Anda di halaman 1dari 77

MATERI KELOMPOK 6

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementara istilah
modal sering digunakan dengan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut
Undang – undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 ayat (12) adalah adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.

Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk
jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan
modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu risiko yang tinggi namun memberikan
imbal hasil yang tinggi pula.

I.2 Rumusan Masalah

> Apa pengertian pasar modal ?

> apa pengertian modal venture ?

> sebutkan fungsi,tujuan,dan jenis –jenis pasar modal ?

> sebutkan ciri – ciri ,bentuk pembiayaan,jenis – jenis,dan manfaat modal ventura ?

> sebutkan sumber – sumber dana modal ventura ?

I.3 Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini agar mengetahui apa pengertian dari pasar modal dan
modal venture,fungsi,tujuan,dan jenis –jenis pasar modal.Ciri – ciri,bentuk pembiayaan,jenis-
jenis,dan manfaat modal venture,serta mengetahui sumber – sumber dana modal venture.
BAB II

ISI

2.1 Pengertian pasar modal

Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar
tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan juga tawar
menawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang
mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana
sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional.
Pertumbuhan suatu pasar modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk
mengkoordinasikan modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan
Pasar Modal diperlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus
menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai
jenis produk dan alternatif investasi bagi masyarakat. Di pasar modal terdapat berbagai
macam informasi, seperti laporan keuangan, kebijakan manajemen, rumor di pasar modal,
prospektus, saran dari broker, dan informasi lainnya.

 Pengertian pasar modal menurut para ahli


Menurut beberapa ahli yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar untuk
berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri (Tjipto Darmadji,dkk :2000).
Sedangkan menurut Dahlan Siamat(2004:249), dalam arti sempit pasar modal
adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek – efek diperdagangkan yang
disebut Bursa efek. Sedangkan menurut arti luas pasar modal adalah pasar konkret
atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan
dana jangka panjang, yaitu jangka waktu satu tahun keatas.
Selain itu juga ada pengertian yang lain yaitu, Pasar modal adalah suatu lembaga yang
mengatur jalannya perdagangan saham. Pasar modal juga sebagai perantara pihak-
pihak yang saling berinteraksi dalam perdagangan saham. Sedangkan menurut Y.Sri
Susilo,dkk; pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana – dana
jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret (Y.Sri Susilo, 2000:189)
Hal ini juga diperkuat dengan Kepres no. 60 tahun 1998 pasar modal adalah bursa
yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan jangka
panjang dalam bentuk efek.
Menurut Kasmir (2008:208) Pasar modal dalam arti sempit merupakan tempat para
penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi. Artinya pembeli dan penjual
langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam lokasi tertentu. Lokasi atau
tempat pertemuan disebut pasar. Namun, dalam arti luas pengertian pasar merupakan
tempat melakukan transaksi antara pembeli dan penjual, dimana pembeli dan penjual
tidak harus bertemu dalam suatu tempat atau bertemu langsung, akan tetapi dapat
dilakukan melalui sarana informasi yang ada seperti sarana elektronik.

Dengan demikian, pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya
para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh
modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal
( emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek – efek di pasar modal.
Sedangkan pembeli ( investor ) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan
yang menurut mereka menguntungkan.
2.2 Fungsi Pasar Modal
Dalam perekonomian nasional, keberadaan pasar modal memiliki fungsi sebagai:

a. sumber dana jangka panjang;


b. alternatif investasi;
c. alat restrukturisasi modal perusahaan;
d. alat untuk melakukan divestasi.

2.3 Tujuan Pasar Modal


Dalam pembentukan pasar modal memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Menghimpun kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
b. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk ikut memiliki perusahaan dan ikut
menikmati hasilnya (laba)Manfaat keberadaan pasar modal
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal

a. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus


memungkinkan alokasi dana secara optimal.

b. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga memungkinkan


untuk melakukan diversifikasi. Alternatif investasi memberikan potensi keuntungan dengan
tingkat risiko yang dapat diperhitungkan.

c. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu negara.


Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

2.4 Jenis – jenis pasar modal

Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder :
1. Pasar Perdana ( Primary Market )
Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal
selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum
diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari
kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go
public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat
menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk
memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan
memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang
berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan
yang dilakukan melalui agen penjualan.
2. Pasar Sekunder ( Secondary Market )
Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor
setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya
90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa.
Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat.
Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk
menghimpun investor lembaga dan perseorangan.
Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang
berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian,
pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat
terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu:
1.Bursa reguler
Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek
Surabaya (BES)
2.Bursa paralel
Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di
luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan
diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), diawasi dan
dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak
dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer.

2.5 Pengertian modal venture

Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk
jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan
modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu risiko yang tinggi namun memberikan
imbal hasil yang tinggi pula. Kapitalis ventura atau dalam bahasa asing disebut venture
capitalist (VC), adalah seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan modal ventura.
Dana ventura ini mengelola dana investasi dari pihak ketiga (investor) yang tujuan utamanya
untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki risiko tinggi sehingga tidak
memenuhi persyaratan standar sebagai perusahaan terbuka ataupun guna memperoleh modal
pinjaman dari perbankan. Investasi modal ventura ini dapat juga mencakup pemberian
bantuan manajerial dan teknikal. Kebanyakan dana ventura ini adalah berasal dari
sekelompok investor yang mapan keuangannya, bank investasi, dan institusi keuangan
lainnya yang melakukan pengumpulan dana ataupun kemitraan untuk tujuan investasi
tersebut. Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan
terhadap perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memilkii suatu riwayat
operasionil yang dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk
kewirausahaan, pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah
kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki.
2.6 Ciri-ciri modal ventura

1. Pembiayaan modalventuraterutama diberikan kepada perusahaan yang baru mulai


tumbuh dan biasanya belum mendapat kepercayaan oleh lembaga perbankan untuk
memperoleh kredit bank.
2. Pembiayaan modalventuram erupakan pembiayaan yang beresiko tinggi ( high risk ),
tetapi juga merupakan pembiayaan yang memiliki potensi keuntungan yang tinggi
pula ( high return ) yang biasanya dapat melalui capital gains yang bersifat medium
term atau long term.
3. Pembiayaan modalventuramerupakan investasi / penanaman dana jangka panjang.
4. Pembiayaan modalventurabiasanya dilakukan dalam bentuk partisipasi equity
( penyertaan modal ) dan atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham kepada
perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk berkembang.
5. Pembiayaan modalventurabiasanya diberikan dalam bentuk “ paket pembiayaan “,
yaitu suntikan dana / modal yang disertai dengan penempatan / pembianaan
manajemen pada perusahaan pasangan usaha.
6. Pembiayaan modalventurajuga untuk mendukung bakat-bakat entrepreneur dengan
skill financial untuk memanfaatkan psasr, dengan jalan alih manfaat yang diberikan
dalam dampingan manajemen oleh perusahaan pemodal ventura.

2.7 Bentuk pembiayaan modal ventura dikaitkan dengan tahap pertumbuhan kegiatan
usaha

1. Seed financing, yaitu modal paling awal pada tahap gagasan ( ideastage ) yang
digunakan untuk studi kelayakan.
2. Start up financing, tahap penyewaan ruang kerja, penyusunan organisasi, penyusunan
business plan, product investigation dan survey pemasaran, pengembanagn produk
( prototype production ) dan pemasaran awal.
3. First stage financing, tahap produksi dan pemasaran komersial dalam tahap awal.
4. Second stage financing, modal untuk membiayai perluasan produksi dan pemasaran,
terutama untuk mendukung piutang ( account receivable ) dan persediaan barang
( inventory ). Perusahaan telah menunjukkan perkembangan yang baik tetapi belum
memberikan keuntungan.
5. Third stage financing, modal untuk perluasan usaha setelah melampaui break event
point, misalnya untuk perluasan fasilitas produksi, perluasan pasar dan pengembangan
produk.
6. Bridge financing, modal tahap akhir sebelum perusahaan dijual kepada pihak lain atau
restrukturisasi fianansial sebelum ditawarkan untuk pembiayaan lain ( go public ).
7. Acquisition financing, penyediaan dana untuk membeli pemilikan suatu perusahaan
oleh pihak diluar perusahaan.
8. Management buy out, penyediaan dana untuk memungkinkan pembelian suatu
perusahaan oleh pihak management.

2.8 Jenis – jenis modal venture

A.Berdasarkan Cara Pemberian Bantuan


Bantuan yang diberikan modal ventura kepada perusahaan pasangan usaha dapat meliputi dua
hal, yaitu bantuan financial dan bantuan manajemen. Atas dasar cara pemberian kedua jenis
bantuan tersebut, mekanisme modal ventura dapat dibedakan menjadi:

1. Single tier approachPerusahaan modal ventura menghimpun dana dan mengelola dana
yang diinvestasikan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usaha.
2. Two tier approachPengeloalan modal ventura yang melibatkan dua badan usaha
terpisah, dimana yang satu sebagai perusahaan penyedia dana (fund company) dan
yang lain sebagai perusahaan pengelola (management company) yang melakukan
pengelolaan fund company yang bersangkutan.

B.Berdasarkan cara Penghimpunan


Dana Perusahaan modal ventura secara umum dapat menghimpun dana dari pinjaman dan
juga dari modal sendiri dalam berbagai bentuk. Jika ditinjau dari cara penghimpunan dananya
modal ventura dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Leverage ventura capital Modal ventura yang bersumber dari suatu Perusahaan Modal
Ventura dengan sebagian besar penghimpunan dananya dalam bentuk pinjaman dari
berbagai macam pihak disebut leverage ventura capital.
2. Equity ventura capital Modal ventura yang bersumber dari suatu Perusahaan Modal
Ventura dengan sebagian besar penghimpunan dananya dalam bentuk modal sendiri
dalam berbagai bentuk disebut equity ventura capital.

C.Berdasarkan Kepemilkan
Atas dasar kepemilikannya, perusahaan Modal Ventura dapat dibedakan dalam beberapa
jenis sebagai berikut:

 Private ‘ venture-capital’ Companyperusahaan modal ventura yang belum go public


atau belum menjual sahamnya melalui bursa efek disebut Private ‘ venture-capital’
Company.
 Public ‘ venture-capital’ companyperusahaan modal ventura yang telah go public atau
menjual sahamnya melalui bursa efek disebut Public ‘ venture-capital’ Company.
 Bank Affoliate ‘ venture-capital’ Companyperusahaan modal ventura yang didirikan
oleh bank-bank yang mengalami surplus dana atau memang mempunyai misi khusus
dalam hal modal ventura disebut Bank Affiliate ‘ venture-capital’ Company.
 Conglomerate ‘ venture-capital’ CompanyPerusahaan modal ventura yang didirikan
atau dimiliki oleh sejumlah perusahaan disebut Conglomerate ‘ venture-capital’
Company.

2.9 Sumber-Sumber Dana Modal Ventura


Dalam melakukan penyertaan modal diberbagai bidang usaha, perusahaan modal ventura
harus memiliki dana yang cukup yang dapat diperoleh dari berbagai sumber dana yang dapat
dipilih sebagai berikut :

1. Dari dalam perusahaan sendiri :

 Setoran modal dari pemegang saham


 Cadangan laba yang belum terpakai
 Laba yang ditahan

2. Dari luar perusahaan :


 Investor baik perorangan atau industri
 Pinjaman dari Lembaga Perbankan
 Pinjaman dari Lembaga Asuransi
 Pinjaman dari Dana Pensiun

> Contoh Perusahaan Ventura

PT. Pertamina Dana Ventura (PDV) merupakan salah satu Anak Perusahaan PT. Pertamina
(Persero) yang keberadaannya merupakan penerusan dari yayasan yang sebelumnya ada dan
mengemban tugas sebagai suatu entitas yang melaksanakan aktivitas komersial dalam rangka
menunjang dan meningkatkan kesejahteraan pekerja Pertamina. Yayasan yang didirikan pada
tahun 1975 dengan nama YATAPENA beberapa kali berganti nama hingga pada tahun 2002
berubah menjadi Perseroan Terbatas yang diberi nama PT. Pertamina Saving & Investment
(PSI) dan akhirnya pada tanggal 30 Desember 2004 berubah menjadi PT. Pertamina Dana
Ventura (PDV).
Bidang usaha utama Perusahaan ini adalah melaksanakan pembiayaan modal ventura umum
dan modal ventura khusus. Pembiayaan modal ventura umum merupakan suatu kerja sama
bagi hasil dengan Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) dalam bentuk penyediaan dana bagi
proyek-proyek yang dimiliki oleh PPU. Sedangkan pembiayaan modal ventura khusus
merupakan kerja sama bagi hasil dengan koperasi-koperasi pekerja di lingkungan Pertamina
Group dalam bentuk penyediaan dana untuk pelaksanaan Program Kesejahteraan Pekerja
Pertamina (PKPP) yang diadakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan para pekerja
dilingkungan Pertamina Group.
Pada saat ini yang masih tercatat aktif melakukan kerja sama dengan Perusahaan terdapat
sekitar 26 PPU dan 31 Koperasi Pekerja yang tersebar diseluruh wilayah kerja Pertamina dan
mencakup 7000 an peserta PKPP. Dengan total aset diatas Rp. 1 trilyun yang sangat likuid
dan tingkat kesehatan yang selalu terjaga pada level sehat ("AA" berdasarkan rating Anak
Perusahaan Pertamina), Perusahaan siap untuk melakukan kerja sama kemitraan dengan PPU,
baik yang berbentuk Perseroan Terbatas maupun Koperasi. Dalam rangka menjaga
kredibilitas dan reputasi Perusahaan, manajemen senantiasa menjaga komitmen, mentaati tata
nilai dan secara terus-menerus mengupayakan tercapainya implementasi Good Corporate
Governance (GCG) yang ideal diseluruh lapisan organisasi Perusahaan.
Perusahaan juga terus berupaya untuk dapat menjadi pelaksana indirect ESOP bagi pekerja
Pertamina Group dengan cara menjadi pemegang saham minoritas di anak-anak perusahaan
Pertamina Group yang prospektif mendampingi PT. Pertamina (Persero) atau Pertamina
Group sebagai pemegang saham mayoritas. Pada saat ini Perusahaan telah menjadi pemegang
saham dari PT. Pertamina Hulu Energi, PT. Pertamina Geothermal Energy, PT. Pertamina
Bina Medika, PT. Pertamina Training & Consulting, PT. Patra Teknik dan PT. Trans Javagas
Pipeline.

2.10 Perbedaan Modal Ventura Dengan Bank

> Keunggulan Modal Ventura

1. Sumber dana bagi perusahaan baru.


2. Adanya penyertaan manajemen.
3. Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal Ventura.
4. Dengan adanya penyertaan modal,PPU dapat mencari bantuan modal dalam bentuk
lain.

 Kelemahan Modal Ventura

1. Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang


2. Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari perusahaan pasangan
usaha.
3. Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambil alih oleh perusahaan
modal ventura apabila menunjukan gejala kegagalan.

2.11Manfaat modal venture

Pemodal dari luar. seperti Venture capital (VC) dan private equity fund (PE),
sebenarnya punya manfaat lebih dari sekedar penyuntik modal saja. Selain uang,
berikut ini adalah tiga hal yang bisa Anda manfaatkan dari mereka untuk membantu
perusahaan Anda. Apa saja itu?

Kendala yang dihadapi usaha kecil pada umumnya sama saja, kalau tidak permodalan ya
pemasaran. Untuk masalah permodalan, zaman sekarang semakin banyak pilihan solusinya,
di antaranya adalah dengan menggandeng lembaga permodalan non-bank, seperti VC
(venture capital, atau perusahaan permodalan ventura), atau bisa juga memilih PE (private
equity fund, atau perusahaan pengelola investasi). Mereka berdua pada dasarnya sama saja,
mencari bisnis-bisnis yang bisa mereka tanamkan modal mereka, (biasanya) dengan imbalan
berupa persentase kepemilikan, atau bisa juga dalam bentuk lain sesuai kesepakatan kedua
pihak.

Tentu keputusan membagi kepemilikan dengan investor luar ada positif dan negatifnya. Asal
tahu saja, tidak semua pebisnis menyukai pilihan ini, karena dengan masuknya pemilik baru
berarti Anda tidak sepenuhnya memegang kontrol atas perusahaan Anda. Namun ada juga
nilai positif yang bisa Anda manfaatkan dari lembaga ini, seperti yang diungkapkan Shazi
Visram, pendiri brand makanan bayi premium Happy Family sekaligus kontributor majalah
Inc., berikut ini (dikutip dari Inc 19/03/2013):

Walaupun saya tidak melibatkan lembaga permodalan untuk membesarkan Happy Family,
namun saya sering mempertimbangkan pilihan permodalan ini dengan serius. Jujur saja,
sudah berulang kali saya hampir meneken kesepakatan dengan PE ketika saya sudah tidak
bisa menemukan cara lain untuk mendapat suntikan modal. Berikut ini tiga manfaat lain
(selain modal) yang bisa Anda dapatkan dari lembaga permodalan:

1. Relasi dan Jejaring Bisnis


VC dan PE punya banyak relasi dan jejaring dengan orang-orang yang bisa berguna bagi
Anda. Hubungan ini bisa sangat berguna bagi Anda dan mampu mendorong bisnis Anda
dengan cara yang tidak bisa Anda lakukan sendiri. Hubungan ini adalah sebuah hasil alami
dari bidang bisnis VC itu sendiri: Mereka berinvestasi pada perusahaan kecil agar mereka
bisa berkembang, dan mereka juga melakukannya pada individu yang mereka kenal dan
percayai.

Dan hampir selalu hubungan ini memberi dampak positif. Misalnya, dengan bantuan VC,
sebuah perusahaan kecil yang dimodali oleh VC bisa mengakses pemilik sebuah jaringan
supermarket secara langsung. Dengan adanya hubungan baik antara VC dengan sang pemilik
supermarket, perusahaan kecil ini bisa mendapat rak yang paling strategis, memberi brand
kecil tersebut keunggulan kompetitif dari brand lainnya. Perusahaan saya, Happy Familoy,
tidak punya dukungan seperti ini. Proses untuk mendapatkan tempat itu bisa jauh lebih cepat
bila kami bekerjasama dengan VC.

2. Pengalaman
VC tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka tahu mana yang benar dan yang salah
karena mereka pernah menerapkannya pada banyak bisnis sebelumnya. Sebagai entrepreneur,
Anda pasti berpikir bahwa bisnis Anda punya keistimewaan, bahwa bisnis Anda berbeda dari
yang lainnya; tapi tidak peduli seberapa spesial produk atau layanan Anda, VC atau PE
lainnya memandang perusahaan Anda sama seperti bisnis-bisnis lainnya yang harus tumbuh,
permasalahan lain yang harus diselesaikan. Karena mereka sudah melihat sepak terjang
sejumlah bisnis di bawah bimbingan mereka, maka mereka punya kemampuan untuk
mengidentifikasi suatu pola kesuksesan (yang sering tidak Anda sadari) dan mengaplikasikan
pola tersebut pada bisnis Anda. Pengalaman adalah hal yang sangat bernilai, dan kemampuan
untuk mengaplikasikannya pada bisnis Anda lah yang akan membuat bisnis Anda tumbuh
dengan baik.

3. Dorongan yang kuat untuk meraih sukses


VC dan PE 100% didedikasikan untuk melihat Anda sukses karena dengan cara itulah
mereka hidup dan mendapatkan keuntungan. Pada akhirnya, uang adalah tujuan akhir
mereka, dan mereka ada di sana untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan keuntungan
pada investasi mereka. Target finansial ini memberi Anda, sang entrepreneur, sebuah
pendekatan yang sangat disiplin dan terfokus untuk mengambil keputusan yang paling
menguntungkan setiap saat. Tentu saja bila Anda meneken kesepakatan dengan VC/PE,
artinya Anda sudah melepaskan sejumlah kewenangan Anda atas nama keamanan fiskal; tapi
di sisi lain hal tersebut juga berarti bahwa Anda sudah memastikan bisnis Anda memiliki
sebuah jaring pengaman yang kuat untuk menjaganya meneruskan pertumbuhan.

BAB III
Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange dan market. Sementara istilah
modal sering digunakan dengan istilah efek, securities, dan stock. Pasar modal menurut
Undang – undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 ayat (12) adalah adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.

Modal ventura adalah suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk
jangka waktu tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan
modal secara tunai yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.
Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu risiko yang tinggi namun memberikan
imbal hasil yang tinggi pula.

> Keunggulan Modal Ventura

5. Sumber dana bagi perusahaan baru.


6. Adanya penyertaan manajemen.
7. Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal Ventura.
8. Dengan adanya penyertaan modal,PPU dapat mencari bantuan modal dalam bentuk
lain.

 Kelemahan Modal Ventura

4. Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang


5. Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari perusahaan pasangan
usaha.
6. Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambil alih oleh perusahaan
modal ventura apabila menunjukan gejala kegagalan.

3.2 Saran
> Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
tentang pasar modal dan modal ventura bagi pembaca.Serta pembaca dapat memahami
tentang pengertian,manfaat,dan jenis – jenis pasar modal dan modal venture.

MATERI KELOMPOK 7

Materi sewa guna usaha kelompok 7

1. Pengertian Sewa Guna Usaha(Leasing)

Pengertian Leasing adalah suatu bangunan hukum yang tidak lain merupakan improvisasi dari
pranata hukum konvensional yang disebut dengan sewa menyewa (lease). Dikatakan konvensional
karena ternyata sewa menyewa itu merupakan bangunan tua dan suda h lama sekali ada dalam
sejarah peradaban umat manusia. Pranata hukum sewa menyewa yang dikembangkan sebagai ilmu
pengetahuan telah terekam dalam sejarah, paling tidak sudah sejak lebih kurang 4500 tahun
sebelum masehi, yakni sewa menyewa yang dipraktekkan dan dikembangkan oleh orang-orang
Sumeria.

Definisi Leasing

Kata leasing berasal dari bahasa Inggris yaitu kata lease yang berarti menyewakan. Leasing
sebagai suatu lembaga pembiayaan dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang masih sangat muda
atau baru dilaksanakan di Indonesia pada awal tahun 1970-an dan baru diatur untuk pertama
kali dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia sejak tahun 1974. Eksistensi
prananta hukum leasing di Indonesia sendiri suda h ada beberapa perusahaan leasing yang statusnya
sama sebagai suatu lembaga keungan non bank. Oleh karena itu, maka yang dimaksudkan dengan
leasing adalah setiap kegiatan pembiyaan perusahaa dalam bentuk penyediaan atau
menyewakan barang-barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu
tertentu dengan kriteria sebagai berikut : Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga
Keuangan Lain, (Jakarta : Salemba Empat, 2006), hal.190.
 pembiyaan perusahaan

 pembayaran sewa dilakukan secara berkala

 penyediaan barang-barang modal

 disertai dengan hak pilih atau hak opsi

 adanya nilai sisa yang disepakati.

Fungsi Leasing

Fungsi leasing sebenarnya hampir setingkat dengan bank, yaitu sebagai sumber pembiayaan jangka
menengah (dari satu tahun sampai lima tahun). Ditinjau dari segi perekonomian nasional, leasing
telah memperkenalkan suatu metode baru untuk memperoleh barang modal dan menambah
modal kerja. Sampai saat ini belum ada undang-undang khusus yang mengatur tentang leasing
namun demikian praktek bisnis leasing telah berkembang dengan cepat, dan untuk mengantisipasi
kebutuhan agar secara hukum mampunyai pegangan yang jelas dan pasti, pada tahun 1971 telah
dikeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri
Perdagangan dan Koperasi Nomor: Kep-122/MK/IV/1/1974; No. 32/M/ SK/2/1974/; dan
No.30/Kpb/1/1974, tertanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha Leasing.

Menurut Surat Keputusan Bersama di atas, yang dimaksud dengan leasing adalah :

“Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal


untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan tersebut untuk
membeli barang- barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama”.

Kemudian di dalam Peraturan Presiden No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan, pasal 1
Angka (5) disebutkan :

“Sewa Guna Usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Finance Lease) maupun Sewa Guna Usaha tanpa hak
opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran.”

Oleh Subekti mengartikan leasing adalah: (R. Subekti, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional,
(Bandung; Alumni, 1985), hal. 55.)
“Perjanjian sewa-menyewa yang telah berkembang di kalangan pengusaha, di mana lessor (pihak
yang menyewakan, yang sering merupakan perusahaan leasing) menyewakan suatu perangkat alat
perusahaan (mesin-mesin) termasuk servis, pemeliharaan dan lain-lain kepada lesse (penyewa)
untuk jangka wkatu tertentu.”

Berdasarkan pengertian leasing di atas, Subekti mengonstruksikan leasing tersebut sebagai berikut:
Ibid, hal.57

Leasing sama dengan sewa-menyewa;

Subjek hukum yang terkait dalam perjanjian tersebut adalah pihak lessor dan lesse;

Objeknya perangkat perusahaan termasuk pemeliharaan dan lain- lain;

Adanya jangka waktu sewa.

Sedangkan menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengatakan bahwa leasing adalah: “Suatu
perjanjian dimana si penyewa barang modal (lesse) menyewa barang modal untuk usaha
tertentu, untuk jangka waktu tertentu dan jumlah angsuran tertentu .” Sri Soedewi Masjchoen
Sofwan , Hukum Perjanjian, (Yogyakarta: Gadjah Mada,1988), hal. 28.

Defenisi yang dikemukakan oleh Sri Soedewi Masjchoen Sofwan memandang bahwa
institusi leasing merupakan suatu kontrak atau perjanjian antara pihak lesse dan pihak lessor.
Oleh kerena itu antara pihak lessor dan lesse terdapat hubungan hukum sewa menyewa. Objek
yang disewa adalah barang modal. Jangka waktu dan jumlah angsuran ditentukan oleh para pihak.

Kemudian oleh Salim H.S mengartikan leasing sebagai: Salim, Op.cit,hal. 33.

“Kontrak sewa-menyewa yang dibuat antara pihak lessor dengan lesse dimana pihak lessor
menyewakan kepada lesse barang-barang produksi yang harganya mahal untuk digunakan oleh
lesse, dan pihak lesse berkewajiban membayar harga sewa sesuai dengan kesepakatan yang
dibuat antara pihak lesse dengan lessor dengan disertai hak opsi, yaitu untuk membeli atau
memperpanjang sewa.”

Dari pengertian leasing yang dikemukakan oleh Salim di atas dapat di temukan unsur-unsur yang
terkandung dalam leasing yaitu:

Adanya subjek hukum, yaitu pihak lessor dan lesse;

Adanya objek, yaitu barang-barang modal yang harganya mahal;


Adanya jangka waktu tertentu;

Adanya sejumlah angsuran (pembayaran ini merupakan harga sewa dari barang tersebut yang
dibayar secara berkala);

Adanya hak opsi (hak lesse untuk memperpanjang atau membeli objek lesse pada masa akhir
kontrak).

Oleh Soerjono Soekanto, mengatakan bahwa “Leasing sebenarnya merupakan suatu proses
yang terkait pada lembaga keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun
dana dari masyarakat”.Soerjono Soekanto, In ventarisasi Perundang-Undangan Mengenai Leasing,
Ind_Hill Co, Jakarta, 1986,hal.4 Memang apabila dilihat dari sudut pembangunan ekonomi, leasing
adalah salah satu cara untuk menghimpun dana yang terdapat di dalam masyarakat serta
menginvestasikannya kembali kedalam sektor-sektor ekonomi tertentu yang dianggap produktif.
Oleh karena itu tidak salah jika dikatakan leasing merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang
sangat penting dalam dunia usaha. Charlles Dulles Marpaung, Pemahaman Mendasar Atas Usaha
Leasing, (Jakarta : Integrita Press, 1985 ), hal.2

Seperti diuraikan di atas, kegiatan leasing sebagai lembaga pembiayaan dalam bentuk sewa guna
usaha dapat dilakukan secara finance lesae maupun secara operating lease. Finance lease artinya
kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada masa kontrak mempunyai hak opsi
untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa (residu) yang disepakati bersama.
Sedangkan operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak
mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. Munir Fuady, Op.cit, hal. 16

Sebelum memulai kegiatan usaha di bidang leasing ini, maka antara pihak penyewa dengan pihak
yang menyewakan (lessor dan lesse) harus terlebih dahulu membuat kontrak leasing. Dengan
demikian dalam usaha leasing tentunya terdapat beberapa pihak yang bersangkutan dalam
perjanjian leasing yang terdiri dari : Mangasa Sinurat dan Jane Erawati, Aspek Hukum Dalam
Ekonomi, ( Medan : Universitas HKBP Nommensen, 2008 ), hal.136.

Pihak yang disebut lessor, yaitu pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari perusahaan.
Pihak penyewa ini disebut juga sebagai investor.

Pihak yang disebut dengan lesse, yaitu pihak yang menikmati barang tersebut dengan
membayar sewa guna usaha yang mempunyai hak opsi.

Pihak yang disebut dengan lender atau disebut juga debt-holders atau loan participants dalam
transaksi leasing. Mereka umumya terdiri dari bank, insurance company, trust dan yayasan.

Pihak supplier, yaitu penjual dan pemilik barang yang disewakan. Supplier ini dapat terdiri dari
perusahaan (manufacturer) yang berada di dalam negeri atau yang mempunyai kantor pusat di luar
negeri.
Apabila seorang pengusaha tidak mempunyai modal atau hanya memiliki modal terbatas tetapi ingin
mendirikan pabrik, pengusaha tersebut dapat memperolehnya dengan cara leasing, misalnya
pengusaha tersebut hanya mempunyai tanah dan bangunan, maka untuk membeli mesinnya,
pengusaha tersebut dapat melakukannya dengan cara leasing atau menyewa dari suatu leasing
company, karena leasing company merupakan salah satu sumber dana bagi pengusaha yang
membutuhkan barang modal, selama jangka waktu tertentu dengan membayar sewa.

Dengan leasing pengusaha dapat memperoleh barang modal dengan sewa beli yang dapat diangsur
setiap bulan atau setiap triwulan kepada lessor. Usaha pembiayaan melalui leasing ini dapat
diperoleh dalam waktu yang cepat. Bagi perusahaan yang modalnya lemah, dengan adanya
perjanjian leasing akan memberikan kesempatan pada perusahaan tersebut untuk berkembang dan
dapat memiliki barang modal yang dibutuhkan perusahaan yang bersangkutan.Antara lesse dan
lessor di dalam perjanjian leasing dapat mengadakan kesepakatan dalam hal menetapkan besar dan
banyaknya anggsuran sesuai dengan kemampuan lesse. Dalam hal kredit besar dan banyaknya
angsuran ditentukan oleh kreditor berdasarkan dari analisis bank.

Dalam hukum perdata, ada tiga bentuk ikatan yang mirip satu sama lainnya, namun berlainan
dalam hukumnya yaitu sewa guna usaha (leasing), sewa beli dan jual beli secara angsuran.Richard
Burton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, ( Jakarta : PT Rineka Cipta,2003), hal.109. Baik
perjanjian sewa beli maupun jual beli dengan angsuran ketentuannya belum diatur dalam
KUHPerdata. Maka dengan keluarnya Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor
34/KP/II/80 tanggal 1 Februari 1980 tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli (hire purchase), jual
beli dengan angsuran (kredit sale) dan sewa (renting), diberikan defenisi-defenisi sebagai berikut:

Sewa beli (hire purchase) adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan penjualan barang
dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh pembeli dengan pelunasan
atas harga barang yang disepakati bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik
atas barang tersebut baru beralih dari penjual kepada pembeli setelah jumlah harganya lunas
dibayar pembeli kepada penjual.

Jual beli secara angsuran (kredit sale) adalah adalah jual beli dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran barang yang dilakukan oleh
pembeli dalam beberapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati bersama dan yang
diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut beralih dari penjual kepada
pembeli pada saat barangnya diserahkan penjual kepada pembeli.

Persamaan antara perjanjian leasing dengan kedua perjanjian di atas adalah bahwa pada
perjanjian leasing, lesse membayar imbalan jasa kepada lessor dalam waktu tertentu. Sedangkan
pada perjanjian sewa beli dengan angsuran, pembeli membayar angsuran kepada penjual dalam
waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.

2. Apa sajakah pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan leasing?

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara satu perusahaan leasing dengan perusahaan leasing yang
lainnya bisa saja berbeda. Di dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1169/KMK. 01/1991 Tanggal 21 November 1991, kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :

Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee (finance lease)

Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee (operating lease)

Ciri-ciri kedua kegiatan leasing seperti yang dimaksid di atas adalah sebagai berikut :

1. Kriteria untuk finance lease apabila suatu perusahaan leasing memenuhi persyaratan :

Jumlah pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna usaha pertama kali, ditambah
dengan nilai sisa barang yang dilease harus dapat menutupi harga perolehan barang modal yang
dileasekan dan keuntungan bagi pihak lessor. Dalam perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan
mengenai hak opsi bagi lessee.

2. Sedangkan kriteria untuk operating lease adalah memenuhi persyaratan sebagai berikut : Jumlah
pembayaran selama masa leasing pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal
yang dileasekan ditambah keuntungan bagi pihak lessor.

Di dalam perjanjian leasing tidak memuat hak opsi bagi lessee.

Kemudian dalam praktiknya transaksi finance leasing dibagi lagi ke dalam bentuk-bentuk sebagai
berikut :

1. Direct finance lease

Transaksi ini dikenal juga dengan nama true lease. Di mana dalam transaksi ini pihak lessor membeli
barang modal atas permintaan lessee dan juga sekaligus menyewagunakan barang tersebut kepada
lessee. Lessee dapat menentukan spesifikasi barang yang diinginkannya termasuk penentuan harga
dan suppliernya. Oleh karena itu, yang dilakukan lessor hanyalah untuk memenuhi kebutuhan pihak
lessee.

2. Sales dan lease back

Proses ini dilakukan di mana pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk dilakukan
kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut, antara lessee dan lessor. Metode ini bisanya
digunakan untuk menambah modal kerja pihak lessee.

Sedangkan dalam operating sales di mana pihak lessor sengaja membeli barang modal untuk
kemudian dileasekan kepada pihak lessee. Biaya yang dikenakan terhadap lessee adalah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan oleh lessee berikut bunganya.

Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak yang berkepentingan,yaitu:


lessor, lessee, supplier, dan bank atau kreditor.

1. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak
lessee dalam bentuk barang modal. Lessor dalam financial lease bertujuan untuk mendapatkan
kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaanbarang modal dengan
mendapatkan keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan mendapatkan
keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa jasa yang berkenaan dengan
pemeliharaan serta pengoperasian barang modaltersebut.

2. Lesse adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal
dari lessor. Lesse dalam financial lease bertujuan mendapatkan pembiayaan berupa barang atau
peralatan dengan cara pembayaran angsuran atau secara berkala.

3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual
kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Dalam mekanisme financial lease,
supplier langsung menyerahkan barang kepada lesse tanpa melalui pihal lessor sebagai pihal yang
memberikan pembiayaan.

4. Bank adalah suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditor tidak terlihat secara
langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan,
dana kepada lessor, terutama dalam mekanisme leverage lease dimana sumber dana pembiayaan
lessor diperoleh melalaui kredit bank.

3. Penggolongan Perusahaan Leasing

Perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatan usahanya dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu :

1) Independent Leasing Company.

Perusahaan leasing jenis ini mewakili sebagian besar dari industri leasing. Perusahaan tipe ini berdiri
sendiri atau independent dari supplier yang mungkin dapat sekaligus sebagai pihak produsen barang
dan dalam memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya (lessee). Perusahaan dapat membelinya
dari berbagai supplier atau produsen kemudian di-lease kepada pemakai. Lembaga keuangan yang
terlibat dalam kegiatan usaha leasing, misalnya bank-bank, dapat pula disebut sebagai lessor
independent. Banyak lembaga keuangan yang bertindak sebagai lessor tidak hanya memberikan
pembiayaan leasing kepada lessee tetapi juga memberikan pendanaan kepada perusahaan leasing.
Di samping itu lessor independen dapat pula memberikan pembiayaan kepada supplier
(manufacturer) yang sering disebut dengan vendor program.

2) Captive Lessor.

Captive lessor akan tercipta apabila supplier atau produsen mendirikan perusahaan leasing sendiri
untuk membiayai produk-produknya. Hal ini dapat terjadi apabila pihak supplier berpendapat bahwa
dengan menyediakan pembiayaan leasing sendiri akan dapat meningkatkan kemampuan penjualan
melebihi tingkat penjualan dengan menggunakan pembiayaan trasdisional. Captive lessor ini sering
pula disebut dengan twoparty lessor. Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak
perusahaan leasing (subsidiary) dan pihak kedua adalah lessee atau pemakai barang.

3) Lease Broker atau Packager.


Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager. Broker leasing berfungsi
mempertemukan calon lessee denngan pihak lessor yang membutuhkan suatu barang modal dengan
cara leasing. Broker leasing beasanya tidak memiliki barang atau peralatan untuk menangani
transaksi leasing untuk atas namanya. Disamping itu perusahaan broker leasing memberikan satu
atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing tergantung apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi
leasing.

4. Proses Mekanisme Dan Transaksi Leasing

Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat proses dan mekanisme yang harus dijalankan sebagai
beikut:

1. Lessee bebas memilih dan menentukan pealatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga
dan menunjuk suplaier peralatan.

2. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lesor disertai
dokumen lengkap.

3. Lesse mengefaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan
syarat dan kondisi yang disetujui lessee lalu ditanda tangani.

4. Pada saat yang sama lease dapat menanda tangani kontrak asuransi seperti yang tercantum
dalam kontrak lease

5. Kontrak pemberian pealatan akan ditanda tangani lessor dengan suplaier peralatan tersebut.

6. Suplaier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan
dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian tersebut.

7. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.

8. Supplier menyerahkan tanda terima ( yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan pemindahan
pemilikan kepada lessor.

9. Lessor membayar harga peralatan yang dileasee kepada supplier.

10. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
ditentukan dalam kontrak lease.

5. Jenis Dan Pembiyaan Leasing

Ada dua macam pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan leasing, yaitu:

1.Operating leasing

Adalah usaha leasing, dimana pihak lessee hanya membayar sewa pembiayaan (rental) sesuai
perjanjian, tanpa diikuti dengan pemilikan barang modal tersebut oleh lessee pada akhir masa
perjanjian.

Dalam praktiknya lessor biasanya membeli barang modal dari supplier atau pihak lain terlebi dahulu,
kemudian pihak lessee akan membayar rental sejumlah tertentu, tanpa memperhitungkan terlalu
rinci biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.
2. Financial lease

Adalah usaha leasing, dimana selain membayar sewa yang ditetapkan, pada akhirnya masa kontrak
pembiayaan lessee akan membeli barang-barang modal tersebut berdasarkan sisa yang disepakati
bersama.[7]

Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis besar dapat
dibagi dua kategori pembiayaan yaitu finance lease dan operating lease.

1. Finance Lease.

Adalah suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor dan lessee dengan ketentuan
sebagai berikut:

a. lessor sebagai pemilik barang atau objek leasing yang dapat berupa barang bergerak ataupun
benda tidak bergerak memiliki umur maksimum sama dengan masa kegunaan ekonomis barang
tersebut.

b. Lessee berkewajiban membayar kepada lessor secara berkala sesuai dengan jumlah dan jangka
waktu yang disetujui. Jumlah tersebut merupakan angsuran atau lease payment yang terdiri dari
biaya perolehan barang ditambah dengan semua biaya lainnya yang dikeluarkan lessor dan tingkat
keuntungan.

c. Lessor dalam jangka waktu pengembalian yang disetujui tidak dapat secara sepihak mengakhiri
masa kontrak atau pemakaian barang tersebut. Risiko ekonomis termasuk biaya pemeliharaan dan
biaya lainnya yang berhubungan dengan barang yang di-lease ditanggung oleh lessee.

d. Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut sesuai
dengan nilai sisa yang disepakati untuk menggembalikan pada lessor atau memperpanjang masa
lesse sesuai dengan syarat-syarat yang disetujui bersama.

Ciri-ciri finance lease antara lain :

a) Objek leasing tetap milik lessor sampai dilakukannya hak opsi

b) Barang modal bisa dalam bentuk barang bergerak / tidak bergerak

c) Masa sewa barang modal sama dengan umur ekonomisnya

d) Jumlah lease payment = jumlah biaya perolehan + biaya-biaya lainnya + spread

e) Lessor tidak dapat secara sepihak mengakhiri masa kontrak (non-cancellablea), atau akan
dikenakan denda

f) Risiko ekonomis misalnya biaya pemeliharaan ditanggung lessee

g) Transaksi keuangan

h) Full pay out

i) Disertai hak opsi beli sesuai dengan residual value

j) Lessor tidak boleh menyusutkan barang modal.[8]


2. Operating Lease.

Adalah suatu perjanjian kontrak antara lessor dan lessee dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee untuk digunakan
dengan jangka waktu relatif lebih pendek dari pada umur ekonomis barang modal tersebut.

b. Lessor atau pengguna barang modal tersebut membayar sejumlah sewa secara berkala kepada
lessor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya perolehan barang tersebut beserta
bunganya.

c. Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut.

d. Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor.

e. Lease biasanya dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu.

6. Keunggulan Pembiyaan Leasing

Sebagai suatu pranata pembiayaan bisnis, leasing sudah tentu mempunyai keuntungan dan
kerugian. Namun begitu, menggunakan leasing dalam pembiayaan banyak manfaat dan
kelebihannya yang tidak dapat dikover oleh jenis pembiayaan lain, terutama bagi pembiayaan
golongan menengah.

Berikut ini kelebihan leasing dibandingkan dengan metode pembiayaan lain (terutama kredit bank),
yaitu :

1. Unsur Fleksibilitas.

Salah satu keunggulan yang merupakan andalan dari leasing adalah adanya unsur fleksibel. Unsur
fleksibel ini terutama dalam hal dokumentasi, collateral, struktur kontraknya, besar dan jangka
waktu pembayaran cicilan oleh lessee, nilai residu, dan adanya hak opsi.

2. Ongkos yang Relatif Murah.

Karena sifatnya yang relatif sederhana, maka untuk dapat ditandatangani kontrak dan direalisasi
suatu leasing relatif tidak memerlukan ongkos/biaya yang besar, yang biasanya dalam praktek semua
biaya tersebut diakumulasikan ke dalam satu paket. Termasuk dalam komponen biaya ini antara lain
adalah konsultan fee, pengadaan dan pemasangan barang, asuransi, dan lain-lain.

3. Penghematan Pajak.

Sistem perhitungan pajak untuk leasing menyebabkan pembayaran pajak lebih hemat.

4. Pengaturanya Tidak Terlalu Complicated.

Pengaturan terhadap leasing tidak terlalu complicated. Tidak seperti pengaturannya terhadap kredit
bank. Ini terutama sangat menguntungkan bagi lessor, mengingat perusahaan pembiayaan tidak
perlu harus melaksanakan banyak hal seperti kewajiban yang dilakukan oleh bank.
5. Kriteria Bagi Lessee yang Longgar.

Dibandingkan debitur yang memanfaatkan fasilitas kredit di bank, maka persyaratan bagi
perusahaan lessee untu menerima fasilitas leasing jauh lebih longgar. Ini mengingat pemberian
fasilitas leasing jauh lebih aman bagi lessor, karena setiap saat barang modal dapat dijual, dengan
perhitungan harga tidak lebih rendah dari sisa hutang lessee.

6. Pemutusan Kontrak Leasing Oleh Lessee.

Sering didapati bahwa dalam kontrak leasing diberikan hak yang begitu mudah bagi lessee untuk
memutuskan kontrak di tengah jalan. Karena sering juga barang modal dapat dijual kapan saja oleh
lessor dengan harga yang dapat menutupi bahkan seringkali melebihi dari sisa hutang lessee.
Dengan demikian, tidak banyak resiko yang harus dipikul oleh lessor maupun lessee jika terjadi
pemutusan kontrak leasing di tengah jalan.

7. Pembukuan yang Lebih Mudah.

Dari segi pembukuan, leasing lebih mudah dan menguntungkan bagi perusahaan lessee. Bahkan
cukup reasonable pula jika transaksi leasing dimasukkan sebagai pembiayaan secara off balance
sheet. Sehingga, pembukuan perusahaan lessee akan kelihatan lebih baik. (dari buku Hukum
Tentang Pembiayaan Dalam Teori Dan Praktek, Munir Fuady, SH, MH, LLM)

8. Kemudahan penyusunan anggaran.

Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan memudahkan dalam
penyusunan anggaran tahunan lessee dapat memilih cara pembayaran sewa secara bulanan atau
kesepakatan lainnya disamping adanya kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau
mengambang.

9. Menguntungkan arus kas.

Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana karena
pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee.

7. Contoh Perusahaan Leasing

Di Indonesia sendiri, perusahaan pembiayaan menjadi sesuatu yang mudah Anda jumpai. Biasanya
model perusahaan ini telah bergabung kepada suatu merek produk tertentu. Hal tersebut dilakukan
untuk memudahkan transaksi jual-beli yang dilakukan secara kredit terhadap suatu produk. Berikut
adalah beberapa perusahaan pembiayaan yang mungkin saja sudah sangat familiar bagi Anda.

1. Perusahaan Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Seperti ilustrasi di atas, kendaraan bermotor kini bukan lagi menjadi barang mewah yang dibeli
berasaskan keinginan. Kendaraan bermotor kini sudah menjadi suatu kebutuhan untuk mengatasi
sulitnya akses transportasi di kota-kota yang padat penduduknya.

Meskipun kerap dibutuhkan dan diperlukan, harga kendaraan bermotor masih terbilang tinggi
sehingga sulit didapati dengan pembayaran tunai. Karena itulah, banyak perusahaan pembiayaan
yang berkonsentrasi kepada pemberian kredit untuk kendaraan bermotor, baik roda empat maupun
roda dua. Berikut adalah beberapa perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor yang jasanya
sering dipakai oleh masyarakat.

PT Federal International Finance (FIF)

PT Bussan Auto Finance (BAF)

PT Astra Sedaya Finance (ACC)

PT BCA Finance

PT Mega Central Finance (MCF)

PT Bima Multifinance

PT Trust Finance Indonesia dan PT Bentara Sinergies Multifinance (Bess Finance)

2. Perusahaan Pembiayaan Mesin dan Alat Berat

Banyaknya industri dan usaha kecil menengah di Indonesia, membuat negeri ini bergantung kepada
keberadaan mesin dan alat berat. Mesin-mesin tersebut tentunya menjadi alat untuk menghasilkan
produk yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat seperti, pakaian, makanan, rumah, dan lain-lain.

Tidak semua perusahaan memiliki dana cukup untuk membeli mesin dan alat berat dengan cara
tunai. Apalagi jika usahanya masih berskala kecil dan menengah, pastinya sulit untuk membeli
langsung mesin dan alat berat untuk proses produksinya. Pilihan untuk melakukan pembelian secara
kredit pun akhirnya diambil guna tetap bisa menjalankan usahanya.

Banyaknya industri di Indonesia turut memicu banyaknya perusahaan pembiayaan yang


berkonsentrasi di mesin dan alat berat. Beberapa perusahaan pembiayaan yang mengkhususkan
pelayanan kepada pemberian alat berat dan mesin adalah sebagai berikut:

PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance)

PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF)

3. Perusahaan Pembiayaan Peralatan Elektronik dan Rumah Tangga

Kebutuhan rumah tangga memang jumlahnya bisa sangat banyak. Tidak hanya kebutuhan pokok
yang menuntut untuk dipenuhi, melainkan juga kebutuhan-kebutuhan sekunder yang menyangkut
hiburan keluarga dan kelengkapan peralatan dapur. Misalnya, ada keinginan mengganti televisi yang
sudah Anda miliki dengan produk layar datar terbaru merupakan pemenuhan kebutuhan rumah
sekunder.
Segala keinginan tersebut pada akhirnya tidak jarang terbentur dengan masalah keuangan, atau
tidak adanya dana yang cukup untuk membeli semua barang tersebut. Di lain pihak, Anda merasakan
urgensi untuk memiliki benda-benda tersebut yang cukup besar. Pada waktu inilah Anda dapat
memanfaatkan layanan jasa dari perusahaan pembiayaan.

Banyak perusahaan pembiayaan yang bergerak di jasa kredit pembelian alat elektronik maupun
peralatan rumah tangga. Hal ini dikarenakan jumlah rumah tangga di Indonesia yang juga melimpah
dan membutuhkan pelayanan keuangan yang dapat memberikan kemudahan untuk membeli
barang-barang kebutuhannya dengan dicicil. Salah satu perusahaan pembiayaan yang fokus
melayani kredit barang elektronik maupun peralatan rumah tangga lainnya adalah PT Adira
Quantum Multifinance.

MATERI KELOMPOK 8

Materi Kelompok 8.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANJAK PIUTANG

Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang. Menurut Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988,perusahaan anjak
piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.

Secara umun anjak piutang (factoring) dapat di definisikan sebagai kontrak dimana perusahaan anjak
piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya antara lain :

a. Jasa pembiayaan

b. Jasa pembukuan

c. Jasa penagihan piutang

d. Jasa perlindungan terhadap resiko


Untuk itulah klien berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus menerus menjual
atau menjaminkan piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau pemberian jasa-jasa.
Sedangkan pengertian anjak piutang menurut Perpres no. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga
Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek
suatu Perusahaan berikut pengurusan piutang tersebut.

B. KEGIATAN ANJAK PIUTANG

Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan piutang suatu
perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan dengan pihak kreditor
(pihak yang punya piutang).

Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988. Berdasarkan KMK tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan anjak piutang meliputi:

1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.

2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga yang sesuai
dengan kesepakatan.

3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, artinya perusahaan anjak piutang dapat
mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.

C. PERMODALAN ANJAK PIUTANG

Sesuai dengan PMK No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2009 tentang Perusahaan
Pembiayaan, jumlah modal di setor atau di simpanan pokok dan simpanan wajib dalam rangka
pendirian perusahaan pembiayaan adalah :

a. Perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar


Rp.100milyar.

b. Koprasi sekurang-kurangnya Rp.50 milyar.

D. PELAKU ANJAK PIUTANG

Dalam kegiatan anjak piutang terdapat 3 pelaku utama yamg terlibat yaitu :

a. Perusahaan anjak piutang (factor), Factor adalah perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa
anjak pitang.

b. Klien (supplier), klien adalah pihak yang menggunakan jasa anjak piutang.

c. Nasabah (customer) atau di sebut debitor, adalah pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan
klien.

Transaksi yang terjadi diantara ketiga pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang dapat dilihat

E. JENIS-JENIS ANJAK PIUTANG


A. Berdasarkan pemberitahuan :

1. Disclosed Factoring atau juga di sebut dengan Negofication factoring.

Adalah pengalihan piutang pada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pihak
debitor (customer).

2. Undisclosed atau juga di sebut dengan non-notafikation factoring.

Adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang oleh klien
tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak
klien atau secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi resiko.

B. Berdasarkan penanggulangan resiko

1. Recourse Factoring

Anjak piutang dengan cara recourse atau disebut juga with recourse factoring berkaitan dengan
resiko debitor yang tidak mampu memenuhi kewajibannya.

2. Without recorse factoring

Anjak piutang ini juga disebut non-recourse factoring yaitu perusahaan anjak piutang menanggung
resiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah di alihkan oleh klien.

C. Berdasarkan pelayanan

1. Service Factoring 1. Full

Yaitu perjanjian anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang baik dalam bentuk jasa
pembiayaan maupun jasa non-pembiayaan. Misalnya, urusan administrasi penjualan (sale ladger
administration), tagihan dan penagihan piutang termasuk menanggung resiko terhadap piutang yang
macet.

2. Finance Factoring

Yaitu perusahaan anjak piutang hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut
menanggung resiko atas piutang tak tertagih.

3. Bulk Factoring

Jasa factoring ini juga disebut dengan agency factoring yaitu transaksi yang mengaitkan perusahaan
factoring sebagai agen dari klien. Bentuk fasilitas factoring ini pada dasarnya hampir sama dengan
full service factoring, namun penagihan piutang tetap di lakukan oleh klien dan proteksi kredit tidak
dijamin perusahaan factoring.

4. Maturity factoring

Berbeda dengan jenis factoring yang telah di jelaskan di atas, di mana perusahaan factoring
memberikan pembiayaan dengan pembayaran di muka.dalam maturity factoring, pembiayaan pada
dasarnya tidak di perlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta
proteksi atas tagihan. Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada
customer atau nasabah dengan pembayaran segera.

D. Berdasarkan pembayaran kepada klien

1. Advanced payment

Yaitu transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran di muka (prepayment financing) oleh
perusahaan anjak piutang kepada klien berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya 80% dari nilai
factur.

2. Maturity

Yaitu transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan perusahaan anjak piutang pada
saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran tagihan tersebut biasanya dilakukan berdasarkan
rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur).

Untuk lebih jelasnya lihat kembali maturity factoring yang telah dibahas di

E. KEUNTUNGAN ANJAK PIUTANG

Keuntungan yang diperoleh oleh semua pihak adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan Anjak piutang

a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi.

b. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditor dan debitur.

c. Membantu manajemen pihak kredotor dalam penyelenggaraan kredit.

2. Bagi Kreditor (klien)

a. Mengurangi resiko kerugian dengan tertagihnya piutangnya.

b. Memperbaiki system administrasi yang semrawut

c. Memperlancar kegiatan usaha dengan ditagihnya piutang oleh perusahaan anjak piutang, kreditor
dapat berkonsentrasi keusaha lainnya

3. Bagi debitur

Memberikan motivasi kepada debitur untuk segera membayar secepatnya, karena ada rasa malu
sehingga berusaha sekuat tenaga untuk segera membayar dengan beragai cara.

F. PENDIRIAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG

1. Syarat Pendirian

a. Kegiatan anjak piutang dapat dilakukan oleh:

§ Bank
§ Lembaga keuangan bukan bank

§ Perusahaan pembiayaan

b. Perusahaan pembiayaan yang dalam hal ini adalah anjak piutang harus berbentuk perseroan
terbatas atau koperasi

c. Saham anjak piutang yang berbentuk perseroan terbatas dapat dimiliki

d. Warga negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia

e. Badan Usaha Asing dan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia (usaha
patungan)

f. Pemilikan saham oleh badan usaha asing ditentukan sebesar-besarnya 85% dari modal disetor

g. Perusahaan anjak piutang boleh melakukan satu atau lebih kegiatan usaha anjak piutang

2. Bidang Usaha

a. Pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri

b. Penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan client

3. Tata Cara Pendirian dan Perizinan

a. Perusahaan anjak piutang harus berbentuk perseroan terbatasatau koperasi

b. Saham perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dapat dimiliki oleh:

§ Warga negara Indonesia dan atau Badan Hukum Indonesia

§ Badan usaha asing dan warga negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia (usaha perhitungan)

c. Perusahaan saham oleh badan usaha asing ditentukan sebesar 85% dari modal disetor

d. Untuk melakukan usaha lembaga pembiayaan, wajib memperoleh izin dari Menteri Keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank yang menjalankan usaha dibidang anjak piutang, wajib
melaporkan usahanya kepada Menteri Keuangan

e. Jumlah modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib bagi perusahaan pembiayaan
yang melakukan kegiatan anjak piutang ditetapkan sebagai berikut:

§ Perusahaan swasta nasional sekurang-kurangnya sebesar Rp 2.000.000.000

§ Perusahaan patungan Indonesia dan Asing sekurang-kurangnya sebesar Rp8.000.000.000

§ Koperasi sekurang-kurangnya sebesar Rp 2.000.000.00

G. TRANSAKSI ANJAK PIUTANG


Anjak piutang pada dasarnya merupakan peberian kredit kepada supplier dengan cara memberi
piutang atau tagihan kepada klien atau customernya. Namun, dalam prkatiknya yang terjadi adalah
pemberian kredit oleh supplier kepada pembeli, hanya saja proses penagihannya dilimpahkan
kepada faktor yang sebelumnya telah menandatangani perjanjian anjak piutang.

1. Piutang dalam anjak piutang

Anjak piutang terdiri atas dua jenis yang memiliki sejumlah perbedaan, yaitu sebagai berikut:

Kriteria Piutang Jangka Pendek Piutang dalam Perkreditan

Waktu Waktu jangka pendek karena seller sangat berkepentingan dengan kelancaran perputaran
modalnya Lebih lama, karena ada kemungkinan untuk diperpanjang

Asal Transaksi Umumnya transasksi jual beli barang atau jasa Dari perjanjian kredit

Jaminan Jaminan kebendaan kurang diperhatikan, karena lebih mengutamakan untuk


pemeliharaan utang dagang. Namun jika perlu dapat berupa panjar atau uang muka Ada jaminan
yang bersifat rill, kebendaan, dan pasti. Secara formal ada jaminan yang dilihat secara yuridis yang
disertai dengan hak preferensi kepada kreditor

2. Perbedaan Account Receivable Financing dan Factoring

AccountReceivable Financing Factoring

Kontrol Tidak dapat mengetahuhi cek/bilyet giro yang diserahkan client kepadafactor sehingga
factortidak mengetahui siapa saja langganan client,kualitas cek/bilyet giro.

Factor tidak mengetahui dengan pasti transaksi yang dilakukan antara klien dan customer. Factor
dapat mengikuti transaksi jual beli saham antara client dengancustomer melalui faktur dan surat
jalan yang diserahkan kepada factor

Factor mengetahui karakter customer, sehingga mudah mengontrol kembali terhadap aktivitas
pembiayaan yang diberikan

Plafond Kredit Kemampuan memberikan fasilitas pembiayaan relatif rendah Factor dapat
memberikan fasilitas pembiayaan sampai dengan 90% dan nilai faktur atau bahkan sampai dengan
100% dari nilai faktur sehingga dapat memberikan tambahan modal.

Administrasi Aktivitas Administrasi yang dilakukan terbatas pada aktivitas pencarian plafond dan
penyimpanan pada saat dated cheque Melakukan pencatatan seluruh hasil penjualan kredit client
yang dianjakpiutangkan

Memberikan laporan yang berhubungan dengan piutang dialihkan ke factor

Pengikatan Transaksi Pengikatan pokok berupa perjanjian kredit dan pengakuan utang

Disertai dengan peningkatan cessie piutang dan jaminan yang dibuat secara notarill atau bawah
tangan Pengikatan berdasarkan perjanjian anjak piutang ditambah pengikatan jaminan dan client

Pengikatan dengan cara yang sederhana dan apabila dibuat secara notarill biaya lebih murah
Aktivitas Aktivitas terbatas Aktivitas sangat luas, karena dapat dijadikan sebagai pengganti letter of
credit, terutama untuk transaksi export & import

Pesepsi masyarakat terhadap pembiayaan Biaya murah Biaya dianggap mahal

H. Kegiatan Anjak Piutang

Jasa yang diberikan factor kepada client, adalah sebagai berikut :

1) Jasa Non-Financing

§ Kegiatan penatausahaan penjualan kredit (administrasi penjualan ), dimana jurnal penjualan akan
terkomputerisasi dan tersaji dengan baik

§ Penagihan piutang perusahaan client

§ Credit investigation

§ Sales ledger administration

§ Credit control termasuk Collection

§ Protection Again at Credit risk

2) Jasa Financing

§ Peningkatan modal kerja

§ Kegiatan pembelian atau pengalihan piutang jangka pendek transaksi perdangangan dalam atau
luar negri

§ Membebaskan client dari kecemasan terhadap masalah keterbatasan dana akibat keterlambatan
pembayaran dari costumer

Kebanyakn factor sangat berhati-hati dalam memilah dan memilih transaksi perdagangan yang
terbaik terutama untuk membiayai client yang transaksi dagang antar client dan costumernya yang
berbentuk transaksi dagang dalam negeri (lokal). Hal ini didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan berikut :

1. Transaction with down payment

2. Consignment sales

3. Progress payment transaction

4. Returnable sales

5. Pre-invoicing unfinished delivery

6. Back to back sales

7. Credit term more than 180 days

8. Transaction with parties in the same group of companies

9. Sales to individual end user


10. Hit and run, one time, incidential transaction

I. MANFAAT DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN ANJAK PIUTANG

1. Manfaat Anjak Piutang

a. Manfaat dari sisi Factor

§ Perusahaan memperoleh tambahan dana pinjaman, walaupun seluruh fixed assets perusahaan
dijadikan untuk pinjaman lain.

§ Jumlah pinjaman yang diambil dapat disesuaika dengan jumlah kebutuhan.

§ Dana yang dapat dipasarkan oleh factor dapat disalutkan dengan tingkat bunga yang relatif tinggi
dan jangka waktu yang relatif lebih singkat.

§ Kondisi ini didukung oleh terbatasnya sumber pendanaan bagi perusahaan factoring.

§ Belum adanya peraturan yang khusus mengatur kegiatan anjak piutang, sehingga dapat dilakukan
lebih leluasa.

§ Besar komisi administrasi jasa anjak piutang yang diberikan factor kepada client, tergantung oleh
risiko dari piutang yang dialihkan/dibiayai oleh factor.

b. Manfaat dari Sisi Customer

1) Peluang untuk membeli secara kredit sehingga akhirnya client dapat pula menjual secara
kredit.

2) Memperoleh layanan prima dalam hal jasa penjualan.

c. Manfaat dari Sisi Client

§ Client mempunyai akses langsung terhadap penjualan.

§ Pembelian barang secara tunai mengurangi produksi, sehingga harga penjualan lebih kompetitif.

§ Dengan instan cash client dapat memanfaatkan peluang untuk menurunkan harga produksi.

§ Client tidak perlu menangih kepada customer.

§ Laporan oleh factor digunakan sebagai alat sumber informasi untuk mengambil kepurusan.

§ Menggunakan hasil penjualan secara leluasa.

§ Client terhindar dari risiko tidak dibayarnya tagihan.

§ Client memperoleh tambahan dana pinjaman.

2. 2. Kelemahan Anjak Piutang


a. Kelemahan anjak piutang dari sisi Factor, yaitu belum adanya perlindungan hukum bagi factor
berupa undang-undang lembaga pembiayaan.

b.

Kelemahan anjak piutang dari sisi Client,

v Kerugian ataupun kelemahan yang dipikul client hanyalan terletak pada beban bungan yang
dikenakan karena biasanya lebih tinggi dari bunga bank ditambah dengan biaya administrasi lainnya.

v Apabila terjadi peningkatan penjualan secara kredit, akan menyebabkan semakin besarnya
jumlah piutang, yang berarti kebutuhan dana client juga semakin meningkat.

J. PERTIMBANGAN MENDIRIKAN PERUSAHAAN ANJAK PIUTANG

1. Untuk mendirikan perusahaan baru, faktor-faktor yang perlu dipertimbangkAn dan dibutuhkan
adalah:

a. Dana untuk ekspansi.

b. Memperkuat arus kas.

c. Kapasitas untuk rencana arus dana.

d. Pasar yang baru-domestik atau internasional.

e. Menguatkan hubungan dengan supplier.

f. Sumber pendanaan alternatif.

g. Perlindungan kredit.

h. Konsultasi kredit.

2. Bentuk Organisasi

a. Jenis kantor cabang.

b. Non-recourse factor.

c. Factor yang mandiri.

d. Recourse factor.

e. Invoice discount.

f. Export factor.

3. Persiapan Internal Perusahaan

a. Lokasi yang dekat


b. Tingkat efisiensi yang tinggi

c. Ramah dan komunikatif

d. Hubungan level atas

e. Sistem yang modern

f. Interaksi dengan pelanggan

g. Staf yang siap membantu

h. Keputusan yang teK. RISIKO ANJAK PIUTANG

1) Risiko Client, terdiri atas dua tahap :

a. Factor perlu memiliki keyakinan mengenai kemampuan keuangan Client.

§ Keadaan keuangan, factor harus meminta data dari client mengenai laporan keuangan yang
meragukan dalam rangka mengambil keputusan.

§ Kredit client, penilaian terhadap kreditor pihak client untuk mengetahui apa mereka membayar
sesuai dengan jangka waktu yang mereka sepakati.

b. Kualitas piutang yang akan dibeli

Penilaian utama dapat dilakukan dengan informasi mengenai riwayat perusahaan, yaitu berupa
sebagai berikut:

§ Perpencaran piutang

§ Jumlah credit notes

§ Pelunasan piutang oleh customer

§ Piutang yang dikecualikan, seperti :

- Penjualan kepada perusahaan afiliasi.

- Piutang jangka panjang, pembayarannya ditunda bila kontrak tidak selesai.

- Adanya penjualan yang diulang.

- Pembayaran yang relatif tinggi terhadap penjualan musiman.

- Factor akan riskan apabila faktur diterbitkan dan terkirim kepada customer sebelum barang
diserahkan.

2) Risiko Customer, perjanjian factoring memuat klausul:

a. Ketentuan umum

1) Ketentuan mengenai penawaran penjualan piutang dari perusahaan client kepada factor,
termasuk cara dan syaratnya.
2) Ketentuan mengenai penawaran tentang hak factor untuk menerima atau menolak piutang
yang ditawarkan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati.

3) Ketentuan mengenai jaminan yang diberikan oleh client atas piutang yang ditawarkan kepada
factor.

4) Ketentuan pembelian kembali piutang dalam hal terjadinya keadaan tertentu dan penentapan
harga penjualan kembali piutang.

b. Keabsahan piutang

c. Pengalihan risiko, dengan syarat :

- Without recourse

- With recourse

d. Pengalihan piutang (cassie)

e. Jaminan client

3) Risiko Likuiditas, yaitu bila factor tidak mampu memenuhi kewajibannya selaku pemberi
pinjaman kepada client, akan memengaruhi tingkat kepercayaan clientkepada factor.

4) Risiko Persaingan, perkembangan factor mengakibatkan perluasan jaringan pemasaran sehingga


menimbulkan persaingan yang ketat.

5) Risiko Pembiayaan, ketidakmampuan membayar dalam jumlah yang besar akan mengganggu

kinerja factor.

6) Risiko Perekonomian, apakah berada pada kondusif atau tidak yang selanjutnya akan
mempengaruhi usaha factor mendapatkan kredit.

7) Risiko Perubahan Kurs Valuta Asing, saat kondisi moneter yang labil, perubahan mata uang akan
mempersulit kinerja factor.

8) Risiko Teknologi, perkembangan teknologi akan mempengaruhi upaya dalam memberikan


pelayanan kepada Client.

9) Risiko Kebijakan Fiskal dan Moneter, kebijakan yang sewaktu-waktu dikeluarkan akan berdampak
pada factor agar selalu menyesuaikan diri.
10) Risiko SDM yang tidak Berkualitas, adanya SDM yang tidak seperti harapan akan berdampak
menurunkan hal usaha factor.

11) Customer Relationship Management, kurang menjalin hubungan dengan clientakan membuat
client memilih-milih ketika menyalurkan penyelesaian usahanya.

12) Risiko Operasional, lemahnya quality control, serta pedoman kerja yang buruk akan berdampak
bagi usaha, karena kana menurunkan hasil usaha fact

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Anjak piutang atau factoring erat kaitanyadengan piutang yang melibatkan pembelian oleh
perusahaan factoring terhadap piutang menurut klien atau supplier.anjak piutang dapat
didefinisikan sebagai kontrak dimana perusahaan anjak piutang menyediakan jasa jasa sekurang
kurangnya antara lain:jasa pembiayaan, jasa pembukaan (maintenance of account).

Menurut menteri keuangan no.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988, perusahaan anjak


piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk paembelian dan
atau pangalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan.

Jika kita melihat anjak piutang ini munkin ada yang biang bahwa ini seperti leasing, akan tetapi
perbedaan leasing dengan anjak piutang yaitu; jika leasing berjangka waktu panjang dan anjak
piutang sendiri ber jangka waktu pendek.

MATERI KELOMPOK 9

Kel9-Kartu Plastik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Kartu Plastik

Di awal perkembangan, kartu yang pertama kali diperkenalkan oleh perbankan yang dikenal
lebih dari 67 tahun yang lalu. Sejak tahun 1924 konsep penggunaan kartu dalam transaksi
perbankam telah diperkenalkan, dan baru beberapa tahun kemudian metode pemakaian kartu ini
diikuti oleh 100 bank di seluruh dunia.

Pada tahun 1950, Dinners Club dan American Express menjadi kartu yang menggunakan
plastik pertama. Dan pada tahun 1958, American Express menawarkan kartu untuk pasar travel dan
entertainment. Lalu pada tahun 1966, Bank of Amerika menawarkan lisensi Kartu Amerika Bank ke
bank - bank lain untuk membuat kartu pembayaran.

Tahun 1969, ATM (Automatic Teller Machine) pertama muncul di Inggris.Tahun 1970, Ide
pembuatan kartu kredit diterima secara luas. Tetepi dari awal perkembangan hingga tahun 1970
kartu ini masih sangat sederhana. Meski demikian, muatan teknologi tinggi baru dapat muncul
sekitar dekade 1970-an. Karena di tahun 1977 bank Americard memberi lisensi kartu kredit yang
dipusatkan bersama secara resmi dibawah nama Visa.

Pada tahun 1995, lebih dari 90 persen transaksi perbankan di Amerika melakukan transaksi
secara elektronik. Di era sekarang kartu ini sangat dikenal luas seperti dalam olimpiade di Beijing
tahun 2008 dipakai untuk sponsorship.

Sedangkan di Indonesia sendiri penggunaan kartu plastik masih relative baru yaitu sekitar
tahun delapan puluhan. Keluarnya keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988
tanggal 20 desember telah mengubah peta penyebaran kartu plastik semakin luas. Berdasarkan
surat keputusan tersebut bisnis kartu plastic digolongkan sebagai kelompok usaha pembayaran.

Pelopor pengembangan usaha kartu plastik di Indonesia dilakukan oleh Citibank dan Bank
Duta. Dewasa ini jenis kartu plastik yang beredar semakin luas seperti, Master Card, Visa BCA card,
Dinner Club, Kassa Card dan Amex Card. Khusus untuk Dinner Club, Kassa Card merupakan kartu
kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank tetapi oleh perusahaan pembiayaan seperti PT. Dinners
Jaya Indonesia utuk kartu Dinners dan PT. Kassa Multi Finance untuk kartu Kassa.

2.2 Definisi Kartu Plastik

Kartu Plastik pada dasarnya adalah kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaan tertentu yang
dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang atau jasa, menjamin keabsahan cek
yang dikeluarkan, dan untuk melakukan penarikan uang tunai.

Kartu kredit juga merupakan Kartu Plastik yang diterbitkan oleh suatu institusi yang memungkinkan
pemegang kartu untuk memperoleh kredit atas transaksi yang dilakukannya dan pembayarannya
dapat dilakukan secara angsuran dengan membayar sejumlah bunga (finance change) atau sekaligus
pada waktu yang telah ditentukan.

Penggunaan istilah kartu kredit sebenarnya menimbulkan kerancuan karena istilah tersebut sering
dimaksudkan pula untuk jenis-jenis kartu lainnya yang tidak selalu berkaitan dengan fungsi kartu
kredit. Oleh karena itu, istilah yang tepat digunakan adalah Kartu Plastik (Plastic Card). Dalam
pembahasan bab ini, istilah kartu kredit diartikan pula sebagai Kartu Plastik. Perkembangan bisnis
kartu kredit sejak diperkenalkannya dapat dikatakan sangat pesat. Perkembangan tersebut
sesungguhnya disebabkan oleh beberapa faktor yang ditawarkan, antara lain keamanan,
kenyamanan, kemudahan, dan faktor lainnya yang cukup penting, yaitu adanya unsur prestise bagi
pemegangnya. Namun, unsur tersebut perlahan-lahan menjadi semakin pudar sejalan dengan makin
memasyarakatnya penggunaan Kartu Plastik dalam transaksi jual beli.
Pengertian kartu kredit Dalam Expert Dictionary didefinisikan: ”kartu yang dikeluarkan oleh pihak
bank dan sejenisnya untuk memungkinkan pembawanya membeli barang-barang yang
dibutuhkannya secara hutang. Jadi Kartu plastik adalah Kartu yang dikeluarkan oleh bank dan
lembaga non bank, diberikan kepada nasabah untuk alat pembayaran.

Kartu Plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga non bank. Kartu plastik
diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai tempat
seperti supermarket, pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya.
Disamping itu dengan kartu ini juga dapat diuangkan di berbagai tempat seperti ATM (Automated
Teller Machine). ATM biasanya tersebar di berbagai tempat yang strategis seperti pusat
perbelanjaan, hiburan dan perkantoran

2.3 Perkembangan Kartu Plastik

Jauh sebelum digunakannya Kartu Plastik sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual
beli yang kita kenal selama ini, Edward Bellamy seorang pengacara Amerika yang beralih profesi
menjadi wartawan, menulis sebuah buku pada tahun 1887 yang diterbitkan setahun kemudian
dengan judul Looking Backward dan kemudian menjadi salah satu buku terlaris pada masanya.
Dalam buku tersebut Bellamy mengambil set cerita di Boston, Amerika Serikat untuk tahun 2000.
Dalam salah satu dialognya disebutkan bahwa pada tahun 2000 (seratus tiga belas setelah penulisan
buku tersebut), uang sebagai alat pembayaran akan tergeser dengan kartu kredit dimana
pemegangnya dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan menggunakan kartu tersebut.
(Siamat, 2005: 633)

Prediksi Bellamy di atas, ternyata tidak perlu menunggu waktu selama itu untuk membuktikan
kebenarannya karena pada tahun 1950-an atau 63 tahun kemudian penggunaan kartu kredit telah
dimulai dan terjadi secara kebetulan di suatu restoran di New York, Amerika Serikat. Seorang
pengusaha yang cukup terkenal mengundang mitra bisnisnya untuk makan bersama sambil
melakukan negosiasi. Begitu selesai acara makan malam dan siap-siap untuk pulang, pengusaha
tersebut sangat terkejut karena baru menyadari kalau ia tidak membawa dompet sama sekali.
Dengan perasaan yang teramat malu, pengusaha tadi memberikan kartu identitasnya kepada
restoran tersebut sebagai jaminan untuk kemudian dapat ditagih di kantornya pada esok harinya.
(Siamat, 2005 : 633-634)

Kejadian tidak terduga yang dialami pengusaha tersebut yang bernama Frank McNamara
mengilhaminya untuk menciptakan suatu mekanisme pembayaran dengan menggunakan instrumen
kartu. Metode pembayaran transaksi dengan menggunakan kartu tersebut jauh lebih aman dan
praktis dibandingkan dengan membawa dan menggunakan uang tunai. Kartu Plastik pertama yang
dikeluarkan dan dirintis oleh pengusaha yang bersangkutan, dikenal dan digunakan sampai saat ini
adalah Diners Club. Penggunaan Kartu Plastik untuk pembayaran sebagai pengganti uang tunai sejak
saat itu semakin banyak. Pada awal-awal diperkenalkannya, Kartu Plastik ini pemakainya terbatas
pada kalangan tertentu. Namun beberapa dekade kemudian, industri Kartu Plastik mengalami
perkembangan pesat mengikuti keberhasilan Diners Club. Kartu Plastik terutama memasuki akhir
1970-an, telah merambah hampir ke seluruh bagian dunia, termasuk Indonesia. Kartu Plastik yang
paling umum digunakan oleh masyarakat dan berlaku Internasional saat ini terdiri atas berbagai
merek antara lain yang sangat popular adalah Visa danMaster Card, yang masing-masing dikeluarkan
oleh perusahaan kartu kredit Visa Internasionaldan Mastercard Internasional.

2.4 Pihak Yang Terlibat

Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan kartu plastik melibatkan berbagai pihak yang
saling berkepentingan. Masing-masing pihak satu sama lain terikat perjanjian baik mengenai hak
maupun kewajiban. Pihak-pihak yang terlibat ini pada akhirnya akan membentuk suatu sistem kerja
kartu kredit itu sendiri.

Dalam sistem kerja kredit card ada 3 pihak yang terlibat yaitu:

1. Bank atau perusahaan pembiayaan baik sebagai penerbit dan pembayar

2. Pedagang (merchant), sebagai tempat belanja seperti, hotel, super market, pasar swalayan,
restoran, tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya

3. Pemegang kartu (card holder), adalah nasabah yang namanya tetera dalam kartu tersebut dan
yang berhak menggunakan untuk berbagai keperluan transaksi

2.5 Sistem Kerja Kartu Plastik dan Pemilihan Kartu Kredit

Sistem kerja kartu kredit adalah dengan melibatkan pihak-pihak yang saling berkepentingan.
Sistem kerja kartu ini melibatkan pemegang kartu, perusahaan yang mengeluarkan kartu dan pihak
pedagang (merchant). Sistem kerja kartu plastik mulai dari permohonan penerbitan kartu, transaksi
pembelanjaan sampai dengan penagihan yang dilakukan oleh lembaga pembayar dapat dijelaskan
sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi segala peraturan
yang telah dibuat

2. Bank atau lembaga pembiayaan akan menerbitkan kartu apabila “disetujui”setelah melalui
penelitian terhadap kredibilitas dan capabilitas calon nasabah, kemudian diserahkan ke nasabah.

3. Dengan kartu ini yang sudah disetujui pemegang kartu berbelanja di suatu tempat dengan bukti
pembayaran.

a. Apabila nasabah pemegang kartu melakukan transaksi maka sistem kerja penagihan adalah
sebagai berikut:

1.Pemegang kartu melakukan transaksi dengan menunjukkan kartu dan menandatangani bukti
transaksinya

2.Pihak pedagang akan menagihkan ke bank atau lembaga pembiyaan berdasarkan bukti
transaksinya dengan nasabah

3.Bank atau lembaga pembiayaan akan membayar kembali kepada merchant sesuai dengan
perjanjian yang telah mereka sepakati

4.Bank atau lembaga pembiayaan akan menagihkan ke pemegang kartu berdasarkan bukti
pembeliaan sampai batas waktu tertentu
5.Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai batas waktu yang telah
ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan maka nasabah akan dikenakan bunga dan denda

Setiap nasabah yang memegang kartu kredit selalu mendambakan berbagai kemudahan dan
keuntungan lainnya. Hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan kartu kredit tersebut. Dan agar
nasabah tidak terjebak dalam berbagai masalah dengan memegang kartu yang diperolehnya, maka
pemilihan untuk memegang kartu dapat dilihat dari berbagai segi.

Ada beberapa cara untuk memilih kartu kredit yang baik. Tentu saja hal ini lebih banyak disesuaikan
dengan keinginan pemohon. Setiap kartu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Secara umum kartu kredit dikatakan baik apabila:

1. Persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan

2. Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele

3. Mempunyai jaringan yang luas, sehingga dengan mudah dapat dibelanjakan di berbagai tempat
yang diinginkan

4. Biaya penggunaan yang relatif rendah seperti iuran tahunan dan bunga yang dibebankan ke
pemegang kartu

5. Kartu harus dapat digunakan dengan multi fungsi

6. Penggunaan kartu memberikan rasa bangga kepada pemakainya

2.6 Jenis-Jenis Kartu Kredit

Keleluasan dan kebebasan dalam menggunakan sangat dibatasi kepada jenis kartu kredit
yang dimilikinya. Setiap jenis kartu kredit memiliki keunggulan dan kekurangannya. Oleh karena itu
nasabah harus pandai memilih kartu plastik yang sesuai dengan keinginan.

Jenis-jenis kartu kredit yang ada saat ini dilihat dari berbagai sisi antara lain:

1. Dilihat dari segi fungsi:

a. Charge Card

 Kartu kredit dimana pemegang kartu harus melunasi semua tagihan yang terjadi atas dirinya
sekaligus pada jatuh tempo,pembayaran harus dilakukan atas seluruh nilai transaksi tersebut dan
tidak dapat di cicil.

kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi jual beli barang atau jasa
dimana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan
berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan.
Misalnya total nilai transaksi pada bulan sebelumnya adalah Rp. 1. 000. 000 maka pada saat tagihan
diterima dari perusahaan kartu maka jumlah tagihan tersebut (atau ditambah biaya lainnya bila ada)
harus dibayar seluruhnya paling lambat pada tanggal jatuh tempo pembayaran setiap bulan yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh issuer .

Contoh jenis kartu seperti ini adalah BCA Card, Hero Master, Dinner Club dan sebagainya.

B.Credit Card

Suatu sistem dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus
atau secara angsuran pada saat jatuh tempo.Jenis kartu ini pembayarannya dapat dicicil asal
memenuhi ketentuan dan minimal pembayaran yang harus dipenuhi.

 jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa
dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan sekaligus atau dengan cara
mencicil sejumlah minimum tertentu. Jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan
ditambah bunga bulanan. Tagihan pada bulan yang lalu termasuk bunga (retail interest) merupakan
pokok pinjaman pada bulan berikutnya. Misalnya tagihan bulan sebelumnya adalah Rp. 1.000.000.
Pembayaran minimum ditetapkan misalnya 10% dari total tagihan dengan pembayaran minimum
sebesar Rp. 50. 000. Dari angka tersebut maka pemegang kartu harus membayar cicilan sebesar 10%
x Rp. 1. 000. 000 = Rp. 100. 000. Sekiranya hasil perkalian dari tagihan tersebut kurang dari Rp. 50.
000 maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50. 000. Misalnya jumlah tagihan
sebesar Rp. 200. 000 maka jumlah cicilan bulan yang bersangkutan minimum Rp. 50. 000. Apabila
card holder melakukan transaksi melampaui kredit limit maka pembayaran minimum adalah
sebanyak kelebihan dari kredit limit ditambah 10% dari total kredit limit. Pembayaran tersebut
sudah harus dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo setiap bulan yang ditetapkan oleh
issuer untuk setiap pemegang kartu. Keterlambatan pembayaran akan mengakibatkan kena denda
keterlambatan atau late charge. Kartu kredit dapat digunakan pula untuk melakukan penarikan uang
tunai baik langsung melalu teller pada kantor bank yang bersangkutan maupun melalui ATM
(automated teller machine) yang tertera logo atau nama kartu yang dimiliki baik di dalam maupun di
luar negeri. Kartu kredit yang umum digunakan dalam transaksi ini adalah Visadan Master Card.

C.Debit Card

Merupakan kartu kredit yang penagihan nasabah melalui pendebitan atas rekening yang ada di bank
dimana pada saat membuka kartu.Dengan pendebitan tersebut,maka sejumlah uang nasabah yang
sesuai dengan nominal transaksi berkurang dan di kreditkan kepada rekening pedagang tempat
nasabah berbelanja.

 Pembayaran atas transaksi jual beli barang atau jasa dengan menggunakan kartu debit ini pada
prinsipnya merupakan transaksi tunai dengan tidak menggunakan uang tunai akan tetapi
pelunasannya atau pembayarannya dilakukan dengan cara mendebit (mengurangi) secara langsung
saldo rekening simpanan pemegang kartu yang bersangkutan dan dalam waktu yang sama
mengkredit rekening penjual (merchant) sebesar jumlah nilai transaksi pada bank penerbit
(pengelola).
 Mekanisme pembayaran dengan debit card yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemegang
kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counter penjualan (at the point of sales) kemudian
dengan menggunakan alat elektronik yang on line dengan bank, saldo rekening pemegang kartu
akan langsung terlihat pada monitor yang selanjutnya akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya
dengan mengredit rekeningmerchant. Seperti halnya dengan credit card jenis kartu debit ini dapat
digunakan pula untuk menarik uang tunai baik melalui counter bank maupun melalui mesin kas
otomatis atau ATM dan dapat berfungsi pula sebagai cash card.

D. Cash Card

Merupakan kartu yang berfungsi sebagai alat penarikan tunai pada ATM maupun langsung di Teller
Bank.Namun,pembayaran cash ini tidak dapat dilakukan di luar bank.

 kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk menarik uang tunai baik langsung pada kasir
bank maupun melalui ATM bank tertentu yang biasanya tersebar ditempat-tempat strategis,
misalnya; di hotel, pusat-pusat perbelanjaan, dan wilayah perkantoran. Dengan melakukan
perjanjian kerja sama terlebih dahulu, pemegang cash card salah satu bank dapat pula
menggunakannya pada bank lainnya.

 Jadi berbeda dengan tiga Kartu Plastik yang telah dijelaskan terdahulu, cash cardtidak dapat
digunakan sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli barang atau jasa
sebagaimana dengan credit card , debit card atau charge card.

 Penerbitan kartu khusus untuk tujuan penarikan uang tunai dari bank ini pada dasarnya hanya
untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada nasabah yang sebelumnya telah
memiliki simpanan di bank yang bersangkutan. Beberapa bank telah memberikan pelayanan ATM 24
jam. Bank biasanya menentukan limit uang tunai yang dapat ditarik atau ditransfer melalui ATM,
misalnya secara harian atau mingguan tergantung bagaimana perjanjian bank dengan nasabah
pemegang kartu. Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut pemegang kartu diberikan
nomor identifikasi pribadi (personal identification number, PIN) dan untuk demi keamanan,
pemegang kartu harus menjaga keberhasilan PIN tersebut.

 Pemegang kartu ini dimungkinkan untuk menarik uang tunai dengan cara yang sangat cepat
mudah dan praktis tanpa komunikasi sama sekali dengan petugas bank, cukup dengan memasukkan
kartu pada ATM dan memasukkan PIN melalui tombol-tombol pada keyboardATM. Di samping
pelayanan penarikan uang tunai, maka penggunaan cash card melalui ATM dapat melakukan
beberapa fungsi bank antara lain meminta informasi saldo rekening. Informasi tersebut lengkap
dengan tanggal-tanggal mutasi debit kredit dan bisa dilihat langsung melalui monitor atau atas
instruksi informasi tersebut dapat langsung di print out. Dengan semakin canggihnya perkembangan
teknologi pemegang kartu dapat pula melakukan transfer antar rekening secara global dengan
electronic fund transfer, EFT.

 Cash Card saat ini di Jakarta telah banyak dikeluarkan oleh bank yang telah memiliki fasilitas ATM.
Semakin banyak jumlah dan luas jaringan online ATM ini akan semakin memudahkan pelayanan
nasabah. Misalnya seorang nasabah pemegang cash card yang memiliki rekening tabungan di suatu
bank di Blok M Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dengan menggunakan cash card pemegang kartu
tersebut dapat melakukan penarikan langsung uang tunai melalui ATM di Ujung Pandang atau di
kota-kota lain dimana penggunaan kartunya dipergunakan pada ATM bank yang bersangkutan.
E.Check Guarantee

Merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek atau uang tunai.

 Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam penarikan cek oleh pemegang
kartu. Kartu jenis ini sangat populer di Eropa, terutama Inggris. Di samping itu, kartu tersebut dapat
juga digunakan dalam melakukan penarikan uang melalui ATM.

2. Berdasarkan Wilayah:

o Kartu Lokal

Merupakan kartu yang hanya dapat dilakukan dalam suatu wilayah tertentu.

 Kartu Plastik yang hanya berlaku dan dapat digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya
Indonesia. Pesatnya penggunaan Kartu Plastik ini menyebabkan beberapa perusahaan pengecer dan
perusahaan jasa menerbitkan Kartu Plastik sendiri (umumnya charge card) guna memberikan
pelayanan yang lebih mudah dan praktis bagi nasabahnya misalnya: Hero, Astra Card, Golden Truly,
Garuda Executive Card.

o Kartu internasional

Kartu kredit yang dapat dilakukan lintas Negara atau dapat digunakan di seluruh negara.

 kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran Internasional. Pasar kartu kredit
Internasional dewasa ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu
Visa dan Master Card. Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah memiliki lebih dari 100 juta
pemegang kartu yang tersebar di kota-kota seluruh dunia dan dapat digunakan untuk melakukan
transaksi hampir di semua kota.

 Pemegang kedua kartu tersebut lebih dari separuhnya dipegang oleh penduduk Amerika Serikat.
Selebihnya dipegang oleh Jepang, Inggris, Kanada dan sebagian kecil negara-negara lainnya.

 Kartu Plastik Internasional yang dapat dipergunakan melakukan transaksi di berbagai tempat di
dunia adalah sebagai berikut:

1.Visa adalah kartu kredit Internasional yang dimiliki oleh perusahaan kartu Visa Internasional.
Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan lisensi dari Visa Internasional dengan sistem franchise.

2.Master Card Kartu kredit ini dimiliki oleh Master Card Internasional dan beroperasi berdasarkan
lisensi dari Master Card Internasional.

3. Diners Club, Diners Club dimiliki oleh Citicorp. Cara operasinya dilakukan dengan cara mendirikan
subsidiary atau dengan cara franchise.

4.Carte Blanc, Kartu ini juga dimiliki oleh Citicorp dan beroperasi persis sama denganDiners Club
yaitu dengan membentuk subsdiary atau dengan franchise.
5.American Express. Kartu kredit ini dimiliki oleh American Express Travel Related Services
Incorporated dan beroperasi dengan mendirikan subsdiary American Express ini pada prinsipnya
adalah charge card namun dapat memberikan fasilitas credit line kepada pemegang kartu.

2.7 Fungsi Kartu Plastik

Fungsi Kartu Plastik sebagai instrumen dalam melakukan transaksi pada prinsipnya dapat dibedakan
antara lain sebagai berikut

a. Sumber Kredit

Kartu Plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit yang dilakukan dengan
cara pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara bulanan atas setiap transaksi (charge card);
kedua, Kartu Plastik dapat memberikan keleluasaan kepada pemegangnya untuk membayar bulanan
sejumlah minimum tertentu dari total transaksi yang dilakukan (kartu kredit); ketiga, jumlah
pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti.

b. Sumber Uang Tunai

Beberapa cara dimana Kartu Plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang tunai adalah
melalui counter ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas cek yang ditarik (check
guarantee card). Dengan menunjukkan kartu misalnya, Visa atau Master card di negara mana saja
pada bank yang memiliki kerja sama dengan pengelola kartu tersebut, pemegang kartu yang
bersangkutan dapat menarik dana tunai.

Beberapa kartu kredit yang diterbitkan oleh bank-bank tertentu dapat pula berfungsi sebagai cash
card misalnya Visa dan Master card yang diterbitkan oleh city bank untuk menarik uang tunai dari
berbagai ATM di hampir semua negara yang dapat menerima kedua merek kartu tersebut. Seorang
pemegang kartu Danamon Master Card Jakarta misalnya kebetulan membutuhkan uang tunai ketika
mengunjungi kota London.

Pemegang Danamon Master Card tersebut dapat memperoleh uang tunai (Poundsterling)melalui
ATM yang dapat menerima merek Master Card di sepanjang jalan di kota tersebut. Sama halnya
apabila penarikan uang tunai melalui ATM dilakukan di New York.

c. Penjaminan Cek

Kartu Plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin penarikan cek. Di
Inggris fungsi kartu sebagai penjamin cek sangat umum dikeluarkan oleh bank. Misalnya, check
guarantee card yang dikeluarkan Barclays Bank, Trustcard dan sebagainya dapat digunakan untuk
meyakinkan penerima cek yang ditarik oleh pemegang kartu dalam melakukan transaksi jual beli
barang dan jasa. Jadi, fungsi Kartu Plastik ini antara lain oleh pemegang kartu dapat digunakan untuk
menjamin setiap pembayaran dengan menggunakan cek.

Dalam perkembangannya check guarantee card ini dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai
dari kantor-kantor cabang bank anggota skema kartu tersebut. Disamping itu dapat juga digunakan
sebagai cash card untuk memperoleh uang tunai melalui ATM. Check guarantee card yang dapat
digunakan untuk menarik dana baik melalui ATM maupun melalui kantor-kantor bank sering disebut
sebagai check enchasment card.
2.8 Perbedaan Charge Card, Credit Card, dan Debit Card

Charge Card

a.Umumnya tidak ada ketentuan limit penggunaan dalam melakukan transaksi;

b.Pembayaran penuh atas semua tagihan sebelum tagihan berikutnya;

c.Apabila tidak dilakukan pembayaran penuh dari tagihan, akan dikenakan denda keterlambatan
(late charge) sebesar persentase tertentu;

d.Tidak dikenakan bunga atas setiap pembayaran tagihan.

Credit Card

a. Ketentuan limit kredit diberikan kepada setiap anggota yang tergantung dari jenis kartu (gold,
regular atau classic);

b.Pembayaran minimum 10%-20% dari total saldo tagihan dan dibayarkan paling lambat pada
tanggal jatuh tempo penagihan yang ditentukan setiap bulan;

c.Tingkat bunga dikenakan atas saldo kredit, besarnya sesuai tingkat bunga pasar;

d.Keterlambatan pembayaran (setelah tanggal jatuh tempo) akan dikenakan denda keterlambatan
(late charge) sebesar persentase tertentu dari pembayaran minimum atau sejumlah tertentu tanpa
dikaitkan dengan jumlah pembayaran minimum.

Debit Card

a.Pemegang kartu harus memiliki rekening pada bank;

b.Transaksi hanya dapat dilakukan apabila pemegang kartu memiliki saldo yang mencukupi pada
rekening untuk menutup biaya transaksinya;

c.Pembayaran ditakutkan dengan mendebit langsung saldo rekening pemegang kartu dan
mengkredit rekening pihak merchant.

2.9 Konsep Kartu Kredit

Konsep dasar kartu kredit sebenarnya relative sederhana dan jelas, yaitu suatu alat identifikasi
pribadi yang dimaksudkan untuk menunda pembayaran atas transaksi jual beli barang dan jasa.
Namun dalam praktiknya, terdapat beberapa prosedur yang cukup kompleks. Di beberapa negara,
perusahaan harus tunduk pada undang-undang yang mengaturnya. Di Inggris misalnya, perusahaan
kartu diatur dengan Consumers Credit Act 1974. Oleh karena itu, perusahaan kartu harus mengikuti
aturan-aturan dalam UU tersebut di samping ketentuan perbankan dan kontrak perjanjian secara
umum. Meskipun demikian, perusahaan kartu senantiasa dirancang untuk memaksimalkan efisiensi.

Secara umum, tujuan perusahaan kartu kredit meliputi:

a. Menerima sebanyak-banyaknya nasabah yang memiliki kelayakan kredit;

b. Menerima merchant yang dapat dipercaya;


c. Merangsang penggunaan maksimum fasilitas credit line;

d. Membatasi dan mengurangi piutang bermasalah dan penyelewengan;

e. Memaksimalkan nilai rata-rata setiap transaksi kartu (sehingga mengurangi jumlah voucheryang
nilainya kecil).

2.10 Mekanisme Transaksi dengan Kartu Kredit

Untuk menjadi anggota atau pemegang kartu, calon harus mengajukan permohonan lebih dahulu
dengan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan kartu atau penerbit.
Persyaratan pokok untuk menjadi anggota pada prinsipnya adalah calon pemegang kartu harus
memenuhi ketentuan minimum jumlah penghasilan per tahunnya. Masing-masing perusahaan kartu
(penerbit) memiliki standar minimum penghasilan tahunan pemohon untuk dapat diterima sebagai
pemegang kartu. Namun dengan semakin ketatnya persaingan, persyaratan keanggotaan, terutama
yang berkaitan dengan ketentuan tingkat minimum penghasilan, cenderung diturunkan dan lebih
diperlonggar. Pemegang kartu diharuskan membayar uang pangkal dan iuran tahunan yang
besarnya tergantung jenis kartu. Gold Card lebih mahal daripada regular atauclassic card. Di samping
itu, persyaratan untuk menjadi pemegang gold card ini biasanya jauh lebih ketat, penghasilan
tahunan minimum yang dipersyaratkan jauh lebih tinggi, atau dengan kata lain, pemegang gold card
ini memiliki credit standing atau credit worthiness yang tinggi. Kelebihan gold card adalah memiliki
credit limit yang jauh lebih tinggi daripada kartu reguler dan adanya fasilitas yang lebih menarik
lainnya. Selain itu, yang cukup penting adalah gold card jelas memberi rasa prestise yang tinggi
kepada pemegangnya.

Adapun persyaratan yang dipersyaratkan untuk memperoleh kartu kredit secara umum adalah
sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan permohonan dengan mengisi formulir permohonan yang sudah disiapkan
oleh lembaga penerbit.

2. Nasabah melengkapi persyaratan yang dipersyaratkan seperti:

a. Menyerahkan foto kopi bukti diri seperti KTP

b. Menyerahkan slip gaji atau surat keterangan penghasilan

3. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan melakukan penelitian langsung ke alamat calon
pemegang kartu dan lewat telepon. Tujuan penelitian ini untuk melihat kebenaran data yang dibuat
serta kredibilitas dan kapabilitas nasabah tersebut. Penelitian juga ditujukan ke lembaga lain untuk
melihat daftar black list nasabah.

4. Pihak bank atau lembaga pembiayaan akan menyetujui penerbitan kartu jika dari hasil penelitian
dianggap layak dan mengirimkan kartu tersebut kepada nasabah. (Kasmir, 2012:308)

Selanjutnya, pemegang kartu dapat menggunakan kartunya setiap melakukan transaksi kepada
semua merchant (service establishment) yang menerima merek kartu yang dimiliki.Merchant yang
menerima merek-merek kartu tertentu biasanya mudah diketahui dari logo atau gambar yang
ditempelkan atau diperlihatkan di sekitar kasir atau di kaca pintu masuk merchant. Umumnya hotel-
hotel, restoran, travel biro, dan toko-toko yang relatif besar, bersedia menerima berbagai jenis
kartu. Sebelum tajamnya persaingan Kartu Plastik ini, merchant biasanya mengenakan charge
(antara 2%-3%) yang dibebankan kepada pemegang kartu yang ditambahkan ke jumlah nilai
transaksi.

Merchant kemudian melakukan penagihan seluruh transaksi jual beli yang dibayar dengan
menggunakan kartu kepada pihak issuer. Apabila semua slip penjualan (voucher) dianggap sah dan
telah memenuhi ketentuan sesuai yang disepakati dengan merchant, maka issuer akan membayar
seluruh tagihan yang diajukan merchant setelah dikurangi dengan discount (komisi) yang besarnya
sesuai dengan yang telah diperjanjikan terlebih dahulu (3%-5%). Jangka waktu tanggal transaksi
sampai dengan penagihan oleh merchant kepada issuer jual diatur dalam perjanjian, misalnya
berkisar 3-10 hari. (Siamat, 2005 : 641)

Contoh:

Seorang pemegang kartu melakukan transaksi dengan nilai Rp 1.000.000. apabila issuermemungut
discount sebesar 5 %, maka total tagihan yang seharusnya dibayarkan kepadamerchant adalah Rp.
1.000.000 (5% x Rp 1.000.000) = Rp 950.000.

Selanjutnya, apabila kartu yang digunakan tersebut adalah charge, card maka pemegang kartu harus
membayar lunas seluruh tagihan pada saat jatuh temponya. Sedangkan apabila yang digunakan
kartu kredit, maka pemegang kartu dapat membayar sejumlah minimum tertentu (minimum
payment) dari total tagihan termasuk bunga. Pembayaran minimum tersebut biasanya ditetapkan
oleh issuer yang saat ini berkisar 3%-3,75%. Penarikan uang tunai biasanya dikenakan tingkat bunga
sedikit lebih tinggi daripada transaksi pembelian barang atau jasa.Dilakukan dengan melibatkan
pihak pemegang kartu, merchant dan issuer, dimanaissuer disini sekaligus bertindak sebagai
acquirer atau servicing agent. Mekanisme transaksi kartu dapat pula terjadi dimana issuer
melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang melakukan penagihan dan pembayaran antara pihak
issuer dengan merchant, apabila kartu tersebut dilakukan dengan cara franchise. Dengan mengambil
ilustrasi di atas, maka servicing agent membayarmerchant setelah setelah dipotong discount sebesar
Rp 950.000. Kemudian, servicing agentmengklaim kepada issuer dengan memperoleh interchange
fee (3%), yaitu Rp 30.000 sehingga jumlah reimbursement oleh issuer adalah Rp 980.000. Dengan
demikian, issuer dalam transakasi tersebut memperoleh discount Rp 20.000. Selanjutnya, issuer
akan melakukan tagihan kepadacard holder sebesar Rp 1 juta.

Keterlibatan servicing agent tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu membuat kontrak perjanjian
dengan issuer. Sebagaimana halnya dengan perjanjian antara issuer dengan merchant. Namun tidak
ada perjanjian yang dilakukan antara acquirer dengan merchant. Karena fungsiacquirer hanyalah
untuk mempermudah dan mempercepat proses pembayaran kepada merchant.

Statement Tagihan

Pemegang kartu secara periodik akan memperoleh statement tagihan dari issuer yang dikirimkan ke
alamat pemegang kartu setiap tanggal tertentu setiap bulannya. Statement tagihan tersebut berisi
perincian informasi mengenai hal-hal sebagai berikut:

a.Nomor kartu merupakan nomor identitas yang selalu harus dicantumkan pada setiap pembayaran
tagihan.
b.Tanggal tagihan yaitu tanggal dimana perincian tagihan dicetak. Tanggal jatuh tempo berkisar 7-15
hari setelah tanggal penagihan.

c.Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal dimana batas paling lambat untuk melakukan pembayaran atas
tagihan. Issuer akan membebankan biaya keterlambatan membayar (late charge) kepada pemegang
kartu apabila pembayaran dilakukan melewati tanggal jatuh tempo tersebut.

d.Pembayaran minimum yaitu pembayaran terendah yang merupakan kewajiban pemegang kartu
yang harus dibayarkan sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran. Sisa tagihan dapat dibayarkan
dengan mencicil dan untuk itu akan dikenakan bunga dari saldo kredit. Pembayaran minimum
berkisar 10%-20% dari total tagihan atau misalnya, minimum Rp 50.000. ketentuan ini berlaku untuk
kartu kredit.

e.Jumlah tagihan adalah jumlah seluruh transaksi dengan menggunakan kartu kredit yang belum
dilunasi.

f. Limit kredit adalah jumlah maksimal yang diberikan untuk setiap kartu. Pagu kredit untuk kartu
gold umumnya jauh lebih tinggi daripada kartu regular. Jumlah kredit limit masing-masing pemegang
kartu biasanya berbeda, tergantung dari credit standing anggota yang bersangkutan.

g.Batas penarikan uang tunai yaitu uang tunai yang dapat diambil pada posisi rekening seperti yang
tertera pada perincian tagihan. Penarikan uang tunai, yang umumnya berkisar sampai 50% dari
kredit limit, biasanya dikenakan biaya disamping bunga. Tingkat bunga yang dikenakan atas
penarikan uang tunai tersebut biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga untuk transaksi
pembelian barang atau jasa.

h.Tunggakan yaitu jumlah pembayaran minimum pada rincian tagihan bulan sebelumnya yang
belum dibayar (bagi kartu kredit).

i.Tanggal posting yaitu tanggal ditagihkannya pemakai kartu.

j.Tanggal transaksi yaitu tanggal terjadinya transaksi pengambilan uang tunai dan pembayaran
dengan menggunakan kartu.

k.Nomor referensi yaitu nomor identitas setiap transaksi.

2.11 Keuntungan dan Kerugian Kartu Kredit

Bagi nasabah pemegang kartu dengan memiliki kartu kredit, baik yang dikeluarkan oleh bank
maupun lembaga pembiayaan diharapkan akan memberikan keuntungan. Demikian pula bagi
lembaga penerbit kartu kredit tersebut. Oleh karena itu penggunaan kartu kredit dalam setiap
transaksi akan memberikan berbagai keuntungan bagi berbagai pihak walaupun dalam
praktiknyaterdapat juga kerugian.

Adapun keuntungan yang diperolehnya antara lain:

1. Keuntungan bagi bank atau lembaga pembiayaan

 Iuran tahunan yang dikenakan kepada setiap pemegang kartu, jika semakin banyak pemegang
kartu semakin banyak pula iuran yang akan diperolehnya.

 Bunga yang dikenakan pada saat berbelanja, jika semakin besar yang menunggak berarti semakin
besar perolehan bunganya.
 Biaya administrasi yaitu biaya yang dibebankan kepada setiap pemegang kartu yang akan menarik
uang tunai di ATM.

 Biaya denda terhadap keterlambatan pembayaran disamping bunga.

2. Keuntungan bagi pemegang kartu antara lain:

 Kemudahan berbelanja dengan cara kredit, jadi nasabah tidak perlu membawa uang tunai untuk
melakukan transaksi.

 Kemudahan memperoleh uang tunai selama 24 jam dan 7 hari dalam seminggu di berbagai
tempat-tempat strategis, sehingga memudahkan untuk memenuhi keperluan uang tunai yang
mendadak.

 Bagi sebagian yang memegang kartu kredit memeberikan kesan bonafiditas, sehingga memberikan
kebangaan tersendiri

3. Keuntungan bagi pedagang (merchant) antara lain:

o Dapat meningkatkan omset penjualan, hal ini disebabkan adanya minimal pembelanjaan serta
akibat pemegang kartu merasa tidak membayar uang tunai sekehendakinya, maka biasanya
pemegang kartu boros melakukan transaksi.

o Sebagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada para pelanggannya, sehingga pelanggan selalu
kembali untuk melakukan hal yang sama secara berulang-ulang.

Disamping keuntungan bank card juga mengandung beberapa kerugian jika tidak dilakukan
secara hati-hati. Kerugian memang suatu resiko yang pasti ada setiap ada kegiatan bisnis. Kerugian
tersebut tidak hanya monopoli bankatau lembaga pembiayaan, akan tetapi juga bagi si pemegang
kartu.

Kerugian dimaksud antara lain:

1. Kerugian bagi bank dan lembaga pembiayaan

Jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang belanja atau mengambil uang tunai sulit
untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu kredit biasanya tanpa jaminan benda-benda
berharga.

2..Kerugian bagi nasabah pemegang kartu

Biasanya nasabah agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah merasa tidak mengeluarkan
uang tunai untuk berbelanja.

BAB III

KESIMPULAN
Di era modern kartu kredit adalah sarana pembayaran masa kini karena selain praktis kartu
plastik juga aman karena bisa menghindari terjadinya kriminalitas. Di Indonesia sendiri baru dikenal
oleh masyarakat luas sekitar tahun 1990-an, dan pamor kartu kredit hari demi hari makin meningkat
karena bank-bank sendiri berlomba-lomba untuk memberikan kemudahan kepada nasabah dengan
memberikan keuntungan relatif besar dan kemudahan dalam pembuatan kartu kredit yang tidak
memakan banyak waktu lama dan persyaratan yang relatif mudah untuk dapat dipenuhi.

Sebenarnya kartu plastik sendiri merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau non bank.
Kartu plastik diberikan kepada nasabah untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Dimana
pihak-pihak yang terlibat yaitu bank atau perusahaan pembiayaan, pedagang, dan pemegang kartu
saling berkaitan dalam sistem kerja kartu kredit.

Kartu plastik sendiri memiliki 2 jenis berdasarkan fungsi dan wilayah. Berdasarkan fungsi:

o Change Card

o Credit Card

o Debit Card

o Cash Card

o Check Guarantee

Berdasarkan Wilayah:

 Kartu Lokal

 Kartu Internasional

Setelah mengetahui jenis-jenis kartu kredit sekarang kita akan memilih kartu platik yang baik
untuk pemegang kartu, anatara lain:

Secara umum kartu kredit dikatakan baik apabila:

a. Persyaratan untuk memperoleh kartu kredit relatif ringan

b. Proses cepat dan mudah serta tidak bertele-tele

c. Mempunyai jaringan yang luas, sehingga dengan mudah dapat dibelanjakan di berbagai tempat
yang diinginkan

d. Biaya penggunaan yang relatif rendah seperti iuran tahunan dan bunga yang dibebankan ke
pemegang kartu

e. Kartu harus dapat digunakan dengan multi fungsi

f. Penggunaan kartu memberikan rasa bangga kepada pemakainya

Selain itu kartu plastik memiliki beberapa keuntungan :

A.Bank
1. Iuran tahunan yang diberikan kepada pemegang kartu.

2. Bunga yang dikenakan pada saat belanja.

3. Biaya administrasi

4. Biaya denda

B.Nasabah (Pemegang Kartu)

1. Kemudahan berbelanja

2. Kemudahan memperoleh uang tunai

3.Kesan Bonafiditas

C.Pedagang (merchant)

1. Meningkatkan omset penjualan

2.Bentuk pelayanan kepada pelanggan

MATERI KELOMPOK 10

Malam guys ini materi kelompok 10, maaf iyaa banyak 😁

PEMBAHASAN

A. Manajemen Asuransi

Manajemen asuransi adalah sebuah cara dalam mengelola perusahaan asuransi supaya
operasionalnya berjalan dengan baik dan dapat diharapkan menghasilkan return positif bagi
prusahaan beserta para staf yang bekerja di dalamnya. Karena asuransi adalah bisnis berkaitan erat
dengan risiko (risk) maka sebuah manajemen asuransi juga tidak dapat dilepaskan dari bagaimana
cara mengelola risiko itu sendiri.

Manajemen risiko dalam perusahaan asuransi lebih diarahkan untuk mengidentifikasikan risiko,
menghilangkan dan megurangi kemungkinan kerugian yang ditimbulkan oleh risiko. Risiko bagi
Herman Darmawi merupakan suatu konsepsi dengan berbagai makna tergantung atas konteks
disiplin ilmu yang menggunakannya. Bagi orang awam, risiko berarti menghadapi kesulitan atau
bahaya, yang mungkin menimbulkan musibah cedera, atau hal-hal semacam itu yang sifatnya akan
merugikan.

Ada empat model dalam melakukan kegiatan manajeman risiko, (a) menghindari risiko, (b)
mengontrol risiko, (c) menerima riskio, dan (d) mentransfer risiko.
A. Menghindari Risiko

Cara yang paling jelas dan mudah adalah menghindari risiko. Kita dapat kemungkinan risiko luka atau
kematian akibat kecelakaan pesawat terbang dengan cara menghindari naik pesawat terbang, atau
kita dapat menghindari risiko rugi pada bursa saham dengan tidak membeli saham. Sering kali
menghindari risiko bukan cara yang efektif.

B. Mengontrol Risiko

Kita dapat mengontrol risiko dengan cara pencegahan. Untuk mencegah kemungkinan kehilangan
mobil kita dapat menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti pemasangan kunci ekstra, alarm
mobil.

C. Menerima Risiko

Menerima risiko berarti menerima semua tanggung jawab finansial pada risiko tersebut.

D. Mentransfer Risiko

Ketika seseorang mentransfer atau mengalihkan risiko ke pihak lain, orang itu mengalihkan tanggung
jawab finansialnya untuk suatu risiko kepada pihak lain dengan membayar jasa tersebut. Cara paling
umum untuk individual, keluarga, dan bisnis untuk metode ini biasanya dengan melalui asuransi.

PRINSIP-PRINSIP ASURANSI

Prinsip-prinsip asuransi atau biasanya disebut sebagai doktrin asuransi. Meliputi hal-hal sebagai
berikut :

- Insurable interest

- Utmost good faith

- Indemnity

- Proximate cause

- Subrogation and contribution

Prinsip-prinsip di atas merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi.
Oleh karena itu , kelima prinsip dasar itu disebut pula dengan doktrin asuransi. Misalnya suatu
kontrak asuransi dianggap sah apabila ada unsure-unsur insurable interest terhadap barang yang
dipertanggungkan. Pihak tertanggung dan penanggung dalam melakukan kontrak masing-masing
memiliki iktiad baik yang tercermin dalam prinsip utmost good faith. Sama halnya dengan suatu
kejadian yang menyebabkan kerugian bagi tertanggung tercakup dalam polis atau prinsip proximate
cause. Demikian pula misalnya , apabila kontrak tersebut merupakan kontrak ganti rugi atau prinsip
indemnity atau tertanggung melalui penanggung (perusahaan asuransi) menuntut pihak lain yang
menyebabkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian (subrogation).

1. Insurable interest

Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungjawabkan suatu


risiko yang berkaitan dengan keuangan , yang diakui sah secara hokum antara tertanggung dan
sesuatu yang dipertanggungkan.
Masalah insurable interest merupakan faktor yang sangat penting dalam kontrak asuransi dan juga
merupakan prinsip yang paling fundamental karena menyangkut bentuk atau rupa pertanggungan
yang dijamin dalam suatu kontrak asuransi. Sesuatu yang dipertanggungkan dapat berupa benda ,
harta , atau suatu kejadian yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum.

Secara teoritis hampir setiap orang dapat mengasuransikan hampir setiap sesuatu. Misalnya ,
seseorang pianis terkenal mengasuransikan tangannya , seorang aktris mengasuransikan betisnya ,
atau orang kaya mengasuransikan binatang piaraannya dan lain sebagainya. “Tetapi secara umum
apakah yang menjadi pedoman untuk menentukan sesuatu itu adalah insurable dan siapa yang
dapat memperoleh asuransi?” Permasalahan tersebut merupakan suatu konsep yang disebut
dengan insurable interest. Insurable interest merupakan salah satu prinsip dasar asuransi yang
menyebutkan perlu adanya kepentingan terhadap barang yang di pertanggungkan. Contoh insurable
interest adalah mengasuransikan rumah yang dibangun atau mengasuransikan toko beserta isinya.

2. Utmost good faith

Dalam melakukan suatu kontrak atau persetujuan harus dilakukan dengan itikad baik. Tertanggung
dan penanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan suatu fakta yang dapat menyebabkan
timbulnya kerugian bagi pihak lain. Prinsip iktiad baik ini sebenarnya dapat berlaku umum pada
setiap perjanjian atau persetujuan misalnya , persetujuan jual beli , sewa menyewa , dan hal ini
diatur dalam pasal 1338 ayat (3) KUH perdata.

Dengan ditentukannya prinsip utmost good faith dalam perjanjian asuransi ini , maka masing-
masing pihak , penanggung atau tertanggung , diwajibkan memberikan semua informasi , baik yang
materiil maupun inmateriil , yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai
kesediaan untuk menyetujui suatu perjanjian atau kontrak asuransi. Kewajiban memberikan
informasi dan fakta oleh kedua belah pihak , tertanggung dan penanggung disebut duty of
disclosure.

3. Indemnity

Indemnity berarti mengembalikan posisi financial tertanggung setelah terjadi kerugian seperti
pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.

Cara pelaksanaan prinsip indemnity

Pelaksanaan pemberian ganti rugi berdasarkan prinsip indemnity pada dasarnya dapat dilakukan
melalui empat cara sebagai berikut :

a. Pembayaran tunai , yaitu penggantian kerugian atas suatu klaim dengan penyerahan kepada
tertanggung atau pihak ketiga dalam hal asuransi tanggung gugat. Cara penyelesaian klaim ganti rugi
semacam ini sebenarnya yang paling praktis.

b. Penggantian atau replacement , yaitu ganti rugi atas klaim yang dilakukan dengan mengganti
barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama. Misalnya , kendaraan bermotor yang masih
baru diasuransikan kemudian mengalami tabrakan yang menyebabkan kendaraan tersebut rusak
total atau hilang. Untuk kondisi seperti ini dapat dilakukan penggantian.

c. Perbaikan atau repair, adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara melakukan perbaikan
atas kerugian yang dialami tertanggung. Pertanggungan kendaraan bermotor misalnya , dapat
dilakukan dengan cara memperbaiki semua kerusakan/kerugian yang dialami oleh tertanggung.
d. Pembangunan kembali (reinstatement). Penyelesaian ganti rugi menurut cara ini lebih banyak
ditemukan dalam asuransi harta atau property insurance , misalnya gedung atau bangunan dan
dilakukan dengan cara membangun atau memperbaiki kembali bangunan yang rusak. Pelaksanaan
prinsip indemnity dengan cara pembangunan kembali dilakukan oleh penanggung berdasarkan
kontrak atau persyaratan dalam polis.

Proximate cause adalah suatu sebab aktif , efisien , yang mengakibatkan terjadinya suatu
peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain , yang diawali dan bekerja dengan
aktif dari suatu sumber baru dan independen. Seperti diketahui , kontrak asuransi yang dinyatakan
dalam polis hanya menanggung jenis risiko tertentu saja dan polis umumnya menyebutkan beberapa
persyaratan pengecualian mengenai risiko yang tidak ditanggung. Dalam praktiknya kadang-kadang
sulit menentukan apakah suatu kejadian dapat digolongkan sebagai proximate cause.

Contoh prinsip proximate cause dapat dijelakan dengan mengambil scenario peristiwa sebagai
berikut :

1) Badai menerpa dan menghantam tembok

2) tembok roboh dan menyebabkan rusaknya instalasi listrik

3) rusaknya instalasi listrik menimbulkan korsleting dan terjadi percikan api

4) percikan api menimbulkan kebakaran

5) pemadam kebakaran melakukan penyemprotan air

6) air yang disemprotkan menimbulkan kerusakan barang yang tidak terbakar

Rentetan peristiwa ini penyebabnya adalah badai. Jadi, kalau dalam polis asuransi kebakaran , badai
dikecualikan dan kerugian tidak diganti.

b. 1) gempa bumi mengguncangkan kompor minyak

2) minyak kompor tumpah dan terbakar

3)kebakaran terjadi

4) karena pengaruh panas , bangunan sekitarnya ikut terbakar

5) letupan atau percikan api merembet ke bangunan berikutnya

6) proses 4 dan 5 berulang beberapa kali

7) akhirnya bangunan yang berada dalam radius 500 meter ikut terbakar.

5. Subrogation and Contribution

Subrogasi atau subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung, yang telah memberikan
ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.

Prinsip konstribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity. Prinsipnya konstribusi
ini adalah dimana penanggung dapat mengajak penanggung – penanggung yang lain yang memiliki
kepentingan yang sama untuk ikut serta membayar ganti rugi kepada seorang tertenggung meskipun
tanggungan masing – masing belum tentu besar. Hal tersebut dapat saja terjadi apabila tertanggung,
dalam waktu yang bersamaan mempertanggungkan suatu benda atas suatu resiko yang sama
kepada beberapa penanggung. Dalam kondisi tersebut, apabila terjadi klaim, maka masing- masing
penanggung harus membayar ganti rugi secara proporsional dengan jumlah yang ditanggungnya.

Sebab – sebab timbulnya konstribusi antara lain adalah :

a. Adanya dua atau lebih polis indemnity

b. Polis menutup kepentingan yang sama (common interest)

c. Polis menutup risiko yang sama (common peril)

d. Polis menutup kepentingan asuransi yang sama

e. Masing – masing polis harus bertanggung jawab atas kerugian

Perhitungan kontribusi dapat dilakukan dengan menggunakan metode proporsional dan


independent liability.

1. Metode proporsional

Berikut adalah rumus sederhana untuk menghitung apabila kontribusi terjadi

2. Metode independent liability

Berikut adalah rumus menghitung kontribusi menggunakan metode ini :

6. INSURABLE RISK (RESIKO YANG DAPAT DIASURANSIKAN)

Resiko yang dimaksud disini biasa disingkat dengan istilah LURCH. Setiap huruf merupakan singkatan
dari suatu ciri yang dapat diasuransikan, yaitu :

· L – Loss, resiko harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss).

· U – Unexpected, resiko harus berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian (loss).

· R – Reasonable, resiko yang dapat dipertanggungkan adalah benda yang memiliki nilai, baik dari
pihak penanggung maupun pihak tertanggung.

· C – Catastrophic, resiko tersebut tidak boleh menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang sangat
besar dan sering terjadi.

· H – Homogeneous, barang atau benda yang dipertanggungkan haruslah homogen artinya banyak
barang serupa atau sejenis.

7. PERIL DAN HAZARDS

Peril secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab atau yang mungkin dapat menyebabkan
suatu kerugian. Penyebab kerugian disini menurut polis asuransi adalah kebakaran, kemalingan,
badai, banjir, dan ledakan. Sedangkan Hazard adalah setiap keadaan yang dapat menciptakan atau
mendorong kesempatan timbulnya kerugian dari suatu peril. Misalnya, kebakaran adalah peril atau
penyebab kerugian. Akan tetapi bensin yang disimpan didekat kompor adalah merupakan hazard,
yaitu sesuatu yang dapat memberi atau mempercepat peluang peril kebakaran yang akan
menyebabkan suatu kerugian.
Contoh Hazard

1. Merokok di dalam pabrik dinamit

2. Rem mobil yang tidak berfungs

CONTOH PERIL

1. Terjadi letusan dalam ruang bensin

2. Tabrakan yang melibatkan bus atau kendarakan lain

3. Kebanjiran yang mengakibatkan kerugian besar para petani

Hazard dibedakan menjadi 3 macam :

a. Physical hazard, yaitu hazard yang timbul dari kondisi fisik penggunaan barang yang
dipertanggungkan.

b. Morale hazard, yaitu hazard akibat kelalaian dan tindakan yang tidak bertanggung jawab yang
akan menyebabkan terjadinya suatu kerugian.

c. Moral hazard, hazard dimana seseorang dengan sengaja menyebabkan suatu kerugian dengan
maksud memperoleh uang asuransi atau kompensasi lain.

Jenis Usaha Perasuransian

Penggolongan asuransi dapat dilakukan dengan melihat aspek jenis usahanya. Menurut Undang-
Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, jenis usaha perasuransian meliputi :

1. Usaha asuransi. Terdiri atas

* Asuransi kerugian (non life insurance)

* Reasuransi (reinsurance)

* Asuransi jiwa (life isurance)

2. Usaha penunjang usaha asuransi. Terdiri atas :

a. Pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraannya dalam penutupan asuransi
dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

b. Pialang reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraannya dalam penutupan
reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung.

c. Penilai kerugian asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada
objek asuransi yang dipertanggungkan.

d. Konsultan akuration, yaitu usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.

e. Agen asuransi, yaitu pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa
asuransi untuk dan atas nama penanggung.

Keterangan:
Menurut usahanya, kegiatan perusahaan asuransi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kelompok,
penjelesannya adalah sebagai berikut:

1. Asuransi Kerugian

Usaha asuransi kerugian menurut Undang – Undang No.2 Tahun 1992 adalah usaha yang
memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian. Sedangkan perusahaan asuransi
kerugian adalah perusahaan yang hanya dapat menyelenggarakan usaha dalam bidang usaha
asuransi kerugian termasuk reasuransi. Menurut Undang – Undang No.2 Tahun 1992 perusahaan
asuransi kerugian tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar usaha asuransi kerugian dan
reasuransi.

Selanjutnya, usah asuransi kerugian dalam praktiknya di Indonesia dapat dibagi sebagai berikut :

1) Asuransi kebakaran

2) Asuransi pengangkutan

3) Asuransi aneka :

a. Asuransi kendaraan bermotor

b. Asuransi kecelakaan diri

c. Pencurian

d. Uang dalam pengangkutan

e. Uang dalam penyimpanan

f. Kecurangan

Keterangan:

1) Asuransi Kebakaran

Asuransi kebakaran pada dasarnya memberi penutupan atas hazard yang berupa kebakaran dan
terkena petir. Namun demikian, sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri,
perusahaan asuransi umumnya telah memasukkan juga peledakan dan kebakaran secara mendadak,
heating atau fermentation, kilat, kebanjiran, gempa bumi, dan berbagai peril dalam asuransi
kebakaran.

§ Polis Asuransi Kebakaran

Polis asuransi kebakaran biasanya menutupi properti seperti pabrik, gedung kantor, gudang, toko
dan rumah. Dalam polis sering pula ditambahkan penutupan atas barang-barang milik yang terdapat
dalam suatu gudang atau rumah yang dipertanggungkan.

§ Extended Coverage

Terdapat beberapa peril diluar penutupan dalam polis kebakaran yang telah dijual/ ditutup bersama
dengan nama Extended Coverage/ penutupan resiko tambahan. Peril yang masuk dalam extended
coverage diantaranya angin topan, hujan batu es, ledakan, kerusuhan, rusak oleh kendaraan/
pesawat, asap,

§ Time Element Coverage

Misalnya pada suatu usaha, ketika pemilik usaha mengalami kerugian tambahan seperti
menurunnya kapasitas produksi, maka time element insurance ini hadir untuk melakukan
penutupan. Time elemen insurance yang paling umum digunakan dalam usaha adalah penutupan
pendapatan usaha atau business income coverage. Penutupan ini dapat dilakukan pada polis yang
terpisah atau digabung.

2) Asuransi Pengangkutan (Marine Insurance)

Dalam polis asuransi pengangkutan atau marine insurance, penanggung atau perusahaan asuransi
akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada
saat pelayaran. Menurut bidang pokoknya, polis asuransi pengangkutan dibedakan menjadi 3 (tiga)
bidang sebagai berikut:

a. Marine hull policy

b. Marine cargo policy

c. Freight

Keterangan:

1. Marine hull policy

Dalam polis ini dapat dibedakan 2 (dua) jenis penutupan pertanggungan yaitu:

a. Pertanggungan yang berkaitan langsung dengan kepentingan yang mungkin diderita pemilik kapal
meliputi:

- Pertanggungan lambung kapal, mesin, dan peralatan

- Biaya-biaya eksploitasi

- Premi yaitu premi reasuransi untuk menutup kerugian dari kemungkinan tenggelamnya kapal
sebelum jangka waktu pertanggungan berakhir

- Komisi

b. Pertanggungan yang berkaitan dengan tanggung jawab pemilik kapal, meliputi:

- Tanggung gugat bilamana kapal bertabrakan dengan kapal lain atau third party liability

- Tanggung gugat akibat pelanggaran hukum setempat atau legal liability

- Tanggung gugat yang timbul karena pengangkutan atau carier liability

- Tanggung gugat yang timbul dari penumpang

2. Marine cargo policy


Polis ini memberikan jaminan atau pertanggungan atas barang-barang yang dikirim melalui kapal. Di
samping pertanggungan atas barang-barang, biaya pengangkutan dan keuntungan yang diharapkan
dapat pula dimasukkan sebagai objek pertanggungan.

3. Freight

Penekanan pada polis ini adalah bill of loading freight, yaitu terjadinya kerugian/ kehilangan muatan
yang berarti kerugian pada pembayaran uang tambang. Sedangkan asuransi pengangkutan atau
marine insurance, menurut sifatnya dapat digolongkan dalam 2 (dua) cabang yaitu:

a. Pelayaran samudera (ocean marine)

b. Pelayaran nusantara (inland marine)

B. Resiko Yang Ditanggung Dan Manfaat Dari Asuransi

Resiko Yang Ditanggung/Dialihkan

Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai dengan uang yang
dialami nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang mungkin/belum pasti akan terjadi
(Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss). Misalnya :

1) Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat sambaran petir,
kelalaian manusia, arus pendek.

2) Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan karena pencurian.

3) Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.

4) Banjir, Angin topan, badai, Gempa bumi, Tsunami.

Manfaat Dari Asuransi

Setiap asuransi pasti bermanfaat, yang secara umum manfaatnya adalah :

1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.

2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

3. Transfer Resiko; dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat
memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi

4. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak
pasti.

5. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan
atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.

6. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam
jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana
perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat
terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi
secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan
tersebut.

Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan.
Asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian, maka di dalamnya paling sedikit
tersangkut dua pihak. Pihak yang satu adalah pihak yang seharusnya menanggung resikonya sendiri,
tetapi kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak pertama ini lajim disebut sebagai
tertanggung atau dengan kata lain ialah pihak yang potensial mempunyai resiko. Sedangkan pihak
yang lain ialah pihak yang bersedia menerima resiko dari pihak pertama dengan menerima suatu
pembayaran yang disebut premi. Pihak yang menerima resiko pihak yang satu tersebut lazim disebut
sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan/asuransi.

Saran

Perusahaan asuransi harus menerapkan konsep manajemen penanganan produk jasa asuransi yang
baik untuk meminimalisir resiko yang muncul akibat adanya ketidakpastian. Penerapan konsep
manajemen juga harus ditunjang dengan kapabilitas perusahaan asuransi dalam membidik sasaran
produk asuransi yang menjadi competitive product dari perusahaan asuransi itu sendiri. Sehingga
konsep manajemen ini dapat menjadi solusi keputusan manajerial dalam penanganan berbagai
tantangan kebutuhan jasa masyarakat di masa depan.

MATERI KELOMPOK 11

1.1 Latar Belakang

Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternatif untuk memberikan
jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Adanya jaminan kesejahteraan tersebut
memungkinkan karyawan untuk memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko-risiko
yang akan dihadapi dalam perjalanan hidupnya, misalnya risiko kehilangan pekerjaan, lanjut
usia dan kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan mungkin kematian. Risiko-
risiko tersebut memberikan dampak finansial terutama bagi kehidupan karyawan dan
keluarganya. Sehingga kesejahteraan yang bersangkutan secara otomatis akan terganggu dan
menimbulkan guncangan-guncangan yang pada gilirannya akan mengganggu kelangsungan
hidupnya. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya keadaan-keadaan tersebut, diciptakanlah
beberapa usaha pencegahan, antara lain dengan penyelenggaraan program pensiun (pension
plan), baik yang dikelola oleh sendiri oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun
pemerintah sebagai pemberi kerja yang telah dikenal selama ini. Kesejahteraan seperti
disebutkan di atas adalah setiap bentuk manfaat (benefit) yang diberikan pemberi kerja
kepada karyawan agar dia dan keluarganya tidak mengalami kesulitan keuangan, apabila
sewaktu-waktu karyawan yang bersangkutan berhenti bekerja akibat tidak mampu lagi atau
meninggal.

Di negara-negara maju, penyelenggaraan pensiun sebagai salah satu bentuk


kesejahteraan bagi karyawan baik oleh pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta
telah dilakukan sejak tahun 1800-an. Contohnya Kanada, dimana penyelenggaraan program
pensiun telah lama berkembang, telah memiliki undang-undang dana pensiun sejak tahun
1887, yang dikenal dengan Pension Fund Societies Act of 1887. Sebenarnya, program
pensiun ini pada awalnya ditujukan bagi pemerintah federal, karyawan kereta api dan
lembaga-lembaga keuangan.

Selanjutnya, untuk lebih meningkatkan motivasi dan ketenangan kerja dalam rangka
peningkatan produktivitas serta untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang optimal
dalam penyelenggaraan program pensiun sesuai dengan fungsinya, pemerintah telah
melakukan Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

Utntuk mengembangkan minat penyelenggaraan pensiun tersebut terutama oleh


pihak-pihak swasta guna pemberian kesejahteraan dan jaminan hidup hari tua kepada
karyawan, pemerintah Indonesia dalam UU No. 7 Tahun 1993 tentang Pajak Penghasilan
pasal 4 ayat (3) huruf h dan Keputusan Kementrian Keuangan No. 250/KM.011/1985 tanggal
6 Maret 1985 telah memberikan perlakuan khusus kepada dana pensiun. Penghasilan dana
pensiun yang diperoleh dari kegiatan pada bidang-bidang tertentu tidak digolongkan sebagai
objek pajak.
BAB II

ISI
2.1 PENGERTIAN DANA PENSIUN

Beberapa sumber memberikan pengertian dana pensiun atau pension fund sebagai berikut:

- Pension funds is a financial institution taht controls assets and disburss income to
people after they have retired from gainful employment.
- Pension fund is an investment maintained by companies and other amployers to pay
the annual sum required under the business organization’s pension scheme.

Sedangkan menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dana
pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program pensiun, yang
dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama
yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat dilakukan oleh pemberi
kerja atau diserahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan
program pensiun misalnya bank-bank umum atau perusahaan asuransi jiwa.

2.2 TUJUAN
Penyelenggaraan suatu program pensiun terutama dari sisi pemberi kerja dapat dilihat
dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial. Yang dimaksud dengan aspek
ekonomis adalah usaha pemberi kerja untuk menarik atau mempertahankan karyawan
perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif yang dapat diharapkan
untuk mengembangkan perusahaan. Sedangkan aspek sosial berkaitan dengan tanggung
jawab sosial pemberi kerja bukan saja kepada karyawannya, pada saat karyawan yang
bersangkutan tidak lagi mampu bekerja tetapi juga kepada keluarganya pada saat karyawan
tersebut meninggal dunia. Kedua aspek tersebut sebenarnya hanya dilihat dari sisi perusahaan
(pemberi kerja).

Tujuan penyelenggaraan program dana pensiun–baik dari kepentingan pemberi kerja maupun
dari karyawan–dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagi Pemberi Kerja.


a. Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi di
perusahaan tersebut.
b. Agar dimasa pensiun karyawan tersebut tetap dapat menikmati hasil yang diperoleh
setelah bekerja di perusahaannya.
c. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
d. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
e. Kewajiban moral. Perusahan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa
aman kepada karyawan. Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan
jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya. Karyawan yang sudah
memasuki usia pensiun tidak dapat dilepas begitu saja. Perusahan masih memiliki
tanggung jawab moral terhadap mereka. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban
perusahaan untuk mengikutkan atau membentuk sendiri dana pensiun untuk para
kayawannya.
f. Loyalitas. Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan
mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan. Jaminan yang diberikan
untuk karyawan akan memberikan dampak positif pada perusahaan. Karyawan akan
termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi.
Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan jaminan keamanan yang diterima oleh
karyawan.
g. Kompetisi pasar tenaga kerja. Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu
bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan
akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang
berkualitas dan profesional di pasaran tenaga kerja.
2. Bagi Karyawan.
a. Kepastian memperoleh penghasilan dimasa yang akan datang sesudah masa pensiun.
b. Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
c. Agar tetap memiliki penghasilan pada saat mencapai usia pensiun,
d. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan kompensasi,
meskipun baru bisa dinikmati pada saat mencapai usia pensiun/berhenti bekerja.
3. Bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiun
a. Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai
kegiatan investasi.
b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

2. 3 MANFAAT DANA PENSIUN

Manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan dengan usia di mana peserta berhak untuk
mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun.Manfaat pensiun dapat dibedakan
sebagai berikut:

1. Pensiun Normal (Normal Retirement)


Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk
pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu
peraturan dana pensiun dimana karyawan berhak untuk pensiun penuh. Seringkali
karyawan memohon mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia pensiun karyawan
yang sesungguhnya. Di Amerika Serikat atau Kanada misalnya, usia pensiun normal
karyawan adalah 65 tahun untuk pria dan 60 tahun untuk wanita. Namun dengan
adanya Undang-Undang Hak Asasi, perbedaan usia pensiun tersebut akhirnya
disamakan menjadi 65 tahun. Usia pensiun tersebut merupakan usia pensiun yang
diatur dalam Canada Pension Plan dan Old Age Securities.
Namun akhir-akhir ini, khususnya di negara-negara maju ada kecenderungan untuk
pensiun lebih muda, misalnya di usia 60 tahun. Banyak program pensiun di mana
pensiun dibayarkan tanpa pengurangan atas pensiun dipercepat misalnya pada 60
tahun atau kurang, meskipun usia pensiun normalnya adlah 65 tahun. Beberapa
program pensiun lain misalnya memberikan hak pensiun kepada karyawannya begitu
mencapai masa kerja tertentu misalnya 30 tahun meskipun umurnya belum mencapai
usia pensiun normal. Di Indonesia, usia pensiun normal karyawan umumnya berkisar
55 tahun.
2. Pensiun Dipercepat (Early Retirement)
Program pensiun biasanya mengizinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum
mencapai usia pensiun normal. Kadang-kadang, karena satu dan alasan lain karyawan
mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunnya dipercepat.
Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam peraturan dana pensiun
normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah mencapai usia tertentu misalnya
50 tahun, harus memenui masa kerja minimum misalnya 10, 15 atau 20 tahun dan
memerlukan persetujuan dari pemberi kerja. Beberapa peraturan pensiun mengatur
bahwa pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan apabila karyawan telah mencapai
usia tertentu misalnya 10 tahun sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan
mengalami cacat tetap.
3. Pensiun Ditunda (Deffered Retirement)
Dewasa ini, banyak orang beranggapan bahwa secara sosial-ekonomis tidak tepat
memaksa seorang karyawan untuk pensiun hanya karena ia telah mencapai usia
kronologis tertentu. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pemaksaan pensiun bagi
karyawan yang masih sehat mental dan fisik untuk tetap bekerja melampaui usia
pensiun normal.
Biasanya beberapa pemberi kerja yang memiliki program pensiun memperkenankan
adanya pensiun ditunda, dengan ketentuan bahwa pembayaran pensiun dimulai pada
saat tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja
dan memperoleh gaji dari perusahaan yang bersangkutan. Cara tersebut sebenarnya
merupakan praktik yang jurang baik dan bertentangan dengan ide dasar dari suatu
program pensiun, yang dimaksudkan untuk mengganti pendapatan mantan karyawan
yang tidak lagi memperoleh penghasilan.
Namun, beberapa peraturan program pensiun memperkenankan karyawannya untuk
terus bekerja meskipun telah mencapai usia pensiun normal untuk memperoleh
tambahan penghasilan di samping untuk memperbesar penghasilan dasar pensiunnya,
di mana nantinya formula manfaat pensiun dihitung. Karyawan yang melakukan
pensiun ditunda tersebut harus pensiun apabila telah mencapai usia tertentu atau masa
kerja tertentu atau disebutcompulsory retirement. Berbeda dengan pembayaran
pensiun ditunda seperti yang telah dijelaskan diatas, peraturan dana pensiun dapat
pula menetapkan bahwa karyawan yang menunda pensiunnya melewati tanggal
pensiun normal secara otomatis, pensiunnya akan ditahan sampai karyawan tersebut
benar-benar telah pensiun.
Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (13) UU No. 11
Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja
sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada
saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun. Selanjutnya menurut
ketentuan ini peserta dana pensiun yang mengikuti progam pensiun manfaat pasti
apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan
belum mencapai usia pensiun dipercepat berhak menerima pensiun ditunda yang
besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi
kepesertaannya sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan bagi peserta dana
pensiun yang menyelenggarakan program pensiun iuran pasti apabila berhenti bekerja
setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum mencapai usia pensiun
dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja beserta hasil
pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh pensiun ditunda.
4. Pensiun Cacat (Disable Retirement)
Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi,
karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun. Manfaat pensiun
cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal, di mana
masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat.
2.4 PERATURAN DANA PENSIUN

Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian antara
pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu peraturan yang
lazimnya disebut dengan peraturan dana pensiun, yang berlaku baik bagi karyawan maupun
pemberi kerja. Di dalam peraturan tersebut, diatur semua hak dan kewajiban kedua belah
pihak. Pada hakikatnya, peraturan pensiun ini adalah bagian dari perjanjian kerja (labor
agreement).

Hal-hal yang penting umumnya diatur di dalam suatu peraturan pensiun antara lain
meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Siapa yang berhak menjadi peserta.


b. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa.
c. Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada
peserta.
d. Sumber pembiayaannya.

Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu peraturan suatu
peraturan dana pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dasar Pensiun
Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh karyawan
(peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun.
2. Besarnya Manfaat Pensiun
Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam
peraturan dana pensiun. Manfaat pensiun untuk program pensiun manfaat pasti antara lain
sebagai berikut:
a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2,5% dari dasar
pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja dengan ketentuan bahwa:
- Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari
penghasilan dasar pensiun.
- Manfaat pensiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan
dasar pensiun.
b. Besarnya manfaat pensiun janda atau duda sebulan adalah 50% dari pensiun
peserta.
c. Besarnya pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari dari besarnya
pensiun janda/duda.
3. Iuran pensiun
Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut :
a. Setiap karyawan peserta wajib membayar 5% dari penghasilan dasar pensiun
setiap bulan.
b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah
dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability).
Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan
perhitungan aktuaris.
c. Iuran dan karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada dana
pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya.
4. Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun
Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena satu hal lain
yang tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right.Hal-hal yang
dimaksud adalah:
a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia
pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima) tahun berhak atas
iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat ditambahkan sekaligus.
b. Peserta yang berhenti bekerja mencapai usia pensiun dengan memiliki masa
kepersertaan sekurang-kurangnya 5 tahun berhak atas iurannya sendiri dan iuran
perusahaan ditambah bunga.

2.5 JENIS PROGRAM DANA PENSIUN

Program pensiun yang umumnya dipakai di perusahaan swasta dan perusahaan milik negara
maupun bagi karyawan Pemerintah terdiri atas 2 jenis yaitu:

1. Program Pensiun Manfaat Pasti


Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah suatu
program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula tersebut, besarnya
iuran yang diperlukan dihitung oleh aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan
pemberi kerja lebih besar dari pada iuran karyawan.
2. Program Pensiun Iuran Pasti
Program pensiun iuran pasti ataubenefit contribution pension planadalah program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja).
Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi
iuran, ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya.

2.6 Keunggulan dan Kelemahan Dana Pensiun


Keunggulan Dana Pensiun

a. Pengelola yang ditunjuk, seyogianya profesional, setia (loyal), jujur, serta mampu
menyusun rencana dan perfikir jangka panjang.
b. Sesuai UU No. 11 Tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari pajak penghasilan
dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat pensiun secara maksimal.
c. Seluruh himpunan iuran dan hasil pengelolaan kekayaan, investasi dibagikan kepada
peserta atau ahli warisnya prorata menurut jumlah iuran dan masa kepesertaannya.
d. Biaya-biaya tetap (overhead) relatif rendah, karena umumnya peserta secara bersama-
sama melalui mitra pendiri, pemberi kerja memikulnya sehingga akan memberikan
dampak efisiensi yang tinggi akibat dampak skala ekonomis.
e. Dana pensiun mempunyai prospek menjadi suatu lembaga keuangan dengan likuiditas
dan solvabilitas yang tinggi sehingga memberikan posisi tawar-menawar (bargaining
position) yang kuat dalam melakukan kerja sama dengan lembaga keuangan lain.
f. Untuk mengurangi resiko kematian atau kecelakaan dari peserta, maka sebagian atau
seluruh peserta dapat dipertanggungkan dengan asuransi jiwa atau kecelakaan kepada
perusahaan asuransi.
g. Manfaat pensiun dapat dinikmati secara berkala bulanan selama seumur hidup dengan
jumlah yang sama bagi peserta dan bagi janda atau duda dari peserta, serta anak yatim
piatu dari peserta sampai berusia 25 tahun.
h. Dana pensiun dapat mempunyai tiga fungsi yang terpadu, yaitu: tabungan, asuransi,
dan pensiun.

Kelemahan Dana Pensiun

a. Pengelola Yayasan Dana Pensiuan (YDP) masih banyak yang kurang profesional.
b. Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap pencapaian tujuan
program pensiun.
c. Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif, tidak cepat
menghasilkan.
d. Arahan administrasi keuangan, sebagai pedoman penatausahaan kekayaan dana
pensiun kurang dipersiapkan dengan baik.
e. Investasi gedung kantor yang berlebihan atau mewah.
f. Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap perbaikan manfaat
pensiun.
g. Banyak pengelola merasa bangga dan terlena dengan kenaikan laba dan aset yayasan
dana pensiun, tetapi kurang memerhatikan perbaikan manfaat pensiun sebagai tujuan
pokok.

2.7 PENGATURAN DANA PENSIUN DI INDONESIA

Dalam penjelasan UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa
dalam rangka upaya memelihara kesinambungan, penghasilan pada hari tua perlu mendapat
perhatian dan penanganan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna. Dalam hubungan ini di
masyarakat telah berkembang suatu bentuk tabungan masyarakat yang semakin banyak
dikenal oleh para karyawan yaitu dana pensiun. Bentuk tabungan ini mempunyai ciri sebagai
tabungan jangka panjang yang dapat dinikmati hasilnya setelah karyawan yang bersangkutan
pesiun. Penyelenggaraan dilakukan dalam suatu program, yaitu program pensiun yang
mengupayakan manfaat pensiun bagi pesertanya melalui suatu sistem pemupukan dana yang
lazim disebut sistem pendanaan.

Sistem pendanaan suatu program pensiun memungkinkan terbentuknya akumulasi


dana yang dibutuhkan untuk memelihara kesinambungan penghasilan peserta program pada
hari tua. Keyakinan akan adanya kesinambungan penghasilan tersebut menimbulkan
ketentraman kerja sehingga akan menimbulkan motivasi kerja karyawan yang pada gilirannya
diharapkan akan meningkatkan produktivitas.

Selanjutnya mengingat manfaat program pensiun yang begitu besar baik bagi peserta
maupun bagi masyarakat luas, maka upaya pengembangan penyelenggaraan program pensiun
selama ini telah didukung oleh pemerintah melalui peraturan perundangan di bidang
perpajakan yaitu dengan pemberian fasilitas penundaan pajak (penghasilan) sebagaimana
tertuang dalam pasal 4 ayat (3) huruf h UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
yang lengkapnya sebagai berikut:

“Iuran yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang disetujui Menteri Keunagan, baik
yang dibayar oleh Pemberi Kerja maupun oleh Karyawan dan penghasilan Dana Pensiun
serupa dari modal yang ditanamkan dalam bidang-bidang tertentu berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan tidak termasuk dari objek pajak”

Sebelum diundangkannya UU No. 11 Tahun 1992 program pensiun dengan


pemupukan dana diselenggarakan oleh pemberi kerja berdasarkanArbeidersfondsen
Ordonantie (Staatsblad Tahun 1926 No. 377) yang merupakan peraturan pelaksanaan dari
Pasal 1601 (s) bagian kedua KUHP. Ketentuan tersebut memungkinkan pembentukan dana
bersama antara pemberi kerja dan karyawan namun tidak memadai sebagai dasar hukum bagi
penyelenggaraan program pensiun serta mengenai pengelolaan, kepengurusan, pengawasan
dan sebagainya. Di samping itu, kelembagaan yayasan yang dalam praktik dipergunakan
sebagai wadah untuk menyelenggarakan program pensiun mengundang pula berbagai
kelemahan.

Di sisi lain, cukup banyak anggota masyarakat yang berstatus pekerja mandiri yang
tidak menjadi karyawan dari orang atau badan lain. Terhadap mereka ini perlu pula diberikan
kesempatan yang sama untuk mempersiapkan diri menghadapi masa purna bakti sekaligus
kesempatan untuk turut menggunakan fasilitas penundaan pajak penghasilan. Dengan
demikian dibutuhkan adanya ketentuan perundangan yang jelas sebagai landasan hukum bagi
penyelenggaraan program pensiun. Selanjutnya, dengan diundangkannya UU No. 11 Tahun
19992 tentang dana pensiun ini diharapkan pembentukan Dana Pensiun di Indonesia akan
semakin tumbuh pesat, tertib, dan sehat sehingga membawa manfaat nyata bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

2.8 Asas-Asas Dana Pensiun

Penyelenggaraan program pensiun berdasarkan UU No.11 Tahun 1992 didasarkan pada asas-
asas sebagai berikut:

1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum


pendirinya. Asas ini didukung oleh adanya badan hukum tersendiri bagi dana pensiun
yang diurus serta dikelola berdasarkan ketentuan undang-undang. Berdasarkan asas
ini kekayaan dana pensiun yang terutama bersumber dari iuran terlindungi dari hal-hal
yang tidak diinginkan yang dapat terjadi pada pendiriannya.
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan. Dengan asas ini penyelenggaraan
program pensiun baik bagi karyawan maupun bagi pekerja mandiri haruslah dengan
pemupukan dana yang dikelola secara terpisah dari kekayaan pendiri sehingga cukup
untuk memenuhi pembayaran hak peserta. Dengan demikian, berdasarkan UU No. 11
Tahun 1992 pembentukan cadangan dalam perusahaan guna membiayai pembayaran
manfaat pensiun karyawan tidak diperkenankan.
3. Asa pembinaan dan pengawasan.Sesuai dengan tujuannya harus dihindarkan
penggunaan kekayaan dana pensiun dari kepentingan-kepentingan yang dapat
mengakibatkan tidak tercapainya maksud utama pemupukan dana yaitu untuk
memenuhi hak peserta. Dalam pelaksanaannya pembinaan dan pengawasan meliputi
antara lain sistem pendanaan dan pengawasan atas investasi kekayaan dana pensiun.
4. Asas penundaan manfaat.Penghimpunan dana dalam penyelenggaraan program
pensiun dimaksudkan untuk memenuhi pembayaran hak peserta yang telah pensiun
agar berkesinambungan penghasilannya terpelihara. Sejalan dengan itu, berlaku asas
penundaan manfaat yang mengharuskan bahwa pembayaran hak peserta hanya dapat
dilakukan setelah peserta pensiun yang pembayarannya dilakukan secara berkala.
5. Asas kebenaran untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun. Berdasarkan
asas ini keputusan membentuk dan pensiun merupakan prakarsa pemberi kerja untuk
menjanjikan manfaat pensiun bagi karyawannya yang membawa konsekuensi
pendanaan. Dengan demikian prakarsa tersebut harus didasarkan pada kemampuan
keuangan pemberi kerja. Hak pokok yang harus selalu menjadi perhatian utama
adalah bahwa keputusan untuk menjanjikan manfaat pensiun merupakan suatu
komitmen yang membawa konsekuensi pembiayaan bahkan sampai pada saat dana
pensiun terpaksa dibubarkan. Pada dasarnya, kegiatan perusahaan merupakan upaya
bersama antara pemberi kerja dan karyawan untuk meningkatkan pertumbuhan
perusahaan sekaligus kesejahteraan karyawan dan masyarakat luas. Hal tersebut
sejalan dengan kewajiban perusahaan untuk memperhatikan peningkatan
kesejahteraan karyawan sesuai dengan peningkatan kemampuan dan kemajuan
perusahaan. Oleh karena itu, walaupun UU No. 11 Tahun 1992 ini menganut asas
kebebasan untuk membentuk atau tidak membentuk dana pensiun, namun dalam
rangka meningkatkan produktivitas karyawan yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawan, masyarakat luas, dan sekaligus meningkatkan
tabungan masyarakat maka para pemberi kerja yang mampu diharapkan untuk
membentuk dana pensiun di perusahaannya menjadi mitra pendiri dari dana pensiun
yang sudah ada atau mengikutsertakan karyawannya pada dana pensiun lembaga
keuangan.

2.9 JENIS DANA PENSIUN DAN PROGRAM PENSIUN

Dana pensiun menurut UU No. 11 Tahun 1992 dapat digolongkan dalam dua jenis, yaitu:

a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)


b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Sejalan dengan ditetapkannya UU No. 11 Tahun 1992 terssebut di atas maka bagi orang atau
badan usaha yang akan menyelenggarakan program pensiun dapat memilih beberapa
alternatif sebagai berikut:

a. Mendirikan sendiri Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) bagi karyawan.


b. Membentuk DPPK bersam-sama dengan pemberi kerja lain.
c. Bergabung pada DPPK yang telah didirikan oleh pemberi kerja lain.
d. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga
Keuangan (DPLK)

Program pensiun yang boleh dijalankan menurut ketentuan ini adalah:

a. Program pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan) yaitu program pensiun yang
manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang
bukan merupakan program pensiun iuran pasti.
b. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution Plan) yaitu program pensiun yang
iurannya ditetapkan dalam peraturan dan pensiun dan seluruh iuran serta hasil
pengembangannya ditempatkan pada rekening masing-masing peserta sebagai
manfaat pensiun.
BAB III

PENUTUP

Dana pensiun merupakan hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah


bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai
dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Dari definisi yang ada dapat ditarik kesimpulan
bahwa dana pensiun merupakan lembaga atau badan hukum yang mengelola program
pensiun, yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu
perusahaan terutama yang telah pensiun. Hakikat dana pensiun yaitu ,mengajak masyarakat
dan karyawan untuk selalu siap menghadapi masa depan terutama di hari tua (masa
pensiun). Mengajak masyarakat dan karyawan untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan
yang diperoleh selama masih aktif bekerja ke program pensiun. Membantu mempersiapkan
peserta untuk dapat tetap menikmati hidup layak (dimasa pensiun) dengan memperoleh
pembayaran manfaat pensiun
Penyelenggaraan suatu program pensiun, terutama dari sisi pemberi kerja, dapat
dilihat dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial. Yang dimaksud dengan aspek
ekonomis adalah usaha pemberi kerja untuk menarik atau mempertahankan karyawan
perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif, yang dapat diharapkan
untuk mengembangkan perusahaan. Sedangkan, aspek sosial berkaitan dengan tanggung
jawab sosial pemberi kerja; bukan saja kepada karyawannya pada saat karyawan yang
bersangkutan tidak lagi mampu bekerja, tetapi juga kepada keluarganya pada saat karyawan
tersebut meninggal dunia.
Adapun usia pensiun, meliputi:
a. Pensiun Normal
b. Pensiun Dipercepat
c. Pensiun Ditunda
d. Pensiun Cacat
Dan adapaun program pensiun, terdiri dari:
a. Program Pensiun Iuran Pasti (Defined contribution Plan)
b. Program Pensiun Manfaat Pasti (Defined Benefit Plan)

Anda mungkin juga menyukai