Anda di halaman 1dari 14

Nama Guru : Nur Fitria Tegela S.

Kep, NS

Materi Bimbingan Belajar : Siswa mampu menjelaskan fungsi dan peran perawat

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Pokok Materi Pembelajaran

 Pengertian keperawatan
 Perkembangan sejarah keperawatan pada zaman dahulu
 Perkembangan sejarah keperawatan di dunia
 Perkembangan sejarah keperawatan di Indonesia

Sejarah adalah suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau baik

peristiwa kejadian menyenangkan maupun tidak menyenangkan bagi mereka yang terlibat

langsung maupun tidak langsung dari peristiwa tersebut.

Keperawatan merupakan suatu bidang keahlian yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan

dan keterampilan yang jelas. Sebagai profesi, perawat mempunyai otonomi atau kewenangan dan

tanggung jawab yang direalisasikan dalam bentuk tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan

yang diatur oleh kode etik tersebut, berorientasi pada pelayanan asuhan keperawatan kepada

individu, kelompok atau masyarakat.

Perawat adalah sosok yang mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan untuk

membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Individu yang mengalami gangguan

kesehatan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Oleh karena itu, perawat

mengemban tugas yang mulia untuk memulihkan kondisi kesehatan individu tersebut sehingga

kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi kembali secara mandiri.

Keperawatan sendiri lahir sejak peradaban manusia dimulai. Sejarah keperawatan di

dunia dan Indonesia akan dibahas lebih lanjut dalam Bab ini.
A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ZAMAN DAHULU

Sejarah perkembangan keperawatan telah mengalami perubahan yang sangat pesat sebagai

respon dari perkembangan kebutuhan manusia. Berbagai aspek peristiwa dapat mempengaruhi

perkembangan sejarah dan praktik keperawatan, seperti peran dan sikap, status wanita nilai

agama dan kepercayaan, perang dan kepemimpinan dalam keperawatan yang berwawasan masa

depan. Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan perawatan pada zaman dahulu.

1. Peran dan Sikap Masyarakat

Peran dan sikap masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan sejarah keperawatan.

Sebelum abad 19 profesi keperawatan masih belum mendapat penghargaan dimata masyarakat

dan masih dipandang rendah dalam status social kemasyarakatan. Pekerjaan keperawatan lebih

banyak dilakukan oleh para wanita sebagai tanggung jawab memelihara dan memberikan kasih

sayang kepada keluarga atau anak. Para perawat dirumah sakit zaman ini sangat tidak

berpeendidikan, banyak dilakukan oleh para budak dan para tahanan yang dipaksa untuk

melakukan pekerjaan keperawatan. Citra lain yang muncul pada abad ini, ketika pekerjaan

perawat dilakukan oleh para wanita maka perawat hanya dianggap sebagai objek seks semata,

dan ibu pengganti.

2. Perang

Sejarah mencatat dampak dari peperangan memberikan dampak terhadap perkembangan

sejarah keperawatan. Perang besar antar-agama yang dikenal dengan perang salib. Perang ini

membawa banyak derita bagi rakyat, korban luka dan terbunuh, kelaparan, berbagai penyakit,

dan lain-lain. Untuk mengatasi kondisi tersebut, mulai didirikan sejumlah rumah sakit guna
memberi pertolongan dan perawatan bagi korban perang. Akhirnya, ilmu pengobatan dan

perawatan pun terus mengalami kemajuan. Akan tetapi, kiblat pembelajaran untuk ilmu

pengobatan dan perawatan yang semula ada di Negara islam kini beralih ke Negara Barat.

3. Pemimpin dalam keperawatan

Pengaruh perubahan zaman, berdampak pada perkembangan di dunia ilmu kesehatan atau

ilmu keperawatan. Pengelolaan rumah sakit, yang semula dikerjakan oleh pihak gereja, pada

masa lalu sekarang diambil alih oleh sipil. Pada masa ini muncul tokoh keperawatan yang sangat

termasyur yaitu Florence Nightingle (1820-1910). Ia mengembangkan suatu model praktik

asuhan keperawaatn yang menyatakan bahwa kondisi sakit seseorang disebabkan oleh faktor

lingkungan. Oleh sebab itu, praktik keperawatan ditekankan pada perubahan lingkungan yang

memberi pengaruh pada kesehatan.

Florence Nightingale berpendapat untuk meningkatkan keterampilan para perawat, perlu

adanya suatu sekolah untuk mendidik para perawat, ia memiliki pandangan bahwa dalam

mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja

perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah dengan menetapkan

struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya mendirikan sekolah perawat menetapkan tujuan

pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus dimiliki para calon perawat.

Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat

perang krim (1854-1856) antara Roma dan Turki yang dirawat disebuah barak rumah sakit

(scutori) yang akhirnya kemudian mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama rumah sakit

Thomas di London dan juga mendirikan sekolah perawatan yang diberi nama Nighttingale

Nursing School.
SEJARAH KEPERAWATAN DUNIA

A. Zaman Purba
Sejak manusia diciptakan, naluri seorang ibu untuk merawat anaknya (mother instinct)

telah ada. Kekuatan mistis atau animisme yang dapat memengaruhi kehidupan manusia telah ada

di zaman Purba. Ketika itu, individu yang sakit disebabkan oleh kekuatan alam atau pengaruh

kekuatan gaib. Penyakit yang diderita merupakan wujud kemarahan “Dewa” sehingga sakit

dianggap sebagai kutukan karena telah melanggar perintah-Nya. Selain itu, banyak kuil dibangun

pada masa itu sebagai tempat pemujaan dan tempat bagi “si sakit” untuk meminta kesembuhan

dengan bantuan priest physician atau shaman.

B. Zaman Prasejarah

Zaman prasejarah dimulai dengan keyakinan agama atau spiritual yang menyatakan bahwa sakit

yang diderita individu merupakan akibat dari dosa atau kutukan Tuhan. Pusat perawatan bagi “si sakit”

pada masa itu adalah tempat ibadah, sedangkan pemimpin agama disebut Tabib dan perawat dianggap

sebagai budak yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.

C. Zaman Masehi

Perkembangan agama nasrani menandai era Masehi. “Diakones atau Deaconesses” merupakan

suatu organisasi wanita yang dibentuk pada masa tersebut dengan misi mengunjungi orang sakit,

sedangkan kaum pria memberi perawatan dengan mengubur orang yang telah meninggal dunia. Seiring

perjalanannya, rumah sakit mulai didirikan, seperti Monastic Hospital di Roma, Italia. Rumah sakit

tersebut menjadi tempat untuk merawat orang sakit, yatim piatu, dan orang cacat serta miskin. Tokoh

keperawatan islam pun telah dikenal semasa era Nabi Muhammad SAW di zaman tersebut, yang bernama

Rufaidah.

D. Permulaan Abad 21
Perkembangan keprawatan tidak lagi dikaitakan dengan faktor agama, namun pada faktor

kekuasaan. Alasannya adalah peperangan yang marak terjadi disertai perkembangan ilmu pengetahuan

yang mulai pesat. Tempat ibadah tidak lagi digunakan untuk merawat orang sakit.

E. Sebelum Perang Dunia Kedua


Masa ini ditandai dengan tokoh keperawatan yang terkenal bernama Florence Nightingle (1820-

1910). Ia mendirikan sekolah untuk mendidik perawat. Usaha lain dari Florence Nightingle adalah

menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat, menetapkan tujuan pendidikan perawat, dan mentapkan

pengetahuan yang harus dimiliki calon perawat. Pada akhirnya, Nightingle dianggap sebagai Ibu

Keperawatan Dunia.

Riwayat Florence Nightingale

 Perawat pada perang Krim (1854-1856) antara Roma dan Turki.


 Mendirikan rumah sakit dengan nama Thomas Hospital di London
 Mendirikan sekolah perawat dengan nama Nightingale Nursing School.

F. Semasa Perang Dunia Kedua

Tindakan perawat semakin banyak dibutuhkan untuk memberikan pertolongan kepada

para korban akibat peperangan yang telah menerapkan teknologi dan pengetahuan atau senjata

pemusnah massal seperti bom atom, nuklir, dan lain-lain. Selain itu, masa tersebut diwarnai

dengan berbagai penemuan obat-obatan, cara untuk memberikan penyembuhan pada klien, upaya

dalam tindakan pelayanan kesehatan, seperti promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

Pada tahun 1948, perawat diakui sebagai organisasi profesi. Hal ini merupakan

penghargaan atas tanggung jawabnya dalam tugas kemanusiaan. Momen tersebut menjadi titik

tolak pergeseran kerja perawat yang semula individual menjadi tim.

G. Periode 1950
Perkembangan dunia keperawatan dimulai dengan penataan sistem pendidikan.

Pendidikan setingkat master dan doctoral telah dimulai di Amerika Serikat. Penerapan proses

keperawatan mulai dikembangkan, yang ditandai dengan wujud keperawatan mulai

dikembangkan, yang ditandai dengan wujud keperawatan yang merupakan suatu proses, dari

mulai pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

SEJARAH KEPERAWATAN DI INDONESIA

Sebelum Kemerdekaan

Selama penjajahan Belanda, perawat dari Indonesia disebut verpleger dengan bantuan

zieken oppaser atau sebagai penjaga orang sakit. Perawat tersebut awalnya bekerja di Binnen

Hospital Jakarta tahun 1799 yang bertugas memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda.

Sementara itu, pada masa penjajahan Inggris, kesejahteraan rakyat mulai diperhatikan dengan

moto “Kesehatan adalah milik manusia”. Berbagai upaya pun digalakkan, mulai pengadaan

pencacaran umum, pembedahan cara perawatan klien gangguan jiwa, dan perhatian terhadap

kesehatan para tawanan perang. Beberapa rumah sakit dibangun di Jakarta mulai tahun 1919,

rumah sakit tersebut pindah ke Salemba Jakarta yang sekarang dikenal dengan nama RSCM

(Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo).

Pada tahun 1942-1945, perkembangan keperawatan mengalami kemunduran ketika

Indonesia dijajah Jepang karena penjajah Jepang tidak punya perhatian terhadap kesehatan.

Setelah kemerdekaan

Banyak Rumah sakit dan balai pengobatan didirikan pada tahun 1949 diikuti dengan

sekolah Perawat pada tahun 1952. Pendidikan keperawatan setara diploma dibuka pada tahun

1962 yang akhirnya pada tahun 1983, diselenggarakan Lokakarya Keperawatan Nasional
Indonesia yang menjadi tonggak bersejarah pengakuan perawat Indonesia sebagai organisasi

profesi oleh profesi lainnya. Momen ini menjadikan perawat-Indonesia menuju ke arah

professional. Pendidikan keperawatan setingkat sarjana dibuka pertama kali pada tahun 1985 di

Universitas Indonesia, yang awalnya Program Studi menjadi Fakultas Keperawatan hingga kini.

Isu Keperawatan Masa Kini

Perawat masa kini berbeda dengan perawat di era penjajahan, yang penuh pergolakan

dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Dewasa ini, perawat Indonesia telah mendapatkan

legalitas baik dari pemerintah maupun Negara asing yang banyak menyerap tenaga perawat dari

Indonesia. Akan tetapi, sikap “jutek, judes, cules, juwet, rewel, keras kepala, galak, tidak murah

senyum” masih menjadi dilema pada profesi keperawatan saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa

perawat masih belum mampu bekerja secara professional sesuai dengan etika maupun kode etik

keperawatan.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling

klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia

Internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia.

Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus

berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :

1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya

pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi

aliran animisme, dan orang bijak beragama.

2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)


Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan

rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga

kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra

pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual,

melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada

kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal

(domestik work), mengontrol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan

kejiwaan.

3. Model keperawatan Vokasional (abad 19)

Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui

pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.

4. Model keperawatan kuratif (1920)

Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti

imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.

5. Keperawatan semi professional

Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh

masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar

keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai

bermunculan.

6. Keperawatan preventif

Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta penyuluhan

dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa
tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi

mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di Purwokerto,

pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan merupakan

pengobatan.

7. Menuju keperawatan professional

sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan

berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang

bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu

diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun,

disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru

di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi

Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.

8. Keperawatan professional

Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI,

Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga

perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah

akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian

didirikan pula program paska sarjana (1999).

B. Pengertian Keperawatan

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut,

keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual

yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah

menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.

Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi

kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan

pelayanan kepada klien. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan

adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic

berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang

melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.

C. Definisi Perawat

Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah mereka

yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu

yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tyalor C Lillis C Lemone (1989)

mendefinisikan perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.

Definisi perawat menurut ICN (international council of nursing) tahun 1965, perawat adalah

seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta

berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung

jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

D. Tren Keperawatan

Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun

2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk

ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan
masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang

maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat

khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan,

disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi,

kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam

keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang

berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif. Pada masyarakat yang menuju

ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih

tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan

menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan

dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga

yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya

keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan

kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik

serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi

perkembangan Iptek. Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di

Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih

rendahnya peran perawat professional, diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan

S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.

2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.

3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan,

lisensi)
Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan

berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat

untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan

professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan

keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan

yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini

jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta

prasarana penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan

sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan

professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk

menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta

kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi

dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan

manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna

menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya

melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik

serta meningkat.Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang


bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan

lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai

professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :

1. Nilai intelektual

Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari

a. Body of Knowledge

b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)

c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral

Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode

etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional

terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab

etik.

Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :

a. Beneficience selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan

melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)

b. Fair Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya,

keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu

yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.

c. Fidelity Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu),

selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen

moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.


3.Otonomi, kendali dan tanggung gugat

Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri.
Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat
memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian
mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya
sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai implikasi
pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus
ada kewenangan untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab
anggota profesi. Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan
yang dilakukannya terhadap klien.

Anda mungkin juga menyukai