Anda di halaman 1dari 7

CA MAMAE

A. Pengertian
Carcinoma mammae atau kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada
jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel ductus maupun lobulusnya.
(Kemenkes, 2018)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh
yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2005 )
B. Klasifikasi
BerdasarkanWHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
diklasifikasikan sebagai berikut :
 Kanker Payudara Non Invasif - Karsinoma introduktus in situ - Karsinoma
lobular in situ
 Kanker Payudara Invasif - Karsinoma duktus invasif - Karsinoma lobular
invasif - Karsinoma musinosum - Karsinoma meduler - Karsinoma papiler
invasive - Karsinoma tubuler - Karsinoma adenokistik - Karsinoma apokrin -
Karsinoma dengan metaplasia
 Penyakit peget Sedangkan menurut Internasional Against Cancer (UICC) kanker
payudara diklasifikasikan berdasarkan besar tumor, kelenjar aksila dan metasis
yang disebut dengan TNM
C. Signifikansi
- Berdasarkan data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta
kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012, dengan jumlah kematian
meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.
- Pada tahun 2010 menurut data WHO terakhir yang dipublikasikan pada bulan
April 2011, kematian akibat kanker payudara di Indonesia mencapai 20.052 atau
sebesar 1,41%,dengan tingkat kejadian sebesar 20,25 per 100.000 penduduk
Indonesiadan menempati urutan 45 di dunia (Indonesia Health Profile, 2011).
- Jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2005 di Provinsi Jawa
Tengah,sebanyak 3.884 atau (36,83%) dari 10.546 kasus kanker. Kasus penyakit
kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 24.204
kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 27.125 kasus
(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010)
D. Patofisiologi

E. Kelompok risiko
- Riwayat penyakit payudara sebelumnya
- Usi kehamilan >= 30 tahun
- Riwayat paritas >2 anak
- Usia menarche < 12 tahun
- Usia menopause >=55 tahun
- Riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui)
- Faktor lingkungan
- Konsumsi alcohol
- Obesitas
- Pejanan radiasi
F. Distribusi geografis
- Di dunia, Eropa Barat dan Amerika Utara didapati 6-10 kali keturunannya
memilik resiko mendapat kanker payudara sebelum usia 40 tahun. Eropa Utara,
Amerika Utara merupakan area insiden tinggi. Eropa Selatan, Amerika Selatan
merupakan insiden sedang. Asia, Afrika merupakan area insiden rendah.
- Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 dalam Depkes RI (2015),
insidens kanker pada tahun 2008 sampai 2012 mengalami peningkatkan dari 12,7
juta kasus meningkat menjadi 14,2 juta kasus. Di Indonesia setiap tahun 1:3
wanita per 1000 penduduk terserang kanker payudara. Kanker payudara
menduduki peringkat kedua dari semua tipe kanker di Indonesia (20%).
- Dilihat dari karakteristik jenis kelamin penderita kanker di Indonesia, perempuan
sebesar 2,2 per 1.000 penduduk dan laki-laki sebesar 0,6 per 1.000 penduduk.
Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus baru kanker
payudara pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria, dengan 40.970 kasus
kematian pada wanita dan 460 kasus kematian pada pria (Anonimc, 2006)
G. Trend waktu
Terjadi perubahan trend jenis kanker di Indonesia dari kanker payudara yang awalnya
merupakan urutan kedua pada periode 1995-2000, berubah menjadi urutan ke-1 pada
periode 2001-2004. Hal ini serupa juga terjadi di dunia, di mana terjadi peningkatan
incidence rates. Penderita kanker payudara sebesar 30% di negara barat dalam kurun
waktu 1980-1990. Merujuk data yang dipaparkan Kemenkes per 31 Januari 2019,
terdapat angka kanker payudara 42,1/100.000 penduduk dengan rata-rata kematian
17/100.000 penduduk
H. Faktor risiko
- Gaya hidup
- Genetic
- Menarche dan menopause
- Makanan tertentu
- Usia melahirkan anak pertama
- Riwayat obesitas
- Pemberian ASI
I. Pencegahan dan pengendalian PTM
- Pencegahan
Primer : Mengeleminasi faktor risiko, Meminimalisasi penyebab,Mengurangi
kerentanan
Sekunder : Penapisan/ Skrining, Penemuan Dini, Deteksi Dini Rutin
Tersier : Diagnosis dan Terapi, Pelayanan Paliatif
- Pengendalian
Deteksi dini kanker leher rahim, memberikan gambaran patofisiologi, faktor
risiko, variasi penapisan, dan terapi yang ada serta limitasinya.
Deteksi dini kanker payudara, memberikan gambaran tentang faktor risiko dan
gejala serta tanda kanker payudara, deteksi dini dan modalitas terapi yang ada.
Manajemen pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim,
mendeskripsikan tentang proses manajemen, sejak dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, hingga tindak lanjut yang harus dilakukan.
J. Area penelitian dan pengembangan
Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi dengan jumlah terbanyak urutan kedua pada
tahun 2013 yaitu 9.688 orang. Berdasarkan survei di Rumah Sakit Onkologi Surabaya
(RSOS), penyakit kanker payudara termasuk 10 penyakit dengan kunjungan terbesar.
Jumlah kunjunganpun terus bertambah sejak tahun 2010-2013. Dari gambar diatas
dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan jumlah kunjungan kasus baru kanker payudara
paling banyak terjadi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 68 kasus baru.
CA SERVIX
A. Pengertian
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks yang disebabkan oleh
Human Papilloma Virus atau HPV terutama tipe 16 dan 18. Serviks sendiri
merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol, dan
berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.
B. Klasifikasi
Menurut FIGO (Federation of Gynecologists and Obstetricians Staging System for
Cervical Cancer), klasifikasi stadium kanker dibagi sebagai berikut :

C. Signifikasi
- Di Indonesia kanker serviks menjadi kanker yang paling banyak mengakibatkan
kematian setelah kanker payudara
- Berdasarkan Riskesdas insidensi penderita kanker serviks di Indonesia 17 per
100.000 perempuan.
- Pada 2018 diperkirakan 32,469 kasus per tahun dengan kematian 18.279 orang
- Menurut WHO, kanker servix berada di urutan ke 4 paling banyak diderita wanita
6,6%
D. Patofisiologi
E. Kelompok Risiko
- Kelompok ibu dengan paritas >=3, memiliki risiko 2370 kali lebih besar
- Kelompok ibu yang berusia >=35 tahun, memiliki risiko 3030 kali lebih besar
- Perempuan yang menikah pada usia berisiko yaitu <20 tahun, memiliki risiko
3020 kali lebih besar
- Perempuan yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker serviks, memiliki
risiko 3233 kali lebih besar
- Perempuan yang memiliki kebiasaan merokok, memiliki risiko 2132 kali lebih
besar
- Kelompok ibu yang menggunakan kontrasepsi pil KB, memiliki risiko 3053 kali
lebih besar
F. Distribusi geografis
- Dalam waktu 10 tahun mendatang kematian akibat kanker termasuk kanker
serviks mencapai 9 juta per tahun di mana dua pertiganya berada di negara-negara
sedang berkembang. Kanker mulut rahim adalah kanker terbanyak kelima pada
wanita di seluruh dunia.
- Di negara Amerika Serikat, Specific Incidence Rate (ASR) yang khas, kurang
lebih 20 kasus per 100.000 penduduk wanita per tahun.
- Di Indonesia diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim
setiap tahunnya.
- Untuk wilayah ASEAN, insidens kanker serviks di Singapore sebesar 25,0 pada
ras Cina; 17,8 pada ras Melayu; dan Thailand sebesar 23,7 per 100.000 penduduk.
- Penyakit ini banyak terdapat pada wanita Amerika Latin, Afrika, dan negara-
negara berkembang lainnya di Asia, termasuk Indonesia.
G. Trend waktu
Pada umumnya muncul di umur 45, tapi banyak juga terjadi mulai sampai umur 22
sampai 24 sudah ada yang terkena kanker serviks, dikarenakan trend kawin di usia
muda, merokok, atau terjadinya seks bebas.
H. Faktor Risiko
- Riwayat seksual
- Merokok
- Diet
- Riwayat keluarga
- Penggunaan pil KB
I. Pencegahan
- Menunda aktivitas seksual
- Penggunaan kontrasepsi barrier dokter
- Penggunaan vaksinasi HPV
- Tidak merokok
- Melakukan pemeriksaan pap smear
- Tidak melakukan diet yang berlebihan
J. Pengendalian
Metode IVA (inspeksi visual dengan asam asetat)
K. Area penelitian dan pengenbangan
- Peningkatan jumlah kematian akibat kanker serviks di Rumah Sakit Kanker
Dharmais pada tahun 2011 hingga tahun 2013. Pada tahun 2011 terjadi 35
kematian, tahun 2012 terjadi 42 kematian dan tahun 2013 terjadi 65.
- Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Yogyakarta, frekuensi kanker serviks
sebesar 76,2% di antara kanker ginekologi. Terbanyak pasien datang pada stadium
lanjut, yaitu stadium IIB-IVB, sebanyak 66,4%. Kasus dengan stadium IIIB, yaitu
stadium dengan gangguan fungsi ginjal, sebanyak 37,3% atau lebih dari sepertiga
kasus.

Anda mungkin juga menyukai