PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
LARA ARYANTI
NIM : 1730403047
BAB I
PENDAHULUAN
anggaran. (Pemendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 2). Dalam pelaksanaan
pengelolaan alokasi dana desa pemerintah desa beserta tokoh masyarakat
sebagai perwakilan masyarakat akan ikut serta dalam pengambilan keputusan.
Hal ini bertujuan agar segala keputusan atas perencanaan dalam pengelolaan
alokasi dana desa diarahkan ke tempat yang seharusnya. Peran tokoh
masyarakat sebagai perwakilan masyarakat desa berguna untuk melihat
permasalahan masyarakat lebih dalam guna dilaporkan secara detail apa saja
keterbatasan desa yang harus diperbaiki. Selain itu tokoh masyarakat juga
berguna untuk melihat dan mengawasi pengelolaan alokasi dana desa
sehingga tidak terjadi penyalahgunaan anggaran. Sebagai masyarakat yang
berperan aktif dalam perkembangan desa maka ditunjuklah beberapa
perwakilan masyarakat dalam melakukan musyawarah desa bersama dengan
pemerintah desa. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dana desa dapat
melibatkan beberapa stakeholder seperti karang taruna, tim penggerak PKK,
Badan Pemusyawaratan Desa (BPD), Niniak Mamak/Tokoh Masyarakat dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Nagari. Hal ini dilakukan agar
pengelolaan alokasi dana desa digunakan sesuai dengan aturan dan undang-
undang yang berlaku. Sehingga tindakan penyalahgunaan anggaran alokasi
dana desa dapat dihindari, atau jika kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
alokasi dana desa dapat dimusyawarahkan dan diarahkan kearah yang lebih
tepat dan benar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Laporan pertanggungjawaban pemerintah desa berpengaruh terhadap
pengelolaan alokasi dana desa di Nagari Lansek Kadok Kecamatan Rao
Selatan Kabupaten Pasaman.
2. Pengawasan kinerja pemerintah desa berpengaruh terhadap pengelolaan
alokasi dana desa di Nagari Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan
Kabupaten Pasaman.
3. Kendala yang mempengaruhi pengelolaan alokasi dana desa yang sering
dihadapi oleh kepala desa selaku pemimpin pemerintah desa.
4. Strategi yang digunakan pemerintah desa dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat baik dalam infrastruktur maupun pelayanan.
5. Pertanggungjawaban pemerintah desa dan pengawasan stakeholder
berpengaruh terhadap pengelolaan alokasi dana desa di Nagari Lansek
Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman.
C. Batasan Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
G. Definisi Operasional
1. Pengelolaan adalah suatu teknik dari perencanaan atas penemuan suatu
masalah yang mungkin timbul di masa yang akan datang, yang
mempunyai hubungan penting di dalam pencapaian dan pelaksanaan
dari pada tujuan organisasi.
2. Alokasi dana desa adalah dana perimbangan yang diperoleh dari
anggaran dan pendapatan belanja nagari yang berasal dari dana bagi
9
hasil pajak dan sumber daya alam ditambah dana alokasi umum
setelah dikurangi dana belanja pegawai, paling sedikit 10% (sepuluh
persen). (Perda Kabupaten Pasaman No 8 Tahun 2007).
3. Pertangggungjawaban adalah alat untuk melaksanakan strategi dan
program-program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan
stratejik. Melalui pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan
jika telah disahkan anggaran dikomunikasikan kepada manajer level
menengah dan bawah untuk dilaksanakan.
4. Pengawasan adalah pencegahan atau untuk memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidak-sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang
tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Akuntansi Pemerintah Daerah
4. Pelaksanaan
5. Pertanggungjawaban
sering kali ada akan tetapi tidak dapat diukur atau hanya dapat
diukur secara fisik tidak dalam nilai rupiahnya. Contoh:
Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
b. Pusat pendapatan (revenue center) adalah pusat
pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan
pendapatan yang dihasilkan. Contoh: pusat pendapatan adalah
Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
c. Pusat laba (profit center) adalah pusat pertanggungjawaban yang
membandingkan input (expense) dengan output (revenue) dalam
satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang
dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik
PEMDA, bandara dan pelabuhan.
d. Pusat investasi (investment center) adalah pusat
pertanggungjawaban yang berisi prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang
ditanam pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Contoh pusat investasi adalah Departement Riset dan
Pengembangan dan Balitbang. (Mardiasmo, 2018: 57-58).
6. Pengawasan
B. Penelitian Terdahulu
evaluasi yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun. (4) Sistem Akuntabilitas
dalam pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di 9 Desa kecamatan
Rogojampi telah berlangsung sebesar 87,5 %, dan mendapat nilai AA. Artinya
sistem akuntabilitas dalam pertanggungjawaban telah berlangsung dengan
memuaskan, dengan merekap setiap kegiatan dalam bentuk laporan yang telah
ditentukan berdasarkan Prosedur yang telah ditetapkan.
C. Kerangka Berpikir
Pertanggungjawaban
(X1)
Pemerintah Desa
Pengelolaan
Alokasi Dana Desa
(Y)
Pengawasan
(X2)
Stakeholder
Keterangan:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Chandra Kusuma Putra, Ratih Nur
Pratiwi, Suwondo (2013) Pengawasan dalam pelaksanaan program ADD
terdiri dari 3 jenis pengawasan. Pertama, pengawasan fungsional yakni
pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Malang maupun
Kecamatan Singosari yang berupa pelaporan, seharusnya dilakukan setiap
bulan (Laporan Berkala) dan setiap akhir tahun (SPJ), namun pada
pelaksanaannya hanya dilakukan 3 kali dalam satu tahun. Kedua, pengawasan
secara melekat yaitu pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung
melalui struktur organisasi pemerintah desa, dalam hal ini dilaksanakan oleh
Kepala Desa, perangkat desa dan masing-masing ketua pelaksana kegiatan.
Ketiga, pengawasan langsung oleh masyarakat, faktanya belum terjadi
pengawasan secara langsung oleh masyarakat dalam pengelolaan ADD. Hal
tersebut terjadi dikarenakan ketidak pahaman masyarakat akan adanya
program ADD. Sedangkan pertanggungjawaban ADD terdiri dari dua jenis
pertanggungjawaban. Pertama, pertanggungjawaban administrasi sebenarnya
sudah dilakukan secara tepat, yakni dilaksanakan 3 kali dalam satu tahun
yakni pada saat untuk pencairan ADD tahap selanjutnya. Kedua,
pertanggungjawaban secara langsung kepada masyarakat belum terjadi karena
keterbukaan oleh pemerintah desa sebagai pengelola ADD kepada masyarakat
dalam bentuk informasi penggunaan dana ADD sangat rendah.
D. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Tabel 3.1
Kelompok Responden
No Responden Anggota
1. Pemerintah Desa 20
2. Badan Pemusyawaratan Desa 9
3. Tim Penggerak PKK 30
4. Karang Taruna 35
5. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Nagari 9
6. Niniak Mamak/Tokoh Masyarakat 45
Jumlah 148
Sumber: Wali Nagari Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten
Pasaman
Menurut Sugiyono (2011:81) menyatakan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
(Mahir & Avian, 2016: 4). Karena jumlah populasi dalam penelitian diketahui
maka pengambilan jumlah sampel penulis menggunakan rumus Slovin lihat
(Sevilla 1994) seperti berikut:
Keterngan:
n = ukuran sampel
( )
E. Pengembangan Instrumen
1. Penyusunan Instrumen Angket
Tabel 3.2
Skor kuisoner
No Sikap Responden Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2017: 108)
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No
Variable Teori Indicator
Item
Pertanggungjawaban Pertangggungjawaban adalah Pencapaian 1
(X1) alat untuk melaksanakan strategi Strategi 2
dan program-program yang telah
diseleksi melalui proses Kinerja 1
perencanaan stratejik. Prestasi 1
(Mahmudi, 2015: 74) Pelayanan 1
44
Misi 3
Pengawasan Pengawasan adalah segala keg Program 1
(X2) iatan untuk menjamin agar Intensitas 2
pengumpulan-pengumpulan
pendapatan daerah, dan Evaluasi 1
pembelanjaan pengeluaran- Tindak lanjut 1
pengeluaran daerah berjalan Kualitas 1
sesuai dengan rencana, aturan-
aturan, dan tujuan yang telah Jadwal 1
ditetapkan. (Abdul, 2002:51) Resiko 1
Biaya 1
Pemantauan 1
Pelaporan 1
Pengelolaan Alokasi Perencanaan adalah suatu Tujuan 3
Dana Desa aktivitas integrative yang Keterkaitan 3
berusaha memaksimumkan
efektivitas seluruhnya dari suatu Sistematis 1
organisasi sebagai suatu system, Anggaran 3
sesuai dengan tujuan yang ingin Jadwal 1
di capai. (Yusuf & Eka, 2019:
42) Program 2
Pengembangan 1
Pelaksanaan dan penatausahaan Proses 3
merupakan tahapan setelah Omset 4
perencanaan pembangunan desa.
Dalam pelaksanaan ini akan Pemanfaatan 4
menentukan seberapa jauh Relevansi 1
organisasi tersebut telah berhasil Target 1
melakukan pengelolaan
keuangan. Ketertiban 2
(Komang dkk, 2018: 7)
Sumber : (Sugiyono, 2018: 112)
b. Uji Multikolinieritas
Y = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Pengelolaan Alokasi Dana Desa (variable independen/bebas)
a = Intersep
b = Koefisien Variable X
X1 = Pertanggungjawaban (variable dependen/terikat)
X2 = Pengawasan (variable dependen/terikat). (Husein, 2008: 117)
2. Uji Hipotesis
47
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hamali, Yusuf & Budihastuti, Eka Sari. 2019. Pemahaman Praktis Adiministrasi,
Organisasi, dan Manajemen: Strategi Mengelola Kelangsungan Hidup
Organisasi. Jakarta: Kencana.
Mahartani, Komang Lia. Dkk. (2018). Implementasi Permendagri 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Dana Desa (Studi Kasus pada Desa Jinengdalem, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Universitas
Pendidikan Ganesha Vol 9 No 2.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
Pradana, Mahir & Reventiary, Avian. (2016). Pengaruh Atribut Produk terhadap
Keputusan Pembelian Sepatu Merek Customade (Studi di Merek Dagang
Customade Indonesia). Jurnal Manajemen Vol 6 No 1.
Putra, Chandra Kusuma. Dkk. (2013). Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam
Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi pada Desa Wonorejo Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi Publik Vol 1 No 6.
Standar Akuntansi Pemerintahan (PP RI No. 24 Th. 2005). Jakarta: Sinar Grafika.
Ulum, Ihyaul. 2009. Audit Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wida, Siti Ainul. Dkk. (2017). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
di Desa-desa Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ekonomi
Bisnis dan Akuntansi Vol 4 No 2.
Lampiran : Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth:
Di Tempat
Dengan Hormat,
NIM 1730403047
Jurusan : Akuntansi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Batusangkar
Memohon kesediaan dari Bapak/Ibu/Sdr/I untuk kiranya dapat berpartisipasi dalam mengisi
kuesioner penelitian ini, berkaitan dengan penyusunan skripsi yang saya lakukan dalam rangka
menyelesaikan program studi Akuntansi Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pemerintah
desa. Oleh karena itu mohon kesediaannya untuk mengisi/menjawab kuesioner ini dengan
sejujur-jujurnya. Kuesioner ini hanya untuk kepentingan skripsi tidak untuk
dipublikasikan, dan kerahasiaan data yang diisi akan tetap di jaga.
Atas kerjasama yang baik dan kesungguhan Bapak/Ibu/Sdr/I dalam mengisi kuesioner
ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Lara Aryanti
NIM 1730403047
KUESIONER PENELITIAN
Identitas Responden
D3 S1 S2
Lain-lain
5. Jabatan :
6. Pengalaman Kerja : Tahun
7. Nama Desa :
Petunjuk Pengisian
Pilihlah jawaban dibawah ini dengan memberi tanda checklist (√) pada salah satu
jawaban yang paling mendekati pendapat anda
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Siklus pengelolaan dana desa sesuai dengan
Permendagri 113 tahun 2014 tentang pedoman
pengelolaan keuangan desa.
2. Pelaporan keuangan desa sesuai dengan standar
yang berlaku.
3. Format laporan pertanggungjawaban desa sesuai
dengan aturan yang berlaku.
4. Tugas pokok yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Desa sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
5. Pengelolaan dana desa dilakukan secara
tsransparan, akuntabel, partisipatif dan tertib.
Sumber: Ulfah Waladiyah (2018)
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Masyarakat (Publik) selalu mengawasi proses dan
pertanggungjawaban terkait pengelolaan keuangan
desa.
2. Pertanggungjawaban kepada public tidak terlalu
penting.
3. Pengunguman kebijakan penggunaan keuangan
desa mudah didapatkan oleh masyarakat (Publik).
4. Informasi yang dimuat dalam pengunguman sudah
sangat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang ada.
5. Melakukan pelaporan pertanggungjawaban
kepada Pemerintah Daerah (Bupati) sangatlah
penting.
6. Perkembangan system informasi dan teknologi
selalu digunakan oleh Pemerintah Desa untuk
pelaporan pertanggungjawaban keuangan desa
kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat
(Publik).
7. Peran aktif masyarakat (Publik) sangat penting
dalam proses pertanggungjawaban penggunaan
keuangan desa.
8. Masyarakat (Publik) seharusnya mendapatkan
perlakukan yang sama oleh pemerintah desa
pemberian informasi keuangan desa.
Sumber: Ilham Zitri (2017)
2. PENGAWASAN STAKEHOLDER (MASYARAKAT)
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Masyarakat (Publik) desa terlibat dalam
pengambilan keputusan program-program desa.
2. Masyarakat desa memberikan masukan kepada
BPD dan Pemerintah Desa.
3. Masyarakat desa membuat dan mengusulkan
Rencana Anggaran Alternatif (tandingan) terhadap
Rancangan Anggaran Desa yang diajukan oleh
Kepala Desa dan/atau BPD.
4. Masyarakat desa terlibat aktif dalam Rapat Dengar
Pendapat atau Rapat Paripurna Pembahasan dan
Penetapan anggaran desa.
5. Masyarakat desa melakukan pengawasan
pelaksanaan anggaran desa.
6. Masyarakat desa memberikan penilaian
pelaksanaan anggaran desa.
7. Masyarakat desa memberikan penghargaan atas
keberhasilan Pemerintah Desa dalam pengelolaan
anggaran desa.
8. Masyarakat desa memberikan penghargaan atas
keberhasilan BPD dalam pengawasan (control)
pelaksanaan anggaran desa.
Sumber: Ulfah Waladiyah (2018)
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Kepentingan public dan golongan menjadi
perhatian dalam pertimbangan utama terkait
pengelolaan keuangan desa.
2. Informasi selalu diberikan pemerintah desa
kepada public tentang perencanaan keuangan
desa.
3. Dampak sosial yang ditimbulkan oleh opini
terhadap laporan keuangan periode sebelumnya
mempengatuhi praktik perencanaan pengelolaan
keuangan desa periode selanjutnya.
4. Pendapat Masyarakat (Publik) menyebabkan
tekanan dalam perencanaan pengelolaan keuangan
desa.
5. Mengelola keuangan desa dengan prinsip
partisipatif, transparan dan akuntabel sangat
diperlukan oleh pemerintah desa saat ini.
6. Pemerintah desa sudah melakukan komunikasi
yang baik dengan masyarakat (public) terkait
perencanaan pengelolaan keuangan desa.
7. Peran aktif masyarakat (Publik) sangat penting
dalam perencanaan pengelolaan keuangan desa.
8. Pemerintah desa ataupun BPD selalu mengundang
masyarakat (Publik) pada setiap rapat tentang
perencanaan pengelolaan keuangan desa setiap
kali diadakan.
Sumber: Ilham Zitri (2017)
b. Pelaksanaan
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1. Akses untuk memperoleh informasi tentang
pengelolaan dana desa sangat mudah didapatkan
oleh public.
2. Melaksanakan nilai-nilai pemusyawaratan,
pemufakatan proses kekeluargaan, dan kegotong
royongan dalam pelaksanaan pengelolaan
keuangan desa sangat penting dilakukan oleh
pemerintah desa.
3. Peran aktif masyarakat (Publik) sangat penting
dalam pelaksanaan penggunaan keuangan desa.
4. Fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat
desa saat ini, ialah menggunakan keuangan desa.
5. Masyarakat desa seharusnya mendorong
terciptanya keamanan dalam penggunaan
keuangan desa-desa oleh pemerintah desa.
6. Masyarakat seharusnya selalu berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan desa guna pengawasan
penggunaan keuangan desa.
Sumber: Ilham Zitri (2017)
*Terimakasih*