KAJIAN PUSTAKA
8
9
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
Menurut Marihot Tua E.H (dalam Danang, 2012) manajemen sumber daya
to attact, develop, motivate, and maintain a high performing workforce within the
dalam organisasi).
mengutamakan sumber dari dalam organisasi untuk mengisi jabatan yang kosong,
memberi kesempatan kepada orang lain untuk menempati jabatan yang kosong,
“behavior concern it self with the actions people do that can be observed
dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu yang meliputi aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang
seperti usia, jenis kelamin, status keluarga, dan masa kerja, kemampuan
intelektual dan kesehatan fisik, kepribadian, seperti stress, kesadaran diri dan
setiap individu untuk terwujudnya keinginan yang hendak dicapai. Untuk itu
setiap manajer selalu berusaha mewujudkan disiplin kerja yang baik pada setiap
organisasi yang ditetapkan. Apabila kebutuhan akan hal ini terpenuhi maka akan
karena itu kedisiplinan merupakan sebuah kunci perusahaan agar lebih mudah
Menurut Rivai (2004) dalam Dipta dan Susilo (2012) Disiplin kerja adalah
suatu alat yang digunakan para manager untuk berkomunikasi dengan karyawan
agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
12
MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi
prestasi kerja yang dapat dicapainya. Disiplin kerja adalah suatu alat yang
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai dan Ella, 2011:825).
dengan tingkat disiplin tinggi akan memudahkan organisasi mencapai visi, misi,
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Dengan teladan
pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan
13
pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang
disiplin.
Ketiga, balas jasa; balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi
semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.
karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta
diberlakukan sama dengan manusia lainnya. Dengan keadilan yang baik akan
melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan
hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap tingkatan yang indisipliner, bersifat
lingkungan dan suasana kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan
yang baik pada perusahaan. Jadi, kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila
perusahaan. Maka dengan tingkat disiplin kerja yang tinggi karyawan akan
amanah.
positif terhadap kinerja karyawan. Karyawan yang disiplin dalam bekerja sejak
berangkat, saat kerja dan saat pulang kerja serta sesuai aturan dalam bekerja,
biasanya akan memiliki kinerja yang baik. Dapat disimpulkan, semakin tinggi
disiplin kerja, maka semakin tinggi kinerja karyawan. Hasil itu pun sama seperti
para karayawan yang mampu, cakap dan terampil, tetapi yang paling penting
mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapaia hasil kerja yang
optimal. Oleh karena itu motivasi kerja sangatlah penting untuk mencapai kinerja
karyawan, karena dengan adany motivasi baik dari diri sendiri maupun
pengerak yang menciptkan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
15
sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk
mencapai kepuasan.
yang ikut menentukan intensitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha
mencapai sasaran. Motivasi umum terkait dengan upaya ke arah sasaran apa saja
dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias
aktifitas.
dalam diri seorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak untuk mencapai
tujuan. Jadi motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan. Memahami
motivasi sangatlah penting karena kinerja dan persoalan SDM yang lain
keadaan dalam diri seseorang yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Motivasi
adalah yang melatarbelakangi perilaku, yang dikenal juga sebagai suatu desakan
memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau
sasaran.
motifnya (Atkinson, 2008). Motivasi berasal dari bahasa latin ”movore”, yang
motivasi, yaitu apa yang menggerakkan perilaku, apa yang mengarahkan perilaku,
a. Faktor Motivasi : faktor yang ada dalam pekerjaan, faktor inilah yang dapat
ketidakpuasan kerja.
2. Jenis-jenis motivasi
piagam dan lain sebagainya kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan
Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu
pendek akan meningkat, karena mereka taku dihukum; tetapi dalam jangka
3. Teori Motivasi
tertentu. Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang
seseorang bekerja dan hasil apa yang akan diperolehnya. Contoh : Teori
negatif.
4. Indikator Motivasi
Maslow. Teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow menurut Sofyandi dan
manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup
kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan
rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan
persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain.
kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.
kebutuhan yang sangat bersifat primer seperti sandang, pangan, papan dan
2.2.5 Kepemimpinan
organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak
mudah.
orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan
bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi
upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama. Menurut House
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para
bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak
pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya. Sedangkan
adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam usaha untuk
terkandung di dalam hal ini yaitu; Pertama, kepemimpinan itu melibatkan orang
oleh para ahli menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi terdapat orang yang
orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada atasan atau
atasan maka merreka akan mau mengikuti kehendak pimpinannya dengan sadar,
Pertama, telling. Ciri-ciri telling (pemberitahuan) yaitu tinggi tugas dan rendah
(pelibatan bawahan) yaitu tinggi hubungan dan rendah tugas, pemimpin dan
membuat keputusan.
organisasi tidak dapat tercapai. Keadaan demikian akan membuat situasi tidak
baik, dimana peran individu hanya bekerja untuk mencapai tujuannya sendiri
mencapai tujuan.
Budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk
Hal ini sesuai dengan pendapat Schein dalam Mohyi (2013) bahwa budaya
organisasi adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang dapat ditemukan
terlihat atau dikembangkan oleh suatu kelompok sebagai suatu pelajaran untuk
mengatasi masalah-masalah.
asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan
diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan
relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan)
sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
persepsi yang sama dari para anggota organisasi. Oleh karena itu, diharapkan
24
bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang berbeda atau berada pada
tingkatan yang tidak sama dalam organisasi dapat memahami budaya organisasi
organisasi terdiri dari: Pertama, inovasi dan mengambil resiko. Sejauh mana
karyawan didorong agar bersikap inovatif dan berani mengambil resiko. Tanpa
keberanian mengambil resiko, inovasi dalam sebuah organisasi akan sulit muncul.
menjalankan kecermatan atau precision, analisis dan perhatian pada hal-hal detail.
Ketiga, orientasi hasil. Sejauh mana pihak manajemen lebih fokus pada hasil
daripada fokus pada teknik atau proses yang digunakan untuk mencapai hasil
kuat budayanya adalah yang selalu ingin maju dan berkembang dengan mengubah
yang memiliki budaya organisasi yang kuat akan menghasilkan kinerja yang baik
dalam jangka panjang. Budaya yang kuat artinya seluruh karyawan memiliki satu
memiliki budaya yang kuat tercermin dari tindakan manajemen dalam komunikasi
yang tujuannya memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja lebih keras
yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh
merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk
mencapai tujuan.
Kinerja Karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
Menurut Siswanto dalam Sandi (2015:11), kinerja ialah prestasi yang dicapai oleh
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan
Kinerja adalah hasil dari proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu
26
keseluruhan proses bekerja dari individu yang hasilnya dapat digunakan landasan
2010:41).
kinerja atau prestasi kerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
seseorang di harapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang
sesuatu atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan tenaga dan keterampilan
tertentu.
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat
pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan. Pertama, hasil kerja; hasil kerja
adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa yang dapat dihitung dan
diukur kuantitas dan kualitas. Indikator yang digunakan adalah kuantitas kerja,
perilaku, yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja. Perilaku pribadi adalah
perilaku yang tidak ada hubungannya denga pekerjaan. Perilaku kerja adalah
digunakan adalah dalam penelitian ini adalah ketelitian, memanfaatkan waktu dan
kerjasama.
Ketiga, Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan adalah sifat
melaksanakan suatu jenis pekerjaan, diperlukan sifat pribadi tertentu. Sifat pribadi
yang dinilai dalam evaluasi kinerja hanya sifat pribadi yang ada hubungannya
terhadap kinerja karyawan, maka kerangka teori yang disusun dalam penelitian ini
Budaya
Organisasi (X4)
= secara parsial
= secara simultan
28
2.4 Hipotesis
2016). Pada penelitian ini penulis mengambil hipotesis penelitian sebagai berikut:
karyawan