Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH KOMUNITAS KEPERAWATAN, KONSEP TEORI KOMUNITAS

KEPERAWATAN, DAN MODEL KOMUNITAS KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH ;

KRISNY MERDANIA LAPOD

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


GRAHA MEDIKA BOLAANG MONGONDOW
SEJARAH KEPERAWATAN

A. Pendahuluan Sejarah Keperawatan

Keperawatan merupakan profesi yang sudah sangat tua. Keperawatan ini munculnya
bersamaan dengan adanya manusia di dunia ini. Hal ini berdasarkan fakta bahwa sejak
dahulu perawatan telah dilakukan oleh manusia walaupun dengan alat yang sangat sederhana
sekali dan dari sumber yang di dapatkan dari alam. Pada zaman dahulu juga diketahui bahwa
perawatan yang dilakukan biasanya hanya untuk mengurangi rasa sakit sehingga hamper
dapat dikatakan bahwa keperawatan kurang mendapat tempat karena pekerjaan yang biasa
dilakukan. Seiring perkembangan zaman keperawatan mulai mendapatkan tempat. Hal ini
didasarkan bahwa keperawatan bukanlah pekerjaan yang begitu saja mudah dilakukan tetapi
ternyata membutuhkan ketrampilan dan pengetahun yang cukup. Pada saat ini perkembangan
keperawatan begitu begitu pesat baik dilihat dari kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini dapat
dilihat dari menjamurnya institusi pendidikan maupun kualitas perawat yang semakin
meningkat. Dahulu mungkin kita hanya mengenal SPK, lalu Akper tetapi satu dasawarsa
terakhir ini banyak bermunculan lembaga pendidikan yang meluluskan S1 maupun institusi
negeri maupu swasta. Oleh karena itu sangat menarik sekali kalau dalam hal ini kita
meninjau kembali sejarah keperawatan untuk mengetahui dasar keperawatan dan melihat
perkembangan saat ini dan masa yang akan datang.
B. Perkembangan Keperawatan di Dunia
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada
munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang
ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki
naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman
dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistik yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme.
Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh
gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi. Kemudian
dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil
didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil
tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones
& Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam
merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-
tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang
mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan
bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu
banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungi orang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan
untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia
mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang
membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu
Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama
Islam.
5. Abad VII Masehi
Di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene
dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan
kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan.
Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
6. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat
ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang
sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah
berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna
susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini,
dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga
sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang
mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
 Mulai dikenal konsep P3K
 Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi
perawat dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa permulaan abad terhadap
perkembangan keperawatan:
a. Hotel Dieu di Paris : Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas wanita
jalanan yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat
yang telah terdidik.
b. ST. Thomas Hospital (1123 M) : Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve
Bouquet. pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas
c. Hotel Dieu di Lion : Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820)
Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata
asuhan keperawatan di RS Militer di Turki
Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.
C. Perkembangan Keperawatan di Indonesia
Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda
sampai pada masa kemerdekaan.
1. Masa Penjajahan Belanda
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang
disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit. Tahun
1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan
tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk
Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat
2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia
melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara
lain: pencacaran umum, cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa dan kesehatan para
tahanan. Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk
lebih maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun
1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 –
1942 berdiri rumah sakit-rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS.
ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang.
Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.
3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia
keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan
oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya
terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setingkat
SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik
Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula.
D. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas
Peran perawat kesehatan komunitas sangat bervariasi dan menantang. peran perawat
berkembang sejak abad ke 19 yang berfokus lebih banyak kearah konsdisi lingkungan seperti
sanitasi, kontrol penyakit menular pendidikan higiene personal, pencegahan penyakit dan
perawatan keluarga yang sakit dirumah. Meskipun diketahui bahwa permasalahan yang
mengancam adalah penyakit menular tetapi hal-hal yang bwrkaitan dengan lingkungan,
penyakit kronis, dan peroses penemuan juga perlu diperhatikan.
Sejarah perkembangn dan perubahan yang terjadi pada perawatan komunitas meliputi
beberapa area penting yaitu :
1. Evaluasi keadaan kesehatan dari benua barat sejak zaman pra sejarah sampai saat ini
2. Evaluasi dari perawatan kesehatan moderen termasuk keperawatan public.
3. Konsekuensi untuk kesehatan secara keseluruhan.
4. Tantanan dalam keperawatan komunitas.
Evaluasi kesehatan dunia barat. Didalam riwayat kesehatan dikatakan bahwa sejak jaman
prasejarah telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang terorganisir, seperti pencegahan
penyakit menular , memperpanjang usia san meningkatkan kesehatan. menurut polger (1964)
riwayat penyakit pada manusia dapat dibagi dalam lima tahapan yaitu;
 Tahap mencari dan mengumpulkan; Pada tahap ini masyarakat jarang terkena
penyakit menular kaerena mereka berjauhan tidak menetap dan tidak ada kontak
dengan kelompok lain yang sedang sakit.
 Tahap menghuni tetap disuatu tempat atau daerah; Permasalahan muncul berkaitan
dengan perubahan gaya hidup penyakit atau permasalahan kesehatan yang timbul
bekaitan dengan kedekatanya pada binatang peliharan seperti terjangkitnya salmonela
anthrax, tuberkolosis.
 Tahap kota pra industri; Masalah yang berkaitan dengan penyebaran penyakit lewat
udara juga mulai berkembang karena adanya kontak individu dengan masyarakat lain
.hal lain adalah indemik seperti influenza, cacar, campak dan parotitis. penyakit lain
yang muncul adalah sifilis merupakan penyakit seks yang sulit diobati dan
permasalahan yang muncul berkaitan dengan tenaga kerja yang terkena racun seperti
peroses peleburan baja.
 Tahap kota industri; Selama abad ke 18 dan 19 terjadi epidemis penyakit menular
seperti cacar, demam tiroisd, tifuss, campak, malaria dan demam penyakit kuning.
epidemis penyakit saluran pernapasan terjadi karena belum adanya imunisasi untuk
pencegahan.
Evaluasi perawatan kesehatan:
 Zaman sebelum yunani; Tampat penyembuhan atau perawatan dsilakukan dicandi
atau tempat ibadah dengan cara yang masih peremitif setelah mesir, lebih kurang 100
tahun sebelum masehi telah dikenal adanya perinsif observasi dan pengwtahuan
berdasarkan pengamatan masyarakat telah mengembangkan berbagai sistem seperti
persiapan obat-obatan, sistem pengairan dan pengawetan manusia yang telah
meninggal dengan rempah-rempah dan zat kimia.
 Zaman Yunani; Berawal sari pendapat yunani tentang kesehatan adalah suatu keadan
yang harmonis antara alam sdan masyarakat. Masyarakat mwembweri pelayanan
kesehatan sebagai ujud dari suatu pertanggung jawaban dengan mengacu pada
peraktik kedoktera. Oleh karena itu perlu adanya kode etik kedokteran selain itu
ditanamkan pentingnya manusia intuk mempertahankan kebersihan diri, latihan diet
dan sanitasi.
 Zaman Kaisar romawi; Ada beberapa perbedan-perbedan antara zaman romawi dan
zaman yunani .pada zaman yunani ide lebih banyak brsifat pragmatic aplikatif dari
pada observasi dan penelitian untuk melahirkan ilmu baru sedangkan pada zaman
romawi lwebih diarnai dengan administrasi dan bangunan penunjang yang sesuai
pada era ini pengobatan dipandang sebagai hal yang perlu diramalkan didepan agar
sesuai dengan situasi dsan kondisi masyarakat yang ada.
 Zaman Reneissance; Zaman ini merupakan petunjuk jalan adanya periode baru dalam
sejarah selama kebangkitan pengetahuan pada tabel ini terdapat adanya perubahan
desain teknologi untuk pengobatan epidemi yang dijadikan daya dorong serta
pertumbuhan pada jaman ini. Pada zaman ini kota menjadi bersih, mempunyai tempat
pembuangan sampah yang baik serta suplai air bersih yang cukup.
Sejarah perkembangan kesehatan dan keperawatan komunitas (1600-1685) :
- 1601 : Penulisan rendahnya tentang hukum oleh Elisabeth
- 1617 : Pemberian bantuan orang orang miskin di St.Vincents De Paul Perancis
oleh orang bagian barat dan organisasi masyarakat.
- 1789 : Berdirinya departemen kesehatan di Baltimore
- 1812: Biarawati menunjukan belas kasihan pada orang miskin dengan
mengunjunginya.
- 1813 : Adanya perkumpulan wanita yang baik hati untuk menggalang dana
- 1855 : Tempat karantina penyakit TBC dibangun di New Orleans.
- 1860 : Berdiri sekolah perawat yang diinginkan oleh Florence Nightingale
- 1864 : Dirumah sakit St. Thomas London lahirnya palang merah
 Zaman colonial; Tindakan - tindakan masyarakat pada awal masa colonial ini adalah
pengumpulan data, peningkatan sanitas, dan menghindari penyakit-penyakit asing
yang terbawa dalam rute perdagangan.
Perawatan Moderen
Selama pertengahan abad ke 19 Florence Nightingale menunjukan kesungguhan
kerjanya denagn cara mengawali kebentukan perawat moderen. Ia juga mendirikan
sekolah perawat jasa-jasa yang disumbangkan oleh beliau antara lain adalah
memperingati ketentaran, mendirikan usaha kesehatan masyarakat atas kerja sama
dengan Wiliam Rathbone seorang pengusaha. Catatan dari rumah sakit yang isinya
tentang kekurangan dan perbaikan yang dilakukan dirumah sakit. Catatan perawat
untuk memperbaiki prinsip-perinsip dasar dalam keperawatan.
KONSEP DAN TEORI KOMUNITAS KEPERAWATAN

A. Keperawatan Komunitas
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain
(WHO,1947). Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yag
ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau
masyarakat (Ruth B. Freeman,1981).
Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi teori
keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan
kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan
Lancaster, 2010). Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu
keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan
promotif dan pencegahan penyakit yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011).
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
 Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
 Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
 Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
 Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
 Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
C. Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus,
komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan, sasaran ini terdiri dari:
1. Individu; Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spritual.
2. Keluarga; Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
3. Kelompok Khusus; Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah kelompok khusus
dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
 Ibu hamil
 Bayi baru lahir
 Balita
 Anak usia sekolah
 Usia lanjut
4. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
 Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
 Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
 Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya: Wanita tuna
susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-kelompok pekerja
tertentu, dan lain-lain.
 Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti werdha panti
asuhan, Pusat - pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial), Penitipan balita.
D. Konsep Teori Keperawatan Komunitas Menurut Calista Roy
Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969). Dalam
Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah
model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya
yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy
menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis.
Teori adaptasi suster Callista Roy memeandang klien sebagai suatu system adaptasi. Sesuai
dengan model Roy, tujuan dari keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi
terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan
interdependensi selama sehat dan sakit (Marriner-Tomery,1994). Kebutuhan asuhan
keperawatan muncul ketika klien tidak dapat beradaptasi terhadap kebutuhan lingkungan
internal dan eksternal. Seluruh individu harus beradaptasi terhadap kebutuhan berikut:
Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar, Pengembangan konsep diri positif, Penampilan peran
social, Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan.
Definisi dan Konsep Mayor yang membangun kerangka konseptual model adaptasi roy
adalah:
1. Sistem adalah kesatuan dari beberapa unit yang saling berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang utuh dengan ditandai adanya input, control, proses, output, dan umpan
balik.
2. Derajat adaptasi adalah perubahan tetap sebagai hasil dari stimulus fokal, konstektual dan
residual dengan standar individual, sehingga manusia dapat berespon adaptif sendiri.
3. Problem adaptasi adalah kejadian atau situasi yang tidak adekuat terhadap penurunan atau
peningkatan kebutuhan.
4. Stimulus fokal adalah derajat perubahan atau stimulus yang secara langsung
mengharuskan manusia berespon adaptif. Stimulus fokal adalah presipitasi perubahan
tingkah laku.
5. Stimulus konsektual adalah seluruh stimulus lain yang menyertai dan memberikan
konstribusi terhadap perubahan tingkah laku yang disebabkan atau dirangsang oleh
stimulus fokal.
6. Stimulus residual adalah seluruh factor yang mungkin memberikan konstribusi terhadap
perubahan tingkah laku, akan tetapi belum dapat di validasi.
7. Regulator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon otomatik melalui
neural, cemikal, dan proses endokrin.
8. Kognator adalah subsistem dari mekanisme koping dengan respon melalui proses yang
kompleks dari persepsi informasi, mengambil, keputusan dan belajar.
9. Model efektor adaptif adalah kognator yaitu ; Fisiologikal, fungsi pean, interdependensi
dan konsep diri.
10. Respon adaptif adalah respon yang meningkatkan intergritas manusia dalam mencapai
tujuan manusia untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan reproduksi.
11. Fisiologis adalah kebutuhan fisiologis termasuk kebutuhan dasar dan bagaimana proses
adaptasi dilakukan untuk pengaturan cairan dan elektrolit, aktivits dan istirahat, eliminasi,
nutrisi, sirkulasi dan pengaturan terhadap suhu, sensasi, dan proses endokrin.
12. Konsep diri adalah seluruh keyakinan dan perasaan yang dianut individu dalam satu
waktu berbentuk : persepsi, partisipasi, terhadap reaksi orang lain dan tingkah laku
langsung. Termasuk pandangan terhadap fisiknya (body image dan sensasi diri)
Kepribadian yang menghasilkan konsistensi diri, ideal diri, atau harapan diri, moral dan
etika pribadi.
13. Penampilan peran adalah penampilan fungsi peran yang berhubungan dengan tugasnya di
lingkungan sosial.
14. Interdependensi adalah hubungan individu dengan orang lain yang penting dan sebagai
support sistem. Di dalam model ini termasuk bagaimana cara memelihara integritas fisik
dengan pemeliharaan.
MODEL KOMUNITAS KEPERAWATAN

A. Model Konsep Keperawatan


Model keperawatan adalah suatu bentuk yang memadukan cara pikir dan cara pandang yang
merupakan sintesa dari konsep dan pernyataan tentang keperawatan yang terintegrasi dan
menyeluruh (Ali z.2000).
B. Model Keperawatan Komunitas :
1. Florence Nightingale`s ( 1859) : Environmental Model.
2. H.E Peplau ( 1952 ) : Interpersonal Relation in Nursing Mode
3. Virginia Hederson ( 1966) : Need Based Model
4. I.J Orlando ( 1972) : The Dynamic Nurse-Patient Relationship .
5. Madeleine Leinenger ( 1978) : Cultural Care Theory
6. Jean Watson ( 1979) : Theory of Nursing
7. Nola Pender ( 1982) : Health Promotion Model
8. Martha Rogers ( 1970) : The Science of Unitary Human Beings
9. Dorothea Orem ( 1971): Self Care Model
10. Imogene M. King`s (1971) : System Model
11. Betty Neuman ( 1972 ) : Health Care System Model
12. Sr. Callista Roy ( 1976) : Adaptation Model or Nursing
13. Dorothy Johnson (1968) : Behavioral System Theory
Diantara model-model keperawatan diatas, yang paling besar aplikasinya pada perawatan
kesehatan masyarakat adalah: Model Orem, King, Callista Roy, Neuman,Roger dan Jonhson.
 Model Keperawatan Menurut Dorothea Orem (Self Care Mode) adalah pelayanan
keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam
memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan,
kesejahteraan sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan
individu tentang perawatan diri sendiri. Tiga kebutuhan self care berdasarkan teori
Dorothea Orem yaitu: Universal self care requisites (Kebutuhan perawatan diri secara
menyeluruh), Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan),
dan Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan).
kegiatan asuhan atau perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan: udara yaitu
menghirup oksigen, air, makanan, pemeliharaan proses eliminasi, pemeliharaan dengan
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, pemeliharaan dengan keseimbangan antara
kesendirian dengan interaksi social, pencegahan resiko pada kehidupan manusia dan
keadaan sehat manusia, perkembangan dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi,
pengetahuan dan keinginan.
 Model Keperawatan Imogene M. King (System Model) adalah model konsep dan teori
keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi
yang konstan dengan lingkungan. Model keperawatan dari King memadukan tiga sistem
interaksi yang dinamis-personal, interpersonal dan sosial yang mengarah pada
perkembangan teori pencapaian tujuan (King, 1981 dalam Christensen J.P, 2009).
Sistem Personal atau Individu. Untuk sistem personal konsep yang relevan adalah
persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan waktu.
Sistem Interpersonal terbentuk oleh interkasi antara manusia. Konsep yang relefan dengan
sistem interpersonal ialah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress.
Sistem Sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat yaitu interaksi, persepsi,
kesehatan, organisasi, status dan pembuatan keputusan.
 Model Keperawatan Callista Roy (Adaptitation Model) adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic Adaptif System” dalam segala
aspek yang merupakan satu kesatuan. Roy juga mengembangkan proses internal seseorang
sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan 4 mode adaptasi yang meliputi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tetapi ada empat elemen utama dalam teori
Callista Roy ialah manusia sebagai penerima asuhan keperawatan, konsep lingkungan,
konsep sehat dan keperawatan.
 Model Keperawatan Betty Neuman (Health Care Sistem) adalah model konsep yang
menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditunjukan kepada penekanan penurunan
stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun
resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Model ini bertujuan agar terjadi
stabilitas individu dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis, sehingga Betty Neuman
menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan
(interdependensi).
 Model Keperawatan Martha E. Rogers (The Science of Unitary Human Beings) adalah
konsep model yang menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam
aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan
meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada
konsep pemahaman manusia atau individu seutuhnya. Berdasarkan pada kerangka konsep
yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada 5 dasar asumsi tentang manusia yaitu :
1. Manusia sebagai satu kesatuan
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat
diprediksi sepanjang ruang dan waktu.
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi.
 Model Keperawatan Dorothy Jonhson (Behavioral System Theory) adalah pendekatan
sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin
mencapai keseimbangan dan stabilitas baik di lingkungan internal maupun eksternal.
Selain itu, individu juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari
pengaruh yang ditimbulkanya. Menurut Johnson, ada empat tujuan asuhan keperawatan
kepada individu yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi
dirinya dan orang lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya. Dalam Teori Johnson mengidentifikasi tujuh subsistem yang saling tergantung
antara lain Ketergantungan, Ingestif, Eliminasi (eliminative), Seksual, Agresif, Gabungan
atau Tambahan Pencapaian (Achievement).
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Aziz Alimul H, 2012. Pengatar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika

H. Zaidin Ali, 2001. Dasar - Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika

Effendy, N. 1995. Pengantar proses keperawatan. Jakarta: EGC.

Gaffar, L.O.J. 1999. Pengantar Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.

Hidayat, Aziz Alimul. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai