Anda di halaman 1dari 25

TM-1 KONSEP DASAR EPID PENYAKIT

A. Pengertian
- Penyakit dengan riwayat alami yg panjang, tak dpt sembuh spontan & sempurna
- Karakteristik umum:
- etiologi tak tentu, faktor risiko ganda,
- masa laten & sakit panjang, tak menular, gangguan fungsi/ cacat
- Ada kerangka kerja pengendalian praktis
- Peran kesmas lebih terfokuskan pd peny tertentu, dg keluarkan:
- Penyakit menular (AIDS, TBC)
- Penyakit mental (ketergantungan obat, akibat kerja & lingkungan).
- Batasan tsb lebih tertuju utk efisiensi, bukan kerjasama org pelaksana.
- Kausa PTM tak jelas, tapi faktor risiko individu utk peny utama tlh diidentifi
B. Penyakit Dan Faktor Risiko

Faktor Penyakit
Risiko
C-V Ca PPOM DM Cerosis Peny otot Kel
& sendi Nero

Perokok + + +

Alkohol + + +

Kolesterol +

Hipertensi +

Diet + + ? ? + + +

Krg Gerak + + + +

Gemuk + + + + +
Stress ? ?

Rokok ? +
fasif

R- kerja + + ? + ?

Polusi + + +

Sosek + + + + +
rendah

C. Goal pengendalian PTM


- Turunkan insiden penyakit
- Perlambat onset cacat
- Turunkan keganasan penyakit
- Perpanjang kehidupan individu
- Prevalensi penyakit & cacat turun
- harap hidup yg meningkat
- PTM pengaruhi porsi hidup yg lebih kecil
- Kebutuhan layanan medis menurun
- Asumsi rentang kehidupan relatif terikat
D. Model beban PTM masa datang
- Rerata umur onset PTM tak berubah, kematian lambat & lama hidup diperpa-
njang dlm kondisi kronik.
- Perkuat semangat hidup dg menekan morbiditas
- Goal utama upy kesmas: Cegah cacad
- Upaya utama adalah pencegah bukan pengobatan & perbaiki kualitas hidup
E. Tujuan Strategis
- Tujuan strategis kendali PTM ubah persepsi publik: PTM dapat dicegah.
- Upaya terbaik turunkan PTM adalah modifikasi faktor risiko individu.
- Perilaku lebih mudah dimodifikasi pd anak & remaja disekolah (Pengalaman peny
menular)
F. Makna cegah dan kendali
- Mitos Yunani ttg dua putri Askulapius:
- Panasea mengobati penduduk yg sakit
- Hygeia ajarkan hidup bijak & lindungi kesehatan
- Kini penesia wakili aktivitas sistem pelayanan medis
- Hygeia wakili aktivitas promosi & pencegahan penyakit.
- Riwayat alami penyakit sediakan kerangka kerja menyeluruh metoda pencegah.
- Perjalan PTM: kondisi bebas peny, perubah biologik asimpt, sakit klinik, cacat &
kematian
- Model perjalan PTM linier & sederhana
- Manifestasi fisik & sosial interaksi spontan & komplek tahap PTM yg berbeda
- Pencegahan: intervensi dilakukan sebelum sakit atau pada periode dini
- Pengendalian: intervensi pada periode lanjut yg perkuat upaya cegah di populasi
- Batas keduanya tidak tegas, makna saling terkait dan sering tertukar
- Tingkat pencegah & pengendalian sesuai dengan tahapan perjalan penyakit.
G. Metode cegah dan kendali

Strategi Pencegah Pencegah Pencegah


Pencegah Primer sekunder Tertier

↓ ↓ ↓

Status Rentan → Sakit tmpa → Sakit dg gejala


Penyakit gejala

↓ ↓ ↓

Dampak Kurangi Kurangi Kurangi


insiden prevalensi & komplikasi / cacat
penyakit Konsekuensi

H. Upaya Kesehatan
Level Upaya Kesehatan Tujuan Sasaran
pencegahan

Pimer Promosi Mencegah penyakit Orang sehat belum berisiko

Perlindungan Mencegah penyakit Orang sehat berisiko


Khusus

Sekunder Diagnosis dini Hentikan perjalanan Orang sakit dengan


Tunda segera Penyakit perjalanan penyakit yg
dapat dihentikan

Tertier Pembatasan Cacat Membatasi cacat Orang dengan perjalanan


penyakit yg tak dapat
dihentikan

Rehabilitasi Kembalikan fungsi Orang dengan perjalanan


penyakit yg tak dapat
dihentikan

I. Potensi dan efektifitas pengendalian PTM


- di AS, 1987, kontribusi rokok, hipertensi & diet jelek thd kematian dini (73%)
- Kematian AIDS ubah proporsi terkini
- Dg perluasan prog promosi & cegah, potensi pengendalian PTM tetap tinggi
- Perlu strategi yg lebih efektif utk bantu penduduk adopsi gaya hidup sehat
- Berbagai eviden lihatkan promosi & cegah lebih efektif kendalikan PTM
- Misal: konseling dokter berpengaruh kuat hentikan merokok
- Peluangnya kendalikan PTM lebih besar daripada yankes.
- Sasaran utama intervensi; rokok, hiper-tensi, alkohol, nutrisi, aktifitas fisik
- Konsep laju usia spesifik & kemampuan cegah penyakit tekankan upaya pencegah
- Kurangi kesenjangan status kesehatan penduduk kaya & miskin
- Tingkatkan akses yankes & upaya pencegah juga dibiayai oleh askes.
- Th 2000, di AS, 356 sasaran tertumpu pd promosi & pencegahan
- Perlu kerjasama agen kesehatan pusat, provinsi & kabupaten & komunitas.
- Model standar komunitas 2000:
- Dirancang utk tempatkan objektif tsb ke dlm praktek masyarakat.
- sediakan piranti komunitas utk sesuaikan tujuan nasional dg kebutuhan & sb
daya lokal.
- Panduan standar layanan pencegah tersedia.
- Periksa kesehat berkala (Kanada, 1976)
- Panduan pencegahan klinik primer (upaya cegah > 100; kondisi target 60
(US 1989) .
- Intervensi primer berpotensi perbaiki kesehatan lebih besar daripada intervensi
sekunder.
- Perbesar peranan petugas cegahan primer dari hanya diagnosis & pengobatan
- Masukan konseling & tanggung jawab kesmas yg lebih besar.
J. Tantangan pengendalian terkini
- Informasi PTM
- Riset aplikatif
- Kurangi diparitas pd penduduk khusus
- Pilih & pantau perilaku sehat
- Kebijakan sosial & politik
- Komunikasi risiko sehat
- Cacad sebagai konsekuensi PTM
- Pendekatan risiko & berbasis populasi
- Biaya Pelayanan Kesehatan
- Akses pd Yankes
K. Informasi
- PTM bukan prioritas jika tak ada data insiden & prev.
1. Peran Surveilens identifikasi risti, nilai menfaat interv & identifi PTM baru
2. Sumber utama data PTM pd ras & etnis adalah data mortalitas.
 Data morbid & kualitas hidup perlu utk prediksi beban total
 Data faktor risiko PTM utama perlu utk disain prog intervensi.
 Status fungsi & cacad dlm masyarakat utk nilai dampak intervensi
L. Riset dan aplikatif
- Riset aplikatif sediakan eviden kuat tentang metoda intervensi Kesmas.
- Efisiensi sering lebih penting dari efektifitas metoda intervensi
- Tingkatkan manfaat pencegahan dg perluas penggunaan pd tingkat komunitas
& Yankes.
- Ubah studi kesmas dari cari eviden ke implementasi & evaluasi program
kesmas .
M. Kurangi kesenjangan pada populasi khusus
- Sejak abad 12, kemiskinan berpengaruh kuat thd kesakitan, cacad & kematian.
- Kematian terkini pd kulit hitam (70%) > putih
- Kontribusi PJK, Stroke, Ca, DM, Cerosis, cedera & homocide thd kematian 60%.
- Penyebab: kepadatan, pendidikan rendah, pelayan medik jelek & polusi
lingkungan
- Determinan: perubah sosikultur, stres & perilaku terkait stres & pelayan medis
substandar.
N. Perilaku Sehat
- Bukti ilmiah tentang pengaruh prilaku thd PTM makin banyak.
- Individu harus bertangungjawab lebih besar thd kesehatan mereka
- Utk bantu individu adopsi & pelihara prila-ku sehat, perlu dukungan norma &
pesan.
O. Kebijakan Sosial dan Politik
- Kebijakan sosial & politik perlu fasilitasi & dukung lingkungan sehat.
- Arahkankan pd isu yg luas; regulasi rokok di tempat umum & label makanan.
- Pendekatan risiko yg berbasis populasi
P. Komunikasi risiko kesehatan
- Komunikasi akurat faktor risiko & menfaat prila-ku sehat diperlukn utk
mobilisasi dukungan kebijak cegah PTM & cacad.
- Ancaman risiko dirasakan serius jika:
- FR bukan pilihan individu
- FR tak diketahui atau tak familier
- FR berhub dg akibat dramatik & segera.
- Contoh: Merokok adalahpilihan individu, diterima sebagai perilaku sosial &
penyakit terjadi setelah bertahun-tahun.
Q. Cacat akibat PTM
- Perlu intervensi efektif utk bantu pasien yg cacad beradaptasi & independen.
- Cacad adalah kondisi sehat terbatas yg penga-ruhi aktifitas normal atau
kemampuan kerja.
- Di AS, > 33 juta alami cacad akibat PTM.
- Cacal sering pd kelo usila, wanita, sosek rndh.
- Pengendalian PTM penting, populasi menua & cacad meningkat sesuai umur.
R. Pendekatan risiko berbasis populasi
- Keuntungan Interv PTM pd rmasy umum:
- FR utama PTM biasanyua ditemukan pd sebagian besar populasi.
- Kasus banyak berasal dari kelompok risiko rendah & sedang
- Perubahan pd kelompok tsb turunkan frekuensi peny secara menyeluruh
- Upaya pemasaran sosial & sangsi norma sosial lebih mudah pd seluruh populasi .
- Indentif akurat risti terkadang mahal.
- Contoh kolesterol
- Tujuan program berbasi populasi turunkan kolesterol yg normal, moderat &
tinggi
- Intervensi dilakukan melalui:
- Ubah prilaku (diet, pengolahan & penyajian makanan)
- Modifikasi lingkungan (Kontak sosial, Sangsi positif, labelan makanan,
makanan sehat
S. Biaya yankes
- Biaya yankes yg tinggi paksa utk periksa ulang prioritas yankes & proyeksi
menfaat alokasi sumber daya alternatif .
- Di AS biata yankes sekitar $ 660 miliar (12,2% GNP) sekitar $ 2600 per person
years.
- Sebagian besar utk biaya teknologi diag & obat baru (rengkin 1)
- Bandingkan dg alokasi utk kematian bayi (renking 21) & harapan hidup
(rangking 19)
T. Akses pada yankes
- Di AS , tiap tahun sekitar 19 juta org sulit dapat yasnkes & 1 juta ditolak ketika
mereka butuh.
- Sekitas 37 juta org (15% ) tak punya asuransi.
- 10,9 jita antaranya tak penuhi kriteria medicaid.
- Sejak 1980 yg tak berasuransi tumbuh > 29%.
- 62 % org di antaranya darI keluarga dg pekerja 1 org dewasa, dg hasil dibawah
grs kemiskinan.
- Agenda kebijahan kesehatan utk pddk Amerika, kualisi 172 org public & privat
- Mereka sepakat perbaiki: sistem yankes, kreteria kelayakan medicaid,
standarisasi menfaat & pembayaran asuransi.
- Berbagai proposal yg sediakan cakupan utk semua pddk AS kini sedang
dipersiapkan.
- Perubahan substansial pd biaya akses yankes, kemungkinan mengambil tempat
pd 1990 an..
U. Tantangan terkini pengendalian PTM
- Perubahan profil demog ubah sistem yankes & pencegahan
- Di AS 1988-2008, usila meningkat 25%
- Sp 2015, proporsi pddk 34-54 th meningkat, setelah itu menurun
- Prevalensi limitasi aktifitas & PTM meningkat sesuai umur
- Kemampuan aktivitas utama turun & tergantung akibat peningkatan PTM
- Usila & penderita PTM kel minoritas tingkatkan aksas yankes.
- Perlu ubah sistem yankes & strategi cegah PTM & cacad
- Banyak area prioritas berhubung secara spesifik dg PTM & faktor risikonya.
- Utk penuhi peran baru kesmas perlu paham lebih baik thd perilaku & hubungan
dg PTM
- Kendali & promosi PTM akan dilenjutkan di suatu populasi yg konprontasi isu
persamaan dg jamin semua pdd terakses dg yanmedis & cegahan & buat cegah
peny sbg norma sosial.
- Prespektif strategi pencegahan terkini menargetkan penya dan faktor risiko yg
menyebabkan kematian tertinggi.
- Strategi pencegahan tambahan perlu dikembangkan utkk kurangi cacad yg
disebabkan PTM.
- Ukuran morbiditas & kualitas hidup akan melayani sebagai dampak penting
utk porog yang ditujukan mengendalika nm PTM & mencegah cacaf
- Pemahanan ttg PTM telah memadai utk menurunkan morbiditas dan mortalitas .
V. Konsep kausalitas (Brandford Hill)
- Kekuatan Asosiasi (strength of association) : Adalah korelasi yang kuat
cenderung bersifat kausal korelasi yang lemah bersifat nonkausal (tidak selalu
benar). Kekuatan asosiasi ini menjelaskan bahwa semakin kuat asosiasi, maka
semakin sedikit hal tersebut dapat merefleksikan pengaruh dari faktor-faktor
etiologis lainnya.
- Kemungkinan biologis (biological plausibility) : Adalah perubahan yang
meningkat dalam konjungsi dengan perubahan kecocokan dalam penularan
verifikasi terhadap hubungan dosis-respon, konsisten dengan model konseptual
yang dihipotesakan harus ada penjelasan yang rasional untuk korelasi yang
terlihat antara pajanan dan outcome.
- Konsistensi (consistency of association) : Jika kondisi yang sama terus terlihat
pada sejumlah populasi yang berbeda berdasarkan tipe-tipe penelitian
epidemiologi yang berbeda. Konsistensi menjelaskan replikasi dari temuan oleh
investigator yang berbeda, saat yang berbeda, dalam tempat yang berbeda,
dengan memakai metode berbeda dan kemampuan untuk menjelaskan dengan
meyakinkan jika hasilnya berbeda.
- Temporalitas (temporality) : yaitu kemampuan untuk mendirikan kausa dugaan
bahkan pada saat efek sementara dari sebuah penyakit diperkirakan akan muncul,
ada anggapan bahwa kausa mendahului efek (akibat).
- Derajat biologis (dose response) : Adalah kondisi dimana ketika pajanan
meningkat, kemungkinan terjadinya hasil akhir juga meningkat.
- Spetifitas hubungan (specificity of association) : Yaitu keadaan dimana satu
penyebab menimbulkan satu efek terdapat hubungan yang melekat antara
spesifisitas dan kekuatan penularan penyakit, yang mana semakin akurat dalam
mendefinisikan penyakit dan penularannya, semakin kuat hubungan yang diamati
tersebut. Tetapi, fakta bahwa satu agen berkontribusi terhadap beberapa penyakit
menular dan agent tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
- Pertalian (coherence) : kriteria ini merupakan kombinasi antara consistency dan
plausibility.
- Bukti eksperimental (experimental evidence) : hubungan yang dihasilkan dari
studi eksperimental memiliki arti yang penting dalam pegambilan kesimpulan.
Namun, pada kriteria ini tidak selalu dapat digunakan.
- Analogi (analogy) : Yaitu hubungan sebab akibat sudah terbukti untuk penyabab
atau penyakit serupa.
W. Ukuran epidemiologi

Secara garis besar, ukuran epidemiologi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Morbidity
(Angka Kesakitan) dan Mortality (Angka Kematian). Berikut penjelasan dari masing-
masing jenis tersebut.
- Morbidity (angka kesakitan)
Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi &
Prevalensi dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap
kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
Secara umum, terdapat 2 jenis cara pengukuran Morbidity, yaitu secara
Insidensi/Incidence dan Prevalensi/Prevalence.
1. Insidence/Insidensi

gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan


pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung
angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang :
 Data tentang jumlah penderita baru.
 Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru(Population at Risk)
(Aditya Setyawan, 2008).
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
(Aditya Setyawan, 2008).
a. Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan. Rumus:

K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)

Manfaat Incidence Rate adalah :


 Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
 Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi
 Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan.
b. Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama. Rumus:
Manfaat Attack Rate adalah:
 Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
 Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan
Penyakit tersebut.

c. Secondary Attack Rate


Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.
Digunakan dalam menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi
yang kecil (misalnya dalam Satu Keluarga). Rumus:

2. Prevalence/Prevalensi

Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada
perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa
memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan Resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya
bukanlah suatu rate yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena
penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
Secara umum nilai prevalensi dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Period Prevalence Rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate
hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya
pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus:

b. Point
Prevalence
Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus:

Hubungan Antara Prevalensi & Insidensi


Angka Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/durasi
penyakit. Lamanya sakit/durasi penyakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit
sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu sembuh, mati ataupun kronis. Hubungan
ketiga hal tersebut dapat dinyatakan dengan rumus:
Rumus hubungan Insidensi dan Prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2
syarat, yaitu:
a. Nilai Insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan atau tidak
menunjukkan perubahan yang mencolok.
b. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil atau tidak menunjukkan
perubahan yang terlalu mencolok.

- Mortality (angka kematian)

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu:
(Aditya Setyawan, 2008).
1. Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
2. Status penyakit,
3. Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan,
Bencana Alam, dsb).
Macam-macam jenis angka kematian (mortality rate) dalam epidemiologi adalah
sebagai berikut (Aditya Setyawan, 2008).
1. Crude Death Rate/CDR (Angka Kematian Kasar/AKK)
Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu
yang bersangkutan. Istilah Crude (bahasa Inggris) yang berarti kasar, digunakan
karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau
variable lain. Rumus:

2. Perinatal Mortality Rate/PMR (Angka Kematian Perinatal/AKP)


PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan
28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang
dari 7 hariyang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama ( WHO, 1981 ). Rumus:
Manfaat PMR adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
PMR adalah :
a) Banyaknya Bayi BBLR
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan social ekonomi
d) Penyakit infeksi, terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan

3. Neonatal Mortality Rate/NMR (Angka Kematian Neonatal/AKN)


Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama
1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Rumus:

Manfaat NMR adalah untuk mengetahui :


a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
b) Program imunisasi
c) Pertolongan persalinan
d) Penyakit infeksi, terutama Saluran Napas Bagian Atas.

4. Infant Mortality Rate/IMR (Angka Kematian Bayi/AKB)


Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaatnya
adalah sebagai indicator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Rumus:
5. Under Five Mortality Rate/UFMR (Angka Kematian Balita)
Adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk
balita pada tahun yang sama. Manfaatnya adalah untuk mengukur status kesehatan
bayi. Rumus:

6. Post-Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca-Neonatal)


Adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000
kelahiran hidup dalam satu tahun. Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk
menelusuri kematian di Negara belum berkembang , terutama pada wilayah tempat
bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi
nutrisi, dan penyakit infeksi. Rumus:

7. Fetal Death Rate (Angka Kematian Janin/Angka Lahir Mati)


Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya
janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau
tidak menunjukkan tanda – tanda kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal.
Tanda –tanda kehidupan biasanya ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak
Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter.
Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan
dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Rumus:

8. Maternal Mortality Rate/MMR (Angka Kematian Ibu/AKI)


Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan,
persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :
a) Social ekonomi
b) Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas
c) Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil
d) Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.
Rumus:

9. Age Spesific Mortality Rate/ASMR


Manfaat ASMR/ASDR adalah :
a) Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan
melihat kematian tertinggi pada golongan umur.
b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.
c) Untuk menghitung rata – rata harapan hidup.

10. Cause Spesific Mortality Rate (CSMR)


Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka
waktu tertentu (1 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut. Rumus:

11. Case Fatality Rate/CFR


Adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab
penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada
tahun yang sama. Digunakan untuk mengetahui penyakit –penyakit dengan tingkat
kematian yang tinggi.
Rumus:

X. Desain studi epidemiologi

- Studi Observasional
Observasional studi merupakan salah satu tipe studi epidemiologi. Terdapat dua jenis
penelitian observasional yaitu deskriptif dan analitik. Jenis penelitian analitik terdapat
beberapa tipe yaitu cross sectional, case control dan cohort.
a. Cross sectional. Studi cross sectional (potong lintang) disebut juga survei sampel,
sering digunakan untuk memperkirakan prevalensi penyakit atau faktor resiko di
suatu populasi. Dengan membandingkan prevalensi penyakit di antara kelompok-
kelompok populasi, yang diklasifikasikan berdasarkan pemaparan terhadap suatu
faktor risiko. Keunggulan utama dari survai sampel adalah penyelesaian
pengumpulan data yang cepat dan efisien (tidak melakukan follow up), tetapi
penalaran hubungan sebab- akibat sulit dilakukan karena pengukuran kejadian
penyakit dan pemaparan faktor resiko dilakukan pada waktu yang bersamaan.
- Kelebihan
Jenis observasi studi ini bisa digunakan untuk penelitian analitik dalm bidang
kesehatan. Contohnya adalah:
• Penyakit atau masalah kesehatan, atau efek.
• Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut, yakni faktor penyebab
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
• Agen penyakit.
Studi ini representatif dalam mendeskripsikan karakteristik populasi daripada
studi case control atau cohort. Selain itu, studi jenis ini juga lebih efisien untuk
merumuskan hipotesis baru.
- Kekurangan
Studi jenis ini adalah penelitian ini paling mudah untuk dilakukan dan sangat
sederhana. Pengujian hipotesis kausal juga tidak seakurat cohort dan case control,
karena ketidakpastian sekuensi temporal antara paparan dan penyakit.
• Diperlukan subjek penelitian yang besar.
• Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
• Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
• Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan penelitian cross sectional yang lain.

b. Case control. Studi case control dimulai dari menemukan kasus penyakit tertentu
di populasi, kasus-kasus penyakit tersebut diidentifikasi saat mereka terdiagnosis
(incident cases) atau dikumpulkan setelah periode tertentu (cumulative cases), )
lalu dicari apakah kasus tersebut sebelumnya terpapar suatu faktor risiko
(exposure) atau tidak, kemudian dipilih kontrol sebagai pembanding atau acuan
yaitu individu yang tidak menderita sakit. Pengukuran efek didasarkan atas
perbandingan odds terpapar faktor risiko di antara kasus yang menderita sakit dan
kontrol. Rancangan case control ini relatif cepat, tidak terlalu mahal dan
memberikan hasil yang cukup akurat. Rancangan ini sesuai untuk kasus-kasus
yang jarang terjadi (rare disease).

Eksposur (+)
Eksposur (-)
K populasi
Eksposur (+) a
s
Eksposur (-) u
K
s
a
Sebagai contoh, penelitians Herbst yang mengamati keterkaitan pemakaian
u
diethylstillbestrol selamas kehamilan dan timbulnya karsinoma vagina pada anak
yang dikandung setelah mereka lahir dan melewati masa remaja, dengan
membandingkan risiko kanker tersebut dengan kontrol, yakni mereka yang
sepadan umur dan tidak menderita kanker.

Karsinoma vagina
+ -
a b
Pemakaian +
diethylstill c d
bestrol -

OR = ad/bc
- Kelebihan
• Studi kasus kontrol kadang atau bahkan menjadi satu-satunya cara untuk
meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang, atau bila
penelitian prospektif tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sumber
atau hasil diperlukan secepatnya.
• Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
• Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien.
• Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus
dalam satu penelitian (bila faktor risiko tidak diketahui).
• Tidak mengalami kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau
kohort.
- Kekurangan
• Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan
daya ingat atau catatan medik. Daya ingat responden menyebabkan
terjadinya recall bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami
efek cenderung lebih mengingat pajanan faktor risiko daripada responden
yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik
rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat
(objektivitas dan reliabilitas pengukuran variabel yang kurang).
• Validasi informasi terkadang sukar diperoleh.

• Sukarnya meyakinkan bahwa kelompok kasus dan kontrol sebanding


karena banyaknya faktor eksternal / faktor penyerta dan sumber bias
lainnya yang sukar dikendalikan.
• Tidak dapat memberikan incidence rates karena proporsi kasus dalam
penelitian tidak mewakili proporsi orang dengan penyakit tersebut dalam
populasi.
• Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel dependen,
hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
• Tidak dapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil pengobatan.
c. Cohort
Dalam rancangan cohort, subyek penelitian diikuti sejak mereka semua masih
terbebas dari penyakit yang diteliti. Di antaranya terdapat subyek penelitian yang
terpapar suatu faktor risiko dengan intensitas yang mungkin bervariasi, ada yang
sama sekali tidak terpapar faktor risiko tersebut. Masing-masing kelompok diikuti
(follow up) untuk mengetahui apakah muncul outcome berupa penyakit.
Pengukuran efek didasarkan dari perbandingan risiko antara subyek yang terkena
penyakit karena terpapar faktor risiko terhadap populasi yang terkena penyakit
tetapi tidak terpapar suatu faktor risiko.
Penyakit (+)
Eksposur (+)
Penyakit (-)

populasi
Penyakit (+)
Eksposur (-)
Penyakit (-)

- Kelebihan
• Study cohort adalah kesesuainnya dengan logika studi eksperimental dalam
membuat inferensi kausal yaitu penelitian dimulai dengan menentukan
faktor penyebab diikuti dengan akibat. Karena pada saat dimulai penelitian
telah dipastikan bahwa semua subjek tidak berpenyakit.
• Peneliti dapat menghitung laju insidensi, sesuatu hal yang hampir tidak
mungkin dilakukan pada studi case control, sehingga perhitungan  rasio
laju insidensi harus didekati dengan rasio odds.
• Studi cohort sesuai untuk meneliti paparan yang langka. Dalam hal ini
rancangan yang efisien adalah memilih subjek berdasarkan status paparan,
untuk memastikan diperolehnya ukuran sample yang cukup untuk menguji
hipotesis.
• Studi cohort memungkinkan peneliti mempelajari jumlah efek secara
serentak.
• Karena bersifat opserfasional maka tidak ada subjek yang sengaja dirugikan
karena tidak mendapat terapi yang bermanfaat, atau mendapat paparan
faktor yang merugikan kesehatan.
- Studi Eksperimental
Tipe studi epidemiologi lainnya adalah eksperimental. Epidemiologi eksperimental
secara umum terdiri dari Uji klinik (randomized control trial/RCT) dan uji pencegahan
(preventive trial). RCT digunakan untuk menilai daya guna tindakan kesehatan (obat,
prosedur terapi) sedangkan uji pencegahan misalnya uji vaksin untuk menilai daya guna
(efficacy) vaksin.

Rancangan RCT biasanya digunakan untuk mengevaluasi program pereventif atau


terapi yang baru. Pada studi ini subyek dialokasikan secara random menjadi kelompok
terapi dan kelompok kontrol. Lalu diamati outcome yang diinginkan. Rancangan studi ini
sebagai berikut :

terapi outcome
populasi

kontrol

- Deskriptif

Epidemilogi deskriptif akan menjawab pertanyaan berikut ini :


1. What, yaitu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dan berapa besarnya
masalah kesehatan masyarakat, maka jawabannya akan menyusun
masalahkesehatan.
2. Who, yaitu siapa yang terkena masalah kesehatan.Tentunya yang terkena masalah
kesehatan masyarakat adalah masyarakat atau sekelompok manusia yang menjadi
host penyakit. Manusia yang akan dibahas adalah karakteristiknya, meliputi jenis
kelamin, usia, paritas, agama, ras, genetika, tingkat, pendidikan, penghasilan, jenis
pekerjaan, jumlah keluarga, dan lain-lain.
3. When, yaitu kapan masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah
menjelaskan waktu (time) dengan karakteristik periode penyakit/gangguan
kesehatan jangka pendek (ukuranya detik, menit, jam, hari, minggu),
jangkapanjang (bulan, tahun), perode musiman dll.
4. Where, yaitu dimana masyarakat terkena masalah kesehatan. Jawabannya adalah
menjelaskan tempat (place) dengan karakteristik tempat tinggal, batas
geografis,desa-kota, batas administratif dll.
Metode yang digunakan untuk mempelajari epidemiologi deskriptif adalah
surveilans epidemiologi, screening, studi prevalensi, penelitian deskriptif,
penyelidikan wabah. Surveilans epidemiologi adalah pengamatan yang dilakukan
secara terus menerus untuk menentukan tindakan terhadap masalah yang diemukan.
Screening adalah kegiatan untuk mendeteksi dini suatu penyakit/masalah kesehatan
yang secara klinis belum ditegakkan diagnosisnya. Penilitian deskriptif adalah studi
epidemiologi yang bertujuan menggambarkan masalah kesehatan (pola distribusi
penyakit) berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu tanpa mencari faktor-faktor
penyebabnya. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor sosio-demografi
(umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan), gaya hidup (pola/jenis
makanan, pemakaian obat-obatan, perilaku seksual),dll.
Hasil yang didapat dari penelitian epidemiologi adalah gambaran tentang
suatu kondisi masalah kesehatan yang digunakan untuk menyusun hipotesis.
Manfaat epidemiologi deskriptif adalah :
1. Memberikan masukan tentang pengalokasian sumber daya dalam rangka
perencanaan yang efesien.
2. Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa suatu variabel
adalah faktor resiko penyakit ( perlu diuji lebih lanjut pada studi analitik)
3. Dapat digunakan sebagai bukti ilmiah inferensi hubungan kausal (sebab akibat)
Contoh penelitian deskriptif : ingin mengetahui frekuensi (banyaknya) jumlah
penyakit DBD disuatu daerah. Untuk itu dikelompokkan berdasarkan umur, jenis
kelamin, tempat dan waktu.

- Analitik

Epidemiologi analitik akan menjawab pertanyaan


1. Why: Mengapa Masalah kesehatan dapat terjadi maka untuk menjawabnya perlu
dianalisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam perjalanan suatu penyakit. Faktor
tersebut tidak terlepas dari variabel orang, waktu & tempat
2. How : bagaimana proses timbulnya masalah kesehatan itu dapat terjadi dan
berkembang di masyarakat. Hubungannya dengan agen, vektor, sumber infeksi dll
3. What now: apa yang selanjutnya dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut.
Kegiatan epidemiologi analitik merupakan kelanjutan dari epidemiologi
deskriptif yang digunakan untuk membuktikan hipotesis, sehingga metode yang
digunakan bertujuan untuk membuktikan hipotesis korelasi antara 2 variabel/lebih.
Pembuktiannya didukung oleh fakta atau data empiris yang ada.
Hasil dr penelitian analitik :
1. Jawaban sebab akibat atau pengaruh suatu faktor resiko terhadp efek yang
dihasilkan.
2. Berdasarkan hasilnya, orang akan dapat menganalisis lebih lanjut hubungan
kausal suatu penyakit sehingga dapat dicari upaya untuk mengatasi masalah
kesehatan tersebut.
Manfaat epidemiologi analitik;
1. Memberikan jawaban hipotesis hbungan kausal (sebab akibat)
2. Memberikan jawaban ttg proses terjadinya suatu masalah kesehatan
3. Dapat digunakan sebagai bukti ilmiah hubungan kausal (sebab akibat)
4. Masukan ttg evaluasi suatu program kesehatan
5. Masukan utk menentukan upaya pemecahan masalah kesehatan
Contoh epidemiologi analitik ingin mengetahui penyebab timbulnya penyakit
malaria di suatu daerah, maka dibandingkanlah antara bagaimana keadaan lingkungan
daerah yang terjangkit dengan daerah yang tidak terjangkit penyakit malaria
Deskriptif Analitik
1. Pemaparan data tentang 1. Pemaparan data tentang
mortalitas dan morbiditas mortalitas dan morbiditas
penyakit dan data kondisi penyakit dan data kondisi
kesehatan lain kesehatan lain, meliputi
2. Pemaparan data dalam bentuk keselurahan data karakteristik
tabulasi yang tersusun secara deskriptif, ditambah karakteristik
statistik analitik pada pada butir-butir
3. Kompilasi data tabulasi menurut tertentu
berbagai variabel : 2. Mengadakan berbagai penelitian
a.) Man (groups of men) menurut metode epidemiologi
b.) Place sepeti kohort, case control,
c.) Time screening test, dan lain-lain
4. Mengadakan analisis tabulasi 3. Mengadakan analisis dan uji
tanpa uji inferensial dan tanpa inferensial dari data yang diteliti
membahas hubungan sebab- 4. Melakukan analisis untuk
akibat mencari korelasi sebab-akibat
5. Mengembangkan pengetahuan
dan prosedur penanganan
masalah letupan dan endemisitas
penyakit dengan cara-cara baru
yang lebih operasional

Anda mungkin juga menyukai