Oleh :
Widya Yunisa
NIM. 0502203037
Program Studi
AKUNTANSI SYARI’AH
AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2023
i
PENGESAHAN LAPORAN MAGANG
1. Dosen Pembimbing
Rahmat Daim Harahap, M. AK
2. Pembimbing Perusahaan
M. Reza Finanda Lubis, S. E.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan rasa bersyukur atas rahmat dan keberkahan Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan laporan magang ini yang merupakan salah satu persyaratan
akademik untuk menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Akuntansi Syariah.
1. Kepada kedua orang tua, ayah dan Ibu yang telah memberikan cinta dan
didikan yang luar biasa, sehingga bisa sampai di titik ini.
2. Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Marliyah Suryadi, MA selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Mustafa Kamal Rokan, MH selaku Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
6. Ibu Dr. Hj.Yenni Samri Juliaty Nasution, MA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Syari’ah di Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
7. Bapak Hendra Harmain, SE.,M.Pd selaku Sekretaris Prodi Akuntansi
Syari’ah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
8. Ibu Dr. Kamilah SE.Ak,MSi,CA selaku Kepala Laboratorium yang
telah mendampingi dan memberikan arahan sehingga Laporan Magang
ini dapat terselesaikan.
9. Bapak Rahmat Daim Harahap, M.Ak selaku Dosen Pembimbing
Magang yang telah mendampingi dan memberikan arahan sehingga
Laporan Magang ini dapat terselesaikan.
ii
10. Bapak M. Reza Finanda Lubis, S.E. selaku Komisaris Perusahaan yang
telah memberikan arahan selama dilaksanakannya Kerja Praktek
(Magang).
11. Sahabat seperjuangan magang yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan magang ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua pihak yang membutuhkan.
Amin Ya Rabbal’alamin.
Widya Yunisa
NIM. 0502203037
iii
DAFTAR ISI
A. Sejarah Perusahaan.................................................................................... 3
B. Struktur Organisasi ................................................................................... 4
C. Pembagian Kerja ....................................................................................... 4
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
Pengendalian internal adalah rencana dan semua tindakan yang dirancang untuk
melindungi kekayaan instansi, menjaga keuangan instansi, mencega kerugian dan
pemborosan pengelolaan sumber daya instansi, serta memastikan agar semua
lapisan yang ada di instansi tunduk akan kebijakan atau peraturan yang telah dibuat
oleh instansi. Pengendalian internal bertujuan untuk menjaga integritas informasi
akuntansi, melindungi aktiva intansi dari kecurangan, pemborosan, dan pencurian
yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar instansi.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dialami setiap instansi, dalam hal ini
pengelolaan kas sangat memerlukan suatu sistem yang dapat secara efektif dan
efisien membantu mengawasi dan mengendalikan kegiatan operasional perusahaan.
Sistem tersebut dinamakan sistem pengendalian intern kas. Pengendalian intern kas
dimaksud untuk mencegah terjadinya kecurangankecurangan oleh pihak pegawai
sendiri dalam instansi atau dimaksudkan untuk mengamankan serta melindungi aset
negara. Pengendalian intern kas mencakup penerimaan dan pengeluaran kas.
Berdasarkan dari fenomena yang sudah disampaikan diatas, jelas bahwa Kantor
Wali Kota Medan bahwa pengawasan internal terhadap kas daerh adalah masalah
1
yang mendasari perlu adanya sistem pengawasan intern kas terhadap kas daerah
adalah bahwa kas daerah merupakan aset lancar yang sensitif terhadap
kemungkinan terjadinya penyimpangan. Baik entitas bisnis atau entitas pemerintah,
kas adalah salah satu aktiva yang siap untuk diubah menjadi jenis aset yang lain;
sangat mudah disembunyikan dan dipindahkan; serta sangat diinginkan. Karena
karakteristik ini, kas adalah aktiva yang paling rawan terhadap pencurian dan
penyalahgunaan. Terlebih lagi, karenajumlah transaksi kas yang sangat besar,
banyak kekeliruan mungkin terjadi dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi kas
membuat data keuangan menjadi tidak akurat sehingga beresiko bagi aktivitas
finansial. Maka dari itu peneliti tertarik dan melakukan penelitian sebagai hasil
magang, dengan judul ”Analisis Pengendalian Internal Pada Sistem
Pengelolaan Uang Kas Di Kantor Walikota Medan ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas maka penulis,
dapat merumuskan masalah pada penelitian sebagai hasil magang ini, yaitu:
“Bagaimana pengendalian internal dapat diterapkan dalam sistem pengelolaan uang
kas di kantor Walikota Medan?”
Tujuan dan manfaat dari penelitian sebagai hasil magang yang dilakukan
penulis ialah agar Kantor Walikota Medan dapat melakukan pengendalian internal
pada sistem pengelolaan uang kas yang tepat dan memaksimalkan aspek efektivitas,
efisiensi, dan akuntabilitas melalui pengaturan sistem pengendalian internal yang
baik.
2
BAB II
A. Sejarah Perusahaan
Kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus, seorang keturunan Raja Singa
Maharaja dari Negeri Berekah, Tanah Karo pada 1 Juli 1590. Awalnya Kota Medan
hanya berupa kampung kecil bernama “ Medan Putri “ yang bernama pertemuan
dua sungai besar yang bermuara keselat malaka, yakni sungai Deli dan Babura.
Lokasinya yang strategis menjadikan kampung Medan Putri sebagai pelabuhan
transit terkemuka pada saat ini.
Kampung Medan Putri yang dipercaya pula sebagai cikal bakal kesultanan Deli,
pertama kali didiami oleh masyarakat suku Batak Karo. Namun, setelah penguasa
Aceh, Sultan Iskandar Muda mengirimkan panglimanya Gocah pahlawan bargelar
Laksamana Khoja Bintam untuk menjadi wakil kepala kerajaan aceh di tanah Deli,
barulah kemudian datang berbagai suku bangsa lainnya dinusantara dan tinggal
menetap dikampung yang kemudian hari dikenal dengan nama Kota Medan.
Pada pertengahan abad ke- 19, Medan mulai mengalami kemajuan pesat dengan
dibukanya sejumlah perkebunan tembakau yang dipelopori oleh J.Neinhuys Vander
Falk, seseorang pengusaha berkebangsaan belanda. Ketika itu, pasar tembakau
internasional sangat menggemari Tembakau deli karena kualitas dan aromanya
yang bermutu tinggi.
3
Pada 1 April 1909, pemerintah olonial Belanda menetapkan Medan sebagai
Kota Praja, setelah membeli tanah seluas 15,83 KM² dari Sultan Deli untuk
kepentingan kota setelah Indonesia merdeka, Kota Medan ditetapkan sebagai
ibukota provinsi Sumatera Utara dengan hari jadi 1 Juli 1590 dan tanggal 1 Juli
diperingati sebagai HUT Kota Medan.
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada Badan Keuangan
dan Aset Daerah di Kantor Wali Kota Medan sebagai berikut :
1. Kepala BKAD
a) Merumuskan rencana kerja (renja) Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Kota Medan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) dan kebijakan
Kepala Daerah serta masukan dari komponen masyarakat untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih (good governance);
b) Merumuskan kebijakan teknis Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
Medan meliputi kesekretariatan serta bidang pengelolaan keuangan daerah
lingkup anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan pelaporan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
c) Mengorganisasikan sumber daya manusia Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan melalui rapat secara rutin maupun insindental demi
terwujudnya pencapaian tujuan organisasi Badan Pengelola Keuangan
Daerah Kota Medan;
4
d) Mengoordinasikan program dan kegiatan dinas dengan instansi atau pihak
terkait melalui kerja sama agar terciptanya sinkronisasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan;
e) Membina bawahan melalui pendekatan kemanusiaan, menasehati dan
pelatihan teknis untuk meningkatkan produktivitas kerja, pengembangan
karier serta menjadi teladan dan motivator bagi masyarakat.
2. Sekretaris
a) Merencanakan program lingkup kesekretariatan berdasarkan renstra dan
hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
dan usulan kebutuhan anggaran;
b) Mendistribusikan tugas kepada kepala sub bagian sesuai tugas pokok dan
fungsi agar terwujudnya pencapaian tujuan organisasi bidang data;
c) Mengoordinasikan program dan kegiatan kesekretariatan melalui rapat,
konsultasi dan kerjasama agar terciptanya sinkronisasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan;
d) Memberi petunjuk kepada bawahan secara lisan maupun tertulis agar
terlaksananya sinkronisasi tugas kesekretariatan;
e) Mengendalikan pelaksanaan tugas dan teknis operasional kesekretariatan
dengan membimbing, mengarahkan dan mengawasi untuk optimalisasi
tugas;
3. Kabid Perbendaharaan
a) Merencanakan program lingkup bidang perbendaharaan berdasarkan renstra
dan hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pelaksanaan
kegiatan dan usulan kebutuhan anggaran;
b) Mendistribusikan tugas kepada kepala sub bidang sesuai tugas pokok dan
fungsi agar terwujudnya pencapaian tujuan organisasi bidang
perbendaharaan;
c) Mengoordinasikan program dan kegiatan bidang perbendaharaan melalui
rapat, konsultasi dan kerjasama agar terciptanya sinkronisasi dalam
pelaksanaan program dan kegiatan;
d) Memberi petunjuk kepada bawahan secara lisan maupun tertulis agar
terlaksananya sinkronisasi tugas bidang perbendaharaan;
e) Mengendalikan pelaksanaan tugas dan teknis operasional bidang
perbendaharaan dengan membimbing, mengarahkan dan mengawasi untuk
optimalisasi tugas;
5
4. Kabid Anggaran
a) Merencanakan program lingkup bidang Anggaran berdasarkan renstra dan
hasil evaluasi tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan
dan usulan kebutuhan anggaran;
b) Mendistribusikan tugas kepada kepala sub bidang sesuai tugas pokok dan
fungsi agar terwujudnya pencapaian tujuan organisasi bidang Anggaran;
c) Mengoordinasikan program dan kegiatan bidang Anggaran melalui rapat,
konsultasi dan kerjasama agar terciptanya sinkronisasi dalam pelaksanaan
program dan kegiatan;
d) Memberi petunjuk kepada bawahan secara lisan maupun tertulis agar
terlaksananya sinkronisasi tugas bidang Anggaran;
e) Mengendalikan pelaksanaan tugas dan teknis operasional bidang Anggaran
dengan membimbing, mengarahkan dan mengawasi untuk optimalisasi
tugas
6
1. Flow Chart (Alur Kerja)
7
BAB III
1. Membantu memilah SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) Per OPD (Organisasi
Perangkat Daerah).
2. Memilah atau menyesuaikan BKU (Buku Kas Umum)
3. Mencatat bukti penyerahan berkas BKU (Buku Kas Umum) yang sudah dicek
pertanggal diekspedisi.
4. Lalu berkas BKU jika sudah sesuai di antar ke bagian akuntansi.
5. Mengarsipkan bukti penyerahan berkas BKU ke bagian akuntansi.
dll
B. Fenomena
8
C. Kajian Teori
9
D. Pembahasan dan Analisis
1. Pengelolaan Keuangan Daerah
a. Pengertian Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal
156 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
adalah sebagai berikut : “Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang
dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut” (Pusdiklatwas BPKP, 2007). Mamesah (dalam halim, 2007;23)
menyatakan bahwa : keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang
belum dimiliki oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
2) Penganggaran
3) Pelaksanaan
4) Penatausahaan
5) Pelaporan
6) Pertanggung Jawaban
Merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kesediaan dan
penyampaian hasil laporan yang telah dilaporkan dengan siap menerima
konsekuensi yang telah ditetapkan.
7) Pengawasan
11
2. Sistem Pengendalian Internal
a. Defenisi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah diatur dalam Pasal 58 ayat (1) dan
ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara
memerintahkan pengaturan lebih lanjut ketentuan mengenai sistem pengendalian
intern pemerintah secara menyeluruh dengan peraturan pemerintah. Sistem
Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah seharusnya dilandasi dengan
pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat sepanjang kegiatan,
dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta hanya memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak.
Esensi dari organisasi yang dikendalikan dengan efektif terletak pada setiap
manajemen, jika manajmen puncak merasa bahwa pengendalian intern itu penting
maka anggota dalam organisasi akan merasakan hal itu dan bereaksi dengan
sungguh-sungguh untuk memenuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Di lain pihak, jika pengendalian intern tidak dijadikan kepentingan uatama
manajemen puncak dan hanya dijadikan lip service maka dapat dipastikan bahwa
tujuan pengendalian intern tidak dapat dicapai dengan efektif.
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penilaian resiko
3) Kegiatan pengendalian
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Instansi dapat meningkatkan pengendalian internal kas yang lebih efektif agar
harta yang dimiliki oleh instansi bisa tersimpan dengan aman tanpa adanya
penyalahgunaan dan kecurangan dengan cara menciptakan pengawasan dan
evaluasi yang rutin atau secara berkala prosedur terhadap prosedur pengeluaran kas.
Sebaiknya pimpinan instansi melakukan pelatihan kepada para pegawai agar dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten sehingga dapat dihasilkan
laporan keuangan yang baik, dan melakukan pemisahan fungsi penerimaan dengan
fungsi pengeluaran kas agar dapat tercipta sistem pengendalian yang lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
17
Surat Izin Magang
18
Surat Balasan Kantor Magang
19