Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RESIKO GADAI SYARI’AH


Mata Kuliah: manajemen Resiko
Dosen Pengampu: M.Masruron,M.E

Disusun Oleh:
Muhamad Alwi Pardani(2102605158)
Nita Komala Sari(2102605161)
Kelas: 5A
Program studi: Ekonomi Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NWDI PANCOR


TA.2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“RESIKO Gadai Syariah”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, Sebagai penyusun, kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Pancor,01 Oktober 2023


DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………..
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..
A.Pengertian pegadaian syariah……………………………………………………………
B. Manajemen Risiko pegadaian syariah………………………………………………….
C. Risiko Yang Dihadapi Pegadaian Syariah……………………………………………...
D. Strategi Pegadaian Mengatasi Masalah Risiko…………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..


A.Kesimpulan………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum pengertian usaha gadai merupakan kegiatan untuk memperoleh sejumlah uang
dengan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu,
dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah
dengan lembaga gadai..
Hadirnya lembaga keuangan berbasis syariah di Indonesia merupakan fenomenayang bisa
dikatakan baru dan menarik dalam bisnis keuangan modern. Perkembanganlembaga keuangan
berbasis syariah seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, leasingsyariah, pegadaian syariah
dan bentuk bisnis syariah lainnya mulai berkembang
dengan pesat. Bersamaan dengan perkembangan produk
produk berbasis syariah yang kianmemarak di Indonesia, sektor pegadaian juga ikut mengalami
perkembangan. Pegadaiansyariah hadir dalam bentuk kerja sama bank syariah dengan perum
pegadaian membentukunit layanan gadai syariah.Pedoman penerapan manajemen risiko di
Perusahaan mengacu pada PeraturanMenteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.
PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus2011 jo. No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012
tentang Penerapan Tata KelolaPerusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara.Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan peraturan OJK no. 65 /
POJK.03/2016tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.Pada pasal 2 pada bab Ruang Lingkup Manajemen Risiko diuraikan bahwa Bank
wajibmenerapkan manajemen risiko secara efektif, penjelasan lebih lanjut ada pada pasal
3menjelaskan tentang uraian tersebut yaitu penerapan manajemen paling sedikit
mencakup pengawasan aktif Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas
Syariah; kecukupankebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko;
kecukupan proseduridentifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta system
informasimanajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Penerapanmanajemen risiko pada pasal 3 tersebut wajib disesuaikan dengan tujuan, kebijakan
usaha,ukuran dan kompleksitas serta kemampuan bank. Sehingga perbankan
dapatmengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi, namun
tetapdilakukan secara sehat, istiqomah dan sesuai prinsip syariah.
B. Rumusan Masalah
1.Apa itu pegadaian syariah ?
2.Bagaimana Proses dan Mekanisme Manajemen Risiko pegadaian syariah ?
3.Apasaja Risiko Yang Dihadapi Pegadaian Syariah ?
4.Bagaimana Strategi Pegadaian Mengatasi Masalah Risiko ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.pengertian pegadaian syariah
Secara sederhana, pengertian gadai adalah suatu hak yang diperoleh atas suatu benda
bergerak, yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh penerima gadai.
Sedangkan benda bergerak dalam gadai adalah benda yang dapat dipindahkan, bukan benda tetap
seperti tanah atau bangunan. Dengan kata lain, gadai adalah transaksi utang piutang dengan
sistem jaminan. Sedangkan pihak atau lembaga yang menjalankan usaha utang piutang dengan
jaminan disebutpegadaian.
B..Manajemen Risiko Pegadaian Syariah
Penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang tepat dan konsisten dalamimplementasi
telah mampu mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan secara berkelanjutan serta
meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi pemangku kepentingan.
Penerapan manajemen risiko menjadi tanggung jawab bersama seluruh manajemendan
karyawan Perusahaan. Kesadaran akan risiko (risk awareness) terus ditanamkan padasetiap
kesempatan di setiap jenjang Perusahaan, sehingga menjadi bagian yang tidakterpisahkan dalam
rangka membangun budaya sadar risiko. Untuk itu, Perusahaanmenggunakan pendekatan Three
Lines of Defense, dimana pengelolaan risiko dilakukanoleh semua unit kerja dan dilakukan
pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Direksi.Seluruh unit bisnis dan unit pendukung
berfungsi sebagai First Line of Defense yangmengelola risiko terkait unit kerjanya (risk owner).
Divisi Manajemen Risiko dan DivisiHukum dan Kepatuhan berfungsi sebagai Second Line of
Defense
yangmemantau penerapan manajemen risiko secara korporasi. Satuan Pengawasan Intern (SPI) s
ebagaiThird Line of Defense bertugas memberikan independent assurance terhadap
penerapanmanajemen risiko di Perusahaan.
Risiko dalam BUS dan UUS merupakan suatu kejadian potensial, baik yang
dapatdiperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated),
yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan modal bank. Secara umum, risiko yang
dihadapi perbankan syariah merupakan risiko yang relatif sama dengan yang
dihadapi bank konvensional. Namun perbankan syariah memiliki keunikan tersendiri dalammeng
hadapi risiko karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah.
Penerapan manajemen risiko bagi BUS dan UUS, terdapat 10 (sepuluh) risiko yangharus
dikelola bank. Kesepuluh jenis risiko tersebut adalah risiko kredit, risiko pasar,
risikooperasional, risiko likuditas, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, risiko
statejik,risiko imbal hasil dan risiko investasi.

C.Struktur Pengelolaan Risiko


Sebagai Pemilik Risiko, pimpinan unit kerja menunjuk secara tertuliskaryawan/pejabat
yang berfungsi sebagai Pelaksana Risiko dan Penyelia Risiko untukmembantu Pemilik Risiko
dalam mengelola risiko di unit kerjanya. Struktur PengelolaRisiko di setiap unit kerja
sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini, dengan uraiansebagai beriku:
1.Risk Appetite
Perusahaan mendefiinisikan risk appetite sebagai tingkat dan jenis risiko yang bersedia diambil
oleh Perusahaan dalam rangka mencapai sasaran bisnis. Risk appetite yang ditetapkan oleh Perusahaan
diputuskan melalui Rapat Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris.
2.Risk Tolerance
Perusahaan mendefiinisikan risk tolerance sebagai kesiapan Perusahaan menanggungdampak negatif
setelah perlakuan risiko untuk mencapai sasaran Perusahaan. Risktolerance yang ditetapkan oleh
Perusahaan diputuskan melalui Rapat Direksi.
3.Stress Test
Perusahaan secara berkala dan berkelanjutan melakukan stress test dengan berbagaiskenario serta
melakukan pendalaman terhadap faktor-faktor dan parameter dalamstress testing. Skenario dalam
pelaksanaan stress test pada umumnyamempertimbangkan beberapa variable makro ekonomi, seperti
BI rate, tingkat inflasi,nilai tukar, dan harga emas. Metode yang digunakan dalam melakukan stress
testselain menggunakan model statistic yang berdasarkan data historis, jugamemungkinkan manajemen
untuk memberikan penilaian terbaiknya sebagai bagiandari metodologi stress test. Stress test dilakukan
untuk memperkirakan dampak perubahan faktor makro ekonomi terhadap tingkat NPL, profiit, dan
permodalan. Secara umumhasil stress test yang telah dilakukan oleh Perusahaan untuk risiko pasar,
kredit, dan permodalan adalah cukup baik dan memberikan indikasi posisi NPL dan
permodalanPerusahaan masih cukup memadai untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.
D. Jenis Resiko Pegadaian Syariah
Dalam melakukan penilaian risiko Pegadaian Syariah membagi risiko ke dalam 5
(lima) jenis risiko, yaitu:
1.Risiko Operasional
Risiko Operasional yaitu risiko yang disebabkan karena ketidakcukupan danatau kurang
berfungsinya proses internal, adanya kesalahan atau penyalahgunaanwewenang oleh pegawai,
kegagalan sistem, bencana alam dan masalah eksternallainnya yang dapat mempengaruhi
operasional Perusahaan.
Resiko Operasional adalah resiko kerugian langsung atau tidak langsungsebagai akibat dari
proses internal yang tidak memadai ataupun proses internal yanggagal, juga sebagai akibat dari
orang, dari sistem atau dari kejadian internal.
Ada beberapa Risiko operasional antara lain: resiko yang bersumber dari proses, risikoyang
bersumber dari orang, risiko yang bersumber dari sistem, resiko yang bersumberdari suatu
peristiwa. Risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan olehkurang berfungsinya proses
internal, human error, kegagalan sistem teknologi, atauakibat permasalahan eksternal.

2. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis, yaitu risiko yang berhubungan dengan posisi kompetitif dan prospek
Perusahaan untuk berhasil dalam pasar yang terus berubah. Masuknya persaingan dalam industri
gadai yang menawarkan berbagai produk dan kemudahan yang dapatmempengaruhi pangsa
pasar Perusahaan.

3.Risiko Pasar
Risiko Pasar, yaitu risiko yang disebabkan terjadinya pergerakan variabel pasar,seperti
pergerakan nilai agunan karena penurunan arga emas dan gejolak pasar yangdapat
mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman.

4. Risiko Hukum
Risiko hukum, yaitu risiko yang timbul akibat lemahnya aspek yuridis yang
dapatmenimbulkan kerugian bagi Perusahaan, antara lain disebabkan adanya tuntutanhukum,
tiadanya undang-undang yang mendukung atau kelemahan perikatan sepertisyarat sahnya suatu
pengikatan jaminan yang diagunkan debitur. Kemungkinanterjadinya kasus-kasus litigasi yang
melibatkan Perusahaan dengan nasabah ataupun pihak ketiga lainnya.

5. Risiko Reputasi
Risiko reputasi yaitu risiko yang disebabkan adanya publikasi negatif yang terkaitdengan
kegiatan usaha Perusahaan, atau adanya persepsi negatif terhadapPerusahaan. Risiko terjadinya
perampokan, kegagalan sistem operasional, keluhannasabah terhadap produk atau layanan.

E. Strategi Pegadaian Mengatasi Masalah Risiko


Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/Pojk.05/2015 tentang
“Penerapan Manajemen Risiko Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank”. Manajemenrisiko
adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untukmengidentifikasi, mengukur,
dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatanLembaga Jasa Keuangan Non-Bank. Proses
Manajemen Risiko yaitu :
a.Identifikasi risikoProses identifikasi risiko dimulai dengan proses penetapan kriteria
dan parameterrisiko, menganalisis risiko yang mungkin akan terjadi dengan cara
mengidentifikasirisiko yang melekat pada setiap produk dan kegiatan usaha.
b.Pengukuran risiko dan penilaiannyaDilaksanakan dengan cara mengevaluasi secara
berkala aktivitas yang dilakukanoleh perusahaan. Risiko yang diukur biasanya diaktegorikan
dalam 3 kelas, yaitu kelas pertama adalah dampak yang tinggi, kelas kedua dampak sedang, dan
yang ketiga dampak rendah.
c.Pemantauan dan pelaporan risikoPemantauan atau pengawasan proses dilakukan oleh
pengawas satuan internal yangsecara periodik melakukan pemeriksaan terhadap semua divisi
atau unit kerja yangmana hasil dari pengawasan tersebut dibahas didalam forum dan menjadi
bahanevaluasi bagi manajer perusahaan kemudian dilaporkan kepada pimpinan perusahaan
untuk pengambilan keputusan tindakan atau perlakuan risiko yang akandilakukan.
d.Pengendalian risiko Pengendalian meliputi upaya untuk menyeleksi pilihan-pilihan
yangmemungkinkan meniadakan atau mengurangi terjadinya risiko, kemudianmenetapkan
pilihan tersebut dengan menentukan kebijakan atau langkah yangdipandang perlu guna
mengendalikan tingkat risiko yang sudah diidentifikasitersebut pada tingkat risiko yang dapat
diterima. Pengendalian risiko ini dilakukansecara berulang, dimulai dari melakukan penilaian
terhadap sebuah perlakuan risikosampai memperkirakan tingkat risiko yang tersisa dapat
diterima atau tidak
apabila perlakuan ini diterapkan. Apabila belum diterima maka akan dicari alternatif perlakuan
risiko lainnya hingga menghasilkan tingkat risiko yang dapat diterima.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam gadai syariah, terdapat resiko yang harus dicermati oleh pihak yang meminjam
uang atau yang memberikan jaminan dengan harta benda. Resiko tersebut antara lain:
1. Potensi kehilangan hak kepemilikan atas barang jaminan jika tidak bisa melunasi hutang
tepat waktu.
2. Bunga yang lebih mahal dibandingkan dengan bank konvensional.
3. Terdapat biaya-biaya lain yang harus ditanggung oleh peminjam seperti biaya
administrasi dan pengecekan keabsahan dokumen.
4. Adanya kemungkinan terjadinya perubahan nilai jaminan akibat perubahan harga pasar
yang dapat berdampak pada besarnya gagasan.
5. Risiko pihak leasing tidak memperhitungkan status peminjam dengan benar sehingga
terjadi kesalahan penyaluran dana.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil gadai syariah, perlu dilakukan
kajian terhadap resiko yang terkait dan mempertimbangkan apakah resiko tersebut bisa dikelola
dan dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

Fadia Rima Inayatni, “Pegadaian Syariah,” Academia (2021)


Pegadaian.ManajemenRisiko.Dalamhttps://www.pegadaian.co.id/tata-kelola/kebijakan-
manajemen-resiko

Anda mungkin juga menyukai