ABSTRACT
Sharia Capital Market is a capital market where products are based on Sharia
principles. The instrument in question is the basis of the contracts used in trading and
the securities traded. The National Sharia Council (DSN) defines the capital market as
a place to trade various long-term instruments, both in the form of capital and debt.
The development of the Sharia Capital Market in Indonesia, after going through
various processes and stages, has very prospective development prospects, ultimately
giving birth to various sharia investment products or instruments in the sharia capital
market and an increase in the number of companies listed on the Sharia Securities list.
The aspect that differentiates the Islamic capital market from the conventional capital
market is the respective capital market instruments. The instruments in question are
related to the principles that form the basis of the contract and the securities being
traded.
Keywords: Sharia Investment, Capital Market, Sharia Capital Market
ABSTRAK
Pasar Modal Syariah adalah pasar modal di mana produk didasarkan pada prinsip
Syariah. Instrument yang dimaksud adalah dasar dari kontrak yang digunakan dalam
perdagangan dan surat berharga yang diperdagangkan. Dewan Syariah Nasional (DSN)
mendefinisikan pasar modal sebagai tempat untuk memperdagangkan berbagai
instrumen jangka panjang, baik dalam bentuk modal maupun utang. Perkembangan
Pasar Modal Syariah di Indonesia setelah melalui berbagai proses dan tahapan, prospek
perkembangannya sangat prospektif akhirnya melahirkan berbagai produk atau
instrumen investasi syariah di pasar modal syariah dan bertambahnya jumlah
perusahaan yang listing dalam daftar Efek Syariah. Aspek yang membedakan Antara
pasar modal syariah dan pasar modal konvensional adalah instrument-instrumen pasar
modal masing-masing. Instrumen-instrumen yang dimaksud adalah berkaitan dengan
prinsip yang menjadi landasan akad serta efek yang diperdagangkan.
Kata Kunci: Investasi Syariah, Pasar Modal, Pasar Modal Syariah
PENDAHULUAN
Investasi merupakan sesuatu yang harus dilakukan dizaman sekarang ini.
Investasi sendiri pada hakikatnya pengumpulan uang atau yang dapat dipersamakan
dengan itu yang di simpaun untuk kemudian digunakan untukmasa yang akan datang.
Investasi pada hakikatnya terbagi menjadi beberapa macam yaitu investasi jangka
pendek dan jangka panjang. Kebanyakan investasi yang dilakukan masyarakat dalam
bentuk investasi jangka pendek dengan menabungkan uangnya ke Bank dalam bentuk
deposito. Pada dewasa ini kebanyakan masyarakat menginvestasikan dalam bentuk
saham. Saham merupakan surat berharga yang dijual dalam pasar modal. Pasar modal
terbagi menjadi 2 (dua) macam yaitu pasar modal konvensional dan pasar modal
syariah.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995, pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Diterangkan bahwa pengertian pasar modal
sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan penawaran efek
(surat berharga) dan perusahaan publik (umum) yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya. Pembentukan Pasar Modal Syariah merupakan bentuk kemajuan dari
muamala mengikuti pengembangan wilayah berdasarkan prinsip-prinsip Muamara.
Pasar Modal Syariah adalah pasar modal di mana produk didasarkan pada prinsip
Syariah. Instrument yang dimaksud adalah dasar dari kontrak yang digunakan dalam
perdagangan dan surat berharga yang diperdagangkan. Pasar modal pada hakekatnya
adalah pasar yang tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional seperti yang kita kenal,
dengan pedagang, pembeli dan tawar menawar. Pasar modal juga dapat diartikan
sebagai sarana penghubung pihak-pihak yang membutuhkan dan menyediakan dana
menurut aturan yang ditetapkan oleh lembaga sekuritas dan kelompok profesi. Pasar
modal menempati posisi strategis dalam pembangunan ekonomi negara. Pertumbuhan
pasar modal sangat bergantung pada kinerja perusahaan efek. Perkembangan pasar
modal membutuhkan kepemimpinan yang efektif untuk menyelaraskan permodalan,
dukungan teknis dan sumber daya manusia. Perusahaan perlu menjalin kerjasama yang
erat untuk menciptakan pasar yang dapat menawarkan berbagai jenis produk dan pilihan
investasi kepada masyarakat. Ada berbagai macam informasi di pasar modal, termasuk
laporan pendapatan, kebijakan manajemen, rumor pasar modal, prospektus, dan saran
dari pialang.
PASAR MODAL
Menurut Sunariyah, dalam bukunya Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, “Pasar
modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di
dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar
modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya
dengan memakai jasa perantara pedagang efek”.1
Pasar modal mempunyai peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai
salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha. Selain itu juga merupakan
wahana investasi bagi investor dalam maupun luar negeri. Pasar modal adalah tempat
terjadinya aset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset. Jenis surat
berharga yang diperjual-belikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu
tahun. Bentuk umum yang diperjual belikan di pasar modal yaitu obligasi, saham
preferen, dan saham biasa.2
Peranan pasar modal di suatu negara dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga lainnya.
2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh
hasil yang diharapkan.
3. pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual dan
membeli saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian.
5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan tarnsaksi surat berharga.
1
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal: Edisi Ke Empat, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2003), hlm. 4
2
O Al-Khazali & A Mirzaei, Stock Market Anomalies, Market Efficiency and The Adaptive Market
Hypothesis: Evidence From Islamic Stock Indices. Journal of International Financial Markets,
Institutions and Money, Vol. 51, 2017, hlm. 195
6. Pasar modal sebagai fungsi tabungan, jika seseorang ingin mempertahankan
nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka perlu mempertimbangkan agar
kerugian yang akan terjadi dapat diminimalkan. Selain alternatif untuk
menabung para pemilik dana juga dapat melakukan investasi untuk
mempertahankan nilai uangnya.
7. Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka
panjang dan jangka pendek sampai kekayaan tersebut dapat dipergunakan
kembali.
8. Pasar modal juga mempunyai likuiditas, dimana kekayaan yang disimpan dalam
surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan resiko yang
lebih kecil jika dibandingkan dengan aktiva yang lain.
9. Fungsi terakhir dari pasar modal adalah fungsi penjamin. Pasar modal bagi suatu
perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari
pinjaman yang dihimpun dari masyarakat.
Pengertian efek menurut UU RI No. 8 tahun 1995, efek adalah surat berharga,
yaitu surat pengakuan hutang, surat berhaga komersial, saham obligasi, tanda bukti
hutang, unit penyertaan hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek atau setiap intrumen yang ditetapkan
sebagai efek. Adapun instrumen pasar modal sebagai berikut:3
1. Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan,
dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan. Saham ada dua, antara lain:4
a. Saham biasa, merupakan jenis efek yang paling sering dipergunakan oleh
emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis
yang paling popular dipasar modal.
b. Saham preferen merupakan jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu
untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah
hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang
3
Martalena dan Malinda, Pengantar Pasar Modal: Edisi Pertama, (Yogyakarta: Andi, 2011), hlm. 83
4
D. 0. B Anayochukwu, The Impact of Stock Market Returns on Foreign Portfolio Investment in Nigeria.
IOSR Journal of Business and Management (IOSRJBM), Vol. 2 No. 4, 2012, hlm. 15
mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami
keuntungan, sehingga saham preferenakan menerima laba dua kali.
2. Obligasi dan obligasi konversi
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan,
yang menyatakan bahwa investor tersebut/pemegang obligasi telah
meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Sedangkan Obligasi konversi
yaitu obligasi yang dapat dikonversikan ke saham obligasi (bond) adalah surat
berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana
kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara
berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
3. Derivatif dari efek
a. Right
Right menunjukkan bukti hak memesan terlebih dahulu yang melekat pada
saham yang memungkinkan para pemegang saham lama untuk membeli
saham baru yang akan diterbitkan oleh emiten, sebelum saham-saham
tersebut ditawarkan kepada pihak lain.
b. Waran
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh emiten yang memberi hak kepada
pemegang saham untuk memesan saham dari emiten yang bersangkutan
pada harga tertentu, umumnya untuk 6 bulan hingga 5 tahun.
c. Deviden saham
Deviden merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
d. Reksadana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas
5
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta : Ekonisia,
2004), hlm. 185.
6
Nor Hadi, Pasar Modal Edisi 2, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2015), hlm. 14
Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal Indonesia
meliputi:7
1. Saham Syariah Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti
penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut
pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan
tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini
merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip
syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Namun
demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan
Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan
sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:8
a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
2. Sukuk
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat disebut sukuk Negara
adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing. Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK
Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk sebagai berikut "Efek Syariah
berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian
yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu'/undivided
share).9
3. Reksadana Syariah
Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah
didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan
7
Ibid, hlm. 13
8
Irawan Abdullah, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia, 2018), hlm. 81
9
Ibid, hlm. 95
Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa
dana pada umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak
waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang
memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun
hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.10
4. Indeks Saham Syariah
a. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama
kali diluncurkan di pasar modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000.
Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat
di BEI. Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan indeks
syariah adalah bahwa indeks konvensional memasukkan semua saham yang
tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal haram, yang penting
saham emiten tersebut terdaftar (listing) sesuai dengan aturan yang berlaku.11
b. Jakarta Islamic Index 70 (JII 70)
Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah
yang diluncurkan BEI pada tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya
terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti
ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak
dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES
oleh OJK.
c. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada
tanggal 12 Mei 2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di
BEI. ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia.
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan
masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK.
10
Rudiyanto, Reksa Dana, (Jakarta : PT Alex Media Komputindo, 2019), hal. 111
11
Liga Mayola dan Sigit Sanjaya, Identifikasi Karakteristik Jakarta Islamic Index, Jurnal Etikonomi, Vol.
11 No. 2 Oktober 2012, hal. 129
Artinya, BEI tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam
ISSI.12
d. IDX-MES BUMN 17
Indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan afiliasinya yang
memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh
fundamental perusahaan yang baik. IDX-MES BUMN 17 merupakan kerja
sama antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perkumpulan Masyarakat
Ekonomi Syariah (MES).
PENUTUP
Perkembangan pasar modal syariah dapat dilihat dari perkembangan
instrumentnya diantaranya saham syariah, obligasi syariah dan reksadana syariah.
Ketiga instrumen ini juga terus mengalami peningkatan meskipun tetap saja
konvensional lebih unggul tetapi tidak mengurangi kinerja pasar modal syariah dan
minat para investor yang memilih instrument pasar modal syariah. Pada dasarnya pasar
modal syariah tidak memiliki Undang-Undang khusus dan masih mengacu pada UU
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Tetapi regulasi pasar modal syariah ini di
dukung dengan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI yang membuktikan kepada
masyarakat bahwa transaksi pasar modal syariah sudah sesuai dengan prinsip syariah.
Pasar modal syariah Indonesia terus tumbuh seiring dengan upaya pemerintah untuk
meningkatkan regulasi, transparansi, dan daya tarik bagi investor. Beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia termasuk pertumbuhan ekonomi,
kebijakan pemerintah, dan perkembangan global. Sumber daya alam yang kaya,
populasi yang besar, dan potensi pertumbuhan ekonomi telah menarik perhatian
investor. Pemerintah Indonesia juga telah berupaya untuk meningkatkan aksesibilitas
pasar modal bagi investor lokal dan asing.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irawan. Pasar Modal Syariah. Jakarta: PT. Gramedia. 2018.
Al-Khazali, O & Mirzaei, A. Stock Market Anomalies, Market Efficiency and The
Adaptive Market Hypothesis: Evidence From Islamic Stock Indices. Journal of
International Financial Markets, Institutions and Money, Vol. 51. 2017.
Anayochukwu, D. O. B. The Impact of Stock Market Returns on Foreign Portfolio
Investment in Nigeria. IOSR Journal of Business and Management (IOSRJBM),
Vol 2 No 4, 2012.
Arif, M. Nur Rianto Al. Pengantar Ekonomi Syariah. Bandung: CV Pustaka Setia.
2015.
Bursa Efek Indonesia, Jakarta Islamic Index, diakses dari https://www.idx.co.id/idx-
syariah/indeks-saham-syariah/ , pada tanggal 04 Desember 2023, pukul 16.05
WIB.
Hadi, Nor. Pasar Modal Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2015.
Mayola, Liga dan Sanjaya, Sigit. Identifikasi Karakteristik Jakarta Islamic Index, Jurnal
Etikonomi, Vol. 11 No. 2, 2012.
Martalena dan Malinda. Pengantar Pasar Modal: Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.
2011.
Rudiyanto. Reksa Dana. Jakarta: PT Alex Media Komputindo. 2019.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia. 2004.
Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal: Edisi Ke Empat. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN. 2003.
Toha, Mohamad, dkk. Perkembangan dan Problematika Pasar Modal di Indonesia.
Jurnal Al-Tsaman, 2020.