Anda di halaman 1dari 24

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK

MENULAR

KANKER PAYUDARA

KELOMPOK 1:
Ribka Susana Mboeik (190710047)
Amina A. Alipen (1907010170)
Chindy Theprilynt (1907010254)
Angelina D. Huru Lodo (1907010200)
Violia N. K Putri (1907010224)
Doni Aluman (1907010229)
PENGERTIAN
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara yang berasal dari
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang
payudara. Kanker payudara terjadi karena
Kanker payudara termasuk adanya kerusakan gen yang mengatur
salah satu penyakit tidak pertumbuhan dan diferensiasi sehingga sel ini
menular yang cenderung tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
terus meningkat setiap dikendalikan (Mardiana, 2004).
tahunnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa beban yang
harus ditanggung dunia
akibat penyakit tersebut
semakin meningkat

Kanker payudara adalah gangguan dalam


pertumbuhan sel normal mammae dimana
sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi
jaringan limfe dan pembuluh darah
(Carpenito, 2000).
TANDA DAN GEJALA

 Benjolan di payudara
 Perubahan kulit payudara
 Keluar cairan berwarna dari puting
 Kelenjar getah bening membengkak
 Payudara besar sebelah
 Puting susu masuk ke dalam atau tertarik
PATOFISIOLOGI
KANKER PAYUDARA
Patofisiologi kanker payudara dibagi dalam tiga tahap yaitu:

1. Kanker Payudara Primer


Sebagian besar kanker payudara ditandai dengan fibrosis jaringan
stroma dan epitel payudara. Seiring pertumbuhan kanker dan
invasi kanker ke jaringan sekitar, respon desmoplastik
menyebabkan pemendekan ligamentum suspensorium Cooper
sehingga terjadi gambaran retraksi kulit payudara. Saat aliran
limfatik dari kulit ke kelenjar getah bening lokal terhambat,
terjadilah edema lokal yang ditandai oleh tampilan kulit jeruk
(peau d’orange). Kanker kulit akan menyebabkan luka spontan
pada kulit ketika sel kanker mulai menginvasi kulit. Invasi lebih
lanjut ke sel-sel kulit di sekitar luka akan menyebabkan
pembentukan nodul satelit di sekitar luka.
2. Metastasis Kelenjar Getah Bening Aksila
Saat kanker payudara primer membesar, sel kanker menyusup ke
celah antar sel dan pindah ke sistem limfatik menuju kelenjar
getah bening regional, terutama kelenjar getah bening aksila.
Kelenjar getah bening yang terlibat awalnya teraba lunak namun
menjadi keras dan mengalami konglomerasi seiring pertumbuhan
sel kanker. Sel kanker mampu tumbuh hingga kapsul kelenjar
getah bening dan memfiksasi struktur lain di ketiak dan dinding
dada. Semakin banyak kelenjar getah bening aksila yang terlibat,
maka semakin kecil peluang kesintasan (survivorship). Pasien
yang tidak memiliki keterlibatan kelenjar getah bening aksila
berisiko <30% mengalami rekurensi dibandingkan pasien yang
memiliki keterlibatan kelenjar getah bening yang berisiko 75%
terhadap rekurensi.
3. Metastasis Jauh
Metastasis jauh terjadi secara hematogenik setelah
neovaskularisasi. Aliran darah vena yang terlibat dalam metastasis
jauh antara lain vena interkostal dan aksila menuju paru-paru dan
plexus vena Batson yang menuju kolumna vertebra. Hampir 60%
pasien kanker payudara mengalami metastasis jauh dalam 5 tahun
pertama pengobatan. Pasien tanpa ekspresi reseptor estrogen (ER-)
memiliki risiko lebih besar mengalami rekurensi dalam 3-5 tahun
pertama dibanding pasien dengan ekspresi reseptor estrogen (ER+).
Organ yang paling sering terlibat dalam metastasis berdasarkan
kekerapannya berturut-turut adalah tulang, paru-paru, pleura,
jaringan lunak, dan hati. Metastasis ke otak lebih jarang terjadi.
https://youtu.be/NvGzC187byQ
FAKTOR RISIKO
KANKER PAYUDARA
• Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu kanker
payudara:

1. Genetik
Sekitar 5-10 persen dari kasus kanker payudara terjadi karena
faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau nenek yang
pernah terkena kanker payudara berisiko hingga dua atau tiga
kali lebih tinggi mengalami penyakit yang sama,
dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki riwayat
tersebut.

2. Hormon tubuh
Selain genetik, hormon tubuh juga bisa menjadi penyebab
kanker payudara. Baik wanita maupun pria, keduanya
memiliki hormon seks, yaitu estrogen, progesteron, dan
testosteron. National cancer Institute menyebut, wanita yang
memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron tinggi
memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara.
3. Lingkungan atau paparan radiasi
Faktor lingkungan juga disebut menjadi sebab terjadinya kanker
payudara. Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh, yaitu
paparan radiasi, seperti penggunaan sinar-X dan CT scan, yang
merupakan salah satu prosedur pemeriksaan secara medis.

4. Gaya hidup tidak sehat


Penyebab terjadinya kanker payudara yang lain, yaitu gaya hidup
yang tidak sehat. Gaya hidup semacam ini dapat menyebabkan
perubahan sel menjadi sel kanker, termasuk di payudara. Berikut
beberapa kebiasaan buruk yang bisa menjadi pemicu dan
penyebab kanker payudara:
• Merokok
Merokok meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker
payudara pada usia muda dan wanita premenopause

• Malas bergerak

Aktivitas fisik yang kurang dapat dikaitkan dengan


perubahan indeks massa tubuh. Peningkatan berat badan
sendiri kerap dikaitkan dengan risiko kanker payudara
• Pola makan tidak sehat
Beberapa makanan tertentu memang diketahui bisa memicu atau
meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Makanan penyebab
kanker payudara umumnya mengandung lemak jenuh, lemak trans,
tinggi gula, hingga mengandung pengawet atau natrium tinggi.
Alkohol pun termasuk ke dalam jenis minuman yang bisa
menyebabkan penyakit ini, terutama bila dikonsumsi berlebihan.
Pola makan yang tidak sehat juga bisa menyebabkan kekurangan asam
folat atau vitamin B12. Adapun asupan asam folat yang tinggi dapat
menurunkan risiko kanker payudara pada wanita yang sudah
menopause.
• Obesitas atau kegemukan
Kurangnya aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat bisa
meningkatkan body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh,
sehingga menyebabkan obesitas atau kegemukan. Adapun obesitas
juga disebut menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit kanker
payudara, terutama pada wanita usia lanjut atau pascamenopause.
5. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun berisiko dua kali
lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari
20 tahun.

6. Pemakaian kontrasepsi hormonal


Pemakaian kontrasepsi hormonal (Oral, Implant, dan
suntik) dapat meningkatkan risiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun berisiko
lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada
usia lebih tua.
BESARAN DISTRIBUSI KANKER
PAYUDARA(DUNIA,INDONESIA,NTT)

• Kanker payudara merupakan penyakit yang sangat ditakuti dimasyarakat karena


sering menyebabkan kematian ibu. Prevelensi kanker payudara diseluruh dunia terus
mengalami peningkatan baik di negara-negara barat maupun di negara-negara bagian
asia. Laporan kanker payudara dunia memperkirakan angka kejadian kanker akan
meningkat menjadi 15 juta kasus baru ditahun 2020. Jumlah penderita kanker
payudara di amerika serikat dan beberapa negara maju lainnya menduduki peringkat
pertama. Kasus kanker payudara di amerika tercatat hamper 200.000 wanita yang
terdiagnosis dan setiap tahunnya terdapat lebih dari 40.000 meninggal akibat penyakit
ini dari American cancer society telah menghitung bahwa di tahun 2013. Terdapat
64.640 kasus kanker payudara. Sekitar 39.620 wanita meninggal dunia setiap
tahunnya karena kanker payudara
• Data pathology based cancer registry bekerja sama dengan yayasan kanker
Indonesia, menunjukkan kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua
dari semua jenis kenker yang diderita. Berdasarkan data system informasi rumah
sakit (SIRS) tahun 2009,kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien
rawat inap diseluruh rumah sakit di Indonesia yaitu sebesar 21,69%. Berdasarkan
data global burden of cancer,angka kejadian kanker payudara di Indonesia sebanyak
26 per 100.000 perempuan. Dokter spesialis bedah kanker rumah sakit kanker
dharmais yaitu sutjipto (2013) menyatakan saat ini penderita kanker payudara di
Indonesia mencapai 100 dari 100.000 penduduk. Sekitar 60-70% dari penderita
tersebut datang pada stadium tiga,yang kondisinya terlihat semakin parah.
• Berdasarkan prevalensi dan estimasi jumlah penderita kanker pada penduduk
semua umur tahun 2013, provinsi NTT memiliki estimasi penderita kanker
sebanyak 4.972 orang dengan estimasi jumlah penderita kanker payudara
sebanyak 1.252 orang lebih banyak dari estimasi penderita kanker serviks
yaitu sebanyak 1.002 orang. Kota kupang tercatat 221 pasien rawat inap
kanker payudara selama tiga tahun yaitu 55 kasus (21,8%) di tahun 2013,65
kasus (16,5%) pada tahun 2014,dan 101 kasus (14,8%) di tahun 2015.
Kelompok wanita yang di diagnosa kanker payudara berada pada rentang usia
25-69 tahun dan sebagian besar pasien datang sudah dalam stadium lanjut.
PENCEGAHAN KANKER
PAYUDARA
HEALTH PROMOTION

1) Penyediaan makanan yang sehat cukup kualitas maupun kuantitas.


2) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan meliputi usaha seperti
penyediaan air bersih, perbaikan cara pembuangan sampah, perbaikan saluran
air dan limbah serta yang lainnya.
3) Pendidikan kesehatan mengenai berbagai penyakit.
4) Pembiasaan gaya hidup sehat, olahraga secara teratur
SPECIFIC PROTECTION

1) Menjauhi makanan yang karsinogenik seperti mengurangi makan


makanan yang mengandung bahan aditif berlebihan (pengawet, penyedap
pemanis dan pewarna buatan) serta junkfood.
2) Kurangi makanan bergaram atau makanan yang mengandung nitrat dan
nitrit.
3) Pembatasan makanan tinggi lemak agar tidak berlebihan.
4) Menghindari perilaku merokok dan mengonsumsi alkoholl
5) Menikah pada waktu yang tepat, tidak terlalu muda dan tidak terlalu
lanjut usia.
6) Tidak melahirkan anak pertama pada usia lanjut.
7) Menyusui bayi dengan ASI.
EARLY DIAGNOSIS AND PROMPT TREATMENT

1. SADARI ( Pemeriksaan Payudara Sendiri )


2. SARANIS ( Pemeriksaan Payudara Klinis )
3. Mamografi
4. Breast Imaging
5. Terapi hormonal
6. Khemoterapi
DISABILITY LIMITATION

1) Stadium III
Perawatan lokal untuk beberapa jenis kanker payudara stadium IIIA sebagian
besar sama dengan stadium II kanker payudara. Kanker dihilangkan dengan
operasi payudara diikuti dengan terapi radiasi, atau dengan mastektomi radikal
yang dimodifikasi (dengan atau tanpa rekonstruksi payudara).
2) Stadium IV
terapi sistemik adalah pengobatan utama. Hal ini tergantung pada banyak
faktor, yang dapat terdiri dari terapi hormon, kemoterapi, sasaran terapi seperti
trastuzumab (Herceptin) atau lapatinib (Tykerb), atau beberapa kombinasi dari
perawatan ini. Trastuzumab dapat membantu wanita dengan kanker HER2-
positif hidup lebih lama jika diberikan dengan kemoterapi pertama untuk
penyakit stadium IV.
REHABILITATION

1) Rehabilitasi fisik
Olahraga penting dilakukan dalam rangka pemulihan. Bagi yang telah
menerima diseksi aksila dan lumpectomy bisa melakukan latihan ke
pergelangan tangan, siku dan tangan seperti lipatan siku dan meluruskannya,
menggerakkan pergelangan tangan dan berlawanan lingkaran searah jarum
jam dan menutup/membuka tangan.
2) Rehabilitasi asthetis
Rehabilitasi estetika dilakukan dengan tujuan memperbaiki penampilan
payudara pasca operasi, misalnya dengan menggunakan payudara protesis
yang terbuat dari busa atau silikon yang membantu mengembalikan
penampilan, keseimbangan payudara dan mencegah sakit leher, bahu dan
tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai