Anda di halaman 1dari 9

Resume Surveillance Kesehatan Masyarakat TM 3

“Pertimbangan Dalam Membangun Sistem Surveillance”

A. Pengertian Surveillance
Analisis secara sistematis dan dilakukan terus menerus terhadap penyakit atau
masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan,
penularan penyakit atau masalah kesehatan, agar dapat dilakukan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan serta
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program.
Surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan
agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan & pengendalian penyakit (Last,
2001).
Surveilans memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan
mengelola dengan efektif. Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa.
Surveilans dilakukan secara terus menerus tanpa terputus (kontinyu), sedang
pemantauan dilakukan intermiten /episodik. Dengan mengamati secara terus-menerus
dan sistematis maka perubahan-perubahan kecenderungan penyakit serta faktor yang
berpengaruh dapat diamati atau diantisipasi, sehingga dapat dilakukan langkah-
langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat.

B. Tujuan Surveillance
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah
kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi sejak dini lalu
dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Selain itu tujuan
surveilens sebagai berikut :
a. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit
b. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit untuk mendeteksi sejak dini
outbreak
c. Memantau kesehatan populasi serta menaksir besarnya beban penyakit (disease
burden) pada populasi
d. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring dan evaluasi program kesehatan
e. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan
f. Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).
C. Pengertian Sistem
Secara umum, Sistem adalah suatu kumpulan objek atau unsur-unsur atau
bagian-bagian yang memiliki arti berbeda-beda yang saling memiliki hubungan,
saling berkerjasama dan saling memengaruhi satu sama lain serta memiliki
keterikatan pada rencana atau plane yang sama dalam mencapai suatu tujuan tertentu
pada lingkungan yang kompleks.

D. Pengertian Sistem Surveillance


Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan
surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans
dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi
antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat
E. Jejaring Sistem

Komponen kegiatan surveillance :


 Jaringan yang baik
 Sumber daya manusia yang berkomitmen
 Definisi dan mekanisme pelaporan yang jelas
 Sistem komunikasi yang efisien
 Variabel epidemiologi yang pokok dan bermakna
 Dukungan laboratorium
 Umpan balik yang baik dan respon cepat

F. Perencanaan Surveillance

Dalam tahap perencanaan surveilans ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Menetapkan tujuan
Perencanaan sistem surveilans diawali dengan pemahaman yang jelas tentang
tujuan surveilans, misalnya dengan menjawab pertanyaan “apa yangingin
diketahui ?” dalam kesehatan masyarakat, surveilans bisa dikembangkan dengan
beberapa tujuan termasuk penilaian status kesehatan masyarakat, membuat
prioritas masalah kesehatan, evaluasi program dan penelitian.
Adapun kriteria dalam menentukan prioritas masalah adalah:
a) Frekuensi penyakit
- Insidens
- Prevalens
- Mortalitas
- Years of potential life lost
b) Keparahan penyakit (severity)
- Case Fatality Ratio
- Hospitalization Rate
- Disability Rate
c) Biaya langsung dan tidak langsung untuk pencegahan dan pengendalian
penyakit
d) Adanya pencegahan yang efektif
e) Dapat dikomunikasikan (Communicability)
f) Minat masyarakat (Public interest)
g) Isu yang muncul/kembali muncul (Emerging issues)
h) Berdasarkan kesepakatan (Consensus)
2. Mengembangkan definisi kasus
Tahap ini bertujuan untuk membimbing peneliti dalam melalui serial dari sub
langkah menuju tujuan dimana akan dikumpulkan oleh sistem yang digunakan.
Seberapa sering, dari sumber mana, dan menggunakan prosedur yang mana.
Definisi digunakan untuk masing-masing penyakit yang rencananya akan diamati.
Hal ini diperlukan untuk meyakinkan bahwa semua petugas kesehatan
menggunakan definisi dan kriteria yang sama untuk mendiagnosis suatu penyakit
spesifik.
Hanya menghitung kasus yang telah didiagnosis, perhitungan kasus yang telah
didiagnosis dilakukan oleh seorang petugas kesehatan. Hitung kasus tersebut
secara terpisah, tetapi jangan mencatat atau melaporkan kasus yang
telahdilaporkan oleh seseorang anggota masyarakat, kecuali jika telah
didiagnosisoleh pekerja kesehatan
Adapun unsur-unsur dalam menetapkan definisi kasus, yaitu:
a) Diagnosis klinis dan laboratoris
b) Kriteria PPT (person, place, time)
c) Gambaran epidemiologi penyakit
d) Dikategorikan berdasarkan tingkat kepastian diagnosis
(Suspected Probable Confirmed)
e) Sensitivitas dan spesifisitas tinggi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi definisi kasus adalah


a) Peningkatan pengetahuan
b) Perubahan kriteria dalam mendefinisikan kasus
3. Mengembangkan sistem pengumpulan data
Terdapat tiga jenis perlengkapan yang digunakan di dalam sistem surveilans rutin
dan sentinel, yaitu registrasi, kuesioner surve dan protokol pengujian kasus.
Dalam menetapkan sistem pengumpulan data berikut adalah hal yang harus
dilakukan :
 Memilih metode pengumpulan data
 Menyelaraskan sistem dan tujuannya
 Memilih waktu yang tepat
 Mengetahui tipe konsisi
 Menggunakan basis laboratorium untuk informasi
Setelah diketahui jawaban dari pertimbangan yang sudah disebutkan di atas,
maka selanjutnya adalah memilih sistem pengumpulan data yang ada 3 jenis,
yaitu:
 Sistem pencatatan vital
 Kumpulan data yang ada
 Register atau survei yang ada
Selain jenis-jenis sistem pengumpuan data, kita juga perlu mengetahui jenis-jenis
sistem surveilans dengan sifat-sifatnya, seperti:
a) Sistem surveilans pasif
- Sederhana
- Lebih murah dan mudah apabila dibandingkan dengan sistem surveilans
aktif
- Terbatas dalam variabel dan kurang komplit dalam pelaporan
- Mungkin kurang/tidak representatif
- Mungkin gagal dalam mengidentifikasi wabah
- Dapat menggambarkan trends penyakit
b) Sistem surveilans aktif
- Digunakan untuk kondisi penting tertentu
- Menjamin laporan lebih lengkap
- Mampu memvalidasi kerepresentatifan
- Dapat digunakan bersama investigasi epidemiologi khusus
- Lebih sulit dan mahal apabila dibandingkan dengan sistem surveilans pasif
- Dapat digunakan untuk periode yang singkat dengan tujuan tertentu
c) Sistem surveilans sentinel
- Dapat bersifat aktif maupun pasif
- Diaplikasikan pada suatu peristiwa/tempat tertentu
- Beberapa petugas terpilih untuk melaporkan peristiwa tersebut dalam
inerval periode tertentu
d) Sistem surveilans terbatas
- Berdasarkan waktu/laporan (identifikasi seluruh kasus)
- Memecahkan masalah spesifik bila ada keterbatasan waktu
- Berguna untuk alasan-alasan logistik dan ekonomis bila pelaksanaan
sistem surveilans pada asre geografi yang luas tidak memungkinkan untuk
dilakukan
4. Mengembangkan instrumen pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data seharusnya dapat digunakan oleh semua orang
dancocok dibuat format dengan bantuan komputer untuk setiap elemen data
sehingga memudahkan waktu analisis. Pengembangan dalam instrumen
pengumpulan data, yaitu apakah instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data tersebut sudah bersifat reliable dan lainnya

5. Menguji metode di lapangan


Sebagai sistem surveilans yang baru atau instrumen dan prosedur yang baru
dikembangkan, uji lapangan digunakan untuk melihat feasibility dan
acceptability. Hasil dari uji lapangan ini dapat memperlihatkan bagaimana suatu
informasi bisa didapatkan dan bisa mendeteksi kesulitan prosedur pengumpulan
data atau isi pertanyaan-pertanyaan yang khusus.
Adapun unsur-unsur pengujian di lapangan:
 Jenis data
 Sumber data
 Metode penumpulan data
 Prosedur untuk penaganan data
6. Mengembangkan pendekatan analisis data
Tentukan analisis yang dipakai. Analisis diawali dengan analisis epidemiologi
deskriptif (dengan variabel orang, tempat dan waktu). Analisis data sebaiknya
dilakukan pada tiap-tiap tingkatan sistem surveilans, jika kader mengartikan data
yang mereka kumpulkan mereka akan memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang kebutuhan komunitasnya.
7. Menentukan mekanisme diseminasi
Diseminasi adalah proses penyampaian informasi dari satu titik ke titik lain.
Untuk menyampaikan informasi dibutuhkan komunikasi yang baik antara
narasumber dengan audiens nya. Dalam tahap ini, pelaksana akan menentukan
bagaimana mekanisme penyampaian informasi tersebut.
Tahapan dalam diseminasi antara lain sebagai berikut:
 Menetapkan hal yang akan dikomunikasikan, dengan tujuan untuk
menentukan etiologi dan riwayat alamiah penyakit serta untuk mendeteksi
dan mengendalikan epidemi.
 Menentukan audiens. Yaitu menentukan siapa sasaran dari informasi yang
akan disampaikan. Misalnya praktisi kesehatan, penyedia pelayanan
kesehatan, organisasi profesi, pembuatan kebijakan, media, pendidik
 Memilih sarana. Pemilihan sarana untuk menyampaikan informasi, misalnya
media massa, media cetak.
 Memasarkan pesan. Merupakan upaya untuk menyajikan informasi, baik itu
berupa format grafik, tabel, dan lain-lain
8. Menilai dampak
Menilai dampak dari pesan yang disampaikan, apakah pesan tersebut sudah
dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi (evaluasi
proses)dan apakah informasi itu memiliki efek yang menguntungkan terhadap
masalah kesehatan masyarakat  menjadi perhatian (evaluasi dampak)
9. Menentukan metode evaluasi
Pada tahap ini menentukan metode evaluasi seperti apa yang akan dilakukan.
Dalam evaluasi surveilans ini ada beberapa hal yang harus dilakukan
 Sensivitas
 Ketepatan waktu pelaksanaan surveilans
 Representatif
 Nilai duga positif
 Daya terima
 Keluwesan
 Kesederhanaan
 Tindakan yang tepat
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1479/Menkes/SK/X/2003


tentang pedoman penyelenggaraan system surveilans epidemiologi penyakit menular
dan penyakit tidak menular, Jakarta, 2004

Murti, Bhisma. 2020. Bab 5; SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT. Solo. Fakultas


Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret

Amirudin, Ridwan. 2013. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Bogor. PT Penerbit IPB Press

Mahkotra, Renti. Perencanaan Sistem Surveilans Kesehatan Masyarakat. PPT. FKM UI

Anda mungkin juga menyukai