Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH COVID-9

Di susun oleh :

Ramadila Azzahra 20130068

Jelly Lorenza 20130070

Nia Regita Mustikawati 20130072

Anjel Chris Chelan 20130075

Lulu Arie Faridah 20130077

Makruf Al Hakim 20130078

Kurnia Wulandari 20130079

Khoirunisa Aufa Garini Islami 20130080

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2021-2022
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah seminar dengan judul “ Makalah
covid-19” Tujuan penulisan makalah ini untuk dapat memenuhi tugas Seminar Blok 3.2
KMB sirkulasi. Terimakasih kepada dosen pengampu kami yaitu Ibu Siti Fadlilah,
S.Kep.,Ns.,MSN. Selama penyusunan makalah ini tidak lepas dari doa, dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak kelompok kami. Penulis menyadari bahwa makalah
seminar ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan dan
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah seminar ini, supaya makalah seminar ini menjadi lebih baik
lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan penulis memohom maaf sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam menulis makalah
seminar ini. Demikian, semoga makalah seminar ini dapat bermanfaat bagi banyak
orang, Terimakasih.

Yogyakarta 4 Desember 2021

Kelompok 4
Daftar pustaka
BAB 1

1. Latar Belakang

2. Tujuan Umum dan Khusus

BAB II : TINJAUAN TEORI (KASUS PENYAKIT)

A. Definisi

B. Etiologi

C. Manifestasi Klinis

D. Patofisiologi

E. Pathway

F. Pemeriksaan Penunjang

G. Komplikasi

H. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian : anamnesa, pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang

b. Analisa Data

c. Prioritas Diagnosa Keperawatan (mengacu NANDA 2018-2020)

d. Rencana (intervensi ) Keperawatan (mengacu NOC& NIC)

e. Implementasi Keperawatan

f. Evaluasi

B. BAB IV : PEMBAHASAN (Data senjang antara teori dengan kasus beserta


analisanya)

C. BAB V : PENUTUP

1. Kesimpulan

2. Saran

Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang

COVID-19 merupakan virus yang yang menyerang sistem pernapasan, memberi


dampak buruk bagi kesehatan yang disertai dengan gejala yang ringan maupun yang
berat, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) Adalah gejala berat yang ditimbulkan. virus ini menular melalui
kontak fisik, memakai barang secara bergantian dengan pasien yang positif Covid-19,
tidak memakai masker pada saat berbicara dengan penderita covid-19, dan lain
sebagainya. Virus ini merupakan penyakit yang tidak diprediksi akan terjadi
sebelumnya. tanda-tanda Dan gejala covid-19 yang tergolong berat terjadinya sindrom
pernapasan akut, menyebabkan pneumonia, gagal ginjal, Dan yang paling fatal
berakibat kematian, sedangkan gejala ringanya, demam, bersin,sakit pada tenggorokan
Dan lain sebagainya. 31 desember 2019, WHO China Country Office mengabarkan
penemuan kasus pneumonia yang etiologinya tidak diketahui. 30 januari 2020 WHO
menetapkan Public Health Emergency of International Concem (riani, 2020)

Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada
hewan ataupun juga pada manusia. Di Indonesia, masih melawan Virus Corona hingga
saat ini, begitupun juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus
bertambah dengan beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang
meninggal. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan
COVID-19 dengan gejala mirip Flu.

kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember
2019.Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan
tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang
dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam
dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia
hingga menjadi penyakit radang paru.

Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual
berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular,
kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Dengan latar belakang tersebut, Virus Corona
bukan kali ini saja memuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip
Flu, Virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeks yang lebih parah
dan gagal organ.

2. Tujuan

TU : Mengidentifikasi Virus covid 19 di Indonesia

TK :
1. mengetahui definisi Covid-19

2. mengetahui etiologi Covid-19

3. mengidentifikasi Tanda dan gejala Covid-19

4. mengidentifikasi intervensi Covid-19

BAB 2 TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Menurut WHO ( Word Health Organization ) COVID-19 adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.

Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

B. Etiologi

Penyebab Coronavirus merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari
kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang
berbentuk seperti mahkota (crown/corona). Virus lain yang termasuk dalam kelompok
yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun
silam.

C. Manifestasi klinis

Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga gangguan pernapasan berat
menyerupai pneumonia. Gejala Corona yang umum dialami mereka yang mengalami
infeksi coronavirus adalah:

Demam tinggi disertai menggigil

Batuk kering

Pilek

Hidung berair dan bersin-bersin

Nyeri tenggorokan

Sesak napas

Gejala virus corona tersebut dapat bertambah parah secara cepat dan menyebabkan
gagal napas hingga kematian. Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua hari hingga 14 hari setelah
terpapar virus tersebut.

D. Patofisiologi

Tahap awal terjadi pada saat inokulasi dan awalpembentukan penyakit. Bagi
kebanyakan orang, ini melibatkan periode inkubasi yang terkait dengan gejala ringan
dan sering nonspesifik seperti malaise, demam dan batuk kering. Selama periode ini,
nCov-2019 bertempat tinggal di dalam host, terutama berfokus pada sistem
pernapasan. Serupa dengan kerabat yang lebih tua, SARSCoV (bertanggung jawab
untuk wabah SARS 2002-2003), SARS-CoV-2 berikatan dengan target menggunakan
angiotensinmengkonversi enzim 2 (ACE2) reseptor pada sel manusia. reseptor ini
berlimpah hadir pada paru-paru manusia dan epitel usus kecil, serta endotelium
vaskular.

Tahap dua (moderat)- Keterlibatan paru dengan hipoksia. Pada tahap kedua penyakit
paru yang terbentuk akibat penggandaan virus dan peradangan lokal di paru. Selama
tahap ini, pasien mengalami batuk, demam dan mungkin hipoksia(didefinisikan sebagai
PaO2/FiO2 dari < 300 mmHg). Pencitraan dengan roentgenogram dada atau CT scan
menggambarkan infiltrasi bilateral atau opasitas ground glass. Tes darah menunjukkan
meningkatnya limfopenia. Penanda peradangan sistemik meningkat, tetapi tidak begitu
signifikan, pada tahap ini sebagian besar pasien dengan COVID-19 akan perlu dirawat
di rawat inap untuk pengamatan dan manajemen dekat.

Tahap tiga (berat) –Peradangan sistemik. Beberapa pasien COVID-19 akan beralih ke
tahap ketiga dan mwerupakan yang paling parah dari seluruh stadium yang
memanifestasikan sebagai sindrom hiperperadangan sistemik ekstra-paru. Pada tahap
ini, penanda peradangan sistemik tampak meningkat.

E. Pathway

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang tersebut antara lain adalah pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan pembekuan darah, fungsi ginjal dan hati serta pemeriksaan virologi.
Selain itu, spesimen dari hidung dan faring (tenggorokan) pasien pun akan diambil
dengan teknik swab. Demikian pula, sediaan dahak dan, bila diperlukan, cairan bronkus
(saluran pernapasan yang lebih kecil). Melalui pemeriksaan tersebut dapat diketahui
apakah penyakit pasien disebabkan oleh virus atau sebab yang lain. Sementara itu,
plasma darah pasien pun akan diperiksa untuk menemukan RNA virus corona. Untuk
pemeriksaan radiologi, dapat dilakukan pemeriksaan rontgen (x-ray) dada dan CT-scan
dada. Sebagian besar pasien akan menunjukkan gambaran kekeruhan di kedua paru.

G. Komplikasi

Pasien yang terinfeksi coronavirus dapat mengalami gejala gangguan pernapasan


seperti pneumonia berat, seperti demam tinggi dan sesak napas. Komplikasi seperti
gagal napas, gagal jantung akut, dan infeksi sekunder akibat kuman lainnya dapat
terjadi bila kondisi tersebut tidak segera diatasi atau bila penyakit mengalami
perburukan dengan sangat cepat.

H. Penatalaksanaan medis dan keperawatan

Penatalaksanaan COVID-19 tergantung derajat gejala, yaitu tanpa gejala, ringan,


sedang, berat, atau kritis. Pada pasien tanpa gejala atau dengan gejala ringan sedang,
isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah. Sedangkan pasien dengan gejala berat atau
risiko pemburukan sebaiknya dirawat inap.

Penderita yang terinfeksi virus corona akan di isolasi dan menerima terapi yang
bersifat suportif untuk mengurangi gejala. Misalnya anti-piretik untuk menurunkan suhu
tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi, serta terapi oksigen pada pasien yang
mengalami sesak napas. Pada kondisi yang berat, bantuan napas melalui mesin
ventilator dapat diberikan pada pasien untuk menyokong fungsi organ vital lainnya.

Antibiotik empiris, terapi antivirus (oseltamivir), dan kortikosteroid sistemik sering


digunakan untuk perawatan. Pasien dengan hipoxemia yang dapat diatasi diberi
ventilasi invasif. Holshue et al. menggunakan remdesivir dalam pengobatan pasien
dengan infeksi SARS-CoV-2 dan mencapai hasil yang baik. Lu menyimpulkan bahwa,
di samping antibiotik dan antivirus, neuraminidase inhibitor, inhibitor sintesis RNA, dan
obat tradisional juga dapat digunakan dalam pengobatan COVID-19

I. Pengkajian keperawatan

1. Biodata pasien

2. Penanggung jawab

3. Keluhan utama

4. Riwayat kesehatan
1. penyakit sekarang

2. penyakit terdahulu

5. Riwayat penyakit keluarga

6. Basic Promoting physiology of Health

kenyamanan dan nyeri

cairan dan elektrolit

Oksigenasi

7. Pemeriksaan fisik : Head to toe

8. Psiko sosio budaya Dan Spiritual

J. Diagnosa Keperawatan (mengacu NANDA 2018-2020)

Inveksi b.d kegagala untuk menghindari patogen akibat paparan COVID-19

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d infeksi virus COVID-19

Ansietas b.d penularan interpersonal

Nyeri akut b.d agen cidera biologis inveksi virus COVID-19

Hipertermia b.d penyakit virus COVID-19

Risiko kesepian b.d isolasi fisik

K. Rencana perawatan (mengacu NOC& NIC)

Rencana keperawatan diagnosa Inveksi b.d kegagala untuk menghindari patogen


akibat paparan COVID-19 adalah perlindungan inveksi, manajemen imunisasi dan
manajemen penyakit menular

Rencana keperawatan diagnosa Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d infeksi virus
COVID-19 adalah manajemen jalan nafas dan terapi oksigen

Rencana keperawatan diagnosa Ansietas b.d penularan interpersonal adalah


penurunan kecemasan, peningkatan koping dan terapi relaksasi

Rencana keperawatan diagnosa Nyeri akut b.d agen cidera biologis inveksi virus
COVID-19 adaah menajemen nyeri, pemberian analgesik serta pemberian obat: oral

Rencana keperawatan diagnosa Hipertermia adalah perawatan demam dan pengaturan


suhu
Rencana keperawatan diagnosa risiko kesepian adalah terapi aktivitas dan peningkatan
integritas keluarga

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

Seorang pasien bernama Ny.X berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit medika respati.
Pasien mengeluhkan sesak nafas, demam dan batuk, dan tidak bisa mencium bau dan
merasakan makanan. Dari hasil pengkajian di dapatkan hasil suhu 38,6 C TD : 120/80
mmHg. RR : 30 x/menit, N : 100x/menit, saturasi oksigen 88% pasien mengatakan
sesak nafas dan nyeri dada berada pada skala 5, pasien tampak pucat pasien
mengatakan bahwa satu minggu yang lalu terkonfirmasi positiv covid-19. Pemeriksaan
penunjang RT-PCR) dan Swab antigen menunjukan bahwa pasien terkena Covid-19
dokter mengatakan bahwa pasien akan di isolasi selama 14 hari di rumah sakit.

a. pengkajian anamnesa, Pf dan p.penunjang

Nama Ny.x
Umur 45 tahun
Agama Budha
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
Status pernikahan Menikah
Alamat Gatak,
prambanan,sleman
Tanggl masuk RS 7-03-2021

Jam masuk RS 09.00 WIB

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran Composmentis, keadaan umum lemas,


untuk tanda-tanda vital, nadi 100x/menit, TD 120/80 mmHg, suhu 38,6 derajat celcius,
respirasi 30x/menit. Untuk pemeriksaan head to toe bentuk kepala mesochephal,
rambut hitam pendek, tidak berketombe,bibir kering, mata cekung, mata simetris kanan
dan kiri, konjungtiva ppucat, sklera ikteris, dapat membedakan warna, dapat melihat
dengan jelas dalam jarak + 6 m. Wajah, ekspresi wajah tampak pucat, mata cekung dan
kemerahan, hidung simetris kanan dan kiri, bersih tidak ada secret, tidak dapat
membedakan aroma makanan, obat, mulut, mukosa bibir kering, telinga bentuk
simetris, tidak ada serumen, bersih, bila ditanya dapat menjawab dengan jelas, leher
tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada nyeri saat menelan. Dada, paru-paru inspeksi :
Pengembangan dada kanan dan kiri sama, palpasi : terdapat nyeri tekan, perkusi :
sonor, auskultasi:vesikuler. Jantung inpeksi : ictus codis tidak tampak, palpasi : ictus
cordis tidak teraba, perkusi : pekak, auskultasi : reguler, bunyi jantung 1 dan 2
terdengar. Abdomen inspeksi : simetris kanan dan kiri, auskultasi : terdengar peristatik
usus 40 x/menit, palpasi : suara tympani, perkusi : tidak ada nyeri tekan. Genetalia :
bersih, tidak terpasang kateter Anus : tidak ada benjolan. Kulit : warna kulit sawo
matang, turgor normal, kulit lembab. Pemeriksaan RT-PCR dan Swab antigen
menunjukan bahwa pasien terkena Covid-19.

b. Analisa data

Tgl/ja Data fokus Etiologi Problem


m

7-03- DS : pasien mengatakan sesak Ketidakefektifan Infeksi virus covid-


2021/ nafas bersihan jalan 19
nafas
09.00 DO :
WIB
RR : 30x/menit

Saturasi oksigen 88%

c. Prioritas diagnose

No Prioritas diagnosa Alasan memprioritaskan

1 Ketidakefektifan bersihhan jalan Saturasi oksigen dan RR pasien sudah


nafas dalam keadaan tidak normal jika tidak di
tangani secara cepat maka pasien akan
mengalami komplikasi dan yang paing
parah adalah kematian

d. Intervensi

NO Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Nama/TTD

1 Ketidak efektifan Setelah dilakukan Manajement jalan nafas NS.A


bersihan jalan nafas b.d tindakan keperawatan
infeksi virus covid-19 selama 4 x 24 jam 1. Posisikan pasien
status pernafasan untuk
pasien di tingkatkan memaksimalkan
dari skala 2 ke 4 skala ventilasi,
dengan kriteria hasil :
2. Identifikasi
1. Frekuensi kebutuhan pasien
pernafasan di untuk memasukan
tingkatkan dari alat membuka jalan
skala 2 ke skala 4 nafs

2. Saturasi oksigen di 3. Masukan alat


tingkatkan dari nasopharyngeal
skala 2 ke skala 4 airway (NPA) atau
oropharyngeal
airway (OPA)
sebagaimana
mestinya

4. Kelola pemberian
bronkodilator
sebagaimana
mestinya

5. Monitor status
pernafasan dan
oksigen
sebagaimana
mestinya.

e. Implementasi

NO Diagnosa Implementasi TTD

1 Ketidakefektifan bersihan 1. Memposisikan pasien untuk memaksimalkan NS.A


jalan nafas b.d infeksi virus ventilasi,
covid-19
2. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk
memasukan alat membuka jalan nafs

3. Memasukan alat nasopharyngeal airway


(NPA) atau oropharyngeal airway (OPA)
sebagaimana mestinya

4. Mengelola pemberian bronkodilator


sebagaimana mestinya
5. Memonitor status pernafasan dan oksigen
sebagaimana mestinya

f. Evaluasi

N tanggal jam Implementasi Evaluasi TTD


O

1 10-03- 09.00 WIB 1. Memposisikan pasien untuk S : pasien masih NS.A


2121 memaksimalkan ventilasi, mengatakan sudah tidak
sesak nafas
2. Mengidentifikasi kebutuhan O : saturasi oksigen 95%
pasien untuk memasukan alat RR : 20x/menit
membuka jalan nafs A : tujuan teratasi status
3. Memasukan alat pernafasan pasien
nasopharyngeal airway (NPA) berada pada skala 4
atau oropharyngeal airway (Deviasi ringan dari
(OPA) sebagaimana mestinya kisaran normal )
P : hentikan intervensi
4. Mengelola pemberian Nomor :
bronkodilator sebagaimana
mestinya 3. Memasukan alat
nasopharyngeal airway
5. Memonitor status (NPA) atau
pernafasan dan oksigen oropharyngeal airway
sebagaimana mestinya (OPA) sebagaimana
mestinya

4. Mengelola pemberian
bronkodilator
sebagaimana mestinya

Lanjutkan intervensi No :

2. Mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk
memasukan alat
membuka jalan nafs

5. Memonitor status
pernafasan dan oksigen
sebagaimana mestinya
BAB 4 PEMBAHASAN

Pemeriksaan untuk pasien covid-19 adalah untuk setiap kasus suspek, probable dan
kasus terkonfirmasi harus dilakukan penyelidikan epidemiologi menggunakan formulir.
Hasil penyelidikan epidemiologi dapat digunakan untuk memberikan masukan bagi
pengambil kebijakan dalam rangka penanggulangan atau pemutusan penularan secara
lebih cepat. Tidak seperti pemeriksaan pada umum pemeriksaan pasien dengan kasus
suspek, probable dan kasus terkonfirmasi tenaga kesehatan harus menggunakan APD
dengan baik dan benar supaya menghindari penyebaran virus covid-19. Dalam tahap
pengkajian fisik dan pemeriksaan penunjang intervensi serta implementasi keperawatan
untuk pasien covid diperiksa seperti pasien pada umumnya.
BAB 5 PENUTUP

1. Kesimpulan

Coronavirus adalah termasuk kelompok virus yang umumnya menginveksi saluran


pernafasan pada hidung, sinus, atau tenggorokan bagian atas. Kelompok virus ini
sudah ad asejak lama dan kebanyakan tak berbahaya, tetapi sebagian kecil jenisnya
dapt menyebabkan infeksi yang beresiko menyebabkan kematian seperti MERS dan
SARS. Virus SARS-CoV2 dapat menular melalui droplet, kontak dengan orang yang
terinfeksi dan kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi virusdan menyentuh
hidung,mata dan mulut tanpa cuci tangan dengan sabun terlebih dahulu. Secara umum
gejala covid-19 adalah demam dengan suhu di atas 38℃ batuk dan sesak nafas.
Pencegahan dapat dilakukan jika kita menjaga jarah, menjauhi kerumunan, memakai
masker dan selalu mencuci tangan setelah selesai melakukan aktifitas dan olahraga
secara rutin serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.

2. Saran

Saran penulis kepada diri sendiri atupun orang lain adalah tetap mematuhi protokol
kesehatan yang di anjurkan pemerintah, dan melakukan vaksinasi untuk mencegah
penularan virus covid-19 serta meningkatkan kekebalan tubuh. Penulis juga
memberikan saran kepada pemerintah agar lebih serius lagi dalam mengatasi pandemi
covid-19

Daftar pustaka

Biofarma, (2021) “kenal vurus covid-19” dalam ihttps://www.biofarma.co.id/id/berita-


terbaru/detail/kenali-virus-covid19 diakses pada 2021

Who, (2021) “coronavirus” dalam https://www.who.int/indonesia/news/novel-


coronavirus/qa/qa-for-public diakses apda 2021

Corona. Jatengprof (2021) “ tanya jawab seputar covid-19 dalam


https://corona.jogjaprov.go.id/faq/tanya-jawab diakses pada 2021

Dewan pengurus pusat PPNI, PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN DI MASA


PANDEMI COVID-19 . Jakarta

Anda mungkin juga menyukai