Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala – gejala dimuka bumi
dan peristiwa – peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fiscal maupun yang menyangkut
dengan mahluk hidup beserta masalahnya, melalui pendekatan keruangan, ekologikal dan
regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1979).
Salah satu aspek geografi adalah aspek non fisik yang didalamnya terdapat faktor
kependudukan, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang penduduk disebut juga sebagai
demografi.

Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama


mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
(Multilingual Demographic Dictionary 1982, dalam Ida Bagoes Mantra 2000). Demografi
adalah ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahan – perubahannya dan sebab – sebab perubahannya, yang biasanya timbul karena
fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial
(perubahan status). (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan 1959, dalam Ida Bagoes Mantra
2000) Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu daerah. Struktur merupakan gambaran atau
potret penduduk dari hasil sensus penduduk (cacah jiwa) pada hari sensus tertentu, struktur
penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. struktur penduduk ini selalu
berubah-ubah dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran,
kematian dan migrasi penduduk. Ketiga unsur tersebut saling berpengaruh, jika pada suatu
penduduk tingkat kelahiran tinggi maka akan berpengaruh pada struktur penduduk di daerah
tersebut yaitu prosentase penduduk usia muda jumlahnya akan menjadi lebih besar. Demografi
tidak mempelajari penduduk sebagai individu tetapi penduduk sebagai suatu kelompok, jadi
yang dimaksud dengan penduduk dalam kajian demografi adalah sekelompok orang yang
bertempat tinggal di suatu wilayah.

Laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu indikator yang paling sering
digunakan untuk menggambarkan kondisi kependudukan suatu di daerah, tidak hanya pada
saat ini saja tetapi juga dapat untuk melihat kondisi pada masa yang akan datang. Apabila laju
pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
bahwa produksi yang dihasilkan oleh pertumbuhan ekonomi penduduk akan habis dikonsumsi
oleh penduduk itu sendiri sehingga tidak akan ada kelebihan penghasilan.

Masalah utama yang dihadapi dibidang kependudukan Indonesia adalah masih


tingginya jumlah penduduk dan tidak seimbangnya penyebaran dan struktur umur
penduduk. Program kependudukan dan keluarga berencana bertujuan untuk turut serta
menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui
usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian diharapkan
tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan percepatan pertumbuhan penduduk dengan
perkembangan produksi dan jasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari demografi?
2. Apa saja ruang lingkup demografi?
3. Apa tujuan dan manfaat dari demografi?
4. Apa saja faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju petumbuhan penduduk?
5. Apa saja ukuran demografi?
6. Apa saja ukuran migrasi?
7. Bagaimana perhitungan pertumbuhan penduduk?
8. Apa saja permasalahan kependudukan?
9. Apakah itu angka pertumbuhan penduduk?
10. Bagaimana cara mengatasi penyebaran penduduk tidak merata?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan daripada ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut:

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang dasar-dasar dari demografi itu sendiri agar
pembaca lebih memahami tentang materi yang diberikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demografi

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari
kata Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang berarti
menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan mengenai rakyat atau penduduk. Berdasarkan:
Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demografi adalah : Demografi
is the scientific study of human populations in primarly with the respect to their size, their
structure (compotition) and their development (change). Dalam Bahasa Indonesia terjemahan
kurang lebih sebagai berikut : Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama
mengenai jumlah, struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M. Hauser dan Dudley Ducan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai
berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas,
mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).

Beberapa ahli pun punya pendapat masing-masing tentang pengertian dari demografi
itu sendiri. Berikut ini pendapat para ahli tersebut.
1. Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari
hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari
kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
2. Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala
sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
3. Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan
gambaran menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi
mempelajarai tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan.
4. Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta
perubahan-perubahan dan sebab-sebab perubahan tersebut.
5. Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk
mempelajari penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu : fertilitas,
mortalitas dan migrasi.
6. Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari
secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta
perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi,
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas
sosial.
Dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan
keadaaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan kata lain segala hal ihwal yang
berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian,
migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin
tertentu.

Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari
hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang dapat pada hari dilakukan sensus
dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus penduduk tersebut
dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur yang
dinamis yang terdiri kelahiran, kematian, dan migrasi. Proses perubahan tersebut disebut pula
dengan proses yang dinamis.

Masalah kependudukan sangat mempengaruhi kesejahteraan dan perkem bangan suatu


daerah dan negara. Pada tahun 1973 di Paris selama kongres masalah kependudukan
dilangsungkan, Aldhope Laundrey telah membuktikan adanya hubungan antara unsur-unsur
demografi secara kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur dan sebagainya. Ia menyarankan
penggunaan istilah “PURE DEMOGRAPHY” untuk cabang ilmu demografi yang bersifat
deskriptif.

Pure Demography (demografi umum) atau juga disebut demografi formal


menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik tersebut
dapat diperoleh perkiraan keadaan penduduk dimasa depan atau masa lampau. Studi
kependudukan (Population Study) mempunyai kajian yang lebih luas dari kajian demografi
murni, karena dalam memahami struktur dan proses kependudukan di suatu daerah, faktor-
faktor non demografis ikut dilibatkan. Kammeyer (1971) memperjelas perbedaan antara
demografi formal dengan studi kependudukan lewat perbedaan antara variabel pengaruh dan
variabel terpengaruh. Jika variabel pengaruh dan variabel terpengaruh kedua-duanya terdiri
dari variabel demografi maka tipe studi adalah demografi murni.
2.2 Ruang Lingkup Demografi

Dalam sejarah perkembangan demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang


ilmu ini. Menurut Methorst dan Skirk, masalah penduduk dapat dibedakan menjadi masalah
kuantitatif (demografi) dan masalah kualitatif yang membahas penduduk dari segi genetis dan
biologis. Gagasan ini tidak mendapat dukungan. Jadi, walaupun demografi menggunakan
banyak hitungan (kuantitatif), tapi juga dapat bersifat kualitatif. Sedangkan, ilmu hayat
(biologi) itu sendiri pun tidak lepas dari usaha-usaha kuantitatif. Hal demikian memberikan
kesan kepada orang awam bahwa demografi hanyalah penyusunan statistik penduduk, padahal
tidak sepenuhnya demikian. Ini memang bisa dimengerti oleh karena pelopor-pelopor ilmu
demografi, seperti Suszmilch, Guillard dan Wolfe, menganggap demografi sebagai semacam
“Tata buku. Bio-sosial” atau “Bio-social bookkeeping”. Jadi memang angka-angka itu penting,
tetapi angka-angka tersebut harus dinyatakan hubungan-hubungannya, setelah itu baru bisa
dinamakan ilmu demografi.

Pada tahun 1937 di Paris selama kongres kependudukan berlangsung, Adolphe Laundry
telah membuktikan secara matematika adanya hubungan antara unsur-unsur demografi, seperti
kelahiran, kematian, jenis kelamin, umur, dan sebagainya. Ia menyarankan penggunaan
istilah Pure Demography untuk cabang ilmu demografi yang bersifat analitik-matematika dan
berbeda dari ilmu demografi yang bersifat deskriptif. Karya ini lantas mendapat sambutan
positif dari berbagai pihak.

Pure Demography (Demografi murni) atau juga disebut demografi formal


menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data kependudukan. Dengan teknik-teknik
tersebut, kita dapat memperoleh perkiraan penduduk di masa yang akan datang maupun masa
lampau. Teknik-teknik ini sering kelihatan menakjubkan dan mempunyai kegunaan besar,
tetapi teknik-teknik tersebut jarang menyajikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sosial
tentang “mengapa” bentuk atau proses peristiwa kependudukan terjadi.

Untuk menjawab pertanyaan “mengapa” tersebut, kita memerlukan ilmu lain yang
biasa disebut dengan Sociological Demography, Population Studies, Demographic
Sociology atau Studi Kependudukan. Ilmu ini merupakan penghubung antara penduduk dan
sistem sosial, dengan harapan dapat memecahkan pertanyaan dasar bagaimana kita memberi
pengertian kepada orang awam melalui proses analisis kependudukan.
Jadi, dapat dikatakan pula bahwa Demografi murni dan Studi Kependudukan saling
melengkapi dimana Studi Kependudukan menjadi dasar teori dari analisis yang dilakukan
dengan menggunakan Demografi Murni dan Demografi Murni memperkuat teori yang ada
dalam Studi Kependudukan secara ilmiah melalui proses kuantitatif (statistik & matematik).

Sekarang lebih disadari bahwa demografi tidak dipelajari secara murni terlepas dari
variabel-variabel nondemografis, seperti ekonomi, sosiologi, geografi, politik, dan sebagainya.
Juga demografi bukan lagi merupakan ilmu yan berdiri sendiri secara teoritis, tetapi lebih
menyerupai ilmu pengetahuan interdisipliner (ilmu yang melibatkan disiplin ilmu lain dalam
perkembangannya).

2.3 Tujuan dan Manfaat Demografi

Ilmu demografi digunakan oleh para ahli pada umumnya terdiri dari empat tujuan
pokok, yang meliputi:
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan
persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:


1. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan,
kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang dilakukan
pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika mempertimbangkan komposisi penduduk
yang ada sekarang dan yang akan datang.
2. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat
perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu beserta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
3. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-rata
penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup sesorang di
negara yang bersangkutan
4. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari
ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor pertanian,
industri dan jasa.

2.4 Alat – Alat Demografi


Alat-Alat Demografi :

a. Rate
Angka (rate) merupakan banyaknya peristiwa vital suatu penduduk dalam jangka
waktu tertentu. Angka ada 2 (dua) macam:

• Angka kasar (crude rate), adalah pembagi jml penduduk lengkap

• Angka spesifik (specific rate) adalah pembagi kelompok penduduk tertentu.

b. Rasio
Rasio adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif hasil perbandingan dari dua
bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi pembilang bukan merupakan bagian dari
penyebut.

Contoh : Rasio jenis kelamin penduduk Indonesia tahun 2005 (perbandingan jml
penduduk laki-laki dengan jml penduduk perempuan) 205. Artinya terdapat 205
penduduk laki-laki diantara 200 penduduk perempuan

c. Proporsi
Proporsi adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif hasil perbandingan dari
dua bilangan (pembilang dan penyebut), tetapi pembilang merupakan bagian dari
penyebut, biasanya dinyatakan dlm perseratus atau perseribu.

Contoh : Proporsi penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan (perbandingan jml


penduduk tinggal di perkotaani dengan jml penduduk tinggal di perkotaan dan jml
penduduk tinggal di perdesaan) pada tahun 2005 = 49,0 persen dari seluruh jml
penduduk Indonesia.

d. Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100, 1000 atau 100.000 yang
berfungsi sebagai pengali untuk memperjelas hasil pengukuran. Konstanta biasanya
dinyatakan dengan K.
Contoh : IMR Indonesia mnrt SP 2005= 0,054, kemudian dikalikan 1000 = 54; yg
berarti dari setiap 1000 kelahiran hidup di Indonesia terjadi 54 kematian bayi.

2.4 Variabel Demografi (Faktor – faktor Demografi yang memeperngaruhi laju


pertumbuhan penduduk)

Variabel utama demografi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan
komposisi penduduk seperti umur, jumlah, sebaran dan jenis kelamin.

1. Kelahiran (fertilitas atau natalitas)


2. Kematian (death/mortalitas)
3. Migrasi (perpindahan)

2.5. Ukuran-Ukuran Dasar Demografi

a. Demografi - Rate
Rate adalah angka yang memperlihatkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau
penyakit tertentu dalam populasi dan waktu tertentu. Atau bisa juga sebagai perbandingan
antara kejadian dengan jumlah penduduk yang memiliki risiko kejadian tersebut. Nilai rate ini
dipakai untuk menyatakan kecepatan kejadian dan dinamika tertentu dalam masyarakat.
Contohnya mortality rate,morbidity rate, dan natality rate.

b. Demografi - Rasio
Rasio adalah perbandingan antara nomerator dan denominator pada suatu waktu. Rasio
juga bisa diartikan sebagai perbandingan antara dua bilangan yang tidak saling tergantung yang
digunakan untuk menyatakan besarnya suatu kejadian. Artinya, rasio menyatakan suatu jumlah
dalam suatu perbandingan terhadap jumlah yang lainnya. Besarnya rasio ini dapat dinyatakan
dalam bentuk persepuluh, perseratus, atau perseribu. Sebagai contoh, rasio jenis kelamin adalah
perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang berada di suatu
wilayah pada suatu waktu tertentu.

c. Demografi - Proporsi
Proporsi adalah nilai perbandingan antara pembilang atau numerator dengan penyebut
atau denominator. Dalam hal ini, pembilang termasuk bagian dari penyebut, dengan satuan %.

d. Demografi - Rata-rata
Nilai rata-rata adalah ukuran nilai tengah yang didapat dari penjumlahan semua nilai
pengamatan yang ada, kemudian dibagi dengan banyaknya pengamatan yang ada.

e. Demografi - Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran yang menyatakan seberapa banyak aktivitas suatu kegiatan
telah dilaksanakan pada suatu jangka waktu tertentu.

f. Demografi - Cakupan
Cakupan adalah ukuran yang menilai besarnya pencapaian dari hasil pelaksanaan suatu
terget kegiatan yang sebelumnya telah ditentukan pada jangka waktu yang telah ditentukan.

g. Demografi - Jumlah
Besarnya ukuran jumlah ini sering digunakan dalam analisis demografi, misalnya,
menurut hasil sementara Sensus Penduduk 2000, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2000
berjumlah 203,5 juta orang.

h. Demografi - Konstanta
Konstanta merupakan bilangan tetap, misalnya 100.000 atau 10.000. Dalam rumus,
dinyatakan dengan "k". Jika "k" ini dikalikan dengan rasio , angka, atau proporsi maka akan
mendapatkan hasil yang lebih jelas maknanya.

i. Demografi - Kohor
Kohor merupakan sekumpulan orang yang telah menjalani peristiwa demografi secara
bersama-sama. Misalnya, kohor kelahiran. Kohor kelahiran adalah sekumpulan orang yang
lahir di tahun yang sama. Ukuran kohor adalah ukuran yang digunakan untuk menghitung suatu
peristiwa demografi pada suatu kohor tertentu.
2.6. Ukuran Migrasi

2.7. Perhitungan Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi dari waktu kewaktu yang


dapat di tinjau dari perubahan individu pada periode tertentu. Memang, pertumbuhan
penduduk di suatu negara tidak dapat di pungkiri. Namun, pertumbuhan yang positif atau
negatif adalah tergantung dari harapan yang dimiliki oleh suatu negara.
Kriteria Pertumbuhan Penduduk. Dalam menganalisis tinggi rendahnya pertumbuhan
penduduk, maka di perlukan adanya indikator atau kriteria yang membatasi sejauh mana
pertumbuhan penduduk di suatu negara berlangsung. Menurut Dibyo Soegimo (2009) dalam
bukunya menjelaskan ada 3 klasifikasi pertumbuhan penduduk yang harus kita pahami, yakni
sebagai berikut:
 Pertumbuhan penduduk termasuk cepat apabila pertumbuhan 2% lebih dari jumlah
penduduk tiap tahun,
 Pertumbuhan penduduk termasuk sedang apabila pertumbuhan itu antara 1%-2%,
 Pertumbuhan penduduk termasuk lambat apabila pertumbuhan itu antara 1% atau kurang.
 Cara menghitung angka pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua cara
yakni berdasarkan pertumbuhan penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total.
 1. Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)
 Pertumbuhan penduduk alami atau natural increase yaitu terjadinya perubahan
jumlah penduduk yang diakibatkan adanya selisih antara angka kelahiran dan angka
kematian. Kita dapat menghitung angka pertumbuhan penduduk alami dengan
menggunakan persamaan di bawah ini.


 Adapun porsentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut ini.


 Keterangan:
 Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
L = jumlah kelahiran,
M = jumlah kematian,
% = persentase pertumbuhan penduduk alami.
 Nah, agar lebih paham kita lihat contoh persoalan di bawah ini.
 Contoh:
 Pada tahun 2014, jumlah penduduk di kota Surabaya sebanyak 25.000 jiwa. Nah,
selama tahun 2014 hingga 2015 telah terjadi kelahiran banyi sebanyak 1.200 jiwa.
Dalam rentang waktu yang sama, jumlah penduduk yang meninggal dunia di kota
Surabaya ini sebanyak 650 jiwa. Berapa jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun
2015 dan berapa pula persentase pertumbuhan penduduk alaminya?
 Jawab:
 Jumlah penduduk kota Surabaya pada tahun 2015 yaitu
 Pt = Po + (L – M)
Pt = 25000 + (1200–650)
Pt = 25000 + 550
Pt = 25550 jiwa
 Nah, kemudian persentase pertumbuhan penduduknya dapat kita hitung di bawah ini
 % = (550/25000)x 100% = 2,2 %
 Jadi, dari perhitungan ini diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Surabaya pada
tahun 2015 sebanyak 25.550 jiwa dengan prosentase 2,2% (pertumbuhannya cepat).
 2. Pertumbuhan Penduduk Total
 Pertumbuhan penduduk total yaitu perubahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh
selisih jumlah kelahiran, kematian, imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah jumlah
penduduk yang masuk ke sebuah wilayah sedangkan emigrasi adalah jumlah
penduduk yang keluar dari wilayah. Nah, untuk menghitung pertumbuhan penduduk
total dapat menggunakan persamaan di bawah ini.


 Nah, untuk menghitung persentase pertumbuhan total, dapat kita gunakan persamaan
di bawah ini.


 Keterangan:
 Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
L = jumlah kelahiran,
M = jumlah kematian,
I = jumlah imigrasi,
E = jumlah emigrasi,
% = persentase pertumbuhan penduduk total.
 Nah, agar lebih paham kita lihat contoh persoalan di bawah ini.
 Jumlah penduduk kota Yogyakarta pada tahun 2015 sebanyak 30.000 jiwa. Nah,
selama rentang tahun 2015–2016 telah terjadi kelahiran bayi sebanyak 1.500 jiwa.
Dalam rentang waktu yang sama, jumlah penduduk yang meninggal dunia sebanyak
700 jiwa. Selain itu penduduk yang datang dan menetap di kota Yogyakarta ini
tercatat berjumlah 50 jiwa sedangkan yang pindah ke kota lain sebanyak 25 jiwa.
Berapa jumlah penduduk di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 serta berapakah
persentase pertumbuhan penduduk totalnya?
 Jawab:
 Diketahui: Po = 30000, L = 1500, I = 50, M = 700 dan E = 25
Ditanyakan: Pt = ? dan % = ?
 Pt = Po + (L – M) + (I – E)
Pt = 30000 + (1500 – 700) + (50 – 25)
Pt = 30000 + 800 + 25
Pt = 30000 + 825
Pt = 30.825 jiwa
 Selanjutnya mari kita hitung berapa besar persentase pertumbuhannya.
 % = (825/30000) x 100% = 2,75%
 Jadi jumlah penduduk di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 berjumlah 30.825 jiwa
dengan persentase pertumbuhan penduduk totalnya sebesar 2,75% (pertumbuhannya
cepat).

2.8. Permasalahan Kependudukan


Berdasarkan jumlah, Indonesia menduduki urutan keempat dalam daftar negara
berpenduduk terbanyak di Bumi. Banyaknya jumlah penduduk mengindikasikan potensi
sumber daya manusia melimpah, tetapi menyimpan sebuah permasalah pelik. Permasalahan
penduduk tidak terbatas disebabkan oleh jumlah penduduk yang begitu banyak, tetapi juga
unsur lain yang melibatkan penduduk.

Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain:


A. Masalah Demografis
1. Besarnya Jumlah Penduduk
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke
empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat
adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
237.641.326. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus
tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.

Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi
sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya
konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya
membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait
dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya.
Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat
rumit. Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti
halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya
alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan
perhatian yang sama demi keseimbangan alam.

Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam
penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja
dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah
adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung
mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru
yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat
menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.

Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan
aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan
juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah
bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan
kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang
mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya
laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.

Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya.


Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan
kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai
sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam
rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia. Dari situlah muncul program
KB dan kini ditangani oleh BKKBN.

Apabila tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi
berbagai masalah baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang
menurun, kejahatan, lapangan pekerjaan, dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk menekan laju
pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan pemerintah harus
didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat kontrasepsi, penundaan usia
perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan penduduk diharapkan menurun.

3. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan
luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey
penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
tidak merata.

Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang berpusat di Pulau


Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia mendiami Jawa. Hal ini menjadi
masalah apabila pusat pemerintahan, informasi, trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas
hanya berada di satu wilayah. Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya
akan berdampak pada permasalahan pemerataan pembangunan.

2.9. Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk (r) menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk


pertahun pada periode atau waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan persen. Ada beberapa
macam ukuran untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk yaitu:

1. Pertumbuhan Aritmatika
Pertumbuhan penduduk secara aritmatika ialah pertumbuhan penduduk dengan
jumlah adalah sama setiap tahun. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

Pn = Po (1+rn)
dimana :
Pn = Jumlah Penduduk pada n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Tingkat Pertumbuhan Penduduk
n = Periode waktu dalam tahun

2. Pertumbuhan Geometri
Pertumbuhan Geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala atau bertahap
dalam selang waktu tertentu. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Pn = Po (i+r)n
dengan :
Pn = Jumlah Penduduk pada n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Tingkat Perumbuhan Penduduk
n= Periode waktu dalam tahun

3. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan eksponensial merupakan pertumbuhan penduduk yang
berlangsung secara terus menerus dalam suatu daerah atau wilayah tertentu
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Pt = Po. ert
dengan :
e = jumlah konstanta yang besarnya 2,718282
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
PO= jumlah penduduk pada tahun dasar
r= tingkat pertumbuhan penduduk
t= jangka waktu antara PO dan Pt

2.10. Cara Mengatasi Penyebaran Penduduk Tidak Merata

Persebaran penduduk tidak merata memang menjadi momok bagi setiap negara,
khususnya negara berkembang yang sebagian besar tidak memiliki kesiapan ekonomi. Oleh
sebab itu tidak mengherankan jika beragam Upaya telah dilakukan oleh pemerintah di banyak
negara dunia guna meratakan persebaran penduduk. Upaya yang dimaksud antara lain sebagai
berikut.
a. Pemerataan pembangunan

Pemerataan pembangunan menjadi salah satu upaya yang banyak


dilakukan untuk meratakan persebaran penduduk. Pasalnya, fasilitas yang
lengkap sering dijadikan alasan perpindahan penduduk. Fasilitas yang
dimaksud antara lain meliputih fasilitas pendidikan, kesehatan,
transportasi, komunikasi, dan perekonomian. Keberadaan fasilitas- fasilitas
tersebut kerap dianggap sebagai simbol kenyamanan hidup dan
berintvestasi.

b. Penciptaan Lapangan Kerja


Ketersediaan Lapangan Kerja dalam jumlah melimpah menjadi salah
satu faktor penduduk berbondong-bondong untuk menempati suatu
wilayah. Pembangunan kawasan industri di setiap daerah menjadi
alternative. Bahkan, pemerintah di sejumlah negara seolah berlomba-
lomba untuk mencari investor guna mengembangkan industri di
daerahdaerah terpencil. Dengan demikian, diharapkan penduduk setempat
tidak perlu jauh-jauh untuk mencari pekerjaan diluar daerah.
c. Transmigrasi

Transmigrasi merupakan salah satu cara efektif untuk mengurai


kepadatan penduduk di sebuah daerah. Pelaksanaan transmigrasi
umumnya dilakukan pemerintah sebuah negara dengan lima tujuan.

1. Meratakan persebaran penduduk.

2. Meningkatkan taraf hidup para transmigran.

3. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam di daerah


transmigrasi.

4. Meratakan pembangunan di seluruh wilayah.

5. Meningkatkan pertahanan dan keamanan wilayah.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun simpulan yang dapat penulis tarik dari karya tulis ini adalah bahwa
demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaaan perubahan-perubahan
penduduk atau dengan kata lain segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-
komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan
suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut jenis kelamin tertentu, dan sangat penting
untuk dipelajari demi kelancaran pembangunan (baik secara infrastruktur maupun yang bukan)
pada suatu daerah.
3.2 Saran

Hendaknya pemerintah ikut menambah upaya untuk meminimalisir membludaknya


pertumbuhan penduduk di Indonesia dengan melakukan sosialisasi-sosialisasi mengenai birth
control atau KB. Alangkah baik juga apabila dilakukan sosialisasi mengenai kesehatan untuk
menekan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Stryer L., 2000, BIOSTATISTIKA VOL.2 ED 4, PENERBIT BUKU KEDOKTERAN EGC,


JAKARTA, H. 756

DASAR-DASAR DEMOGRAFI. ED. 2007 / LEMBAGA DEMOGRAFI FEUI

TIM KOMPRE ANGKATAN 51 SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK. 2012. MODUL


KOMPRE STATISTIK KEPENDUDUKAN JAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai