Anda di halaman 1dari 28

Penyakit Pada Masa

Kehamilan
1. DIABETES MELITUS
• Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat
ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat, terjadi atau
diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini
mencakup pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi)
yang baru diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar
menderita DM akibat hamil.
• Gestational Diabetes Mellitus (GDM) adalah diabetes
yang terjadi saat kehamilan sedangkan sebelum
hamil ibu tidak memiliki penyakit diabetes.
• PreGestational Diabetes Mellitus (PGDM) adalah
diabetes yang terjadi pada ibu hamil dengan
memiliki riwayat diabetes sebelumnya,
Siapa saja yang berisiko terkena GDM?
1) Usia ≥ 35 tahun
2) Obesitas (IMT > 30)
3) Riwayat hipertensi/tekanan darah tinggi
4) Riwayat melahirkan bayi besar ( > 4 kg)
5) Riwayat bayi dengan kecacatan
6) Riwayat penyakit jantung
7) Riwayat glukosauria (kadar gula darah berlebih dalam urin)
Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari
GDM?
Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari
GDM?
Alogaritme Diagnosis GDM
2. Hiperemesis Gravidarum

• Keadaan mual muntah yang berat/ berlebihan, lebih dari 8x dalam 24


jam atau setiap saat, menimbulkan gejala dehidrasi, gangguan asam
basa, dan el ektrolit sehingga mengganggu kesehat an dan pekerjaan
sehari hari (WHO,2013)
• Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu aktifitas sehari-hari karena keadaan
umum pasien yang buruk akibat dehidrasi.
• Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien,
namun dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti
abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan
malformasi pada bayi lahir (Gross dalam Runiari, 2010 hal 61).
• Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat
menjadi faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung
menjadi kosong
3. Hipertensi pada kehamilan
• Hipertensi pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg.
Dibagi menjadi ringan-sedang (140 – 159 / 90 – 109 mmHg) dan berat
(≥160/110 mmHg) (Malha et al., 2018).
• Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi: 1) pre-
eklampsia/ eklampsia, 2) hipertensi kronis pada kehamilan, 3)
hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan 4) hipertensi gestational
(Roberts et al., 2013; Malha et al., 2018).
Pengobatan Hipertensi Pada Kehamilan
• Penderita hipertensi pada kehamilan dan pre-eklampsia ringan disarankan
melakukan partus pada minggu ke-37.
• Pengobatan hipertensi pada kehamilan dengan menggunakan obat
antihipertensi ternyata tidak mengurangi atau meningkatkan risiko kematian ibu,
proteinuria, efek samping, operasi caesar, kematian neonatal, kelahiran
prematur, atau bayi lahir kecil. Penelitian mengenai obat antihipertensi pada
kehamilan masih sedikit.
• Obat yang direkomendasikan adalah labetalol, nifedipin dan methyldopa sebagai
first line terapi. Penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan memerlukan
pendekatan multidisiplin dari dokter obsetri, internis, nefrologis dan anestesi.
Hipertensi pada kehamilan memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi pada
kehamilan berikutnya.
Patofisiologi
• Patofisiologi hipertensi dalam kehamilan multifaktorial dan kompleks.
Faktor-faktor yang berperan penting pada patogenesis hipertensi
meliputi faktor genetik, aktivasi sistem neurohormonal (seperti sistem
saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin-aldosteron), obesitas, dan
asupan diet tinggi garam.
• Terdapat beberapa teori tentang penyebab hipertensi dalam
kehamilan di antaranya: kelainan vaskularisasi plasenta, disfungsi
endotel, intoleransi imunologis antara ibu dan janin, stres oksidatif,
dan defisiensi gizi.
Preeklamsia
•  Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan akut dan dapat terjadi
ante, intra dan postpartum. Hipertensi timbul pada umur kehamilan >
20 minggu dan disertai dengan proteinuria
• Preeklamsia dibagi menjadi 2 :
- Preeklamsia ringan
- Preeklamsia berat
Preeklamsia Ringan
• Definisi : suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi
organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan
aktivasi endotel
Diagnosis :
- umur kehamilan >20 minggu
- hipertensi : sistol/diastol ≥140/90 mmHg
- proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ 1+ dipstick
• Manajemen :
- Tujuan dari manajemen PER adalah :
a. Mencegah: kejang, predarahan intakranial, gangguan fungsi organ vital
b. Tirah baring total
• Preeklamsia Berat Definisi : preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria
lebih 5g/24 jam.
• Preeklampsia digolongkan berat bila ditemukan :
- oliguria : produksi urin < 500 cc/24 jam
- kenaikan kadar kreatinin plasma
- gangguan visus dan serebral- edema paru
- hemolisis mikroangiopati
• Manajemen:
- segera Rujuk RS
- stabilisasi dan monitoring cairan
- pemberian obat anti kejang : MgSO4
4. ANEMIA PADA MASA KEHAMILAN
Patofisiologi
Penyebab Anemia Selama Kehamilan
• Terutama Defisiensi Fe
• Sebab lain:
- Defisiensi Asam Folat
- Defisiensi Vitamin B12
- Vit A
- Perdarahan,
- Parasit,
- Cacing tambang,
- penyakit khronis
- defisiensi zat gizi lainnya.
1. PENGARUH ANEMIA PADA KEHAMILAN
• Abortus
• Partus prematurus
• Perdarahan post partum karena atonia uteri Infeksi intra / post partum
• Decompensatio cordis -> ketidakmampuan jantung memompa darah dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi.

2. PENGARUH ANEMIA PADA HASIL KONSEPSI


• Kematian mudigah
• Kematian perinatal
• Prematuritas
• Berat badan lahir rendah (BBLR)
• Gangguan pertumbuhan janin
• Kelainan bawaan
• Cadangan Fe bayi kurang
 PENCEGAHAN
• Suplementasi Fe 60 mg dan as folat 400 mikrogram/hari hasilnya lebih
baik
 PENGOBATAN
• Tujuan: meningkatkan kadar Hb dan timbunan ferritin dengan pemberian
Fe 200 mg/hari per oral dalam bentuk Fe sulfat, fumarat atau glukonat.
• Tranfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi berikut :
Kadar Hb 7 gr/dL atau kadar hematokrit <20%
Kadar Hb 7 gr/dL dengan gejala klinis : pusing, pandangan berkunang-
kunang, takikardi
Nb: Transfusi sel darah merah atau darah lengkap jarang diindikasikan,
kecuali terdapat hipovolemia akibat kehilangin darah atau satu prosedur
operasi darurat harus segera dilakukan pada wanita dengan anemia berat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai