Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS RISK AND RETURN INVESTASI SAHAM PADA PT.

JIWASRAYA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas

Portofolio dan Analisis Investasi

Yang diampu:

“Dina”

Disusun oleh:

Nadia

NIM. 22081067

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS

Oktober 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianNya kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi
tugas mata kuliah Portofolio dan Analisis Investasi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Kota Penulis, 25 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………….2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Investasi………………………………………………………………..3
B. Risk (Risiko) …………………………………………………………..5
C. Return (Tingkat Pengembalian) ………………………………………8
D. Hubungan Risk And Return……………………………………………9

BAB III PEMBAHASAN

A. Risk And Return Investasi Saham pada PT. Jiwasraya……………….12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………14
B. Saran ………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen Keuangan baik dalam perusahan yang dibawa
Pemerintahan (BUMN) mapun Swasta tentu mempunyai strategi
bagaimana bisa mencapai suatukeuntungan yang besar. Tapi untuk
mencapai tujuan tersebut tentunyan Ada duaaspek yang perlu
dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk).
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di
masamendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari
imbalan yangdiharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya
penyimpangan dari rata-ratadari tingkat pengembalian yang diharapkan
yang dapat diukur dari standar deviasidengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikanimbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal
dengan
istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return,
sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang
mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda,
pengambilan keputusan keuangan perlumemperhtungkan risiko relatif
dalam keputusannya. Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan
hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan
perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban
bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi
pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum
memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham.
Kesalahan dalam mengelola dan mengambil keputusan investasi
yang dilakukan oleh PT.Jiwasraya merupakan bukti kegagalan dalam
mengelola risiko sehingga perusahaan tersebut mengalami risiko
likuiditas. Masalah yang terjadi pada PT.Jiwasraya adalah mereka
berinvestasi pada aset yang sangat beresiko untuk mengejar imbal hasil
yang tinggi tanpa memperhitungkan risikonya. Hingga akhirnya return
yang diharapkan tidak sesuai dengan realita akhirnya PT. Jiwasraya
mengalami kerugian hingga mereka tak mampu membayar polis nasabah.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai “Analisis
Risk And Return pada PT. Jiwasraya”.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return)
investasi saham pada PT.Jiwasraya?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dalam
makalah yaitu untuk mengkaji mengenai tingkat risiko (risk) dan tingkat
pengembalian (return) investasi saham pada PT.Jiwasraya.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Investasi
Investasi memegang peranan penting pada tercapainya
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa yang merupakan tujuan
pembangunan nasional. Investasi sangat beragam jenisnya. Cara
konvensional seperti menabung juga adalah salah satu jenis investasi yang
terkadang tidak disadari sering dilakukan oleh banyak orang. Investasi
dilakukan dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan,
pendapatan, atau peningkatan nilai objek investasi. Oleh karena itu penting
untuk mengetahui definisi dan jenis-jenis investasi agar tepat melakukan
investasi dan tidak terjebak dalam investasi yang merugikan. Menurut
Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk mengalokasikan
sejumlah dana pada satu atau lebih aset (pada saat ini) yang diharapkan
akan mampu memberikan return (keuntungan) dimasa yang akan datang.
Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam
suatu bidang tertentu (Susilo, 2009).
Investasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan
kelebihan dananya dalam bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama
investor dalam menginvestasikan dananya di bursa saham adalah untuk
menghasilkan pendapatan atau pengembalian investasi dalam bentuk
pendapatan dividen atau selisih antara harga jual saham dan harga beli
(laba) dalam modal. Investasi adalah kewajiban sejumlah dana atau
sumber daya lain yang saat ini digunakan untuk mencapai sejumlah
manfaat di masa depan (Hartono, 2017).
Menurut Arifin memahami investasi adalah kegiatan menunda
konsumsi (nilai konsumsi yang lebih besar di masa depan).Keputusan
investasi dianggap optimal jika waktu konsumsi dapat memaksimalkan
manfaat yang diharapkan (expected benefit). Untuk memaksimalkan

3
manfaat, kami hanya akan berinvestasi ketika manfaat yang diharapkan
dari pergeseran konsumsi lebih besar daripada ketika uang sekarang
dihabiskan (Arifin, 2005). Sedangkan tujuan investasi menurut Hartono
untuk menghasilkan sejumlah uang. Tujuan investasi yang lebih luas
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Dalam hal ini,
kesejahteraan adalah kesejahteraan moneter, yang dapat diukur dengan
jumlah pendapatan saat ini ditambah nilai sekarang dari pendapatan masa
depan.
Jenis investasi berdasarkan sumber pendanaan adalah investasi
berdasarkan asal investasi yang diterima. Jenis investasi ini dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu investasi dari modal asing dan investasi dari
modal domestik. Jenis investasi berdasarkan bentuknya adalah investasi
berdasarkan jenis investasi. Jenis investasi ini dapat dibagi menjadi dua
jenis sebagai berikut: (Tandelilin, 2001)
1. Investasi Portofolio yaitu dilakukan melalui pasar modal dengan
instrument surat berharga, contohnya seperti pada saham dan obligasi.
2. Investasi langsung yaitu bentuk investasi yang dilakukan dengan
membangun, membeli total, atau mengakuisi sebuah perusahaan.
Proses keputusan investasi dilakukan dengan melakukan langkah
pertama dengan menentukan tujuan investasi, kemudian menentukan
kebijakan investasi, selanjutnya pemilihan strategi portofolio, yang
keempat melakukan pemilihan asset, yang terakhir yaitu pengukuran dan
evaluasi kinerja portofolio.
Dalam teori investasi, risiko (risk) dan keuntungan (return) selalu
berhubungan erat. Hubungan antara risk and return terletak pada seberapa
besar risiko atau keuntungan yang akan terjadi. Semakin tinggi tingkat
resiko yang akan dihadapi semakin besar pula tingkat keuntungan yang
akan diperoleh. Keuntungan dan risiko berbanding lurus, apabila
keuntungannya tinggi berarti risikonya juga tinggi, sebaliknya apabila
keuntungannya rendah risikonya juga akan rendah. Hubungan risk dan
return tersebut merupakan hukum dan prinsip dasar teori investasi yang

4
dikenal dengan istilah high risk high return, low risk low return (Susilo,
2009).

B. Risk (Risiko)
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkinan yang
merugikan. Disamping menghitung jumlah return, investor juga perlu
mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar keputusan
investasi. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual
yang diterima dengan return harapan, semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semkin besar risiko investasi tersebut. Ada beberapa
sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi.
Sumber-sumber terssebut antara lain: (Tandelilin, 2001)
1. Risiko Suku Bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham
secara terbalik. Cateris Paribus, artinya jika suatu suku bunga
meningkat, maka harga saham akan turun, demikian pula sebaliknya,
jika suatu bunga turun, harga saham naik.
2. Risiko Pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variablitas
return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi pada
ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan.
3. Risiko Inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah
yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu risiko inflasi juga bisa
disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan,
investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk
mengkompensasi penurunan daya beli.
4. Risiko Bisnis

5
Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri disebut
sebagai risiko bisnis, misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak
pada industri tekstil akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri
tekstil itu sendiri.
5. Risiko Finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan
hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar proporsi hutang
yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang
dihadapi perusahaan.
6. Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan
perusahaan yang bisa diperdagangkan dipasar sekunder. Semakin cepat
suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas tersebut,
demikian sebaliknya semakin tidak likuid suatu perusahaan sekuritas
semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.
7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik
(negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang lainnya. Risiko
ini juga dikenal risiko mata uang (currency risk) atau risiko nilai tukar
(exchange rate risk).
8. Risiko Negara
Risiko ini juga disebut risiko politik, karena sangat berkaitan dengan
kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi
diluar negeri, stabilitas politik dan ekonomi negara bersangkutan
sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang
terlalu tinggi.
Risiko investasi total dapat dipisahkan menjadi dua risiko, atas
dasar apakah suatu jenis risiko tertentu dapat dihilangkan dengan
diversifikasi atau tidak. Kedua jenis risiko tersebut adalah risiko sistematis
dan nonsistematis. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar atau
general risk merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi dipasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan

6
mempengaruhi vairabilitas return investasi. Dengan kata lain, risiko
sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihindari dengan cara
didiversifikasi. Sedangkan risiko tidak sistematis atau dikenal dengan
risiko spesifik (risiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan
perubahaan pasar secara keluruhan. Risiko perusahaan perusahaan lebih
terkait pada perubahaan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas.
Dalam melakukan keputusan investasi tentu investor harus
memperhitungkan returni yang akan diperoleh selain return salah satu
yang sangat perlu di pertimbangkan adalah tingkat risiko. Risiko investasi
saham yang harus dihadapi adalah sebagai berikut: (Sjahrial, 2009)
1. Capital Loss, yaitu kerugian yang diperoleh dari hasil jual/beli saham,
berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada dengan nilai
beli saham tersebut
2. Opportunity Loss, kerugian ketika memilih berinvestasi saham berupa
selisih suku bung deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari
investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya
dividen
3. Likuidiasi, yaitu kerugian yang diderita ketika perusahaan dilikuidiasi,
yaitu nilai likuidiasi tersebut lebih rendah dari harga beli saham.
4. Perusahaan Pailit, jika perusahaan mendadak bangkrut akan berimbas
pada gagal bayar jika hal tersebut terjadi tentu investor akan
mengalami kerugian fatal.
Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit
untukdihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan
sangat pentinguntuk memikirkan bagaimana mengelola resiko tersebut.
Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu: (Brealey &
Marcus, 2007)
1. Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan
yangmengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisirnya agarresiko tersebut tidak menambah menjadi besar
dan diluar kontrol manajemen perusahaan.

7
2. Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita
terimatersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna
menghindariterjadinya resiko yang sifatnya tidak tentu waktunya.
3. Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan
mengantisipasiterhadap timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti
memasang alarm terhadapmobil, menempatkan satpam pada siang atau
malam hari.
4. Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve)
gunamengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti
perubahan terhadapnilai tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah
bank adalah harusmemiliki dana cadangan dalam bentuk dolar

C. Return (Tingkat Pengembalian)


Return merupakan tingkat keuntungan investasi. Menurut Hartono,
return adalah harapan keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan di
masa datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang
terkait dengan investasi yang dilakukan Berdasarkan definisi para ahli
tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa return adalah tingkat
pengembalian atau hasil keuntungan yang diperoleh dari investasi yang
dilakukan. Besarnya return suatu saham menjadi daya tarik tersendiri dan
motivasi bagi investor untuk melakukan investasi pada suatu saham.
Return dibagi menjadi 3 jenis. Jenis-jenis return meliputi: (Hartono, 2017)
1. Return Realisasi (realized return)
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi
dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return
realisasi juga berguna sebagain dasar penentuan return ekspektasi dan
risiko di masa datang
2. Return Ekspektasi (expected return)
Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh
investor di masa mendatang. Return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
3. Return Total

8
Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam
suatu periode tertentu. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan
yield yaitu persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama
yaitu Yield dan Capital Gain (Loss). Yield merupakan komponen return
yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi. Jika kita berinvestasi pada sebuah obligasi
misalnya. Maka besarnya Yield ditunjukkan dari bunga obligasi yang
dibayarkan. Demikian pula halnya jika kita membeli saham Yield
ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan Capital
Gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang
jangka panjang). Yang bisa memberika keuntungan (kerugian) bagi
investor. Dalam kata lain, Capital Gain (Loss) bisa juga diartikan sebagai
perubahan harga sekuritas.
Dalam menghitung return dua teknik atau aspek yang bisa
diguanakn yaitu teknik pundamental dan teknikal. Dimana teknik
pundamental adalah melihat beberapa faktor seperti kinerja perusahaan,
persaingan usaha, industri, hingga kondisi ekonomi makro maupun mikro.
Sedangkan teknikal merupakan analisa yang berdasarkan pada data-data
mengenai harga historis yang terjadi pada pasar saham. teknik
fundamental yang digunakan dalam menghitung return aktual, return dan
return asset bebas risiko.

D. Hubungan Risk dan Return


Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan,
institusi, danindividu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian
maupun keuntungandalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara
risiko dengan tingkat pengembalian adalah: (Mardhiyah, 2017)
1. Bersifat linear atau searah.
2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.

9
3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi
maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
4. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
Menurut Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld, bahwa pada
kenyataanya, seorang investor yang netral terhadap risiko cenderung
mengambil posisi agresif maksimum. Ia akan membeli sebanyak mungkin
aset yang menjanjikan hasil tinggi dan menjual sebanyak mungkin aset
yang hasilnya lebih rendah. Perilaku inilah yang menciptakan kondisi
paritas suku bunga. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu: (Fabozzi, 1995)
1. Takut pada risiko (Risk Avoider)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati
terhadapkeputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi
melakukantindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul
jika keputusandiaplikasikan. Karakter pebisnis yang melakukan
tindakan seperti ini disebutdengan safety player.
2. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference)
Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat hati-hati atau
begitumenghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika
keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut
orang dengan karakterseperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe
peragu.
3. Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover)
Karakteristik ini adalah tipe yang begitu suka pada risiko. Mereka
terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut
karakteristik ini selalusaja ingin menjadi pemimpin dan cenderung
tidak ingin menjadi pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang
dimiliki oleh pebisnis besar dan juga pemimpin besar.
Investor sering mengabaikan risk saat kondisi pasar sedang bullish
(naik) dan akan lebih memperhatikan risk saat kondisi pasar sedang
bearish (turun). Seharusnya investor tetap memperhitungkan risk dengan
cermat baik pada saat kondisi pasar bullish ataupun bearish. Hal ini karena

10
return dan risk berbungan sangat erat seperti beberapa ungkapan dalam
investasi Low risk, Low return; high risk, high return; dan no risk no gain
(Frensidy, 2013).
Meskipun demikian terdapat cara untuk mengurangi risk atau
resiko yaitu dengan melakukan diversifikasi atau melakukan investasi
pada beberapa saham atau produk investasi lainnya. Namun demikian
diversifikasi hanya mampu untuk mengurangi unsystematic risk seperti
resiko tingkat bunga, resiko bisnis dan resiko liquiditas. Adapun untuk
systematic risk seperti resiko pasar dan resiko daya beli tidak dapat
dihindari melalui diversifikasi.

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Risk And Return Investasi Saham pada PT. Jiwasraya


Produk asuransi JS Saving Plan diluncurkan lima tahun lalu oleh
PT Asuransi Jiwasraya dikaitkan dengan investasi. Nasabah cukup
membayar Rp. 100 juta di awal dan mereka bisa menarik imbal hasil
dengan persentasi tinggi setelah investasi mengendap satu tahun. Selain
itu, nasabah juga memperoleh perlindungan asuransi selama lima tahun
penuh. Ribuan nasabah ikut dalam program tersebut sehingga premi
asurani yang diperoleh perusahaan melonjak dalam waktu singkat. Akan
tetapi, produk JS Saving Plan menimbulkan permasalahan besar ketika
klaim-nya mulai jatuh tempo dan perusahan gagal bayar klaim di bulan
Oktober 2018. Hal tersebut disebabkan gagal bayar klaim terjadi karena
perusahaan tidak memperoleh imbal hasi investasi aset mereka sesuai
harapan. Sementara itu, klaim yang jatuh tempo semakin banyak sehingga
membengkak sampai ratusan miliar Rupiah (Jiwasraya, 2020).
Kisruh PT Asuransi Jiwasraya pun terungkap ke publik karena
laporan keuangan perusahaan ‘unaudited’ tahun 2017 yang awalnya
mencatat laba bersih Rp. 2,4 triliun harus direvisi. Dalam hal ini, kantor
akuntan publik PricewaterhouseCoopers (PwC) merevisi auditnya
sehingga laba bersih perusahaan menciut menjadi Rp. 360 miliar saja.
Direktur utama PT Asuransi Jiwasraya, Hexana Tri Sasongko diangkat
OJK Oktober 2018 menggantikan Asmawi Syam yang belum belum
sampai setahun memimpin PT Asuransi Jiwasraya. Perubahan manager
menyebabkan adanya kejanggalan laba perusahaan yang tercantum dalam
laporan keuangan perusahaan 2017 mulai terkuak. Laba yang tadinya
sekitar Rp 2,5 triliun menciut menjadi sekitar Rp 360 miliar karena ada
kenaikan cadangan premi. Menurut Hexana, perubahan laba itu terjadi

12
karena portofolio keuangan manajemen lama dikelola dengan risiko tinggi
untuk mendapatkan imbal hasil yang tinggi. Sedangkan aset perusahaan
yang besar belum tentu menjanjikan profitabilitas tinggi. Tidak menampik
adanya temuan BPK dan OJK serta semua permasalahan PT Asuransi
Jiwasraya yang terungkap. Hexana tengah sibuk menata strategi kembali
untuk memulihkan Jiwasraya, memilih berkonsentrasi ke depan sembari
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan. Beliau memutar
ulang strategi perusahaan, merestrukturisasi pertumbuhan organik dengan
mengubah model bisnis, dan memperbaiki transformasi bisnis korporasi
hingga keagenan.
Hilangnya dana investasi untuk produk saving plan ini diakui
direksi Jiwasraya karena lemahnya prinsip kehati-hatian dalam investasi
yang dilakukan. Direksi Jiwasraya sendiri menyatakan belum ada
portofolio guideline yang mengatur nilai maksimal investasi pada aset-aset
berisiko tinggi sehingga dengan kondisi pasar saat ini, sebagian besar aset
investasi tidak dapat diperjualbelikan. Direktur Jiwasraya, Hexana
Sasongko, dalam rapat dengar pendapat dengan anggota DPR RI
mengungkapkan ada empat penyebab kondisi keuangan Jiwasraya tidak
sehat. Pertama, kesalahan pembentukan produk JS Saving plan yang
menjanjikan return sebesar 9% hingga 13% dari tahun 2013 hingga 2018
dengan waktu pencarian setiap tahun. Kedua, kesalahan skema investasi
yang menekan likuiditas perusahaan. Ketiga, rekayasa harga saham.
Keempat, tekanan likuiditas produk JS Saving plan yang berdampak pada
menurunnya kepercayaan nasabah.
Pengaturan Hukum penyelesaian sengketa Jiwasraya dilakukan
dengan transparansi dan menyita /memiskinkan pelaku yang telah
melangar hampir 8 peraturan perundang undangan tersebut guna
mengantikan kerugian nasabah dan juga kerugian negara serta
memberikan hukuman sebagai bentuk pembinaan, hal ini di lakukan
sebagai langkah revolusioner guna menjawab permasalahan tindak pidana
tersebut, hal ini di karenakan banyaknya peraturan perundang undangan
yang di langgar. Perlindungan atas nasabah merupakan sesuatu yang

13
keharusan yang harus dilakukan dan diberikan oleh negara. Karena hak
atas perlindungan tersebut merupakan hak konstitusional yang dijamin
oleh Konstitusi dan Undang-undang. penanganan kasus PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) difokuskan pada upaya pengembalian uang nasabah.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seluruh masyarakat harus lebih berhati-hati dalam memilih
perusahaan asuransi yang tepat dalam membeli produk asuransi. Selain itu
tindakan manajemen Jiwasraya yang menggunakan dana nasabah untuk
berinvestasi kepada instrumen saham yang memiliki risiko tinggi adalah
tindakan yang tidak dapat ditolerir. Melakukan manipulasi laporan
keuangan agar dapat menarik investor adalah tindakan yang melanggar
hukum dan dapat dipidana berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Pengurus serta jajaran direksi wajib bertanggung jawab atas
kasus gagal bayar yang telah merugikan banyak pihak bahkan negara.

B. Saran
Diharapkan agar seluruh masyarakat ataupun pembaca dapat
mengetahui dan menerapkan nilai-nilai pembahasan dalam makalah ini.
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulisan
makalah ini lebih sempurna.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2005). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Ekosinia.

Brealey, M., & Marcus. (2007). Dasar- dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.
Edisi kelima. Erlangga.

Fabozzi, F. J. (1995). Manajemen Investasi. Salemba Empat.

Frensidy, B. (2013). Lihai Sebagai Investor Memahami Dunia Keuangan Dan


Investasi di Indonesia. Salemba Empat.

Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kesebelas.


BPFE.

Jiwasraya, P. A. (2020). Sejarah Jiwasraya. https://www.jiwasraya.co.id/sejarah-


jiwasraya. Diakses tanggal 26 Oktober 2023

Mardhiyah, A. (2017). Peranan Analisis Return Dan Risiko Dalam Investasi.


Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam, 2(1), 1–17.
https://doi.org/10.32505/jebis.v2i1.120

Sjahrial, D. (2009). Manajemen Keuangan, Edisi 3. Mitra Wacana Media.

Susilo, A. (2009). Pengaruh Pergerakan Rasio Profitabilitas Emiten Terhadap


Perubahan Harga Saham (studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007). Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Fakultas Ekonomi Manajemen.

Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi


Pertama. BPFE.

15
16

Anda mungkin juga menyukai