A. Pengertian
- Penyakit dengan riwayat alami yg panjang, tak dpt sembuh spontan & sempurna
- Karakteristik umum:
- etiologi tak tentu, faktor risiko ganda,
- masa laten & sakit panjang, tak menular, gangguan fungsi/ cacat
- Ada kerangka kerja pengendalian praktis
- Peran kesmas lebih terfokuskan pd peny tertentu, dg keluarkan:
- Penyakit menular (AIDS, TBC)
- Penyakit mental (ketergantungan obat, akibat kerja & lingkungan).
- Batasan tsb lebih tertuju utk efisiensi, bukan kerjasama org pelaksana.
- Kausa PTM tak jelas, tapi faktor risiko individu utk peny utama tlh diidentifi
B. Penyakit Dan Faktor Risiko
Faktor Penyakit
Risiko
C-V Ca PPOM DM Cerosis Peny otot Kel
& sendi Nero
Perokok + + +
Alkohol + + +
Kolesterol +
Hipertensi +
Diet + + ? ? + + +
Krg Gerak + + + +
Gemuk + + + + +
Stress ? ?
Rokok ? +
fasif
R- kerja + + ? + ?
Polusi + + +
Sosek + + + + +
rendah
↓ ↓ ↓
↓ ↓ ↓
H. Upaya Kesehatan
Level Upaya Kesehatan Tujuan Sasaran
pencegahan
Secara garis besar, ukuran epidemiologi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu Morbidity
(Angka Kesakitan) dan Mortality (Angka Kematian). Berikut penjelasan dari masing-
masing jenis tersebut.
- Morbidity (angka kesakitan)
Di dalam Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi &
Prevalensi dan berbagai Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap
kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka
Insidensi dan Angka Prevalensi
Secara umum, terdapat 2 jenis cara pengukuran Morbidity, yaitu secara
Insidensi/Incidence dan Prevalensi/Prevalence.
1. Insidence/Insidensi
2. Prevalence/Prevalensi
Adalah gambaran tentang frekwensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada
perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa
memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan Resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya
bukanlah suatu rate yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena
penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan.
Secara umum nilai prevalensi dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Period Prevalence Rate
Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate
hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya
pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus:
b. Point
Prevalence
Rate
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus:
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk Kematian.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu:
(Aditya Setyawan, 2008).
1. Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
2. Status penyakit,
3. Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat (Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan,
Bencana Alam, dsb).
Macam-macam jenis angka kematian (mortality rate) dalam epidemiologi adalah
sebagai berikut (Aditya Setyawan, 2008).
1. Crude Death Rate/CDR (Angka Kematian Kasar/AKK)
Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu
(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu
yang bersangkutan. Istilah Crude (bahasa Inggris) yang berarti kasar, digunakan
karena setiap aspek kematian tidak memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau
variable lain. Rumus:
- Studi Observasional
Observasional studi merupakan salah satu tipe studi epidemiologi. Terdapat dua jenis
penelitian observasional yaitu deskriptif dan analitik. Jenis penelitian analitik terdapat
beberapa tipe yaitu cross sectional, case control dan cohort.
a. Cross sectional. Studi cross sectional (potong lintang) disebut juga survei sampel,
sering digunakan untuk memperkirakan prevalensi penyakit atau faktor resiko di
suatu populasi. Dengan membandingkan prevalensi penyakit di antara kelompok-
kelompok populasi, yang diklasifikasikan berdasarkan pemaparan terhadap suatu
faktor risiko. Keunggulan utama dari survai sampel adalah penyelesaian
pengumpulan data yang cepat dan efisien (tidak melakukan follow up), tetapi
penalaran hubungan sebab- akibat sulit dilakukan karena pengukuran kejadian
penyakit dan pemaparan faktor resiko dilakukan pada waktu yang bersamaan.
- Kelebihan
Jenis observasi studi ini bisa digunakan untuk penelitian analitik dalm bidang
kesehatan. Contohnya adalah:
• Penyakit atau masalah kesehatan, atau efek.
• Faktor resiko untuk terjadinya penyakit tersebut, yakni faktor penyebab
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.
• Agen penyakit.
Studi ini representatif dalam mendeskripsikan karakteristik populasi daripada
studi case control atau cohort. Selain itu, studi jenis ini juga lebih efisien untuk
merumuskan hipotesis baru.
- Kekurangan
Studi jenis ini adalah penelitian ini paling mudah untuk dilakukan dan sangat
sederhana. Pengujian hipotesis kausal juga tidak seakurat cohort dan case control,
karena ketidakpastian sekuensi temporal antara paparan dan penyakit.
• Diperlukan subjek penelitian yang besar.
• Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
• Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
• Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan penelitian cross sectional yang lain.
b. Case control. Studi case control dimulai dari menemukan kasus penyakit tertentu
di populasi, kasus-kasus penyakit tersebut diidentifikasi saat mereka terdiagnosis
(incident cases) atau dikumpulkan setelah periode tertentu (cumulative cases), )
lalu dicari apakah kasus tersebut sebelumnya terpapar suatu faktor risiko
(exposure) atau tidak, kemudian dipilih kontrol sebagai pembanding atau acuan
yaitu individu yang tidak menderita sakit. Pengukuran efek didasarkan atas
perbandingan odds terpapar faktor risiko di antara kasus yang menderita sakit dan
kontrol. Rancangan case control ini relatif cepat, tidak terlalu mahal dan
memberikan hasil yang cukup akurat. Rancangan ini sesuai untuk kasus-kasus
yang jarang terjadi (rare disease).
Eksposur (+)
Eksposur (-)
K populasi
Eksposur (+) a
s
Eksposur (-) u
K
s
a
Sebagai contoh, penelitians Herbst yang mengamati keterkaitan pemakaian
u
diethylstillbestrol selamas kehamilan dan timbulnya karsinoma vagina pada anak
yang dikandung setelah mereka lahir dan melewati masa remaja, dengan
membandingkan risiko kanker tersebut dengan kontrol, yakni mereka yang
sepadan umur dan tidak menderita kanker.
Karsinoma vagina
+ -
a b
Pemakaian +
diethylstill c d
bestrol -
OR = ad/bc
- Kelebihan
• Studi kasus kontrol kadang atau bahkan menjadi satu-satunya cara untuk
meneliti kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang, atau bila
penelitian prospektif tidak dapat dilakukan karena keterbatasan sumber
atau hasil diperlukan secepatnya.
• Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
• Biaya yang diperlukan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien.
• Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus
dalam satu penelitian (bila faktor risiko tidak diketahui).
• Tidak mengalami kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau
kohort.
- Kekurangan
• Data mengenai pajanan faktor risiko diperoleh dengan mengandalkan
daya ingat atau catatan medik. Daya ingat responden menyebabkan
terjadinya recall bias, baik karena lupa atau responden yang mengalami
efek cenderung lebih mengingat pajanan faktor risiko daripada responden
yang tidak mengalami efek. Data sekunder, dalam hal ini catatan medik
rutin yang sering dipakai sebagai sumber data juga tidak begitu akurat
(objektivitas dan reliabilitas pengukuran variabel yang kurang).
• Validasi informasi terkadang sukar diperoleh.
populasi
Penyakit (+)
Eksposur (-)
Penyakit (-)
- Kelebihan
• Study cohort adalah kesesuainnya dengan logika studi eksperimental dalam
membuat inferensi kausal yaitu penelitian dimulai dengan menentukan
faktor penyebab diikuti dengan akibat. Karena pada saat dimulai penelitian
telah dipastikan bahwa semua subjek tidak berpenyakit.
• Peneliti dapat menghitung laju insidensi, sesuatu hal yang hampir tidak
mungkin dilakukan pada studi case control, sehingga perhitungan rasio
laju insidensi harus didekati dengan rasio odds.
• Studi cohort sesuai untuk meneliti paparan yang langka. Dalam hal ini
rancangan yang efisien adalah memilih subjek berdasarkan status paparan,
untuk memastikan diperolehnya ukuran sample yang cukup untuk menguji
hipotesis.
• Studi cohort memungkinkan peneliti mempelajari jumlah efek secara
serentak.
• Karena bersifat opserfasional maka tidak ada subjek yang sengaja dirugikan
karena tidak mendapat terapi yang bermanfaat, atau mendapat paparan
faktor yang merugikan kesehatan.
- Studi Eksperimental
Tipe studi epidemiologi lainnya adalah eksperimental. Epidemiologi eksperimental
secara umum terdiri dari Uji klinik (randomized control trial/RCT) dan uji pencegahan
(preventive trial). RCT digunakan untuk menilai daya guna tindakan kesehatan (obat,
prosedur terapi) sedangkan uji pencegahan misalnya uji vaksin untuk menilai daya guna
(efficacy) vaksin.
terapi outcome
populasi
kontrol
- Deskriptif
- Analitik