Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Operational, Marketing Distribution Risk Management

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Seminar Keuangan dan Perbankan Syariah

Dosen Pengampu: Itsnaini Chusnul Khotimah, M.M

Disusun Oleh:

Imelda (2020.04.017)

Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya

Ogan Ilir Sumatera Selatan

Tahun Akademik 2023-2024

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Karena dengan rahmatnya, karunianya, dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Operational, Marketing
distribution Risk Management”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah
serta rahmat bagi kita. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Seminar Keuangan dan Perbankan Syariah.

Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan


pembelajaran yang baik bagi kita semua dalam peningkatan pengetahuan. Harapan kami juga
semoga apa yang ditulis didalam nya memiliki nilai akademis yang dapat menunjang
pengetahuan akademisi kita, untuk itu mari kita menambah dan meningkatkan pengetahuan
kita demi terwujudnya bangsa Indonesia yang edukatif. Kami juga menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat menghrapkan adanya kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun untuk lebihb meningkatkan lagi pemahaman kita
semua, baik terkait dengan isi maupun sistematika dan cara penulisannya.

Indralaya, Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI

ii
COVER ...........................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................2
C. Tujuan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................3

A. Tinjauan Tentang Manajemen Risiko Pemasaran ........................3


1. Teori Manajemen Risiko ..................................................4
2. Proses Manajemen Risiko ................................................5
B. Teori Pemasaran ...........................................................................6
C. Hubungan Manajemen Risiko Dengan Pemasaran ......................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................11

A. Kesimpulan ...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

iii
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari risiko. Risiko akan melekat
dalam kehidupan kita, baik disadari maupun tidak. Oleh karena itu yang perlu kita lakukan
untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi adalah mengelolahnya dengan cara yang
tepat.
Cakupan risiko sangat luas, sama luasnya dengan proses bisnis yang dijalankan oleh
suatu perusahaan. Pada dasarnya setiap aktivitas bisnis melekat padanya risiko. Salah satu
risiko yang dihadapi perusahaan yaitu risiko pasar. Risiko pasar timbul akibat pergerakan
harga pasar, seperti naik turunnya rupiah terhadap valuta asing, harga saham dan sukuk, dan
harga-harga komoditas terhadap nilai-nilai ekonomi riil dari aset yang dimiliki.
Semua risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui menejemen resiko.
Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko yang sangat
berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar. Oleh sebab itu kita perlu
melakukan hal-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi risiko yang
akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umumnya.
Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat dari ketidakcukupan atau
kegagalan proses internal, yang terkait dengan manusia dan system, atau resiko eksternal.
risiko operasional juga meliputi risiko kegagalan teknologi, system dan model analitis. Risiko
operasional lebih signifikan bagi bank syariah karena fitur perjanjian mereka yang khusus
dan lingkungan hukum umum. Beberapa aspek khusus dari perbankan syariah dapat
meningkatkan risiko operasional dari bank syariah di antaranya : Risiko pembatalan dalam
murabahah tidak terkait (kemitraan) dan perjanjian istisnah (manufaktur), kegagalan system
pengendalian internal untuk mendeteksi dan mengelola potensi permasalahan dalam proses
operasional dan fungsi back-office, potensi kesulitan dalam menegakkan perjanjian Islam
dalam lingkungan hukum yang lebih luas, seringkali perlu untuk memelihara dan mengelola
persediaan komoditas dalam pasar yang tidak likuid, kegagalan untuk mematuhi persyaratan
syariat, potensi biaya dan risiko dalam memantau perjanjian berjenis ekuitas dan risiko
hukum terkait.

Oleh karena itu, risiko operasional sangat diperhatikan dalam literatur dan sekarang
merupakan bagian dari kerangka kerja pengendalian risiko terintegrasi dari semua lembaga
keuangan. Bank syariah juga terpapar pada risiko tersebut. Selain itu, mereka juga terpapar
terhadap beberapa risiko yang khusus untuk bank syariah. Risiko-risiko khusus tersebut
berasal dari sifat usaha, lingkungan usaha, kompetisi, dan praktik-praktik tertentu. Risiko-

iv
risiko ini termasuk risiko komersial, risiko penarikan, risiko fidusia, risiko Syariat, dan risiko
reputasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi resiko pasar?


2. Bagaimana proses identifikasi dan pengukuran resiko pasar?
3. Bagaimana penerapan manajmen risiko pasar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dafinisi resiko pasar


2. Untuk mengetahui proses identifikasi dan pengukuran resiko pasar
3. Untuk mengetahui penerapan manajemen risiko pasar

BAB II
PEMBAHASAN

v
A. Tinjauan Tentang Manajemen Risiko Pemasaran

1. Teori Manajemen Risiko

Risiko selalu berhubungan dengan yang namanya ketidakpastian, sehingga dalam


kegiatan apapun pasti tidak akan terhindar yang namanya risiko. Risiko selalu mengikuti
semua kegiatan baik itu dibidang pengelolaan keuangan, pengelolaan perusahaan maupun
dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Manajemen risiko adalah suatu cara
bagaimana bisa mengelola risiko itu untuk menjadi sebuah peluang, bahkan bisa menjadi
ancaman juga bagi peusahaan lain. Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa yang namanya
manajemen risiko itu penting dan wajib dilakukan oleh perusahaan. Guna memperoleh hasil
yang maximun dari program perusahaan, maka dibutuhkan rencana yang mantap dan terarah.
(Widagdo & Lestari, 2018).

Risiko tidak bisa dibiarkan muncul begitu saja sehingga memberikan dampak yang
negatif. Risiko dapat dikendalikan dengan melakukan manajemen risiko. Terdapat beberapa
pengertian manajemen risiko dari beberapa sumber diantaranya, yaitu:

a. Dalam ISO 31000:2009 Risk Management Principles and Guidelines,


manajemen risiko adalah aktivitas terkoordinasi yang dilakukan untuk
mengarahkan dan mengelola organisasi dalam rangka menangani risiko.
b. Dalam COSO Enterprise Risk Management – Integrated framework (2004),
manajemen risiko diartikan sebagai suatu proses, dipengaruhi oleh jajaran
direksi entitas, manajemen dan personil lainnya, diterapkan dalam pengaturan
strategi dan diseluruh perusahaan, yang dirancang untuk mengidentifikasi
kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, mengelola risiko dan
memberikan jaminan pencapaian tujuan entitas.
c. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008, manajemen
risiko adalah pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam
kondisi ketidakpastian.

Di dalam kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian dan begitu ketatnya persaingan
usaha. Tidaklah mungkin kita menghindari dari risiko atas ketidakpastian. Untuk itu, salah
satu cara efektif dan efisien dalam menghadapi risiko adalah mengenali jenis-jenis risiko itu
sendiri.(Pardjo, 2017).

vi
Jenis-jenis risiko yang sering terjadi dalam dunia usaha dan berwirausaha adalah sebagai
berikut:

a. Risiko Perusahaan

Risiko yang terjadi pada usaha yang berdmpak pada kelangsungan hidup perusahaan atau
nilai perusahaan.

b. Risiko Keuangan

Risiko yang terjadi dan berdampak pada kerugian diaspek keuangan perusahaan.

c. Risiko Likuiditas (ketersediaan uang tunai)

Terjadi pada saat adanya masalah macetnya tagihan dari pelanggan sehingga
menyebabkan permasalah dalam ketersediaan uang tunai (likuiditas) dalam perusahaan.

d. Risiko Permodalan

Risiko yang terjadi akibat kerugian penjualan, likuiditas, dan keuangan yang membuat
modal usaha mengalami penurunan yang signifikan(rugi besar)

e. Risiko Pasar

Risiko yang terjadi akibat persaingan usaha, perubahan pola persaingan, daya hidup
pelanggan, dan munculnya pesain baru yang besar dipasar produk.(MISBA, 2018)

f. Risiko Oprasional

Risiko oprasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diinginkan atas tidak
sempurnanya penerapan keputusan, perubahan sistem, SDM, teknologi, produktivitas,
inovasi, proses, dan mutu produk.(Triningtyas, 2016)

2. Proses Manajemen Risiko

Ada beberapa proses manajemen risiko diantaranya yaitu:

a. Identifikasi Risiko (Identify Risk)

Banyak potensi risiko yang menghadang perusahaan-perusahaan yang mencari laba,


demikian juga dengan organisasi nirlaba, maupun orang perorang. Oleh karena itu, langkah
pertama dalam proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi (mengenal pasti) bahaya
atau ancaman risiko yang relevan. Langkah pertama ini sangat penting, tidak hanya untuk
manajemen risiko tradisional yang pusat perhatianya risiko murni, tetapi juga untuk
enterprise risk management atau intergrated risk management yang pusat perhatianya tidak
hanya risiko murni tetapi juga yang bersumber dari oprasional, keuangan, dan kegiatan
strategis untuk tujuan meningkatkan nilai perusahaan.

vii
b. Evaluasi Risiko

Langkah kedua adalah perlu dilakukan evaluasi untuk setiap sumber risiko yang telah
diidentifikasi. Pada tahap ini, risiko murni dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi atau
berdasarkan seringnya kerugian kerugian terjadi. Selain itu perlu juga dianalisis besarnya atau
tingkat kekejaman risiko. Harus dipertimbangkan besarnya kerugian paling mungkin terjadi
dan kerugian maksimum yang mungkin terjadi. Di dalam mengevaluasi risiko dengan cara-
cara yang akurat.

c. Memiliki Teknik Manajemen Risiko

Hasil analisis pada langkah dua adalah digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
cara-cara yang akan digunakan menangani risiko. Untuk situasi tertentu mungkin tidak perlu
tindakan lebih lanjut. Tetapi pada situasi lain, harus digunakan cara-cara canggih untuk
mendanai potensi kerugian yang sangat mungkin terjadi.

d. Implementasi dan Kaji Ulang Keputusan Manajemen Risiko

Langkah berikut adalah keputusan tentang metode optimal untuk menangani risiko yang
telah diidentifikasi, organisasi atau seorang harus mengimplementasikan metode yang dipilih.
Akan tetapi, manajemen risiko harus merupakan proses yang terus menerus dimana
keputusan-keputusan terdahulu, yang telah diputuskan, harus dikaji ulang secara teratur.
(Hinsa, 2009)

B. Teori Pemasaran

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan darikegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang memuaskan pelanggan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensi.

Pengertian pemasaran menurut para ahli:

a. Menurut philip kotler, pemasaran adalah bekerja dengan pasar sasaran untuk
mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
b. Menurut william stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukanuntuk merencanakan,

viii
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa
yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.(A. F. Idris, 2013).

Adapun tujuan dan Fungsi Pemasaran, Tujuan pemasaran adalah untuk memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelangan dan
selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang
siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu. Tujuan
utama konsep pemsaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sesjumlah laba,
atau dapat diartikn sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak.

Fungsi pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Fungsi merchandising, yaitu usaha mendekatkan barang dari produsen ke


konsumen, dalam pengertian bahwa barang tersebut harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen dan harus dipromosikan.
b. Fungsi buying, yaitu melakukan pembelian terlebih dahulu. Barang yang
dipasarkan harus dibeli terlebih dahulu ke sumber- sumber pemasok baru
dijual dengan mengambil keuntungan yang tidak terlalu tinggi.
c. Fungsi selling, yaitu melakukan penjualan yang menghasilkan kepuasan bagi
konsumen. Penjualan ini dilakukan dengan berbagai teknik promosi agar
barang yang dijual dapat dikenal oleh konsumen. Fungsi ini sangat penting
dalam pemasaran.
d. Fungsi grading and standardzation, yaitu memilihmilah barang agar dihimpun
menjadi suatu kelompok yang memenuhi standar tertentu. Misalnya, pedangan
buah-buahan memisahkan buah yang besar dan bagus menjadi buah spesial
yang harganya lebih mahal dari buah yang kecil.
e. Fungsi storage and warehousing, yaitu penyimpanan penggundangan. Barang
ada kalanya pelu dimasukan kedalam gudang menunggu masa penjualan atau
perlu disimpan ditempat-tempat pendinginan agar tidk cepat busuk.
f. Fungsi pengangkutan, yaitu barang yang akan dipasarkan pelu diangkut
tempat lain. Untuk itu, seorang wirausahawan harus memiliki atau menyewa
alat transportasi guna memudahkan pengangkutan komoditas yang debeli
ataupun akan dijualnya.

ix
g. Fungsi pembelanjaan (financing), yaitu permodalan untuk mengerakkan
usaha. Pengusaha membutuhkan permodalan dari pinjaman-pinjaman melalui
perbankan atau memperoleh barang-barang dari pemasok.
h. Fungsi komunikasi yaitu fungsi untuk melancarkan kegiatan bisnis dengan
menjalin komuniskasi yang baik antara perusahaan dan pelanggan atau antara
sesama karyawan dalam perusahaan.
i. Fungsi pengambilan risiko. Dalam kegitan usaha selalu saja terjadi
kemungkinan adanya risiko, seperti risiko kebakaran, pencurian, dan
sebagainya. Seorang wirausaha dapat mengambil asuransi untuk berbagai
risiko yang dipertanggungkan(M. Idris, 2018)

1. Manajemen Risiko

Pemasaran Risiko pemesaran adalah kejadian buruk yang berpontensi terjadi dan
diketahui berapa peluang kejadian tersebut akan akan bener-bener terjadi dan sebesar apa
dampaknya kalau kejadian tersebut benarbenar terjadi pada semua kegiatan usaha dengan
arus penyerahan barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan
pemasaran, ada empat konsep yaitu:

a. Product

Menentukan produk/jasa yang akan ditawarkan kepasar umumnya menjadi langkah yang
paling awal. Ide mengenai produk bisa didapatkan dari beberapa sumber. Cara termudah
adalah dengan membandingkan langsung produk sejenis seperti yang ingin dijual, dan
melakukan riset kecil-kecilan ketarget pasar mengenai kelebihan dan kekurangan dari produk
tersebut. Hasil dari riset tersebut diharapkan membeikan informasi yang lebih akurat bagi
wira usaha mengenai prospek pasar yang akan dimasukinya dan produk macam mana yang
diharapkan oleh target pasar.

b. Price

Menentukan harga produk tidak semudah yang dibayangkan. Cara yang umum
digunakan adalah dengan menggunakan patokan hitungan biaya produk tersebut dari awal
disiapkan hingga siap jual. Setiap produk memiliki berbagai komponen biayanya sendiri, dari
awal poduksi hingga produk tersebut dipajang di rak-rak display penjualan. Menentukan
harga berdasarkan biaya dilakukan dengan menambahkan presentase margin tertentu ke biaya

x
produk, dan presentase tersebut dianggap sebagai keuntungan. Presentase didapatkan sesuai
dengan rata-rata margin di pasaran.

c. Palacement

Tidak kalah penting adalah mengenai dimana produk tersebut yang akan ditawarkan
tersebut mudah ditemukan oleh target pasar yang dituju. Pada beberapa industri, misalnya
ritel atau restoran, masalah penempatan berarti sangat penting, karena bisa jadi pemilihan
lokasi tempat usaha yang buruk beakibat langsung kepada kegagalan dari usaha yang
dijalankan.

d. Promotion

Aspek penting lainya adalah mengenai promosi dari produk. Bagaimana suatu produk
akan dikenalkan kepasar agar pelanggan tergerak untuk membelinya. Salah satu cara
berpromosi efektif adalah dengan beriklan. Bagi wirausaha yang baru memulai bisnis, iklan
dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas adalah dengan beriklan, bagi wirausaha
yang baru memulai bisnis, iklan dilakukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan
efisiensi-nya. Untuk mendapatkan efektifitas beiklan sebaiknya dilakukan pemilihan media
iklan yang benar-benar cocok dengan karakter target pasar dari produk(Adawiyah, 2015)

C. Hubungan Manajemen Risiko Dengan Pemasaran

Dalam era demokratisasi dan liberalisasi pasar kedudukan seorang konsumen lebih kuat
dan arus informasi yang cepat apapun yang ditawarkan oleh perusahaan dapat secara cepat
direspon oleh konsumen. Risiko yang sering muncul misalnya tentang gugat. Misalnya
perusahaan dapat dituntut yang berhubungan dengan packing yang tidak sesuai dengan
kualitas atau bia jadi barang rusak pada saat proses pengiriman atau ada kandungan yang
tidak sesuai dengan yang ada dalam label atau penjelasan produk. Manager pemasaran dalam
kondisi tertentu mungkin sangat perlu minta pertimbangan manager risiko sebelum
melaksanakan suatu perjanjian karena pihak yang lain mungkin juga ingin memindahkan
risiko sedangkan manager pemasaran belum menyadarinya.

Perseoalan produk kepelanggan mengandung banyak risiko yang perlu terlebih dahulu
dianalisis oleh manager risiko. Itulah sebabnya manager pemasaran harus cermat dan sensitip
terhadap kemungkinan risiko yang akan muncul setelah terjadi transaksi. Disinilah fungsi
kordinasi antara manager risiko dan manager pemasaran merupakan kunci utama untuk

xi
meminimalisasi risiko yang akan muncul dan begitu muncul risiko maka manager pemasaran
harus dengan 20 cepat menginfirmasikan ke manager risiko.(Widagdo & Lestari, 2018)

BAB III
KESIMPULAN

xii
Dalam dunia usaha yang berkemajuan di era globalisasi serta persaingan yang sangat
ketat pada masa sekarang ini, memberikan tantangan tersendiri pada setiap pelaku usaha itu
sendiri dalam memacu diri untuk menjadi pelaku usaha yang tidak hanya eksis namun juga
diakui kemampuan daya saingnya oleh berbagai pihak ataupun bagi para pelaku usaha. Untuk
mencapai suatu tingkat keberhasilan pada bidang usaha yang digeluti oleh setiap kelompok
maupun per individunya, hal tersebut seorang wirausaha haruslah memahami satu hal yang
paling mendasar dalam upaya mempetahankan serta meningkatkan suatu jenis usaha yang
digeluti yaitu konsep atau penerapan dalam menghadapi segala resiko yang akan muncul
pada saat mengemban usahanya tersebut, maka sangatlah dibutuhkan bagaimana hal
demikian yang dapat kita lakukan apabila mendapatkan beberapa permasalahan. sehingga
sangat dibutuhkan dengan adanya penerapan manajemen risiko pemasaran itu sendiri dalam
mengelola suatu jenis usaha, baik pada perusahaan maupun pada usaha 2 pemasaran dalam
mengelolah produk yang dikembangkan pada setiap pemilik usaha itu sendiri. Setiap
organisasi menghadapi faktor ketidakpastian yang bermanifestasi dalam bentuk peluang dan
ancaman dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran. Faktor ketidakpastian ini bersumber dari
lingkungan internal ataupun eksternal yang dihadapi dalam beroperasi. Ancaman dan peluang
sebagai manifestasi dari ketidakpastian ini, dikenal juga sebagai risiko yang harus dikelola
untuk lebih menjamin ketercapaian tujuan dan sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

xiii
Adawiyah, W. R. (2015). Dampak Penetrasi Bank Asing Terhadap Kinerja Keuangan
Bank Islam di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 19(1)
. Afiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam
riset keperawatan.
Emzir, M., & Pd, M. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis data. Jakarta:
Raja Grafindo.
Herlina, T. (2018). Perspektif Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Daun Cengkeh
di Desa Jurug Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo [PhD Thesis].
IAIN Ponorogo. Hinsa, S. (2009). Manajemen Risiko: Pada Pada Perusahaan dan
Birokrasi. Elex Media Komputindo–Jakarta. Hoetoro, A. (2017).
Ekonomika industri kecil. Universitas Brawijaya Press. Idris, A. F. (2013). Penolakan
Fazlur Rahman terhadap hadis teknis pada hukum keperdataan. Ijtihad: Jurnal Wacana
Hukum Islam dan Kemanusiaan, 13(2), 179–197. Idris, M. (2018).
Metode Pemahaman Hadis Modernis. Jurnal Ulunnuha, 7(1), 29– 39. Ilma, A. (2017).
Analisis terhadap minat nasabah menggunakan produk gadai emas di PT Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Pembantu Gunung Tua [PhD Thesis]. IAIN Padangsidimpuan.

xiv

Anda mungkin juga menyukai