Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI

MEMAHAMI DEFINISI, TRANSISI DAN PENGUKURAN


DEMOGRAFI

Dosen Pengampu: Bobi Handoko, SKM, MKM

DisusunOleh: Kelompok 3
Depri Yandi 18002007
M.Audie Arya Pratama 18002020
Sry Wulandari 18002036

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AWAL BROS
PEKANBARU
Tahun Ajaran 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan Penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca. Demikianlah makalah ini disusun apabila
ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak dapat kekurangan, penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya

Pekanbaru, 03 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Demografi.............................................................................4
B. Transisi Demografi ............................................................................4
C. Pengukuran Struktur Demografi.........................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya). (Multilingual Demographic Dictionary
1982, dalam Ida Bagoes Mantra 2000)
Demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan
komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan sebab – sebab
perubahannya, yang biasanya timbul karena fertilitas (kelahiran), mortalitas
(kematian), gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
(Philip M. Hauser dan Duddley Duncan 1959, dalam Ida Bagoes Mantra
2000)
Donald J Bogue di dalam bukunya yang berjudul “ Principle of
Demography “ memberikan definisi demografi sebagai berikut : “Demografi
adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematika tentang besar,
komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang
masa
melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran (fertilitas),
kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Pembangunan
ekonomi
suatu negara dapat mempengaruhi tingkat fertilitas maupun mortalitas suatu
negara pendapat ini sesuai dengan teori transisi demografi yaitu teori yang
menerangkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil
tinggi
(tingkat kelahiran dan kematian tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah
(tingkat
kelahiran dan kematian). Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang
perubahan
dari suatu situasi stasioner dimana pertumbuhan penduduk nol ataupun sangat

1
rendah sekali karena, baik tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama tinggi
menjurus kekeadaan dimana tingkat fertilitas dan mortalitas sama-sama
rendah,
sehingga pertumbuhan penduduk kembali nol atau sangat rendah (Prayoga,
2007).
Pada dasarnya ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam demografi sama
dengan ukuran-ukuran yang digunakan pada ilmu-ilmu yang lain yaitu ukuran
absolut dan ukuran relatif. Pengukuran struktur demografi yang datanya
berasal dari sensus penduduk atau data sekunder berbeda dengan pengukuran
proses demografi yang dapat terjadi pada setiap saat misalnya kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), dan mobilitas penduduk. Analisis data
dalam demografi dapat dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam
bentuk yang mudah dibaca. Setelah itu dapat dilakukan beberapa ukuran
komponen demografi. Pada awalnya data demografi disajikan dalam bentuk
bilangan atau jumlah absolut. Dari bilangan absolut ini kemudian
dikembangkan menjadi bilangan relatif , dengan maksud agar lebih mudah
untuk mengadakan analisis dan ukuran satu dengan yang lain dapat
diperbandingkan. Dengan bilangan relatif dapat dilakukam pengukuran.
Untuk lebih jelasnya makalah ini akan membahas masalah pemberdayaan
masyarakat dalam konsep promosi kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan demografi?
2. Apa yang dimaksud dengan transisi demografi?
3. Apa yang dimaksud dengan pengukuran demografi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan demografi
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transisi demografi

2
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran demografi
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Pembaca
Dapat menambah informasi dan pengetahuan tentang demografi
2. Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan bahan referensi dan sebagai acuan bacaan oleh
mahasiswa

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Demografi
Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya). (Multilingual Demographic Dictionary
1982, dalam Ida Bagoes Mantra 2000)
Demografi adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran
teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan
sebab – sebab perubahannya, yang biasanya timbul karena fertilitas
(kelahiran), mortalitas (kematian), gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas
sosial (perubahan status). (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan 1959,
dalam Ida Bagoes Mantra 2000)
Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di
suatu daerah. Struktur merupakan gambaran atau potret penduduk dari
hasil sensus penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus tertentu, struktur
penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. struktur
penduduk ini selalu berubah-ubah dan perubahan tersebut disebabkan
karena proses demografi yaitu kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.
Ketiga unsur tersebut saling berpengaruh, jika pada suatu
penduduk tingkat kelahiran tinggi maka akan berpengaruh pada struktur
penduduk di daerah tersebut yaitu prosentase penduduk usia muda
jumlahnya akan menjadi lebih besar. Demografi tidak mempelajari
penduduk sebagai individu tetapi penduduk sebagai suatu kelompok, jadi
yang dimaksud dengan penduduk dalam kajian demografi adalah
sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah.
B. Transisi Demografi

1. Definisi
Pembangunan ekonomi suatu negara dapat mempengaruhi tingkat
fertilitas maupun mortalitas suatu negara. Pendapat ini sesuai dengan

4
teori transisi demografi, yaitu teori yang menerangkan perubahan
penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi ( tingkat
kelahiran dan kematian tinggi ) ke tingkat pertumbuhan rendah
( tingkat kelahiran dan kematian rendah ). Teori ini didasarkan pada
pengalaman negara Eropa pada abad 19.

Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang perubahan dari suatu


situasi stasioner di mana pertumbuhan penduduk nol atau pun sangat
rendah sekali karena, baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-
sama tinggi, menjurus ke keadaan di mana tingkat fertilitas dan
mortalitas sama-sama rendah, sehingga pertumbuhan penduduk
kembali nol atau sangat rendah.
Dari stasioner pertama (fertilitas dan mortalitas tinggi ) menuju
stasioner kedua ( fertilitas dan mortalitas rendah ) mengalami dua
tahap proses, yakni tahap kedua dan ketiga. Dan tahapan-tahapan
inilah yang disebut dengan transisi demografi
2. Tahapan Transisi Demografi
Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi,
dimana khususnya phase 2 dan 3 adalah tahap transisi. Tahap-tahap
dalam transisi demografi yaitu:
a. Tahap stasioner tinggi
Pada tahap ini masyarakat berada pada kondisi pra industri
di mana tingkat kelahiran dan kematian cukup tinggi. Ada berbagai
macam faktor yang menyebabkan peningkatan kelahiran seperti
belum tersedianya program Keluarga Berencana dan alat
kontrasepsi. Sedangkan meningkatnya kematian akibat kondisi
kurangnya ketersediaan pangan akibat gagal panen, pendapatan
yang rendah hingga wabah penyakit yang tidak terkontrol. Tidak
heran pada tahap ini peran anak sangat penting untuk menunjang
perekonomian keluarga sebab pendidikan tidaklah penting.
Tingkat kelahiran: tinggi

5
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: eropa abad 14
b. Tahap awal perkembangan
Tingkat mortalitas atau kematian turun secara perlahan,
namun populasi tetap meningkat. Penurunan kematian dialami di
negara – negara berkembang seperti di Laos, Yaman, Palestina,
dan Afganistan. Ada 2 faktor yang menyebabkan penurunan
tingkat kematian yaitu, adanya perbaikan penyediaan makanan dari
hasil pertanian serta perbaikan di bidang kesehatan masyarakat
untuk mengurangi kematian.
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum perang dunia II
c. Tahap akhir perkembangan
Tingkat kematian mengalami penurunan dengan cepat dan
juga diikuti oleh penurunan di tingkat kelahiran akan tetapi tidak
secepat tingkat kematian. Penurunan kelahiran sendiri disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu adanya penggunaan alat kontrasepsi dan
program Keluarga Berencana yang mulai diterapkan oleh
masyarakat, perubahan menuju industrisasi dari pertanian menjadi
masyarakat industri, adanya urbanisasi, perubahan sudut pandang
wanita boleh bekerja.
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an.
d. Tahap stasioner rendah
Kondisi kelahiran dan kematian berada pada posisi rendah
atau nol, sehingga jumlah penduduk dapat dikatakan dalam

6
keadaan stabil. Beberapa teori mengatakan jika pada tahapan 4
penduduk di suatu negara akan tetap berada pada tingkat ini.
Contoh negara yang berada pada tahap ini yaitu Amerika Serikat,
Argentina, Kanada, Selandia Baru, Australia dan keseluruhan
Benua Eropa.
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum perang dunia II
e. Tahap menurun
Model transisi demografi sendiri pada kenyataannya hanya
sampai tahapan 4, hingga akhirnya disetujui menjadi 5 tahapan
namun tetap berdasarkan teori transisi demografi menurut Blacker.
Pada tahapan 5 tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat kelahiran yang berada dalam kondisi stabil. Hal ini
disebabkan dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti
banyak mengkonsumsi makanan instan, minum minuman alkohol
dan lain sebagainya. Kejadian ini pernah terjadi di Negara Prancis
sebelum Perang Dunia II dan juga Negara Jerman pada tahun 1970
an.
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75

Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi


demografi bagi negara-negara berkembang. Bila di eropa,
penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-
negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain

7
seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian
pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.
3. Transisi demografi di Indonesia
Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup drastis pada
angka kelahiran dan kematian dalam kurun 40 tahunan terakhir.
Menurut data yang dihimpun BPS dan Central Intelligence Agency
angka kelahiran Indonesia pada tahun 2012 mencapai angka 2,6 dan
pada tahun 2017 telah mencapai angka rata-rata 2,11 kelahiran per
wanita. Angka ini menurun jauh dari tahun 1971 dimana pada saat itu
tercatat angka kelahiran mencapai rata-rata 5,61 kelahiran per wanita.
Begitu juga dengan angka kematian Indonesia yang terwakilkan oleh
angka kematian di bawah umur lima tahun.
Pada tahun 2012 menurut data BPS angka kematian di bawah umur
lima tahun tercatat pada angka 43 kematian per 1000 anak umur 0-4
tahun dalam satu tahun. Angka ini juga menurun jauh dari tahun 1971
yang mencapai angka 218 kematian. Bahkan, data dari Central
Intelligence Agencypada tahun 2017 mencatat bahwa angka kematian
kasar Indonesia mencapai angka 6,5 kematian per 1000 penduduk
dalam satu tahun. Kedua angka ini sebenarnya sudah cukup baik
karena sudah berada di bawah rata-rata angka kelahiran dunia yaitu
2,52 kelahiran per wanita dalam satu tahun dan rata-rata angka
kematian dunia yaitu 7,73 kematian per 1000 penduduk dalam satu
tahun.
Transisi demografi yang terjadi di Indonesia sudah berdasarkan
tahapan teori transisi demografi. Hanya saja ada tahap tertentu yang
mengalami perbedaan dalam proses pertumbuhan penduduk, sehingga
dapat dikatakan jika Indonesia termasuk negara yang mengalami
proses transisi demografi yang berbeda. Perbedaan tersebut dilihat dari
proses penurunan angka kelahiran sebelum akhirnya memasuki negara
industrialisasi. Ada beberapa faktor yang menghalangi Indonesia untuk
dapat menyelesaikan transisi demografinya antara lain:

8
a. Pembangunan tidak merata. Masih ada beberapa daerah tertinggal
dan jauh dari kemajuan -teknologi seperti yang ada di kota – kota
besar.
b. Pendidikan di Indonesia yang masih perlu ditingkatkan.
c. Indonesia adalah negara agraris. Masih cukup sulit Indonesia
berubah menjadi negara industri sebab beberapa daerah masih
ditemukan masyarakat bermata pencaharian sebagai petani.
C. Pengukuran Struktur Demografi
Adalah sebuah pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan
data – data tentang kependudukan. Berikut merupakan ukuran-ukuran
dasar demografi:
1. Rate/angka
Angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu
kejadian/penyakit tertentu dalam populasi dan waktu tertentu atau
perbandingan antara kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki
resiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan dinamika dan
kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat. Rate dapat digunakan
untuk data Natality (Kelahiran) dan Mortality (Kematian).
Besarnya Rate = Angka Kasar/Angka Spesifik x Konstanta(K)
Contoh : Morbidity rate, Mortality rate, Natality rate
Angka ada dua macam, yaitu:
a. Angka kasar (crude rate) adalah pembagi jumlah penduduk lengkap
b. Angka spesifik (specific rate) adalah pembagi kelompok penduduk
tertentu.
2. Rasio
Perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu,
atau perbandingan 2 bilangan yang tidak saling tergantung dan
digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian. Rasio dapat
digunakan untuk data semua komponen ilmu kependudukan, yakni
Natality, Mortality, dan Migrasi.
Rasio

9
Contoh : Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 2000
(perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan) 101/100. Artinya terdapat 101 penduduk laki-laki diantara
100 penduduk perempuan.
3. Proporsi
Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut
(denominator) dimana Numerator termasuk dari bagian dari
denominator, dengan satuan %. Proporsi dapat digunakan untuk data
semua komponen ilmu kependudukan, yakni Natality, Mortality, dan
Migrasi.
4. Rata-rata
Nilai rata-rata adalah ukuran nilai tengah yang didapat dari
penjumlahan semua nilai pengamatan yang ada, kemudian dibagi
dengan banyaknya pengamatan yang ada. Rata-rata dapat digunakan
untuk data semua komponen ilmu kependudukan, yakni Natality,
Mortality, dan Migrasi.
5. Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak
aktivitas suatu kegiatan telah dilaksanakan pada suatu jangka waktu
tertentu. Frekuensi dapat digunakan untuk data Natality dan Migrasi.
6. Cakupan
Cakupan adalah ukuran yang menilai besarnya pencapaian dari
hasil pelaksanaan suatu target kegiatan yang sebelumnya telah
ditentukan pada jangka waktu yang telah ditentukan. Cakupan dapat
digunakan untuk data Natality dan Migrasi.
7. Jumlah
Besarnya ukuran jumlah ini sering digunakan dalam analisis
demografi, misalnya, menurut hasil sementara Sensus Penduduk 2000,
jumlah penduduk Indonesia di tahun 2000 berjumlah 203,5 juta orang.
Jumlah dapat digunakan untuk data semua komponen ilmu
kependudukan, yakni Natality, Mortality, dan Migrasi.

10
8. Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000 atau
10.000. Dalam rumus, dinyatakan dengan "k". Jika "k" ini dikalikan
dengan rasio , angka, atau proporsi maka akan mendapatkan hasil yang
lebih jelas maknanya. Konstanta dapat digunakan untuk data semua
komponen ilmu kependudukan, yakni Natality, Mortality, dan Migrasi.
9. Kohor
Kohor merupakan sekumpulan orang yang telah menjalani
peristiwa demografi secara bersama-sama. Misalnya, kohor kelahiran.
Kohor kelahiran adalah sekumpulan orang yang lahir di tahun yang
sama. Ukuran kohor adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung
suatu peristiwa demografi pada suatu kohor tertentu. Kohor dapat
digunakan untuk data Natality dan Mortality.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam
pembangunan suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional
yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata
dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi
dan ling¬kungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang
semakin meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata
juga dimaksudkan untuk membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna
memperluas lapangan kerja dan me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga
lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah
pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati
oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi
maupun di wilayah baru.
B. Saran
Penulis berharap banyaknya tersedia literature di perpustakaan pusat demi
kelancaran pembuatan makalah selanjutnya. Penulis memohon kritik dan
Saran dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa
mendatang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, S. M. dan Samosir, O. B., 2010, Dasar-dasar Demografi Edisi 2,


Jakarta: Salemba Empat.
Azrul, A.1999. Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Binarupa Aksara.
Bustan,M.N.2006.Pengantar Epidemiologi Edisi Revisi.Jakarta:PT Rineka Cipta
Dyson, T., 2010, Population and Development: The Demographic Transition,
dalam “Book Reviews”, Progress in Development Studies, 11 (3), hal. 251-
261, diedit oleh Conde, M.
Ida Bagoes Mantra. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Murti, B.2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta, Gadjah
Mada
Sutrisno, B. 2010. Pengantar Metode Epidemiologi. Jakarta. Dian Rakyat.
University Press.
Partida, V., 2005, Demographic Transition, Demographic Bonus, and Ageing in
Mexico, Mexico: National Council on Population, (internet) <
http://www.un.org/esa/> (diakses 10 Januari 2021).
Siregar, K. N. dan Suwandono, A., 1992, “Transisi Demografi di Indonesia:
Seabad?”, Media Litbangkes, 2 (1), hal. 1-3.

Anda mungkin juga menyukai