Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI MANAJEMEN KEUANGAN

“KONSEP RISK AND RETURN”


Dosen Pengajar : Milla Permata Sunny, SE.MM

Disusun oleh :
Kelompok 1
II A Akuntansi Sore

Nama :
1. Ni Putu Asih Widiantari (2002022444)
2. Ni Komang Ayu Rianingsih (2002022446)
3. I Made Suastika (2002022449)
4. Ni Komang Ayu Arya Widiastuti (2002022451)
5. Ni Luh Putu Sayuni (2002022452)
6. Ni Luh Widiarta Antari (2002022454)
7. Made Hari Krisnayanti (2002022456)

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan ini. Adapun
makalah tentang “Konsep Risk And Return” untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Pengantar Manajemen oleh ibu Milla Permata Sunny, SE.MM ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini dan tentunya dengan
bantuan berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kami
ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami dapat memperbaiki
makalah manajemen ini. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah
manajemen tentang kerangka tugas dan tanggung jawab manajemen ini dapat
menambah wawasan dan memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Denpasar, April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


2.1 Konsep Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and Return)..................3
2.2 Identifikasi Besarnya Rasio dan Tingkat Pendapatan dari Investasi
Asset……………………………………………………………………. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. .16
3.2 Saran ........................................................................................................ .16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penelitian keuangan dan juga teori keuangan biasanya dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga
disebut teori pasar modal (capital market theory) dan keuangan korporasi
(corporate finance). Investasi berkaitan dengan pengujian bagaimana pasar modal
menetapkan harga sekuritas dengan mempelajari bagaimana investor individu
memilih di antara berbagai macam aset keuangan berdasarkan tingkat
kesukaannya pada risiko dan return. Investasi merupakan suatu penanaman
modal secara langsung atau tidak langsung, jangka pendek maupun jangka
panjang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atau
bentuk manfaat lainnya dari hasil penanaman modal itu sendiri. Dari investasi
tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan. Salah satu bagian
terpenting dalam mempelajari investasi adalah bagaimana kita mengukur risiko
dan return.
Salah satu bagian terpenting dalam mempelajari investasi adalah
bagaimana kita mengukur risiko dan return. Setiap investor yang ingin
memaksimalkan kekayaan akan tertarik dengan suatu investasi yang memberikan
tingkat expected return yang lebih tinggi dibandingkan dengan peluang investasi
lainnya. Keuntungan yang diharapkan (Expected Return) adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Dalam kenyataannya
hampir semua investasi mengandung ketidakpastian atau risiko. Investor tidak
tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya, sehingga investor hanya bisa
memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dan seberapa jauh hasil yang
sebenarnya menyimpang dari yang diharapkan. Pilihan investasi tidak dapat
hanya mempertimbangkan return yang diharapkan tetapi juga tingkat risiko yang
akan dihadapi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and
Return)?
1.2.2 Bagaimana Identifikasi Besarnya Rasio dan
Tingkat Pendapatan dari Investasi Asset?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Manajemen Keuangan serta Ruang Lingkupnya
1.3.2 Untuk mengetahui Identifikasi Besarnya Rasio dan Tingkat Pendapatan
dari Investasi Asset

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN (RISK AND


RETURN)
1) Pengertian Risk and Return
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil
yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan
pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika
ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih
besar pula.
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan
individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam
suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah
bersifat linear atau searah.
Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin
besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut. Kondisi linear hanya mungkin
terjadi pada pasar yang bersifat normal.
A. Pengertian Risk
Bila ingin menjadi pengusaha sukses, maka anda harus berani menghadapi
risiko. Kalimat tersebut dianggap resep untuk menjadi pengusaha dianggap
sukses. Kehidupan usaha penuh dengan risiko, baik itu risiko finansial maupun
manajerial.
1. Risiko finansial
Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana
finansial yang telah ditentukan.
2. Risiko manajerial

3
Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola
perusahaannya yang pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau
kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang
diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu
jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin
memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang
lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau
pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka
peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya,
jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang
akan ditanggung sangat besar.
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty
about future event.
Adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1. Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana
hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui
oleh pengambilan keputusan
2. Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3. Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi
kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan
Apabila perusahaan membangdingkan tingkat risiko yang tinggi pada suatu
investasi yang dianggarkan, maka pemodal yang akan menanamkan dananya
pada investasi tersebut mengharapkan hasil/ mensyaratkan hasil ( required rate
of return ) yang tinggi pula dan terjadi sebaliknya. Memang antara hasil dan
risiko ( risk and return ) memiliki hubungan linear yang berkebalikan.
Semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi hasil yang diperoleh.
Sebaliknya semakin rendah risiko maka semakin rendah pula hasil yang
diperoleh/disyaratkan. Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita
hanya dapat mengelola bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin
mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko yang terjadi diperusahaan ada
yang dapat dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko yang tidak dapat
4
diatasi perusahaan. Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya
karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan.
Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :
1. Risiko individual
Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa
dipengaruhi oleh proyek lain.
2. Risiko perusahaan
Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman
yang dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
3. Risiko pasar( market risk )
Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya
pada investasi yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-
perusahaan lain.

Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan


antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam
mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi
berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan
mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk
tetap memperoleh return.

B. Pengertian Return
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut
R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Beberapa pengertian return yang lain :
1. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan
bersih dibagi ekuitas pemegang saham.
2. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran
kas yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili
imbal hasil modal yang diinvestasikan dan bukan distribusi deviden.
Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
5
3. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan
membagi pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk
memperoleh angka yang mencerminkan hubungan antara investasi dan
laba.
4. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi
merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan
dibagi total kapitalisasi perusahaan.
5. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
6. Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan
pemegang saham yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
7. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk
menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat
membandingkan presentase penjualan bersihnya yang mencerminkan
laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari periode
sebelumnya.
8. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor di masa mendatang.
9. Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam
suatu periode tertentu.
10. Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-
return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio
tersebut.
11. Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari
return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam
portofolio

2) Hubungan Karakteristik Risk and Return


Semakin besar probabilitas berarti pengembalian aktual akan jauh di bawah
pengembalian yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait
dengan aset. The average investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti
bahwa investor tersebut harus dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh
karena itu, aset yang berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada
aset yang kurang berisiko. Aset yang berisiko terdiri dari :
6
1) Diversiable Risk, yang mana risiko dapat dihilangkan melalui diversifikasi, kemudian

2) Market Risk, yang mana risiko tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi.

Risiko yang berhubungan dengan aset individu adalah kontribusi risiko


portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang merupakan aset market risk (risiko
pasar). Karena market risk tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi, para investor
harus dikompensasi untuk menahan risiko tersebut. Adapun karakteristik tersebut
secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Takut pada risiko (Risk Avoider)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati terhadap


keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan
tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan
diaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut
dengan safety player.

b. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)

Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau begitu
menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika keputusan
diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter
seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe peragu.

c. Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)

Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka terbiasa
dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut karakteristik ini selalu
saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja.
Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga
pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat dari
kedekatannya pada risiko.

Tipe-tipe Risiko

1. Pure Risk (Risiko Murni): suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian


tersebut pasti menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan
menjadi 3 tipe risiko, yaitu:
2. Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik
suatu perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami,
gunung meletus, dll.
3. Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh
karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh :
kecelakaan kerja yang menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
4. Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau
kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan
perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti penggantian kerugian.
7
5. Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan terjadinya
untung atau rugi.Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:
6. Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh:
harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
7. Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi
kewajibannya kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet,
persentase piutang meningkat.
8. Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
kas. Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar
hutang secara tepat, menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang
dimilikinya.
9. Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang
tidak berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena
berbagai hal termasuk terkena virus.
10. Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif asalnya
dari masyarakat yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan
stabil. Contoh : ketidakpastian terjadinya sambaran petir.
11. Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif
timbul dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi,
perkembangan teknologi.
12. Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi mental
seseorang yang mengalami keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya
kejadian tertentu.
13. Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual dari
yang diharapkan sesuai dengan pengalaman.

2.2 Identifikasi Besarnya Rasio dan Tingkat Pendapatan dari Investasi Asset
A. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah hal utama untuk menilai dan menggambarkan secara
actual perkembangan kondisi keuangan sebuah perusahaan. Rasio adalah alat analisis
keuangan yang paling umum dan banyak di gunakan. Rasio berbentuk angka yang di
paparkan dalam sebuah periode yang akan bisa dibandingkan dari satu angka ke
angka lainnya dan dapat. Disimpulkan hasilnya menjelaskan bagaimana keadaan
keuangan perusahaan saat ini. Saat hasil rasio telah di ketahui kemudian dari hasil
perhitungan tersebut di interpretasikan untuk dapat memahami pada titik-titik tertentu
keadaan perusahaan. Maka dengan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan dan menggambarkan para analis tentang kondisi perusahaan dengan hasil
baik atau buruk dari angka-angka yang dibuat sebagai pembanding. Sehinggaa
kemudian dapat di perbaiki bagian-bagian penting dari sisi yang kurang positif yang
akan menjadi perbaikan di masa yang akan datang.

Berikutnya akan dijelaskan bagaimana biasanya pembandingan yang dilakukan oleh


para penganalisa, pada dasarnya ada 2 jenis cara membandingkan secara umum, yaitu:

8
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan ratio-ratio waktu lalu
(ratio histories) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu
yang akan datang dari perusahaan yang sama.

2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan


rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis (ratio industry) dalam
waktu yang sama

1) Rasio Likuiditas
Sebelum melakukan perhitungan analisa rasio keuangan perlu diketahui bahwa data
yang diperlukan adalah data dari neraca dan data laporan laba rugi perusahaan.
Karena dari dua data ini semua analisa rasio dapat dihitung karena angka bersumber
dari data ini. Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio dapat digolongkan
menjadi
a. Ratio-ratio Neraca dimana semua datanya dari neraca
b. Ratio-ratio Laba-rugi dimana semua datanya dari laba-rugi
c. Ratio-ratio antar laporan dimana datanya berasal dari neraca dan laporan laba-
rugi Dilihat dari tujuan penganalisa pada umumnya, angka ratio dapat
dibedakan dan berikut adalah macam-macam analisis rasio keuangan yaitu:
1. Rasio Likuditas adalah Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas
perusahaan, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan
untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih, atau dengan kata lain
likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Rasio likuiditas,
analisis dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a) Rasio Lancar (Current Ratio), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang
segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia.Aktiva lancar atau
Current Assets meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan, dsb dan
Utang lancar atau Current Liabilities meliputi utang pajak, utang bunga, utang
wesel, utang gaji, dan utang jangka pendek lainnya.
Dapat disimpulkan baik jika suatu perusahaan dapat mempertahankan nilai
rasio lancarsebesar 3:1 , artinya setiap utang lancar sebesar Rp.1,- harus
dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.3,-. Rumus rasio lancar sebagai
berikut:
Rasio Lancar = Aktiva Lancar x 100%
Utang Lancar
b) Rasio kas (Cash Ratio) yaitu untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan Kas yang tersedia ataupun
tabungan di Bank, efek yang dapat segera diuangkan. Jika rata-rata industri
untuk rasio kas adalah 50% maka keadaan perusahaan lebih baik dari
perusahaan lain, namun kondisi rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik
karena ada dana yang menganggur dan kurang optimal. Dan sebaliknya jika
kondisi kas dibawah juga kurang baik karena kas untuk membayar kewajiban
nantinya akan butuh waktu. Rumus untuk mencari rasio kas

9
Sebagai berikut:
Rasio = Kas+ Bank x100%
Utang Lancar
c) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio/Acid Test Ratio) adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang
lancar dengan aktiva lancar yang lebih likuid tanpa memperhitungkan nilai
persediaan perusahaan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang
kurang likuid. Dalam praktiknya sering kali rata-rata standard yang dipakai
rasio lancar sebesar 150% (1,5:1) yang terkadang sudah dianggap ukuran yang
cukup baik untuk memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya tiap Rp.1,- utang
lancar dijamin oleh Rp.2,- harta lancer atau 2:1 antara aktiva lancar dengan
hitang lancar. Rumus mencarai rasio sangat lancar yang dapat digunakan
adalah:
Rasio Sangat Lancar = Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Perutang Lancar
d) Rasio Perputaran Kas (cash turn over ratio) adalah rasio yang mengukur
tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Rumus untuk mencari rasio perputaran kas
atau cash turn over ratio .Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Rasio Perputaran kas = Penjualan Bersih x 100%
Modal Kerja Bersih
e) Persediaan untu modal kerja bersih (inventory to net working capital) adalah
rasio untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan dengan
modal kerja perusahaan. Rumus untuk mencari persediaan untuk modal kerja
bersih adalah:
Persediaan untuk modal kerja bersih = Persediaan x 100%
Total Aktiva Lancar – Total Utang lancar

2) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi (dibubarkan) atau
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajibannya baik kewajiban
jangka pendek atau kewajiban jangka panjang.Para kreditor jangka panjang atau
pemegang saham walaupun berminat terhadap posisi keuangan jangka pendek tetapi
mereka lebih berminat dengan kondisi jangka panjang karena kondisi yang baik
dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi yang baik pula untuk jangka
panjang karena itu perlu diadakan analisa ratio solvabilitas Dalam hubungan anatar
likuiditas dengan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dialami oleh perusahaan
yaitu perusahaan yang likuid tetapi insolvable, perusahaan yang likuid dan solvable,
perusahaan yang solvable tetapi illikuid, perusahaan yang insolvable dan illikuid.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio aktivitas menunjukkan tingkat efektivitas
penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan kepada Anda. Rasio yang digunakan
adalah:
10
a) Rasio hutang terhadap Aktiva (Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio) untuk
mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau
seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Semakin rendah rasio ini semakin baik. Rata- rat ratio ini adalah 35%. Rumus
adalah sebagai berikut:
Rasio Hutang Dengan Aktiva = Total Hutang x 100%
Total Aktiva
b) Rasio Hutang dengan Modal (Debt to Equity Ratio) adalah rasio yang
mengukur perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini
berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusaaan di biayai oleh
hutang. Semakin besar rasio ini akan semakin baik. Rata-rata industri dalam
rasio ini adalah sebesar 80%. Rumus yang digunakan adalah :
Rasio Hutang Dengan Modal = Total Hutang x 100%
Total Modal
c) Rasio Hutang Jangka Panjang dengan modal (Long Term Debt to Equity
Ratio) digunakan untuk mengukur perbandingan antara hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang.
Rumus yang digunakan untuk mencari rasio ini adalah
Rasio Hutang Jangka Panjang dengan modal = Total Hutang Jangka Panjang x
100%
Total Aktiva
d) Jumlah Kali perolehan (Times Interest Earned) adalah rasio yang dipakai
untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan juga
kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Jumlah Kali Peroleh = Ebit x 100%
Biaya Bunga

e) Lingkup Biaya Tetap (fixed charge coverage) adalah rasio yang mempunyai
times interest earned ratio. Dengan perbedaan rasio ini dilakukan apabila
perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva
berdasarkan kontrak sewa (last contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga
ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Lingkup Biaya Tetap = Ebit + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa x 100%
Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

3) Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas (Profitability Ratio) kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.Merupakan rasio yang menunjukkan
tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva. Rasio-
rasio Rentabilitas digunakan untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal
11
yang digunakan untuk operasi perusahaan atau mengukur kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan. Penilaian rentabilitas sebagai berikut rentabilitas
ekonomi (Earning Power). Rasio rentabilitas dibagi menjadi dua yaitu rentabilitas
ekonomi dimana membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (sendiri atau
asing) dan rentabilitas usaha dengan membandingkan laba yang disediakan pemilik
dengan modal sendiri. Dimana perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri
dan modal asing yang dinyatakan dalam persentase.dan yang kedua rentabilitas modal
sendiri atau rentabilitas usaha yaitu perbandingan antara jumlah laba bersih dengan
jumlah modal sendiri.
Analisa ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
a. Margin laba kotor (gross profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
b. Margin laba operasi (operating profit margin), merupakan ukuran persentase dari
setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi
kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
penjualan.
c. Margin laba bersih (net profit margin), merupakan ukuran persentase dari setiap hasil
sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan
pajak. Berikut macam-macam rasio rentabilitas terdiri dari sebagai berikut:
a) Keuntungan dari penjualan (Profit margin on sales) adalah rasio yang
mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini digunakan
beberapa rasio antara lain :
1. Margin Laba Kotor (Profit margin) adalah raion yang digunakan untuk
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rumus
untuk mengitung rasio ini adalah :
Margin Laba Kotor = Penjualan – HPP x 100%
Penjualan Bersih
2. Margin Laba Bersih (Net Profit margin) adalah rasio dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan
pendapat bersih perusahaan atas penjualan. Semakin tinggi rasio laba bersih
yang dicapai hal tersebut menunjukan bahwa semakin efektif operasional
perusahaan dalam menghasilkan laba bersihnya. Rata- rata industri untuk Net
Profit margin adalah 20%. Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah
Margin Laba Bersih = Eat x 100%
Penjualan Bersih
b) Pengembalian investasi (Return on Invesment) / ROI adalah rasioyang
menunjukan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau
suatu ukuran tentang efektivitas manajemen yaitu dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Rata – rata industri untuk ROI
adalah 30%. rumus untuk mengitungnya adalah sebagai berikut :
Return On Invesment = Eait x 100%
Total Aktiva

12
c) Pengembalian modal (Return on Equity) / ROE adalah rasio yang mengukur
laba bersih sesudah pajak dengan ekuitas. Bisa dikatakan bahwa rasio yang
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara
efektif. Rata- rata industri sebesar 40%. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah :
Return On Equity = Eait x 100%
Equity
4) Return on Net Worth
Mengukur kemampuan modal sendiri yang diinvestasikan untuk menghasilkan
pendapatan bagi pemegang saham. Berikut rumusnya
= earnings after tax (EAT) / jumlah modal sendiri x 100%
Perlu diingat, bahwa semakin tinggi nilai rasio profitabilitas berarti semakin baik nilai
keuntungan perusahaan.
5) Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan segala sumber
daya yang dimiliki. Dalam analisis ini, aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan
tertentu mengakibatkan semakin besarnya dana lebih yang tertanam pada aktiva. Dana
lebih ini yang dimana dampak dari aktivitas rendah menjadi lebih baik jika
ditanamkan pada aktivitas yang lebih produktif.
6) Perputaran piutang (receivable turnover)
Perputaran piutang digunakan untuk mengukur kualitas dan efisiensi tingkat
perputaran piutang perusahaan dalam satu periode dengan membandingkan penjualan
dengan rata-rata piutang. Semakin tinggi rasionya, maka semakin baik kualitas dan
efisiensi perputaran piutang perusahaan. Berikut rumusnya = penjualan / piutang rata-
rata x 100%
7) Perputaran persediaan (inventory turnover)
Digunakan untuk mengukur tingkat kualitas dan efisiensi perputaran persediaan
perusahaan terhadap penjualan dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi rasionya,
maka pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh perusahaan semakin efisien.
Berikut rumusnya = penjualan / persediaan x 100%
8) Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover)
Rasio ini berguna untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva tetap secara efisien dalam rangka meningkatkan penjualan.
Sama seperti sebelumnya, semakin besar berarti semakin efektif perusahaan dalam
mengelola aktiva tetapnya. Rumusnya sebagai berikut = penjualan / aktiva tetap x
100%
9) Perputaran aktiva total (total asset turnover)
Rasio ini juga melibatkan aktiva lancar dan aktiva tetap. Di mana semakin besar
rasionya, maka semakin efektif perusahaan bisa memanfaatkan seluruh aktivanya
terhadap konversi penjualan.
Berikut rumusnya = penjualan / total aktiva x 100%
10) Perputaran rerata tagihan (average collection turnover)
13
Rasio ini mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
menerima tagihan dari konsumen dalam satu tahun. Rumusnya sebagai berikut =
piutang x 365 / penjualan x 100%

11) Perputaran modal kerja (working capital turnover)


Mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih yaitu perbandingan antara aktiva
lancar dengan hutang lancar terhadap penjualan dalam satu periode. Rumusnya
sebagai berikut = penjualan / (aktiva lancar – hutang lancar) x 100%

12) Rasio Investasi


Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan
kembalian kepada pemberi dana (investor). Rasio ini berguna sebagai pedoman
investor untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan.

B. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan atau organisasi dari
kegiatan aktivitasnya seperti penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
Sebagian perusahaan yang memiliki pendapatan tinggi atau tidak, pastinya akan
melakukan sebuah investasi. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal,
baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Pendapatan
dari investasi datang dari pembayaran bunga, capital gain, dividen, dan berbagai jenis
pendapatan lain yang datang dari instrumen investasi. Setiap pendapatan dari hasil
investasi tentu bisa diinvestasikan dan compounding, atau ditarik. Investasi ini secara
umum terdiri dari Investasi tanah,Investasi pendidikan, Investasi mata uang asing,
Investasi saham dan lain-lain.
Pada pembahasan tingkat pendapatan dari investasi aset akan dijelaskan sebagai
berikut :
Investasi aset merupakan barang berwujud atau tidak berwujud yang dimiliki untuk
menghasilkan pendapatan tambahan atau dimiliki dengan harapan dapat memberikan
manfaat dan memiliki kenaikan nilai di masa depan. Aset investasi bisa dimiliki atau
dikendalikan oleh individu, perusahaan, atau negara. Menurut Investopedia, beberapa
contoh aset investasi di antaranya termasuk reksa dana, saham, obligasi, real estat, dan
rekening tabungan pensiun. Pendapatan dari investasi mengacu sepenuhnya pada
keuntungan finansial atas biaya awal investasi. Bentuknya, seperti misalnya bunga
atau dividen, tidak relevan dengan pendapatan investasi selama pendapatan dihasilkan
dari investasi sebelumnya. Selain itu, pendapatan investasi bisa dapat diterima sebagai
lumpsum atau pembayaran bunga secara teratur. Bagi sebagian orang, pendapatan dari
investasi dijadikan sebagai tujuan atau kebutuhan jangka panjang.
Sementara untuk yang lain, investasi ditujukan untuk memenuhi beragam kebutuhan
yang mendesak misalnya sebagai anggaran belanja dan sebagainya. Pendapatan juga
bisa dilihat sebagai sebuah indikator yang menunjukkan apakah sebuah instrumen
investasi bagus atau tidak. Banyak investor yang percaya bahwa instrumen investasi
14
yang mampu memberikan keuntungan dengan nilai yang baik merupakan instrumen
investasi yang ideal sebagai sumber pendapatan.
Dari investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan. Salah satu
bagian terpenting dalam mempelajari investasi adalah bagaimana kita mengukur
risiko dan return.
Salah satu bagian terpenting dalam mempelajari investasi adalah bagaimana kita
mengukur risiko dan return. Setiap investor yang ingin memaksimalkan kekayaan
akan tertarik dengan suatu investasi yang memberikan tingkat expected return yang
lebih tinggi dibandingkan dengan peluang investasi lainnya. Keuntungan yang
diharapkan (Expected Return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor dimasa mendatang. Dalam kenyataannya hampir semua investasi
mengandung ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang
akan diperolehnya, sehingga investor hanya bisa memperkirakan berapa keuntungan
yang diharapkan dan seberapa jauh hasil yang sebenarnya menyimpang dari yang
diharapkan. Pilihan investasi tidak dapat hanya mempertimbangkan return yang
diharapkan tetapi juga tingkat risiko yang akan dihadapi.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu
dalam keputusan investasi Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah
bersifat linear atau searah. Dan Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin
tinggi pula risiko. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi
maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Rasio adalah alat analisis keuangan untuk menilai dan menggambarkan secara aktual
perkembangan kondisi keuangan dan kinerja sebuah perusahaan berdasarkan data
perbandingan yang ditulis dalam laporan keuangan dalam satu periode tertentu. Dan di
dalam tingkat pendapatan terhadap investasi aset, Aset investasi bisa dimiliki atau
dikendalikan oleh individu, perusahaan, atau negara.
Bagi sebagian orang, pendapatan dari investasi dijadikan sebagai tujuan atau
kebutuhan jangka panjang. Sementara untuk yang lain, investasi ditujukan untuk
memenuhi beragam kebutuhan yang mendesak misalnya sebagai anggaran belanja dan
sebagainya.

3.2 SARAN
Demikianlah penulisan makalah kami, apabila masih terdapat kesalahan atau
kekurangan dalam pembahasan makalah kami ini, kami ucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya dan juga kami harapkan teguran yang sehat sekiranya dapat
membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami ini.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Retno. (2019, maret 2). Pentingnya Pemahaman tentang Rasio Investasi. Dipetik April
4, 2021, dari akuntansi: https://cpssoft.com/blog/akuntansi/pentingnya-pemahaman-tentang-
rasio-investasi/

Yugo, Galuh. (2017, November 15). Return and Riks. Dipetik April 5, 2021, dari:
http://galuhyugounipma.blogspot.com/2017/11/bab-8-return-dan-risiko.html?m=1

Wordpress.com. (2015, februari 17). Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and
Return). Dipetik april 4, 2021, dari:
https://riskandreturn12.wordpress.com/2015/02/17/pengertian-risk-and-return/

Anda mungkin juga menyukai