SEJARAH KEPERAWATAN
Modul ini membahas tentang sejarah perkembangan keperawatan di dunia dan di Indonesia,
pertumbuhan peofesionalisasi dalam keperawatan, penataan pendidikan keperawatan,
penataan praktek keperawatan, penataan pendidikan berlanjut.
2. Relevansi
Modul ini merupakan modul pertama dalam mata kuliah konsep dasar keperawatan. Proses
pembelajaran tentang keperawatan, bisa lebih mudah dipahami dan mahasiswa yang adalah
calon perawat mengenal cikal bakal terbentuknya profesi perawat. Pembelajaran selanjutnya
tentang falsafah dan paradigma keperawatan merupakan kelanjutan dari sejarah keperawatan
yang menggambarkan tentang nilai – nilai dalam keperawatan dan cara pandang keperawatan
yang berkaitan dengan sejarah lahirnya keperawatan.
3.Capaian Pembelajaran
B. PENYAJIAN
1. Uraian
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi,
pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional
keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran
pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi
masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek
kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi,
pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang
berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk.
Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga
menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit
degeneratif.
Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan
untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih
kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis
menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan
ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi
standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki
kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek sosial
budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.
Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih
belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran
perawat professional, diantaranya:
Di sisi lain, International Council of Nursing (ICN) menuntut seorang perawat yang
akan memberikan pelayanan harus melalui sertifikasi dan uji kompetensi untuk
memperoleh register nurse (RN). Untuk uji RN, seseorang harus menyelesaikan
pendidikan ners. Dengan demikian, secara international standar pendidikan dasar profesi
perawat harus pendidikan ners. Perawat yang lulus RN berhak bekerja di semua negara. Saat
ini perawat kita sulit masuk ke negara lain karena tidak memiliki RN.
Bila ada perawat kita yang bekerja di negara-negara Timur Tengah, mereka adalah perawat
vokasional. Penghargaannya lebih rendah dibandingkan dengan perawat Filipina atau India,
yang telah bersertifikasi secara internasional.
Demikian juga regulasi perawat di dalam negeri. Banyak perawat asing yang akan masuk ke
Indonesia. Mereka memiliki standar kompetensi yang tinggi dan tanggung jawab moral yang
baik. Bila kita tidak mengantisipasi, maka kehadiran mereka dapat menjadi ancaman bagi
kita, dan kita akan menjadi tamu di negeri sendiri. Guna mengantisipasi ancaman itu,
dibutuhkan sistem penataan pendidikan tinggi keperawatan yang baik.
b) Alur Pendidikan
Dasar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menata jenis dan jenjang pendidikan
keperawatan adalah Undang-Undang (UU) 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Untuk menjadi perawat profesional (RN), lulusan SLTA harus menempuh pendidikan
akademik S1 Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi perawat vokasional,
(primary nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan/Akademi Keperawatan.
Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke D3 atau langsung ke S1
Keperawatan. Selanjutnya, lulusan D3 Keperawatan dapat melanjutkan ke S1 Keperawatan
dan Ners. Dari pendidikan S1 dan Ners, baru ke Magister Keperawatan/spesialis dan
Doktor/Konsultan. Diharapkan pada 2015, sebagian besar tenaga keperawatan adalah S1
Keperawatan dan Ners. Oleh karena itu, PPNI sangat mengharapkan perawat vokasional
meneruskan pendidikannya ke S1 Keperawatan dan Ners.
2) Orientasi Pendidikan
Pendidikan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan
pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboratorium dan lapangan
tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memanfaatkan segala
sumber yang memungkinkan penguasaan iptek. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan keperawatan dan persaingan global.
3) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah, pembinaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif mandiri,
pendidikan dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
e. Penataan praktek keperawatan.
Perubahan sifat pelayanan dari fokasional menjadi profesional dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran preventif dan promotif tanpa melupakan peran kuratif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dapat terjadinya
pelayanan yang efisien, efektif serta berkualitas. Selanjutnya, saat ini juga telah berkembang
berbagai model prakti keperawatan profesional, seperti:
1) Praktik keperawatan di rumah sakit fasilitas kesehatan
2) Praktik keperawatan di rumah (home care)
3) Praktik keperawatan berkelompok seperti nursing home atau klinik bersama
4) Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun
2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Keperawatan.
f. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri
ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam
terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik
keperawatan dapat di kelompokkan dalam:
1) Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a) Body of Knowledge
b) Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c) Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
2) Nilai komitmen moral
2. Rangkuman
3. Test Formatif
a. Petunjuk soal
Silanglah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat?
b. Soal- soal
1. Anita adalah salah seorang warga di salah satu desa di pegunungan. Semua warga di sana
meyakini bahwa syarat bisa merawat orang sakit adalah naluri seseorang. Oleh karena itu harus
memiliki mothers insting. Pada zaman apakah Anita hidup, sesuai perkembangan keperawatan?
A. Zaman masehi
B. Zaman keagamaan
C. Zaman purbakala
D. Zaman abad VII masehi.
E. Zaman pertengahan abad VI Masehi
2. Bapak Anton adalah seorang pemuka agama. Setiap hari ia tekun melayani orang – orang sakit
yang datang kepadanya. Ia melayani orang – orang sakit tersebut dalam rumah ibadah, karena itu
dia dijuluki sebagai seorang tabib. Manakah era perkembangan keperawatan yang sesuai cerita
tersebut?
A. Zaman masehi
B. Zaman purbakala
C. Zaman keagamaan
D. Zaman abad VII masehi.
E. Zaman pertengahan abad VI Masehi
3. Ibu Mariam meruapakan seorang juru rawat di daerah Arab Saudi. Prinsip Ia merawat orang sakit
pada zaman itu sudah mendasarkan pada kebersihan diri, kebersihan makanan, dan lingkungan.
Selain itu. Ia juga sudah menggunakan obat – obatan sederhana. Apakah masa perkembangan
keperawatan yang cocok?
A. Zaman masehi
B. Zaman purbakala
C. Zaman keagamaan
D. Zaman abad VII masehi.
E. Zaman pertengahan abad VI Masehi
4. Beberapa orang penduduk sedang menerima pencacaran. Pada zaman itu, tidak saja digalakkan
pencacaran, namun para tahanan juga mendapatkan pelayanan di rumah tahanan. Penduduk benar
– benar diperhatikan kesehatannya. Prinsipnya, kesehatan adalah milik manusia. Apakah masa
perkembangan sejarah keperawtan yang tepat?
A. Masa kuno
B. Masa Kemerdekaan
C. Masa penjajahan Jepang
D. Masa penjajahan Inggris
E. Masa penjajahan Belanda
5. Seorang warga bernama Dakar hidup di salah satu desa di pegunungan mengalami penyakit yang
sudah lama tidak sembuh – sembuh. Bahkan jari – jari kakinya sudah terlepas akibat penyakit
tersebut. Semua warga di sana meyakini bahwa penyakitnya disebabkan oleh batu besar yang ada
di samping rumahnya. Pada zaman apakah Dakar hidup, sesuai perkembangan keperawatan?
A. Zaman masehi
B. Zaman keagamaan
C. Zaman purbakala
D. Zaman abad VII masehi.
E. Zaman pertengahan abad VI Masehi
c. Kunci jawaban
1. C. Zaman purbakala
2. C. Zaman keagamaan
3. E. Zaman pertengahan abad VI
4. D. Masa penjajahan Belanda
5. E. Zaman purbakala
d. Umpan balik
C. DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :EGC.
Budiono, Sumirah Budi P. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
Doenges M.E.M.F. Moorhouse. (2001). Rencana Perawatan Maternal Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klin, ed 2. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengamtar Konsep Dasar Keperawatan, ed.2 Jakarta:
Salemba Medika.