Anda di halaman 1dari 2

Nama : Arling Tamar Daworis

Prodi : S1 Keperawatan

Tugas KMB Pertemuan 9 (jawaban NIM Ganjil)


1. Jelaskan bagaimana proses terjadinya antigen dan antiboby pada imunisasi
2. Jelaskan bagaimana cara kerja pertahanan primer dan sekunder pada pasien dengan
gangguan imun

Jawaban
1. Antigen adalah zat yang dapat merangsang sistem imunitas tubuh untuk menghasilkan
antibodi sebagai bentuk perlawanan. Antigen di dalam tubuh manusia bisa berbentuk
bakteri, virus, atau bahan kimia tertentu. Sistem imunitas menganggap antigen sebagai
zat asing yang bisa mengancam kesehatan tubuh.
Antigen umumnya datang dari luar tubuh melalui makanan, minuman, kotoran,
debu, atau polusi. Namun, antigen juga dapat ditemukan di jaringan dan sel-sel dalam
tubuh, termasuk sel kanker. Di dalam tubuh, antigen ini bisa terdeteksi oleh sistem
limfatik.
Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan menghasilkan suatu zat
untuk menghancurkan antigen tersebut. Zat yang dihasilkan oleh sistem kekebalan
tubuh untuk melawan antigen disebut sebagai antibodi. Antibodi adalah bagian dari
sistem imunitas yang berperan sebagai benteng pertahanan untuk melindungi tubuh
dari ancaman virus, bakteri, kuman, dan zat-zat penyebab penyakit infeksi.
Antibodi akan dihasilkan oleh sistem imunitas sesuai dengan jumlah antigen.
Antibodi memiliki bentuk yang menyerupai bentuk antigen yang akan dilawan. Hal ini
bertujuan agar antibodi dapat menempel pada antigen dan melawannya. Dengan
demikian, antigen tidak berkembang dan tidak menyebabkan infeksi. Pada kasus
tertentu, antigen juga bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit terkait alergi, seperti
asma dan eksim.
2. Gangguan imunodefisiensi dapat menyebabkan tubuh tidak bisa melawan infeksi dan
penyakit. Jenis gangguan ini memudahkan seseorang terinfeksi virus dan bakteri.
Gangguan imunodefisiensi bisa terjadi sebagai penyakit bawaan atau sejak lahir
(primer) dan diakuisisi (sekunder). Apapun yang melemahkan sistem kekebalan dapat
menyebabkan gangguan imunodefisiensi sekunder. Perlu diketahui kalau sistem
kekebalan tubuh meliputi organ limfa, amandel, sumsum tulang, dan kelenjar getah
bening.
Organ-organ yang disebutkan di atas membuat dan melepaskan limfosit. Ini adalah
sel darah putih yang diklasifikasikan sebagai sel B dan sel T. Sel B dan T melawan
penjajah yang disebut antigen. Sel B melepaskan antibodi khusus untuk penyakit yang
dideteksi tubuh. Sel T menghancurkan sel asing atau abnormal.
Contoh-contoh antigen yang perlu dilawan oleh sel B dan T, termasuk bakteri, virus,
sel kanker, dan parasit. Gangguan imunodefisiensi mengganggu kemampuan tubuh
untuk mempertahankan diri melawan antigen ini.
Contoh-contoh gangguan imunodefisiensi primer meliputi:
a. Agammaglobulinemia X-linked (XLA).
b. Defisiensi imun variabel umum (CVID).
c. Immunodeficiency gabungan (SCID), yang dikenal sebagai penyakit limfositosis
atau "anak dalam gelembung".
Gangguan imunodefisiensi sekunder terjadi ketika sumber luar, seperti bahan kimia
beracun atau infeksi menyerang tubuh. Berikut ini yang dapat menyebabkan
gangguan imunodefisiensi sekunder:
a. Luka bakar parah;
b. Kemoterapi;
c. Radiasi;
d. Diabetes; dan
e. Kekurangan gizi,
Contoh-contoh gangguan imunodefisiensi sekunder meliputi:
a. AIDS.
b. Kanker pada sistem kekebalan tubuh, seperti leukemia.
c. Penyakit kompleks imun, seperti virus hepatitis.
d. Multiple myeloma (kanker sel plasma, yang menghasilkan antibodi).

a. Hiv (ganjil)
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menyerang
sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
dan penyakit. Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap
HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi
virus HIV. Pada tahap ini,kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
infeksi HIV muncul dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah serokonversi
(Periode waktu tertentu di mana antibodi HIV sudah mulai berkembang untuk
melawan virus.). Tahap kedua adalah masa ketika tidak ada gejala yang muncul.
Dan tahap yang ketiga adalah infeksi HIV berubah menjadi AIDS. Pada Tahap
seratokonversi ini berlaku selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Semasa
fasa asimtomatik infeksi HIV, penderita tidak menunjukkan simptom atau tanda
selama beberapa tahun hingga beberapa dekad. Replikasi virus tetap berterusan dan
respon imun sangat efektif semasa fasa ini. Belum adanya bukti yang dapat
menunjukkan terapi pada masa awal fasa ini efektif walaupun keterlambatan
pengobatan akan menghasilkan respon yang kurang efektif. AIDS merupakan fase
terakhir yang menunjukkan sistem imunsudah sangat menurun di mana infeksi
opportunistik akan mula terinfeksi. (WHO, 2008)

Anda mungkin juga menyukai