2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6476
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN
KEPUTIHAN(FLUOR ALBUS) PADA REMAJA MADYA
DI SMA AL ULUM MEDAN TAHUN 2017
TESIS
Oleh
THESIS
By
TESIS
Oleh
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Drs. Heru Santosa, M.S., Ph.D.) (dr. Rahayu Lubis, M.Kes, Ph.D.)
Ketua Anggota
(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Keputihan (fluor albus) sering dialami oleh wanita jika keputihan tersebut
bersifat fisiologis, tetapi akan menjadi berisiko jika yang dialami adalah patologis
ditandai dengan cairan berwarna kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya
berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka
sehingga perlu dilakukan pencegahan. Pencegahan keputihan merupakan bentuk
perilaku kesehatan, dan penelitian ini menganalisisnya menggunakan teori Lawrence
Green berdasarkan faktor-faktor predisposisi (predisposing factors),faktor-faktor
pendukung (Enabling factors),faktor-faktor pendorong (reinforcing factors). Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pencegahan
keputihan pada remaja madya.
Penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross
sectionalPenelitian dilakukan di SMA Swasta Al-Ulum Medan.Populasi penelitian
sebanyak 262 orang dan sampel diperoleh sebanyak 100 orang. Penarikan sampel
dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat,
analisis bivariat dengan uji chi-square, dan analisis multivariat dengan uji regresi
logistikberganda, pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan
pencegahan keputihan (fluor albus) di SMA Swasta Ulum Medan yaitu pengetahuan
(p=<0,001), keterpaparan informasi (p=0,002), dukungan keluarga (ibu) (p=0,002).
Variabel pengetahuan merupakan variabel yang paling besar berhubungan dengan
nilai Exp(B)/OR = 7,926(95%CI= 2,706-23,218) artinya remaja yang berpengetahuan
baik berpeluang melakukan pencegahan keputihan dengan baik 7,9 kali lebih tinggi
dibandingkan remaja berpengetahuan kurang.Remaja putri yang berpengetahuan
baik, terpapar informasi tentang keputihan dan pencegahannya, mendapatkan
dukungan dari keluarga (ibu) akan mampu melakukan pencegahan keputihan (fluor
albus) sebesar 94,16%.
Disarankan kepada kepala sekolah Swasta Al Ulum untuk meningkatkan
pengetahuan siswi bekerjasama denganLSM yang bergerak di bidang kesehatan
reproduksi remaja, dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Kota Matsum Medan
dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang keputihan dan pencegahannya.
atas segala Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
(Flour Albus) pada Remaja Madya di SMA Al Ulum Medan Tahun 2017.”
Penulis menyadari penulisan ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dan
kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada Pembimbing yaitu:
Prof. Drs. Heru Santosa, M.S., Ph.D, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan dr.
Rahayu Lubis, M.Kes, Ph.D.), selaku Pembimbing Kedua, yang penuh perhatian,
selesainya penulisan Tesis ini, kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M, Ph.D, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
4. Destanul Aulia, S.K.M, M.B.A, M.Ec, Ph.D, selaku Sekretaris Program Studi S2
Tim Pembanding yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan guna
7. Sofyan Siregar, S.Ag, selaku Kepala SMA Al-Ulum Medan dan jajaran yang
penelitian.
ketiga putraku yang penuh pengertian, kesabaran, pengorbanan dan doa serta
cinta yang dalam setia menunggu, memotivasi dan memberikan dukungan moril
menyumbangkan masukan dan saran serta kritikan untuk kesempurnaan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
pada tanggal 21 Juli 1986. Penulis beragama Islam, anak ketiga dari empat
bersaudara pasangan H. Nasruddin dan Hj. Rosmala Dewi. Penulis menikah pada
tahun 2008 dengan Hasanuddin Tomy Hidayat Siregar, ST, dan dikaruniai 3 orang
Medan tahun 1992-1998, Sekolah Menengah Pertama di SMP Al Ulum Medan tahun
meneruskan ke Akademi Kebidanan Flora Medan tahun 2004-2007. Pada tahun 2008-
Utara. Pada tahun 2015-2017 penulis menempuh pendidikan S-2 Ilmu Kesehatan
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Judul Halaman
No. Judul Halaman
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan reproduksi yang dapat terjadi pada masa remaja yaitu
dialami oleh sebagian besar wanita.Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah
keputihan pada wanita sebagai hal yang normal.Pendapat ini tidak sepenuhnya benar,
normal (fisiologis) memang merupakan hal yang wajar.Namun, keputihan yang tidak
normal (patologis) dapat menjadi petunjuk adanya penyakit yang harus diobati
(Djuanda, 2015).
Menular Seksual (PMS) dengan gejala keputihan setiap tahunnya, bahkan di Amerika
Serikat 1 dari 8 remaja mengalami gejala keputihan. Angka ini berbeda tajam dengan
eropa yang hanya 25% dimana 40-50% akan mengalami kekambuhan (Bahari, 2012).
penyakit yang diderita para perempuan di dunia salah satunya adalah keputihan
(Paryono, 2016).
perilaku tidak sehat dalam menjaga kebersihan genitalia merupakan penyebab paling
menular seksual sebesar 44,1%. Berdasarkan hasil penelitian dari Panda S. et.Al.
(2013) bahwa dari 50 orang wanita usia subur di kawasan Asia Selatan terutama India
Lebih dari 70% wanita Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh
jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas vaginalis) karena
cuaca di Indonesia yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur candida albicans
yang merupakan salah satu penyebab keputihan (Bahari, 2012). Berdasarkan data
statistik Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia 15-24 tahun di
Indonesia berperilaku tidak sehat. Remaja putri Indonesia dari 23 juta jiwa berusia
15-24 tahun 83,3% pernah berhubungan seksual, yang merupakan salah satu
SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan bahwa angka keputihan sangat tinggi yaitu 96%
patologis.
jumlah penduduk usia>15 tahun sebanyak 9.351.041 jiwa yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 4.611.630 jiwa dan perempuan 4.739.411 jiwa. Dari jumlah perempuan
pada 2013 sebanyak 855.281 jiwa dan sebanyak 45% pernah mengalami keputihan
(Simanjuntak, 2015).
Rasa gatal dan rasa panas atau nyeri pada saat keputihan di daerah vagina
salah satu faktornya disebabkan oleh infeksi atau peradangan yang terjadi karena
mencuci vagina dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, pemakaian
pembilas yang berlebihan, selain karena infeksi, keputihan dapat juga disebabkan
oleh masalah hormonal, celana yang tidak menyerap keringat, dan penyakit menular
seksual. Rasa gatal yang dialami oleh remaja pada umumnya adalah salah satu gejala
Ada dua hal yang menjadi faktor pendorong keputihan yaitu faktor infeksi dan
non infeksi.Faktor infeksi yaitu bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan non infeksi
adalah masuknya benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak, mencuci vagina
tidak bersih, daerah sekitar kemaluan lembab dan kondisi tubuh, perawatan saat
menstruasi kurang benar (Ababa, 2013).Penyebab keputihan terkait dengan cara kita
celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, sering tidak
meningkatkan terjadinya keputihan yaitu pengetahuan yang kurang baik, sikap yang
2014).
atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, teman
Penelitian Kursani (2015) di SMA PGRI Pekanbaru bahwa dari uji statistik
diperoleh p-value semua variabel <ɑ (0,05), berarti terdapat hubungan yang
pencegahan flour albus. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai OR yang paling
tinggi diantara variabel yang lain adalah variabel pengetahuan dengan nilai OR (95%
hubungan antara pengetahuan dengan pencegahan fluor albus diperoleh nilai (p=
0,01fluor albus) dan ada hubungan antara perilaku menjaga kebersihan genetalia
dengan pencegahan fluor albus nilai (p= 0,00).Penelitian Rembang (2013) pada
remaja putri di SMA 9 Manado mendapatkan hasil bahwa variabel sikap memiliki
pencegahan dan penanganan keputihan patologis pada siswi di SMA Negeri 2 dan di
SMK Negeri 3.
25,86% yang melakukan perawatan organ reproduksi bagian luar dengan baik berarti
reproduksinya.
daripada wanita yang tinggal di perkotaan karena belum benarnya perilaku sehat
dalam mencegah keputihan, dan wanita muda yang berpendidikan rendah dan tinggal
di pedesaan sedikit mengetahui gejala keputihan. Selain itu wanita yang tinggal di
informasi baik dari pelayanan kesehatan maupun dari media massa jika dibandingkan
berperilaku sehat dan bertanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh
pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja ke arah perilaku berisiko
menyadari ilmu kesehatan reproduksi, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat
memiliki kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab, berarti pula suatu
upaya meningkatkan kualitas keluarga karena remaja adalah bagian dari suatu
2009), tetapi masalah kesehatan reproduksi khususnya keputihan masih terus terjadi
pada remaja.
Penelitian ini memilih lokus di salah satu SMA yang ada di kota Medan yaitu
SMA Al-Ulum Medan yang merupakan salah satu sekolah menengah atas swasta
yang berciri khas ajaran Islam yang berdiri sejak tahun 1991. Kelas yang ada di SMA
sebanyak 6 kelas untuk kelas X, kelas XI terdiri dari jurusan IPA sebanyak 3 kelas
dan kelas reguler jurusan IPS sebanyak 3 kelas, sedangkan kelas XII terdiri dari
jurusan IPA sebanyak 3 kelas dan jurusan IPS sebanyak 3 kelas. Jumlah siswa
seluruhnya sebanyak 620 yang terdiri dari kelas X sebanyak 226 siswa, kelas XI
orang siswa putri SMA Al-Ulum Medan dan 15 remaja putri di SMA
Muhammadiyah Medan tentang kejadian keputihan dan upaya yang mereka lakukan
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya keputihan (fluor albus) yaitu mereka
kurang tahu cara melakukan pencegahan keputihan yang benar, paling hanya mencuci
dengan air setelah buang air kecil, sering menggunakan obat antibiotik dan memberi
pada remaja yang mengalami keputihan yaitu infeksi saluran reproduksi, dan pada
pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kejadian keputihan (fluor albus). Hal
1.3.Tujuan Penelitian
dengan pencegahan keputihan (fluor albus) pada remaja madya di SMA Al Ulum
keputihan (fluor albus) pada remaja madya di SMA Al Ulum Medan tahun 2017.
keputihan (fluor albus) pada remaja madya di SMA Al Ulum Medan tahun 2017.
keputihan (fluor albus) pada remaja madya di SMA Al Ulum Medan tahun 2017.
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan Kepala Sekolah SMA Al-Ulum Medan
2. Sebagai bahan masukan untuk Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas
3. Sebagai bahan masukan bagi siswa remaja putri untuk mencegah terjadinya
TINJAUAN PUSTAKA
reproduksi dapat tercapai secara sehat baik fisik, mental, maupun sosial bukan hanya
meliputi aspek fisik, mental dan sosial, bukan sekedar tidak hanya penyakit atau
gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya, proses
reproduksi itu sendiri. Kesehatan reproduksi menyiratkan bahwa setiap orang dapat
menikmati kehidupan seks yang aman dan menyenangkan dan mereka memiliki
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal
menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja
dilakukan melalui advokasi, promosi, KIE, konseling dan pelayanan kepada remaja
yang memiliki permasalahan khusus serta pemberian dukungan pada kegiatan remaja
1. Remaja adalah situasi masa ketika individu berkembang dari saat pertama kaliia
seksual.
3. Remaja adalah suatu masa ketika terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-
ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2013).
Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24
madya/menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini
Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya
bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartono (2013) dibagi tiga yaitu:
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia
luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi
ini 14 remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa
kecewa.
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa
remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan
perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh
keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul kemantapan pada diri
sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya
untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Selain itu
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil.Remaja sudah mengenal dirinya
dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan
Pendapat tentang usia remaja bervariasi antara beberapa ahli, organisasi, atau
lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa
anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun atau 12-21 tahun (Dariyo, 2014).
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi
Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia.
bebas tanpa beban menuju masa dewasa yang menuntut tanggung jawab (Kusmiran,
2013).
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju
masa dewasa.Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik
maupun psikis.Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh
berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula
orang dewasa.Pada periode ini pula remaja berubah dengan menunjukkan gejala
Ciri-ciri seks primer pada remaja adalah remaja laki-laki sudah bisa melakukan
fungsi reproduksi bila telah mengalami mimpi basah. Mimpi basah biasanya
terjadi pada remaja laki-laki usia antara 10-15 tahun, pada remaja perempuan bila
cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa luruhnya lapisan dinding dalam
pria dan wanita.Pada wanita bisa ditandai antara lain pertumbuhan tulang-tulang
tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan, mencapai
haid, dan tumbuh bulu-bulu ketiak. Pada laki-laki bisa ditandai dengan
berwarna gelap, awal perubahan suara, bulu kemaluan menjadi keriting, tumbuh
Remaja dikenal sebagai periode yang berada pada tahap perkembangan fisik
perubahan psikologis muncul antara lain akibat dan perubahan-perubahan fisik itu.
Diantara perubahan fisik itu yang besar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja
menarche (menstruasi pertama kali) pada wanita dan mimpi basah pada pria
(Rochmah, 2015).
2.2.1. Pengertian
setiap wanita tidak sama biasanya berlangsung kurang lebih 28 hari. Siklus
menstruasi dapat dipengaruhi oleh kondisi tertentu, seperti stres, pengobatan dan
latihan olah raga.Pada remaja pria salah satu tanda yang menunjukkan bahwa organ
pengeluaran cairan sperma yang tidak diperlukan secara alamiah. Mimpi basah
pertama kali terjadi pada remaja sekitar usia 9-17 tahun (Wahyudi, 2010).
Keputihan (fluor albus) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan
yang dikeluarkan dari alat-alat genetalia yang tidak berupa darah. Keputihan yang
berbahaya adalah keputihan yang tidak normal.Ini terjadi akibat infeksi yang
menimbulkan cairan yang berlebihan.Pada tipe keputihan ini, cairan yang keluar
berwarna kuning kehijauan dan biasanya diiringi rasa gatal dan bau yang tak
bakteri yang menjaga kadar keasaman pH vagina. Normalnya angka keasaman pada
vagina berkisar antara 3,8-4,2. Sebagian besar, hingga 95% adalah bakteri
Biasanya ketika ekosistem di dalam keadaan seimbang, bakteri pathogen tidak akan
mengganggu. Masalah akan timbul ketika kondisi asam ini turun. Bakteri-bakteri
Keputihan dibagi atas dua macam, yaitu keputihan fisiologis (normal) dan
hormon yang dihasilkan berbagai organ yakni : hipotalamus, hipofisis, ovarium dan
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar
fase sekresi antara hari ke 10-16 siklus menstruasi, saat terangsang, hamil, kelelahan
dan sedang mengonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB, keputihan ini tidak
berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak menyebabkan rasa gatal (Iswati, 2013).
banyak leukosit.Eksudat terjadi akibat reaksi tubuh terhadap adanya jejas (luka).Jejas
ini dapat diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, benda asing maupun iritasi akibat
dan Herpes serta luka di daerah vagina. Akibatnya, timbul gejala-gejala yang sangat
sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau
2.2.2. Patogenesis
Leukorea atau keputihan merupakan keadaan yang dapat terjadi fisiologis dan
dapat menjadi leukorea yang patologis karena terinfeksi bakteri penyakit. Bila vagina
glikogen yang dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina untuk pertumbuhannya
dan menjadikan pH vagina menjadi asam, hal ini tidak dapat terjadi bila pH vagina
basa. Keadaan pH vagina basa membuat bakteri penyakit berkembang dan hidup
laktat, dengan demikian menciptakan suasana asam yang mampu mematikan bakteri.
pemberian obat-obat antimikroba, maka sel ragi atau berbagai jenis bakteri lain akan
(Manuaba, 2013).
2.2.3. Etiologi
ketat dan bahan pakaian yang tidak menyerap keringat dan benda asing di
2. Infeksi akibat Mikroorganisme seperti : Jamur, bakteri, parasit dan virus (Ababa,
2013)
vagina mudah terserang bakteri dari luar. Tidak hanya itu, tindakan bilas
masuk ke dalam rongga rahim (kavum uteri), saluran telur (tuba falopi)
biasa kerap mendaur ulang bahan sampah kertas bekas dan menjadikan
produksi.Kertas daur ulang yang telah diproses dengan bahan kimia inilah
biasa yang ditemukan di pasaran. Dalam proses daur ulang sampah kertas
bekas ini banyak bahan kimia yang digunakan untuk proses sterilisasi
vagina, penggunaan pakaian dalam yang ketat dan bahan pakaian yang
tidak menyerap keringat dan benda asing di dalam vagina seperti : spiral,
karena infeksi adanya benda asing yang dapat terjadi pada anak yang
pakaian dalam yang ketat dan bahan yang tidak menyerap keringat
terkadang terjadi kontraksi yang terlalu keras pada vagina atau vagina
(Sibagariang, 2015).
a. Jamur
tetapi pada keadaan tertentu menyebabkan gejala infeksi mulai dari yang
ringan hingga berat.Penyakit ini tidak selalu akibat PMS dan timbul pada
(2) Kehamilan
(6) Selalu memakai pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang
Keluhan penyakit ini adalah gatal atau panas pada alat kelamin,
kental,
b. Bakteri
(1) Gonokokus
Neisser pada tahun 1879 dan baru ditemukan pada tahun 1882.
Gonokok berbentuk biji kopi berukuran 0,8µ dan panjang 1,6µ bersifat
tahan asam, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam
purulen mempunyai silia yang dapat menempel pada sel epitel uretra
kekuningan atau nanah, rasa sakit pada waktu berkemih maupun saat
senggama.
1) Klamidia Trakomatis
2) Grandnerella
3) Treponema Pallidum
2015).
4) Streptobacillus ducrey
(2) Parasit
berkembang biak secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam
suasana pH 5-7,5. Pada suhu 50°C akan mati dalam beberapa menit,
tetapi pada suhu 0°C dapat bertahan sampai 5 hari (Djuanda, 2015).
sampai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas rata-rata 4 hari sampai 3
dalam sisa-sisa sel, bakteri-bakteri dan benda lain yang terdapat dalam
kecil pada dinding vagina dan serviks, bila sekret banyak keluar dapat
umumnya tanpa keluhan lebih ringan dan secret biasanya tidak berbusa.
luka atau lecet pada kelamin dan mengenai langsung mengenai langsung
seksual. Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira
di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih dapat
Infeksi rekurens, gejala klinis yang timbul lebih ringan dari pada infeksi
promal lokal sebelum timbul vesikel berupa rasa panas, gatal dan nyeri
(Djuanda, 2015).
genital warts) disebabkan oleh HPV tipe 6 atau 11. Infeksi HPV tipe 16
3) Menopause
sel akibat tidak adanya hormone ekstrogen sehingga vagina kering karena
tipisnya lapisan sel sehingga mudah luka dan timbul infeksi penyerta (Iswati,
2013).
1) Sekret yang berlebihan seperti susu dan dapat menyebabkan labia menjadi terasa
gatal, umumnya disebabkan oleh infeksi jamur kandida dan biasa terjadi pada
kehamilan.
2) Sekret yang berlebihan berwarna putih kehijauan atau kekuningan dan berbau tak
sedap, kemungkinan disebabkan oleh infeksi trikomonas atau ada benda asing di
vagina.
4) Sekret sedikit atau banyak berupa nanah, rasa sakit dan panas saat berkemih atau
6) Sekret bercampur darah dan disertai bau khas akibat sel-sel mati kemungkinan
maka harus selalu menjaga kebersihan genetalia eksterna. Upaya ini sangat penting
dalam upaya mencegah timbulnya keputihan dan juga mencegah penyakit menular
seksual (PMS).Seperti diketahui, kulit daerah alat kelamin dan di sekitarnya harus
diusahakan agar tetap bersih dan kering, karena kulit yang lembab/basah dapat
menimbulkan iritasi dan memudahkan timbulnya jamur dan bakteri penyakit. Adapun
1) Mengeringkan kulit dengan handuk atau tisu bila berkeringat atau setelah buang
air.
2) Agar tidak terjadi infeksi dari mikroorganisme yang berasal dari anus/dubur
belakang (anus).
ember atau bak. Menurut penelitian, air yang tergenang di bak toilet umum
yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10%-20%.
6) Celana dalam ikut menentukan kesehatan organ intim. Bahan yang paling baik
ialah kain katun, karena dapat menyerap keringat dengan sempurna. Celana dari
bahan satin ataupun bahan sintetik lainnya, justru menyebabkan organ intim
menjadi panas dan lembab. Bahan pakaian luar pun perlu diperhatikan. Bahan
dari jins memiliki pori-pori yang sangat rapat, sehingga tidak memungkinkan
7) Rok atau celana berbahan kain lebih dianjurkan, terutama bagi wanita yang
sedang mengalami haid atau gemuk. Darah yang keluar saat haid menyebabkan
daerah sekitar vagina lebih lembab dari pada biasanya. Perlu diketahui darah haid
merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab
keputihan dan infeksi. Jika seharian terus menerus memakai pembalut yang sama
menyebabkan luka lecet. Luka lecet yang mengalami kontak dengan darah haid
yang penuh dengan bakteri, akan memperparah keadaan luka tersebut. Untuk itu
biasakan membersihkan organ intim di saat haid dengan cermat. Disarankan agar
kaum wanita yang sedang haid memakai sabun pembersih dengan pH yang
rendah, sehingga terbebas dari rasa gatal sepanjang hari. Idealnya, pembalut saat
haid diganti setiap mandi dan selesai buang air kecil, dianjurkan untuk mengganti
pembalut 4-5 kali sehari di saat daerah haid sedang banyak-banyaknya. Bila pada
hari-hari terakhir, cukup mengganti pembalut 3 kali sehari yaitu pada pagi, sore
menggunakan panty liner. Beberapa hari menjelang dan sesudah haid. Biasanya
pengaruh hormone. Pada saat seperti itu, pemakaian panty liner sangat
membantu mengurangi rasa lembab. Sama halnya dengan pembalut, panty liner
pun sebaiknya tidak dipakai terus menerus dari pagi hingga sore hari.
10) Sebaiknya panty liner juga diganti pagi, sore dan malam hari. Meskipun panty
liner tersebut sekilas terlihat kering dan bersih, karena bisa saja di permukaan
panty liner tersebut terdapat cairan keputihan atau sisa air kemih yang
menempel. Sebab bila tidak segera diobati, maka bakteri dan kotoran akan
dan keputihan abnormal. Pemakaian panty liner terus menerus tiap hari juga
semakin lembab.
11) Pemakaian tissue untuk membersihkan vagina usai buang air kecil tidak baik
untuk kesehatan organ intim karena tissue tidak mampu untuk mengangkat
semua kotoran yang masih melekat pada organ intim. Selain itu tissue juga
belum tentu steril (bebas bakteri). Ada tissue yang terbuat dari serbuk kayu yang
Membersihkan vagina dengan air akan lebih baik dibandingkan dengan tissue.
dan berwarna putih karena tissue demikian tidak mengandung bahan kimia yang
12) Pada beberapa wanita, ada yang dengan sengaja terbiasa menaburkan bedak di
vagina dan daerah sekitarnya. Tujuannya agar organ intimnya menjadi harum
dan kering sepanjang hari. Cara ini tidak dianjurkan karena ada kemungkinan
bedak tersebut akan menggumpal di sela-sela lipatan vagina yang sulit terjangkau
tangan untuk dibersihkan. Bila dibiarkan, tumpukan bedak ini lama kelamaan
akan mengandung bakteri. Ini disebabkan karena struktur vagina yang memiliki
bagian vagina dengan cermat terutama setelah buang air kecil untuk mencegah
cipratan air kemih atau air bilasan, usahakan untuk segera diganti dengan celana
kering. Sediakan celana dalam ganti di dalam tas kemana pun juga untuk
13) Tidak terlalu sering membilas vagina dengan cairan antiseptik. Sebaiknya jangan
antiseptik dan air sirih dapat merugikan, karena akan mengurangi cairan vagina
14) Hati-hati dalam memilih pembalut. Tidak semua pembalut dan panty liner aman
bagi kesehatan organ intim wanita. Pembalut dapat memicu munculnya infeksi,
iritasi atau vaginitis, pilihlah pembalut dan panty liner yang tidak mengandung
parfum karena wanita yang berkulit sensitive mudah terserang alergi akibat zat
kimia yang terkandung dalam parfum tersebut. Alergi bisa muncul dalam bentuk
rasa gatal dan memperparah keputihan. Pilihlah pembalut yang memiliki daya
serap yang tinggi serta lembut dan lentur. Penggunaan tampon (pembalut yang
berasal dari kain katun) dapat menjadi suatu pilihan karena jarang menimbulkan
alergi (tidak mengandung bahan kimia) dengan penggunaan yang benar dan hati-
dalam vagina akan dapat mengakibatkan alergi atau iritasi pada vagina sehingga
dapat juga timbul keputihan. Untuk itu hanya mencuci alat kelamin bagian luar cukup
dengan air bersih dan sabun mandi biasa saja.Lakukan pola hidup sehat yaitu diet
Cara alami dalam mencegah keputihan akibat infeksi dan menjaga kesehatan
vagina yaitu ekstrak susu, susu ini mengandung zat aktif yang diekstrak menjadi
asam laktat dan laktoserum yang secara klinis terbukti mengurangi keluhan gatal, rasa
terbakar dan keputihan pada vagina. Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa dari
77 kasus keputihan abnormal dengan keluhan rasa gatal dapat berkurang 86,1%, rasa
terbakar berkurang 87,5% dan keputihan berkurang sebesar 81,1% setelah pasien
dirawat dengan pemberian larutan asam laktat dan laktoserum dua kali sehari selama
dua minggu di RSCM. Dari hasil uji klinis yang dilakukan poliklinik Sitologi RSCM,
keputihan pada wanita. Ada banyak tipe HVP, yang berisiko rendah maupun
tinggi.Sampai saat ini telah terdefinisikan ada lebih dari 120 tipe HPV. HPV dengan
risiko rendah misalnya HVP tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil-kutil di sekitar
kemaluan termasuk anus sedangkan HPV berisiko tinggi misalnya HPV 16 Dan 18
yakni 0,1 cc pada pertama pemberian, satu bulan berikutnya diberikan vaksin kedua.
Yang terakhir disuntikkan enam bulan kemudian. Menurut Rasjidi (2010), Vaksinasi
akan bekerja efisien bila vaksin tersebut diberikan sebelum individu terpapar virus
besar penyakit yang dihasilkan oleh infeksi virus tersebut. Target populasi imunisasi
ini adalah wanita sebelum pubertas dan usia remaja. Hal ini disebabkan pada usia-
usia tersebut dimulainya aktivitas seksual seseorang. Oleh karena itu, bila vaksinasi
dimulai 12 tahun maka akan menjaring wanita yang belum aktif secara seksual dan
belum terpapar virus HPV, selain itu, apabila vaksin diberikan pada usia tersebut
maka respon kekebalan tubuh yang dihasilkan akan lebih besar dibandingkan bila
diberikan setelah pubertas. Sebaiknya vaksin diberikan pada wanita umur 11-12
tahun.Selain itu vaksin juga direkomendasikan untuk diberikan pada wanita umur 13-
26 tahun. Menurut Pribakti (2012), Vaksinasi HPV masih jarang diadakan di Rumah
Sakit dan praktek dokter swasta karena masih mahal, adapun harga vaksin berkisar 1-
1) Human Papiloma Virus (HPV) adalah virus tak berselaput dengan DNA rantai
2) Vaksin HPV dibuat dari HPV yang sudah tidak memiliki DNA dan hanya terdiri
4) Dalam darah, vaksin bekerja membentuk antibodi dan sel memori (sel yang
2.2.6. Pengobatan
penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga memberikan gejala keputihan
berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat mengandung darah atau hitam
bakteri dan parasit, Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topical
seperti krim yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam liang
vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga
diberikan pada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual
2.3.1. Pengetahuan
luar maupun dalam diri remaja tersebut. Pengetahuan dapat dipengaruhi dari sumber
informasi yang diterima seseorang seperti media massa, orang tua dan petugas
jumlah media massa pada saat ini, seharusnya semakin meningkatkan informasi yang
perinealdengan kejadian keputihan pada siswa putri di SMA Negeri 1 Pineleng yang
kejadian keputihan sebanyak 43,75%. Dan dari hasil uji statistic Chi Square
Hasil ini dapat diartikan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
Purworejo.
2.3.2. Sikap
dengan air kurang bersih, memakai sabun pembersih vagina secara berlebihan,
menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana
dalam, tidak sering mengganti pembalut saat menstruasi dapat menjadi pencetus
Reaksi negatif remaja terhadap flour albus (keputihan) pada saat mereka
dalam keadaan stress, kelelahan dan yang lebihparahnya mereka malu untuk pergi
berobat ke dokter. Mereka beranggapan keputihan merupakan suatu hal yang wajar
dan akan hilang seiring berjalannya waktu sehingga tidak perlu mendapatkan
keputihan yang dialaminya, apakah berperilaku sehat atau tidak sehat (Pribakti,
2012).
Penelitian Kursani (2015) di SMA PGRI Pekanbaru bahwa dari hasil uji
statistik diperoleh p-value = 0,047 < α (0,05), berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap responden dengan terjadinya flour albus. Dari hasil analisa
memiliki sikap negatif berpeluang 9,512 kali terjadinya flour albus tidak normal
dibandingkan responden yang memiliki sikap positif. Jelas terlihat bahwa sikap
tidak normal.
orang (89,7%), halini cenderung lebih tinggi daripadaresponden dengan sikap baik
penyakit. Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal akan
inovasi baru. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
(Notoatmodjo, 2015).
adanya fasilitas pelayanan kesehatankepada remaja sesuai dengan apa yang mereka
Sumber informasi lain yang juga bisa sebagai hiburan dan ini palingbanyak
menjadi dua yaitu, media elektronik (radio, TV,internet) dan media cetak seperti
lebih rendah dari pada laki-laki. Dan mediaelektronik yang paling banyak peminatnya
adalah televisi ,ditemukan jugabahwa perempuan lebih sedikit daripada pria yaitu
bagaimana kesehatan anak perempuan tersebut di masa yang akan datang. Ibu dapat
mengambil peran yang cukup besar pada perkembangan anak perempuan, karena
mempunyai banyak peran, peran sebagai istri, sebagai ibu dari anak-anaknya, dan
sebagai seseorang yang melahirkan dan merawat anak-anaknya.Ibu juga bisa menjadi
2013).
dialami siswa akan menjadi fokus utamanya sehingga akan mempengaruhi kondisi
psikologisnya dan apalagi kalau kurang adanya dukungan dari keluarga terutama ibu
cara melakukan pencegahan keputihan pada anak perempuan akan menjadikan anak
dengan baik.
sedang terjadi pada tubuh danjiwanya pertama kali melalui ibu(Sarwono, 2013).
kepada seluruh segmen remaja, baik di perkotaan maupun di pedesaan seperti tentang
pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk
bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan
kesehatan reproduksi sering menjadi persoalan bagi remaja seperti ketidaktahuan cara
menjaga organ genitalia sehingga remaja cenderung akan berperilaku yang buruk
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan
Menurut Karl dan Cobb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2013) membuat
perbedaan di antara tiga tipe yang berkaitan dengan perilaku kesehatan, yaitu :
1. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang
hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.
Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-
citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang
Tingkat dan jenis kebutuhan tersebut satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan
karena merupakan satu kesatuan atau rangkaian walaupun pada hakikatnya kebutuhan
(Sunaryo, 2014).
dimiliki remaja putri tentang keputihan maka dia akan dapat mengambil sikap
mengenai apa yang harus dilakukan untuk mencegah keputihan. 2. Faktor pemungkin
suatu perilaku. Yang termasuk dalam faktor ini seperti anjuran dan perilaku petugas,
serta pengaruh teman. Misalnya, remaja sudah mengetahui cara mencegah keputihan
namun tidak melakukannya dengan alasan bahwa ada teman yang mengalami
ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial.
Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
secara mental serta sosial kultural.Salah satu hal yang menjadi masalah pada masa
gangguan seperti keputihan (fluor albus). Keputihan dapat terjadi normal (fisiologis)
dan keputihan yang tidak normal (patologis) yang dapat menjadi petunjuk adanya
penyakit.
seperti infeksi pada saluran telur yang disertai sakit perut yang hebat. Keputihan
abnormal yang tidak tertangani dengan baik dan dialami dalam waktu yang lama akan
berdampak pada terjadinya infeksi saluran reproduksi. Infeksi saluran reproduksi ini
mengakibatkan infertilitas.
Ada dua hal yang menjadi faktor pendorong keputihan yaitu faktor infeksi dan
non infeksi.Faktor infeksi yaitu bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan non infeksi
adalah masuknya benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak, mencuci daerah
kemaluan tidak bersih, daerah sekitar kemaluan lembab dan kondisi tubuh, perawatan
saat menstruasi kurang benar.Penyebab keputihan terkait dengan cara kita merawat
organ reproduksi. Misalnya, vulva hygiene kurang tepat, menggunakan celana yang
ketat dan tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, sering tidak
meningkatkan terjadinya keputihan yaitu pengetahuan yang kurang baik, serta sikap
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor
faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, teman sebaya, kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Faktor
Predisposisi(Predisposi
ng Factors):
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Keyakinan Remaja Putri
Faktor
pendukung(Enabling Pencegahan Keputihan
Factors): (Fluor Albus)
1. Ketersediaan sarana
prasarana
2. Keterpaparan
Non Infeksi:
Infeksi: masuknya benda asing ke
Bakteri, jamur, vagina baik sengaja
UNIVERSITAS SUMATERA
maupun tidak, daerahUTARA
parasit, virus
sekitar kemaluan lembab,
Faktor
Penguat(Reinforcing
Factors):
1. Dukungan keluarga
2. Dukungan tenaga
kesehatan
3. Teman sebaya
4 Tokoh masyarakat
Faktor Predisposisi :
1. Pengetahuan
2. Sikap
Pencegahan
Keputihan
Faktor Pendukung : (Fluor Albus)
pada Remaja
1. Keterpaparan Informasi Putri
Faktor Penguat :
1. Dukungan Keluarga (Ibu)
2. Dukungan tenaga kesehatan
METODE PENELITIAN
bentuk survei analitik dengan desain cross sectional (potong lintang) untuk
Amaliun/Cemara No. 10 Medan. Alasan pemilihan lokasi ini karena dari survei
pendahuluan diketahui jumlah siswa remaja putri yang mengalami keputihan cukup
banyak (58,3%). Selain itu di lokasi penelitian ini juga belum pernah dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhsiswa remaja putri yang ada di
dimasukkan dalam populasi karena sudah selesai ujian akhir nasional (UAN) dan
Dalam penelitian ini sampel adalah siswa kelas X dan kelas XI yang terdaftar
aktif di SMA Al Ulum Medan yang besarnya diambil dengan menggunakan rumus
besar sampel untuk uji hipotesis satu proporsi dari Lemeshow (1997) sebagai
berikut:
n≥
{Z (
1−α / 2 ) Po(1 − Po) + Z (1− β ) Pa(1 − Pa )} 2
(Pa − Po )2
Dimana :
n = Besar sampel
Z (1−α/2) = Deviat baku alpa untuk α = 0,05 Zα = 1,96
Z (1−β) = Deviat baku beta untuk β = 0,10 Zβ = 1,282
Po = Proporsi pencegahan dan penanganan keputihan patologis berdasarkan
penelitian Badaryati di SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 3 Kota
Banjarbaru tahun 2012 sebesar 75% (0,750).
Pa = Perkiraan proporsi remaja putri mengalami keputihan sebesar 60%
(0,600)
Pa-Po = Selisih proporsi sebesar 0,15 (ditetapkan peneliti)
berikut :
n≥
{Z ( 1−α / 2 ) Po(1 − Po) + Z (1β ) Pa(1 − Pa ) }
2
(Pa − Po )2
n≥97 orang (minimal 97 orang)
Dari perhitungan di atas diperoleh besar sampel minimal yaitu 97 orang dan
Jumlah Besar
No Kelas Perhitungan
Populasi Sampel
1 Kelas X-1 18 18 : 262 x 100 7
2 Kelas X-2 21 21 : 262 x 100 8
3 Kelas X-3 20 20 : 262 x 100 8
4 Kelas X-4 24 24 : 262 x 100 9
5 Kelas X-5 23 23 : 262 x 100 9
6 Kelas X-6 25 25 : 262 x 100 10
7 Kelas XI IPA1 19 19 : 262 x 100 7
8 Kelas XI IPA2 28 28 : 262 x 100 10
9 Kelas XI IPA3 30 30 : 262 x 100 11
10 Kelas XI IPS1 20 20 : 262 x 100 8
11 Kelas XI IPS2 18 18 : 262 x 100 7
12 Kelas XI IPS3 16 16 : 262 x 100 6
Total 262 262 : 262 x 100 100
(systematic sampling) yang diperoleh dengan sistem kelipatan sesuai dari daftar hadir
siswa. Misalnya pada kelas X-1, jumlah siswa 18 sedangkan sampel sebanyak 7
orang maka sampel yang dipilih dengan cara membagi jumlah siswa satu kelas
dengan jumlah sampel yang diinginkan (18:7 = 2,5 digenapkan menjadi 3). Maka
yang menjadi sampel adalah siswa pada kelipatan 3 pada daftar hadir siswa yaitu
(fluor albus).
Data sekunder diperoleh dari profil sekolah dan data laporan yang ada di
dengan tujuan kuesioner yang sudah disiapkan layak digunakan dalam penelitian dan
untuk mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur yang
mewakili variabel dalam suatu penelitian (Hastono, 2016). Uji validitas dan
penelitian.
suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Uji validitas dilakukan dengan cara
totalnya. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut
berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya (Hastono, 2016). Uji validitas
dilakukan dengan product moment dengan ketentuan nilai r hitung >r tabel dinyatakan
diujivaliditas dinyatakan valid karena memiliki nilai r-hitung > 0,361 (r-
menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-ulang. Bila suatu alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh konsisten maka pengukur tersebut reliable. Instrumen penelitian yang
instrumennya sama ditempat yang berbeda. Uji reliabilitas kuesioner yang digunakan
adalah koefisien alpha. Suatu variabel penelitian dikatakan reliable jika memberi nilai
2015).
diteliti mempunyai nilai reliabilitas lebih besar dari batas Cronbach’s Alpha (0,600)
sehingga dinyatakan bahwa variabel yang diteliti reliabel dan layak digunakan
Batas
Nilai
No. Variabel Cronbach’s Ket.
Reliabilitas
Alpha
1. Pengetahuan 0,871 0,600 Reliabel
2. Sikap 0,882 0,600 Reliabel
3. Keterpaparan Informasi 0,870 0,600 Reliabel
4. Dukungan Keluarga (Ibu) 0,843 0,600 Reliabel
5. Dukungan Tenaga Kesehatan 0,864 0,600 Reliabel
6. Pencegahan Keputihan 0,756 0,600 Reliabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (Dependen) yaitu
1. Variabel Independen
a. Pengetahuan adalah segala sesuatu atau segala hal yang diketahui remaja putri
b. Sikap adalah respon atau tanggapan remaja putri tentang keputihan dan cara
pencegahannya.
ibu dalam hal informasi, anjuran atau larangan untuk menghindari terjadinya
keputihan.
pencegahannya
2. Variabel Dependen
Pencegahan keputihan (fluor albus) adalah cara-cara yang dilakukan remaja putri
atau tisu bila berkeringat atau setelah buang air, cara membersihkan vagina,
penggunaan air bersih untuk mencuci alat kelamin, penggunaan celana dalam dari
1. Pengetahuan
(multiple choice).Untuk jawaban yang benar diberi skor 1, dan jawaban yang
salah diberi skor 0.Skor terendah adalah 0 (10 x 0) dan skor tertinggi adalah 10
2. Sikap
item dengan pilihan jawaban menggunakan skala Likert. Untuk pernyataan positif
yaitu jawaban ‘sangat setuju’ diberi skor 4, jawaban ‘setuju’ diberi skor 3,
jawaban ‘tidak setuju’ diberi skor 2, dan jawaban ‘sangat tidak setuju’ diberi skor
1. Untuk pernyataan negatif yaitu jawaban ‘sangat setuju’ diberi skor 1, jawaban
‘setuju’ diberi skor 2, jawaban ‘tidak setuju’ diberi skor 3, dan jawaban ‘sangat
tidak setuju’ diberi skor 4. Skor terendah adalah 10 (10 x 1) dan skor tertinggi
3. Keterpaparan informasi
Guttman yaitu ‘ya’ skor 1, ‘tidak‘ skor 0. Skor terendah adalah 0 (10 x 0) dan
skor tertinggi adalah 1 (10 x 1). Hasil jawaban responden dikategorikan sebagai
berikut:
Guttman yaitu ‘ya’ skor 1, ‘tidak‘ skor 0. Skor terendah adalah 0 (10 x 0) dan
skor tertinggi adalah 1 (10 x 1). Hasil jawaban responden dikategorikan sebagai
berikut:
skor tertinggi adalah 1 (10 x 1). Hasil jawaban responden dikategorikan sebagai
berikut:
6. Pencegahan Keputihan
Guttman yaitu ‘ya’ skor 1, ‘tidak‘ skor 0. Skor terendah adalah 0 (12 x 0) dan
skor tertinggi adalah 12 (12 x 1). Hasil jawaban responden dikategorikan sebagai
berikut:
sebagai berikut:
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
diterima yang artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang
3. Analisis Multivariat
tingkat kemaknaan p < 0,05 dan CI (Confidence Interval) dan variabel yang
menjadi kandidat model yaitu memiliki nilai p < 0,25. Selanjutnya untuk
HASIL PENELITIAN
para alumni-alumni SMP tidak tertampung di SMA Negeri.Maka dari itu para pendiri
Medan yang berciri khas ajaran Islam.Harapan dari para pendiri adalah untuk
Para orangtua yang ada di sekitar SMA Swasta Al-Ulum Medan berupaya
Medan dan para orangtua tidak akan merasa putus harapan untuk menyekolahkan
anaknya ke SMA walau banyak sebagian harapan dari orangtua untuk memasukkan
anak-anaknya ke sekolah Negeri, namun bukan berarti keinginan serta motivasi dari
pihak manapun akan terus memberikan kepada para orangtua masukan tentang
Medan pada tahun 1990, dan masuk tahun ajaran 1991 SMA Swasta Al-Ulum Medan
resmi di buka dan disahkan oleh pihak Kakanwil Medan. Dibukanya sekolah SMA
Swasta Al-Ulum Medan memberikan wadah atau hal yang membuka pemikiran para
orangtua untuk tetap bisa menyekolahkan anaknya di sekolah swasta, meski harapan
Negeri dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Namun dengan berdirinya sekolah
SMA Swasta Al-Ulum Medan ini para orangtua tidak perlu khawatir dengan biaya
yang diberikan, biaya di sekolah ini tidak akan terlalu mahal. Para orangtua akan
merasa terbantu dengan bantuan dari pihak sekolah yang memberikan sumbangan
buku pelajaran yang berguna untuk membantu anak-anak mereka untuk belajar di
rumah.
menjadi sekolah favorit yang mencetak peserta didik yang bertaqwa dan beriptek
serta bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara”.Adapun Misi Sekolah adalah;
Pesantren Ramadhan.
Jum’at di sekolah.
yaitu siswa yang laki-laki menyalami guru laki-laki dan sebaliknya siswa
nama sekolah.
sistem kurikulum KTSP.KTSP ini terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
kalender pendidikan, dan silabus.Tujuan pendidikan tertentu dalam hal ini adalah
4.2Univariat
4.2.1 Umur
Berdasarkan hasil penelitian, umur responden dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
4.2.2Kelas
Berdasarkan hasil penelitian, kelas responden dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
4.2.3Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian, jawaban responden pada butir pernyataan
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Pengetahuan di SMA
Al Ulum Medan Tahun 2017
Jawaban
Total
No Pernyataan Benar Salah
f % f % f %
1 Yang dimaksud dengan keputihan cairan 74 74,0 26 26,0 100 100,0
yang bukan darah tetapi merupakan
manifestasi klinik berbagai infeksi
2 Warna cairan keputihan yang normal 47 47,0 53 53,0 100 100,0
adalah bening seperti lendir
3 Penyebab keputihan tidak normal adalah 58 58,0 42 42,0 100 100,0
Infeksi jamur
4 Membasuh bagian vagina pada saat buang 47 47,0 53 53,0 100 100,0
air besar dan buang air kecil
5 Jenis keputihan yaitu keputihan normal 56 56,0 44 44,0 100 100,0
(fisiologis) dan keputihan abnormal
(patologis)
6 Yang dimaksud dengan kebersihan diri 71 71,0 29 29,0 100 100,0
(personal hygiene) saat menstruasi yaitu
tindakan untuk memelihara kesehatan dan
kebersihan pada daerah kewanitaan untuk
mencegah keputihan saat menstruasi
7 Yang baik digunakan pada saat membasuh 72 72,0 28 28,0 100 100,0
vagina yaitu air keran langsung
Jawaban
Total
No Pernyataan Benar Salah
f % f % f %
8 Dalam satu hari mengganti celana dalam 63 63,0 37 37,0 100 100,0
tiga kali sehari
9 Yang baik digunakan pada pemakaian 70 70,0 30 30,0 100 100,0
celana dalam adalah berbahan katun dan
dapat menyerap keringat
10 Cara yang baik untuk membasuh daerah 68 68,0 32 32,0 100 100,0
vagina agar terhindar keputihan adalah dari
arah depan (vagina) ke belakang (anus)
yaitu yang dimaksud dengan keputihan cairan yang bukan darah tetapi merupakan
paling banyak dijawab “salah” adalah pernyataan nomor 2 yaitu warna cairan
keputihan yang normal adalah bening seperti lendir dan pernyataan nomor 4 yaitu
membasuh bagian vagina pada saat buang air besar dan buang air kecil masing-
berikut ini.
4.2.4 Sikap
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Sikap di SMA Al Ulum
Medan Tahun 2017
Jawaban
Total
No Pernyataan SS S TS STS
f % f % f % f % f %
1 Kebersihan vagina adalah hal 44 44,0 11 11,0 32 32,0 13 13,0 100 100,0
yang penting untuk mencegah
keputihan
2 Mengganti celana dalam 2-3 43 43,0 25 25,0 27 27,0 5 5,0 100 100,0
kali sehari adalah contoh
menjaga kebersihan vagina
3 Menggunakan celana dalam 26 26,0 52 52,0 12 12,0 10 10,0 100 100,0
yang berbahan katun dan
dapat menyerap keringat
4 Untuk menghindari kelem- 34 34,0 24 24,0 31 31,0 11 11,0 100 100,0
baban pada vagina,
seharusnya vagina
dikeringkan dengan tissue
setelah BAK dan BAB
5 Saat menstruasi seharusnya 1 1,0 29 29,0 42 42,0 28 28,0 100 100,0
mengganti pembalut hanya
setiap 4 jam sekali.
6 Air yang baik digunakan 2 2,0 38 38,0 40 40,0 20 20,0 100 100,0
untuk membasuh alat kelamin
yaitu air sabun
7 Cairan antiseptik pada vagina 20 20,0 19 19,0 46 46,0 15 15,0 100 100,0
boleh dipakai setiap hari
Jawaban
Total
No Pernyataan SS S TS STS
f % f % f % f % f %
9 Cara yang baik untuk 30 30,0 43 43,0 25 25,0 2 2,0 100 100,0
membasuh daerah genitalia
yaitu dari arah depan
(vagina) ke arah belakang
(anus)
10 Pembalut yang baik 51 51,0 36 36,0 11 11,0 2 2,0 100 100,0
berbahan lembut dan
menyerap dengan baik
nomor 10 yaitu pembalut yang baik berbahan lembut dan menyerap dengan baik
sebanyak 51 orang (51,0%). Pernyataan yang paling banyak dijawab “setuju” adalah
pernyataan nomor 3 yaitu menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan dapat
menyerap keringat sebanyak 52 orang (52,0%). Pernyataan yang paling banyak jawab
“tidak setuju” adalah pernyataan nomor 7 yaitu cairan antiseptik pada vagina boleh
dipakai setiap hari sebanyak 46 orang (46,0%). Pernyataan yang paling banyak jawab
“sangat tidak setuju” adalah pernyataan nomor 5 yaitu saat menstruasi seharusnya
Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Jawaban
Total
No Pernyataan Ya Tidak
f % f % f %
1 Anda pernah membaca informasi 64 64,0 36 36,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari buku.
2 Anda pernah membaca informasi 64 64,0 36 36,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari majalah.
3 Anda pernah membaca informasi 60 60,0 40 40,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari koran.
4 Anda pernah membaca informasi 59 59,0 41 41,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari leaflet.
5 Anda pernah membaca dan 55 55,0 45 45,0 100 100,0
mendapatkan informasi tentang
keputihan dan pencegahan-nya dari
internet atau handphone (HP).
6 Anda pernah mendapatkan informasi 61 61,0 39 39,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari televisi.
7 Anda pernah mendapatkan informasi 56 56,0 44 44,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari radio.
Jawaban
Total
No Pernyataan Ya Tidak
f % f % f %
8 Anda pernah mendapatkan informasi 59 59,0 41 41,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari buletin.
9 Anda pernah mendapatkan informasi 54 54,0 46 46,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari guru.
10 Anda pernah mendapatkan informasi 59 59,0 41 41,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari teman sebaya.
Pernyataan yang paling banyak dijawab “ya” adalah pernyataan nomor 1 yaitu
anda pernah membaca informasi tentang keputihan dan pencegahannya dari buku
dan pernyataan nomor 2 yaitu anda pernah membaca informasi tentang keputihan
Pernyataan yang paling banyak dijawab “tidak” adalah pernyataan nomor 9 yaitu
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Tiap Butir Soal Dukungan Keluarga
(Ibu) di SMA Al Ulum Medan Tahun 2017
Jawaban
Total
No Pernyataan Ya Tidak
f % f % f %
1 Ibu pernah memberikan informasi pada 63 63,0 37 37,0 100 100,0
anda tentang keputihan.
2 Ibu pernah memberikan informasi pada 66 66,0 34 34,0 100 100,0
anda cara mencegah keputihan.
3 Ibu menganjurkan untuk mengeringkan 64 64,0 36 36,0 100 100,0
kulit dan area kemaluan dengan handuk
atau tisu atau setelah BAB.
4 Ibu pernah mengajarkan cara mencuci 57 57,0 43 43,0 100 100,0
kemaluan dari depan ke belakang.
5 Ibu menganjurkan Anda untuk mencuci 56 56,0 44 44,0 100 100,0
kemaluan dengan air bersih.
6 Ibu menganjurkan Anda untuk sering 66 66,0 34 34,0 100 100,0
mengganti celana dalam.
7 Ibu menganjurkan Anda untuk 65 65,0 35 35,0 100 100,0
menggunakan celana yang berbahan
katun.
8 Ibu melarang anda menggunakan celana 64 64,0 36 36,0 100 100,0
yang ketat.
9 Ibu menganjurkan Anda untuk sering 66 66,0 34 34,0 100 100,0
mengganti panty liner pada saat haid
(menstruasi).
10 Ibu menganjurkan Anda untuk tidak 65 65,0 35 35,0 100 100,0
menaburkan bedak pada daerah kemaluan.
ibu pernah memberikan informasi pada anda cara mencegah keputihan, pernyataan
nomor 6 yaitu ibu menganjurkan anda untuk sering mengganti celana dalam dan
pernyataan nomor 9 yaitu ibu menganjurkan Anda untuk sering mengganti panty
Pernyataan yang paling banyak dijawab “tidak” adalah pernyataan nomor 5 yaitu ibu
menganjurkan Anda untuk mencuci kemaluan dengan air bersih sebanyak 44 orang
(44,0%).
Jawaban
Total
No Pernyataan Ya Tidak
f % f % f %
1 Anda pernah mendapatkan informasi 54 54,0 46 46,0 100 100,0
tentang keputihan dan pencegahannya
dari tenaga kesehatan.
2 Tenaga kesehatan pernah membagikan 71 71,0 29 29,0 100 100,0
leaflet tentang keputihan dan
pencegahannya.
3 Tenaga kesehatan pernah memberikan 45 45,0 55 55,0 100 100,0
informasi tentang perawatan saat
menstruasi untuk mencegah keputihan.
4 Tenaga kesehatan pernah memberikan 74 74,0 26 26,0 100 100,0
informasi tentang penggunaan pembalut
yang tepat saat menstruasi.
5 Tenaga kesehatan pernah memberikan 70 70,0 30 30,0 100 100,0
informasi tentang cara membersihkan
area kemaluan.
6 Tenaga kesehatan pernah menganjurkan 66 66,0 34 34,0 100 100,0
Anda agar tidak menggunakan bedak
tabur pada area kemaluan.
7 Tenaga kesehatan pernah menganjurkan 72 72,0 28 28,0 100 100,0
Anda untuk tetap menjaga kebersihan
area kewanitaan.
8 Tenaga kesehatan pernah menganjurkan 53 53,0 47 47,0 100 100,0
menggunakan celana yang longgar (tidak
ketat).
9 Tenaga kesehatan pernah menganjurkan 55 55,0 45 45,0 100 100,0
untuk sering mengganti celana dalam.
10 Tenaga kesehatan pernah menganjurkan 62 62,0 38 38,0 100 100,0
Anda untuk segera memeriksakan diri
jika mengalami gejala keputihan seperti
keluar cairan yang banyak dan berbau.
Pernyataan yang paling banyak dijawab “ya” adalah pernyataan nomor 4 yaitu
(44,0%).
anda membersihkan vagina dari arah depan (vagina) ke arah belakang (dubur) dan
paling banyak dijawab “tidak” adalah pernyataan nomor 1 yaitu Anda mengeringkan
kulit dengan handuk atau tisu bila berkeringat atau setelah buang air sebanyak 49
orang (49,0%).
berikut.
Pencegahan Keputihan
Jumlah
No Pengetahuan Kurang Baik p-value
f % f % f %
1 Kurang 26 65,0 14 35,0 40 100,0
< 0,001
2 Baik 17 28,3 43 71,7 60 100,0
<0,001< 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan
Pencegahan Keputihan
Jumlah p-
No Sikap Kurang Baik value
f % f % f %
1 Negatif 23 56,1 18 43,9 41 100,0
0,040
2 Positif 20 33,9 39 66,1 59 100,0
0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan pencegahan
Pencegahan Keputihan
Keterpaparan Jumlah p-
No Kurang Baik
Informasi value
f % f % f %
1 Kurang 31 58,5 22 41,5 53 100,0
0,001
2 Baik 12 25,5 35 74,5 47 100,0
kurang baik sebanyak 32 orang (58,5%). Dari 47 responden yang terpapar informasi
0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara keterpaparan informasi dengan
Pencegahan Keputihan
Dukungan Jumlah p-
No Kurang Baik
Keluarga(Ibu) value
f % f % f %
1 Kurang 27 58,7 19 41,3 46 100,0
0,005
2 Baik 16 29,6 38 70,4 54 100,0
baik sebanyak 27 orang (58,7%). Dari 54 responden yang mendapat dukungan dari
0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga (ibu)
Pencegahan Keputihan
Dukungan Tenaga Jumlah p-
No Kurang Baik
Kesehatan value
f % f % f %
1 Kurang 24 54,5 20 45,5 44 100,0
0,044
2 Baik 19 33,9 37 66,1 56 100,0
0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan
model. Variabel yang dipilih sebagai kandidat adalah variabel yang memiliki nilai
signifikan.
2) Dalam pemodelan ini variabel kandidat yang memiliki nilai p-value<0,25 pada uji
multivariat.
4) Dari hasil uji bivariat, variabel yang dijadikan kandidat model pada uji regresi
logistik berganda pada penelitian ini karena memiliki nilai signifikan <0,25yaitu
yaitu memasukkan satu per satu variabel dari hasil pengkorelasian variabel dan
yang masuk pertama kali adalah variabel yang mempunyai korelasi parsial
terbesar dengan variabel dependen dan yang memenuhi kriteria tertentu untuk
dapat masuk model. Korelasi parsial adalah korelasi antara variabel independen
dengan dependen, kriteria variabel yang dapat masuk adalah 0,05 artinya variabel
yang dapat masuk model bila variabel tersebut mempunyai nilai p lebih kecil atau
6) Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa sebanyak 3 variabel yang
informasi, dan dukungan keluarga selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
secara bersama-sama diperoleh sebesar < 0,001< 0,05 yang berarti bahwa ketiga
variabel yang dijadikan model dalam penelitian ini memiliki hubungan yang
Variabel yang paling besar pengaruhnya dalam penelitian ini adalah variabel
dengan baik7,9 kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang berpengetahuan kurang.
baik4,9 kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang kurang terpapar informasi tentang
variabel yang tidak berhubungan dengan pencegahan keputihan karena memiliki nilai
Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda yang Tidak Signifikan
sebagai berikut:
1
p= −(−2,495 +2,070 (𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 ℎ 𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢𝑢 ) +1,601 (𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 ) +1,605 (𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 .𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 /𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 ) )
1+𝑒𝑒
p = 94,16%
PEMBAHASAN
keputihan dengan baik7,9 kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang berpengetahuan
kurang.
memiliki pengetahuan cukup serta dari 80 responden sebagian besar memiliki 85%
perilaku vulva hygiene yang baik. Setelah data diolah dari hasil penelitian didapatkan
bahwa terdapat hubungan antara variabel pengetahuan dan perilaku, berdasarkan hasil
uji Spearman diperoleh nila p value sebesar < 0,001 karena p <0,05 artinya ada
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2013) di Daerah Pondok Cabe Ilir
terdapathubunganyangbermaknaantarapengetahuanterhadappencegahan
Kabupaten Pidie dari hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,001 < α = 0,05,
remaja putri tentang flour albus dengan pencegahan flour albus (keputihan).
nilai p= 0.027. Keputihan dapat terjadi pada remaja yangmemiliki pengetahuan buruk
keputihan.
Berbeda dengan penelitian Rahmi (2014) di SMA Negeri 1 Rumbio Jaya dari
hasil penelitiannya dengan uji Pearson Chi-Square, dapat disimpulkan bahwa tidak
manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya,
pengetahuan segala sesuatu juga mencakup praktek atau kemampuan teknik dalam
memecahkan berbagai persoalan hidup yang belum dilakukan secara sistematis dan
pada akhirnya terjadi perwujudan niat berupa perilaku. Untuk membentuk perilaku
yang baik pada remaja putri harus menambah pengetahuannya dengan cara remaja
putri menerima input dan untuk itu seseorang harus mempertimbangkan logika dalam
pengambilan keputusan untuk berperilaku yang baik. Seorang remaja yang telah
berperilaku sehingga dapat hidup lebih sehat yang nantinya dapat mengahasilkan
bagi kaum wanita.Masalah keputihan tidak bisa diremehkan, karena akibat dari
kandungan.Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim yang
bisa berujung pada kematian bila tidak segera mendapat penanganan. Untuk itu
pengetahuan tentang keputihan dan cara pencegahannya harus dimiliki oleh semua
tersebut tidak dapat melakukan pencegahan keputihan dengan baik dan akan
tidak tahu bagaimana cara melakukan perawatan daerah kewanitaan sehingga tidak
patologis.
Berbeda dengan remaja putri yang telah memiliki pengetahuan baik tentang
perawatan daerah kewanitaan maka ia akan berupaya menghindari hal-hal yang dapat
mencuci daerah kewanitaan dengan air bersih setiap melakukan buang air kecil dan
buang air besar, mengganti celana dalam≥ 3 kali sehari, menghindari penggunaan
celana dalam yang menyerap keringat karena bakteri jahat yang tumbuh pada daerah
putri, untuk itu peran sekolah SMA Al-Ulum dapat meningkatkan pengetahuan siswa
semua remaja putri diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang keputihan
dan pencegahannya, yang pada akhirnya dapat menghindari terjadinya keputihan, dan
mempunyai nilai Exp(B) = 4,960 artinya remaja yang terpapar informasi tentang
keputihan dengan baik4,9 kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang kurang terpapar
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Badaryati (2012) pada Siswi
SLTA atau Sederajat di Kota Banjarbaru yang meneliti antara variabel keterpaparan
p = < 0,001 artinya ada hubungan yang bermakna antara keterpaparan informasi
bahwa perilaku menjaga kebersihan organ genitalia pada siswi MAN 2Yogyakarta
akan diambil oleh seseorang. Keterpaparan informasi di sini mencakup dua hal yaitu
keterpaparan materitentang keputihan yang didapat serta sumber informasi apa yang
kesehatan reproduksi salah satunya tentang keputihan secara benar.Juga dari sumber-
orang tua dan semua instansi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap
penting dimiliki oleh setiap remaja putri.Terlihat dari hasil penelitian ini bahwa masih
banyak remaja putri di SMA Swasta Al-Ulum yang belum terpapar informasi dengan
pencegahan dengan baik cenderung lebih banyak terpapar informasi baik dari buku,
majalah, koran, leaflet, internet atau handphone (HP), televisi, radio, buletin, guru,
maupun dari teman sebaya. Semakin banyak remaja tersebut terpapar informasi
Keterpaparan informasi pada remaja putri dapat bersifat aktif maupun pasif.
Bersifat aktif yaitu remaja harus mencari tahu tentang keputihan dan pencegahannya
baik dari media massa seperti media cetak, media elektronik, maupun dari guru di
sekolah, dan lain-lain. Bersifat pasif yaitu dengan memberikan informasi kepada
reproduksi yang baik dan benar. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa masih
banyak remaja putri yang mendapatkan informasi tentang keputihan dari teman
malah akan menyebabkan terjadinya keputihan (fluor albus). Ada juga remaja putri
keputihan apalagi saat ini menggunakan celana ketat pada sebagian remaja putri
baik4,9 kali lebih tinggi dibandingkan remaja yang kurang mendapat dukungan
keluarga (ibu).
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan keluarga (ibu) terhadap
Testdidapatkan p-value =0,516 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri,
atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga dengan anak usia remaja memiliki tugas untuk mempersiapkan perubahan
peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua,
Mubarok (2012) peran keluarga dalam kesehatan adalah mampu mengenal masalah
tentang dunia, yang menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang
dapat menekan munculnya suatu stresor karena informasi yang diberikan dapat
menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu.Sebagai akibatnya, hal ini
keluarga termasuk dalam faktor penguat atau pendorong akan memotivasi individu,
putri memiliki pengaruh dalam mencegah terjadinya keputihan (fluor albus), hal ini
disebabkan ibu merupakan salahsatu faktor penguat bagi remaja putri dalam
perilaku, kognitif, emosi sampai psikososialnya, dalam menjalani proses ini remaja
putri sangat membutuhkan dukungan sosial dari orang terdekat, baik dukungan
keluarganya. Dukungan yang paling besar diperoleh remaja putri dari keluarga
pengetahuan reproduksi tentang perubahan remaja yang terjadi baik fisik, kejiwaan,
terutama ibuakan membuat mudah remaja awal untuk memahami serta mengatasi
keadaannya.
dengan tindakan remaja putri dalam melakukan pencegahan keputihan (fluor albus)
pencegahan keputihan (fluor albus) karena mendapatkan dukungan dari orang tua
terutama ibu dalam memberikan informasi dan pemahaman pada remaja putri
memiliki hubungan dekat dengan remaja putrinya tentu akan memberikan informasi
mencuci kemaluan dengan air bersih dan lain-lain. Setiap orang tua pasti
terutama kesehatan reproduksinya karena itu orang tua sering memberikan anjuran
kemaluan yang dapat menjadi sumber berbagai penyakit jika tidak dilakukan upaya-
upaya pencegahan dengan menjaga area kewanitaan tetap bersih dan sehat.
6.1 Kesimpulan
dukungan keluarga (ibu). Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu sikap, dan
2) Variabel yang paling besar pengaruhnya dalam penelitian ini adalah variabel
6.2 Saran
Disarankan kepada ibu untuk berbagi informasi kepada anak remaja putrinya
a. Disarankan kepada Kepala Sekolah dan Guru di SMA Al-Ulum Medan untuk
keputihan(fluor albus).
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Pendidikan Kota Medan
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan dan Dinas Pendidikan Kota
pendidikan kesehatan kepada siswa putri tentang keputihan yang dilakukan secara
5. Bagi Siswa
handphone (HP).
b. Remaja juga disarankan untuk bertanya kepada orang tua tentang keputihan,
Ahmadi, Abu. 2014. Psikologi Umum. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Aryani. 2015. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Cetakan Kedua. Jakarta:
Selemba Medika.
Budiman, dan Riyanto Agus. 2013. Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Djuanda, A., Hamzah, M & Aisah, S. 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Elmart. 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva Hygiene Pada
Saat Menstruasi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Surakarta. Surakarta: STIKES
Friedman, Marilyn M. 2014. Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan.
Praktek. Jakarta : EGC
Hastono, S.P. 2016. Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Edisi I. Cetakan I. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Hidayat, I.M. 2014. Seksualitas Teori dan Realitas. Program Gender dan Seksualitas.
Jakarta: FISIP UI bekerjasama dengan Forth Foundation.
Maidartati. 2016. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Vulva Hygiene Pada Saat
Menstruasi Remaja Putri. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol. IV No. 1 April
2016.
Paryono. 2016. Perilaku Penggunaan Tisu Toilet Terhadap Kejadian Keputihan Pada
Remaja. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional. Volume 1, No. 1,
Maret 2016.
Pribakti, B. 2012. Tips dan Trik Merawat Organ Intim. Cetakan Pertama. Jakarta:
Sagung Seto.
Putri, I.A.Y. 2013. Hubungan Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan
Pada Remaja Putri di SMA Negeri 2 Wonosari Gunungkidul. Yogyakarta :
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah.
Rahmi, E.Y. 2014. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Terjadinya Keputihan Pada
Remaja Putri. Pekanbaru : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
Setiani, T.I. 2014. Kebersihan Organ Kewanitaan dan Kejadian Keputihan Patologi
pada Santriwati di Pondok Pesantren Al Munawwir Yogyakarta. JNKI, Vol. 3,
No. 1, Tahun 2015, 39-42.
SKRRI. 2013. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Tahun 2012. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Wijayanti, Daru. 2013. Fakta Penting Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Book
Marks.
Yanti, D.A.M. 2016. Upaya Meningkatkan Kebersihan Genetalia Remaja Putri Untuk
Mencegah Kejadian Flour Albus Di SMA Dalam Muhammadiyah Kalirejo
Lampung Tengah. GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus 2016.
Yuliatin, I.S. 2014. Cegah dan Tangkal Kanker Serviks. Cetakan Pertama. Surabaya:
Tibun Media.
Nama/inisial : ...................................................
Umur : ...................................................
Kelas : ...................................................
PENGETAHUAN
10. Cara yang baik untuk membasuh daerah vagina agar terhindar keputihan
adalah..........
a. Dari arah depan (vagina) ke belakang (anus)
b. Dari arah belakang (anus) Ke depan (vagina)
c. Hanya membasuh dengan air, tidak menggunakan tangan
SIKAP
Petunjuk :
Jawablah Pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang anda anggap paling sesuai dengan diri Anda.
SS = Sangat Setuju, S=Setuju, TS = Tidak Setuju, STS= Sangat Tidak Setuju.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Skor
SS S TS STS
KETERPAPARAN INFORMASI
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda dengan memberi
tanda checklist () pada kolom jawaban yang telah disediakan.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
1. Anda pernah membaca informasi tentang
keputihan dan pencegahannya dari buku.
2. Anda pernah membaca informasi tentang
keputihan dan pencegahannya dari majalah.
3. Anda pernah membaca informasi tentang
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan Anda dengan memberi
tanda checklist () pada kolom jawaban yang telah disediakan.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
1. Ibu pernah memberikan informasi pada
anda tentang keputihan.
2. Ibu pernah memberikan informasi pada
anda cara mencegah keputihan.
3. Ibu menganjurkan untuk mengeringkan
kulit dan area kemaluan dengan handuk
atau tisu atau setelah BAB.
4. Ibu pernah mengajarkan cara mencuci
kemaluan dari depan ke belakang.
5. Ibu menganjurkan Anda untuk mencuci
kemaluan dengan air bersih.
6. Ibu menganjurkan Anda untuk sering
mengganti celana dalam.
7. Ibu menganjurkan Anda untuk
menggunakan celana yang berbahan katun.
8. Ibu melarang anda menggunakan celana
yang ketat.
9. Ibu menganjurkan Anda untuk sering
mengganti panty liner pada saat haid
(menstruasi).
10. Ibu menganjurkan Anda untuk tidak
menaburkan bedak pada daerah kemaluan.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
1. Anda pernah mendapatkan informasi
tentang keputihan dan pencegahannya dari
tenaga kesehatan.
2. Tenaga kesehatan pernah membagikan
leaflet tentang keputihan dan
pencegahannya.
3. Tenaga kesehatan pernah memberikan
informasi tentang perawatan saat
menstruasi untuk mencegah keputihan.
4. Tenaga kesehatan pernah memberikan
informasi tentang penggunaan pembalut
yang tepat saat menstruasi.
5. Tenaga kesehatan pernah memberikan
informasi tentang cara membersihkan area
kemaluan.
6. Tenaga kesehatan pernah menganjurkan
Anda agar tidak menggunakan bedak tabur
pada area kemaluan.
7. Tenaga kesehatan pernah menganjurkan
Anda untuk tetap menjaga kebersihan area
kewanitaan.
8. Tenaga kesehatan pernah menganjurkan
menggunakan celana yang longgar (tidak
ketat).
9. Tenaga kesehatan pernah menganjurkan
untuk sering mengganti celana dalam.
10. Tenaga kesehatan pernah menganjurkan
Anda untuk segera memeriksakan diri jika
mengalami gejala keputihan seperti keluar
cairan yang banyak dan berbau.
Pilihan Jawaban
No Pernyataan Skor
Ya Tidak
1. Anda mengeringkan kulit dengan handuk
atau tisu bila berkeringat atau setelah
buang air.
2. Anda membersihkan vagina dari arah
depan (vagina) ke arah belakang (dubur)
3. Anda menggunakan air yang bersih untuk
mencuci alat kelamin setelah BAK dan
BAB.
4. Anda menggunakan celana dalam yang
terbuat dari katun.
5. Anda menghindari menggunakan celana
yang ketat.
6. Anda menghindari menggaruk vagina saat
gatal karena dapat menyebabkan lecet.
7. Saat haid anda menggunakan pembalut
(panty liner) untuk mengurangi
kelembaban.
8. Anda rutin mengganti pembalut >2 kali
dalam sehari.
9. Anda menghindari menggunakan tissu
untuk membersihkan vagina setelah BAK.
10. Anda menghindari menaburkan bedak
pada daerah kewanitaan.
11. Anda menghindari membilas vagina
dengan menggunakan cairan antiseptik.
12. Anda menghindari menggunakan pembalut
yang mengandung parfum.
TAHUN 2017
Karakteristik J J
No Pengetahuan K Sikap K Keterpaparan Informasi K Dukungan Keluarga (Ibu) K Dukungan Tenaga Kesehatan Jlh
Responden Jl l l
a Jlh. a a a
Ke 1 h. 1 1 h 1 h 1
Resp Umur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 t 1 2 3 4 5 6 7 8 9
las 0 0 0 . 0 . 0
1 16 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 5 0 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 36 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
2 16 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 23 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
3 16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 1 4 4 1 4 3 4 4 4 4 1 33 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 7 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 6 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
4 16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 22 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0
5 17 2 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 37 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
6 16 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 6 1 1 2 4 3 2 2 2 3 2 4 25 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 5 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
7 17 2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 2 4 3 1 4 2 1 3 2 4 26 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0
8 16 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 1 2 2 1 3 3 2 4 2 4 3 26 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 5 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
9 16 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 5 0 1 2 1 2 3 3 3 2 4 2 23 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
10 16 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 34 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
11 16 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 0 2 3 1 3 2 2 4 3 4 2 26 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1
12 16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 1 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 34 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 4 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
13 17 2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 1 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
14 17 2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 1 2 1 2 4 3 2 3 1 3 3 24 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
15 16 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5 0 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 6 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 5 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
16 16 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 5 0 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 31 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
17 16 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 1 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 32 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
18 16 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 2 3 1 3 2 2 3 3 4 2 25 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 4 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
20 17 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 1 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 32 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
21 17 2 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 5 0 2 1 2 2 4 2 2 4 2 4 25 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 5 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
22 17 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 1 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 34 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 5 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 5 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23 16 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 4 24 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
24 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 3 2 4 2 3 1 2 2 4 3 26 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 5 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 5 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
25 17 2 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 4 0 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0
26 16 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 2 3 2 2 2 3 3 3 4 25 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
27 17 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 2 4 1 1 4 2 4 2 2 3 25 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 5 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
28 17 2 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 0 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 32 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 5 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
29 17 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 1 2 3 1 3 2 2 3 3 4 2 25 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
30 17 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 2 2 3 1 3 2 1 3 2 4 23 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 4 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1
31 16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 4 4 3 4 4 2 1 3 4 4 33 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1
32 16 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 1 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 31 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 5 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 6 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0
33 17 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1 2 2 3 1 3 2 1 3 2 3 22 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
34 17 2 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 5 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
35 17 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 5 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
36 16 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 0 1 2 3 2 2 2 3 3 3 4 25 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
37 18 3 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 26 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
1
38 17 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7 1 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 30 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
0
39 17 2 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 0 1 2 4 2 2 4 1 2 3 4 25 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 4 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1
40 17 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 2 2 3 2 2 4 1 2 3 4 25 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
41 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 36 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
42 17 2 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 1 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 24 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 5 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0
43 16 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 1 2 2 4 1 3 2 2 2 3 3 24 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
44 17 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1 2 2 3 2 3 2 1 3 2 4 24 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
46 17 2 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 1 2 3 2 2 4 2 2 1 3 3 24 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0
47 16 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 5 0 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 35 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
48 17 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 1 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 36 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 5 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
49 16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 29 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
50 17 2 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 4 0 2 3 2 2 4 2 2 1 3 3 24 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 5 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0
51 17 2 2 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 35 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 4 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
52 17 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 1 2 3 1 3 2 2 3 3 4 2 25 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
53 16 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 3 4 3 1 1 3 4 4 31 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
54 16 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 2 2 3 1 3 2 1 3 2 4 23 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
55 16 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 35 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 4 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1
56 16 1 2 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5 0 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
57 17 2 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 1 1 2 3 3 2 2 3 3 4 2 25 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 5 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
58 16 1 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 0 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 30 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
59 18 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8 1 4 4 3 3 2 4 3 4 1 4 32 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
60 17 2 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 0 2 3 2 2 4 2 2 1 3 3 24 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0
61 17 2 2 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6 1 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 35 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1
62 16 1 2 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 0 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 32 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 4 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 7 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0
1
63 16 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
0
64 16 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
65 17 2 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 33 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
66 17 2 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 1 2 4 2 2 4 1 2 3 4 25 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 5 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
67 17 2 2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 6 1 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 35 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
68 16 1 2 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 4 0 3 1 3 1 3 2 2 3 3 2 23 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
69 16 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 1 2 1 3 1 3 2 2 3 3 2 22 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
70 17 2 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 1 2 3 3 2 4 2 2 2 3 4 27 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 5 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
72 16 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 35 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
73 16 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0 4 4 3 4 4 2 3 2 3 4 33 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 5 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1
74 16 1 2 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 4 0 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 23 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
75 17 2 2 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 0 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 25 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
76 16 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 34 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0
77 17 2 2 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 4 0 1 2 1 2 3 3 3 2 4 2 23 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 5 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
78 16 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 3 3 2 2 3 2 4 1 3 3 26 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 5 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
79 16 1 2 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 5 0 1 2 4 2 2 4 1 2 3 4 25 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 5 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0
80 17 2 2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 33 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
81 17 2 2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 1 1 2 3 2 2 4 1 2 3 4 24 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 6 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1
82 17 2 2 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 33 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1
83 17 2 2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 5 0 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 35 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 4 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1
84 17 2 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 34 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
85 17 2 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 2 2 1 2 3 3 3 2 4 2 24 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0
86 16 1 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 6 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 38 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 4 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
87 17 2 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 34 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
88 16 1 2 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4 0 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1
89 16 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 1 1 2 4 3 2 2 4 3 2 4 27 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1
90 17 2 2 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 0 2 2 3 1 3 2 1 3 2 4 23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
91 16 1 2 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 5 0 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
92 17 2 2 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 6 1 2 2 3 2 2 4 1 2 3 4 25 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
93 16 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 1 2 1 3 1 3 2 2 3 3 2 22 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 5 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0
94 16 1 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 0 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 34 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
95 16 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 0 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 22 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 5 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
96 16 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4 0 1 2 3 2 2 2 3 3 3 4 25 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0
98 16 1 2 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 4 0 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 36 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 4 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0
99 16 1 2 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 7 1 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 37 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1
100 17 2 2 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 5 0 2 3 3 2 4 3 1 4 2 3 27 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
Keterangan
:
Ke
las
Umur : : Pengetahuan: Sikap : Keterpaparan Informasi : Dukungan Keluarga (Ibu): Dukungan Tenaga Kesehatan : Kejadian Keputihan :
1 = 16
tahun 1 = kelas X Jawaban : Jawaban : Jawaban : Jawaban : Jawaban : Jawaban :
2 = 17
tahun 2 = Kelas XI 0 = salah Pernyataan Positif : Pernyataan Negatif : 0 = tidak 0 = tidak 0 = tidak 0 = tidak
3 = 18
tahun 1 = benar 4 = Sangat Setuju 1 = Sangat Setuju 1 = ya 1 = ya 1 = ya 1 = ya
3 = Setuju 2 = Setuju
2 = Tidak Setuju 3 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak
Setuju 4 = Sangat Tidak Setuju
Tabel Frekuensi
Umur
Kelas
Pengetahuan
Sikap
Kepaparan Informasi
Pencegahan Keputihan
Pengetahuan-1
Pengetahuan-2
Pengetahuan-3
Pengetahuan-4
Pengetahuan-5
Pengetahuan-7
Pengetahuan-8
Pengetahuan-9
Pengetahuan-10
Sikap-2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 43 43.0 43.0 43.0
Setuju 25 25.0 25.0 68.0
Tidak Setuju 27 27.0 27.0 95.0
Sangat Tidak Setuju 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikap-3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 26 26.0 26.0 26.0
Setuju 52 52.0 52.0 78.0
Tidak Setuju 12 12.0 12.0 90.0
Sangat Tidak Setuju 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikap-4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 34 34.0 34.0 34.0
Setuju 24 24.0 24.0 58.0
Tidak Setuju 31 31.0 31.0 89.0
Sangat Tidak Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikap-6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 20 20.0 20.0 20.0
Tidak Setuju 40 40.0 40.0 60.0
Setuju 38 38.0 38.0 98.0
Sangat Setuju 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikap-7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 15 15.0 15.0 15.0
Tidak Setuju 46 46.0 46.0 61.0
Setuju 19 19.0 19.0 80.0
Sangat Setuju 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikap-8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 18 18.0 18.0 18.0
Tidak Setuju 50 50.0 50.0 68.0
Setuju 26 26.0 26.0 94.0
Sangat Setuju 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sikap-10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Setuju 51 51.0 51.0 51.0
Setuju 36 36.0 36.0 87.0
Tidak Setuju 11 11.0 11.0 98.0
Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Kepaparan Informasi-1
Kepaparan Informasi-2
Kepaparan Informasi-3
Kepaparan Informasi-5
Kepaparan Informasi-6
Kepaparan Informasi-7
Kepaparan Informasi-8
Kepaparan Informasi-9
Pencegahan Keputihan-1
Pencegahan Keputihan-2
Pencegahan Keputihan-4
Pencegahan Keputihan-5
Pencegahan Keputihan-6
Pencegahan Keputihan-7
Pencegahan Keputihan-8
Pencegahan Keputihan-10
Pencegahan Keputihan-11
Pencegahan Keputihan-12
Crosstab
Pencegahan Keputihan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 13.165a 1 .000
b
Continuity Correction 11.711 1 .001
Likelihood Ratio 13.338 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 13.033 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Pencegahan Keputihan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.864a 1 .027
b
Continuity Correction 4.000 1 .045
Likelihood Ratio 4.874 1 .027
Fisher's Exact Test .040 .023
Linear-by-Linear Association 4.815 1 .028
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.63.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Pencegahan Keputihan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.040a 1 .001
b
Continuity Correction 9.736 1 .002
Likelihood Ratio 11.323 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 10.930 1 .001
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.21.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Pencegahan Keputihan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.562a 1 .003
b
Continuity Correction 7.417 1 .006
Likelihood Ratio 8.661 1 .003
Fisher's Exact Test .005 .003
Linear-by-Linear Association 8.476 1 .004
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.78.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Pencegahan Keputihan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.273a 1 .039
b
Continuity Correction 3.473 1 .062
Likelihood Ratio 4.287 1 .038
Fisher's Exact Test .044 .031
Linear-by-Linear Association 4.230 1 .040
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.92.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Classification Tablea,b
Predicted
Pencegahan Keputihan
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 13.338 1 .000
Block 13.338 1 .000
Model 13.338 1 .000
Step 2 Step 12.247 1 .000
Block 25.585 2 .000
Model 25.585 2 .000
Step 3 Step 10.514 1 .001
Block 36.099 3 .000
Model 36.099 3 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
a
1 123.325 .125 .168
2 111.078b .226 .303
3 100.564c .303 .407
a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than
.001.
b. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than
.001.
c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than
.001.
Classification Tablea
Predicted
Pencegahan Keputihan
Kurang Baik Percentage Correct
Step 1 Pencegahan Keputihan Kurang 26 17 60.5
Baik 14 43 75.4
Overall Percentage 69.0
Step 2 Pencegahan Keputihan Kurang 18 25 41.9
Baik 4 53 93.0
Overall Percentage 71.0
Step 3 Pencegahan Keputihan Kurang 30 13 69.8
Baik 12 45 78.9
Overall Percentage 75.0
Predicted
Pencegahan Keputihan
Kurang Baik Percentage Correct
Step 1 Pencegahan Keputihan Kurang 26 17 60.5
Baik 14 43 75.4
Overall Percentage 69.0
Step 2 Pencegahan Keputihan Kurang 18 25 41.9
Baik 4 53 93.0
Overall Percentage 71.0
Step 3 Pencegahan Keputihan Kurang 30 13 69.8
Baik 12 45 78.9
Overall Percentage 75.0
a. The cut value is .500
Score df Sig.
Step 1 Variables sikap 3.826 1 .050
info 11.837 1 .001
dukung_ortu 11.356 1 .001
dukung_tenagasehat 2.854 1 .091
Overall Statistics 22.433 4 .000
Step 2 Variables sikap 1.724 1 .189
dukung_ortu 10.205 1 .001
dukung_tenagasehat 2.283 1 .131
Overall Statistics 13.021 3 .005
Step 3 Variables sikap 1.516 1 .218
dukung_tenagasehat 1.827 1 .177
Overall Statistics 3.100 2 .212