Anda di halaman 1dari 9

Analisis Penggunaan Anggaran Dana Desa Terhadap

Pembangunan Kampung Hidup Baru Distrik Tanah Miring


Kabupaten Merauke
Paulus Peka Hayon, Mohamad Ilham dan Agus Nisfur Romdioni
Akuntansi Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Musamus Merauke
Jl. Kamizaun, Mopah Lama Merauke
pauluspeka@unmus.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan Dana Desa yang
bersumber dari Angggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selama tiga tahun (2014, 2015, dan
2016) terhadap pembangunan Kampung Hidup Baru Distrik Tanah Miring
Kabupaten Merauke. Dampak pembangunan yang dimaksud adalah
pembangunan baik secara fisik maupun non fisik. Data diperoleh melalui
teknik wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dana Desa yang digulirkan oleh pemerintah yang diperoleh selama tiga tahun
(2014, 2015 dan 2016) membawa dampak pembangunan yang signifikan baik
secara fisik maupun non fisik. Hasil analisis data primer dan survey lokasi
penelitian menunjukkan bahwa pembangunan secara fisik dan non fisik mulai
nampak dan terasa oleh masyarakat Kampung Hidup Baru dengan adanya
alokasi Dana Desa tersebut. Pembangunan fisik khususnya terlihat bahwa
sebelum adanya program pemerintah tentang alokasi Dana Desa sarana dan
prasarana dan fasilitas pemerintah kampung belum ada bahkan tidak ada,
namun dengan adanya alokasi Dana Desa sehingga terlihat sudah ada
pembangunan sarana dan prasarana dan fasilitas pemerintah kampung.

Keywords: Anggaran Dana Desa, Pembangunan

Pendahuluan

Pembangunan merupakan suatu perubahan menuju pola-pola masyarakat yang


memungkinkan realisasi dan kon rol terhadap lingkungannya, diri mereka sendiri dan tujuan
politiknya yang lebih baik[1]. Dengan demikian pembangunan bukan hanya dilihat secara
fisik maupun nonfisik. Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat, mulai populer sejak selesainya Perang Dunia II[1].
Pada masa itulah sebagian besar bangsa-bangsa yang tadinya berada di bawah jajahan negara-
negara kolonial, memperoleh kemerdekaan. Era kemerdekaan negara-negara terjajah itu
memang berdekatan waktunya, sehingga lebih dari separuh anggota PBB muncul pada perode
tersebut. Sejak saat itu negara-negara baru mulai membangun negara dan kehidupan
rakyatnya. Pembangunan merupakan suatu kegiatan nyata menuju perubahan yang lebih baik
bila direncanakan dan dianggarkan. Organisasi manapun dalam kegiatannya tidak terlepas
dari anggaran. Anggaran dapat terdiri dari anggaran pendapatan dan anggaran untuk
pembelanjaan atau pembiayaan.
Dalam organisasi pemerintah mulai dari pusat sampai di daerah anggaran pendapatan bisa
berasal dari angaran pendapatan daerah atau anggaran pendapatan nasional atau dikenal
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN). Untuk kemajuan pembangunan
sampai di daerah atau desa pemerintah telah mencanangkan suatu sumber dana yaitu yang
dikenal dengan nama Dana Desa. Menurut[2] pasal 1 mengemukan bahwa dana desa adalah
dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi
desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, hal ini sudah dinyatakan pada
peraturan menteri tersebut pada bab 1 ketentuan umum pasal 1 ayat 8 dikatakan bahwa
anggaran pendapatan dan belanja desa yang selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintah Desa. Dari peraturan menteri tersebut di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa desa atau kampung harus mempunyai anggaran pendapatan dan belanja
desa kampung yang perlu disusun kemudian diajukan ke pemerintah supaya dana desa itu bisa
ditrasnfer dari pemerintah pusat melalui pemerintah kabupaten/kota selanjutnya ditransfer ke
rekening kas desa untuk dimanfaatkan sesuai dengan yang dianggarkan. Menurut peraturan
menteri tersebut yang dimaksud dengan rekening kas desa yang selanjutannya disingkat RKD,
adalah rekening tempat penyimpanan uang pemerintah desa yang menampung seluruh
penerimaan desa dan untuk membayar seluruh pengeluaran desa pada bank yang ditetapkan.
Pembangunan sebuah kampung tidak terlepas dari peran anggaran yang telah disusun
dengan baik oleh aparat desa sebagai amanat dari masyarakat yang memilih mereka. Kinerja
aparat kampung atau desa dinilai baik atau kurang baik tergantung pada bagaimana aparat
kampung atau pemerintah itu memanfaatan dana yang diberikan secara efektif dan efisien.
Hal ini menurut[3] bahwa ukuran kinerja Pemerintah adalah penggunaan dana yang
diberikan dapat dilaksanakan secara efektifitas sehingga dapat terwujud sesuai tujuannya.
Pembangunan berarti perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi
yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat
mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya,
serta memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih baik terhadap diri mereka
sendiri [1].
Kampung Hidup Baru Distrik Tanah Miring yang berbatasan wilayah Utara dengan
kampung Amunkay, Selatan dengan kampung Binalahan, Barat dengan kampung Waninggap
Say dan sebelah Timur dengan kampung Tambat (Distrik Tanah Miring Dalam Angka Tahun
2016, adalah sebuah kampung dimana masyarakatnya adalah para transmigran yang berasal
dari propinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) yang ditransmigrankan sejak tahun 1987)[4].
Jika dilihat sepintas pembangunan secara fisik sudah ada kemajuan ditandai dengan
perumahan yang dulu dibangun oleh pemerintah yang hanya berdinding papan sekarang sudah
direnofasi sendiri menjadi dinding beton. Pembangunan sumber daya manusia juga sudah ada
kemajuan ditandai dengan banyak anak-anak yang melanjutkan sekolahnya sampai ke
perguruan tinggi. Namun pembangunan di bidang sumber daya manusia ini masih belum
terlalu nampak karena banyak juga anak-anak tidak melanjutkan sekolah bahkan tidak sampai
pada tingkat sekolah menengah. Pada hal pembangunan sumber daya manusia lebih
diutamakan karena dengan ilmu yang memadai manusia dapat membangun dirinya dan orang
lain.
Pembangunan di bidang sarana transportasi juga masih sangat memprihatinkan hal ini
ditandai dengan jalan keluar masuk kampung masih belum diaspal sehingga menyulitkan
warga keluar masuk kampung jika musim hujan. Kegiatan bisnis dan angkutan hasil
pertanian menjadi terhambat karena kondisi jalan yang becek dan berlumpur. Mencermati
keadaan seperti ini maka Dana Desa yang dicanangkan oleh pemerintah dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya sehingga pembangunan yang selama ini belum tersentuh bisa teratasi. Tentu
sekali harus dibuatkan anggarannya sehingga dari anggaran itu dapat dikelola untuk
pembangunan sesuai anggaran. Berdasarkan fakta yang telah diuraikan di atas maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan pembangunan
selama ini sejak Dana Desa itu dicanangkan oleh pemerintah.

METODE PENELITIAN

Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan data
primer dan data sekunder. Data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif. Sebelum data diolah dan
disimpulkan data terlebih dahulu direduksi atau disortir data mana yang digunakan dan data
mana yang tidak perlu diolah karena tidak relevan dengan tujuan penelitian. Data yang
disortir adalah laporan pertanggungjawaban penggunaan dana Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Nasional atau Dana Desa dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah atau Alokasi
Dana Desa selama tahun 2014, tahun 2015 dan tahun 2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada hakekatnya pembangunan di daerah bertujuan untuk mensejahteraan rakyat.
Kesejahteraan rakyat hendaknya dilihat dari kampung yang merupakan basis untuk
pengukuran keberhasilan pembangunan sampai pada tingkat nasional.
Propinsi Papua, program pembangunan sudah banyak diimplementasikan namun belum
optimal maka dikeluarkan suatu undang-undang untuk mengaturnya yakni Undang–undang
No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (OTSUS).
Berdasarkan dasar hukum tersebut di atas maka di Pemerintahan Kabupaten Merauke
sejak 2013 telah dicanangkan sebuah program untuk pembangunan kampung yang dikenal
dengan nama Gerakan Pembangunan Kampungku (GERBANGKU) dan sekarang disebut
dengan nama Dana Desa. Kedua istilah itu sebenarnya tujuannnya sama yakni membangun
kampung yang berada diseluruh wilayah kabupaten Merauke secara adil dan merata.
Visi Kabupaten Merauke yakni Tahun 2011-2016 menjadikan Merauke sebagai Gerbang
Andalan Manusia Cerdas dan Sehat, Gerbang Pangan Nasional, Gerbang Kesejahteraan dan
Kedamaian Hati Nusantara”. Visi tersebut memberikan isyarat bahwa sumber daya manusia
perlu ditingkatkan dan menjadi fokus utama bagi kepala daerah dan jajarannya. Karena
dengan manusia yang cerdas dapat bekerja dengan baik untuk meningkatkan kesejahtraannya
sendiri dan orang lain. Analisis penggunaan anggaran dana Desa dilakukan secara berturut-
turut yakni pertama: Analisis Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana
Desa (APBD) Terhadap Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2014. Kedua, Analisis
Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa (APBD) Terhadap
Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2015. Ketiga, Analisis Penggunaan Anggaran
Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa (APBD) Terhadap Pembangunan Kampung
Hidup Baru Tahun 2016.

Pertama. Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa (APBD)
Terhadap Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2014. Permohonan anggaran dana
untuk pembangunan kampung melalui program Gerakan Membangunan Kampungku
(Gerbangku) tahun 2014 dilakukan melalui dua tahap yakni tahap pertama tanggal 17 Agustus
2014 senilai Rp.234.740.000,- dan tahap kedua tanggal 2 Desember 2014 Rp.192.060.000,-.
Permasalahan atau hambatan terkait dengan proses usulan dan pencairan dana program BK3
pada kampung Hidup Baru Disttik Tanah Mring Kabupaten Merauke tidak mengalami
hambatan sehingga usulan pertama dan usulan kedua semuanya dapat terealisasi.
Alokasi anggaran dana bantuan kampung yang disalurkan oleh pemerintah kabupaten
Merauke melalui bank Papua kepada: Kampung: Hidup Baru, Distrik: Tanah Miring, Nomor
Rekening: 4981-.01-0033648-53-4, dengan nilai: Rp.426.800.000,-
Dari alokasi anggaran dana bantuan kampung di atas semuanya telah digunakan senilai
Rp.426.800.000,- Penggunaan dana alokasi tersebut dalam tahun 2014 dalam 3 bidang yakni
Bidang Operasional, Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Bidang Infrastruktur.
Rincian penggunaan anggaran dana pembangunan kampung tahap pertama dan kedua
adalah sebagai berikut: (1) Bidang operasional kampung seniai: Rp.74.690.000,- Dalam
bidang operasional kampung pemanfaatannya berupa: tunjangan Tim Pelaksana Kegiatan
(TPK), operasional pemerintah kampung dan TPK, biaya rapat dan kegiatan kampung,
seragam LINMAS dan perjalanan dinas. (2)Bidang pemberdayaan masyarakat, untuk:
Pemberdayaan ekonomi masyarakat Rp. 27.800.000,- Pemberdayaan ekonomi masyarakat
pemanfaatannya berupa: pengadaan terop pesta, power sond system, warlles waeffi, mick dan
transportasi pengadaan. Kegiatan sosial kemasyarakatan Rp. 46.470.000,-. Kegiatan sosial
kemasyarakatan berupa: bantuan karang taruna, bantuan kesenian alat musik tradisional,
bantuan Gereja dan Mesjid tempat wudu.
Bantuan pendidikan Rp.24.100.000,- Dibidang pendidikan pengembangan yang dilakukan
adalah berupa insentif guru PAUD 12 bulan, insentif guru SD 12 bulan, insentif guru SMK 12
bulan, APE dalam PAUD dan trasnportasi pengadaan .
Bantuan kesehatan Rp. 25.584.000,- Dalam bidang kesehatan dalam hal ini untuk
peningkatan kualitas kesehatan berupa: Insentif kader posyandu 13 orang, PMT posyandu
PMT gizi buruk 6 balita PMT ibu hamil 6 bumil, bantu PUSKESMAS SP 7 dan transportasi
pengadaan. Pemberdayaan perempuan Rp.14.756.000,- Dalam hal pemberdayaan perempuan
berupa: pengadaan pengeras suara, pengadaan meja, program bahan kursus menjahit, insentif
mengajar menjahit dan alat-alat dapur ibu-ibu PKK. (3)Bidang infrastruktur
Rp.213.400.000,- Pembangunan dalam bidang infrastruktur berupa: perehapan badan jalan 6
km, pengadaan kendaraan dinas, pengadaan ORARI, pembuatan gudang balai kampung dan
bantuan pembangunan Gereja. Dokumen terkait dengan anggaran pembangunan kampung
melalui program gerakan pembangunan kampungku tahun 2014 adalah: SK kepala kampung
tentang penetapan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) kampung program gerakan pembangunan
kampungku tahun 2014, usulan program prioritas pembangunan kampung (B3K) 2014,
Rencana Kerja Pembangunan Kampung (RKPK) tahun 2014,. Berita acara musyawarah
kampung (BAP), rekening pemerintah kampung, RAB pelaksanaan program dan kegiatan
kampung (100%), buku kas, kwitansi bermetarai cukup dan bukti kegiatan berupa foto[5].

Kedua, Analisis Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) Dan Alokasi Dana Desa
(APBD) Terhadap Pembangunan Kampung Hidup Baru Tahun 2015. Pada tahun 2015
anggaran dana kampung untuk pembangunan kampung diperoleh dari dana kampung senilai
Rp.315.653.625,- dan alokasi dana kampung berjumlah Rp. 720.354.198,-. Realisasi dana
kampung senilai Rp. 252.522.900,- sehingga surplus Rp.63.130.725,- sedangkan realisasi
dana pembangunan kampung yang berasal dari alokasi dana senilai Rp.576.283.358,-
sehingga surplus Rp.144.070.840,-
Menurut laporan realisasi pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja kampung
semester akhir tahun 2015 dapat diketahui bahwa dari kedua sumber dana yang diperoleh
telah dipergunakan untuk pembangunan seperti: Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
Kampung, Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kampung, dan Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan. Berdasarkan hasil analisis laporan realisasi anggaran tersebut dikatakan
bahwa sumber dana yang diperoleh dari dana desa dan alokasi dana telah dimanfaatkan untuk
pembangunan baik nonfisik maupun fisik pembangunan. Pembangunan Bidang
Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung seperti tale 1 di bawah ini:
Tabel 1.
Pembiayaan Pembangunan Bidang Penyelenggaraan pemerintahan Kampung,
Angaran tahun 2015
JUMLAH
NO KETERANGAN
ANGGARAN
1 Belanja Pegawai Rp 62,700,000
2 Belanja ATK & Opersional Rp 74,317,023
3 Belanja Pengadaan Dokumen Rp 5,300,000
4 Belanja Operasional Bamuskam Rp 2,625,000
5 Opersional RT/RW Rp 27,000,000
6 Musyawarah Kampung Rp 3,120,000
7 Pengelolaan Informasi Kampung Rp 9,923,000
8 penyelenggaraan perencanaan kampung Rp 21,250,000
9 pelaksanaan Teknipengelolaan kegiatan kampung (PT.PKK) Rp 6,150,000

Tabel 2 di bawah ini menunjukkan penggunaan anggaran untuk Pembangunan bidang


pelaksanaan pembangunan kampong.

Tabel 2.
Pembiayaan Pembangunan Bidang Penyelenggaraan pemerintahan Kampung,
Angaran tahun 2015
JUMLAH
NO KETERANGAN
ANGGARAN
1 Pembangunan pagar kantor Rp 97,835,000
2 Pembangunan kelanjutan gudang kantor kampung Rp 20,646,600
3 Renovasi gedung kantor Rp Rp 108,025,000
4 pembangunan MCK kantor kampung Rp 51,271,000
5 pembangunan papan nama dan tiang bendera Rp 18,507,500
6 pembangunan gorong-gorong RT.01 Rp 31,229,000
7 pembangunan gorong-gorong RT.02 Rp 31,299,000
8 pembangunan gorong-gorong RT.03 Rp 31,299,000
9 pembangunan gorong-gorong RT.08 Rp 31,299,000
110 pembangunan gorong-gorong RT.11 Rp 31,299,000
11 pembangunan gorong-gorong RT.01 Rp 31,299,000
12 pembangunan gorong-gorong RT.06 Rp 31,299,000

Pembangunan bidang pembinaan kemasyarakatan meliputi empat bidang yakni


penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban, pembinaan kerukunan umant beragama,
penimbunan lapangan bola kaki, dan bidang pemberdayaan masyarakat, dengan besaran
anggaraan secara berturut-turut Rp.31.080.000,-,Rp.4.800.000,-, Rp.54.920.000, dan
Rp.16.890.000,0 5). Dana tak terduga tidak disianggarkan Pembangunan bidang pembinaan
kemasyarakatan meliputi empat bidang yakni penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban,
pembinaan kerukunan umant beragama, penimbunan lapangan bola kaki, dan bidang
pemberdayaan masyarakat, dengan besaran anggaraan secara berturut-turut Rp.31.080.000,-
,Rp.4.800.000,-, Rp.54.920.000, dan Rp.16.890.000,0 5). Dana tak terduga tidak
disianggarkan.
Laporan pertanggungjawaban anggaran dana desa dan alokasi anggaran dana desa tahun
2015 dilengkapi pula dengan dokumen berupa: buku kas umum dana desa bulan oktober,
Buku kas pembantu oktober, buku pembantu bank bulan oktober, buku pembantu pajak bulan
oktober, buku kas umum dana desa bulan nopember, buku kas pembantu bulan nopember,
buku pembantu bank bulan nopember, buku pembantu pajak bulan nopember, buku kas
umum dana kampung bulan desember, buku kas pembantu bulan desember, buku pembantu
bank bulan desember, buku pembantu pajak bulan desember , nota pesanan barang bulan
November 2015, faktur tagihan bulan November, berita acara serah terima barang bulan
nopember, berita acara pemeriksaan barang, kwitansi pembayaran pasir lokal pembangun
gorong-gorong, kwitansi pembayaran bahan bangunan gorong-gorong RT, surat setoran
pajak (SSP), dokumentasi kegiatan pembangunan kampung berupa pembangunan gorong-
gorong di RT.01, RT.03, RT.08, RT 06, RT, dan dokumentasi kegiatan pemangunan kampung
makanan tambahan gizi anak-anak (PMT).
Ketiga, analisis penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) dan alokasi Dana Desa
(APBD) terhadap pembangunan Kampung Hidup Baru tahun 2016. Anggaran untuk
pembangunan Kampung Hidup Baru tahun 2016 tahap pertama sebesar Rp.417.679.750,-
berasal dari dua sumber yakni berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
(APBN) atau disebut dengan Dana Desa Rp.112.075.000,- dan berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau yang disebut dengan Alokasi Dana Kampung
sebesar Rp.305.604.750,-
Penggunaan sumber dana APBN dan APBD tahun 2016 tahap pertama ini untuk dua
bidang yakni bidang pembangunan yakni Bidang Pembangunan Penyelenggaraan Pemerintah
Kampung sebesar Rp.184.231.250,- dan Bidang Pelaksanaan Pembangunan Kampung Rp.
233.448.500,- dengan rincian a) Dana desa Rp.112.075.000,- dan b) dana ADK sebesar
Rp.121.373.500,- Pembangunan di bidang penyelenggaraan pemerintah kampung dapat
dirinci pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3.
Pembiayaan Pembangunan Bidang Penyelenggaraan
Pemerintah Kampung, Angaran tahun 2015
JUMLAH
NO KETERANGAN
ANGGARAN
1 pembangunan pagar kantor Rp.88.829.500 Rp 88,829,500
2 renovasi gedung kantor Rp.101.772.000,- Rp 101,772,000
3 Pembangunan Rp. 13.781.500,- Rp 13,781,500
4 pembangunan gorong-gorong 4X8 RT.04 Rp 31,348,000
5 pembangunan gorong-gorong 4X8 RT.05 Rp 31,348,000
6 pembangunan gorong-gorong 4X8 RT.06 Rp 31,348,000
7 pembangunan gorong-gorong 4X8 jalan kuburan 1 Rp 31,448,000
8 pembangunan gorong-gorong 4X8 jalan kuburan 2 Rp 31,448,000
9 pembangunan gorong-gorong 4X8 pertanian Rp 33,453,000
10 pembangunan gorong-gorong 2X4 RT.01 Rp 20,461,500
11 pembangunan gorong-gorong 2X4 RT.11 Rp 20,461,500
12 pembangunan gorong-gorong 2X4 dalam kampung Rp 20,461,500
13 pembangunan gorong-gorong 2X4 RT.03 Rp 263,844,000
14 pembangunan pengecoran Jalan kampung 2X4 dalam kampung TR.02 Rp 244,919,000
15 pembangunan pengecoran Jalan kampung 2X4 dalam kampung TR.01 Rp 244,919,000
16 pembangunan pengecoran Jalan kampung 2X4 dalam kampung TR.04 Rp 150,630,000
17 Pembangunan Bak Penampungan Air 4 x6 Rp 37,115,725
18 Pembangunan POSKO Kesehatan Posyandu Rp 26,605,000
19 Pembangunan POSKO Kesehatan Posyandu Rp 72,528,000
20 pembangunan Pendidikan PAUD Rp 83,750,000
21 Pembinaan Kemasyrakatan Rp 216,656,500
22 pemberdayaan Masyarakat Rp 27,500,000

Laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang bersumber dari Anggaran


Pendapatan Dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah dilengkapi
pula dengan dokumen-dokumen pendukung seperti berikut ini: Laporan realisasi semester
pertama pengggunaan dana silpa tahun 2016, Buku kas umum, buku bank tahun 2016, buku
kas pembantu kegiatan dan buku kas pembantu pajak tahun 2016, Rencana anggaran dan
biaya (RAB), SSP dan SPTJB tahun 2016, SPP (surat perintah pembayaran) dan surat
pertanggungjawaban belanja tahun 2016 dan Dokumen bukti penggunaan dana, kwitansi, nota
dan dokumentasi[6]

Anggaran pembangunan desa tahun 2016 untuk pembangunan Kampung Hidup Baru
tahap kedua sebesar Rp. 629.810.750,-. Anggaran tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Nasional (APBN) yang disebut dengan Dana Desa sejumlah Rp.382.528.000,-
dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) yang disebut dengan Alokasi Dana
Kampung sejumlah Rp247.282.750,-. Dari kedua sumber anggaran untuk bantuan
pembangunan Kampung Hidup Baru tersebut dipergunakan untuk pembangunan dalam 3
bidang yakni Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Kampung, Bidang Pembinaan Masyarakat
dan Bidang Pemberdyaan Masyarakat. Berikut rincian penggunaan anggaran dana kampung
tahun 2016 untuk pembangunan kampung hidup baru yakni Bidang penyelenggaraan
pemerintah kampung mengalokasikan sebesar Rp.97.862.500,-. Bidang operasional kantor
kampung yakni pengadaan dua buah meja biro, operasional kantor kampung berupa
perjalanan dinas, tunjangan pegawai, penyelenggaraan perencanaan kampung dan
pengelolaan keuangan, biaya pengadaan, cetak dan penjilidan, sumber dana ADK. Untuk
Bidang pelaksanaan pembangunan kampung dibagi atas dua bidang yakni: pengecoran jalan
kampung RT.02, sepanjang 600 meter, dan pengecoran jalan kampung RT.03, sepanjang 600
meter. Pembiayaan kedua pekerjaan tersebut berasal dari ADK dan Dana Desa. Pembuatan
papan nama dan tiang bendera kantor kampung berasal dari dana desa sebesar 382.528.000,-
dan dana ADK sejumlah Rp. 5.000.000,-
Bidang pembinaan masyarakat.Bidang pembinaan masyarakat berupa pengadaan atap
Gereja (seng gelombang) yang sedang dibangun dan seng untuk wuwung Gereja. Selain itu
digunakan untuk kegiatan HUT RI tahun 2016. Bidang pembinaan berasal dari ADK dengan
jumlah anggaran sebesar Rp144.420.250,. Penggunaan anggaran dana kampung tahun 2016
dilengkapi pula dengan bukti-bukti berupa: Laporan realisasi semester pertama penggunaan
dana SILPA 2016, Buku kas umum, buku bank tahun 2016, Buku kas pembantu kegiatan dan
buku kas pajak tahun 2016, RAB (Realisasi Anggaran Belanja), SPP dan SPTJB tahun 2016,
SPP (surat perintah pembayaran) dan surat pertanggungjawaban belanja tahun 2016,
Dokumen bukti penggunaan dana, kwitansi, nota dan dokumentaasi [6].

Penggunaan anggaran yang berasal dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara dan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah tersebut sesuai dengan teori pembangunan
menurut[1] yang mengatakan bahwa pembangunan merupakan suatu perubahan menuju pola-
pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan
yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap
lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, serta memungkinkan warganya memperoleh
kontrol yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri.

KESIMPULAN

Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) tahun 2014 lebih
terfokus pada pembangunan infrastruktur mendapat porsi lebih besar yakni Rp.213.400.000,-
dipergunakan antara lain untuk perehapan badan jalan sepanjang 6 Km, pembuatan balai
kampung dan bantuan pembangunan rumah ibadah berupa Gereja. Porsi kedua adalah untuk
kegiatan sosial kemasyarakat antara lain bantuan karang taruna dan bantuan alat kesenian
tradisional.
Penggunaan Anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) tahun 2015
pada tahap pertama mendapat alokasi terbanyak adalah bidang penyelenggaraan pemerintahan
kampung yang diperuntukan paling banyak adalah belanja pegawai. Pada bidang pelaksanaan
pembangunan kampung diperuntukan paling banyak adalah pembangunan gorong-gorong
yang terletak di wilayah RT.01, RT.02, RT.03, RT.06, RT.08, RT.11. Pada bidang pembinaan
kemasyarakatan diperuntukan paling banyak adalah penimbunan lapangan bola kaki.
Penggunaan anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD) tahun 2016
tahap pertama lebih diprioritaskan pembangunaan lanjutan gorong-gorong yang terletak di
wilayah RT.04, RT.05. RT.07, pembangunan gorong-gorong jalan kuburan 1 dan 2,
pembangunan gorong-gorong RT.01, pembangunan gorong-gorong jalan daerah pertanian,
pembangunan gorong-gorong RT.11, pembangunan gorong-gorong dalam kampung,
pembangunan pengecoran jalan kampung RT.01, RT.02, RT.03, RT.04 dan pembangunan bak
penampung air.
Penggunaan anggaran Dana Desa (APBN) dan Alokasi Dana Desa (APBD), pada tahun
2016 tahap kedua lebih diprioritaskan untuk pembangunan kampung, antara lain pengecoran
jalan kampung RT.02, dan RT.03. Pembangunan dibidang lain juga nampak, terkait dengan
masalah sosial berupa terop untuk pesta, peralatan dapur bagi ibu-ibu PKK. Pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat juga semakin nampak dengan adanya insentif pegawai dan
perjalanan dinas serta pengadaan fasilitas kantor kampung. Kantor yang telah dianggarkan
secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembangunan dibidang kesehatan
berupa pelayanan gizi bagi anak-anak usia di bawah lima tahun. Bantuan langsung ke
PUSKESMAS yang sudah ada untuk peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Pembangunan dibidang pendidikan juga semakin nampak. Pelayanan pendidikan semakin
diperhatikan dengan adanya insentif yang diberikan kepada para guru, mulai dari tingkat
sekolah anak usia dini sampai dengan sekolah menengah tingkat atas.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Nasution, Zulkarimen, Komunikasi Pembangunan; Pengenalan Teori dan Penerapannya, edisi
revisi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
[2] Kemenkeu, “Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/2016
Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan Dan Evaluasi Dana
Desa,” Jakarta, 2016.
[3] H. A. dan N. Deddi, Akuntansi Sektor Publik,. Jakarta: Salemba Empat, 2010.
[4] BPS, “Distrik Tanah Miring Dalam Angka 2016,” Merauke, 2016.
[5] “laporan pertanggungjawaban dana kampung tahun 2014 Kampung Hidup Baru Tahun 2014,”
Merauke, 2014.
[6] “laporan Pertanggunjawaban Dana (APBK) TA. 2016 Kampung Hidup Baru,” Merauke, 2016.

Anda mungkin juga menyukai