Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

“PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM


PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS
KEARIFAN LOKAL”

Disusun oleh :

Nama : Anis Kurniasih


NIM : 042123459

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum dapat dipahami bahwa manusia akan selalu berproses untuk
mencapai sebuah tatanan yang ideal. Makna yang terkandung didalamnya
menyangkut tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi menuju
terciptanya manusia yang seutuhnya.
Perkembangan yang ada pada masyarakat tidak bisa terlepas dari realitas
individu. Hal ini berarti bahwa akan terbentuk individu-individu yang berinteraksi dan
pada gilirannya akan membentuk komunikasi tertentu yang menjujung sebuah nilai
dan etika bersama untuk mencapai tujuan bersama. Sehingga keterkaitan antara
individu merupakan suatu keniscayaan dalam ummat atau masyarakat untuk mencapai
kehidupan yang memanusiakan manusia yang mempunyai aturan atau tatanan norma.
Dalam mencapai suatu tatanan pembangunan yang baik, masyarakat dapat
memanfaatkan sumber daya yang ada dan mengenali kearifan local didaerahnya. Di
dalam kearifan local terkandung pula kearifan budaya local. Kearifan budaya local
sendiri adalah pengetahuan local yang sudah sedemikian menyatu dengan system
kepercayaan, norma, dan budaya serta diekspresikamn dalam tradisi dan mitos yang
dianut dalam jangka waktu yang lama.
Maka dari itu saya mengambil tema moralitas di era globalisasi dengan judul
makalah “Partisipasi Masyarakart Dalam Pembangunan Daerah Berbasis Kearifan
Lokal”

B. Rumusan masalah
1. Apa makna pembangunan daerah?
2. Bagaimana peran masyarakat pembangunan daerah berbasis kearifan lokal?
3. Bagaimana meningkatkan mutu pembangunan daerah dengan kearifan lokal?

C. Tujuan masalah
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisa
lebih lanjut tentang partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah dengan
berbasis kearifan lokal.

KAJIAN PUSTAKA

Dalam penyusunan artikel ini saya menggunakan referensi Tesis yang disusun
oleh mahasiswa PROGRAM PASCA SARJANA (PPs) UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI (UIN) sebagai kajian pustaka.
Di dalam tesis tersebut dijelaskan tentang Pengembangan masyarakat pada
dasarnya adalah pembangunan manusia, memang dalam pembangunan dibutuhkan
produksi barang-barang yang menjadi kebutuhan hidup manusia. Tujuan akhir dari
pengembangan masyarakat adalah terwujudnya masyarakat mandiri, maju dan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga menjadi masyarakat yang sejahtera secara
lahir dan bahagia secara batin.
Dalam kearifan local, terkandung pula kearifan budaya local. Kearifan budaya
local sendiri adalah pengetahuan local yang sudah sedemikian menyatu dengan
system kepercayaan, norma, dan budaya serta diekspresikan dalam tradisi dan mitos
yang dianut dalam jangka waktu yang lama. Jadi, untuk melaksanakan pembangunan
disuatu daerah, hendaknya pemerintah mengenal lebih dulu seperti apakah pola pikir
dan apa saja yang ada pada daerah yang menjadi sasaran pembangunan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembangunan Daerah

Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai


pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan
aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara
berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
 Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan
daerah.
 Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah
 Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi)
 Melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tesedia

Tujuan Pembangunan Daerah


 Mengurangi disparsi atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub
daerah serta antara warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
 Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan
 Menciptakan lapangan kerja.
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
 Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat
bagi generasi sekarang dan generasi berkelanjutan.

Masalah Pembangunan Daerah di Negara Berkembang


 Sistem pertanian yang masih tradisional
 Kurangnya dana modal dan modal fiskal
 Peranan tenaga terampil dan berpendidikan
 Pesatnya perkembangan penduduk

Kebijakan Mempercepat Pembangunan


 Kebijakan diversifasi kegiatan ekonomi
 Mengembangkan infrastruktur
 Meningkatkan tabungan dan investasi
 Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
 Mengembangkan institusi yang mendorong pembangunan
 Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan


terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah
yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi
sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah).
Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal
dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja
baru dan merangsang kegiatan ekonomi.Pembangunan ekonomi daerah suatu proses
yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, ahli ilmu
pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.

Perencanaan Pembangunan Daerah. Terdapat 3 perencanaan pembangunan


daerah yaitu :
 Pola dasar pembangunan daerah
Pola dasar pembangunan daerah analog dengan pola dasar yang tercantum
dalam GBHN pada tingkat nasional, berisi garis-garis besar kebijaksanaan atau
strategi dasar pembangunan daerah, baik untuk jangka panjang maupun jangka
pendek.
 Repelita Daerah
Repelita daerah merupakan penjabaran lebih lanjut dari pola dasar
pembangunan daerah yang dinyatakan berlaku dengan surat keputusan Gubernur
Kepala Daerah.
 Rencana tahunan dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)
Rencana tahunan merupakan pedoman penyusunan APBD sedangkan APBD
merupakan tindakan pelaksanaan Repelita daerah, karena itu harus terlihat jelas kaitan
atau hubungan antara anggaran dan repelita, seperti juga halnya hubungan antara
GBHN atau pola dasar dengan repelita atau repelita daerah.

B. Partisipasi Masyarakat Pembangunan Daerah Berbasis Kearifan Lokal


Dalam pelaksanaan pembangunan harus ada sebuah rangsangan dari
pemerintah agar masyarakat dalam keikutsertaannya memiliki motivasi. Menurut
Simatupang (dalam Yuwono, 2001:124) memberikan beberapa rincian tentang
partisipasi sebagai berikut :
a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama
yang dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk
membangun masa depan bersama.
b. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama
diantara semua warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang
beraneka ragam dalam negara pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama
untuk memberikan sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru dari bangsa
kita.
c. Partisipasi tidak hanya berarti mengambil bagian dalam pelaksanaan-
pelaksanaan, perencanaan pembangunan. Partisipasi berarti memberikan sumbangan
agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan kita nilai-nilai kemanusiaan dan
cita-cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.
d. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah pembangunan
yang serasi dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan Nasional dan yang
memelihara alam sebagai lingkungan hidup manusia juga untuk generasi yang akan
datang.
Pendapat Suryono (2001:124) partisipasi merupakan ikut sertanya masyarakat
dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan pembangunan dan ikut memanfaatkan dan
menikmati hasil-hasil pembangunan.
Jadi, untuk melaksanakan pembangunan disuatu daerah, hendaknya
pemerintah mengenal lebih dulu seperti apakah pola pikir dan apa saja yang ada pada
daerah yang menjadi sasaran pembangunan tersebut. Adalah sangat membuang tenaga
dan biaya jika membuat tempat wisata tanpa memberi pembinaan kepada masyarakat
setempat bahwa tempat tersebut adalah “ikon” atau sumber pendapatan yang mampu
menyejahterakan rakyat didaerah itu. Atau lebih sederhananya pembangunan akan
menjadi sia-sia jika pemerintah tidak mengenal masyarakat atau potensi yang tepat
untuk pembangunan di daerah tersebut.

C. Meningkatkan Mutu Pembangunan Daerah Dengan Kearifan Lokal

Peningkatan mutu pembanguan daerah dan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas merupakan tantangan yang cukup besar bagi pembangunan insfrakstruktur
bangsa ini. Karena ketika sumber daya manusia di suatu kawasan melemah akan
berakibat fatal bagi perkembangan sumber daya alam di lingkungan tersebut.
Akibatnya terjadi pencemaran lingkungan, pembalakan liar , dan aksi-aksi lain yang
mengakibatkan kerusakan pada lingkungan, hal semacam inilah yang mesti di tangan
pemerintah untuk meningkatkan mutu yang lebih baik bagi kemajuan bangsa.
Tanpa mencampur adukkan birokrasi dalam hal pembangunan insfrakstruktur
sumber daya manusia dalam lingkungan sekitar. Salah satu metode yang dapat
dikembangkan secara mudah adalah dengan meningkatkan budidaya berkearifan lokal
atau semacam nilai-nilai tradisi yang di yakini oleh masyarakat sekitar semisal dalam
memecahkan masalah, kebiasaan masyarakat lokal adalah dengan cara
bermusyawarah, berdiskusi secara terbuka dan ramah, sehingga proses penyelesaian
sebuah Masalah tidak menimbulkan efek kerugian baik bagi individu-individu lain
maupun kerusakan pada lingkungan sekitar karena dalam proses musyawarah tersebut
terjadi kemufakatan, saling menerima keputusan yang telah ditetapkan.
Kearifan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan
yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain-lain. Sumber daya lain mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah
hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber
daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah (Dedidwitagama,
2007). Di sini dapat kita lihat benag merah bahwa dari kedua pengertian tersebut
dapat disangkal kearifan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan
nilai dari suatu daerah sehingga menjadi produk / jasa atau karya lain yang bernilai
tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif.
Budaya berbasis Kearifan lokal harus dikembangkan dari potensi daerah.
Potensi daerah adalah sumber daya yang dimiliki suatu daerah. Sebagai contoh
potensi kota Batu Jawa Timur Madura dan kawasan lain yang memiliki potensi
budidaya apel dan pariwisata. Pemerintah dan masyarakat kota Batu dapat melakukan
upaya dan program, agar potensi tersebut dapat diangkat menjadi keunggulan lokal
kota Batu sehingga ekonomi di wilayah kota Batu dan sekitarnya dapat berkembang
dengan baik.

Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipercaya
oleh sumber daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man,
Money, Machine, Material, Methode, Marketing and Management(Manajemen
Pengantar 2012 up45 Yogyakarta). Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi,
maka proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian
Agak. Di samping perkembangan oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi
keunggulan lokal harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi dan
perkembangan IPTEK, khususnya teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan
menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk
produk (barang / jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan
komparatif, dan unik.
Dari pengertian kearifan lokal tersebut maka pembangunan Berbasis kearifan
Lokal (PBKL) di lingkungan masyarakat adalah program peningkatan mutu sumber
daya manusia (SDM) yang diselenggarakan pada masyarakat, sesuai dengan
kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya
manusia, geografis, budaya , historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat
dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat
masyarakat di lingkungan sekitar.
Proses pengembangan sumber daya manusia akan menjadi lebih menarik,
memberi kegairahan pada semangat masyarakat, jika masyarakat dapat melihat
manfaat, makna dari peningkatan mutu sumber daya manusia menghadapi berbagai
masalah kehidupan yang dihadapinya saat ini bahkan di masa depan. Proses
peningkatan mutu sumber daya alam sekalipun akan memberikan suasana yang
menyenangkan ( pembelajaran yang menyenangkan ) jika berkaitan dengan potensi,
minat, hobi, bakat masyarakat dan penerimaan masyarakat, bahwa apa yang
lakukannya akan berguna bagi kehidupan kehidupannya di masa depan (kontekstual).
Karena masyarakat merasa mendapatkan keterampilan yang berharga untuk
menghadapi hidup. Jadi pada intinya potensi daerah atau keunggulan lokal adalah
potensi kontekstual yang dapat diangkat sebagai bahan pembelajaran yang menarik di
lingkungan masyarakat. Maka dari itu untuk meningkatkan pembangunan serta
kesejahteraan rakyat dalam hal otonomi daerah, sudah semestinya kita semua bisa
mengembangkan budidaya berkearifan lokal sebagai embrio bangsa yang bermutu.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Terkait pembahasan diatas maka kearifan lokal yang ada dapat dikelola
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mencapai tujuan hidup.
Program pengembangan masyarakat juga telah meningkatkan aktifitas
produktif. Banyak masyarakat yang membangun kerjasama yang mendukung
produksi, membantu proses penyimpanan, dan memfasilitasi pemasaran retail
dan barang.
Adapun prinsip-prinsip pokok yang perlu dikembangkan dalam
pemberdayaan sumber daya lokal adalah :
1) Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat
dibuat ditingkat lokal oleh warga masyarakat yang memiliki identitas yang
diakui peranannya sebagai pertisipan dalam proses pengambilan
keputusan pengembangan.
2) Focus utama pemberdayaan sumber daya lokal adalah memperkuat
kemampuan rakyat miskin dalam mengarahkan dan mengatasi asset-aset
yang ada pada masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhannya.
3) Di dalam mencapai tujuan yang mereka tentukan menggunakan teknik
social learning di mana individu-individu berinteraksi satu sama lain
menembus batas-batas oraganisatoris dengan mengacu pada kesadaran
kritis masing-masing.
B. SARAN

Upaya pembangunan daerah masyarakat diarahkan kepada penyediaan


kesempatan yang merata diarahkan (berimbang) dan adil dalam pemanfaatan
sumberdaya alam untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Manfaat
pengembangan masyarakat seyogianya dapat dinikmati oleh sebagian besar
lapisan masyarakt, mengurangi ketimpangan social antar wilayah, antar
golongan, dan antar gender.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.com/url?
q=http://repository.radenintan.ac.id/4507/1/TESIS.pdf&usg=AFQjCNGpWeSt
qD24xGAx2YrlDdU5Qgu7Cw
2. https://yumeikochi.wordpress.com/2011/05/16/pembangunan-daerah/
3. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/teori-partisipasi-konsep-partisipasi-
masyarakat-dalam-pembangunan-menurut-para-ahli-10

Anda mungkin juga menyukai