Anda di halaman 1dari 66

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA
KELUARGA
BERENCANA
ISS 1
NO NIM NAMA
1 1912101010042 QANITA PUTRI
2 1912101010088 RAUZATULJANNAH
3 1912101010093 RIZKI HADIYATI
4 1912101010045 NAHRYCHA
5 1912101010046 ZAFIRA NABILAH
6 1912101010127 ANNISSA
7 1912101010128 MUHARRAMI SHALAFINA
8 1912101010063 NISA RIFKA AFIFAH
9 1912101010064 SITI SARAH
10 1912101010066 LISA ANGGRAINI
11 1912101010067 KHAIRUN NISA
12 1912101010074 AZZAHRA FIDDINI
13 1912101010075 DEVI RAHMAYANTI
14 1912101010060 RIDHATUL MELIANA
15 1912101010061 SHAFIRA NURUL IZZA
16 1912101010052 NAZIRA TUL HUSNA
17 1912101010110 ANNISA
18 1912101010051 FATHIYA RAHMA
TABLE OF CONTENTS
01 04
DEFINISI KELUARGA SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI
BERENCANA

02 05
TUJUAN KB JENIS-JENIS KONTRASEPSI

03 06
KONTRASEPSI ASKEP PADA KB
KELUARGA BERENCANA (KB)

Keluarga Berencana menurut WHO adalah tindakan yang


membantu individu atau pasangan suami isteri untuk
mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri,
serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Armini, dkk,
2016).
KONTRASEPSI

Kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrakonsepsi adalah
menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara
sel telur dengan sel sperma (Prijatni & Rahayu, 2016).
Tujuan KB Menurut UU Nomor 52 Tahun
2009 Pasal 21 Ayat 1

Menjaga kesehatan dan Mempromosikan penyusuan


Mengatur kehamilan menurunkan angka bayi sebagai upaya untuk
yang diinginkan kematian ibu, bayi dan menjarangkan jarak
anak kehamilan

Meningkatkan akses dan Meningkatkan


kualitas informasi, partisipasi dan
pendidikan, konseling, dan kesertaan pria dalam
pelayanan keluarga praktek keluarga
berencana dan kesehatan berencana
reproduksi
SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI
Dapat diterima oleh
pasangan suami istri
Efek samping yang Tidak mengganggu
merugikan tidak ada hubungan
persetubuhan

Aman pemakaiannya kerjanya dapat diatur


dan dapat dipercaya menurut keinginan

Murah Tidak memerlukan bantuan


medik atau kontrol ketat selama
(KEMENKES RI)
pemakaian
JENIS-JENIS KONTRASEPSI
Kontrasepsi Non hormonal Kontrasepsi Hormonal
kontrasepsi alami
• Metode kalender
Pil:
• Metode suhu basal tubuh
a. Pil mini
• Metode lendir serviks
b. Pil kombinasi
• Metode senggama terputus
• Metode amenorea laktasi
Suntik:
Kontrasepsi sederhana
a. 1 bulan
• Kondom
b. 3 bulan
Kontrasepsi AKDR/IUD Implant
Kontrasepsi Mantap
• metode operatif wanita : tubektomi
• Motode operatif pria : vasektomi
01
KONTRASESPSI
NON-HORMONAL
KONTRASEPSI ALAMI
1. Metode Kalender
Menggunakan prinsip pantang berkala yaitu tidak melakukan hubungan seksual pada masa subur
istri sehingga tidak terjadi kehamilan.
Haid hari pertama di hitung sebagai hari ke 1. Masa subur adalah hari ke 12 hingga ke 16 dalam
siklus haid. Cara menghitungnya:

Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal masa suburnya
Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya

Kelebihan :
• Dapat di gunakan oleh setiap wanita
• Tidak mengganggu saat hubungan seksual
• Menghindari resiko kesehatan yang berkaitan dengan kontrasepsi

Kekurangan :
• Pasutri tidak melakukan hubungan setiap saat
• Pasutri harus tau masa subur dan tidak subur
• Lebih efektif bila di kombinasikan dengan metode lain
2. Metode Suhu Basal
Metode yang dilakukan di tubuh untuk mengetahui suhu basal tubuh. Sebelum perubahan suhu
basal tubuh di pertimbangkan sebagai masa ovulasi. Menjelang ovulasi suhu badan akan turun
(hari ke 12 dan 13 siklus haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, lalu suhu badan akan naik lagi
sampai lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16 .

Teknik Pengukuran
Umumnya di gunakan termometer khusus dengan kalibrasi yang di perbesar. Waktu pengukuran
harus selalu sama, setelah tidur nyenyak sekitar 3-5 jam serta tubuh masih dalam keadaan istirahat
mutlak. Di lakukan secara: oral 3 menit, rektal 1 menit, paling baik di vaginal
 
Kelebihan :
• Relatif tidak mahal karena hanya memerlukan sebuah thermometer yang cukup dikalibrasi setiap
10 bulan
• Tidak memerlukan obat
• Dapat diterima oleh berbagai kalangan
 
Kekurangan :
• Memerlukan catatan yang teliti dan kemauan dan kemampuan ibu utk mengawasi perubahan
tubuhnya
• Membatasi terjadinya senggama spontan selama periode ibu subur
• Memerlukan periode yangg panjang untuk tidak melakukan senggama
• Dapat dipercaya hanya utk ibu yg memiliki siklus menstruasi yg reguler
• Tdk dpt dipercaya jika ibu berada dlm kondisi sakit, infeksi atau stress
3. Metode Lendir Serviks
Metode ini tergantung dari pengamatan perubahan konsistensi dan volume.
Hari basah (masa subur) dimulai dari 2-3 hari setelah menstruasi yg ditandai dgn lender putih yg
lengket, dan diikuti oleh 3-5 hari lender berlimpah dan licin. Tahap terakhir ketika ada lendir
lengket selama 3 hari setelah masa subur berakhir.

Kelebihan :
• Mudah digunakan
• Tidak memerlukan biaya
• Metode alami dengan melihat masa subur
 
Kekurangan :
• Tidak efektif bila digunakan sendiri, baiknya dikombinasi dengan metode kontrasepsi lain
• Tidak cocok kepada wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelamin
• Wanita yang memiliki infeksi pada saluran reproduksi
• Wanita yang menghasilkan sedikit lendir
4. Metode Senggama Terputus
Senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted
intercourse.Prinsipnya yaitu mengeluarkan penis menjelang ejakulasi sehingga spermatozoa
ditumpahkan di luar liang senggama.

Kelebihan :
• Efektif bila dilakukan dengan benar
• Tidak menggangu produksi ASI
• Tidak membutuhkan biaya
• Tidak memerlukan persiapan khusus
• Dapat digunakan setiap waktu

• Kekurangan :
• Kurang efektif karena sering terjadi kelambatan menarik penis
• Menggangu kepuasan hubungan seksual
• Tingkat kehamilan tinggi 17-25%
5. Metode Amonera Laktasi (MAL)
Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif artinya tanpa
makanan tambahan lainnya.
 

Mekanisme Kerja
Menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Ketika hormon prolaktin meningkat maka hormon

gonadotropin melepas hormon penghambat.

Kelebihan :
• Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pertama setelah melahirkan)
• Tidak mengganggu senggama
• Tidak ada efek samping secara sistemik
• Tidak perlu pengawasan medis
• Tidak perlu obat atau alat dan tanpa biaya
 
 
Kekurangan :
• Perlu persiapan sejak perawatan
kehamilan agar segera menyusui
dalam 30 menit pasca persalinan
• Mungkin sulit dilaksanakan karena
kondisi sosial
• Efektifitas tinggi hanya sampai
kembalinya haid atau sampai dengan
6 bulan
• Tidak melindungi terhadapa infeksi
menular seksua, termasuk hepatitis B
dan HIV
• Yang dapat menggunakan MAL adalah
ibu yang menyususi secara eksklusif

(Priyanti&Syalfina, 2017)
SYARAT-SYARAT (MAL)

1. Ibu harus menyusui bayi secara ekslusif.

2. Bayi berusia kurang dari 6 bulan.

3. Ibu harus dalam masa belum mengalami


menstruasi.
KONTRASEPSI SEDERHANA

1. Penggunaan Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks
(karet), plastik (vinil) atau bahan alami ( hewani) yang dipasang pada penis pada saat hubungan
seksual.

Indikasi
• Pria : penyakit genetalia, sensivitas penis terhadap sekret
vagina, ejakulasi dini.
• Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral
dan IUD, untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang
dilepaskan didalam vagina
Kontraindikasi Keuntungan
• Pria dengan ereksi yang tidak baik • Murah
• Tidak bertanggung jawab seksual • Mudah didapat (tanpa resep dokter)
• Alergi terhadap karet pada patner seksual, • Tidak memerlukan pengawasan
• Mengurangi kemungkinan penyakit
menular seksual (PMS)
Efek Samping
• Kondom rusak atau diperkirakan bocor Kerugian
• Kondom bocor atau dicurigai ada curahan • Menimbulkan alergi
divagina saat berhubungan • Efektivitas tidak terlalu tinggi
• Adanya reaksi alergi • Agak menggaggu hubungan seksual
• Mengurangi kenikmatan seksual • Disposibel
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Adalah suatu alat kontrasepsi yang dimaksukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam–
macam, terdiri dari plastik (polietiline). Ada yang dililit tembaga (Cu), ada pula yang tidak, tetapi
adapula yang dililit dengan tembaga bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya
berisi hormon progesteron. Indikasi pemakaian Merupakan cara KB efektif terpilih yang sangat
diprioritaskan pemakaiannya pada ibu fase menjarangkan kehamilan dan mengakhiri kesuburan .

Cara Kerjanya:
1. Meninggikan getaran saluran telur sehingga pada
waktu blastokista sampai ke rahim, endometrium
belum siap untuk menerima nidasi hasil konsep
(blastokista).
2. Menimbulkan reaksi jaringan, sehingga terjadi
serbukan sel darah putih (lekosit), yang melarutkan
blastokista.
3. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
MEKANISME KERJA (AKDR) DALAM
MENGHAMBAT KEHAMILAN
Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum diketahui, namun ada beberapa
mekanisme kerja AKDR.
1) Timbulnya reaksi radang lokal yang nonspesifik di dalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
2) Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang menyebabkan terhambatnya
implantasi.
3) Gangguan/terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam
endometrium.
4) Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopii.
5) Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6) AKDR juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi)
(Hartanto, 2004).
1. Copper-T
Tebuat dari : bahan polyetthelene
Pada bagian vertikal diberi lilitan tembaga halus
Berbentuk T

2. Copper-7
Berbentuk angka 7
Diameter vertikal 32 mm

3. Multi load
Dua tangan kiri dan kanan berebntuk sayap yang fleksibel
Panjang dari ujung atas ke bawah : 3,6 cm

4. Lippes loop
Bentuknya seperti spiral (S)
Indikasi : Keuntungan:
• Usia produktif • Sangat efektif dalam mencegah kehamilan
• Keadaan nulipara • Tidak menggagu hubungan seksual
• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka • Pemakaian yang lama
panjang
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui Kerugian:
• Resiko rendah IMS • Mengalami perdarahan ringan pada minggu
pertama
Kontraindikasi: • Beberapa wanita dapat mengalami datang hulan
• Belum pernah melahirkan yang lebih lama,lebih banyak, dan lebih sakit
• Adanya perkiraan hamil namun akan hilang stelah pemakian 3 bulan
• Kelainan alat kandungan : pendarahan yang tidak • Dismenore
normal dari alat kemaluan, pendarahan dari leher
rahim, dan kanker rahim.
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui
• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,
servisitis)
• Kelainan bawaan uterus/tumor jinak lahim
• Kanker alat genital
(Armini, dkk, 2016)
Metode Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami isteri
atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh
wanita maupun pria.

Tubektomi
Kontrasepsi mantap pada wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu tindakan
pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Perjalanan
sel telur terhambat karena saluran sel telur tertutup.
 
Keuntungan tubektomi
a) Motivasi hanya dilakukan satu kali saja sehingga tidak diperlukan motivasi yang berulang-ulang.
b) Efektivitas hampir 100%
c) Tidak mempengaruhi libido seksualitas
d) Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
Metode Kontrasepsi Mantap
Kerugian tubektomi
Tindakan tubektomi dapat dianggap tidak reversible. Oleh karena itu, penutupan tuba hanya dapat
dikerjakan pada mereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Syarat-syarat melakukan tubektomi


• Syarat sukarela
Calon peserta secara sukarela, tetap memilih kontap setelah diberi konseling mengenai jenis jenis
kontrasepsi, efek samping, keefektifan, serta setelah diberikan waktu untuk berpikir lagi.

• Syarat bahagia
Yang meliputi terikat dalam perkawinan yang sah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya dua
anak yang hidup dan sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri sekitar 25 tahun (kematangan
kepribadian)

• Syarat sehat
Setelah syarat bahagia terpenuhi, syarat kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan
Indikasi
• Wanita pada usia >26 tahun
• Wanita dengan paritas >2
• Wanita yang yakin telah mempunyai keluarga besar yang dikehendaki
• Wanita yang pada kehamilannya akan menimbulakan resiko kesehatan yang serius
• Wanita pascapersalinan
• Wanita pascakeguguran
• Wanita yang paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

Kontraindikasi
• Wanita yang hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
• Wanita dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyebabnya
• Wanita dengan infeksi sistemik atau pelvik yang akut
• Wanita yang tidak boleh menjalani proses pembedahan
• Wanita yang kurang pasti mengenai keinginan fertilitas di masa depan
• Wanita yang belum memberikan persetujuan tertulis
Vasektomi
Kontrasepsi mantap pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi, yaitu tindakan
pengikatan dan pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar. Saluran benih
tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan sperma.

Indikasi :
a) Menunda kehamilan
b) Mengakhiri kesuburan
c) Membatasi kehamilan
d) Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki jumlah anak cukup dan
tidak ingin menambah anak.

Kontraindikasi:
e) Peradangan kulit atau jamur pada kemaluan.
f) Peradangan pada alat kelamin pria.
g) Penyakit kencing manis.
h) Kelainan mekanisme pembekuan darah.
i) Infeksi di daerah testis dan penis  
Keuntungan:
• Sangat efektif
• Aman
• Sederhana dan cepat
• Efektif setelah 20 kali ejakulasi atau 3 bulan
• Hanya memerlukan anastesi lokal dan iaya redah

Kerugian:
• Diperlukan tindakan operatif
• Kadang kadang terjadi komplikasi seperti perdarahan atau infeksi
• Problem psikologis yang berhubungan dengan prilaku seksual mungkin bertambah setelah tindakan
operatif yang menyangkut sistem reproduksi
• Inflamasi dan nyeri

 
(Priyanti&Syalfina, 2017)
VASEKTOMI TUBEKTOMI
KONTRASESPSI
HORMONAL
1. Pil Mini
Merupakan pil tunggal yang hanya mengandung progesteron saja dan diberikan setiap hari,mini
pil juga dikatakan pil menyusui

Jenis mini pil


Mini pil terbagi dalam 2 jenis yaitu:
• Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil: mengandung 75 mikro gram desogestrel.
• Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil: mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350
mikro gram noretindron.

Pil mini kemasan 35 pil


Pil mini kemasan 28 pil
Indikasi
• Wanita usia reproduksi
• Wanita yang telah memiliki anak atau belum
• Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui
• Tekana darah kurang dari 180/110 mmhg atau dengan masalah pembekuan darah
• Perokok segala usia

Kontraindikasi
• Wanita hamil
• Riwayat kehamilan ektopik
• Riwayat kanker payudara
• Gangguan tramboemboli aktif (bekuan di tungki paru atau mata )
• Ikterus
• Wanita dengan miom uterus
• Riwayat stroke
• Sedang mengomsumsi obat-obatan untuk tuberculosis dan epilepsi
Keuntungan
• Cocok untuk kontrasepsi perempuan menyusui
• Cukup efektif untuk maa laktasi
• Tidak menurunkan produksi ASI
• Tidak manggangu hubung seksual
• Kesuburan cepat kembali
• Dapat mengurangi disminorhea

• Kekurangan
• Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang
• Pengunaan mini pil bersaman dengan obat tb atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas
menjadi rendah
• Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama
• Tidak melindungi dari penyakit menular seksual
• Tidak menjamin perlindungan dari kista ovarium bagi wanita kehamilan ektopik
• Mual,pusing,nyeri tekan payudara ,perubahan mood.
MEKANISME KERJA PIL MINI DALAM MENGHAMBAT KEHAMILAN

1) Mencegah terjadinya ovulasi


Pencegahan ovulasi disebabkan gangguan pada sekresi hormon LH oleh kelenjar hipofisis,
sehingga tidak terjadi puncak sekresi LH pada pertengahan siklus.
2) Mengubah motilitas tuba
Transpor ovum melalui saluran tuba mungkin dipercepat sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya fertilisasi.
3) Perubahan fungsi korpus luteum
Fungsi korpus luteum menjadi abnormal karena jumlah progesterone yang sangat sedikit.
4) Mengentalkan lendir serviks
Progestin mencegah penipisan lendir serviks pada pertengahan siklus sehingga lendir tetap
kental dan sedikit. Sehingga penghalangi terjadinya penetrasi sperma.
5) Endometrium mengalami transformasi
Mini pil mengganggu berkembangnya siklus endometrium sehingga endometrium berada dalam
fase yang salah, sehingga endometrium tidak dapat menerima ovum yang telah dibuahi
(Hartanto,2010).
2. Pil Kombinasi
Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormone estrogen dan progesterone, sangat efektif
( bila diminum setiap hari ). Pil harus diminum setiap hari pada jam yang sama.

Jenis Pil Kombinasi


• Monofasi
• Bifasik
• Trifasik

Berdasarkan dosisnya pil kombinasi dibedakan anatara lain:


• Pil dosis tinggi
• Pil dosis rendah
• Pil KB marvelon
• Pil KB nordette
• planotab
Indikasi
• Usia reproduksi
• Tidak memiliki anak atau belum
• Menginginkan metode dengan efektifitas tinggi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
• Pasca keguguran
• Nyeri haid hebat siklus haid teratur anemia akibat haid yang berlebihan

Kontraindikasi
• Hamil
• Menyusui ekslusif
• Perokok dengan usis 35 tahun
• Penyakit hati akut
• Kanker payudara
• Riwayat DM
• Riwayat hipertensi
Keuntungan
• Memiliki efektifitas yang tinggi bila digunakan setiap hari
• Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
• Tidak menggangu hubungan seksual
• Siklus haid teratur dapat digunakan jangka panjang selama wanita masih ingin menggunakan
untuk mencegah kehamilan
• Mudah dihentikan setiap saat
• Kesuburan segera kembali setelah dihentikan

Kekurangan
• Mahal dan membosankan.
• Mual terutama pada 3 bulan penggunaan.
• Pusing.
• Nyeri pada payudara.
• BB naik sedikit pada perempuan tertentu, kenaikajn BB justru memiliki dampak positif.
• Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui.
• Dapat meningkatkan tekanan darah.
• Tidak mencegah IMS
MEKANISME KERJA PIL KOMBINASI DALAM MENGHAMBAT
KEHAMILAN
Mekanisme kerjanya antara lain menghambat ovulasi, mencegah implantasi, memperlambat
transportasi ovum, mengentalkan lendir serviks.
1) Mekanisme kerja estrogen
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi ovulasi, implantasi, atau
perjalanan ovum.
a) Ovulasi
Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat
FSH dan LH. Penghambatan tersebut tampak dari tidak adanya estrogen danpuncak FSH-
LH dari pertengahan siklus. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung
estrogen 50 mikrogram atau kurang karena estrogen hanya efektif 95-98% menghambat ovulasi.
b) Implantasi
Implantasi dari blastocyst yang sedang berkembang terjadi 6 hari setelah fertilisasi, proses ini
dapat dihambat bila lingkungan endometrium tidak dalam keadaan yang optimal. Kadar estrogen
dan progesteron yang tidak adekuat, menyebabkan pola endometrium yang abnormal sehingga
menjadi tidak baik untuk implantasi. Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen
dosis tinggi (dietilstilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid.
c) Transport gamet/ovum
Transport gamet/ovum dipercepat oleh estrogen dan hal ini disebabkan efek hormonal pada
peristaltik tuba serta kontraktilitas uterus.
Cont…

2) Mekanisme kerja Progesteron


Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan.
Disamping itu,
progesteron mempunyai khasiat kontrasepsi, sebagai berikut:
a) Lendir serviks yang kental
Dalam waktu 48 jam setelah pemberian progesteron, lendir serviks mengalami perubahan menjadi
lebih pekat, sehingga penetrasi dan transportasi sperma selanjutnya lebih sulit.
b) Ovulasi
Penghambatan ovulasi melalui terganggunya fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium oleh
progesteron.
c) Implantasi
Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi. Walaupun ovulasi dapat terjadi,
produksi progesteron dari korpus luteum akan berkurang, sehingga implantasi dihambat
d) Transport gamet/ovum
Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam tuba akan terhambat.
3. Suntik KB
Suntik KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestogen (progestin), Hal
ini dapat menghentikan Anda berovulasi. Biasanya, suntik KB disuntikkan pada bagian tertentu
pada tubuh Anda, seperti di paha, pundak, di bawah perut, atau lengan atas. Setelah disuntikkan,
kadar hormon akan meningkat dan kemudian menurun secara bertahap hingga suntikan
selanjutnya.

1. Suntik KB 1 bulan
KB ini disuntikkan tiap 30 hari sekali melalui IM. tujuan suntik KB 1 bulan adalah mencegah
terjadinya kehamilan berupa hormon estrogen dan progesteron pada wanita usia subur.
Dibandingkan dengan suntik KB 3 bulan, suntik KB 1 bulan memiliki risiko lebih rendah timbulnya
pedarahan yang tidak teratur dan lebih mungkin untuk memiliki periode menstruasi yang teratur
• Jenis
Suntikan kombinasi adalah 25 mg depo Mekdropsiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat yg diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
• Keefektifan
Kb suntik 1 bualan sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama setahun pertama
penggunaan
Keuntungan
• Risiko gangguan menstruasi lebih kecil dibanding suntikan 3 bulan.
• Aman digunakan wanita dengan HIV/AIDS yang mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
• Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.

• Kekurangan
• Timbulnya perdarahan yang tidak normal.
• Dapat menyebabkan pusing dan payudara lebih terasa sensitif atau nyeri.
• Dapat membuat perubahan mood.
• Selain itu, wanita yang memiliki atau mengalami migrain tidak dianjurkan untuk menggunakan
suntik KB 1 bulan.
• Tidak melindungi Anda dari infeksi menular seksual.
2. Suntik KB 3 bulan
Disuntikkan ke bokong atau di lengan atas. Ada juga yang disuntikkan ke lapisan kulit di area perut
atau paha atas. Suntikan KB 3 bulan mencegah kehamilan  dengan melepaskan hormon progestin
ke dalam pembuluh darah
• Jenis
DMPA (Depot medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera yg diberikan tiga bulan sekali
dengan dosis 150 mg yg di suntik secara IM
• Keefektifan
Keefektifitasannya sangat tinggi, angka kegagalan kurang 1%. WHO telah telah melakukan
penelitian pada DMPA (Depot medroxy progesterone acetate) dgn dosis standar dgn angka
kegagalan 0,7% asalkan suntikan dilakukan secara teratur dan sesuai dengan jadwal yg di tentukan
Keuntungan
• Tidak berinteraksi dengan obat-obatan lain.
• Relatif aman untuk ibu menyusui
• Bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
• Tidak perlu repot mengingat untuk mengonsumsi pil kontrasepsi setiap hari.
• Suntikan dapat bertahan hingga 8–13 minggu.
• Jika ingin berhenti, tidak perlu repot harus ke dokter. Cukup hentikan saja pemakaiannya.
• Dapat mengurangi risiko timbulnya kanker ovarium dan kanker rahim.

• Kekurangan
• Dapat mendatangkan efek samping berupa sakit kepala, kenaikan berat badan, payudara nyeri,
pendarahan, dan menstruasi tidak teratur.
• Bisa membutuhkan waktu hingga setahun setelah dihentikan jika ingin kembali subur.
• Suntikan ini diduga dapat sedikit mengurangi kepadatan tulang, namun akan hal tersebut akan
kembali normal apabila suntik kb dihentikan.
• Kontrasepsi jenis suntik tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual, sehingga
Anda perlu tetap menggunakan kondom saat berhubungan seksual
MEKANISME KERJA SUNTIK KB DALAM MENGHAMBAT
KEHAMILAN
● Suntik KB 1 Bulan
a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum
b. Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembusspermatozoa
c. Perubahan peristaltik tuba falopii, sehingga konsepsidihambat
d. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidaksempurna untuk implantasi
hasil konsepsi
(BKKBN,2009).
● Suntik KB 3 Bulan
a. Menekan ovulasi
b. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
c. Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
(Saifuddin, 2006)
4. Kontrasepsi implan
adalah alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit (hanafi, 2004).
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam
kapsul silastic silicon (polydimethylsiloxane) dan di pasang dibawah kulit. Sangat efektif
(kegagalan 0,2-1 kehaamilan per 100 perempuan)

Jenis
1. Norplant
2. Implanon dan sinoplant
3. Jadena
4. Indoplant

Cara Kerja
5. Mengentalkan lendir serviks
6. Menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
7. Melemahkan transportasi sperma
8. Menekan ovulasi
Efek Samping
1. Perdarahan bercak (spotting)
2. Hipermenorea
3. Amenorea
4. Nyeri kepala atau pusing
5. Peningkatan atau penurunan berat badan
6. Nyeri payudara serta perasaan mual
7. Perubahan mood atau gelisah
Indikasi
• Umur reproduksi (20-35 tahun)
• Telah memiliki anak sesuai yang diinginkan dan tidak ingin tambah anak lagi
• Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang
• Pasca persalinan dan sedang menyusui bayinya yang berusia 6 minggu atau lebih

Kontraindikasi
• Hamil atau diduga hamil
• Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya
• Ada benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara
• Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
• Mioma uterus dan kanker payudara
• Ibu yang memiliki riwayat hipertensi
• Ibu yang memiliki riwayat diabetes mellitus
Keuntungan
• Memiliki efektifitas yang tinggi bila Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencambutan implant
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak mengganggu ubungan saat senggama
• Tidak menggunakan produksi ASI
• Ibu hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
• Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Kekurangan
• Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih
• Petugas kesehatan harus dilatih khusus
• Harga implant yang mahal
• Implant sering mengubah pola haid
• Implant dapat terlihat dibawah kulit
(Priyanti&Syalfina, 2017)
MEKANISME KERJA KONTRASEPSI IMPLAN DALAM
MENGHAMBAT KEHAMILAN

a) Lendir serviks menjadi kental


b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
c) Mengurangi transportasi sperma.
d) Menekan ovulasi.
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
KELUARGA
BERENCANA
KASUS
Perempuan usia 31 tahun datang ke puskesmas bersama suami dengan keluhan belum haid
setelah 3 bulan persalinan, pasien takut kalau hamil lagi karena anaknya masih sangat kecil. Ia
juga mengatakan sudah memiliki 2 anak dan ingin menjarangkan kehamilannya. Anak pertama
usia 2 tahun dan anak ke-2 usia 3 bulan. Pasien mengatakan saat ini masih menyusui dan
hanya menggunakan metode kalender untuk menghindari kehamilan berikutnya. Ia juga
mengatakan tidak melakukan hubungan seksual saat masa suburnya. Setelah dilakukan
anamnesa, ternyata selama ini pasien keliru menghitung saat masa suburnya. Hasil
pemeriksaan USG terdapat janin di uterus. Pasien menanyakan apakah penggunaan alat
kontrasepsi yang digunakan selama ini gagal.
PENGKAJIAN
Anamnesa:
a) Identitas,
b) status perkawinan,
c) jumlah anak,
d) alasan datang ke klinik,
e) menstruasi terakhir,
f) lama perkawinan,
g) masalah dalam kehamilan,
h) masalah setelah melahirkan,
i) alat kontrasepsi yang sebelumnya digunakan,
j) alasan dalam menggunakan metode kontrasepsi,
k) riwayat sosial,
l) riwayat kesehatan,
m) pengetahuan klien tentang KB
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Kegagalan Resiko kehamilan tidak


­ “Belum haid setelah 3 bulan persalinan” penggunaan alat dikehendaki
­ “saya masih menyusui” kontrasepsi
­ “ Hanya menggunakan metode kalender
untuk menghindari kehamilan
berikutnya”

DO:
- Hasil USG terdapat janin di uterus
- Menggunakan metode kalender untuk
menghindari kehamilan berikutnya
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

2 DS: Kurang informasi Kurang pengetahuan


“apakah penggunaan alat kontrasepsi yang tentang kontrasepsi dan
digunakan selama ini gagal?” KB

DO:
- Tidak melakukan hubungan seksual saat
masa suburnya, namun pasien keliru
menghitung kapan masa suburnya
DIAGNOSA YANG SERING MUNCUL
1. Resiko kehamilan tidak dikehendaki b.d kegagalan
penggunaan alat kontrasepsi
2. Kurang pengetahuan tentang Keluarga Berencana b.d
Kurangnya informasi
INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) RASIONAL


1 Resiko kehamilan Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen Kehamilan Tidak  Observasi
tidak dikehendaki keperawatan selama 2x 24 jam Dikehendaki 1. Mengetahui
b.d kegagalan diharapkan ibu dapat menerima Observasi : nilai- nilai
penggunaan alat kehamilan dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi nilai-nilai dan keyakinan terhadap
kontraspsi - Pasien dapat mengungkapkan terhadap kehamilan kehamilan
penerimaan terhadap kehamilan 2. Identifikasi pengetahuan tentang yang dianut
- Memulai untuk menyusun alat kontrasepsi  klien
perencanaan kehamilan Teurapetik 2. Mengetahui
- Pasien menunjukan ekspresi 3. Fasilitasi mengungkapkan tingkat
wajah tenang perasaan pemahaman
4. Diskusikan nilai-nilai dan keyakinan klien
yang keliru terhadap kehamilan
5. Diskusikan konflik yang terjadi Terapeutik
dengan adanya kehamilan 3. Agar klien
6. Fasilitasi mengembangkan teknik lebih terbuka
penyelesaian masalah dengan
7. Berikan konseling kehamilan keadaan yang
8. Fasilitasi mengidentifikasi sistem dirasakan
pendukung 4. Mengurangi
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) RASIONAL
 kesalahpahaman
tentang
kehamilan
3. Mengathui
tingkat konflik
yang terjadi pada
klien
4. Mempermudah
klien
menyelesaikan
masalah
5. Meningkatkan
pemahaman klien
6. Meningkatkan
dukungan
kepada klien
No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) RASIONAL
- Fasilitasi ibu dan pasangan dalam  Edukasi
mengambil keputusan penggunaan - Untuk
alat kontrasepsi pemenuhan
  nutrisi
kehamilan
Edukasi
- Untuk dapat
- Informasikan pentingnya mengantisipasi
meningkatkan status nutrisi selama perubahan yang
kehamilan terjadi selama
- Informasikan perubahan yang kehamilan
terjadi selama kehamilan
INTERVENSI
No Diagnosa NOC NIC Rasional
2. Kurang Setelah dilakukan asuhan Edukasi Keluarga Observasi
pengetahuan keperawatan tentang KB selama 1x Berencana 1. Untuk menilai kesiapan
tentang 30 menit, diharapkan pasien Observasi klien dalam menerima
Kontrasepsi dan mampu mengerti. dengan kriteria 1. Identifikasi kesiapan informasi.
Keluarga hasil dan kemampuan 2. Untuk melihat sejauh
Berencana b.d 1. Mampu menjelaskan kembali menerima informasi mana pemahaman klien
Kurangnya mengenai KB tentang KB mengenai alat kontrasepsi
informasi 2. Mampu menentukan alat 2. Identifikasi
kontrasepsi yang cocok untuk pengetahuan tentang Terapeutik
dirinya alat kontrasepsi 1.untuk memudahkan
3. Pasien berperilaku sesuai Terapeutik pasien dalam memahami
dengan pengetahuan tentang 3. Sediakan materi dan pendidikan kesehatan yg
KB media pendidikan diberikan
kesehatan 2. Untuk membuat waktu
4. Jadwalkan pendidikan lebih efisien dalam
kesehatan sesuai penyampaian materi
kesepakatan penkes
5. Berikan kesempatan 3. Untuk mengevaluasi
untuk bertanya pemahaman klien
No Diagnosa NOC NIC Rasional

4. Lakukan pemeriksaan 4.untul mengetahui


fisik keadaan umum pasien

5. Fasilitasi ibu dan 5. untuk membantu klien


pasangan dalam dalam pemilihan alat
mengambil keputusan kontrasepsi yang sesuai.
menggunakan alat
kontrasepsi

Edukasi Edukasi
1. Jelaskan metode- 1.klien dapat memahami
metode alat mengenai
kontrasepsi system'reproduksi
2. Jelaskan aktivitas 2. Agar klien dapat memilih
seksualitas setelah alat kontrasepsi sesuai
mengikuti program KB kebutuhan
3meningkatkan
pemahaman dan juga
untuk meningkatkan
keberhasilan dalam
penggunaanya
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa Tindakan keperawatan

1 1. Mengidentifikasi nilai-nilai dan keyakinan terhadap kehamilan


2. Mengidentifikasi pengetahuan tentang alat kontrasepsi
3. Memfasilitasi mengungkapkan perasaan
4. Mendiskusikan nilai-nilai dan keyakinan yang keliru terhadap kehamilan
5. Mendiskusikan konflik yang terjadi dengan adanya kehamilan
6. Memfasilitasi mengembangkan teknik penyelesaian masalah
7. Memberikan konseling kehamilan
8. Memfasilitasi mengidentifikasi sistem pendukung
9. Memfasilitasi ibu dan pasangan dalam mengambil keputusan penggunaan
alat kontrasepsi
10. Menginformasikan pentingnya meningkatkan status nutrisi selama
kehamilan
11. Menginformasikan perubahan yang terjadi selama kehamilan
IMPLEMENTASI

No. Diagnosa Tindakan keperawatan

2 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


tentang KB
2. Mengidentifikasi pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi
3. Menyediakan materi dan media Pendidikan kesehatan
4. Menjadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Memberi kesempatan untuk bertanya
6. Melakukan pemeriksaan fisik
7. Memfasilitasi ibu dan pasangan dalam mengambil keputusan
menggunakan alat kontrasepsi
8. Menejelaskan metode – metode alat kontrasepsi
9. Menjelaskan aktivitas seksual setelah mengikuti program KB
EVALUASI

No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa SOAP Paraf

1. Resiko kehamilan tidak S:


dikehendaki b.d kegagalan ­ “Saya mengharapkan janin yang saya
penggunaan alat kontraspsi kandung sehat. Dan tidak ada gangguan
sampai proses persalinan”
O:
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah tenang

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
EVALUASI

No. Hari/Tanggal/Jam Diagnosa SOAP Paraf

2. Kurang pengetahuan tentang S:


Keluarga Berencana b.d “Saya sudah paham tentang KB”
Kurangnya informasi “Saya tau KB apa yang cocok untuk saya”

O:
- Mampu menjelaskan kembali materi yang
telah disampaikan
- Mampu memilih KB yang susuai

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
● Armini, N.,K.,A, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas 2. Surabaya: Pixabay
● Karjatin, Atin. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Kemenkes RI
● Prijatni, S & Pangaribuan, N. (2016). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta:
Kemenkes RI
● Priyatni, S & Syalfina, A., D. (2017). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Surakarta:Kekita Group
● TIM POKJA SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
● TIM POKJA SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
● TIM POKJA SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI
● UU Nomor 52 Tahun 2009 Pasal 21 Ayat 1

Anda mungkin juga menyukai