Anda di halaman 1dari 61

Asuhan Keperawatan Tentang

Masalah Kesehatan Wanita Pada Masa


Reproduksi Yang Berkaitan Tentang
persalinan Berisiko (Distosia,
Prematur, Postmatur).
TIK 1
Outline :

01 Distosia

02 Prematur

03 Postmatur
01

Distosia
Pengertian
Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang
panjang, sulit, abnormal, yang timbul akibat berbagai
kondisi.
Distosia merujuk pada kemajuan persalinan yang
tidak normal, persalinan berlangsung lebih lama, lebih
nyeri, atau tidak normal karena adanya masalah pada
mekanisme persalinan, tenaga atau kekuatan, jalan
lahir, janin yang akan dilahirkan atau masalah psikis
Tanda dan Gelaja :
• Dagu tertarik dan menekan
Perineum

• Kesulitan dalam melahirkan • Traksi pada kepala tidak berhasil


wajah bayi melahirkan bahu yang tetap
tertahan di kranial simfisis pubis
• Kepala bayi seperti terjepit
di vulva atau mengalami
retraksi

• Leher bayi sulit sekali untuk


dilahirkan
Patofisiologi
Etiologi
01 Kekuatan (Power) 02 Jalan Lahir (Passage)

Perubahan struktur
Persalinan disfungsional akibat pelvis
kontraksi uterus yang tidak
efektif atau akibat upaya
Psikologi
mengedan ibu 05
Respon psikologis ibu terhadap
04 persalinan berhubungan dengan
03 Penumpang (passanger)
Posisi (Potition) pengalaman, persiapan,budaya
sebab-sebab pada janin, & warisannya, serta sistem
mencakup kelainan presentasi Posisi ibu selama pendukung
atau kelainan posisi, bayi persalinan dan
besar, dan jumlah bayi melahirkan
A. Kekuatan (Power)

Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif


atau akibat upaya mengedan ibu.
Persalinan disfungsional dijelaskan sebagai kontraksi uterus tidak
normal yang menghambat kemajuan dilatasi serviks normal, kemajuan
pendataran (effacement) (kekuatan primer), dan/atau kemajuan
penurunan (kekuatan sekunder).
—SOMEONE FAMOUS
Disfungsi kontraksi uterus lebih jauh dapat dijelaskan sebagai
disfungsi kontraksi uterus primer dan sekunder.
Sambungan . . .

- Persalinan disfungsi primer atau disfungsi uterus hipertonik seringkali adalah


wanita yang cemas ketika pertama kali mengalami kontraksi yang nyeri. Wanita yang
mengalami disfungsi uteri hipertonik akan merasa letik dan mengeluh bahwa ia
kehilangan control akibat nyeri yang intensif dan persalinan nya tidak mengalami
kemajuan.

- Inersia uterus sekunder atau disfungsi uterik hipotonik, tipe ini lebih umum terjadi.
—SOMEONE
Wanita, baik yang baru FAMOUS
pertama kali hami atau untuk kedua kali, atau seterusnya,
pada mulanya mengalami kemajuan kontraksi yang normal sampai pada fase akhir
persalinan, kemudian kontraksi menjadi lemah dan tidak efisien atau berhenti
B. Jalan Lahir (Passage)
Perubahan struktur pelvis

a. Distosia pelvis
Dapat menyertai terjadinya kontraktor diameter perlvis
yang mengurangi kapasitas tulang pelvia, termasuk Pintu
Atas Panggul ( pelvic Inlet), panggul tengah(mid pelvic)
dan pintu bawah panggul (pelvic outlet)

Kontraksi pelvis dapat disebabkan kelainan kongenital,


malnutrisi ibu, neoplasma dan gangguan spinal bagian bawah.
Kontraktur pintu atas panggul diagnosanya ditegakkan bila
konyugata kurang dari 11,5 cm. Kontraksi midplabe
ditetapkan sbg diagnosis bila jumlah spina interiskium dan
diameter sagital posterior sama dgn 13,5cm. Kontraktur
pintu bawah panggul terjadi bila diameter interiskum 8 cm
atau kurang
b. Distosia jaringan lunak
Lanjutan…
Disebabkan oleh:
- plasenta Previa (plasenta letak
rendah)
- leimioma (fibroid uterus) di segmen
bawah uterus
- tumor ovarium
- kandung kemih atau rektum penuh

Kadang-kadang terjadi edema serviks


selama persalinan waktu serviks terjepit
antara bagian rendah simfisis shg
mencegah dilatasi lengkap .
C. Penumpang (passanger)
1. ANOMALI
Asitesis besar, tumor abnormal meilomeningokel, dan hidrosefalus
adalaH kelainan janin yang dapat menyebabkan distosia.
2. DISPROPOSISI SEFALOPELVIS
Disproporsi sefalopelvis (CPD) atau disproporsi fetopelvis (FPD)
yang berhubungan dengan ukuran janin yang berlelbihan (4000
gram/5 pon 13 ½ ons atau lebih) terjadi pada 5% kelahiran aterm.

3. MALPOSISI
Malposisi janin yang
paling umum adalah
posisi oksipitoposterior
kanan atau posisi
oksipitoposterior kiri.
4. MALPRESENTASI JANIN

Presentasi bokong (breech presentation) adalah contoh malpresentasi yang


paling umum, terjadi pada 3% - 4% kelahiran dan 25% kelahiran premature.

Empat jenis presentasi bokong terdiri dari :


- Bokong sempurna (frank breech), dimana paha fleksi, lutut ekstensi
- Bokong komplet (complete breech), kedua paha dan lutut fleksi
- Bokong tidak komplet (incomplete breech), dimana kaki ekstensi
dibawah bokong
- Incomplete breech lain, dimana lutut ekstensi dibawah bokong
- Presentasi bokong - - Presentasi puncak kepala -
5. KEHAMILAN MULTIJANIN

Adalah kehamilan kembar dua, kembar tiga (triplet), kembar empat


(kuadruplet), atau lebih banyak lagi. Dibandingkan kelahiran tunggal,
kehamilan multijanin lebih banyak berkaitan dengan komplikasi, termasuk
disfungsi persalinan.
D. Posisi (Potition)

Pengaturan posisi dapat memberi


keuntungan atau kerugian mekanis
terhadap mekanisme persalinan dengan
mengubah efek gravitasi dan hubungan
antara bagian bagian tubuh yang penting
untuk kemajuan persalinan.

Terhambatnya gerakkan maternal atau


pembatasan persalinan terhadap posisi
rekumben atau litotomia bisa mengganggu

persalinan .
Posisi untuk Bersalin
Posisi untuk Melahirkan
E. Psikologi

Hormon yang dilepas sebagai respon terhadap


stres dapat menyebabkan distosia. Sumber
stress pada setiap individu, bervariasi tetapi
nyeri dan tidak adanya pendukung merupakan
dua faktor yang mempengaruhi.
Lanjutan…

Kejadian kematian ibu lebih tinggi terjadi pada ibu yang bersalin
dengan tindakan dibandingkan pada ibu yang bersalin normal. Rasa
cemas yang tidak teratasi juga dapat menyebabkan persalinan
berlangsung lebih lama dan harus diakhiri dengan tindakan.
Lingkungan bersalin di rumah sakit dapat meningkatkan kecemasan
ibu yang berakibat mengganggu kontraksi uterus sehingga tindakan
harus dilakukan untuk mempercepat proses persalinan.
Asuhan
Keperawatan
Contoh Kasus :

Seorang ibu usia 27 tahun dirawat di ruang bersalin dengan G3P2A0,

riwayat SC 2 kali ibu mules sejak pukul 06.00 WIB dan nyeri pada

bagian bawah perut. Hasil pemeriksaan: lendir campur darah, kontraksi

2x dalam 10 menit dengan durasi 18 detik, DJJ 160x/menit, hasil VT

pembukaan 4 cm, presentasi bokong, ketuban pecah, tidak ada

hambatan jalan lahir, portio tebal, skala nyeri 5.


Pengkajian
1. Identitas Klien 2. Keluhan utama

Nama : Ny. D • Keluhan utama: ibu meringis, mules sejak

Usia : 27 tahun pukul 06:00 wib dan nyeri pada bagian

Jenis Kelamin : perempuan bawah perut

3. Riwayat obstetri
• Riwayat kehamilan sekarang : G3P2A0
• Jenis persalinan : seksio sesarae
• Komplikasi persalinan pada waktu yang
lalu : Distosia
3. Pengkajian Fisik
Keadaan umum: compos mentis Pemeriksaan VT :
dan terlihat meringis
• Portio : tebal
TTV: • Pembukaan serviks : 4cm
 TD: 120/90 × mmHg • Ketuban : pecah
 Suhu: 36,8 ◦C
• Presentasi : bokong
 Nadi : 90 ×/menit
 Pernapasan : 20 ×/menit • Tidak ada hambatan jalan lahir
Skala nyeri : 5 • Lendir bercampur darah
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Riwayat cedera pada persalinan Resiko cedera pada ibu
- “Ibu mengatakan mules sejak pukul sebelumnya
06.00 WIB”
- “Ibu mengeluh nyeri di perut bagian
bawah”
- “Ibu mengatakan sudah melakukan
operasi sesar 2 kali”
DO:
- G3P2A0
- Skala nyeri 5
- Presentasi bokong
- Ketuban pecah
DS: Malpresentasi janin Resiko cedera pada janin
- “Ibu mengeluh nyeri di perut bagian
bawah”
DO:
- Presentasi bokong
- Ketuban pecah
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko cedera pada ibu b.d riwayat


cedera pada persalinan sebelumnya

2. Resiko cedera pada janin b.d


malpresentasi janin
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi
1. Resiko cedera pada ibu b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
riwayat cedera pada keperawatan diharapkan cedera pada 1. Identifikasi kondisi umum pasien
persalinan sebelumnya ibu dapat dihindari dengan 2. Monitor tanda – tanda vital
  Kriteria hasil: 3. Monitor kelainan tanda vital pada ibu dan janin
- Kejadian cedera luka/lecet 4. Monitor tanda – tanda persalinan
menurun 5. Monitor denyut jantung janin
- Pendarahan berkurang 6. Identifikasi pendarahan pascapersalinan
- Keletihan menurun Terapeutik
- Nyeri menurun 7. Siapkan peralatan yang sesuai termasuk monitor hanin,
USG, mesin anestesi, persedian resusitasi neonatal,
forcep, dan penghangat bayi ekstra
8. Lakukan perineal scrub
9. Fasilitasi rotasi manual kepala janin dari oksiput
posterior ke posisi anterior
10. Fasilitasi tindakan forceps atau ekstraksi vacum
11. Lakukan maneuver McRobert
12. Dukung orang terdekat mendampingi pasien.
Edukasi
13. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Kolaborasi
14. Koordinasi dengan tim untuk standby
15. Kolaborasi pemberian anestesi maternal
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi
2. Resiko cedera pada janin Setelah dilakukan tindakan Observasi
b.d malpresentasi janin keperawatan diharapkan cedera 1. Monitor denyut jantung janin
pada janin dapat dihindari dengan 2. Monitor tanda – tanda vital ibu
Kriteria hasil: 3. Monitor kemajuan persalinan
- Nyeri berkurang 4. Monitor kemajuan pembukaan
- DJJ dalam batas normal 5. Monitor tingkat nyeri selama persalinan
- Kemajuan persalinan 6. Monitor kesejahteraan janin secara berkelanjutan
  ( DJJ dan Volume air ketuban)
7. Monitor tanda – tanda denyut jantung janin abnormal
(mis. bradikardia, takikardia,deselerasi, deselerasi
lambat, deselerasi berkepanjangan dan pola
sinusoidal)
Terapeutik
8. Atur posisi pasien
9. Lakukan maneuver McRobert
10. Fasilitasi rotasi manual kepala janin dari oksiput
posterior ke posisi anterior
Edukasi
11. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Kolaborasi
12. Koordinasi dengan tim untuk standby.
02
Prematur
Kelahiran prematur terjadi setelah usia
gestasi 20 minggu, tetapi sebelum awal
ke-37 minggu. Kelahiran prematur
merupakan penyebab dua pertiga
Pengertian kematian bayi; separuh kematiannya
berkaitan dengan berat badan 1500
gram atau kurang (Bobak, 2005)
Persalinan premature menurut
World Health Organization (WHO)
didefinisikan persalinan dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu
atau berat janin kurang dari 2500
gram. (Manuaba, 2012).
Patofisiologi
Etiologi • Faktor resiko : resio demografik,
resiko medis, resiko Kehamilan
saat ini dan resiko prilaku dan
lingkungan.
• Penyebab 50% kelahiran prematur
tidak diketahui. Namun, Sepertiga • Iritabilitas uterus dan kejadian
kelahiran prematur terjadi setelah merangsang kontraksi uterus seperti
ketuban pecah dini (PROM). : Aktifitas seksual, defisiensi
progesteron, ketidak adeiatan
• Komplikasi lain yang meliputi volume plasma dan Infeksi tertentu
kehamilan prematur meliputi : contohnya chlamydia.
Keamilan multijanin, Hidramnion,
Serviks tidak kompeten, plasenta
lepas secara prematur dan infeksi
tertentu seperti Polinetritis dan
korioamnionitis.
Manifestasi Klinis
• Kontraksi Uterus yang teratur sedikit 3-5
menit sekali, selama 45 detik dalam waktu
minimal 2 jam.

• pada fase aktif, intensitas dan frekuensi


komtraksi meningkat saat pasien melakukan
aktifitas.

• persentase janin abnormal lebih sering


ditemukan pada persalinan abnormal.
Jenis Premature

1. Persalinan premature dengan usia


kehamilan kurang dari 37 minggu
dengan berat badan janin sama
untuk masa kehamilan.
2. Persalinan premature dengan
usia kehamilan kurang dari 37
minggu dengan berat badan
kecil untuk masa kehamilan.
Penampilan bayi premature

2. Gambaran Fisik

• Kepala besar.
1. Ukuran Fisik • Kulit tipis dan transparan, sehingga
gerakan peristaltic usus dapat
• Usia kehamilan kurang dari 37 minggu. terlihat.
• Berat badan bayi kurang dari 2500 gram. • Rambut lanugo banyak, sedangkan
• Panjang badan kurang atau sekitar 45 cm. lapisan lemak kurang.
• Lingkar kepala 33 cm, sedangkan perut 30 cm, • Otot masih lemah sehingga napas
sehingga kepala Nampak lebih besar, namun lemah, tangis lemah/merintih, dan
tulang kepala masih lunak. kemapuan menghisap kurang.
Perawatan Persalinan Premature
Dirumah
1. Tetap tirah baring dalam posisi miring sesuai jnstruksi
2. Kaji adanya aktivitas janin setiap hari
3. Pantau aktivitas kontraksi uterus setiap hari
4. Latih teknik relaksasi
5. Makan makanan baik yang seimbang
6. Minum 8-10 cangkir sairan setiap hari
CREDITS: This presentation template was created by
7. Laporkan pecah ketuban, perdarahan pervaginam, tanda
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
tanda persalinanimages (kram, seperti kram menstruasi, tekanan
by Freepik.

pelvis, nyeri punggung


Please bagian
keep this slide bawah, kontraksi uterus)
for attribution.

kepada petugas kesehatan anda)


Sambungan..

8. Hindari/batasi aktivitas yang merangsang persalinan


sesuai instruksi (misalnya hubungan seksual, stimulasi
payudara)
9. Beri obat-obatan sesuai program. Laporkan efek
samping kepada petugas kesehatan anda
10. Penuhi janji dengan petugas kesehatan anda
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.
Contoh Kasus :
Seorang perempuan usia 19 tahun, G1P0A0, hamil 30 minggu dibawa ke ruang
bersalin dengan keluhan mules sejak 2 jam yang lalu. Mules sering dirasakan
sejak 2 minggu yang lalu dan hilang timbul, jika banyak beraktivitas. Hasil
pemeriksaan TTV ibu normal, skala nyeri 6, Leopold 1 3 jari diatas pusat,
Leopold 2 punggung kanan, Leopold 3 kepala dan Leopold 4 kepala sudah masuk
PAP, kontraksi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 22 detik. Hasil periksa VT,
pembukaan serviks 3 cm, portio masih tebal, ketuban utuh, presentasi kepala,
hodge 2, tidak ada hambatan jalan lahir. Keluarga tampak cemas dengan kondisi
pasien saat ini
Pengkajian
 
Identitas Klien Riwayat Obstetri
Nama : Ny. F Status gravida dan paritas: G1P0A0
Usia : 19 tahun Usia kehamilan saat ini : 30 minggu
Jenis Kelamin : perempuan
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluhan utama  Riwayat dirawat di RS: belum pernah
Keluhan utama: mules sejak 2 jam  Riwayat Kesehatan Keluarga
yang lalu. Mules sering dirasakan  Keluarga tidak ada yang menjalani
sejak 2 minggu yang lalu dan hilang persalinan premature
timbul, jika banyak beraktivitas.
Leopold
Pengkajian Fisik  Leopold 1 : 3 jari diatas pusat
Keadaan umum: compos mentis  Leopold 2 : Punggung kanan
dan terlihat meringis  Leopold 3 : Kepala
 Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP
TTV:
 TD: 120/90 × permenit Pemeriksaan VT
 Suhu: 37 C  Portio : tebal
 Nadi : 90 ×/menit  Pembukaan serviks : 3 cm
 Pernapasan : 20 ×/menit  Ketuban : utuh
 Skala nyeri : 6  Presentasi : kepala
 Hodge :2
 Tidak ada hambatan jalan lahir
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS Masalah kontraksi Resiko cedera
   “mules sejak 2 jam yg lalu”   pada ibu
   “Mules sering dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan hilang timbul, jika    
  banyak beraktivitas”    
  DO    
   TTV normal    
 Skala nyeri : 6    
 L1 3 jari diatas pusat,  
 L2 punggung kanan,
 L3 kepala sudah masuk PAP,
 kontraksi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 22 detik
2. DS Kemungkinan ansietas
 ““mules sejak 2 jam yg lalu” persalinan prematur
 “Mules sering dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan hilang timbul, jika
banyak beraktivitas”
 “Keluarga tampak cemas dengan kondisi pasien saat ini”
DO
 pembukaan serviks 3 cm,
 portio masih tebal,
 ketuban utuh, presentasi kepala,
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko cedera pada ibu b.d masalah


kontraksi

2. ansietas b.d Kemungkinan persalinan


premature
Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi
1. Resiko cedera pada Setelah dilakukan asuhan observasi
ibu b.d Persalinan keperawatan 3x24 jam, o Identifikasi kondisi umum pasien
dan kelahiran keparahan dan cidera menurun o Monitor tanda-tanda vital
premature dengan o Monitor tanda-tanda persalinan
Kriteria hasil: Terapeutik
- Kejadian cedera menurun o Siapkan peralatan yang sesuai termasuk
- Keluhan nyeri menurun monitor hanin, USG, mesin anestesi, persedian
- Meringis berkurang resusitasi neonatal, forcep, dan penghangat
bayi ekstra
o Dukung orang terdekat mendampingi pasien.
o Motivasi interaksi orang tua dengan bayi baru
lahir segera setelah persalinan
Edukasi
o Jelaskan karakteristik bayi baru lahir yang
terkait dengan kelahiran beresiko tinggi.
Kolaborasi
o Koordinasi dengan tim untuk standby
(neonatologist, perawat intensif neonatal,
anestesiologis)
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC)
2. ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
Kemungkinan keperawatan diharapkan  Identifikasi saat tingkat ansietas
persalinan premature tingkat ansietas dapat berubah
dihindari dengan  Monitor tanda-tanda ansietas
Kriteria Hasil : Teurapeutik
- Kontrol diri membaik  Gunakan pendekatan yang tenang dan
- Adanya dukungan social menyenangkan
 Ciptakan suasana terapeutik unutk
menumbukan kepercayaan
Edukasi
 Informasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Latih teknik relaksasi
03
Postmatur
Klasifikasi :
• stadium I:Kulit kehilangan verniks
keseosan dan terjadi marerasi
sehingga kulit menjadi kering,
Pengertian rapuh dan mudah terkelupas

Postmatur adalah kelahiran bayi • stadium II:seperti stadium I


lebih dari akhir minggu ke 42 ditambah dengan pewarnaan
gestasi atau 294 hari sejak mekonium (hijau di kulit)
hari pertama periode
• Stadium III:seperti stadium I
menstruasi terakhir. ditambah dengan warna kuning
pada kuku, kulit dan tali pusat
Etiologi :
1. Faktor obstetric, misalnya pemeriksaan kehamilan yang
terlambat atau tidak adekuat, kehamilan sebelumnya yang lewat
waktu, ketidaktentuan tanggal menstruasi, ketidaksanggupan ibu
mengingat HPHT, pendarahan selama kehamilan, siklus haid tidak
teratur dan kehamilan dalam masa pasca persalinan (oxom, 2003).

2. Hormone, penurunan konsentrasi estrogen yang memadai kasus-


kasus kehamian serotinus dianggap hal yang penting, karena kadar
esterogen tidak cukup untuk menstimulasi produksi dan
penyimpanan glikofosfolipid didalam membrane janin.

3. Herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada satu


keluarga tertentu ( rustam, 1998)
4. Masalah yang berasal dari faktor ibu , antara lain:
• Serviks belum matang
• Kecemasan ibu
• Persalinan traumatis
• Hormonal

5. Masalah dari faktor bayi, meliputi :


• Kelainan pertumbuhan tulang janin/ osteogenesis
imperfekta
• Kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik
• Kekurangan enzim sulfase plasenta
• Defesiensi plasenta
• Kehamilan ekstrauterin
( Pritchard & MacDonald, 1991)
Patofisiologi
Masalah pada bayi postmatur
● Masalah dari faktor bayi, meliputi: kelainan pertumbuhan
tulang janin/osteogenesis

● imperfekta, oligohidramnion, kelenjar adrenal janin yang


fungsinya kurang baik,

● kekurangan enzim sulfatase plasenta, anensefalus,


defisiensi sulfatase plasenta, dan

● kehamilan ekstrauterin

(Pritchard & MacDonald, 1991).


Contoh Kasus :
Seorang perempuan usia 23 tahun hamil anak pertamanya yang sudah memasuki
minggu ke 43 lebih,namun janin belum juga lahir.Ia kemudian pergi ke Rumah
Sakit untuk memeriksa kandungan nya karena khawatir janin nya mengalami
suatu masalah.Saat dilakukan anamnesa,ia mengatakan bahwa ia merasa gerak
janin nya semakin hari semakin berkurang.Hasil dari pemeriksaan fisik
mendapatkan TD 120/80 mmHg, RR 18x/menit,nadi 80x/menit dan suhu 36 0C.
Pengkajian
 
- Identitas Klien
- Riwayat kehamilan sekarang
Nama istri : Ny.B  
Ibu merasa bahwa gerakan janinnya semakin
Umur  : 23 tahun  hari semakin berkurang.Ia juga cemas terhadap
Agama  : Islam kondisi janinnya. Selama kehamilan ini, Ny. Y
rutin untuk melakukan pemeriksaana ke bidan
Suku bangsa : Aceh
puskesmas. Dari riwayat hasil pemeriksaan yang
Alamat : Darussalam dilakukan,tidak ada masalah apa-apa.
Pendidikan : SMA  - Riwayat kesehatan masa lalu
Pekerjaan  : ibu rumah tangga  Ibu tidak mempunyai penyakit masa lalu yang
Gravida  : ke-1 (primigravida) serius.
- Keluhan Utama - Riwayat keluarga
Ibu mengeluh usia kehamilannya yang sudah Tidak ada yang pernah mengalami masalah
lebih dari 43 minggu tetapi belum terasa persalinan yang sama seperti yang di alami Ny.B.
ingin melahirkan.
Pemeriksaan Umum
Leopold
• Ibu dalam keadaan kesadaran penuh
 Leopold 1 : TFU hampir mencapai
• Tekanan darah 120/80 mmHg payudara
• RR 18x/menit  Leopold 2 : Bentuk/posisi janin yang
• Nadi 80x/menit normal dengan punggung janin berada
di sisi kiri ibu
• Suhu 360C.
 Leopold 3 : Janin sudah masuk PAP
• Berat badan selama hamil mengalami  Leopold 4 : Kepala sudah masuk PAP
panambahan sebesar 11 Kg dari 59Kg
menjadi 70 Kg.
Tafsiran Berat
Tafsiran berat saat ini :
(TFU-11) x 155 = (37,6 – 11) =4123 gr
Analisa Data
NO. Data Etiologi Masalah
1. DS: Kurang pengetahuan Ansietas
Ibu terlihat sering bertanya tentang post matur
dan mengatakan ia cemasterhadap
kondisi bayinya
DO:
- Ibu terlihat gelisah
2. DS: Bayi yang besar dan Resiko cedera pada Ibu
Ibu mengatakan bahwa ia tidak tidak ada dilatasi serviks
merasakan adanya kontraksi pada
rahimnya.
DO:
- tidak ditemukan tanda- tanda kontraksi
dilatasi serviks padahal sudah
memasuki minggu ke 43.
- Hasil pemeriksaan berat janin sekitar
4000 gram.
Diagnosa Keperawatan

1) Ansietas berhubungan dengan kuran
g pengetahuan
2) Resiko Cidera pada
ibu berhubungan dengan bayi yang
besar dan tidak ada dilatasi serviks
Intervensi Keperawatan
Diangnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Setelah dilakukan pemeriksaan 1. Monitor tanda-tanda ansietas


Ansietas berh selama 1x24 jam, diharapkan 2. Berikan penguatan atas upaya keluarga untuk merawat klien
ubungan den penambahan pengetahuan klien 3. Memberikan kesempata kepada keluarga untuk mendiskusika
gan kurang p tentang kehamilan post n perasaan mereka
engetahuan matur,dengan menunjukkan 4. Ciptakan suasan terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
kriteria hasil yaitu: 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasa (jika
- Klien merasa tenang dan memungkinkan)
optimis dengan persalinannya 6. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
- Klien dapat menggunakan penuh perhatian
teknik relaksasi distraksi 7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
atau nafas dalam dengan 8. Diskusi perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
efektif datang.
- Klien mengungkapkan 9. Jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang mungkin dialami
pemahaman situasi individu 10. Informasikan secara factual mengenai
dan kemungkinan hasil akhir diagnose,pengobatan,dan prognosis.
klien tampak rileks.
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Diangnosa Intervensi
Hasil

2. Resiko Cidera pada Setelah dilakukan 1. Monitor TTV


ibu berhubungan pemeriksaan selama 2. Monitor tanda-tanda persalinan
dengan bayi yang 1x 24 jam diharapkan 3. Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan dan durasinya
besar dan tidak ada tidak adanya cedera 4. Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara 
dilatasi serviks yang terjadi pada elektronik
ibu,dengan kriteria 5. Catat kondisi serviks ,pantau tanda amnionitis
hasil yaitu : 6. Tetap bersama klien, berikan lingkungan yang tenang 
- terdapat sesuai indikasi
kontraksi uterus 7. Induksi persalinan dengan oksitosin.
yang regular
- terjadi
pembukaan
serviks.
Daftar Pustaka
● Manuaba, dkk.(2007). Pengantar Kuliah ObstetriI. Jakarta: EGC
● Bobak. dkk. (2005). Buku ajar Keperawatan Matenitas. Jakarta : EGC
● Armini, N.K.A., dkk. (2016). Buku Ajar Maternitas Keperawatan 2. Surabaya :
Fakultas keperawatan Universitas Airlangga
● Fatihatul Hayati, Rahmatina B. Herman,Meilinda Agus. (2017). Perbedaan Tingkat
Kecemasan Ibu Bersalin di Puskesmas dengan di Bidan Praktik Mandiri dan
Hubungannya dengan Lama Persalinan
● Oroh S, Suparman E, Tendean. (2015). Karakteristik Persalinan Prematur Di
RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3,
Nomor.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai