Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO 

Identifikasi dan Analisis Risiko Dalam


Industri Perbankan

Dosen Pengampu: 

Fitri,SE.,MM

Oleh: 

Kelompok 5: 

Meligayatri (1802110899) 

Indah Purnama Yanti (1802110550) 

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS 

JURUSAN MANAJEMEN 

UNIVERSITAS RIAU 

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat
serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari mata kuliah Manajemen
Resiko yang berjudul “Identifikasi dan Analisis Risiko Dalam Industri Perbankan”.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
kami penyaji makalah. Penulis juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis,

Pekanbaru, Februari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii

BAB I ...............................................................................................................................1

A. Pendahuluan ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

A. Definisi Resiko ..................................................................................................... 3

B. Definisi Perbankan ................................................................................................ 3

C. Pentingnya Analisis Bank ..................................................................................... 3

D. Risiko Dalam Lembaga Keuangan ....................................................................... 4

E. Jenis-jenis Risiko Perbankan ................................................................................ 5

F. Tahap Analisis Risiko ........................................................................................... 6

G. Dampak Risiko Perbankan ................................................................................... 7

H. Analisa Risiko Terhadap Industri Keuangan ....................................................... 8

I. Studi Kasus .......................................................................................................... 9

BAB III ........................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya kerugian yang


harus ditanggung dalam pemberian kredit, penanaman investasi, atau transaksi lain
yang dapat berbentuk kehilangan keuntungan, atau kemampuan ekonomis antara lain
karena adanya perubahan suku bunga, kebijakan pemerintah, dan kegagalan usaha.

Manajemen risiko dapat diartikan sebagai serangkaian prosedur dan


metodologi yang digunakan oleh perbankan untukmengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul darikegiatan usaha bank. Secara
lebih spesifik dapat diartikan sebagai pengelolaan berbagai bentuk risiko yang
berhubungan dengan operasional bank sesuai dengan prinsip kehati-hatian
gunamengontrol risiko pembiayaan yang terdiri atas risiko kredit, risiko suku
bungadengan cara cegah risiko (hedging ), financial futures, dan batas atas suku
bunga (interestrate caps), tujuannya untuk mengendalikan biaya dana, anggaran biaya
bunga, danmembatasi terhadap perubahan tingkat suku bunga.

Risk Management sebenarnya diperlukan bukan hanya di dunia perbankan


namundapat juga diterapkan di berbagai aktivitas. Faktor risiko yang dipertimbangkan
akan berbeda dari aktivitas yang satu dengan yang lain. Harus diakui bahwa,
sesungguhnya,industri perbankan adalah suatu industri yang sarat dengan risiko,
terutama karenamelibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk
berbagai investasi,seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga dan
penanaman dana lainnya.

Dengan begitu, dapat dikatakan, bahwa semua kegiatan bank, baik yang
berasal dariaktiva maupun pasiva mengandung berbagai jenis risiko, baik itu risiko
pasar, risiko kredit, risiko likuiditas maupun risiko-risiko lainnya. Besar kecilnya
risiko itu akan sangattergantung pada berbagai faktor yang terkait, misalnya
kemampuan dan kejelian manajemen dalam mengelola hal itu.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apakah makna dari risiko?

b. Apa jenis-jenis dan dampak yang ditimbulkan dari risiko?

c. Bagaimana analisa terhadap risiko yang terjadi dalam perbankan?

1
C. TUJUAN

a. Mengetahui makna dari risiko

b. Mengetahui jenis-jenis dan dampak yang ditimbulkan dari risiko.

c. Mengetahui analisa terhadap risiko yang terjadi di dalam perbankan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI RISIKO

Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang
menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap
aktivitas yang dilakukan manusia tidak terlepas dari kemungkinan adannya risiko.
Contohnya saja, jika seseorang bekerja kemungkinan ia akan mendapatkan risiko
berupa kehilangan waktu senggang, terganggunya kesehatan, bahkanh kemungkinan
akan dipecat. Namun jika seseorang tidak bekerja, ia tidak akan memperoleh
keuntungan finansial dan karir. Begitulah banyaknya kemungkinan akan terjadi risiko
yang tidak diinginkan.

Hal ini sangat erat dengan sebuah organisasi. Setiap organisasi memiliki visi
dan misi dan merupakan peluang untuk dicapai, tetapi terdapat juga berbagai macam
risiko untuk tidak tercapai. Sehingga di dalam sebuah organisasi rentan terjadi
berbagai risiko.

B. DEFINISI PERBANKAN

Menurut Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998


tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan tarap hidup rakyat banyak.

Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa bank merupakan perusahaan


yang bergerak dalam bidang industri keuangan, maksudnya perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas
dari masalah keuangan.

C. PENTINGNYA ANALISIS BANK

Suatu evaluasi eksternal kapasitas bank untuk beroperasi secara aman dan
produktif dalam lingkungan bisnis biasanya dilakukan setahun sekali. Semua
penilaian tahunan semacam itu memiliki kesamaan karakteristik, tetapi dengan sedikit
perbedaan fokus, bergantung kepada tujuan penilaian.

Pengawas sektor publik (regulator) berwenang menilai apakah bank layak,


memenuhi persyaratan regulasi, serta aman dan mampu memenuhi komitmen
keuangan untuk deposan dan kreditor lainnya.

3
Auditor eksternal, yang biasanya ditunjuk oleh dewan direksi bank, berusaha
untuk memastikan bahwa laporan keuangan secara wajar menunjukkan posisi
keuangan dan hasil operasi bank.

Kelayakan keuangan dan kelemahan kelembagaan bank juga dievaluasi


melalui penilaian keuangan, tinjauan portofolio yang diperpanjang, atau tinjauan
jaminan terbatas. Evaluasi seperti ini sering kali terjadi jika pihak ketiga
mengevaluasi risiko kredit yang dihadapi pihak bank. Proses penilaian bank biasanya
meliputi penialaian profil risiko secara keseluruhan, kondisi keuangan, kelayakan, dan
prospek masa depan. Tinjauan bank juga menilai jika kondisi lembaga dapat
diperbaiki dengan bantuan yang cukup atau jika keadaan itu menimbulkan bahaya
bagi sektor perbankan secara keseluruhan.

Proses analisis bank juga terjadi dalam konteks pembuatan kebijakan moneter.
Oleh karena itu, pengawasan perbankan tidak dapat dipisahkan dari misi yang lebih
luas dari otoritas moneter. Meskipun perhatian kebijakan bank sentral berfokus pada
aspek ekonomi makro berupa keseimbangan umum dan stabilitas harga, pertimbangan
mikro setiap likuiditas dan solvabilitas bank merupakan kunci untuk mencapai
stabilitas itu.

D. RISIKO DALAM LEMBAGA KEUANGAN

Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan


giro, tabungan dan deposito. Kemudian aktivitas bank yang lainnya juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Tidak
hanya itu, masih banyak kegiatan bank lainnya. Namun diantara banyaknya aktivitas
bank, tidak terlepas dari berbagai risiko. Risiko inilah yang perlu diketahui baik itu
pemegang saham, nasabah, maupun karyawan bank tersebut.

Analisis risiko diterapkan dalam situasi yang mengandung berbagai akibat dan
tidak pasti. Diluar bidang financial khusus, analisis risiko melibatkan empat proses
dominan: menspesifikikasi berbagai karakter dari akibat relevan, menetapkan
distribusi probabilitas dari akibat yang terkait dengan tiap karakter, evaluasi terhadap
akibat-akibat tidak pasti agar dapat dibuat beberapa pilihan, dan analisis metode untuk
mengurangi atau memindahkan risiko ke agen lain.

Elemen penting analisis risiko dan manajemen dapat dilihat dari suatu tinjauan
atas masalah-masalah yang diperhitungkan dunia perbankan. Bank berada dalam
bisnis risiko karena mengeluarkan kontrak hutang pada dua sisi neraca, karena
karakteristik kontrak ini berbeda aset dan liabilitasnya, dan karena mereka adalah
institusi yang amat siap dari rasio liabilitas hutang yang tinggi sampai ke modal
ekuitas. Risiko paling tinggi adalah, karena pinjaman yang tidak terbayar, bank
menjadi bangkrut karena nilai aset mereka jatuh dibawah nilai liabilitas hutangnya.
Dalam praktek, bank adalah subyek dari berbagai model risiko: kredit, harga, kurs
luar negeri, likuiditas, operasional, penjualan terpaksa, dan lain-lain. Untuk tujuan

4
penjelasan yang terperinci, kami melarang diskusi kredit yaitu risiko dimana pinjaman
tidak dibayar.

E. JENIS-JENIS RISIKO PERBANKAN

Risiko yang dihadapi oleh bank dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
risiko financial dan risiko nonfinancial. Risiko financial tergolong kedalam risiko
pasar dan risiko kredit. Sedangkan risiko nonfinancial meliputi risiko operasional,
risiko regulator, dan risiko hukum.

a. Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang melekat pada instrumen dan aset yang
diperdagangkan dipasar. Risiko pasar juga dapat diartikan sebagai risiko kerugian
pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan kewajiban diluar neraca yang timbul
dari pergerakan harga pasar. Risiko pasar juga muncul dari sumber-sumber mikro
maupun makro.

b. Risiko Suku Bunga

Resiko ini merupakan kerugian yang disebabkan oleh perubahan dari suku
bunga pada struktur yang mendasari yaitu simpanan dan pinjaman. Risiko suku bunga
ini bisa muncul dari berbagai sumber, misalnya risiko penentuan harga ulang muncul
karena perbadaan waktu jatuh tempo dan reprecing aset. Risiko kurva hasil adalah
ketidakpastian income akibat adanya perubahan pada kurva hasil.

c. Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko kegagalan nasabah untuk mmenuhi


kewajibannya secara penuh dan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan. Akibat risiko
ini, terdapat ketidakpastian pada laba bersih dan nilai pasar dari ekuitas yang muncul
dari keterlambatan atau tidak membayar p[okok pinjaman beserta bunganya.

d. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas muncul akibat ketidakcukupan likuiditas untuk memenuhi


kebutuhan operasional telah mereduksi kemampuan bank untuk memenuhi
liabilitasnya pada saat jatuh tempo. Risiko ini juga bisa muncul akibat sulitnya bank
untuk mendapatkan dana cash pada biaya yang wajar, baik melalui pinjaman atau
menjual aset.

e. Risiko Operasional

Risiko ini tidak terdefinisikan dengan jelas, riswiko in i bisa muncul akibat
kesalahan atau kecelakaan yang bersifat manusiawi ataupun teknis. Ini merupakan
risiko kerugian yang secara langsung maupun tidak langsung dihasilkan oleh
ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, faktor manusia, teknologi atau akibat
faktor-faktor eksternal.
5
f. Risiko Hukum

Risiko hukum berhubungan dengan risiko tidak terlaksananya kontrak. Risiko


hukum terkait dengan masalah Undang-undang, Legislasi, dan regulasi yang dapat
mempengaruhi pemenuihan kontrak atau transaksi.

F. TAHAP ANALISIS RISIKO

Analisis risiko dan manajemen bank melibatkan empat tahap utama:

a. Mengidentifikasikan dan menghitung risiko

Bank akan menggunakan keahliannya dan mempertimbangkan pengalaman


terhadulu untuk menghitung probabilitas kegagalan. Prosedur ini melibatkan upaya
menyaring para calon peminjam dan calon proyek dan mencari informasi untuk
memastikan karakteristik dan ukuran risiko. Melalui keahlian dan pengalaman,
sebuah bank dapat saja memiliki keunggulan komperatif dalam jajaran bank-bank lain
dalam proses ini.

b. Mengurangi Probabilitas Risiko

Bank akan mengurangi probabilitas risiko, contohnya dengan cara menetapkan


syarat pinjaman, memikirkan kontrak insentif yang cocok untuk memastikan agar
perilaku peminjam sedemikian rupa sehingga probabilitas kegagalannya lebih rendah,
mengambil jaminan dari peminjam agar peminjam juga akan kehilangan apabila
pinjaman tidak dibayar, penetapan rasio kredit, mengambil ekuitas dalam proyek agar
bank punya suara dalam manajemennya, dan seterusnya. Dengan cara ini, pemberi
pinajaman dapat mencoba mengurangi probabilitas kegagalan. Kontrak insentif yang
cocok dapat juga dipergunakan untuk mengurangi kemungkinan penyelewangan
moral peminjam: insentif yang mungkin didapatkan peminjam atas kegagalan yang
disengaja. Kontrak harus terstruktur agar menghasilkan insentif yang lebih besar bagi
peminjam untuk membayar daripada untuk gagal secara sengaja.

c. Menghitung Batas Kerusakan

Peminjam atau pembeli aset financial akan mencari cara membatasi kerusakan
karena kegagalan atau jatuhnya harga aset. Prosedur standarnya adalah menyertakan
pinjaman atau aset dalam suatu portofolio yang terdifersifikasi secara efisien, dimana
risiko individu lebih kecil dibandingkan jika terkolerasi sepenuhnya. Dengan cara ini,
keseluruhan portofolio lebih tidak beresiko dari pada aset tertentu didalamnya: yang
tersisa adalah risiko sistematis, yaitu bagian risiko total investasi yang tidak dapat
dihindari dengan mengkombinasikannya dengan investasi lain dalam portofolio yang
berbeda. Dalam prosedur ini, nilai investasi atau pinjaman tertentu dihitung karena
kontribusinya pada keseluruhan risiko portofolio dan bukan karena karakteristik
risikonya yang inheren. Konsekuensinya, investor yang menolak risiko secara rasional
memilih investasi yang memiliki risiko inheren lebih tinggi dari pada risiko portofolio
yang sudah ada apabila investasi ini memiliki dampak dalam hal mengurangi risiko
6
portofolio keseluruhan. Bank dapat membentuk portofolio pinjaman yang
terdiversifikasi dengan cara membuat berbagai jenis pinjaman atau dengan
memberikan berbagai pinjaman sejenis tapi ditujukan kepada beberapa peminjam.

d. Memindahkan Risiko

Komponen keempat analisis dan manajemen risiko adalah dengan


memindahkan risiko kepada agen lain. Prosedur standarnya adalah asuransi. Disini,
seorang agen yang menolak risiko, membayar premi untuk melimpahkan risiko pada
perusahaan asuransi. Hal ini hanya mungkin terwujud apabila menguntungkan dua
pihak. Keuntungan dari yang diasuransikan adalah disiapkan membayar premi. Ini
menguntungkan pemberi pemilik asuransi apabila dapat menarik premi yang
membuahkan laba setelah pengajuan klaim. Hal ini dimungkinkan apabila pemberi
asuransi mampu mendapatkan struktur risiko yang terdiversifikasi. Namun, tidak
semua dapat diasuransikan, syarat yang diperlukan adalah:

 Pertama, risiko asuransi dapat di observasikan dan diversifikasi (kita tidak


dapat diasuransikan hanya karena sakit kepala tetapi bisa diasuransikan
apabila kaki kita patah)

 Kedua, risiko harus dapat di diversfikasi oleh pemberi asuransi

 Ketiga, tidak boleh ada penyelewangan moral, artinya jangan sampai ada
insentif bagi pemegang asuransi untuk menimbulkan risiko

Prinsipnya, bank dapat berusaha mengasuransikan pinjamannya, meskipun


pada prakteknya hal ini jarang terjadi karena bank itu sendiri biasanya adalah tempat
asuransi yang lebih efisien, artinya melihat ukuran dan keragaman portofolio
pinjamannya, premi risiko dapat diubah menjadi suku bunga pinjamannya sendiri,
yang lebih rendah dari premi yang akan dibebankan oleh perusahaan asuransi
eksternal. Sebagai tambahan, apabila pinjaman diasuransikan secara eksternal, bahaya
moral timbul karena mungkin terjadi insentif bagi bank.

G. DAMPAK RISIKO PERBANKAN

Sebagai dampak terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian


akibat risiko pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan
(stakeholders) bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, serta berdampak
juga kepada perekonomian secara umum.

Pengaruh risk loss pada pemegang saham dan karyawan adalah langsung,
sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung.

a. Dampak Terhadap Pemegang Saham

 Penurunan nilai investasi, yang akan memberikan pengaruh terhadap


penurunan harga dan penurunan keuntungan.

7
 Hilangnya peluang memperoleh deviden yang seharusnya diterima
sebagai akibat turunnya keuntungan perusahaan.

 Kegagalan investasi yang telah dilakukan.

b. Dampak Terhadap Karyawan

 Dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang menimbulkan


kerugian.

 Pengurangan pendapatan, seperti pengurangan gaji.

 Pemutusan hubungan kerja.

c. Dampak Terhadap Nasabah

 Merosotnya tingkat pelayanan.

 Berkurangnya jenis dan kualitas produk yang ditawarkan.

 Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam pencarian dana.

 Perubahan peraturan.

d. Dampak Terhadap Pereknomian

Dampak yang ditimbulkan bagi perekonomian berupa terjadinya risiko


sistemik, dimana risiko tersebut berdampak bagi perekonomian secara keseluruhan
dan secara langsung berdampak pada pemegang saham, karyawan dan nasabah. Hal
ini terjadi pada saat bank tidak dapat memenuhi kewajibannya. Bank tidak dapat
menyediakan dana yang cukup pada saat nasabah melakukan penarikan dananya.

H. ANALISA RISIKO TERHADAP INDUSTRI KEUANGAN

Dalam analisis ini pemakalah melaporkan beberapa pandangan para praktisi


perbankan terhadap risiko yang dihadapi lembaganya.

 Kurangnya pemahaman terhadap risiko yang ada pada model


pembiayaan.

 Tingkat return dari simpanan nasabah harus sama dengan yang ada di
bank lain.

 Risiko penarikan: rendahnya tingkat return dapat menyebabkan


penarikan dana.

8
I. STUDI KASUS

Selama dua dekade terakhir ini kegagalan dalam melakukan manajemen risiko
telah memakan banyak korban pada industri keuangan. Kerugian bisa secara financial
maupun nonfinancial.

 Pada tahun 1991, lembaga BCCL mengalami kerugian sebesar 500 juta
dolar, karena lemah dalam menganalisis produk, dokumentasi kredit
yang tidak lengkap, saling menghilangkan data, dan penyelewangan
serta pencucian uang.

 Tahun 1994, Credit Lyonnais mengalami kerugian hingga 24.220 juta


dolar, karena ketidakcukupan pengawasan dan deregulasi internal
dalam kaitan dengan berbagai penyelewangan, mis-manajemen
pinjaman, pencucian uang, penyelewengan kekuasaan berupa
konspirasi antara politisi, banker, dan pemilik baru.

Dari kasus diatas, menurut Ferry N. Idroes ada beberapa solusi atau
implementasi terhadap risiko sebagai berikut:

 Hindari (avoidance): keputusan yang diambil adalah dengan cara


menghindari atau tidak melakukan aktivitas yang dimaksud. Misalnya
sebuah bank mendapatkan tawaran untuk melakukan bisnis pencucian
uang dari kewgiatan terorisme yang menjanjikan keuntungan, sehingga
risikonya adalah berupa ancaman penutupan bank serta ancaman
pidana terhadap pelakunya. Maka bank memutuskan untuk tidak
melakukan aktivitas tersebut.

 Alihkan (transfer): membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya


terdapat biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang
diperoleh. Misalnya untuk pembiayaan proyek yang sangat besar,
sebuah bank melakukan skema pinjaman sindikasi. Pengalihan risiko
juga termasuk penggunaan lembaga asuransi sebagai penanggung
kerugian dengan membayar premi selain itu, penggunaan sumber daya
diluar organisasi (outsourcing) juga termasuk dalam pengalihan risiko.

 Mitigasi risiko (mitigate risk): menerima risiko pada tingkat tertentu


dengan melakukan tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan
kontrol, kualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan
aktivitas dan resikonya.

 Menahan risiko residual (retention of residual risk): menerima risiko


yang mungkin timbul dan aktivitas yang dilakukan. Perbankan harus
mengambil berbagai macam risiko dalam menjalankan aktivitasnya.
Risiko yang dimaksud tidak dapat dihindari, dialihkan, dan dimitigasi.

9
Akibatnya, risiko tersebut harus ditanggung sejalan dengan
pelaksanaan aktivitas.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

10
Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan
baik dalam bentuk giro, tanungan dan deposito. Kemudian aktivitas bank yang lainnya
juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan.
Tidak hanya itu, bank juga dapat dimanfaatkan dalam aktivitas-aktivitas lainnya seperti
membayar rekening listrik, pajak dan sebagainya. Masih banyak kegiatan bank yang
lainnya. Namun diantara banyaknya aktivitas bank tersebut, tidak terlepas dari berbagain
risiko. Risiko-risiko inilah yang harus dipelajari dan dipahami oleh pemegang saham,
karyawan maupun nasabah. Karena risiko-risiko yang kemungkinan terjadi dapat
mengakibatkan kerugian. Namun, jika risiko tersebut dikelola secara tepat dapat
memberikan manfaat kepada bank dalam menghasilkan laba yang atraktif. Untuk itulah
pentingnya menganalisa risiko-risiko tersebut agar dapat mencari solusi dari setiap risiko
yang terjadi, demi kemajuan perbankan kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ayat, Safri, Drs., Manajemen Risiko, Jakarta: Gema Akastri, 2003

Darmawi, herman, Drs., Manajemen Risiko, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

12

Anda mungkin juga menyukai