Anda di halaman 1dari 19

Konsep Penyakit Berhubungan Dengan Imunitas

dan Imunisasi

oleh
kelompok 11 reguler A
1. Yasintha Thon
2. Yesika P.A Kanawadu
3. Yesiska L. Yuniarti
4. Yulinda Haga Hadja
Imunologi
• Imunologi adalah sebuah studi yang berkaitan dengan sistem
kekebalan dan merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran dan
biologi yang sangat penting untuk kehidupan. Sistem kekebalan
tersebut dapat melindungi tubuh seseorang dari berbagai infeksi
dengan sebuah pertahanan.
• Pada imunologi terdapat 3 hal dasar yang dipelajari, yaitu imunitas
atau reaksi tubuh terhadap masuknya benda asing ke tubuh, respon
imun atau respon terkoordinir terhadap benda asing, dan sistem imun
atau reaksi sel dan molekul yang terjadi terhadap benda asing
tersebut.
Proses Pembentukan Imunitas Tubuh
• Sistem imun adalah sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus
yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh.
• Sistem ini terdiri dari banyak komponen, mulai dari sel hingga organ. Salah
satu jenis sel yang paling penting dalam jaringan tersebut adalah sel darah
putih (leukosit) Leukosit dihasilkan atau disimpan pada berbagai tempat di
tubuh. Di antaranya yaitu timus, limpa, dan sumsum tulang, di mana organ-
organ ini dikenal sebagai organ limfoid.
• Ada dua tipe leukosit utama yang bekerja sama untuk mencari dan
membunuh organisme atau zat penyebab penyakit, yaitu:
• 1) Limfosit adalah sel-sel yang membantu tubuh mengingat dan
mengenali penyerbu sebelumnya. Limfosit juga membantu
menghancurkan penyerbu tersebut. Ada dua macam limfosit, yaitu
limfosit B dan limfosit T. Dihasilkan di sumsum tulang, limfosit akan
menetap dan berkembang menjadi sel B, atau berpindah ke kelenjar
timus dan berkembang menjadi sel T.

• 2) Fagosit adalah sel-sel yang memakan penyerbu. Ada berbagai


macam sel yang tergolong sebagai fagosit. Setiap jenis fagosit
memiliki tugasnya masing-masing. Sebagai contoh, tipe yang paling
umum adalah neutrofil, yang bertugas melawan bakteri.
• Bagaimana sistem imun bekerja?

Mikroorganisme dan zat-zat asing yang menyerang tubuh disebut sebagai


antigen alias bibit penyakit. Saat antigen terdeteksi, serangkaian respon imun
akan terjadi untuk melindungi tubuh dari terinfeksi.Pada proses tersebut,
beberapa macam sel bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan
respon.
Sel-sel ini kemudian merangsang limfosit B untuk menghasilkan antibodi.
Antibodi adalah protein yang didesain khusus untuk menempel pada antigen
tertentu. Setelah itu, sel T mencari antigen yang telah ditumpangi dan
menghancurkannya. Sel T juga membantu memberi sinyal pada sel-sel lain
(seperti fagosit) untuk melakukan tugasnya.
• Begitu dihasilkan, antibodi akan berada dalam tubuh seseorang selama
beberapa waktu, sehingga apabila antigen atau bibit penyakit kembali, antibodi
sudah tersedia untuk melakukan misinya. Antibodi juga dapat menetralkan
racun yang dihasilkan oleh organisme dan mengaktifkan sekelompok protein
yang disebut komplemen.

• Komplemen adalah bagian dari sistem imun yang membantu membunuh


bakteri, virus atau sel-sel yang terinfeksi. Bersama, semua sel-sel khusus dan
bagian sistem imun menghasilkan perlindungan bagi tubuh terhadap penyakit.
Proteksi inilah yang disebut imunitas.
Pemeriksaan Diagnostik Imunitas
• Tes Imunologi dalam dunia medis biasa disebut sebagai tes antibodi anti-nuklear
( Antinuclear Antibodies test atau ANA ) . Tes ini digunakan untuk mengukur kadar
dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh ( reaksi autoimun ).
sistem imun pada tubuh sendiri berperan untuk membunuh zat asing, seperti virus
dan bakteri.

• tes imunologi atau tes ANA ini bersama pemeriksaan fisik dan beberapa tes lainnya
yang akan digunakan untuk menentukan penyakit autoimun. Tes ini pada dasarnya
tidak dapat memastikan diagnosis yang spesifik. Akan tetapi, melalui tes ini dapat
mengeliminasi kemungkinan penyakit lain. Bila hasil tes ANA positif, maka tes darah
dapat dilakukan untuk melihat adanya antibodi anti-nuklear yang dapat
menunjukkan penyakit tertentu.
Jenis Imun
• Sistem imunitas dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
• 1) Imunitas alami ( Innate )
Saat lahir, manusia dibekali dengan sistem imunitas alami. Sistem ini terdiri dari perlindungan
baik dalam maupun di luar tubuh.  Komponen yang masuk dalam sistem imun alami
diantaranya:
• Kulit
• Enzim pada air mata dan minyak kulit.
• Dahak dan refleks batuk.
• Cairan asam lambung. 
• Sel darah putih.
• Sistem imun ini juga disebut sebagai sistem imun non-spesifik. Dinamai demikian karena
imunitas ini tidak bisa melawan penyakit atau gangguan tertentu.  Artinya, respon dari sistem
imunitas alami lebih umum. Jika patogen mampu menembus pertahanan imunitas alami,
tubuh memerlukan bantuan dari imunitas buatan. 
• 2) Sistem imunitas buatan ( Adaptif )

• Saat imunitas alami tidak mampu menghalau serangan virus atau bakteri,
tubuh memerlukan pertahanan tambahan dari imunitas buatan.  Imunitas
buatan didapat saat tubuh mulai mengenali beberapa jenis infeksi
patogen. Kita memiliki imunitas ini setelah terserang penyakit tertentu. 
Proses dari pembentukan imunitas buatan ini terjadi saat tubuh terserang
patogen. Patogen tersebut kemudian di proses dan diidentifikasi oleh tubuh.
Kemudian sistem imun akan membuat antibodi yang didesain untuk
mengatasi serangan patogen tersebut.
• Setelah sembuh, sistem imun kita akan mengingat penyakit yang menyerang
tubuh. Jika kelak terinfeksi dengan gangguan yang sama, tubuh sudah lebih
siap melawan gangguan tersebut. 
• 3) Sistem imunitas pasif

• Dua sistem imunitas di atas masuk dalam kategori aktif. Dimana tubuh
memproduksi sendiri antibodi untuk melawan penyakit.  Namun demikian,
tubuh manusia tidak selamanya mampu mengobati diri sendiri. Agar
kekebalan tubuh semakin baik, imunitas pasif diberikan pada tubuh. 
• Jenis imunitas ini "dipinjam" dari sumber lain kemudian diberikan pada
tubuh.  Contohnya adalah ASI yang diberikan pada bayi. ASI mengandung
antibodi yang kemudian ditransfer kepada bayi saat ia menyusu.  Selain dari
ASI, sistem imunitas pasif juga didapat melalui imunisasi.  Imunisasi
merupakan kegiatan pemberian vaksin kepada seseorang. Vaksin sendiri
dibuat dari patogen (virus atau bakteri) yang sudah dilemahkan.  Vaksin
yang sudah diberikan, akan membantu tubuh untuk memproduksi antibodi
yang sesuai dengan virus tertentu.
Imunisasi dan Jenis-jenis Imunisasi
• Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal tau resisten.
• Jenis Imunisasi
• 2)Imunisasi Polio: untuk mencegah kelumpuhan akibat serangan virus polio liar
yang menyerang sel-sel syaraf di sumsum tulang belakang. Bila menyerang otak
dapat lumpuh seluruh tubuh dan kematian. Vaksin polio diteteskan ke dalam
mulut bayi baru lahir ketika akan pulang ke rumah, dilanjutkan pada umur 2, 4, 6,
18-24 bulan dan 5 tahun. Vaksin polio suntikan khusus untuk bayi balita yang
kekebalannya rendah karena penyakit atau karena sedang dalam pengobatan
yang mengganggu kekebalan.
• Imunisasi BCG: untuk mencegah Tuberkulosis (Tbc) berat pada paru,
otak, kelenjar getah bening dan tulang sehingga menimbulkan sakit
berat, lama, kematian atau kecacatan. Vaksin BCG disuntikan dikulit
lengan atas kanan pada umur 2-3 bulan. Bekas suntikan setelah 1
bulan dapat timbul benjolan kemerahan, kemudian pecah, keluar
seperti nanah, tanpa demam dan nyeri, adalah reaksi yang umum
terjadi dan tidak berbahaya. Bersihkan dengan alkoholatau iodin.
Koreng akan menyembuh dalam beberapa minggu.
Gangguan Imunitas
• 1) Hipersesitivitas ( Alergi ) adalah peningkatan sensitivitas atau reaktivitas
terhadap antigen yang pernah dipinjamkan sebelumnya. Terjadi pada
beberapa orang saja dan tidak terlalu membahayakan tubuh.
• 2) Penyakit Autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk membedakan
sel tubuh dengan sel inang sehingga sistem imunitas menyerang sel tubuh
sendiri.
• 3) Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan sistem imunitas
atau ketidakmampuan sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh
defisiensi imun kongenital dan AIDS
Kelainan Imunodefisiensi
• Imunodefisiensi adalah istilah umum yang merujuk pada suatu kondisi di mana
kemampuan sistem imun untuk melawan penyakit dan infeksi mengalami
gangguan atau melemah. Oleh karena itu, pasien imunodefisiensi akan rawan
terkena berbagai infeksi atau timbulnya sel tubuh yang ganas.
• Secara umum, sindrom imunodefisiensi dapat dikategorikan berdasarkan
komponen dari sistem imun yang mengalami gangguan. Kelainan pada sel B
akan menyebabkan kegagalan imunitas humoral. Jenis imunodefisiensi ini akan
menyebabkan hypogammaglobulinemia (berkurangnya jumlah antibodi) atau
agammaglobulinemia (tidak adanya antibodi). Sementara itu, kelainan pada sel
T akan menyebabkan kegagalan imunitas yang dimediasi oleh sel, yang akan
menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi virus.
• Penyebab Imunodefisiensi

• Imunodefisiensi dapat bersifat primer atau sekunder. Imunodefisiensi primer


adalah penyakit bawaan; hal ini berarti bahwa penyakit ini sudah diderita
pasien sejak lahir dan kemungkinan didapatkan dari orangtuanya.
• Sementara itu, imunodefisiensi sekunder adalah penyakit yang didapatkan.
Ada berbagai faktor eksternal yang dapat menyebabkan kondisi ini, termasuk
usia lanjut dan kekurangan nutrisi. Penyakit yang dapat menyebabkan
imunodefisiensi adalah infeksi kronis, tuberkulosis diseminata, acquired
immune deficiency syndrome (AIDS) dan kanker, terutama sel ganas yang ada
di sel darah dan sumsum tulang.
• Selain faktor-faktor tersebut, ada obat-obat tertentu yang dapat
mengganggu sistem imun, sehingga menyebabkan melemahnya
sistem imun. Obat tersebut meliputi obat kemoterapi, obat untuk
cangkok, steroid, dan lain-lain. Imunodefisiensi sekunder lebih sering
terjadi dibandingkan imunodefisiensi primer.
Infeksi Pada Autoimunitas
• Penyakit autoimun merupakan kondisi kesehatan ketika sistem daya tahan
tubuh menyerang sel, jaringan, atau organ tubuh diri sendiri. Dalam kondisi
normal, sistem daya tahan tubuh berperan sebagai pelindung terhadap
serangan kuman penyakit, bakteri, dan virus.
• Pada kondisi tersebut, sistem daya tahan tubuh dapat membedakan antara sel
asing dan sel tubuh sendiri. Namun, pada penyakit autoimun, sistem daya
tahan tubuh bertindak sebaliknya. Sistem dapat mempersepsikan bagian tubuh
tertentu, misalnya sendi atau kulit, sebagai sel asing. Oleh sebab itu, sistem
daya tahan tubuh dapat memproduksi protein yang disebut sebagai
autoantibodi untuk menyerang sel sehat pada tubuh.
• Sebagian penyakit autoimun hanya menyerang satu organ, seperti diabetes
tipe 1 yang menyerang pankreas. Namun, sebagian penyakit autoimun
lainnya, seperti lupus, dapat menyerang berbagai organ pada tubuh.Beberapa
penyakit autoimun yang cukup sering ditemui adalah, antara lain :

• 1)Diabetes melitus tipe 1. Pada kondisi ini, sistem daya tahan tubuh
menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
• 2)Artritis reumatoid. Pada artritis reumatoid, sistem daya tahan tubuh dapat
menyerang persendian. Ini kemudian menyebabkan keluhan seperti
kemerahan, rasa panas, nyeri, dan kekakuan pada persendian tubuh.
• 3)Psoriasis. Psoriasis menyebabkan sel kulit menjadi berlipat ganda dengan
cepat. Sel yang berlebih tersebut menumpuk dan membentuk ruam merah
yang bersisik pada kulit bagian tubuh tertentu.
• dst.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai