MANAJEMEN RESIKO
DOSEN PENGAMPU: ARSAYADONA NASUTION, S.SI, MM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kami nikmat iman dan juga rahmat-Nya serta kesehatan, sehingga kami diberi
kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen Resiko dengan
judul “Risiko Operasional”.
Shalawat serta salam tidak lupa kami panjatkan untuk junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan hidayah dari Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama Islam.
Kami juga berharap makalah ini dapat berguna serta bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan bagi penyusun makalah dan juga
pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap proses bisnis memiliki risikonya masing-masing, karena risiko bisnis pasti
ada dan tidak ada jaminan perusahaan akan menghasilkan keuntungan atau terus sukses.
Oleh karena itu untuk meminimalisir kegagalan usaha maka pengusaha perlu mengetahui
kemungkinan kegagalan (penyebab kegagalan dan seberapa besar peluang kegagalan).
Dengan mengetahui sumber kegagalan maka dapat berusaha untuk memperkecil risiko.
Dari sudut pandang bisnis, secara umum risiko dapat didefinisikan sebagai semua
potensi, kemungkinan atau ekspektasi terhadap suatu kejadian (event) yang dapat
berpengaruh secara negatif terhadap pendapatan (earning) dan modal (capital). Dalam
kegiatan industri keuangan, jenis-jenis risiko pada dasarnya dapat dikelompokkan
kedalam beberapa jenis risiko tergantung pada sudut pandang masing-masing pelaku
industri keuangan sesuai dengan kompleksitas kegiatan usaha pada lembaga keuangan.
Risiko operasional telah menyelinap masuk dalam kegiatan bisnis perusahaan tanpa
secara spesifik teridentifikasi. Hal itu jelas yang mengakibatkan risiko operasional
berbeda dengan risiko pasar dan risiko kredit yang mudah ditemui dan dikenali.
Risiko operasional mempunyai ruang lingkup yang mencakup risiko kerugian yang
disebabkan oleh proses internal, kesalahan sumber daya manusia perusahaan, kerusakan
atau kesalahan sistem, kerugian yang disebabkan kejadian dari luar perusahaan.
1
Perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko akan semakin sadar dan siap
menghadapi kemungkinan terjadinya risiko yang berpotensi akan terjadi sehingga
perusahaan dapat mengalokasi dana dan modal yang sengaja dicadangkan untuk
menanggung potensi kerugian yang tidak dialihkan kepada pihak lain.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Crouhy, Galai dan Mark (2001) mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko
dari pengoperasian suatu bisnis. Risiko ini terbagi dalam 2 komponen yaitu operational
failure risk dan operational strategic risk. Operational failure risk muncul dari kegagalan
potensial pada manusia, proses, atau teknologi dalam unit bisnis yang dapat menimbulkan
kerugian bagi perusahaan. Sedangkan Operational Strategic Risk muncul dari faktor
lingkungan, seperti adanya pesaing baru yang dapat merubah paradigma bisnis,
perubahan rezim politik dan peraturan pemerintah, gempa bumi dan faktor lain di luar
kontrol perusahaan.
1
Fajarianto, Manajemen Kesehatan Berbasis Risiko, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), hal.59
2
Ikatan Bankir Indonesia, Manajemen Risiko 1, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), hal. 13
3
Contoh Bank telah mengetahui bahwa melatih karyawan adalah cara yang paling
baik untuk meningkatkan pelayanan nasabah dan mengurangi kesalahan, namun bank
sering tidak menganggap kerugian yang disebabkan oleh kesalahan karyawan sebagai
risiko operasional.
Kerugian yang timbul akibat risiko operasional yang sudah diperkirakan (expected
loss), seharusnya dibebankan dalam komponen pricing dari aset, Sedangkan untuk risiko
operasional yang tidak terduga (unexpected loss), perlu disiapkan modal sebagai
antisipasi. Tidak mungkin dan tidak perlu untuk menghilangkan semua kemungkinan
risiko operasional. Akan tetapi, manajemen risiko operasional yang proaktif dan memadai
dapat digunakan untuk mengurangi dampak dari risiko operasional.
Hampir sebagian besar risiko operasional dikelola pada departemen ketika risiko
operasional itu timbul. Profesional di bidang teknologi informasi cocok untuk menangani
risiko yang berkaitan dengan sistem, staff back office cocok untuk menangani settlement
risk. Namun demikian, semua perencanaan, koordinasi, dan monitoring harus
dilaksanakan secara sentral di departemen yang mengelola risiko operasional.
4
Proses manajemen risiko operasional bukanlah proses yang linier, akan tetapi terdiri
dari proses mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko
operasional.
3
Susilo, L. J. & Kaho, V. R. Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000, (Jakarta pusat: PPM, 2017)
4
Achmad Dahlan, Eko Budi Leksono, dan M. Zainuddin Fathoni, Identifikasi Dan Analisis Risiko
Operasional Pada Divisi Produksi Perusahaan Vulkanisir Ban Menggunakan Metode Risk Management
Dengan Pendekatan FMEA Dan FTA, JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri, Universitas
Muhammadiyah Gresik: 44, 2021.
5
2) Harus mencakup seluruh aktivitas fungsional.
3) Menggabungkan dan menganalisis seluruh risiko operasional dari
seluruh sumber informasi yang tersedia.
6
tanggung jawab yang memadai di dalam struktur organisasi perusahaan.
Setelah itu dilakukan pemantauan secara berkala terhadap seluruh eksposur
risiko operasional serta kerugian yang dialami oleh perusahaan.
Capital charge atau economic capital yaitu jumlah modal yang dibutuhkan
perusahaan untuk mengcover risiko insolvency akibat kerugian yang tidak diharapkan
dalam kurun waktu tertentu dan dengan tingkat keyakinan tertentu (Alexander, 2003).
Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) menyatakan bahwa pengukuran risiko
operasional dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode standar dan metode
internal.
7
digunakannya pendapatan kotor sebagai acuan untuk eksposur risiko
operasional adalah bahwa semakin besar pendapatan kotor yang
diperoleh perusahaan, semakin besar pula cadangan operasional yang
dibebankan meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki risiko
operasional yang besar.
b. Standardized Approach (SA), metode ini mencoba mengurangi
kelemahan model BIA dengan membagi aktivitas bisnis bank
komersil dalam delapan business lines. Namun demikian, indikator
risiko masih menggunakan ukuran laba kotor. Dengan membagi
aktivitas bisnis perusahaan berdasarkan 8 (delapan) business lines
dengan perbedaan pada masing-masing bobot risiko. Beta (β) dipakai
untuk menghitung capital charge tersebut ditentukan oleh Basel
Committee.
c. Alternative Standard Approach (ASA), metode ini pada umumnya
sama dengan metode SA, namun untuk business lines retail banking
dan commercial banking eksposur business line-nya dapat diganti
dengan total loan dan advances rata-rata selama tiga tahun terakhir.
8
menghitung capital charge dan membagi konsep indikator dengan
menggunakan konsep jenis risiko.
5
Muhammad Muslich, Manajemen Risiko Operasional, (Bumi Aksara, 2007)
9
D. Macam-Macam Risiko Operasional
Operational risk dapat terjadi pada semua kegiatan bisnis karena senantiasa terkait
dengan proses serta kegiatan operasional bisnis tersebut. Terdapat beberapa macam risiko
operasional, yaitu:
3. Risiko Sistem
Risiko sistem terkait dengan penggunaan teknologi dan sistem yang ada.
Walau teknologi memang sekarang sudah semakin canggih, fakta tersebut
tidak menutupi kemungkinan akan terjadinya error. Sumber risiko sistem
diantaranya dari data yang tidak lengkap, keamanan sistem yang buruk,
penggunaan teknologi tanpa uji coba, pengendalian perubahan data tidak
memadai, kesalahan pemrograman, dan sebagainya.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut
adalah dengan mempekerjakan IT yang overqualified untuk memerangi lawan
risiko sistem.
10
4. Risiko Eksternal
Risiko ini terkait dengan kejadian yang diluar kendali perusahaan secara
langsung. Umumnya merupakan kejadian low frequency/high impact. Contoh
kejadian risiko internal yaitu, pencurian, bencana alam, kegagalan perjanjian
outsourcing, tidak beroperasinya sistem transportasi, kebakaran, kerusuhan
dan lainnya.
Efek globalisasi tentu memiliki pengaruh besar bagi konsep pada seluruh
sektor bisnis, baik dari segi finansial dan nonfinansial. Maka itu, penciptaan
konsep produk yang dibuat harus bisa mengikuti alur globalisasi tersebut agar
dapat diterima di pasaran dengan baik. Untuk menghindari risiko tersebut yang
dapat dilakukan adalah terus mengikuti perkembangan tren dan
mengimplementasikan tren-tren positif yang cocok.6
Kebakaran melanda bagian basement dari Menara Bank Mandiri di Jakarta Pusat
pada 2 Februari 2009 pukul 04.00 dini hari. Diduga kebakaran terjadi akibat adanya
konsleting listrik di lantai dasar. Api berhasil dipadamkan pukul 06.30. Tidak ada korban
jiwa, namun dua orang petugas keamanan terjebak di lantai tujuh menara tersebut.
6
Bramantyo Djohanputro, Manajemen Risiko Korporat Terintegrasi, (Jakarta : PPM, 2006)
11
Akibat kebakaran tersebut, server data Bank Mandiri dipindahkan sementara ke
tempat lain. Akibat dari pemindahan ini, kegiatan operasional melalui jalur online antara
lain melalui Anjungan ATM Bank Mandiri di seluruh Indonesia dihentikan sementara
selama beberapa jam. Risiko operasional akibat kebakaran ini antara lain adalah kerugian
finansial atas terbakarnya fisik bangunan, jaringan data dan informasi sehingga
mengakibatkan terganggunya pelayanan nasabah dan karyawan di gedung tidak dapat
bekerja akibat rusaknya prasarana kerja.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Operational risk dapat terjadi pada semua kegiatan bisnis karena senantiasa terkait
dengan proses serta kegiatan operasional bisnis tersebut. Terdapat beberapa macam risiko
operasional, yaitu risiko proses internal, risiko manusia, risiko sistem, risiko eksternal dan
risiko globalisasi dalam konsep dan produk.
13
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Dahlan, E. B. (2021). Identifikasi Dan Analisis Risiko Operasional Pada Divisi Produksi
Perusahaan Vulkanisir Ban Menggunakan Metode Risk Management Dengan
Pendekatan FMEA Dan FTA,. JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri), 44.
Fajarianto. (2016). Manajemen Kesehatan Berbasis Risiko. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Bankir Indonesia. (2015). Manajemen Risiko 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
14