Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KEMITRAAN DALAM PROMOSI KESEHATAN”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan dan Promosi Kesehatan

Dosen Pegampu : Devi Purnamasari, S.Psi, MKM

Oleh:

Dwy Intan Lestari : 18002011

M. Audi Arya Pratama : 18002020

Shfira Mufti Fortuna BR.H : 18002033

Sry Wulandari : 18002036

PROGRAM STUDI TEKNIK D-III RADIOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS PEKANBARU

T. A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan kasihnya sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah tentang “Kemitraan Dalam Promosi Kesehatan”. Makalah ini telah
kami tulis dan kami susun dengan maksimal agar mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu penulis menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ini.

Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Dosen Pengampu dan teman-teman yang membantu penulis dalam penulisan makalah
ini.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 30 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian.................................................................................................................3
2.2 Prinsip Kemitraan.....................................................................................................4
2.3 Kerangka Berfikir Kemitraan...................................................................................5
2.4 Model-Model Kemitraan..........................................................................................5
2.5 Unsur - Unsur Kemitraan.........................................................................................6
2.6 Syarat Kemitraan .....................................................................................................7
2.7 Tujuan Kemitraan.....................................................................................................8
2.8 Promosi Kesehatan...................................................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama
ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh
masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-
undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk perawat spesialis komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang
kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan
berkesinambungan.
Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali
adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jenjang kemitraan di
masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam
masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada
keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001).
Pada bagian lain Ervin (2002) menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki
tugas yang sangat penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota
masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam
konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan(community-as-
resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki keterampilan memahami
dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kemitraan ?

1
2. Apa saja prinsip dalam kemitraan ?
3. Apa saja kerangka berfikir kemitraan?
4. Bagaimana model-model dalam kemitraan ?
5. Apa saja unsur-unsur kemitraan?
6. Apa syarat kemitraan?
7. Apa tujuan kemitraan?
8. Apa itu promosi kesehatan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui pengertian dari kemitraan dalam pendidikan dan promosi kesehatan
2. Mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kemitraan dalam pendidikan dan
promosi kesehatan di masyarakat
3. Mengetahui dan menjelaskan model-model kemitraan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama
dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Kemitraan adalah
kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama, dimana masing-
masing pihak memiliki hak dan tanggung jawab sesuai dengan kesepakatan. Kemitraan
adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga
pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan
ujian bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing. Dengan
demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu
persamaan perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari
pentingnya kemitraan, harus ada kesepekatan misi , visi, tujuan dan nilai yang sama harus
berpijak pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban
Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu.
Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI)
meliputi:
1. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan”mitra” atau ”partner”.
2. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang
saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai
kepentingan bersama.
3. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
4. Kemitraan adalah suatu bentuk ikatan bersama antara dua atau lebih pihakyang
bekerjasama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagikewenangan dan tanggung
jawab dalam bidang kesehatan, salingmempercayai, berbagi pengelolaan, investasi

3
dan sumber dayauntuk program kesehatan, memperoleh keuntungan bersama
darikegiatan yang dilakukan.
5. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi
untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi
tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau
ulang hubungan masing masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan
bila diperlukan.

2.2 Prinsip Kemitraan


a. Kesetaraan
Setiap mitra harus menempatkan diri setara dengan pihak lain. Pengambilan
keputusan dilakukan secara demokratis, mengutamakan musyawarah dan mufakat
dalam menyelesaikan masalah secara bersama, tanpa ada satu pihak pun yang
memaksakan kehendak. Kesetaraan kedudukan juga akan memperkuat rasa
kebersamaan, sehingga tercipta perasaan sama- sama bertanggung jawab dan sama-
sama menanggung risiko, termasuk menghadapi tantangan yang mungkin terjadi.
b. Keterbukaan
Melakukan kegiatan kemitraan secara terbuka dan bertindak proaktif untuk
membahas kemajuan dan permasalahan ada. Selain itu setiap kesepakatan yang telah
dibuat dapat diimplementasikan secara transparan, jujur, dan tidak saling
merahasiakan.
c. Saling menguntungkan
Setiap mitra mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama dalam melaksanakan
upaya pembangunan kesehatan akan mendapatkan keuntungan dan manfaat.
d. Tnggung jawab
Tanggung Jawab Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu
sama lain dalam menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan
integritas dan cara yang relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan
bahwa mereka hanya akan berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka
memang memiliki alat, kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan

4
komitmen tersebut. Pencegahan yang tegas dan jelas terhadap penyelewengan yang
dilakukan oleh para pekerja kemanusiaan harus menjadi usaha yang berkelanjutan.
e. Saling melengkapi keragaman
Saling melengkapi keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila
dibangun atas kelebihan-kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang
satu dengan yang lain. Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk
ditingkatkan dan menjadi dasar pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-
organisasi kemanusiaan harus berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian
integral dari tindakan tanggap darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus
diatasi.

2.3 Kerangka Berfikir Kemitraan


Kerangka berfikir dalam kemitraan :
1. Penjajakan penting dilakukan penjajakan dengan calon mitra
2. Penyamaan persepsi perlu pertemuan awal untuk penyamaan persepsi
3. Pengaturan peran pengaturan peran harus dibicarakan dan disepakati bersama
4. Komunikasi intensif komunikasi antar mitra sangat diperlukan, agar apabila terdapat
permasalahan di lapangan dapat dilakukan penanganan dengan cepat
5. Melaksanakan kegiatan harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana kerja
tertulis
6. Pemantauan dan penilaian perlu disepakati sejak awal tentang cara pemantauan dan
penilaian.
2.4 Model-Model Kemitraan
Secara umum, model kemitraan dalam sektor kesehatan dikelompokkan menjadi dua
(Notoadmodjo, 2007) yaitu:
a. MODEL I
Model kemitraan yang paling sederhana adalah dalam bentuk jaring kerja
(networking) atau building linkages. Kemitraan ini berbentuk jaringan kerja saja.
Masing-masing mitra memiliki program tersendiri mulai dari perencanaannya,
pelaksanaannya hingga evalusi. Jaringan tersebut terbentuk karena adanya persamaan
pelayanan atau sasaran pelayanan atau karakteristik lainnya.

5
b. MODEL II
Kemitraan model II ini lebih baik dan solid dibandingkan model I. Hal ini karena
setiap mitra memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap program bersama.
Visi, misi, dan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan kemitraan direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi bersama.

Model Kemitraan Terdapat lima model kemitraan yang cenderung dapat dipahami
sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita
dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya:

1. Kepemimpinan(manageralism)(Rees, 2005),
2. Pluralisme baru(new-pluralism),
3. Radikalisme berorientasi pada negara(state-oriented radicalism),
4. Kewirausahaan(entrepreneurialism)
5. Membangun gerakan(movement-building)(Batsler dan Randall, 1992).

2.5 Unsur-unsur kemitraan

Adapun unsur-unsur kemitraan adalah :

a. Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih


b. Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
c. Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust relationship) antara pihak-pihak tersebut
d. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan, harus
didasarkan pada hal-hal berikut :

a. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan,

b. Saling mempercayai dan saling menghormati

c. Tujuan yang jelas dan terukur

d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain.

6
2.6 Syarat Kemitraan
1. Kesamaan perhatian ( common interest )
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harus merasa mempunyai
perhatian dan kepentingan bersama. Tanpa adanya perhatian dan kepentingan yang sama
terhadap suatu masalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan harus
mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non
kesehatan, dengan upayaupaya informasi dan advokasi secara intensif.

2. Saling mempercayai dan menghormati


Kepercayaan (trust) _ modal dasar setiap relasi/hub antar manusia, kesehatan harus
mampu menimbulkan trust bagi partnernya.

3. Saling menyadari pentingnya arti kemitraan


Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan antar anggota untuk
menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan masyarakat pada
khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting dilakukan _ advokasi dan
informasi.

4. Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai


Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakati bersama, dan akan sangat
memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah
kesehatan bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas
lapangan.

5. Berpijak pada landasan yang sama


Prinsip lain yang harus dibangun dalam kemitraan adalah bahwa kesehatan merupakan
aspek yang paling utama dalam kehidupan manusia. Sektor kesehatan harus mampu
meyakinkan kepada sektor lain bahwa “health is not everything, but without health
everything is nothing” disini Informasi dan Advokasi sangat penting.

7
6. Kesediaan untuk berkorban
Dalam kemitraan sangat memerlukan sumber daya, baik berupa tenaga, sarana dan dana
yang dapat berasal dari masing-masing mitra, tetapi dapat juga diupayakan bersama.
Disinilah dibutuhkan pengorbanan dalam bentuk tenaga, pikiran, dana, materi, waktu dsb.

2.7 Tujuan Kemitraan


a. Tujuan umum :
Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan upaya
pembangunan pada umumnya.
b. Tujuan khusus :
- Meningkatkan saling pengertian
- Meningkatkan saling percaya
- Meningkatkan saling memerlukan
- Meningkatkan rasa kedekatan
- Membuka peluang untuk saling membantu
- Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan
- Meningkatkan rasa saling menghargai

2.8 Promosi Kesehatan


Suatu proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan
dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.
a. Five level of Prevention (Leavel & Clark):
- Health Promotion (Promosi kesehatan)
- Specific Protection (Perlindungan khusus)
- Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis dini dan pengobatan segera)
- Disability Limitation (Mengurangi terjadinya kecacatan)
- Rehabilitation. (pemulihan)

8
b. Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1994) :
- Advokasi (Advocacy)
- Dukungan sosial (Social Support)
- Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
c. Strategi baru promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986)
- Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
- Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)
- Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)
- Ketrampilan individu (personnel skill)
- Gerakan masyarakat (community action)

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat,
sumberdaya (3M) tersedia (input), pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan
bersama, seminat (proses), terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan
pelaksanaan kegiatan bersama (output), membaiknya indikator derajat kesehatan
(outcome). Fokus praktik keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat. Pengorganisasikan komponen masyarakat yang dilakukan oleh
perawat spesialis komunitas dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan
status kesehatan masyarakat dapat menggunakan pendekatan pengembangan
masyarakat(community development).Intervensi keperawatan komunitas yang paling
penting adalah membangun kolaborasi dan kemitraan bersama anggota masyarakat dan
komponen masyarakat lainnya, karena dengan terbentuknya kemitraan yang saling
menguntungkan dapat mempercepat terciptanya masyarakat yang sehat.

3.2 SARAN
1. Meningkatkan proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan
masyarakat
2. Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sektor terkait.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2009.Model Kemitraan Keperawatan Komunitas Dalam PengembangKesehatan


Masyarakat. Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi (online). (http://www.dinkesngawi.net/di akses 2
Oktober 2009).

Anonym. 2007. Prinsip-prinsip Kemitraan.Sebuah Pernyataan Komitmen . Global


Humanitarian Platform(online). (www.globalhumanitarianplatform.org di akses 2 Oktober
2009).

Anda mungkin juga menyukai