Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK LANJUTAN

“Badan Usaha Milik Desa”

(BUMDesa)

DISUSUN OLEH:

Tri Wahyuni

5304181140

JURUSAN ASMINISTRASI NIAGA

PRODI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Badan Usaha Milik Desa” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Bidang Studi Akuntansi Sektor Publik Lnajutan Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Badan Usaha
Milik Desa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkalis, 31 Maret 2020

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................................1
Daftar Isi......................................................................................................................2

Bab 1 Pendahuluan.....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................3

Bab 2 Pembahasan......................................................................................................5
2.1 Sistem Dan Tata Kelola Bum Desa Yang Ada Di Indonesia Dan Landasan
Hukum Terkait Bum Desa...............................................................................5
2.2 Latarbelakangi Pendirian Bum Desa Di Indonesia Sesuai Dengan
Peraturan Yang Berlaku dan Tujuan Bum Desa..........................................7
2.3 Struktur Organisasi Pengelolaan BUM Desa, Tugas dan Wewenang
Pengelolaan BUM Desa....................................................................................8
2.4 Mekanisme Pendirian BUM Desa.................................................................12
2.5 Jenis Usaha/Bisnis Yang Bisa Dikembangkan Oleh Bum Desa Dalam
Usaha Untuk Menggali Potensi Yang Di Desa.............................................14
2.6 Sumber permodalan BUM Desa....................................................................15

Bab 3 Penutup...........................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17

Daftar Pustaka..........................................................................................................18

2
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan lembaga usaha desa
yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai
lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution). Selain
itu BUMDes juga berperan sebagai lembaga sosial yang berpihak pada
kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan
sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari keuntungan
melalui penawaran sumber daya lokal ke pasar.

Gambaran mengenai pembentukan dan pengelolaan BUMDesyang


terarah dapat dijadikan pedoman yang akan membantu pemerintah desa dalam
mengelola BUMDes hingga berubah keuntungan. Dalam makalah ini akan
menjelaskan bagamana sistem dan tata kelola BUMDes,

1.2 Rumusan Masalah


Antara lain:

1. Apa saja Sistem Tata Kelola BUM Desa di Indonesia ?


2. Apa yang Melatarbelakangi berdirinya BUMDes di Indonesia ?
3. Apa saja Struktur Organisasi dan tugas dari pengelolaan BUMDes ?
4. Apa Mekanisme pendirian dari BUMDes?
5. Apa jenis Usaha/Bisnis yang dikembangkan oleh indonesia?
6. Apa saja Sumber permodalan BUMDes?

1.3 Tujuan Penulisan


Antara lain:

1. Untuk Mengetahui Sistem Tata Kelola BUM Desa di Indonesia


2. Untuk Mengetahui latarbelakang berdirinya BUMDes di Indonesia
3. Untuk Mengetahui Struktur Organisasi dan tugas dari pengelolaan BUMDes

3
4. Untuk Mengetahui Mekanisme Pendirian dari BUMDes
5. Untuk Mengetahui jenis Usaha/Bisnis yang dikembangkan oleh indonesia
6. Untuk Mengetahui Apa saja Sumber permodalan BUMDes

4
Bab 2

Pembahasan

2.1 Sistem Dan Tata Kelola Bum Desa Yang Ada Di Indonesia Dan Landasan
Hukum Terkait Bum Desa
A. Prinsip Pengelolaan BUMDes
Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau
diuraikan agar dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh
pemerintah desa, anggota (penyerta modal), BPD, Pemkab, dan masyarakat.
Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu:
 kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu
melakukan kerja sama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan
hidup usahanya;
 partisipatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi
yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes;
 emansipatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama;
 transparan, Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat
umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah
dan terbuka;
 akuntabel, Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawablcan
secara teknis maupun administratif; dan
 sustainable, Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh
masyarakat dalam wadah BUMDes. Terkait dengan implementasi Alokasi
Dana Desa (ADD), maka proses penguatan ekonomi desa melalui BUMDes
diharapkan akan lebih berdaya. Hal ini disebabkan adanya penopang, yakni
dana anggaran desa yang semakin besar. Sehingga memungkinkan
ketersediaan permodalan yang cukup untuk pendirian BUMDes. Jika ini

5
berlaku sejalan, maka akan terjadi peningkatan PADesa yang selanjutnya
dapat digunakan untuk kegiatan pembangunan desa.

B. Pengelolaan BUMDes

Pengelolaan BUMDes dan persyaratan pemegang jabatan: BUMDes


harus dikelola secara profesional dan mandiri sehingga diperlukan orang-orang
yang memiliki kompetensi untuk mengelolanya. Latar belakang pendidikan bagi
pemegang jabatan ini penting agar dapat menjalankan peran dan fungsinya
sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Selain itu: perlu disusun adanya job
des✓deskripsi tanggung jawab dan wewenang pada masing-masing lini
organisasi, sebagai panduan kerja; kegiatan yang bersifat lintas desa perlu
dilakukan koordinasi dan kerja sama antar Pemerintah Desa dalam pemanfaatan
sumber-sumber ekonomi; kerja sama dengan pihak ketiga oleh pengelola harus
dengan konsultasi dan persetujuan Dewan Komisaris BUMDes; dalam kegiatan
harian, maka pengelola harus mengacu pada tata aturan yang sudah disepakati
bersama sebagaimana yang telah tertuang dalam AD/ART BUMDes, serta
sesuai prinsip-prinsip tata kelola BUMDes; Pengelolaan harus
transparan/terbuka sehingga ada mekanisme check and balance baik oleh
pemerintahan desa maupun masyarakat; dan perlu disusun rencana-rencana
pengembangan usaha.

C. Monitoring dan evaluasi


Disamping dilakukan oleh dewan komisaris pengawasan bisa ditambah
unsur dari pemerintah kabupaten. Sebab, Pemerintah Kabupaten juga berperan
untuk memfasilitasi usaha BUMDes. Proses monitoring dilakukan secara
berkelanjutan, sehingga bisa memantau kegiatan BUMDes secara baik. Evaluasi
dilakukan per triwulan atau sewaktu-waktu jika rlu sesuai ketentuan AD/ART.

D. Pertanggungjawaban Pengelola
Dalam proses pertanggungjawabaan pengelolaan BUMDes. maka
disarikan pendapat PKDSP FE UB dalam Buku Panduan Pendinun dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), sebagai berikut:

6
- Setiap akhir periode tahun anggaran, pengelola wajib menyusun laporan
pertanggungjawaban untuk disampaikan dalam forum musyawarah desa
yang menghadirkan elemen pemerintahan desa, elemen masyarakat serta
seluruh kelengkapan struktur organisasi BUMDes.
- Laporan Pertanggungjawaban, antara lain memuat:
 Laporan Kinerja Pengelola selama satu periode thahunan.
 Kinerja usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya
pengembangan, indikator keberhasilan, dsb.
 Laporan keuangan termasuk Rencana Pembagian Laba Usaha.
 Rencana-rencana pengembangan usaha yang belum terealisasi.
 Proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya evaluasi tahunan
serta upaya-upaya pengembangan kedepan.
Mekanisme dan Tata Tertib Pertanggungjawaban ini disesuaikan dengan
AD-ART.

E. Landasan Hukum
Antara lain :
1. Permendesa Nomor 4 tahun 2015 tentang Badan Usaha Milik Desa
2. UU No. 32 tahun 2004 jo. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
3. UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa serta PP No. 72 tahun 2005 tentang
Desa

2.2 Latarbelakangi Pendirian Bum Desa Di Indonesia Sesuai Dengan


Peraturan Yang Berlaku dan Tujuan Bum Desa
A. Latar belakang
Era otonomi telah banyak mendukung daerah untuk lebih
memperhatikan nilai-nilai yang berguna untuk mencapai kesejahteraan
masyarakatnya serta menciptakan kemandirian daerah guna meningkatkan
pendapatan Asli Desa dan peningkatan kehidupan yang lebih baik dalam bidang
ekonomi,sosial maupun politik. Otonomi yang memberikan kewenangan
sepenuhnya kepada daerah untuk menjalankan pemerintahan yang mandiri dan
kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat didaerah.Dalam Undang-

7
Undang No 6 Tanun 2014 bahwa desa disarankan untuk memiliki suatu badan
usaha yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,terutama
kebutuhan pokok dan tersedianya sumberdaya desa yang belum
dimanfaatkan,dan tersedianya sumberdaya manusia yang mampu mengelola
badan usaha sebagai asset penggerak perekonomian masyarakat.
Dalam era otonomi juga perlu diberlakukan kebijakan yang memberikan
akses dan memberikan kesempatan kepada desa untuk dapat menggali potensi
baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang berada dalam wilayah
desa tersebut yang nantinya digunakan sebagai sumber pendapatan desa.
Landasan hukum yang melandasi berdirinya BUMDes ini antara lain adalah UU
No 6 Tahun 2014 tentang desa, serta PP No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014 tentang desa.

B. Tujuan Pendirian BUMDes


Empat tujuan penting pendirian BUMDesa adalah:
 Meningkatkan Perekonomian Desa
 Meningkatkan Pendapatan asli Desa
 Meningkatkan Pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.

Untuk bisa mencapai empat tujuan BUMDesa diatas antara lain harus
dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (Produktif dan Konsumtif)
masyarakat melalui pelayanan barang dan jasa yang dikelola oleh masyarakat
dan pemerintah desa. Lembaga ini juga dituntut mampu memberikan pelayanan
kepada non anggota (pihak luar Desa) dengan menempatkan harga dan
pelayanan sesuai standar pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan yang
disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi pedesaan
disebabkan oleh usaha BUMDesa.

2.3 Struktur Organisasi Pengelolaan BUM Desa, Tugas dan Wewenang


Pengelolaan BUM Desa

8
Gambar 1. Salah satu contoh Struktur Organisasi BUMDes Makmur Mandiri Garung

1. Penasehat

Mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan nasehat kepada pelaksana


operasional atau direksi dalam menjalankan kegiatan pengelolaan usaha desa.
Penasehat dalam melaksanakan tugas mempunyai kewenangan meminta penjelasan
pelaksanaan operasional atau direksi mengenai pengelolaan usaha desa

2. Pengawas
Mempunyai tugas mengawasi semua kegiatan dan kinerja pelaksana
operasional atau direksi dalam menjalankan kegiatan pengelolaan usaha  desa.
Pengawas dalam melaksanakan tugas mempunyai kewenangan sebagai berikut;
 Meminta Laporan Pertanggung Jawaban pelaksana operasional setiap akhir
tahun;
 Meminta Laporan Kegiatan unit-unit Usaha Milik Desa;
 Meminta Laporan Rincian Neraca rugi laba dan penjelasan-penjelasan atas
dokumen kegiatan unit-unit usaha;
 Pengangkatan dan Pemberhentian Pengurus/pelaksana Operasional.

9
3.    Direktur

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi dan memimpin pengelolaan sumber


daya   Badan Usaha Milik Desa,

Tugas Direktur adalah sebagai berikut ;

 Memimpin organisasi BUMDes


 Merumuskan kebijakan operasional pengelolaan BUMDes
 Melakukan pengendalian kegiatan BUMDes
 Mengangkat dan memberhentikan anggota pengelola BUMDes dengan
persetujuan Pemerintah Desa
 Mengkoordinasi seluruh tugas pengelola BUMDes baik dalam maupun luar
 Bertindak atas nama lembaga untuk mengadakan perjanjian kerjasama dengan
pihak ketiga dalam mengembangkan usaha atau lain-lain kegiatan yang
dipandang perlu dilaksanakan
 Melaporkan keadaan keuangan BUMDes setiap triwulan melalui Musyawarah
Desa
 Melaporkan keuangan BUMDes akhir tahun melalui Musyawarah Desa
Pertanggungjawaban

4.    Sekertaris
Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengelolaan administrasi unit usaha
BUMDes. Diantarnya ;
 Melaksanakan tugas kesekretarisan untuk mendukung kegiatan Direktur
 Melaksanakan administrasi umum kegiatan operasional BUMDes
 Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi administrasi setiap unit
usaha BUMDes
 Melaksanakan administrasi pembukuan keuangan BUMDes
 Menyusun administrasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas
pengelola unit usaha BUMDes
 Mengelola surat menyurat secara umum
 Melaksanakan kearsipan
 Mengelola data dan informasi unit usaha BUMDes.

10
5.    Bendahara

Mempunyai tugas melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan sumber daya


unit usaha BUMDes diantaranya ;

 Melaksanakan kebijakan operasional pengelolaam fungsi keuangan unit usaha


BUMDes
 Melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha BUMDes
 Menyusun pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan unit usaha
BUMDes
 Mengelola gaji dan insentif pengurus unit usaha
 Pengelola belanja dan pengadaan barang/jasa unit usaha BUMDes
 Pengelola penerima keuangan unit usaha BUMDes
 Menyusun laporan pengelolaan keuangan unit usaha BUMDes
 Melapokan posisi keuangan kepada Direktur secara sistematis, dapat
dipertanggung   jawabkan dan menunjukan kondisi keuangan dan kelayakan
BUMDes yang sesungguhnya
 Mengeluarkan uang berdasarkan bukti-bukti yang sah
 Mengatur likwiditas sesuai dengan keperluan
 Menyetorkan uang ke bank setelah mendapatkan persetujuan dari Direktur

6.    Ketua Unit Usaha

Mempunyai tugas membantu Direktur melaksanakan fungsi dan memimpin


pengelolaan sumber daya di unit usaha BUMDes yang dipimpinnya.

 Memimpin unit usaha dan bertanggungjawab kepada Direktur


 Mencari sumber-sumber pendapatan unit usaha dan melaksanakan usaha yang
sesuai dengan kegiatan unitnya
 Melakukan pengendalian dan pembinaan bagi kegiatan kegiatan di unit yang
dipimpinnya serta mengkoordinasikan keluar maupun kedalam  untuk
membangun relasi usaha yang baik
 Mengatur efektifitas kinerja staff di masing-masing unit usaha
 Memberi usul kepada Direktur untuk mengangkat tenaga pendukung dan atau
tenaga teknis yang diperlukan

11
 Melaporkan posisi keuangan kepada Direktur dan Bendahara
 Melakukan koordinasi dengan Aparat Desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan,
Investor, serta kepada pihak pihak lain dalam rangka efektifitas kegiatan unit
usahanya
 Membangun jaringan kerja terhadap pihak-pihak terkait.

7.      Staf Administrasi
 Mengagendakan tata pensuratan
 Mengarsip dalam pesuratan
 Membantu tugas-tugas pelaksana operasional
 Membantu mempersiapkan kegiatan  yang diselenggarakan BUMDes
 Membantu  menyiapkan rapat-rapat di BUMDes
 Melaksanakan Notulen dan membuat daftar hadir dalam setiap rapat

2.4 Mekanisme Pendirian BUM Desa


A. Persiapan Pendirian BUMDes
Aktivitas yang harus dilakukan dalam persiapan pendirian BUMDes,
meliputi:
 mendesain struktur organisasi. BUMDes merupakan sebuah organisasi, maka
diperlukan adanya struktur organisasi yang menggambarkan bidang
pekerjaan apa saja yang harus tercakup di dalam organisasi tersebut. Bentuk
hubungan kerja (instruksi, konsultatif, dan pertanggungjawaban) antar
personil atau pengelola BUMDes;
 menyusun jobelescription (gambaran pekerjaan). Penyusunan jobdescription
bagi setiap pengelola BUMDes diperlukan agar dapat memperjelas peran
dari masing-masing orang. Dengan demikian, tugas, tanggung jawab, dan
wewenang pemegang jabatan tidak terjadi duplikasi yang memungkinkan
setiap jabatan/pekerjaan yang terdapat di dalam BUMDes diisi oleh orang-
orang yang kompeten di bidangnya;
 menetapkan sistem koordinasi. Melalui penetapan sistem koordinasi yang
baik memungkinkan terbentuknya kerja sama antar unit usaha dan lintas desa
berjalan efektif;

12
 menyusun bentuk aturan kerja sama dengan pihak ketiga. Kerja sama dengan
pihak ketiga apakah menyangkut transaksi jual beli atau simpan pinjam
penting diatur ke dalam suatu aturan yang jelas dan saling menguntungkan.
Penyusunan bentuk kerjasama dengan pihak ketiga diatur secara bersama
dengan Dewan Komisaris BUMDes;
 menyusun pedoman kerja organisasi BUMDes. Diperlukan AD/ART
BUMDes yang dijadikan rujukan pengelola dan sesuai dengan prinsip-
prinsip tata kelola BUMDes.
 menyusun desain sistem informasi. BUMDes merupakan lembaga ekonomi
desa yang bersifat terbuka. Untuk itu, diperlukan penyusunan desain sistem
pemberian informasi kinerja BUMDes dan aktivitas lain yang memiliki
hubungan dengan kepentingan masyarakat umum. Sehingga keberadaannya
sebagai lembaga ekonomi desa memperoleh dukungan dari banyak pihak;
 menyusun rencana usaha (business plan). Penyusunan rencana usaha penting
untuk dibuat dalam periode I sampai dengan 3 tahun. Sehingga para
pengelola BUMDes memiliki pedoman yang jelas apa yang harus dikerjakan
dan dihasilkan dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan dan kinerjanya
menjadi terukur;
 menyusun sistem administrasi dan pembukuan. Bentuk administrasi dan
pembukuan keuangan harus dibuat dalam format yang mudah. tetapi mampu
menggambarkan aktivitas yang dijalankan BUMDes. Hakikat dari sistem
administrasi dan pembukuan adalah pendokumentasian informasi tertulis
berkenaan dengan alctivitas BUMDes yang dapat dipenanggungjawabkan.
Dan secara mudah dapat ditemukan. disediakan ketika diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan:
 melakukan proses rekruitmen. Untuk menetapkan orang-orang yang bakal
menjadi pengelola BUMDes dapat dilakukan secara musyawarah. Namun
pemilihannya harus di dasarkan pada kriteria tenentu. Krneria itu
dimaksudkan agar pemegang jabatan di BUMDes mampu menjalankan
tugas-tugasnya dengan baik. Untuk itu. persyaratan bagi pemegang jabatan
di dalam BUMDes penting dibuat oleh Dewan Komisaris. Selanjutnya
dibawa ke dalam forum rembuk desa untuk disosialisasikan dan ditawarkan

13
kepada masyaralcat. Proses selanjutnya adalah melakukan seleksi terhadap
pelamar dan memilih serta menetapkan orang-orang yang paling sesuai
dengan kriteria yang dibuat: serta
 menetapkan sistem penggajian dan pengupahan. Agar pengelola BUMDes
termotivasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. maka diperlukan adanya
sistem imbalan yang dirasakan bemilai. Pemberian imbalan bagi pengelola
BUMDes dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti. pemberian
gaji yang berani pengelola BUMDes menerima sejumlah uang dalam jumlah
yang tetap setiap bulannya. Jumlah yang diterima dapat bervariasi tergantung
dari banyak sedikitnya beban pekerjaan yang harus diselesaikan melalui cara
penawaran. Pemberian insentif jika pengelola mampu mencapai target yang
ditetapkan selama periode tenentu. Besar kecilnya jurrilah uang yang dapat
dibayarkan kepada pengelola.
B. Pendirian BUMDesa
Pendirian BUMDes berdasar pada Perda Kabupaten; diatur berdasarkan
Perdes; satu desa, hanya terdapat satu BUMDes; Pemkab memfasilitasi
pendirian BUMDes; BUMDes dapat didirikan dalam bentuk Usaha Bersama
(UB) atau bentuk lainnya, tetapi bukan Koperasi, PT, Badan Usaha Milik
Daerah, CV, UD atau lembaga keuangan (BPR);
Empat tahapan pendirian BIJMDesn: melakukan rembuk desa guna
membuat kesepakatan pendirian BUMDes; melakukan identifikasi potensi dan
pennintaan terhadap produk (barang dan jasa) yang akan ditawarkan BUMDes;
menyusun AD/ART; dan mengajukan legalisasi badan hukum ke notaris untuk
memperoleh pengesahan;

2.5 Jenis Usaha/Bisnis Yang Bisa Dikembangkan Oleh Bum Desa Dalam Usaha
Untuk Menggali Potensi Yang Di Desa

Jenis-jenis usaha atau bisnis yang dapat dikembangkan oleh BUM Desa
adalah sebagai berikut:
a. Usaha sosial (social business) sederhana yang memberikan pelayanan umum
(serving) kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial. Usaha
ini bersifat usaha ekonomi pelayanan publik yang sifatnya sosial namun

14
bernuansa bisnis kepada masyarakat meskipun kurang memberikan keuntungan
secara maksimal. Contoh dari jenis usaha ini misalnya pengelolaan air minum
desa, listrik desa, lumbung pangan, usaha-usaha terkait sumberdaya lokal dan
teknologi tepat guna.
b. Usaha penyewaan (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa
dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa. Jenis-jenis usaha yang
dapat dilakukan dalam kelompok usaha ini seperti penyewaan alat transportasi,
penyewaan traktor, penyewaan perkakas pesta, penyewaan gedung, penyewaan
ruko/kios, penyewaan tanah milik desa yang sudah diserahkan ke BUM Desa
sebagai Penyertaan Modal Desa, dll.
c. Usaha perantara (brokering) yang memberikan jasa pelayanan kepada warga.
BUM Desa dapat berperan sebagai lembaga pemasaran atas produk-produk
pertanian, perkebunan, peternakan, kerajinan, dll dari masyarakat, agar mereka
tidak kesulitan dalam memasarkan produk dan komoditas mereka.
d. Usaha berproduksi dan/atau berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang
lebih luas. Misalnya pabrik es, sarana produksi pertanian, usaha peternakan,
pengolahan hasil komoditi desa, serta kegiatan bisnis produktif lainnya.
e. Usaha bisnis keuangan (financial business) yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan permodalan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku
usaha ekonomi di Desa, dengan bunga yang lebih rendah dibanding para rentenir
atau bank-bank konvensional, misalnya saja Bank Desa, Lembaga Keuangan
Mikro, Perkreditan Desa, dll.
f. Usaha bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan
masyarakat Desa baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan.
Misalnya saja usaha transportasi desa khususnya untuk desa di wilayah-wilayah
terisolir, kapal desa, desa wisata, pengembangan kerajinan khas desa beskala
menengah, dll.
2.6 Sumber permodalan BUM Desa
Antara lain:
a. Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
b. Modal BUM Desa terdiri atas:

15
a) penyertaan modal Desa; dan
b) penyertaan modal masyarakat Desa.
c. Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a
terdiri atas:
a) hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan
dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
b) bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
c) kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai
kekayaan kolektif Desa dan disalurkan melalui mekanisme APB Desa;
d) aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa.
d. Penyertaan modal masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (2) huruf b berasal dari tabungan masyarakat dan atau simpanan
masyarakat.

16
Bab 3

Penutup
3.1 Kesimpulan
BUM Desa sebagai kekuatan perekonomian baru di desa mempunyai
peran ganda, baik sebagai lembaga komersial (commercial institution) yang
bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) maupun sebagai
lembaga sosial (social institution) yang berpihak kepada masyarakat melalui
usaha-usaha ekonomi yang berbasiskan pemberdayaan. Kegiatan pemberdayaan
berarti kegiatan untuk menjadikan masyarakat lebih berdaya sebagai komunitas.
Mahasiswa dalam perannya sebagai agent of change diharapkan
mampu menginisiasi masyarakat dan pemerintah desa dalam bersinergi
membangun kekuatan ekonomi lokal desa melalui BUM Desa

17
Daftar Pustaka

Peraturan
UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Menteri Desa , PDT dan Transmigrasi No. 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa

Jurnal
Kurniawan. 2016. “Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dalam
Peningkatan Pendaptan Asli Desa (Desa Lnjut Kecamatan Singkep Pesisir
Kabupaten Lingga Tahun 2015”. Jurnal Ilmu Pemerintahan Fakultas Sosial dan
Ilmu Politik.
Ridlwan. 2014. “ Urgensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Dalam
Pembangunan Perekonomian Desa”. Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8 No 3

Internet
Berdesa.com. 4 November 2015. Tujuan Pendirian BUMDesa. Diakses pada 31 Maret
2020, dari http://www.berdesa.com/4-tujuan-pendirian-bumdesa/
Bumdes makmur mandiri. 2017. Struktur dan Tugas BUMDes. Diakses pada 31 Maret
2020, dari http://bumdesmakmurmandiri.blogspot.com/2017/10/struktur-dan-
tugas-pengurus-bumdes.html
Infobumdes.id. 28 Maret 2020. Jenis Usaha BUMDes. Diakses pada 31 Maret 2020,
dari https://infobumdes.id/jenis-usaha-bumdes/

18

Anda mungkin juga menyukai