DI INDONESIA
Sifat perawatan paliatif berfokus pada perdebatan tentang masalah etika pada
kematian. Keadaan pada akhir hidup dapat mengakibatkan dilema etika yang lebih rumit
oleh isu-isu tentang kompetensi orang yang akan meninggal, hak mereka untuk menolak
atau menerima perawatan dalam mempertahankan integritas pribadi mereka atas
kematian mereka sendiri. Dilema etika mungkin timbul dari perbedaan nilai-
nilai,ditempatkan pada nilai kehidupan dan wali mereka.
Dalam membawa kenyamanan dan harapan bagi pasien dan keluarga mereka yang
membutuhkan kualitas perawatan paliatif, tim kesehatan multi-profesional perawatan
paliatif professional sering di tantang dengan keputusan yang perlu dibuat tergantung
pada keadaan waktu tertentu. Pengaruh hukum masing-masing negara pada keputusan
etik menentukan kebenaran hukum atau kesalahan tindakan.
KEBIJAKAN
12. Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
15. Undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
16. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
STRATEGI
PENGORGANISASIAN
BIDANG MANAJERIAL
a. Pusat
Di bawah tanggung jawab dan kendali Direktorat Jenderal PP dan Penyehatan Lingkungan
bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Pusat Promosi Kesehatan dalam kegiatan yang disepakati
bersama.
Wajib melakukan surveilans epidemiologi dengan cara mengumpulkan dan menganalisa data
yang berkaitan dengan jumlah pasien kanker didapat dari puskesmas dan rumah sakit yang
berada di wilayahnya.
Puskesmas
Rumah Sakit
Melaksanakan surveilans kasus dan kematian melalui registri kanker, dan dilaporkan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota sebagai koordinator di wilayah-nya
BIDANG TEKNIS
Diperlukan untuk mengintegrasikan layanan di semua tingkat layanan dalam rangka menjamin
aksesibilitas kepada seluruh populasi sasaran
a. Puskesmas
PERAN PERAWAT
1. Pemberi asuhan
2. Pendidik
3. Peneliti
4. Kolaborator
5. Consultant
PERAN PERAWAT
ASPEK HOLISTIK
Penanganan Nyeri
Untuk mengindetifikasi, mengobati penyebab nyeri dan memberikan obat obatan untuk
menghilangkan nyeri.
Memberikan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, terapi lain
meliputi pendidikan, kehilangan dan penyuluhan pada keluarga, dukungan teman sabaya,
terapi musik dan lain sebagainya.
Penanganan masalah psikologi yang dibutuhkan pasien dan keluarga pasien, berupa konseling,
pemberian dukungan dan nasehat, dapat membantu pasien dan keluarga pasien dalam
menghadapi dan melewati masalah-masalah psikologi yang di alaminya dalam menghadapi
penyakitnya.
1. Melakukan pendekatan dengan membina hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien maupun keluarga pasien
4. Memotifasi serta memberikan dukungan yang fositif terhadap pasien maupun keluarga
pasien.
Perawat dapata memfasilitasi pasien untuk melakukan doa atau membaca kitab suci.
Doa adalah metode utama dimana pasien dapat berhubungan dengan kondisi
spiritualnya.
Intervensi sederhana seperti komunikasi terbuka, membantu pasien untuk berdoa dan
berkolaborasi dengan keluarga dan pemimpin agama dapat di implementasikan dalam
perawatan kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
Referensi:
Ningsih, R. (2011). Efektifitas Paket Pereda Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Dengan
Dismenore di SMAN Kecamatan Curup.
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesi.
Agustini. A. & Wati. E. (2019). Keperawatan paliatif dan menjelang ajal. Jawa Barat. Love Rinz
Publishing