Di susun oleh :
Kelompok 4
Daftar pustaka
BAB 1
1. Latar Belakang
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Komplikasi
b. Analisa Data
e. Implementasi Keperawatan
f. Evaluasi
C. BAB V : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada
hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Corona hingga
saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang
meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip Flu.
kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember
2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam
dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia
hingga menjadi penyakit radang paru.
Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual
berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona
bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip
Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih parah
dan gagal organ.
2. Tujuan
TK :
1. mengetahui definisi Covid-19
A. Definisi
Menurut WHO ( Word Health Organization ) COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
B. Etiologi
Penyebab Coronavirus merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari
kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang
berbentuk seperti mahkota (crown/corona). Virus lain yang termasuk dalam kelompok
yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun
silam.
C. Manifestasi klinis
Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga gangguan pernapasan berat
menyerupai pneumonia. Gejala Corona yang umum dialami mereka yang mengalami
infeksi coronavirus adalah:
Batuk kering
Pilek
Nyeri tenggorokan
Sesak napas
Gejala virus corona tersebut dapat bertambah parah secara cepat dan menyebabkan
gagal napas hingga kematian. Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua hari hingga 14 hari setelah
terpapar virus tersebut.
D. Patofisiologi
Tahap awal terjadi pada saat inokulasi dan awalpembentukan penyakit. Bagi
kebanyakan orang, ini melibatkan periode inkubasi yang terkait dengan gejala ringan
dan sering nonspesifik seperti malaise, demam dan batuk kering. Selama periode ini,
nCov-2019 bertempat tinggal di dalam host, terutama berfokus pada sistem
pernapasan. Serupa dengan kerabat yang lebih tua, SARSCoV (bertanggung jawab
untuk wabah SARS 2002-2003), SARS-CoV-2 berikatan dengan target menggunakan
angiotensinmengkonversi enzim 2 (ACE2) reseptor pada sel manusia. reseptor ini
berlimpah hadir pada paru-paru manusia dan epitel usus kecil, serta endotelium
vaskular.
Tahap dua (moderat)- Keterlibatan paru dengan hipoksia. Pada tahap kedua penyakit
paru yang terbentuk akibat penggandaan virus dan peradangan lokal di paru. Selama
tahap ini, pasien mengalami batuk, demam dan mungkin hipoksia(didefinisikan sebagai
PaO2/FiO2 dari < 300 mmHg). Pencitraan dengan roentgenogram dada atau CT scan
menggambarkan infiltrasi bilateral atau opasitas ground glass. Tes darah menunjukkan
meningkatnya limfopenia. Penanda peradangan sistemik meningkat, tetapi tidak begitu
signifikan, pada tahap ini sebagian besar pasien dengan COVID-19 akan perlu dirawat
di rawat inap untuk pengamatan dan manajemen dekat.
Tahap tiga (berat) –Peradangan sistemik. Beberapa pasien COVID-19 akan beralih ke
tahap ketiga dan mwerupakan yang paling parah dari seluruh stadium yang
memanifestasikan sebagai sindrom hiperperadangan sistemik ekstra-paru. Pada tahap
ini, penanda peradangan sistemik tampak meningkat.
E. Pathway
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain adalah pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan pembekuan darah, fungsi ginjal dan hati serta pemeriksaan virologi.
Selain itu, spesimen dari hidung dan faring (tenggorokan) pasien pun akan diambil
dengan teknik swab. Demikian pula, sediaan dahak dan, bila diperlukan, cairan bronkus
(saluran pernapasan yang lebih kecil). Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui
apakah penyakit pasien disebabkan oleh virus atau sebab yang lain. Sementara itu,
plasma darah pasien pun akan diperiksa untuk menemukan RNA virus corona. Untuk
pemeriksaan radiologi, dapat dilakukan pemeriksaan rontgen (x-ray) dada dan CT-scan
dada. Sebagian besar pasien akan menunjukkan gambaran kekeruhan di kedua paru.
G. Komplikasi
Penderita yang terinfeksi virus corona akan di isolasi dan menerima terapi yang
bersifat suportif untuk mengurangi gejala. Misalnya anti-piretik untuk menurunkan suhu
tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi, serta terapi oksigen pada pasien yang
mengalami sesak napas. Pada kondisi yang berat, bantuan napas melalui mesin
ventilator dapat diberikan pada pasien untuk menyokong fungsi organ vital lainnya.
I. Pengkajian keperawatan
1. Biodata pasien
2. Penanggung jawab
3. Keluhan utama
4. Riwayat kesehatan
1. penyakit sekarang
2. penyakit terdahulu
Oksigenasi
Rencana keperawatan diagnosa Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d infeksi virus
COVID-19 adalah manajemen jalan nafas dan terapi oksigen
Rencana keperawatan diagnosa Nyeri akut b.d agen cidera biologis inveksi virus
COVID-19 adaah menajemen nyeri, pemberian analgesik serta pemberian obat: oral
Kasus
Seorang pasien bernama Ny.X berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit medika respati.
Pasien mengeluhkan sesak nafas, demam dan batuk, dan tidak bisa mencium bau dan
merasakan makanan. Dari hasil pengkajian di dapatkan hasil suhu 38,6 C TD : 120/80
mmHg. RR : 30 x/menit, N : 100x/menit, saturasi oksigen 88% pasien mengatakan
sesak nafas dan nyeri dada berada pada skala 5, pasien tampak pucat pasien
mengatakan bahwa satu minggu yang lalu terkonfirmasi positiv covid-19. Pemeriksaan
penunjang RT-PCR) dan Swab antigen menunjukan bahwa pasien terkena Covid-19
dokter mengatakan bahwa pasien akan di isolasi selama 14 hari di rumah sakit.
Nama Ny.x
Umur 45 tahun
Agama Budha
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
Status pernikahan Menikah
Alamat Gatak,
prambanan,sleman
Tanggl masuk RS 7-03-2021
b. Analisa data
c. Prioritas diagnose
d. Intervensi
4. Kelola pemberian
bronkodilator
sebagaimana
mestinya
5. Monitor status
pernafasan dan
oksigen
sebagaimana
mestinya.
e. Implementasi
f. Evaluasi
4. Mengelola pemberian
bronkodilator
sebagaimana mestinya
Lanjutkan intervensi No :
2. Mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk
memasukan alat
membuka jalan nafs
5. Memonitor status
pernafasan dan oksigen
sebagaimana mestinya
BAB 4 PEMBAHASAN
Pemeriksaan untuk pasien covid-19 adalah untuk setiap kasus suspek, probable dan
kasus terkonfirmasi harus dilakukan penyelidikan epidemiologi menggunakan formulir.
Hasil penyelidikan epidemiologi dapat digunakan untuk memberikan masukan bagi
pengambil kebijakan dalam rangka penanggulangan atau pemutusan penularan secara
lebih cepat. Tidak seperti pemeriksaan pada umum pemeriksaan pasien dengan kasus
suspek, probable dan kasus terkonfirmasi tenaga kesehatan harus menggunakan APD
dengan baik dan benar supaya menghindari penyebaran virus covid-19. Dalam tahap
pengkajian fisik dan pemeriksaan penunjang intervensi serta implementasi keperawatan
untuk pasien covid diperiksa seperti pasien pada umumnya.
BAB 5 PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Saran penulis kepada diri sendiri atupun orang lain adalah tetap mematuhi protokol
kesehatan yang di anjurkan pemerintah, dan melakukan vaksinasi untuk mencegah
penularan virus covid-19 serta meningkatkan kekebalan tubuh. Penulis juga
memberikan saran kepada pemerintah agar lebih serius lagi dalam mengatasi pandemi
covid-19
Daftar pustaka