Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH AKUNTANSI INTERNASIONAL

“MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN”

Dosen Pengampuh : Suhartono,S.E.,M.Si

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11 (AKUNTANSI A)

Mutmainnah_90400120016

Rizki Ameliyani_90400120017

Nurhalimah_90400120030

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Suhartono,S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah Akuntansi
Internasional, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun
makalah ini yang berjudul “Manajemen Risiko Keuangan”.

Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah ini, harapan kami
dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca. Serta dapat menjadi
pembelajaran bagi kami dalam pembuatan sebuah makalah, terkhusus dalam materi
manajemen risiko keuangan. Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi materi maupun
dari tata bahasa. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran
dari Bapak dan teman-teman demi perbaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah
ini dapat menjadi inspirasi bagi teman-teman dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Gowa, 13 Juni 2023

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN................................................................................................................4
A. URGENSI MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN...............................................4
B. PERAN AKUNTANSI DALAM RISIKO KEUANGAN......................................6
C. LINDUNG NILAI ASET DAN KEWAJIBAN YANG DIAKUI ATAU
KESEPAKATAN PERUSAHAAN YANG TIDAK DIAKUI.....................................13
D. LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DALAM OPERASIONAL ASING. .16
E. BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING............................................18
F. PENGUNGKAPAN DAN TOLAK UKUR MANAJEMEN RISIKO
KEUANGAN PENGUNGKAPAN.............................................................................19
G. TOLAK UKUR YANG SESUAI......................................................................21
BAB III............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan...........................................................................................................22
B. Saran.....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata “Resiko” dan sudah
biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Resiko merupakan
bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam resiko,
seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko terkena banjir di
musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika
resiko-resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan
kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan
berwirausaha adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif dalam
organisasi.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan
biasanya berhadapan dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam
Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan
memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan resiko non usaha adalah resiko
lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang
merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun
pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang merugikan. Bagaimana
jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan yang sangat besar, dan

1
walaupun mengalami kerugian sangat kecil sekali. Misalnya membeli lotere. Jika
beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar, tetapi jika tidak beruntung
uang yang digunakan membeli lotere relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko?
Jawabannya adalah hal ini juga tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau
sekecil apapun hal itu dianggap resiko.
Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak, yaitu karena
resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu
perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian langsung dari peristiwa
tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung,
material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga
dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner
bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko.
Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat
berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan strategic
management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki organisasi, dan
mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana urgensi manajemen risiko keuangan?
2. Bagaimana peran akuntansi dalam risiko keuangan?
3. Bagaimana lindung nilai aset dan kewajiban yang diakui atau kesepakatan
perusahaan yang tidak diakui?
4. Bagaimana lindung nilai investasi bersih dalam operasional asing?
5. Bagaimana berspekulasi dalam mata uang asing?
6. Bagaimana pengungkapan dan tolok ukur manajemen risiko keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui urgensi manajemen risiko keuangan

2
2. Untuk mengetahui peran akuntansi dalam risiko keuangan
3. Untuk mengetahui lindung nilai aset dan kewajiban yang diakui atau
kesepakatan perusahaan yang tidak diakui
4. Untuk mengetahui lindung nilai investasi bersih dalam operasional asing
5. Untuk mengetahui berspekulasi dalam mata uang asing
6. Untuk mengetahui pengungkapan dan tolok ukur manajemen risiko keuangan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. URGENSI MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN


1. Pokok Bahasan
Tujuan dari manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko individu adalah.
untuk mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-
perubahan yang tidak diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan
ekuitas. Pemajanan terhadap ketidakpastian harga dikenal dengan istilah risiko pasar.
Contohnya, sebuah perusahaan di Swedia yang mengeluarkan saham baru kepada
investor-investor dalam negeri mungkin melihat risiko pasar sebagai pemajanan
terhadap naiknya harga-harga saham. Kenaikan harga-harga saham yang tidak
diperkirakan ini merupakan sesuatu yang tidak diinginkan jika pihak penerbit saham
mengeluarkan saham yang lebih sedikit untuk jumlah uang yang sama dengan cara
meminggu. Seorang investor Swedia, sebaliknya, akan melihat risiko sebagai
kemungkinan jatuhnya harga ekuitas. Jika harga salam jatuh secara signifikan pada
waktu dekat, investor biasanya lebih memilih untuk menunggu daripada membeli.

Orang-orang di pasar cenderung menolak risiko. Oleh karena itu, sebagian besar
dari mereka akan menukarkan sebagian laba potensial dari perubahan harga yang
merugikan. Perantara keuangan dan makelar pasar telah memberikan respons dengan
menciptakan produk keuangan yang memungkinkan orang-orang di pasar untuk
mentransfer risiko perubahan harga yang tidak diperkirakan kepada orang lain, yang
disebut mitra pengimbang. Misalnya, perantara keuangan menjual opsi kepada sebuah
perusahaan penerbit saham untuk membeli saham dan menjual hak jual pada investor
untuk melakukan penjualan semua sahamnya.

Risiko pasar memiliki banyak ukuran. Meskipun kita akan memfokuskan pada
ketidakpastian harga atau kursakuntan manajemen menganggap risiko lainnya yang
dihitung dengan ERM di atas Risiko likuiditas muncul karena tidak semua produk
manajemen risiko keuangan dapat dengan bebas ditukarkan. Pasar-pasar yang lancar di
antaranya adalah real estat dan saham kapitalisasi kecil. Terputusnya pasar ini mengacu

4
pada risiko bahwa pasar tidak selalu menghasilkan perubahan-perubahan harga yang
terus-menerus. Jatuhnya pasar saham di awal dekade ini adalah perkara yang sedang
dibicarakan. Risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa mitra pengimbang tidak
akan memenuhi kewajibannya terhadap kontrak manajemen risiko. Misalnya, mitra
pengimbang yang telah setuju untuk menukar euro dengan dolar Kanada mungkin gagal
mengirimkan euronya pada tanggal yang telah disepakati. Risiko pengaturan merupakan
risiko bahwa otoritas publik dapat mencegah penggunaan produk keuangan untuk
menjalankan fungsinya. Misalnya, bursa saham Kuala Lumpur tidak mengijinkan
penggunaan jual kosong sebagai pencegahan risiko melawan penurunan harga ekuitas.
Risiko pajak adalah risiko di mana transaksi pencegahan risiko tertentu tidak akan
menerima laporan pajak yang diinginkan. Contohnya adalah laporan kerugian valuta
sebagai modal dapat memperoleh keuntungan ketika pendapatan dipilih. Risiko
akuntansi adalah risiko di mana transaksi pencegahan risiko tidak akan dijelaskan
sebagai bagian dari transaksi yang dilindunginya. Contoh dari kasus ini adalah ketika
keuntungan atas pencegahan risiko akan kesepakatan pembelian dianggap sebagai
pendapatan lainnyabukannya dianggap pengurangan biaya pembelian.

2. Apa Pentingnya Manajemen Risiko Keuangan

Pertumbuhan cepat layanan manajemen risiko menyatakan bahwa manajemen


dapat meningkatkan nilai firma dengan mengatur risiko keuangan. Selain itu, investor
dan pemegang saham lainnya terus-menerus mengharapkan manajer keuangan untuk
mengenali dan secara aktif melakukan manajemen risiko pasar. Jika nilai perusahaan
tersebut sama dengan nilai terkini dari arus kasnya di masa depan, manajemen eksposur
aktif dapat dibenarkan dengan beberapa manfaat

Pertama, manajemen eksposur dapat membantu menstabilkan arus kas yang


diinginkan suatu perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil membantu mengurangi
pendapatan yang tidak direncanakan, karenanya hal ini meningkatkan nilai terkini arus
kas yang diinginkan. Pendapatan yang stabil juga mengurangi kemungkinan terjadinya
kegagalan dan risiko kebangkrutanatau risiko di mana pendapatan tidak dapat menutupi
pembayaran layanan utang kontraktual. Kedua, manajemen eksposur aktif
memungkinkan sebuah firma untuk memfokuskan diri pada risiko bisnis utamanya.
Oleh karena itu, pengusaha dapat melakukan pencegahan risiko suku bunga dan mata

5
uangnya serta memusatkan perhatiannya pada produksi dan pemasaran. Keuntungan
yang sama juga dapat terjadi pada institusi keuangan. Ketiga pemilik utang pegawaidan
pelanggan juga memperoleh keuntungan dengan adanya manajemen eksposur. Oleh
karena pemilik utang umumnya memiliki toleransi risiko lebih rendah daripada
pemegang saham. membatasi terjadinya risiko di perusahaan yang bersangkutan dapat
membantu menyejajarkan bunga milik pemegang saham dan investor. Keempat, produk
derivatif dapat memungkinkan dana pensiun pemimpin perusahaan untuk menikmati
keuntungan yang lebih besar dengan berinvestasi pada instrumen-instrumen tertentu
tanpa harus benar-benar membeli atau menjual instrumen pokok. Kelima karena
kerugian yang diakibatkan oleh risiko harga dalam bentuk harga yang lebih tinggi
manajeman eksposur dapat membatasi pemajanan pelanggan pada risiko-risiko ini.

B. PERAN AKUNTANSI DALAM RISIKO KEUANGAN


1. Mengenali Risiko-risiko Pasar

Pemetaan risiko merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mengenali


beragam jenis risiko pasar yang mungkin terjadi. Kerangka kerja ini dimulai dengan
memeriksa hubungan antara beragam risiko pasar dengan value drivers sebuah
perusahaan dan pesaingnya.

2. Mengukur Trade-offs

Peran lain yang dilakukan akuntan dalam proses manajemen risiko adalah
mengukur trade-offs yang berhubungan dengan strategi alternatif dalam merespons
suatu risiko. Manajemen dapat memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada
melakukan pencegahan jika biaya perlindungan risiko lebih tinggi daripada
keuntungannya. Sebagai contoh, importir yang memiliki kesepakatan pembelian
perusahaan yang terbilang dalam mata uang asing dapat memilih untuk tidak melakukan
pencegahan risiko jika dia yakin bahwa mata uang asing akan melemah sebelum tanggal
pengiriman. Seorang akuntan akan mengukur keuntungan dari pencegahan risiko dan
biaya yang dikeluarkan, juga biaya-biaya dan keuntungan terdahulu dengan cara
mengamati pergerakan pasar.

3. Manajemen Risiko di Dunia Nilai Tukar Mengambang

6
Sebagian besar pergerakan harga pasar yang telah kita bahas ini memiliki
hubungan satu sama lain. Pada bab ini, kita membatasi analisis pada pemajanan harga
tertentu, yaitu perubahan nilai tukar. Ada tiga alasan yang mendasari hal ini. Pertama,
nilai tukar, atau risiko valuta asing, merupakan bentuk risiko yang paling umum
dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di banyak negara. Kedua, eksekutif keuangan
yang berpengalaman menyatakan bahwa risiko valuta adalah salah satu risiko eksternal
yang paling sulit dan harus ditangani manajer keuangan. Ketiga, konsep manajemen
risiko dan perlakuan akuntansi asosiasi terhadap risiko valuta asing bersifat sejajar
dengan yang digunakan untuk risiko suku bunga, harga komoditas, dan harga ekuitas.

Dalam dunia nilai tukar mengambang, manajemen risiko terdiri atas (1)
mengantisipasi pergerakan nilai tukar, (2) mengukur pemajanan perusahaan terhadap
risiko bursa, (3) merancang strategi perlindungan yang sesuai, (4) membangun kendali
manajemen risiko internal. Bahasan lengkapnya dijelaskan di bawah ini.

a. Meramalkan Perubahan Nilai Tukar


Dalam mengembangkan program menajemen risiko bursa, manajer
keuangan memiliki informasi tentang arah, waktu, dan besarnya perubahan nilai
tukar. Jika mengetahui prospek nilai tukar, manajer keuangan dapat menyusun
pengukuran pertahanan dengan lebih efektif dan efisien. Namun, ketepatan yang
pasti dalam memperkirakan pergerakan mata uang masih sulit.
Informasi yang sering kali digunakan dalam memperkirakan nilai tukar
(misalnya turunnya nilai mata uang) berhubungan dengan perubahan-perubahan
pada faktor berikut ini:
 Perbedaan inflasi. Bukti menunjukkan bahwa tingkat inflasi yang lebih
tinggi di negara tertentu, sering kali, cenderung diimbangi oleh
pergerakan yang sama dan berlawanan pada nilai mata uang negara
tersebut.
 Kebijakan moneter. Kenaikan uang beredar suatu negara yang
melampaui tingkat pertumbuhan yang sebenarnya dari output negara
dapat menyebabkan inflasi, yang akan memengaruhi nilai tukar.
 Neraca perdagangan. Pemerintah sering kali memanfaatkan devaluasi
mata uang untuk menangani neraca perdagangan yang tidak
menguntungkan (yaitu ketika ekspor < impor).

7
 Neraca pembayaran. Suatu negara yang mengeluarkan (impor) dan
berinvestasi lebih besar di luar negeri daripada yang diperolehnya
(ekspor) atau dari investasi yang diterima dari luar negeri akan
mengalami penurunan nilai mata uang.
 Cadangan moneter internasional dan kapasitas utang. Suatu negara
yang terus-menerus memiliki defisit neraca pembayaran dapat mencegah
devaluasi mata uang dengan menarik simpanannya (yaitu tingkat
cadangan moneter internasional) atau menarik kapasitas pinjaman
asingnya. Jika sumber-sumber ini berkurang, kemungkinan terjadinya
devaluasi akan meningkat.
 Anggaran negara. Defisit yang disebabkan oleh pengeluaran
pemerintah yang berlebihan juga akan memperburuk inflasi.
 Penentuan bursa berjangka. Mata uang asing yang dapat diperoleh
pengiriman yang akan datang dengan potongan harga yang besar
menunjukkan kepercayaan yang berkurang pada mata uang tersebut.
 Kurs tidak resmi. Kenaikan dalam sebaran antara nilai tukar pasar
resmi dan tidak resmi atau disebut juga pasar gelap menunjukkan
tekanan yang meningkat terhadap pemerintah untuk menyejajarkan kurs
resminya dengan kurs pasar yang lebih realistis.
 Perilaku mata uang terkait. Mata uang suatu negara biasanya akan
berjalan dengan cara yang serupa dengan mata uang negara-negara yang
ekonominya serupa.
 Diferensiasi suku bunga. Diferensiasi suku bunga antara dua negara
dapat memperkirakan perubahan yang akan terjadi pada nilai tukar.
 Harga opsi ekuitas asing. Oleh karena arbitrase menghubungkan harga
ekuitas asing di pasar negaranya dengan nilai mata uang dalam negerinya
perubahan-perubahan pada harga beli mata uang dalam negeri ekuitas
asing menunjukkan perubahan ekspektasi pasar akan kurs valuta asing di
masa yang akan datang.
b. Mengukur Pemajanan
Proses penyusunan permasalahan perusahaan untuk mengurangi akibat
perubahan nilai tukar yang merugikanmemerlukan informasi mengenai

8
pemajanannya terhadap risiko kurs valuta asingEksposur valuta asing muncul
ketika perubahan kurs valuta asing mengubah nilai aset bersih, pendapatan, dan
arus kas suatu perusahaan" Pengukuran akuntansi tradisional akan eksposur
valuta asing memusatkan pada dua jenis pemajanan besar: traslasi dan transaksi
c. Pemajanan Translasi
Pemajanan translasi mengukur dampak perubahan kurs valuta asing
terhadap kesetaraan mata uang dalam negeri dari aset dan kewajiban mata uang
asing suatu perusahaan. Misalnya, sebuah perusahaan induk di Amerika Serikat
yang menjalankan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya di Ekuador (yang
menggunakan dolar AS sebagai mata uang resmi) mengalami perubahan nilai
dolar aset moneter bersih Ekuador ketika nilai tukar mata uang sucre Ekuador
berubah terhadap dolar. Oleh karena jumlah mata uang asing biasanya
ditranslasikan terhadap kesetaraan mata uang dalam negeri untuk tinjauan
manajemen atau maksud pelaporan keuangan eksternal, dampak translasi
memiliki akibat yang langsung terhadap keuntungan dilaporkan. Aset atau
kewajiban mata uang asing yang dipaparkan pada risiko nilai tukar merupakan
hal-hal yang ditranslasikan pada nilai tukar terkini (berlawanan dengan nilai
tukar terdahulu). Oleh karena itu, pemajanan translasi dapat diukur dengan
mengambil perbedaan antara aset dan kewajiban mata uang asing terbuka oleh
suatu perusahaan.
Kelebihan aset terbuka akan kewajiban terbuka (yaitu perihal mata uang
asing yang ditranslasikan pada nilai tukar terkini) menyebabkan posisi aset
terbuka bersih. Hal ini terkadang dianggap sebagai pemajanan positif. Devaluasi
mata uang asing yang terhadap mata uang pelaporan menghasilkan kerugian
translasiRevaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi.
Sebaliknya, suatu perusahaan memiliki posisi kewajiban terbuka bersih, atau
pemajanan negatif, ketika kewajiban terbuka melebihi aset terbuka. Dalam
keadaan ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan keuntungan translasi.
Revaluasi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
d. Akuntansi versus Eksposur Ekonomi
Kerangka kerja pelaporan yang yang telah digambarkan sebelumnya
menyoroti pemajanan suatu perusahaan terhadap risiko valuta asing yang bisa

9
terjadi kapan. Namun pelaporan pemajanan translasi dan pemajanan transaksi
tidaklah mengukur eksposur ekonomi perusahaan yang bersangkutan. Eksposur
ekonomi adalah dampak dari perubahan nilai mata uang terhadap kinerja dan
arus kas perusahaan di masa yang akan datang.
Dari waktu ke waktu semakin banyak perusahaan yang membedakan
antara pemajanan yang statis dan pemajanan yang mengalir alami. Perusahaan-
perusahaan tersebut mempersiapkan laporan arus kas aneka valuta yang
memungkinkan mereka untuk mengawasi penerimaan dan pengeluaran kas
bulanan untuk setiap mata uang yang mereka pakai untuk berbisnis. Suatu
laporan pemajanan tradisional mempertimbangkan akibat perubahan nilai tukar
terhadap naraca akun saat laporan keuangan. Laporan arus kas aneka valuta
menekankan pemajanan yang dipicu oleh perubahan nilai tukar selama periode
anggaran yang akan datang. Penerimaan kas untuk setiap mata uang negara
terdiri atas pengumpulan penjualan kredit lancar dan kredit antisipasi
penghapusan aset, dan kegiatan lainnya yang dapat menghasilkan uang.
Pengeluaran kas aneka valuta terdiri atas segala hal yang diperlukan untuk
kewajiban lancar dan kewajiban antisipasi, layanan utang, dan pembelian kas
lainnya.
Dugaan eksposur ekonomi mengakui bahwa perubahan nilai tukar
berdampak pada posisi kompetitif perusahaan dengan mengubah harga-harga
input dan output yang berhubungan dengan harga-harga perusahaan asing
pesaingnya. Misalnya, anggaplah bahwa perusahaan Filipina yang telah kita
bicarakan mendapatkan buruh dan bahan produksinya dari dalam negeri.
Devaluasi peso Filipina terhadap semua mata uang asing lainnya dapat
meningkatkan posisi anak perusahaannya, bukan memperburuk posisinya. Anak
perusahaan ini dapat meningkatkan ekspornya ke Australia dan Amerika Serikat
karena peso yang mengalami devaluasi akan membuat barang-barang
produksinya lebih murah dalam dolar Australia dan AS. Penjualan dalam negeri
pun dapat meningkat karena devaluasi peso akan membuat barang-barang impor
lebih mahal dalam mata uang lokal. Devaluasi ini tidak akan memiliki dampak
yang cukup besar terhadap harga input sumber lokal. Oleh karena itu,
profitabilitas di masa yang akan datang dari anak perusahaan Filipina mungkin

10
meningkat karena mata uangnya mengalami depresiasi. Di bawah situasi ini
booking kerugian transaksi terhadap pemajanan translasi positif akan
mengganggu implikasi ekonomi devaluasi peso.
Kemungkinan lainnya adalah, perusahaan induk dapat menggunakan
pendekatan portofolio untuk mengurangi risiko dengan memilih bisnis pengganti
kerugian. Dengan ini, pemajanan operasional perusahaan secara keseluruhan
dapat diminimalisasi. Strategi ini memerlukan tinjauan yang teliti dari yang
memiliki pemajanan hasil operasional unit bisnis individu setelah mengoreksi
dampak dari pemajanan operasional. Sebuah perusahaan dapat memilih untuk
mengeksploitasi ketidakjelasan nilai tukar dengan cara mengatur kembali
bisnisnya. Tujuannya adalah untuk mempertahankan fleksibilitas maksimum
dengan kemampuan untuk meningkatkan produksi dan sumber produksi di
negara-negara yang mata uangnya benar-benar dinilai rendah. Hal ini menuntut
biaya tambahan untuk pemindahan sarana produksi dan kelebihan kapasitas
bangunan. Di sisi lain, strategi ini mengurangi biaya operasional rata-rata dalam
cakupan nilai tukar.
Dugaan eksposur ekonomi dan operasional memberikan beban baru
terhadap akuntan manajemen. Sumber-sumber tradisional tidak akan berisi
banyak informasi. Alat ukur pemajanan operasional yang tepat akan menuntut
pemahaman struktur pasar di mana perusahaan yang bersangkutan dan
perusahaan pesaingnya menjalankan bisnis, serta pemahaman dampak nilai tukar
yang nyata (bukan sekadar angka). Dampak ini sulit diukur. Oleh karena
pemajanan operasional cenderung berumur panjang, tidak dapat diukur dengan
pasti, dan tidak berdasarkan pada kesepakatan eksplisit, maka akuntan harus
selalu memberikan informasi yang akan selalu berguna dalam fungsi operasional
dan jangka waktu yang berbeda.
e. Strategi Perlindungan
Setelah pemajanan valuta asing diukur, langkah selanjutnya adalah
merancang strategi pencegahan risiko yang akan mengurangi atau
menghilangkan pemajanan tersebut. Strategi ini terdiri atas pencegahan risiko
neraca, operasional, dan kontraktual.

11
Lindung Nilai Neraca. Lindung nilai neraca dapat mengurangi pemajanan
suatu perusahaan dengan menyesuaikan level dan denominasi moneter dari aset
dan kewajiban perusahaan. Contohnya, meningkatnya neraca kas dalam mata
uang asing dapat mengganti kerugian penurunan suku bunga dan pendapatan
pada instrumen pendapatan tetap dalam negeri. Pencegahan risiko alami
terhadap pemajanan positif senilai $115 juta adalah dengan meningkatkan
pinjaman peso anak perusahaan Filipina senilai $115 juta. Dalam kasus ini, kas
pinjaman haruslah dikirimkan kepada perusahaan induk atau diinvestasikan pada
aset non- exposed, karena jika tidak, posisi aset terbuka bersih tidak akan
berubah. Metode lain dari melakukan pencegahan risiko pemajanan positif anak
perusahaan yang berlokasi di negara mudah-devaluasi adalah:
1) Menjaga neraca kas mata uang lokal pada level minimum yang
dibutuhkan untuk mendukung operasi tahun berjalan
2) Mengirimkan kembali keuntungan pada perusahaan induk di atas nilai
dibutuhkan untuk perluasan modal
3) Mempercepat (memimpin) pengumpulan piutang mata uang dilunasi
4) Menangguhkan (menambah lama) pembayaran utang mata uang lokal
5) Mempercepat pembayaran utang mata uang luar negeri uang
6) Menginvestasikan kelebihan kas pada inventaris dan aset mata sekiranya
tidak akan membuat devaluasi terjadi
7) Menginvestasikan dalam aset asing mata uang yang kuat
Pencegahan Risiko Kontraktual. Ragam instrumen pencegahan risiko
kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas pada manajer
dalam melakukan manajeman eksposur valuta asing.
Sebagian besar dari instrumen keuangan ini bersifat derivatif. Instrumen
keuangan dasar, seperti persetujuan opsi kembali (piutang), obligasi, dan saham
modal dapat memenuhi syarat sebagai definisi akuntansi konvensional yang
berupa aset, kewajiban, dan ekuitas pribadi. Instrumen keuangan derivatif
merupakan persetujuan kontraktual yang memberikan kenaikan pada hak atau
kewajiban istimewa yang memperoleh nilai dari instrumen keuangan atau
komoditas lainnya. Sebagian besar instrumen derivatif berasal dari keadaan yang
tidak menentu. Oleh karena itu, instrumen ini tidak memiliki ciri-ciri yang sama

12
dengan instrumen-instrumen lain. Contohnya adalah pertukaran dasar lintas
mata uang pada jumlah pokok senilai $100 juta. Pada pertukaran ini produk
derivatifnya adalah janji untuk menukar diferensiasi pembayaran bunga yang
berdasarkan pada, namun juga bebas dari, prinsip dasar atau jumlah tidak tetap
dari pinjaman-pinjaman masing-masing. Jika nilai mengambang lebih tinggi dari
nilai tetap, salah satu dari pihak mitra pengimbang akan berutang pada pihak
mitra pengimbang lainnya. Jumlah utang berapa pun akan bergantung pada
pergerakan suku bunga. Pasar derivatif adalah pasar global nonstop yang
sebagian besar terdiri dari bank-bank. Pedagang derivatif di seluruh dunia
terhubung melalui sistem elektronik dan komunikasi yang benar-benar canggih.

C. LINDUNG NILAI ASET DAN KEWAJIBAN YANG DIAKUI ATAU


KESEPAKATAN PERUSAHAAN YANG TIDAK DIAKUI

Pada tanggal 1 September, sebuah perusahaan Kanada menjual, dengan angsuran,


barang-barang kepada importir Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP).
Perubahan nilai tukar dolar Kanada/peso adalah sebesar CAD0,13 = MXP1; pada 1
Desember menjadi CAD0,11 = MXP1. Eksportir Kanada berharap menerima
CAD140.000 untuk MXP1.000.000 yang diutangkan jika nilai spot tetap tidak berubah
hingga 1 Desember. Untuk menghindari risiko menerima nilai kurang dari CAD140.000
jika peso kehilangan nilai sebelum tanggal Desember, eksportir Kanada melakukan
kontrak berjangka pada 1 September untuk mengirimkan MXP1.000.000 untuk dolar
Kanada pada 1 Desember dengan nilai berjangka sebesar CAD0,13 = MXP1. Dalam
contoh ini, peso dapat dijual hanya dalam diskon karena nilai spotnya lebih besar dari
nilai berjangka. Jumlah diskon dari kontrak berjangka adalah sebesar CAD10.000
(CAD0,14 nilai spot CAD0,13 nilai berjangka) x MXP1.000.000 nilai absolut] dan
merupakan harga untuk mengurangi ketidakpastian. Akibatnya, eksportir Kanada
memberikan penerimaan tidak pasti senilai C$140.000 untuk penerimaan pasti senilai
CAD130.000. Pada tanggal laporan keuangan selanjutnya sebelum jatuh tempo, jumlah
kontrak berjangka (kewajiban peso) dikalikan dengan nilai spot karena tanggal-tanggal
tersebut. Perubahan nilai spot menyebabkan keuntungan atau kerugian dalam kontrak
berjangka. Oleh karenanya, jika nilai tukar berlaku 1 Desember sebesar CAD0,11 =

13
MXP1, eksportir Kanada mendapatkan keuntungan sebesar CAD30.000 (CAD0,14 nilai
spot – CAD0,11 nilai spot yang akan datang MXP1.000.000 kewajiban). Jika kontrak
berjangka tidak pernah dibeli, eksportir Kanada hanya akan menerima CAD110.000
atas konversi akun piutang MXP1.000.000. Oleh karena itu, kontrak berjangka
mengompensasi kerugian transaksi piutang mata uang asing dengan keuntungan
transaksi atas utang mata uang asing.

Tampilan 11-15 memberikan catatan-catatan untuk kontrak berjangka yang telah


digambarkan sebelumnya, dengan menganggap bahwa laporan keuangan disusun pada
30 September sebelum penyelesaian transaksi peso. Nilai tukar pada September 30
adalah C$0,13 = Mp1.

Tampilan 11-15 nilai transaksi mata uang asing


lindungi
1 September (CAD) Piutang kontrak C$130.000
Diskon ditahan 10.000
Uang kontrak MXP 140.000
(Untuk mencatat
kesepakatan dengan dialer
mata uang untuk menular
MXP 1.000.000 senilai
CAD140.000 untuk
CAD130.000 dalam tiga
tahun)
30 September Utang kontrak MXP 10.000
Keuntungan 10.000
transaksi (lindung
nilai)
(Untuk mencatat
keuntungan transaksi dari
kesetaraan nilai dolar yang
berkurang dari utang
kontrak CADO14-

14
CADO,13× MXP
1.000.000)
30 September Biaya diskon 3.333
Diskon ditahan 3.333
(Amortisasi diskon ditahan
selama satu bulan)
1 Desember Utang kontrak MXP 20.000
Keuntungan 20.000
transaksi (lindungi
nilai)
(Untuk mencatat
keuntungan transaksi
tambahan dengan
menyesuaikan kontrak
terhadap nilai lancar terbaru
CADO,13-
CADO,11×MXP1.000.000)
1 Desember Biaya diskon 6.667
Diskon ditahan 6.667
(Amortisasi neraca diskon
ditahan)
1 Desember Utang kontrak MXP 110.000
Peso Meksiko 110.000
(Untuk mencatat pengiriman
MXP1.000.000 pada dealer
mata uang asing;
MXP1.000.000 ini diperoleh
dari pengumpulan jumlah
yang dipinjamkan oleh
importir Meksiko.)
1 Desember Kas 130.000
(CAD) Piutang 130.000

15
kontrak
(Untuk mencatat
penerimaan kas sebesar
CAD130.000 per kontrak
berjangka.)

Anggaplah bahwa diskonnya termasuk ke dalam elemen biaya operasional, efek


bersih transaksi lindung nilai dari pendapatan operasional menyertakan komisi valuta
asing apa pun) ditentukan sebagai berikut:

Kesetaraan dolar dari piutang yang dikumpulkan dari importir Meksiko CAD110.000

Keuntungan transaksi dari kontrak berjangka 30.000

Hasil dari kesepakatan penjualan 140.000

Diskon dari kontrak berjangka (10.000

Pendapatan operasional CAD130.000

Keuntungan dari kontrak berjangka telah secara efektif mengompensasi devaluasi


nilai peso. Margin kotor yang diharapkan dan pendapatan operasional tercapai. Diskon
dari kontrak berjangka menunjukkan biaya lindung nilai dari risiko valuta asing.

Perlakuan akuntansi yang sama akan berlaku jika eksportir Kanada akan membuat
kesepakatan penjualan pada 1 September untuk mengirimkan barang-barang dan
menerima pembayaran sebesar MXP1.000.000 dari importir Meksiko dalam tiga bulan
daripada segera mengirimkan barang-barang dan menunggu pembayarannya. Tipe
kontrak pelaksanaan ini dikenal dengan kesepakatan mata uang asing.

Sebagai alternatif, contoh kasus yang baru saja diberikan ini mungkin berbentuk
penjualan ekspor yang diperkirakan. Ekspektasi ini bukanlah hasil dari transaksi di masa
lalu, bukan pula hasil dari kesepakatan penjualan perusahaan. Ekspektasi ini
menunjukkan arus kas di masa depan yang tidak pasti (transaksi antisipasi). Oleh karena
itu, keuntungan dan kerugian kontrak berjangka untuk melindungi nilai penerimaan

16
peso pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari pendapatan
komprehensif. Jumlah ini akan diklasifikasikan lagi ke dalam pendapatan lancar dalam
periode di mana penjualan ekspor benar-benar diakui.

D. LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DALAM OPERASIONAL ASING

Ketika anak perusahaan asing dengan posisi aset terbuka bersih dikonsolidasi
dengan perusahaan induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing
kehilangan nilai terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian
translasi juga muncul jika anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban
terbuka bersih dan nilai mata uang asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu
cara untuk mengurangi kerugian semacam ini adalah dengan membeli kontrak
berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan transaksi yang dicapai
pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka.

Sebagai contoh, anggaplah bahwa anak perusahaan AS yang berlokasi di Jepang


memiliki posisi kewajiban terbuka bersih senilai JPY135.000.000 pada 30 September.
Mata uang fungsionalnya adalah dolar. Untuk memperkecil terjadinya kerugian translasi
yang dipicu oleh apresiasi yen yang tidak terduga, perusahaan induk AS membeli
kontrak berjangka untuk menerima 135.000.000 yen dalam 90 hari pada nilai berjangka
sebesar 50,008570. Nilai tukar pada akhir tahun adalah sebagai berikut:

30 September spot = $0,008505

30 September 90 hari berjangka = $0,008570

31 Desember spot = $0,008640

17
Analisis transaksi dari lindung nilai ini tercantum dalam Tampilan 11-16.

Contoh ini merupakan ringkasan dari efek pajak. Kerugian translasi yang
diharapkan sebesar $18.225 (kewajiban terbuka bersih dari [JPY135.000.000 x
($0,008640-$0,008505)] dikompensasikan oleh keuntungan transaksi pada kontrak
berjangka senilai $18.225 minus biaya premi sebesar $2.025. Jika mata uang asing
merupakan mata uang fungsional, penyesuaian pertukaran apa pun yang muncul dari
konsolidasi akan mengelilingi (bypass) pendapatan dan muncul dalam pendapatan
komprehensif lainnya. Dalam situasi ini, keuntungan dan kerugian transaksi dalam
lindung nilai berjangka dan premi/diskon yang berhubungan akan juga tercermin dalam
pendapatan komprehensif lainnya.

18
E. BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING

Peluang muncul untuk mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan


menggunakan kontrak berjangka dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing.” Kontrak
berjangka dalam contoh yang telah disebutkan tidak akan memenuhi syarat lindung nilai
jika hanya dibeli untuk diambil keuntungannya dari apresiasi yen yang diharapkan.
Kontrak berjangka yang dibeli ketika spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka
(Nilai berjangka adalah indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh
tempo.) keuntungan/kerugian transaksi yang diakui sebelum waktu penyelesaian
bergantung pada perbedaan antara nilai berjangka awal dan nilai yang ada selama sisa
waktu kontrak tersebut.

Anggaplah bahwa spekulator kita menyusun laporan keuangan bulanan dan laporan
akhir tahun dalam yen (Tampilan 11-16). Semua faktanya tetap sama kecuali bahwa
nilai berjangka yen selama 60 hari adalah $0,008525 pada akhir Oktober. Piutang
kontrak akan dicatat di awal pada nilai berjangka 90 hari, atau $1.156.950. Pada akhir
Oktober, keuntungan transaksi dari kontrak berjangka akan menjadi sebesar $6.075 atau
JPY135.000.000 x [$0,008570 (nilai berjangka 90 hari pada 30 September) $0,008525
(nilai berjangka 60 hari pada 31 Oktober)]. Hal ini diakui dalam pendapatan lancar.
Ketika kontrak mata uang asing dicatat dalam nilai berjangka, tidak ada diskon atau
premi yang diakui.

Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing yang dibahas bersifat serupa
dengan perlakuan untuk kontrak berjangka. Perlakuan akuntansi yang diberikan adalah
berdasarkan pada aktivitas lindung nilainya; yaitu, apakah derivatif tersebut melindungi
nilai kesepakatan perusahaan, transaksi yang diperkirakan, investasi bersih dalam
operasional luar negeri, dan sebagainya.

Kesulitan dalam mengukur nilai wajar dan perubahan dalam nilai wajar instrumen
pelindung nilai ketika derivatif keuangan tidak ditukar secara aktif. Misalnya,
pengukuran untung/rugi yang berhubungan dengan kontrak opsi bergantung pada
apakah opsi ditukarkan di dalam atau di luar bursa besar. Penaksiran suatu opsi telah
dilakukan ketika opsi tersebut ditentukan harganya dalam bursa besar. Penaksiran akan
lebih sulit dilakukan jika opsi tersebut ditukar langsung. Dalam situasi ini, kita harus
secara umum mengandalkan formula penetapan harga matematis. Model penentuan

19
harga opsi yang disebut Black-Schole dapat memungkinkan kita untuk menilai sebuah
opsi kapan pun.

F. PENGUNGKAPAN DAN TOLAK UKUR MANAJEMEN RISIKO


KEUANGAN PENGUNGKAPAN

Sebelum adanya ketetapan seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan
keuangan perusahaan tidak memberikan para pembaca apakah, atau sejumlah
manakah manajemen telah menjalankan kontarak derivative. Memperkirakan
dampak yang mungkin terjadi tehadap kinerja yang dilaporkan dalam kompleksitas
risiko yang dihadapi perusahaam merupakan hal yang sulit. Pengungkapan yang
diharuskan di bawah FAS 133 dan IAS 39 sangatlah membantu dalam proses
perkiraan ini. Pengungkapan tersebut di jabarkan di bawah ini :
 Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
 Deskripsi pos yang nilainya dilindungi
 Penenalan risko pasar sebuah perusahaan yang dicegah
 Deskripsi instrument lindung nilai
 Jumlah yang tidak di sertakan dalam pengkajian keefektifan lindung nilai
 Pembenaran apriori bahwa hubungan perlindungan nilai akan begitu efektif
dalam mengurangi risiko pasar
 Pengkajian perlindungan nilai yang berkelanjutan dari semua derevatif yang
digunakan selama periode ini

Kutipan yang telah dipilih dalam laporan tahunan terbaru coca cola yang
tercantum dalam tampilan 11-17 menggambarkan praktik pengungkapan
perusahaan dengan menggunakan praktik penungkapan perusahaan dengan
menggunakan instrument lindung nilai.
1. Manajemen risiko keuangan
Perusahaan kita menggunakan instrument keuangan derivative untuk
mengurangi pemajanan terhadap fluktasi merugikan dalam suku bunga kurs
valuta asing, serta secara sempit mengurangi pemajanan terhadap fluktasi
merugikan dalam harga komoditas dan risiko lainnya. Kita tidak
menggunakan instrument derivative dengan tujuan berdagang. Seperti dalam

20
kebijakan, semua posisi derivative digunakan untuk mengurangi resiko
dengan perlindungan nilai dari eksposur ekonomi pokoki resiko dengan
perlindungan nilai dari eksposur ekonomi pokoki resiko dengan
perlindungan nilai dari eksposur ekonomi pokok.
2. Mata uang asing
Kita melakukan manajemen terhadap hampir semua pemajanan mata uang
asing pada dasar konsolodasi, yang memungkinkan kita untuk menerima
pemajanan tertentu dan mengambil keuntungan dari setiap kompensasi.
Dengan pendapatan operasional tahun ini yang kira kira sebesar 77 persen,
tidak termasuk perusahaan, yang didapatkan di luar amerika serikat,
kelemahan dalam satu mata uang tertentu biasanya terkompensasi oleh
kekuatan dari mata uang asing lainnya. Kita menggunakan instrument
keuangan derivative untuk lebih jauh mengurangi pemajanan bersih kita
terhadap fluktasi mata uang asing.
3. Value at risk
Perusahaa kita mengawasi pemajanan terhadap risiko pasar finansial dengan
menggunakan beberapa system pengukuran objektif, termasuk model value-
at-risk. Perhitungan value-at-risk kita menggunakan model simulasi historis
untuk memperkirakan kerugian yang mungkin terjadi dalam nilai wajar dari
instrument derivative dan instrument keuangan lainnya yang dapat muncul
sebagai hasil dari pergerakann yang merugikan dalam mata uang asing dan
suku bunga.

G. TOLAK UKUR YANG SESUAI

Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan optimal


antara pengurangan risiko dan biaya-biaya. Oleh karena itulah, standar yang sesuai dan
digunakan untuk menilai kinerja yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam
system penilaiaan kinerja manapun. Tolak ukur ini harus ditentukan dari awal dalam
program perlindungan manapun dan harus berdasarkan pada konsep biaya peluang.
Dalam manajemen risiko valuta asing, pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus
diperhatikan ketika menentukan suatu tolak ukur.
 Apakah tolak ukurnya mewakili kebijakan yang dapat diikuti?

21
 Bisakah tolak ukur ini di tentukan di awal?
 Apakah tolak ukur ini memberikan strategi biaya yang lebih rendah daripada
alternatif lainnya?

Kerika program manajemen risiko valuta singf dibuat terpusat, tolak ukur yang
sesuai digunakan untuk membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan
akan menjadi program yang dapat dilaksanakan oleh manajer-manajer local. Pada kasus
lain, perusahaan menolak risiko valuta asing dalam pasar berjangka atau meminjam
mata uang local. Strategi ini juga dapat menjadi tolak ukur alami untuk menilai
manajemen risiko keuangan. Kinerja produk lindung nilai dnilai tertentu (misalnya
swap mata uang), atau kinerja manajer risiko, akan dinilai dengan membandingkan
pendapatan ekonomi yang di peroleh dalam transaksi yang nilainya dilindungi secara
aktif terhadap pendapatan ekonomi yang seharusnya didapatkan jika perlakuan tolak
ukur tidak digunakan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari manajemen risiko keuangan dalam tingkatan risiko individu adalah.
untuk mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari perubahan-
perubahan yang tidak diperkirakan pada harga mata uang, kredit, komoditas, dan
ekuitas. Pemajanan terhadap ketidakpastian harga dikenal dengan istilah risiko pasar.

22
Contohnya, sebuah perusahaan di Swedia yang mengeluarkan saham baru kepada
investor-investor dalam negeri mungkin melihat risiko pasar sebagai pemajanan
terhadap naiknya harga-harga saham. Kenaikan harga-harga saham yang tidak
diperkirakan ini merupakan sesuatu yang tidak diinginkan jika pihak penerbit saham
mengeluarkan saham yang lebih sedikit untuk jumlah uang yang sama dengan cara
meminggu. Risiko pasar memiliki banyak ukuran. Meskipun kita akan memfokuskan
pada ketidakpastian harga atau kursakuntan manajemen menganggap risiko lainnya
yang dihitung dengan ERM di atas Risiko likuiditas muncul karena tidak semua produk
manajemen risiko keuangan dapat dengan bebas ditukarkan. Pasar-pasar yang lancar di
antaranya adalah real estat dan saham kapitalisasi kecil. Terputusnya pasar ini mengacu
pada risiko bahwa pasar tidak selalu menghasilkan perubahan-perubahan harga yang
terus-menerus.

B. Saran

Ini adalah makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi semua
pembaca ternasuk kami sendiri. Kami memohon maaf jika masih terdapat kekurangan
baik dalam isi pembahsan maupun dalam penulisan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat diperbaiki di masa yang akan
datang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Allayannis, G., & Ofek, E. (2001). Exchange rate exposure, hedging, and the use of
foreign currency derivatives. Journal of international money and finance, 20(2),
273-296.

Axson, D., & Hackett, G. (2006). Identifying business risks: two consultants urge
finance executives to become the eyes of their corporations--looking for threats
and opportunities inside and outside--and to take the lead in risk management
and decision-making to ensure their companies' long-term survival. Financial
Executive, 22(4), 55-58.

Banham, R. (2005). Enterprising views of risk management. Articles of Merit Award


Program for Distinguished Contribution to Management Accounting, 14.

Barton, J. (2001). Does the use of financial derivatives affect earnings management
decisions?. The Accounting Review, 76(1), 1-26.

Chan-Lau, J. A. (2005). Hedging foreign exchange risk in Chile: markets and


instruments.

De Jong, A., Ligterink, J., & Macrae, V. (2006). A firm‐specific analysis of the
exchange‐rate exposure of Dutch firms. Journal of International Financial
Management & Accounting, 17(1), 1-28.

Dhanani, A. (2003). Foreign exchange risk management: a case in the mining


industry. The British Accounting Review, 35(1), 35-63.

Finnerty, J. D., & Grant, D. (2003). Testing hedge effectiveness under SFAS 133. CPA
JOURNAL, 73(4), 40-47.

Gautier, A., Granot, F., & Levi, M. (2002). Alternative foreign exchange management
protocols: an application of sensitivity analysis. Journal of Multinational
Financial Management, 12(1), 1-19.

24
Hagelin, N., & Pramborg, B. (2004). Hedging foreign exchange exposure: risk
reduction from transaction and translation hedging. Journal of International
Financial Management & Accounting, 15(1), 1-20.

Nelson, J. M., Moffitt, J. S., & Affleck-Graves, J. (2005). The impact of hedging on the
market value of equity. Journal of Corporate Finance, 11(5), 851-881.

Papaioannou, M. G. (2006). Exchange rate risk measurement and management: Issues


and approaches for firms.

Ryzhenkova, K. (2013). The role of International Accounting Standard (IAS) 39


financial instruments: recognition and measurement in the Ireland's banking
crisis (Doctoral dissertation, Dublin Business School).

25

Anda mungkin juga menyukai