PENDAHULUAN
Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala – gejala dimuka bumi
dan peristiwa – peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fiscal maupun yang menyangkut
dengan mahluk hidup beserta masalahnya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan
regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1979).
Salah satu aspek geografi adalah aspek non fisik yang didalamnya terdapat faktor
kependudukan, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang penduduk disebut juga sebagai
demografi.
Laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu indikator yang paling sering
digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan suatu di daerah, tidak hanya pada
saat ini saja tetapi juga dapat untuk melihat kondisi pada masa yang akan datang. Apabila laju
pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
bahwa produksi yang dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi penduduk akan habis dikonsumsi
oleh penduduk itu sendiri sehingga tidak akan ada kelebihan penghasilan.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang dasar-dasar dari demografi itu sendiri agar
pembaca lebih memahami tentang materi yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari
kata Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang berarti
menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau penduduk. Berdasarkan:
Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demografi adalah : Demografi
is the scientific study of human populations in primarly with the respect to their size, their
structure (compotition) and their development (change). Dalam Bahasa Indonesia terjemahan
kurang lebih sebagai berikut : Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama
mengenai jumlah, struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya).
Philip M. Hauser dan Dudley Ducan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai
berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas,
mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Beberapa ahli pun punya pendapat masing-masing tentang pengertian dari demografi
itu sendiri. Berikut ini pendapat para ahli tersebut.
1. Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari
hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari
kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
2. Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
3. Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan
gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi
mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan.
4. Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut.
5. Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk
mempelajari penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu : fertilitas,
mortalitas dan migrasi.
6. Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari
secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta
perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi,
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas
sosial.
Dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan
keadaaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal ihwal yang
berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian,
migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin
tertentu.
Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari
hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang dapat pada hari dilakukan sensus
dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus penduduk tersebut
dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur yang
dinamis yang terdiri kelahiran, kematian, dan migrasi. Proses perubahan tersebut disebut pula
dengan proses yang dinamis.
Pada tahun 1937 di Paris selama kongres kependudukan berlangsung, Adolphe Laundry
telah membuktikan secara matematika adanya hubungan antara unsur-unsur demografi, seperti
kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Ia menyarankan penggunaan
istilah Pure Demography untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematika dan
berbeda dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif. Karya ini lantas mendapat sambutan
positif dari berbagai pihak.
Untuk menjawab pertanyaan “mengapa” tersebut, kita memerlukan ilmu lain yang
biasa disebut dengan Sociological Demography, Population Studies, Demographic
Sociology atau Studi Kependudukan. Ilmu ini merupakan penghubung antara penduduk dan
sistem sosial, dengan harapan dapat memecahkan pertanyaan dasar bagaimana kita memberi
pengertian kepada orang awam melalui proses analisis kependudukan.
Jadi, dapat dikatakan pula bahwa Demografi murni dan Studi Kependudukan saling
melengkapi dimana Studi Kependudukan menjadi dasar teori dari analisis yang dilakukan
dengan menggunakan Demografi Murni dan Demografi Murni memperkuat teori yang ada
dalam Studi Kependudukan secara ilmiah melalui proses kuantitatif (statistik & matematik).
Sekarang lebih disadari bahwa demografi tidak dipelajari secara murni terlepas dari
variabel-variabel nondemografis, seperti ekonomi, sosiologi, geografi, politik, dan sebagainya.
Juga demografi bukan lagi merupakan ilmu yan berdiri sendiri secara teoritis, tetapi lebih
menyerupai ilmu pengetahuan interdisipliner (ilmu yang melibatkan disiplin ilmu lain dalam
perkembangannya).
Ilmu demografi digunakan oleh para ahli pada umumnya terdiri dari empat tujuan
pokok, yang meliputi:
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan
persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
a. Rate
Angka (rate) merupakan banyaknya peristiwa vital suatu penduduk dalam jangka
waktu tertentu. Angka ada 2 (dua) macam:
b. Rasio
Rasio adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif hasil perbandingan dari dua
bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi pembilang bukan merupakan bagian dari
penyebut.
Contoh : Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 2005 (perbandingan jml
penduduk laki-laki dengan jml penduduk perempuan) 205. Artinya terdapat 205
penduduk laki-laki diantara 200 penduduk perempuan
c. Proporsi
Proporsi adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif hasil perbandingan dari
dua bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi pembilang merupakan bagian dari
penyebut, biasanya dinyatakan dlm perseratus atau perseribu.
d. Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100, 1000 atau 100.000 yang
berfungsi sebagai pengali untuk memperjelas hasil pengukuran. Konstanta biasanya
dinyatakan dengan K.
Contoh : IMR Indonesia mnrt SP 2005= 0,054, kemudian dikalikan 1000 = 54; yg
berarti dari setiap 1000 kelahiran hidup di Indonesia terjadi 54 kematian bayi.
Variabel utama demografi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan
komposisi penduduk seperti umur, jumlah, sebaran dan jenis kelamin.
a. Demografi - Rate
Rate adalah angka yang memperlihatkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau
penyakit tertentu dalam populasi dan waktu tertentu. Atau bisa juga sebagai perbandingan
antara kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki risiko kejadian tersebut. Nilai rate ini
dipakai untuk menyatakan kecepatan kejadian dan dinamika tertentu dalam masyarakat.
Contohnya mortality rate,morbidity rate, dan natality rate.
b. Demografi - Rasio
Rasio adalah perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu. Rasio
juga bisa diartikan sebagai perbandingan antara dua bilangan yang tidak saling tergantung yang
digunakan untuk menyatakan besarnya suatu kejadian. Artinya, rasio menyatakan suatu jumlah
dalam suatu perbandingan terhadap jumlah yang lainnya. Besarnya rasio ini dapat dinyatakan
dalam bentuk persepuluh, perseratus, atau perseribu. Sebagai contoh, rasio jenis kelamin adalah
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang berada di suatu
wilayah pada suatu waktu tertentu.
c. Demografi - Proporsi
Proporsi adalah nilai perbandingan antara pembilang atau numerator dengan penyebut
atau denominator. Dalam hal ini, pembilang termasuk bagian dari penyebut, dengan satuan %.
d. Demografi - Rata-rata
Nilai rata-rata adalah ukuran nilai tengah yang didapat dari penjumlahan semua nilai
pengamatan yang ada, kemudian dibagi dengan banyaknya pengamatan yang ada.
e. Demografi - Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak aktivitas suatu kegiatan
telah dilaksanakan pada suatu jangka waktu tertentu.
f. Demografi - Cakupan
Cakupan adalah ukuran yang menilai besarnya pencapaian dari hasil pelaksanaan suatu
terget kegiatan yang sebelumnya telah ditentukan pada jangka waktu yang telah ditentukan.
g. Demografi - Jumlah
Besarnya ukuran jumlah ini sering digunakan dalam analisis demografi, misalnya,
menurut hasil sementara Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2000
berjumlah 203,5 juta orang.
h. Demografi - Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000 atau 10.000. Dalam rumus,
dinyatakan dengan "k". Jika "k" ini dikalikan dengan rasio , angka, atau proporsi maka akan
mendapatkan hasil yang lebih jelas maknanya.
i. Demografi - Kohor
Kohor merupakan sekumpulan orang yang telah menjalani peristiwa demografi secara
bersama-sama. Misalnya, kohor kelahiran. Kohor kelahiran adalah sekumpulan orang yang
lahir di tahun yang sama. Ukuran kohor adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung suatu
peristiwa demografi pada suatu kohor tertentu.
2.6. Ukuran Migrasi
Adapun porsentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut ini.
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
L = jumlah kelahiran,
M = jumlah kematian,
% = persentase pertumbuhan penduduk alami.
Nah, agar lebih paham kita lihat contoh persoalan di bawah ini.
Contoh:
Pada tahun 2014, jumlah penduduk di kota Surabaya sebanyak 25.000 jiwa. Nah,
selama tahun 2014 hingga 2015 telah terjadi kelahiran banyi sebanyak 1.200 jiwa.
Dalam rentang waktu yang sama, jumlah penduduk yang meninggal dunia di kota
Surabaya ini sebanyak 650 jiwa. Berapa jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun
2015 dan berapa pula persentase pertumbuhan penduduk alaminya?
Jawab:
Jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2015 yaitu
Pt = Po + (L – M)
Pt = 25000 + (1200–650)
Pt = 25000 + 550
Pt = 25550 jiwa
Nah, kemudian persentase pertumbuhan penduduknya dapat kita hitung di bawah ini
% = (550/25000)x 100% = 2,2 %
Jadi, dari perhitungan ini diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Surabaya pada
tahun 2015 sebanyak 25.550 jiwa dengan prosentase 2,2% (pertumbuhannya cepat).
2. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total yaitu perubahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh
selisih jumlah kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah jumlah
penduduk yang masuk ke sebuah wilayah sedangkan emigrasi adalah jumlah
penduduk yang keluar dari wilayah. Nah, untuk menghitung pertumbuhan penduduk
total dapat menggunakan persamaan di bawah ini.
Nah, untuk menghitung persentase pertumbuhan total, dapat kita gunakan persamaan
di bawah ini.
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
L = jumlah kelahiran,
M = jumlah kematian,
I = jumlah imigrasi,
E = jumlah emigrasi,
% = persentase pertumbuhan penduduk total.
Nah, agar lebih paham kita lihat contoh persoalan di bawah ini.
Jumlah penduduk kota Yogyakarta pada tahun 2015 sebanyak 30.000 jiwa. Nah,
selama rentang tahun 2015–2016 telah terjadi kelahiran bayi sebanyak 1.500 jiwa.
Dalam rentang waktu yang sama, jumlah penduduk yang meninggal dunia sebanyak
700 jiwa. Selain itu penduduk yang datang dan menetap di kota Yogyakarta ini
tercatat berjumlah 50 jiwa sedangkan yang pindah ke kota lain sebanyak 25 jiwa.
Berapa jumlah penduduk di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 serta berapakah
persentase pertumbuhan penduduk totalnya?
Jawab:
Diketahui: Po = 30000, L = 1500, I = 50, M = 700 dan E = 25
Ditanyakan: Pt = ? dan % = ?
Pt = Po + (L – M) + (I – E)
Pt = 30000 + (1500 – 700) + (50 – 25)
Pt = 30000 + 800 + 25
Pt = 30000 + 825
Pt = 30.825 jiwa
Selanjutnya mari kita hitung berapa besar persentase pertumbuhannya.
% = (825/30000) x 100% = 2,75%
Jadi jumlah penduduk di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 berjumlah 30.825 jiwa
dengan persentase pertumbuhan penduduk totalnya sebesar 2,75% (pertumbuhannya
cepat).
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi
sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya
konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya
membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait
dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya.
Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat
rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti
halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya
alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan
perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja
dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah
adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung
mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru
yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat
menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan
aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan
juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah
bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan
kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya
laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.
Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi
berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang
menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan, dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju
pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus
didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia
perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.
1. Pertumbuhan Aritmatika
Pertumbuhan penduduk secara aritmatika ialah pertumbuhan penduduk dengan
jumlah adalah sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Pn = Po (1+rn)
dimana :
Pn = Jumlah Penduduk pada n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Tingkat Pertumbuhan Penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
2. Pertumbuhan Geometri
Pertumbuhan Geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala atau bertahap
dalam selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Pn = Po (i+r)n
dengan :
Pn = Jumlah Penduduk pada n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Tingkat Perumbuhan Penduduk
n= Periode waktu dalam tahun
3. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan eksponensial merupakan pertumbuhan penduduk yang
berlangsung secara terus menerus dalam suatu daerah atau wilayah tertentu
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pt = Po. ert
dengan :
e = jumlah konstanta yang besarnya 2,718282
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
PO= jumlah penduduk pada tahun dasar
r= tingkat pertumbuhan penduduk
t= jangka waktu antara PO dan Pt
Persebaran penduduk tidak merata memang menjadi momok bagi setiap negara,
khususnya negara berkembang yang sebagian besar tidak memiliki kesiapan ekonomi. Oleh
sebab itu tidak mengherankan jika beragam Upaya telah dilakukan oleh pemerintah di banyak
negara dunia guna meratakan persebaran penduduk. Upaya yang dimaksud antara lain sebagai
berikut.
a. Pemerataan pembangunan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun simpulan yang dapat penulis tarik dari karya tulis ini adalah bahwa
demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaaan perubahan-perubahan
penduduk atau dengan kata lain segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-
komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan
suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin tertentu, dan sangat penting
untuk dipelajari demi kelancaran pembangunan (baik secara infrastruktur maupun yang bukan)
pada suatu daerah.
3.2 Saran