DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH
1. TRI WAHYUNI
2. DWI MARTINI
3. SOLAVIDE VIRONIKA MUNTE
4. SUCI RAHMADIAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Swt Atas Berkat Rahmat-nya lah kami
dapat menyelesaikan Tugas ini sesuai dengan yang di harapkan ,dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai “Etika dalam Pasar Modal”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah menbantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Terutama kepada Ibu pembimbing. yang telah membimbing dan memberi arahan kepada
kami dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari makalah singkat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penyusun menerima dengan tangan terbuka pendapat-
pendapat, masukan,kritik maupun saran terhadap makalah ini untuk perbaikan. Semoga
makalah singkat ini bermanfaat bagi pembaca.
16 november 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal atau capital market merupakan sebuah aktivitas sebagaimana pasar pada
umumnya. Hanya saja dalam pasar modal aktivitas pertemuan antara para pemilik modal dan
pihak yang membutuhkan modal, dengan perantaraan broker atau pialang efek. Pemilik
modal adalah mereka atau pihak yang memiliki modal atau yang lazim disebut sebagian
investor, sedangkan yang membutuhkan modal adalah perusahaan atau pihak yang akan
menjual saham, obligasi dan instrumen pasa modal lainnya.
Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham,
obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti
opsi (put atau call). Karena pasar modal merupakan sebuah pasar dari instrumen keuangan
jangka panjang, memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan
dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana.
Sebagai pertemuan pemilik modal dan pihak yang membutuhkan modal, praktis dana
yang ada di pasar modal merupakan dana-dana yang dapat dikatakan sebagai dana murah.
Dana tersebut menjadi murah, karena pemilik modal dalam sebuah aktivitas pasar modal
dalam menyalurkan dana dengan menukarkan sebagian dana yang dimiliki dengan sejumlah
saham. Praktis dengan membeli saham tersebut, si pemilik modal (investor) tidak
mengenakan bunga terhadap modal yang diberikan kepada issuer/emiten. Dengan kata lain
investor menjadi pemegang saham (pemilik dari perusahaan). Sebagai pemilik berarti
investor menyetorkan dana yang sebanding dengan jumlah kepemilikan sahamnya. Karena
sifatnya setoran modal, dengan demikian bagi perusahaan tersebut menjadi sangat murah,
sebab tidak ada kewajiban mengembalikan dana yang telah disetor. Begitu juga dengan
pengembalian dalam bentuk bunga, sama sekali tidak ada. Jadi dana yang diperoleh dari
investor itu benar-benar murah, dan bisa optimal dikembangkan untuk menjalankan
operasional perusahaan.Pengembalian kepada pemegang saham nantinya dalam bentuk
dividen, atau meningkatknya harga saham atau yang biasa disebut dengan capital gain (selisih
harga beli dengan harga jual).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pasar modal ?
2. Apa saja instrumen dalam pasar modal ?
3. Siapa saja para pemain dalam pasar modal ?
4. Siapa saja lembaga yang terlibat dalam prosedur emisi ?
5. Apakah pasar perdana dari pasar modal ?
B. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Apa itu Pasar Modal
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Intrumen Dalam Pasar Modal
3. Untuk Mengetahui Siapa Saja Para Pemain Dalam Pasar Modal
4. Untuk Mengetahui Siapa Saja Lembaga yang Terlibat Dalam Prosedur Emisi
5. Untuk Mengetahui Apa Perdana dari Pasar Modal
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Modal
Keuntungannya adalah:
Dividen, yang berasal dari keuntungan perusahaan sebesar alokasi yang ditetapkan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga besarnya dividen tidak pasti karena
tergantung oleh besarnya keuntungan perusahaan.
Capital gain, yakni keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual saham yang lebih
besar dari nilai belinya.
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham jenis ini memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan obligasi.
Keuntungannya adalah:
Dividen, secara teratur sebesar harga pari (nominal) saham dikalikan dengan bunga
setiap tahun.
Jika saham preferen anda bersifat cumulative, maka jika anda belum menerima
pembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen tahun berjalan.
Dapat ditukarkan (convertible) dengan saham biasa.
Jika perusahaan dilikuidasi, pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga
pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan.
Sedangkan kedua saham tersebut memiliki beberapa resiko yang dihadapi oleh para
pemodal, yaitu:
tidak mendapatkan dividen karena operasi perusahan tidak menghasilkan keuntungan.
Capital Loss yaitu ketika pemodal terpaksa menjual sahamnya dengan nilai jual lebih
rendah daripada nilai belinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi kerugian yang
makin besar seorong dengan terus menurunnya harga saham tersebut.
Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham akan memperoleh semua aset perusahaan
yang telah terjual setelah kreditur atau pemegang obligasi.
Jika saham perusahaan dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek (Dellist). Saham ini tidak
lagi diperdagangkan di Bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan
konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga
yang jauh dari harga sebelumnya.[5]
< Rp 200 Rp 1 Rp 10
Auto Rejection
1. Acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah
di Pasar Reguler dan Pasar Tunai atas saham yang dimasukkan ke JATS ditentukan sebagai
berikut :
a. Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi Pra-
Pembukaan; atau
b. Menggunakan harga penutupan di Pasar Reguler pada Hari Bursa sebelumnya (previous
price) apabila Opening Pricetidak terbentuk
2. JATS akan melakukan penolakan secara otomatis (Auto Rejection) terhadap harga
Penawaran jual atau penawaran beli saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai apabila :
a. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dimasukkan ke JATS tersebut lebih
kecil dari Rp 50,- (lima puluh rupiah).
b. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS tersebut
lebih dari 35%(tiga puluh lima perseratus)di atas atau dibawah Acuan Harga untuk saham
dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus
rupiah).
c. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham dimasukkan ke JATS tersebut lebih
dari 25% (dua puluh lima perseratus)di atas atau dibawah Acuan Harga untuk saham dengan
rentang harga lebih dari Rp 200,-(dua ratus rupiah) sampai dengan Rp5.000,-(lima ribu
rupiah).
d. harga penawaran jual atau penawaran beli saham dimasukkan ke JATS tersebut lebih dari
20% (dua puluh perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk saham dengan harga di
atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
3. Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama 3 (tiga) Hari
Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periodecum)
di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakanprevious price dari masing-masing Pasar
(Reguler atau Tunai).
4. Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas, untuk perdagangan saham hasil
Penawaran Umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana),
ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan Auto Rejection harga sebagaimana
dimaksud dalam butir 2.b.,2.c.,dan 2.d. di atas.
Setelah menjadi nasabah di perusahaan efek atau broker saham, maka jika terjadi suatu
transaksi, penyerahan dan pembayaran harus diselesaikan melalui PT KPEI dan PT
KSEI.Transaksi regular untuk saham dan waran yang diselesaikan pada hari ke 3 (T+3)
setelah terjadinya transaksi dan harus dijamin oleh KPEI.Transaksi di Pasar Tunai untuk
saham, waran, right diselesaikan pada hari yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) dan
harus dijamin oleh KPEI.Transaksi di pasar negosiasi untuk saham, waran, right dan obligasi
harus dilaksanakan sesuai dengan perjanjian antara pihak penjual dan pembeli, dan transaksi
tidak dijamin KPEI.
2. Obligasi (Bond)
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi dana
(pemodal) dengan yang diberi dana (perusahaan/emiten). Jadi, surat obligasi adalah selembar
kertas yang menyatakan bawha pemilik kertas tersebut telah membeli hutang perushaan yang
menerbitkan obligasi. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal
yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tesebut pada
saat jatuh tempo dengan mengembalikkan jumlah pokok pinjaman ditambah bungan yang
terutang.
Jenis Obligasi :
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :
1) Dilihat dari sisi penerbit :
a. Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan
usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai
proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a. Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik.
Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum
jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time
deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah
dan swasta.
3) Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a. Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c. Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali
obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4) Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya :
a. Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau
dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
b. Guaranteed Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan
penangguangan dari pihak ketiga
c. Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan
hipotik atas properti atau asset tetap.
d. Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam
portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
e. Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5) Dilihat dari segi nilai nominal
a. Conventional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1
miliar per satu lot.
b. Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil,
baik corporate bonds maupungovernment bonds.
6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a. Conventional Bonds : obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon
bunga.
b. Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan
bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
c. Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi
hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
d. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa
sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
Karakteristik Obligasi :
a. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima
oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
b. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara
berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon
obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
c. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan
pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh
tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki
resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin
tinggi Kupon / bunga nya.
d. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor
sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan
dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat
waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan
oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
Keuntungannya adalah:
Memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan
jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan
Mendapatkan penghasilan dari capital gain.
Sedangkan resikonya adalah:
Perkembangan suku bunga bank yang sulit dipantau. Jika suku bunga bank meningkat,
nilai obligasi akan turun. Begitu juga sebaliknya.
Pemegang obligasi juga menghadapi risiko callability (pelunasan sebelum jatuh tempo).
Betapa menguntungkannya bila memiliki obligasi yang membayar bunga tetap disaat suku
bunga menurun.
3. Right Issue
Right merupakan produk derivative (turunan) dari saham yang berupa surat berharga yang
memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten pada
harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan.
Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan
saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Masa perdagangan right
berkisar antara1-2 minggu saja.
contoh dari Right:
Metrodata mengeluarkan saham baru lewat mekanisme Right Issue atau disebut juga second
offering untuk mengembangkan usahanya. Setiap pemilik 9 saham lama berhak mendapat 2
saham baru dengan harga Rp. 950. Hak untuk membeli saham baru inilah yang dimakan
Right. Jika pemegang saham lama tidak mau membeli tambahan saham baru tadi, ia bisa
menjual sebagaian atau semua Right yang ia miliki di pasar pada periode diperdagangkan.
Jika memang mau menambah kepemilikannya, maka ia bisa mendapatkan saham baru
Metrodata pada harga Rp. 950.
Istilah yang perlu diketahui seputar rights issue:
a. Persetujuan pemegang saham. Rights issue dilakukan atas dasar persetujuan rapat
umum pemegang saham. Setelah mendapatkan persetujuan, emiten harus menawarkan saham
barunya tersebut kepada kepada pemilik saham lama terlebih dahulu, sesuai dengan proporsi
kepemilikannya (preemptive rights).
b. Tujuan. Pada umumnya tujuan rights issue adalah untuk menghimpun dana segar yang
akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman, atau untuk modal kerja.
Beberapa tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham,
atau untuk meningkatkan jumlah saham beredar sehingga lebih likuid perdagangannya.
c. Penjamin emisi, menjamin dana hasil rights issue diterima oleh emiten.
d. Standby buyer, adalah investor yang siap membeli saham baru yang tidak
terjual. Standby buyer bisa berasal dari pemegang saham lama ataupun investor lain.
e. Harga. Umumnya harga rights issue lebih rendah dari harga pasar, hal ini sebagai
insentif bagi pemegang saham lama. Namun sebetulnya, harga per-saham dari total saham
yang dimiliki investor, tidak menjadi serendah harga rights issue. Pemilik saham harus
melakukan penyesuaian harga dengan menambahkan nilai saham lamanya dengan nilai
saham baru, dan kemudian dibagi dengan total jumlah saham. Harga penyesuaian akan
menunjukkan harga pasar yang terdilusi. Itulah sebabnya mengapa rights issue ditawarkan
kepada pemegang saham lama terlebih dahulu.
f. Cum dan Ex-date. Rights issue akan ditawarkan kepada investor yang tercatat dalam
Daftar Pemegang Saham (DPS) pada waktu yang telah ditentukan. Artinya investor yang
membeli saham pada waktu tersebut, berhak untuk membeli saham (cum rights). Sementara
itu, investor yang memiliki saham diluar waktu tersebut, tidak akan mendapatkan hak
membeli saham (ex-rights), dan hak atas rights menjadi milik penjual.
Bentuk lain rights issue:
Saham bonus, saham yang dibagikan secara cuma-cuma kepada pemilik saham lama.
Stock Dividend. Pembagian keuntungan emiten kepada investor dalam bentuk saham.
Stock split, memecah jumlah saham yang berakibat juga pada pemecahan harga per-
saham.
Waran: suatu hak bagi investor yang memilkinya, untuk membeli saham pada harga dan
pada waktu yang telah ditentukan, umumnya 3-5 tahun ke depan.
4. Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun
turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang
keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying
assets.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua)
atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau
menjual assets/commoditiesyang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu
dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli.
5. Waran ( Warrant )
Istilah Waran sebenarnya berasal dari Covered Warrant. Waran hampir sama dengan opsi
saham (option), dipergunakan sebagai sarana lindung nilai (hedging). Covered
Warrant umumnya diterbitkan oleh perusahaan keuangan seperti investment bank, bank,
lembaga pemerintah atau institusi lain yang bukan emiten atau perusahaan publik. Dalam
perkembangannya, mulai banyak emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan Covered
Warrant.
Seperti halnya produk opsi saham (option) yang dibedakan antara put option dan call
option, Covered Warrant juga dibedakan antara put warrant dan call warrant. Pada
umumnya Waran yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalahcall warrant, di
mana pemegang Waran diberikan hak untuk membeli atau melaksanakan hak untuk membeli
saham yang diterbitkan oleh emiten tersebut pada jumlah dan harga tertentu serta pada waktu
tertentu.
Saat ini cukup banyak emiten di BEI yang menerbitkan Waran. Umumnya Waran diterbitkan
sebagai pemanis (sweetener) bersamaan dengan penerbitan saham baru baik dalam rangka
penawaran umum (initial public offering/IPO) ataupun penawaran umum terbatas (right
issue). Karena diterbitkan sebagai pemanis, umumnya emiten sebagai penerbit Waran tidak
memperoleh dana (premi) dari penerbitan waran tersebut. [6]
Sama seperti Right, Warrant merupakan produk derivative dari saham yang memberikan hak
untuk memebeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan pada waktu yang telah
ditetapkan pula. Namun, sifat dari Warrant melekat pada obligasi.
contoh dari Warrant:
Misalkan Warrant I Indah Kiat, jatuh tempo pada November 2002, dengan harga Rp. 1000.
Artinya jika anda memiliki Warrant I Indah Kiat, maka anda berhak untuk membeli atu
saham biasa Indah Kiat pada bulan November 2002 pada harga Rp. 1000.
6. Opsi
Opsi merupakan produk derivative dari saham yang memberikan hak kepada pemiliknya
untuk menjual atau membeli sejumlah aset finansial tertentu pada harga dan jangaka waktu
tertentu.
Jenis Opsi:
Hak menjual (Put Option)
Hak membeli (Call Option)
Berikut adalah contoh dari Call Option:
Misalkan anda memiliki Call Option yang memberikan anda hak untuk dapat membeli saham
suatu perusahaan dengan harga Rp. 1200 pada tanggal 25 Mei. Ternyata pada tanggal 25 Mei
harga saham tersebut naik menjadi Rp. 1300, maka anda berhak untuk membeli saham
tersebut hanya dengan harga Rp. 1200. Jika anda menjual saham tersebut pada saat itu juga,
maka anda akan mendapatkan keuntungan Rp. 100 per lembar saham.[7]
Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jilid 2. Jakarta: Esis, 2007.
Anoraga, Pandji. Pengantar Pasar Modal. Surabaya : Rineka Cipta. 2007.
Kasmir., Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2000.
Rusdin. Pasar Modal. Jakarta: Alfabeta. 2009.