang akurat dan transparan sangat penting dalam sistem pengelolaan
uang kas untuk memastikan bahwa catatan keuangan mencerminkan keadaan
sebenarnya. Dalam konteks judul ini, akuntansi keuangan harus dijadikan acuan
dalam melakukan analisis pengendalian internal pada sistem pengelolaan uang kas
di kantor wali kota Medan. Good governance (tata kelola yang baik) adalah prinsip
pengelolaan organisasi yang didasarkan pada prinsip akuntabilitas, transparansi,
partisipasi, keadilan, dan efektivitas. Good governance sangat penting dalam
konteks pengelolaan uang kas di kantor wali kota Medan untuk memastikan bahwa
penggunaan uang kas dilakukan secara benar dan sesuai dengan tujuan organisasi
serta untuk mencegah tindakan korupsi.

Dalam melakukan analisis pengendalian internal pada sistem pengelolaan uang


kas di kantor wali kota Medan, perlu dilakukan kajian teori-teori di atas untuk
memahami prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan dalam pengelolaan uang kas
dan memastikan bahwa pengendalian internal yang memadai diterapkan.

9
D. Pembahasan dan Analisis
1. Pengelolaan Keuangan Daerah
a. Pengertian Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal
156 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
adalah sebagai berikut : “Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang
dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut” (Pusdiklatwas BPKP, 2007). Mamesah (dalam halim, 2007;23)
menyatakan bahwa : keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang
belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

b. Pengelolaan Keuangan Daerah

Halim (2007: 330) mengungkapkan bahwa “pengelolaan keuangan daerah


adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah”. Dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2005, pengelolaan keuangan
daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut,
dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Menurut
Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hakdan kewajiban
daerah tersebut.

Terwujudnya pelaksanaan desentralisasi fiskal secara efektif dan efisien


salah satunya tergantung pada pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, pengelolaan keuangan daerah tidak lagi bertumpu atau mengandalkan
Bagian Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten/Kota , tetapi setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kini wajib menyusun dan melaporkan posisi
keuangannya, yang kemudian dikonsolidasikan oleh PPKD.

c. Indikator Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005,


Adapun indikator dari Pengelolaan Keuangan Daerah terdiri atas :
10
1) Perencanaan

Pemerintah menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan


kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan.

2) Penganggaran

Pemerintah menyusun rencana belanja dan pendapatan dengan


mengacu pedoman dan hasil evaluasi tahun sebelumnya.

3) Pelaksanaan

Anggaaran pemerintah yang sudah ditetapkan sebelumnya timbul


transaksi penerimaan dan juga pengeluaran. Semua penerimaan dan
pengeluaran tersebut adalah pelaksanaan kewenangan yang dilaksanakan
melalui rekening pemerintah.

4) Penatausahaan

Penataausahaan merupakan kegiatan pencatatan yang khususnya


dilakukan oleh bendahara. Media penatausahaan berupaka buku kas umum,
buku kas pembantu pajak, buku bank serta setiap bulan membuat laporan
pertanggung jawaban bendahara.

5) Pelaporan

Pelaporan merupakan rutinitas yang harus dilakukan pemerintah


dalam menjaga stabilitas atau keseimbangan pemerintah dengan
mengantisipasi penyelewengan dan Tindakan yang tidak diinginkan.

6) Pertanggung Jawaban

Merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kesediaan dan
penyampaian hasil laporan yang telah dilaporkan dengan siap menerima
konsekuensi yang telah ditetapkan.

7) Pengawasan

Pengawasan dan evaluasi sangat penting untuk menilai apakah


pelaksanaan program sesuai dengan rencana, apakah dana digunakan
sebagaimana mestinya, apakah kegiatan mencapai hasil sesuai dengan
rencana, serta merumuskan agenda bersama untuk perbaikan pada tahun
berikutnya.

11
2. Sistem Pengendalian Internal
a. Defenisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diatur dalam Pasal 58 ayat (1) dan
ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara
memerintahkan pengaturan lebih lanjut ketentuan mengenai sistem pengendalian
intern pemerintah secara menyeluruh dengan peraturan pemerintah. Sistem
Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah seharusnya dilandasi dengan
pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan,
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak.

Pengertian utama tentang sistem pengendalian intern pemerintah menurut


Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : “Sistem
pengendalian intern pemerintah yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah sistem
pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh dilingkungan
pemerintah pusat dan pemerinta deaerah”.

Selama ini acuan penerapan Sistem Pengendalian Intern pada instansi


pemerintah adalah pengawasan melekat yang diatur dalam Instruksi Presiden No.
15 tahun 1983 tentang pedoman pelaksanaan dan pengawasan, instruksi presiden
No. 01 tahun 1989 tentang pedoman pelaksanaan pengawasan melekat, yang telah
disempurnakan melalui keputusan Menteri PAN No. 30 tahun 1994 tentang
petunjuk pelaksanaan pengawasan melekat yang diperbaharui dengan Keputusan
Menteri PAN No. KEP/46/M.PAN/2004.

b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Esensi dari organisasi yang dikendalikan dengan efektif terletak pada setiap
manajemen, jika manajmen puncak merasa bahwa pengendalian intern itu penting
maka anggota dalam organisasi akan merasakan hal itu dan bereaksi dengan
sungguh-sungguh untuk memenuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Di lain pihak, jika pengendalian intern tidak dijadikan kepentingan uatama
manajemen puncak dan hanya dijadikan lip service maka dapat dipastikan bahwa
tujuan pengendalian intern tidak dapat dicapai dengan efektif.

Menurut tujuannya pengendalian intern dirancang untuk memberikan


jaminan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapai melalui efisiensi dan efektifitas
operasi, penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, dan ketaatan terhadap
undang-undang dan aturan yang berlaku seperti yang tertera dalam pengertian
pengendalian menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization treadway
Commision). Sedangkan tujuan pengendalian intern pemerintah menurut Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 2008 adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai
tentang :
12
1) Tercapainya efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintah negara.

2) Keandalan Pelaporan Keuangan.

3) Pengamanan Aset Negara.

4) Ketaatan terhadap peraturan Perundang-undangan.

c. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Agar mencapai pengendalian intern yang memadai maka diperlukan


beberapa komponen pengendalian intern seperti yang diungkapkan COSO
(Committee of Sponsoring Organization treadway), penelitian COSO (Committee
of Sponsoring Organization treadway) mengatakan bahwa pengendalian intern
sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen,
dan mereka yang ada dibawah arahan keduanya untuk memberikan jaminan yang
wajar bahwa tujuan pengendalian dapat tercapai. Pengendalian intern memberikan
jaminan yang wajar, bukan absolute, karena kemungkinan kesalahan manusia,
kolusi, dan penolakan manajemen atas proses pengendalian membuat proses ini
menjadi tidak sempurna.

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menurut


Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) terdiri atas unsur :

1) Lingkungan Pengendalian

2) Penilaian resiko

3) Kegiatan pengendalian

4) Informasi dan komunikas

5) Pemantauan pengendalian intern

d. Pemantauan Pengendalian Intern

Pengendalian intern adalah suatu proses evaluasi terhadap keseluruhan


kegiatan yang telah dilaksanakan untuk menilai kualitas sepanjang waktu dan
menentukan apakah pengedalian intern telah berjalan efektif. Pemantauan juga
merupakan tindak lanjut atas temuan audit dan evaluasi lainnya sehingga dapat
dilakukan perbaikan sesegera mungkin.

Apabila sistem pengendalian intern yang ada dalam instansi pemerintah


dipantau secara berkala maka upaya pencapaian misi organisasi atau instansi
pemerintah dapat terlaksana dan pada akhirnya dalam jangka panjang visi pun dapat
13
terwujud. Pemantauan atas pengendalian intern dibagi menjadi 3 (tiga) bagian,
yaitu :

1) Pemantauan berkelanjutan, yang dapat dilakukan melalui kegiatan


pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi dan tindakan lain yang
terkait dalam pelaksanaan tugas.

2) Evaluasi terpisah, dapat dilakukan melalui penilaian sendiri, review, dan


pengujian efektivitas sistem pengendalian intern.

3) Tindak lanjut rekomendasi hasil audir dan review lainnya. Pelaksanaan


atas tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan review lainnya harus segera
dieselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian
rekomendasi hasil audit dan review lainnya yang ditetapkan.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada umumnya suatu sistem pengawasan internal terhadap kas akan


memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan, dan pencatatan. Tanpa
adanya pemisahan fungsi seperti diatas, akan mudah menggelapkan uang kas.
Sistem informasi dan pengendalian kas dapat memberikan informasi secara akurat
dan tepat waktu tentang kondisi dan aliran kas, seperti jumlah kas ditangan, tagihan,
pembayaran, dan prediksi terhadap aliran kas dari pendapatan dan untuk belanja.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di butuhkan sistem informasi yang memadai,
baik secara formal maupun informal.

B. Saran

Instansi dapat meningkatkan pengendalian internal kas yang lebih efektif agar
harta yang dimiliki oleh instansi bisa tersimpan dengan aman tanpa adanya
penyalahgunaan dan kecurangan dengan cara menciptakan pengawasan dan
evaluasi yang rutin atau secara berkala prosedur terhadap prosedur pengeluaran kas.
Sebaiknya pimpinan instansi melakukan pelatihan kepada para pegawai agar dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga dapat dihasilkan
laporan keuangan yang baik, dan melakukan pemisahan fungsi penerimaan dengan
fungsi pengeluaran kas agar dapat tercipta sistem pengendalian yang lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mahfiza, “Penerapan Sistem Pengendalian Intern Kas dan Implikasinya Terhadap


Kewajaran Pengelolaan Kas”, Jurnal Al-Buhuts Vol. 1 No. 1, 2018, hal 112-113.

Azhar Susanto, (2017:101) Indikator

Miftahul Jannah, “PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN


PEMERINTAH TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA
PEMERINTAH KOTA MEDAN”, Medan 2021.

16
LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Praktik (Magang)

17
Surat Izin Magang

18
Surat Balasan Kantor Magang

19

Anda mungkin juga menyukai