Anda di halaman 1dari 5

ISU, KEBIJAKAN, STRATEGI, PENGORGANISASIAN DAN PERAN PERAWAT PALIATIF

DI INDONESIA

ISU PERAWATAN PALIATIF

 Sifat perawatan paliatif berfokus pada perdebatan tentang masalah etika pada
kematian. Keadaan pada akhir hidup dapat mengakibatkan dilema etika yang lebih rumit
oleh isu-isu tentang kompetensi orang yang akan meninggal, hak mereka untuk menolak
atau menerima perawatan dalam mempertahankan integritas pribadi mereka atas
kematian mereka sendiri. Dilema etika mungkin timbul dari perbedaan nilai-
nilai,ditempatkan pada nilai kehidupan dan wali mereka.

 Dalam membawa kenyamanan dan harapan bagi pasien dan keluarga mereka yang
membutuhkan kualitas perawatan paliatif, tim kesehatan multi-profesional perawatan
paliatif professional sering di tantang dengan keputusan yang perlu dibuat tergantung
pada keadaan waktu tertentu. Pengaruh hukum masing-masing negara pada keputusan
etik menentukan kebenaran hukum atau kesalahan tindakan.

KEBIJAKAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 604/Menkes/SK/IX/1989 tentang Pokok-Pokok


Penanggulangan Penyakit Kanker di Indonesia;

2. Undang-undang nomor 23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak;

3. Undang-undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan;

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1116/Menkes/SK/ /VIII/2003 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan;

5. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1479/Menkes/SK/ /X/2003 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu;

6. Undang-undang nomor 29 tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran;

7. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 430/Menkes/SK/IV/ 2007 tentang Pedoman


Pengendalian Penyakit Kanker;

8. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 812/Menkes/SK/VII/ 2007 tentang Kebijakan


Perawatan Paliatif;

9. Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika;


10. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 144tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
nomor 5063);

11. Undang-undang nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit;

12. Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

13. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1144/ Menkes/Per/ VIII/2010 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

14. Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK 03.01/160/I/2010 tentang Rencana Strategis


Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014;

15. Undang-undang nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

16. Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;

STRATEGI

1. Menjamin pelayanan paliatif pada institusi fasyankes


2. Mendorong sistem pembiayaan kesehatan bagi program paliatif
3. Menyiapkan tenaga profesional pada program paliatif
4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam program paliatif
5. Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi dan peran masyarakat untuk
menyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang program paliatif
6. Menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap program paliatif yang berkualitas melalui
peningkatan sumber daya manusia dan penguatan institusi serta standarisasi
pelayanan.

PENGORGANISASIAN

BIDANG MANAJERIAL

a. Pusat

Di bawah tanggung jawab dan kendali Direktorat Jenderal PP dan Penyehatan Lingkungan
bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dan Pusat Promosi Kesehatan dalam kegiatan yang disepakati
bersama.

b. Dinas Kesehatan Provinsi


Melaksanakan program paliatif di tingkat provinsi dibantu kelompok pengendalian kanker
terpadu. Dinas kesehatan provinsi harus melaksanakan surveilans epidemiologi resisten melalui
pengumpulan dan analisa data jumlah pasien kanker dari laporan yang telah dikirimkan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit yang ada di wilayah kerjanya.

c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Wajib melakukan surveilans epidemiologi dengan cara mengumpulkan dan menganalisa data
yang berkaitan dengan jumlah pasien kanker didapat dari puskesmas dan rumah sakit yang
berada di wilayahnya.

d. Unit Pelayanan Kesehatan

 Puskesmas

Bertangungjawab terhadap upaya paliatif termasuk homecare dan hospis.

 Rumah Sakit

Melaksanakan surveilans kasus dan kematian melalui registri kanker, dan dilaporkan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota sebagai koordinator di wilayah-nya

BIDANG TEKNIS

Diperlukan untuk mengintegrasikan layanan di semua tingkat layanan dalam rangka menjamin
aksesibilitas kepada seluruh populasi sasaran

Program paliatif dapat dilakukan di berbagai level yaitu :

a. Puskesmas

b. Rumah Sakit Tipe C dan D

c. Rumah Sakit Tipe B dan Khusus

d. Rumah Sakit Tipe A

PERAN PERAWAT

1. Pemberi asuhan
2. Pendidik
3. Peneliti
4. Kolaborator
5. Consultant
PERAN PERAWAT

ASPEK HOLISTIK

 Penanganan Nyeri

Untuk mengindetifikasi, mengobati penyebab nyeri dan memberikan obat obatan untuk
menghilangkan nyeri. 

 Penanganan masalah fisik

Memberikan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, terapi lain
meliputi pendidikan, kehilangan dan penyuluhan pada keluarga, dukungan teman sabaya,
terapi musik dan lain sebagainya.

 Penanganan masalah psikologi

Penanganan masalah psikologi yang dibutuhkan pasien dan keluarga pasien, berupa konseling,
pemberian dukungan dan nasehat, dapat membantu pasien dan keluarga pasien dalam
menghadapi dan melewati masalah-masalah psikologi yang di alaminya dalam menghadapi
penyakitnya.

Tindakan perawat lainnya dalam menangani masalah psikologi pasien diantaranya:

1. Melakukan pendekatan dengan membina hubungan saling percaya antara perawat dan
pasien maupun keluarga pasien

2. Mengkaji riwayat psikososial untuk mengidentifikasi faktor: penyebab cemas atau


gangguan psikologis lainnya pada pasien

3. mengkaji tingkat kecemasan, memberikan tindakan non farmakologi untuk mengatasi


stres

4. Memotifasi serta memberikan dukungan yang fositif terhadap pasien maupun keluarga
pasien.

Penanganan masalah spiritual

 Perawat dapata memfasilitasi pasien untuk melakukan doa atau membaca kitab suci.

 Doa adalah metode utama dimana pasien dapat berhubungan dengan kondisi
spiritualnya.
 Intervensi sederhana seperti komunikasi terbuka, membantu pasien untuk berdoa dan
berkolaborasi dengan keluarga dan pemimpin agama dapat di implementasikan dalam
perawatan kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan spiritual.

Referensi:

 Lane.G.& lubbna. S.(2020). Mengembangkan perawatan paliatif berbasis masyarakat di


indonesia: belajar dari implementasi sukses di india danuganda.Jurnal Kesehatan.2(11)

 Kemenkes RI (2015). Pedoman Nasional program paliatif kanker

 Ningsih, R. (2011). Efektifitas Paket Pereda Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Dengan
Dismenore di SMAN Kecamatan Curup.

 Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesi.

 Agustini. A. & Wati. E. (2019). Keperawatan paliatif dan menjelang ajal. Jawa Barat. Love Rinz
Publishing

Anda mungkin juga menyukai