DISUSUN OLEH
Kelompok IV :
Kelas : 1 B
Semoga Rahmat Tuhan Yang Maha Esa juga dengan izin-Nya penulis
mampu menyelesaikan karya ini, yang disajikan sebagai bukti pengabdian pada
ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Adanya karya ini
dimaksudkan untuk memudahkan siswa untuk berpartisipasi. Memberi kuliah dan
menyampaikan pemahaman.Masih perlu membaca literatur lain tentang materi
yang disampaikan guna menambah pengetahuan.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar dan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, hal ini pula yang menjadi keunggulan
Indonesia jika dilihat dari segi kependudukannya, dengan keadaan jumlah
penduduk yang besar dibutuhkan perhatian khusus dan penanganan yang baik
oleh pemerintah/negara maupun lembaga, maka dapat berperan sebagai sumber
daya pembangunan, jika tidak maka akan menjadi permasalahan serius dalam
beberapa tahun kedepan.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEMOGRAFI
kata demografi pertama kali digunakan oleh Achille Guilard pada tahun 1885,
dalam bukunya yang berjudul Elements de Statistique Humaine, ou Demographie
Comparee. Demografi berasal dari kata demos yang berarti penduduk dan grafein
yang berarti gambaran. Jadi demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk
atau manusia terutama tentang kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk
yang terjadi. Demografi sendiri sebenarnya melibatkan studi ilmiah tentang
ukuran, penyebaran penduduk secara geografi maupun spasial, komposisi
penduduk, dan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Pada tahun tersebut
Achille Guilard mengatakan bahwa demografi merupakan ilmu yang mempelajari
segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur yaitu meliputi
perubahan secara umum, fisik dan kondisi moral. David V. Glass mengatakan
bahwa demografi terbatas pada studi penduduk sebagai akibat pengaruh dari
proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Pressat (1985)
mengatakan bahwa demografi adalah studi tentang populasi manusia dalam
hubungannya dengan perubahan yang terjadi akibat kelahiran, kematian, dan
migrasi. Istilah ini juga digunakan untuk mengacu kepada fenomena yang diamati.
Sedangkan PBB (1958) mendefinisikan bahwa demografi adalah studi ilmiah
terhadap populasi manusia, terutama terhadap jumlah, struktur, dan
perkembangannya. Masalah demografi lebih ditekankan pada perubahan dinamika
kependudukan karena pengaruh perubahan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Philip
M.Hauser dan Dudley Duncan (1959) mendefinisikan bahwa demografi adalah
ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut, yang
biasanya timbul karena peristiwa kelahiran, kematian dan migrasi (gerak
teritorial) dan mobilitas status. Sementara itu Donald J.Bogue (1973) mengatakan
bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik
tentang besaran, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya
sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran,
kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Walaupun demografi
mempertahankan analisis deskriptif dan komparatif berkesinambungan terhadap
tren yang ada, pada setiap proses yang terjadi dan hasil yang ditimbulkan, tujuan
utamanya adalah untuk mengembangkan bagian dari teori untuk menjelaskan
peristiwa yang dibandingkan dan direncanakannya. Berdasarkan beberapa definisi
di atas, maka dapat dikatakan bahwa demografi adalah studi tentang penduduk
yang dilihat dari ukuran (jumlah), struktur/komposisi, persebaran ke ruangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, struktur dan persebaran penduduk yaitu
fertilitas, mortalitas dan migrasi di suatu wilayah tertentu. Dalam demografi
terdapat aspek kependudukan yang statis dan dinamis sifatnya. Aspek statis
ditunjukkan oleh komposisi penduduk misalnya. Komposisi penduduk merupakan
gambaran kondisi penduduk pada suatu titik tertentu, yaitu pada saat dilaksanakan
sensus atau survei. Sesudah tanggal atau hari tersebut, komposisi penduduk akan
berubah. Perubahan komposisi ini terjadi karena perubahan kelahiran, kematian
dan migrasi. Jadi dalam demografi juga dipelajari aspek statis dan aspek dinamis,
yang keduanya saling mempengaruhi. Contoh, jumlah kelahiran akan
mempengaruhi jumlah penduduk muda di suatu wilayah tertentu.
B. TUJUAN DEMOGRAFI
interdisiplin
Sosiologi
Psikologi
D. MANFAAT DEMOGRAFI
FERTILITAS
1. Pengertian Fertilitas
Menurut Pollard et al.,(1982) fertilitas diartikan sebagai satu dari sekian banyak
komponen siklus demografi disamping migrasi dan mortalitas. Permasalahan ini
hampir dialami oleh seluruh negara di dunia, terutama dinegara berkembang
seperti indonesia. Salah satu isu yang akan hadie ke permukaan dipertengahan
abad ke 20 ini adalah dunia akan dihadapkan dengan istilah “bom bayi” yang
dinilai sama bahaya nya dengan teroris. Fertilitas adalah hasil reproduksi yang
nyata dari seorang wanita, fertilitas mengacu pada jumlah bayi yang lahir hidup.
Dalam istilah demografi fertilitas diartikan sebagai banyaknya jumlah bayi lahir
yang hidup hal isni sesuai dengan pernyataan Shyrok dan Siegel (1971) bahwa
fertilitas lazim diartikan sebagai kejadian bayi lahir hidup (live birth).
Sebaliknya , angka fertilitas yang tinggi mampu meningkatkan berbagai aspek
kehidupan apabila mampu dipertahankan kualitasnya . Ada dua cara yang dapat
menekan angka dari laju pertumbuhan penduduk . Pertama meningkatkan angka
kematian dan yang kedua dengan menekan angka kelahiran . Cara pertama tidak
dianjurkan untuk ditempuh apabila kita kaji dari keyakinan mana pun. Oleh sebab
itu, tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh jika hendak menekan laju
pertumbuhan penduduk selain dengan menekan angka kelahiran . Penekanan
angka kelahiran dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan peraturan , misal KB
( Keluarga Berencana ) yang menyuarakan bahwa dua anak sudah cukup .
Sulistyawati ( 2013 ) mengemukakan bahwa KB adalah suatu usaha untuk
mengatur jarak kelahiran tiap anak dan jumlah anak yang diinginkan . Melalui hal
ini , pemerintah mencanangkan program pencegahan / penundaan kehamilan yang
mampu menekan peningkatan angka fertilitas / kelahiran guna mencapai
masyarakat sejahtera.
KEMATIAN/MORTALITAS
1. Pengertian Mortalitas
Kematian Mortalitas yaitu salah satu bagian dari unsur demografi yang
memengaruhi dinamika penduduk , Sedangkan ada dua komponen demografi
yang lainya seperti fertilitas / kelahiran dan migrasi / perpindahan penduduk .
Secara konsep kematian merupakan terjadinya pengurangan jumlah penduduk
dengan hilangnya tanda kehidupan manusia selamanya . Dalam perhitungan
besarnya jumlah angka kematian seimbang dengan jumlah angka kelahiran ,
tingginya angka kematian dapat faktor yang mendukung penyebab kematian dan
rendahnya angka kematian karena adanya penghambat , faktor seperti umur , jenis
kelamin , jenis pekerjaan , status sosial ekonomi dan keadaan lingkungan dimana
tempat tinggal masyarakat, baik lingkungan fisk maupun sosial misalnya
meningkatnya derajat kehidupan masyarakat dan pemeliharaan kesehatan, kondisi
ini berpengaruh terhadap tinggi rendahnya angka kematian pada suatu populasi
atau masyarakat (utomo 2007)
2. Ukuran Mortalitas
1. Crude Date Rate (angka kematian kasar)
D = jumlah kematian
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta 1000
D< sama dengan = jumlah kematian anak usia kurang dari sama dengan 5
P< sama dengan = jumlah penduduk usia kurang dari sama dengan 5
Tingginya angka kematian sangat ditentukan oleh dua faktor yaitu adanya faktor
yang mendukung terjadinya kematian (pro mortality) dan yang menghambat
terjadinya kematian (antimortality).
MIGRASI
1. Pengertian Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk, dari suatu tempat ke tempat yang lain,
baik melewati batas politis negara maupun batas administrasi/batas bagian
dalam suatu negara dengan tujuan untuk menetap. Sama halnya dengan
fertilitas dan mortalitas, migrasi merupakan salah satu variabel demografi
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk suatu daerah/negara. Migrasi
sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu tempat
ke tempat yang lain.
Gould dan Prothero (1975, 41) juga menekankan unsur perpindahan tempat
tinggal.
tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Dalam lingkup
tempat mulai dari
lingkup administrasi terkecil; Rt/Rw, desa, hingga perpindahan antar negara. Juga
dari sisi
waktu, mulai dari satu hari hingga waktu yang cukup lama. Sehubungan dengan
hal tersebut,
2. Migrasi keluar (out migration), yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah asal.
3. Migrasi neto (net migration), merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk
dan migrasi keluar
4. Migrasi bruto (gross migration), jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
7. Migrasi semasa hidup (life time migration), Adalah migrasi berdasarkan tempat
kelahiran, adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal
di daerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya.
8. Migrasi parsial (partial migration), jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari
satu daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan.
2. Ukuran Migrasi
1. Angka mobilitas
rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara lokal (mover) dalam
suatu jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk. rumus:
m = angka mobilitas M= jumlah mover
P = penduduk k = 1000
Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang
penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. rumus:
Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang
penduuk daerah asal dalam waktu satu tahun. rumus:
Selisih banyaknya migran dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 penduduk
dalam satu tahun. rumus:
mn = angka migrasi neto O = jumlah migrasi keluar
Pada dasarnya orang berpindah tempat akan senantiasa di dukung oleh berbagai
alasan, alasan yang sifatnya pribadi, alasan lingkungan dan lain sebagainya.
Menurut Everett S. Lee (mantra 1985:181) ada 4 faktor yang perlu diperhatikan
dalam studi migrasi penduduk ;
3. rintangan antara
4. faktor-faktor individu
Ada 2 faktor yang selalu terdapat di daerah asal maupun tujuan yang selalu terkait
dengan perpindahan penduduk, yaitu faktor positif dan negatif. Faktor positif
yaitu faktor yang menarik seseorang untuk tidak meninggalkan daerah tersebut,
dan faktor negative yaitu faktor yang menyebabkan seseorang meninggalkan
daerah tersebut.Dalam uraian lain para ahli mengelompokkan berdasarkan
kekuatan daya dorong dan daya tarik dari suatu daerah, yang selanjutnya disebut
faktor pendorong dan faktor penarik. Rozy Munir dalam buku-buku dasar
demografi menyatakan bahwa yang tergolong faktor pendorong adalah:
6. Bencana alam
Jika dilihat dari uraian di atas tersebut, maka faktor pendorong dari daerah asal
identik
dengan faktor negatif yang dimiliki daerah asal dan faktor yang menarik dari
daerah tujuan
identik dengan faktor positif yang dimiliki daerah tujuan. Adapun faktor positif
yang terdapat
dari daerah asal yaitu menyebabkan penduduk untuk memilih tidak meninggalkan
daerah
2. Sistem gotong royong pada masyarakt pedesaan jawa sangat erat pula.
4. Penduduk sangat terikat pula kepada daerah (desa) dimana mereka dilahirkan.
tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda-beda pada orang yang akan pindah.
Ada orang yang
memandang rintangan-rintangan tersebut sebagai hal yang sepele, tapi juga ada
yang
memandang sebagai hal berat yang menghalangi orang untuk pindah. Contoh
yang termasuk
kepada unsur yang dapat merintangi seseorang untuk pindah adalah jarak, undang
undang.
a. Sensus Penduduk
Dua sensus diambil oleh pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1920 dan 1930.
Ruang lingkup sensus penduduk mencakup seluruh wilayah geografis suatu
negara dan seluruh penduduknya, terdiri dari seluruh golongan umur penduduk
baik yang bertempat tinggal tetap maupun yang tidak memiliki tempat tinggal.
b. Survei Penduduk
c. Registrasi Penduduk
PIRAMIDA PENDUDUK
Piramida penduduk adalah grafik balok yang dibuat secara horizontal untuk
memban
tahun lalu naik, kenaikannya dapat tahunan atau jenjang lima tahunan. Sumbu
Ekspansif, jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda.
Umumnya tipe ini terdapat pada negara–negara yang mempunyai angka kelahiran
angka kematian tinggi. Tipe ini terdapat pada negara-negara dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang cepat akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran
dan sudah mulai menurunnya tingkat kematian.
Stasioner, jika banyak penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama,
kecuali ada kelompok umur tertentu. Tipe ini terdapat pada negara-negara yang
mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian rendah.
1. Kelahiran (fertiitas)
2. Kematian (mortalitas)
3. Migrasi penduduk
TRANSISI DEMOGRAFI
Tahap 1, disebut sebagai tahapan stasioner tinggi, di mana tingkat kematian dan
tingkat kelahiran sangat tinggi, sehingga pertumbuhan alamiah sangat rendah atau
mendekati nol. Jaman ini pernah dialami oleh negara-negara di Eropa pada abad
ke 14.
Tahap 3, atau tahap akhir perkembangan yang menunjukkan masa di mana angka
kematian sudah menurun sangat cepat dan lebih cepat dibandingkan penurunan
angka kelahiran, sehingga pertumbuhan alami meningkat dengan cepat. Kondisi
ini pernah dialami oleh Eropa selatan dan Timur sebelum Perang Dunia ke II dan
India setelah PD ke II.
Tahap 4, adalah tahapan stasioner rendah di mana angka kelahiran dan Angka
kematian sama-sama rendah, sehingga pertumbuhan alami juga rendah. Kondisi
ini pernah dialami oleh Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat pada akhir
tahun 1939-an.
Tahap 5, tahap menurun di mana angka kelahiran telah rendah tetapi angka
kematian lebih tinggi daripada angka kelahiran, sehingga pertumbuhan alami
negatif. Hal ini pernah dialami oleh negara negara Prancis sebelum PD II, Jerman
Timur dan Barat pada tahun 1975.
KESIMPULAN