Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan Dana Desa yang
bersumber dari Angggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selama tiga tahun (2014, 2015, dan
2016) terhadap pembangunan Kampung Hidup Baru Distrik Tanah Miring
Kabupaten Merauke. Dampak pembangunan yang dimaksud adalah
pembangunan baik secara fisik maupun non fisik. Data diperoleh melalui
teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dana Desa yang digulirkan oleh pemerintah yang diperoleh selama tiga tahun
(2014, 2015 dan 2016) membawa dampak pembangunan yang signifikan baik
secara fisik maupun non fisik. Hasil analisis data primer dan survey lokasi
penelitian menunjukkan bahwa pembangunan secara fisik dan non fisik mulai
nampak dan terasa oleh masyarakat Kampung Hidup Baru dengan adanya
alokasi Dana Desa tersebut. Pembangunan fisik khususnya terlihat bahwa
sebelum adanya program pemerintah tentang alokasi Dana Desa sarana dan
prasarana dan fasilitas pemerintah kampung belum ada bahkan tidak ada,
namun dengan adanya alokasi Dana Desa sehingga terlihat sudah ada
pembangunan sarana dan prasarana dan fasilitas pemerintah kampung.
Pendahuluan
METODE PENELITIAN
Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan data
primer dan data sekunder. Data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif. Sebelum data diolah dan
disimpulkan data terlebih dahulu direduksi atau disortir data mana yang digunakan dan data
mana yang tidak perlu diolah karena tidak relevan dengan tujuan penelitian. Data yang
disortir adalah laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Nasional atau Dana Desa dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah atau Alokasi
Dana Desa selama tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada hakekatnya pembangunan di daerah bertujuan untuk mensejahteraan rakyat.
Kesejahteraan rakyat hendaknya dilihat dari kampung yang merupakan basis untuk
pengukuran keberhasilan pembangunan sampai pada tingkat nasional.
Propinsi Papua, program pembangunan sudah banyak diimplementasikan namun belum
optimal maka dikeluarkan suatu undang-undang untuk mengaturnya yakni Undang–undang
No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (OTSUS).
Berdasarkan dasar hukum tersebut di atas maka di Pemerintahan Kabupaten Merauke
sejak 2013 telah dicanangkan sebuah program untuk pembangunan kampung yang dikenal
dengan nama Gerakan Pembangunan Kampungku (GERBANGKU) dan sekarang disebut
dengan nama Dana Desa. Kedua istilah itu sebenarnya tujuannnya sama yakni membangun
kampung yang berada diseluruh wilayah kabupaten Merauke secara adil dan merata.
Visi Kabupaten Merauke yakni Tahun 2011-2016 menjadikan Merauke sebagai Gerbang
Andalan Manusia Cerdas dan Sehat, Gerbang Pangan Nasional, Gerbang Kesejahteraan dan
Kedamaian Hati Nusantara”. Visi tersebut memberikan isyarat bahwa sumber daya manusia
perlu ditingkatkan dan menjadi fokus utama bagi kepala daerah dan jajarannya. Karena
dengan manusia yang cerdas dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan kesejahtraannya
sendiri dan orang lain. Analisis penggunaan anggaran dana Desa dilakukan secara berturut-
turut yakni pertama: Analisis Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana
Desa (APBD) Terhadap Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2014. Kedua, Analisis
Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa (APBD) Terhadap
Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2015. Ketiga, Analisis Penggunaan Anggaran
Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa (APBD) Terhadap Pembangunan Kampung
Hidup Baru Tahun 2016.
Pertama. Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa (APBD)
Terhadap Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2014. Permohonan anggaran dana
untuk pembangunan kampung melalui program Gerakan Membangunan Kampungku
(Gerbangku) tahun 2014 dilakukan melalui dua tahap yakni tahap pertama tanggal 17 Agustus
2014 senilai Rp.234.740.000,- dan tahap kedua tanggal 2 Desember 2014 Rp.192.060.000,-.
Permasalahan atau hambatan terkait dengan proses usulan dan pencairan dana program BK3
pada kampung Hidup Baru Disttik Tanah Mring Kabupaten Merauke tidak mengalami
hambatan sehingga usulan pertama dan usulan kedua semuanya dapat terealisasi.
Alokasi anggaran dana bantuan kampung yang disalurkan oleh pemerintah kabupaten
Merauke melalui bank Papua kepada: Kampung: Hidup Baru, Distrik: Tanah Miring, Nomor
Rekening: 4981-.01-0033648-53-4, dengan nilai: Rp.426.800.000,-
Dari alokasi anggaran dana bantuan kampung di atas semuanya telah digunakan senilai
Rp.426.800.000,- Penggunaan dana alokasi tersebut dalam tahun 2014 dalam 3 bidang yakni
Bidang Operasional, Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Bidang Infrastruktur.
Rincian penggunaan anggaran dana pembangunan kampung tahap pertama dan kedua
adalah sebagai berikut: (1) Bidang operasional kampung seniai: Rp.74.690.000,- Dalam
bidang operasional kampung pemanfaatannya berupa: tunjangan Tim Pelaksana Kegiatan
(TPK), operasional pemerintah kampung dan TPK, biaya rapat dan kegiatan kampung,
seragam LINMAS dan perjalanan dinas. (2)Bidang pemberdayaan masyarakat, untuk:
Pemberdayaan ekonomi masyarakat Rp. 27.800.000,- Pemberdayaan ekonomi masyarakat
pemanfaatannya berupa: pengadaan terop pesta, power sond system, warlles waeffi, mick dan
transportasi pengadaan. Kegiatan sosial kemasyarakatan Rp. 46.470.000,-. Kegiatan sosial
kemasyarakatan berupa: bantuan karang taruna, bantuan kesenian alat musik tradisional,
bantuan Gereja dan Mesjid tempat wudu.
Bantuan pendidikan Rp.24.100.000,- Dibidang pendidikan pengembangan yang dilakukan
adalah berupa insentif guru PAUD 12 bulan, insentif guru SD 12 bulan, insentif guru SMK 12
bulan, APE dalam PAUD dan trasnportasi pengadaan .
Bantuan kesehatan Rp. 25.584.000,- Dalam bidang kesehatan dalam hal ini untuk
peningkatan kualitas kesehatan berupa: Insentif kader posyandu 13 orang, PMT posyandu
PMT gizi buruk 6 balita PMT ibu hamil 6 bumil, bantu PUSKESMAS SP 7 dan transportasi
pengadaan. Pemberdayaan perempuan Rp.14.756.000,- Dalam hal pemberdayaan perempuan
berupa: pengadaan pengeras suara, pengadaan meja, program bahan kursus menjahit, insentif
mengajar menjahit dan alat-alat dapur ibu-ibu PKK. (3)Bidang infrastruktur
Rp.213.400.000,- Pembangunan dalam bidang infrastruktur berupa: perehapan badan jalan 6
km, pengadaan kendaraan dinas, pengadaan ORARI, pembuatan gudang balai kampung dan
bantuan pembangunan Gereja. Dokumen terkait dengan anggaran pembangunan kampung
melalui program gerakan pembangunan kampungku tahun 2014 adalah: SK kepala kampung
tentang penetapan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) kampung program gerakan pembangunan
kampungku tahun 2014, usulan program prioritas pembangunan kampung (B3K) 2014,
Rencana Kerja Pembangunan Kampung (RKPK) tahun 2014,. Berita acara musyawarah
kampung (BAP), rekening pemerintah kampung, RAB pelaksanaan program dan kegiatan
kampung (100%), buku kas, kwitansi bermetarai cukup dan bukti kegiatan berupa foto[5].
Kedua, Analisis Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa
(APBD) Terhadap Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2015. Pada tahun 2015
anggaran dana kampung untuk pembangunan kampung diperoleh dari dana kampung senilai
Rp.315.653.625,- dan alokasi dana kampung berjumlah Rp. 720.354.198,-. Realisasi dana
kampung senilai Rp. 252.522.900,- sehingga surplus Rp.63.130.725,- sedangkan realisasi
dana pembangunan kampung yang berasal dari alokasi dana senilai Rp.576.283.358,-
sehingga surplus Rp.144.070.840,-
Menurut laporan realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja kampung
semester akhir tahun 2015 dapat diketahui bahwa dari kedua sumber dana yang diperoleh
telah dipergunakan untuk pembangunan seperti: Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
Kampung, Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kampung, dan Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan. Berdasarkan hasil analisis laporan realisasi anggaran tersebut dikatakan
bahwa sumber dana yang diperoleh dari dana desa dan alokasi dana telah dimanfaatkan untuk
pembangunan baik nonfisik maupun fisik pembangunan. Pembangunan Bidang
Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung seperti tale 1 di bawah ini:
Tabel 1.
Pembiayaan Pembangunan Bidang Penyelenggaraan pemerintahan Kampung,
Angaran tahun 2015
JUMLAH
NO KETERANGAN
ANGGARAN
1 Belanja Pegawai Rp 62,700,000
2 Belanja ATK & Opersional Rp 74,317,023
3 Belanja Pengadaan Dokumen Rp 5,300,000
4 Belanja Operasional Bamuskam Rp 2,625,000
5 Opersional RT/RW Rp 27,000,000
6 Musyawarah Kampung Rp 3,120,000
7 Pengelolaan Informasi Kampung Rp 9,923,000
8 penyelenggaraan perencanaan kampung Rp 21,250,000
9 pelaksanaan Teknipengelolaan kegiatan kampung (PT.PKK) Rp 6,150,000
Tabel 2.
Pembiayaan Pembangunan Bidang Penyelenggaraan pemerintahan Kampung,
Angaran tahun 2015
JUMLAH
NO KETERANGAN
ANGGARAN
1 Pembangunan pagar kantor Rp 97,835,000
2 Pembangunan kelanjutan gudang kantor kampung Rp 20,646,600
3 Renovasi gedung kantor Rp Rp 108,025,000
4 pembangunan MCK kantor kampung Rp 51,271,000
5 pembangunan papan nama dan tiang bendera Rp 18,507,500
6 pembangunan gorong-gorong RT.01 Rp 31,229,000
7 pembangunan gorong-gorong RT.02 Rp 31,299,000
8 pembangunan gorong-gorong RT.03 Rp 31,299,000
9 pembangunan gorong-gorong RT.08 Rp 31,299,000
110 pembangunan gorong-gorong RT.11 Rp 31,299,000
11 pembangunan gorong-gorong RT.01 Rp 31,299,000
12 pembangunan gorong-gorong RT.06 Rp 31,299,000
Anggaran pembangunan desa tahun 2016 untuk pembangunan Kampung Hidup Baru
tahap kedua sebesar Rp. 629.810.750,-. Anggaran tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Nasional (APBN) yang disebut dengan Dana Desa sejumlah Rp.382.528.000,-
dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) yang disebut dengan Alokasi Dana
Kampung sejumlah Rp247.282.750,-. Dari kedua sumber anggaran untuk bantuan
pembangunan Kampung Hidup Baru tersebut dipergunakan untuk pembangunan dalam 3
bidang yakni Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Kampung, Bidang Pembinaan Masyarakat
dan Bidang Pemberdyaan Masyarakat. Berikut rincian penggunaan anggaran dana kampung
tahun 2016 untuk pembangunan kampung hidup baru yakni Bidang penyelenggaraan
pemerintah kampung mengalokasikan sebesar Rp.97.862.500,-. Bidang operasional kantor
kampung yakni pengadaan dua buah meja biro, operasional kantor kampung berupa
perjalanan dinas, tunjangan pegawai, penyelenggaraan perencanaan kampung dan
pengelolaan keuangan, biaya pengadaan, cetak dan penjilidan, sumber dana ADK. Untuk
Bidang pelaksanaan pembangunan kampung dibagi atas dua bidang yakni: pengecoran jalan
kampung RT.02, sepanjang 600 meter, dan pengecoran jalan kampung RT.03, sepanjang 600
meter. Pembiayaan kedua pekerjaan tersebut berasal dari ADK dan Dana Desa. Pembuatan
papan nama dan tiang bendera kantor kampung berasal dari dana desa sebesar 382.528.000,-
dan dana ADK sejumlah Rp. 5.000.000,-
Bidang pembinaan masyarakat.Bidang pembinaan masyarakat berupa pengadaan atap
Gereja (seng gelombang) yang sedang dibangun dan seng untuk wuwung Gereja. Selain itu
digunakan untuk kegiatan HUT RI tahun 2016. Bidang pembinaan berasal dari ADK dengan
jumlah anggaran sebesar Rp144.420.250,. Penggunaan anggaran dana kampung tahun 2016
dilengkapi pula dengan bukti-bukti berupa: Laporan realisasi semester pertama penggunaan
dana SILPA 2016, Buku kas umum, buku bank tahun 2016, Buku kas pembantu kegiatan dan
buku kas pajak tahun 2016, RAB (Realisasi Anggaran Belanja), SPP dan SPTJB tahun 2016,
SPP (surat perintah pembayaran) dan surat pertanggungjawaban belanja tahun 2016,
Dokumen bukti penggunaan dana, kwitansi, nota dan dokumentaasi [6].
Penggunaan anggaran yang berasal dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara dan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah tersebut sesuai dengan teori pembangunan
menurut[1] yang mengatakan bahwa pembangunan merupakan suatu perubahan menuju pola-
pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan
yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap
lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, serta memungkinkan warganya memperoleh
kontrol yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri.
KESIMPULAN
Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) tahun 2014 lebih
terfokus pada pembangunan infrastruktur mendapat porsi lebih besar yakni Rp.213.400.000,-
dipergunakan antara lain untuk perehapan badan jalan sepanjang 6 Km, pembuatan balai
kampung dan bantuan pembangunan rumah ibadah berupa Gereja. Porsi kedua adalah untuk
kegiatan sosial kemasyarakat antara lain bantuan karang taruna dan bantuan alat kesenian
tradisional.
Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) tahun 2015
pada tahap pertama mendapat alokasi terbanyak adalah bidang penyelenggaraan pemerintahan
kampung yang diperuntukan paling banyak adalah belanja pegawai. Pada bidang pelaksanaan
pembangunan kampung diperuntukan paling banyak adalah pembangunan gorong-gorong
yang terletak di wilayah RT.01, RT.02, RT.03, RT.06, RT.08, RT.11. Pada bidang pembinaan
kemasyarakatan diperuntukan paling banyak adalah penimbunan lapangan bola kaki.
Penggunaan anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) tahun 2016
tahap pertama lebih diprioritaskan pembangunaan lanjutan gorong-gorong yang terletak di
wilayah RT.04, RT.05. RT.07, pembangunan gorong-gorong jalan kuburan 1 dan 2,
pembangunan gorong-gorong RT.01, pembangunan gorong-gorong jalan daerah pertanian,
pembangunan gorong-gorong RT.11, pembangunan gorong-gorong dalam kampung,
pembangunan pengecoran jalan kampung RT.01, RT.02, RT.03, RT.04 dan pembangunan bak
penampung air.
Penggunaan anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD), pada tahun
2016 tahap kedua lebih diprioritaskan untuk pembangunan kampung, antara lain pengecoran
jalan kampung RT.02, dan RT.03. Pembangunan dibidang lain juga nampak, terkait dengan
masalah sosial berupa terop untuk pesta, peralatan dapur bagi ibu-ibu PKK. Pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat juga semakin nampak dengan adanya insentif pegawai dan
perjalanan dinas serta pengadaan fasilitas kantor kampung. Kantor yang telah dianggarkan
secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembangunan dibidang kesehatan
berupa pelayanan gizi bagi anak-anak usia di bawah lima tahun. Bantuan langsung ke
PUSKESMAS yang sudah ada untuk peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pembangunan dibidang pendidikan juga semakin nampak. Pelayanan pendidikan semakin
diperhatikan dengan adanya insentif yang diberikan kepada para guru, mulai dari tingkat
sekolah anak usia dini sampai dengan sekolah menengah tingkat atas.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nasution, Zulkarimen, Komunikasi Pembangunan; Pengenalan Teori dan Penerapannya, edisi
revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
[2] Kemenkeu, “Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/2016
Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan Dan Evaluasi Dana
Desa,” Jakarta, 2016.
[3] H. A. dan N. Deddi, Akuntansi Sektor Publik,. Jakarta: Salemba Empat, 2010.
[4] BPS, “Distrik Tanah Miring Dalam Angka 2016,” Merauke, 2016.
[5] “laporan pertanggungjawaban dana kampung tahun 2014 Kampung Hidup Baru Tahun 2014,”
Merauke, 2014.
[6] “laporan Pertanggunjawaban Dana (APBK) TA. 2016 Kampung Hidup Baru,” Merauke, 2016.