Disusun Oleh:
Muhamad Alwi Pardani(2102605158)
Nita Komala Sari(2102605161)
Kelas: 5A
Program studi: Ekonomi Syariah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“RESIKO Gadai Syariah”
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, Sebagai penyusun, kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
COVER…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………..
B.Rumusan Masalah……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..
A.Pengertian pegadaian syariah……………………………………………………………
B. Manajemen Risiko pegadaian syariah………………………………………………….
C. Risiko Yang Dihadapi Pegadaian Syariah……………………………………………...
D. Strategi Pegadaian Mengatasi Masalah Risiko…………………………………………
A. Latar Belakang
Secara umum pengertian usaha gadai merupakan kegiatan untuk memperoleh sejumlah uang
dengan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu,
dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah
dengan lembaga gadai..
Hadirnya lembaga keuangan berbasis syariah di Indonesia merupakan fenomenayang bisa
dikatakan baru dan menarik dalam bisnis keuangan modern. Perkembanganlembaga keuangan
berbasis syariah seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, leasingsyariah, pegadaian syariah
dan bentuk bisnis syariah lainnya mulai berkembang
dengan pesat. Bersamaan dengan perkembangan produk
produk berbasis syariah yang kianmemarak di Indonesia, sektor pegadaian juga ikut mengalami
perkembangan. Pegadaiansyariah hadir dalam bentuk kerja sama bank syariah dengan perum
pegadaian membentukunit layanan gadai syariah.Pedoman penerapan manajemen risiko di
Perusahaan mengacu pada PeraturanMenteri Negara Badan Usaha Milik Negara No.
PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus2011 jo. No. PER-09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012
tentang Penerapan Tata KelolaPerusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara.Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan peraturan OJK no. 65 /
POJK.03/2016tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.Pada pasal 2 pada bab Ruang Lingkup Manajemen Risiko diuraikan bahwa Bank
wajibmenerapkan manajemen risiko secara efektif, penjelasan lebih lanjut ada pada pasal
3menjelaskan tentang uraian tersebut yaitu penerapan manajemen paling sedikit
mencakup pengawasan aktif Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas
Syariah; kecukupankebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko;
kecukupan proseduridentifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta system
informasimanajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Penerapanmanajemen risiko pada pasal 3 tersebut wajib disesuaikan dengan tujuan, kebijakan
usaha,ukuran dan kompleksitas serta kemampuan bank. Sehingga perbankan
dapatmengembangkannya sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi, namun
tetapdilakukan secara sehat, istiqomah dan sesuai prinsip syariah.
B. Rumusan Masalah
1.Apa itu pegadaian syariah ?
2.Bagaimana Proses dan Mekanisme Manajemen Risiko pegadaian syariah ?
3.Apasaja Risiko Yang Dihadapi Pegadaian Syariah ?
4.Bagaimana Strategi Pegadaian Mengatasi Masalah Risiko ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.pengertian pegadaian syariah
Secara sederhana, pengertian gadai adalah suatu hak yang diperoleh atas suatu benda
bergerak, yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh penerima gadai.
Sedangkan benda bergerak dalam gadai adalah benda yang dapat dipindahkan, bukan benda tetap
seperti tanah atau bangunan. Dengan kata lain, gadai adalah transaksi utang piutang dengan
sistem jaminan. Sedangkan pihak atau lembaga yang menjalankan usaha utang piutang dengan
jaminan disebutpegadaian.
B..Manajemen Risiko Pegadaian Syariah
Penerapan kerangka kerja manajemen risiko yang tepat dan konsisten dalamimplementasi
telah mampu mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan secara berkelanjutan serta
meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi pemangku kepentingan.
Penerapan manajemen risiko menjadi tanggung jawab bersama seluruh manajemendan
karyawan Perusahaan. Kesadaran akan risiko (risk awareness) terus ditanamkan padasetiap
kesempatan di setiap jenjang Perusahaan, sehingga menjadi bagian yang tidakterpisahkan dalam
rangka membangun budaya sadar risiko. Untuk itu, Perusahaanmenggunakan pendekatan Three
Lines of Defense, dimana pengelolaan risiko dilakukanoleh semua unit kerja dan dilakukan
pengawasan oleh Dewan Komisaris dan Direksi.Seluruh unit bisnis dan unit pendukung
berfungsi sebagai First Line of Defense yangmengelola risiko terkait unit kerjanya (risk owner).
Divisi Manajemen Risiko dan DivisiHukum dan Kepatuhan berfungsi sebagai Second Line of
Defense
yangmemantau penerapan manajemen risiko secara korporasi. Satuan Pengawasan Intern (SPI) s
ebagaiThird Line of Defense bertugas memberikan independent assurance terhadap
penerapanmanajemen risiko di Perusahaan.
Risiko dalam BUS dan UUS merupakan suatu kejadian potensial, baik yang
dapatdiperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated),
yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan modal bank. Secara umum, risiko yang
dihadapi perbankan syariah merupakan risiko yang relatif sama dengan yang
dihadapi bank konvensional. Namun perbankan syariah memiliki keunikan tersendiri dalammeng
hadapi risiko karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah.
Penerapan manajemen risiko bagi BUS dan UUS, terdapat 10 (sepuluh) risiko yangharus
dikelola bank. Kesepuluh jenis risiko tersebut adalah risiko kredit, risiko pasar,
risikooperasional, risiko likuditas, risiko kepatuhan, risiko hukum, risiko reputasi, risiko
statejik,risiko imbal hasil dan risiko investasi.
2. Risiko Bisnis
Risiko Bisnis, yaitu risiko yang berhubungan dengan posisi kompetitif dan prospek
Perusahaan untuk berhasil dalam pasar yang terus berubah. Masuknya persaingan dalam industri
gadai yang menawarkan berbagai produk dan kemudahan yang dapatmempengaruhi pangsa
pasar Perusahaan.
3.Risiko Pasar
Risiko Pasar, yaitu risiko yang disebabkan terjadinya pergerakan variabel pasar,seperti
pergerakan nilai agunan karena penurunan arga emas dan gejolak pasar yangdapat
mempengaruhi tingkat suku bunga pinjaman.
4. Risiko Hukum
Risiko hukum, yaitu risiko yang timbul akibat lemahnya aspek yuridis yang
dapatmenimbulkan kerugian bagi Perusahaan, antara lain disebabkan adanya tuntutanhukum,
tiadanya undang-undang yang mendukung atau kelemahan perikatan sepertisyarat sahnya suatu
pengikatan jaminan yang diagunkan debitur. Kemungkinanterjadinya kasus-kasus litigasi yang
melibatkan Perusahaan dengan nasabah ataupun pihak ketiga lainnya.
5. Risiko Reputasi
Risiko reputasi yaitu risiko yang disebabkan adanya publikasi negatif yang terkaitdengan
kegiatan usaha Perusahaan, atau adanya persepsi negatif terhadapPerusahaan. Risiko terjadinya
perampokan, kegagalan sistem operasional, keluhannasabah terhadap produk atau layanan.
Kesimpulan
Dalam gadai syariah, terdapat resiko yang harus dicermati oleh pihak yang meminjam
uang atau yang memberikan jaminan dengan harta benda. Resiko tersebut antara lain:
1. Potensi kehilangan hak kepemilikan atas barang jaminan jika tidak bisa melunasi hutang
tepat waktu.
2. Bunga yang lebih mahal dibandingkan dengan bank konvensional.
3. Terdapat biaya-biaya lain yang harus ditanggung oleh peminjam seperti biaya
administrasi dan pengecekan keabsahan dokumen.
4. Adanya kemungkinan terjadinya perubahan nilai jaminan akibat perubahan harga pasar
yang dapat berdampak pada besarnya gagasan.
5. Risiko pihak leasing tidak memperhitungkan status peminjam dengan benar sehingga
terjadi kesalahan penyaluran dana.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk mengambil gadai syariah, perlu dilakukan
kajian terhadap resiko yang terkait dan mempertimbangkan apakah resiko tersebut bisa dikelola
dan dihindari.
DAFTAR PUSTAKA