Bahan kering, Bahan Organik, Protein Kasar Lemak Kasar Dan Serat Kasar sesuai prosedur
“AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. Washington: Association of Official Analytical Chemists.”
Penentuan Bahan Kering
a. Cawan porselin dimasukan dalam oven bersuhu 1050C selama 1 jam.
b. Cawan porselin diambil dan didinginkan dalam eksikator selama 30 menit
c. Timbang Cawan porselin dengan teliti (dicatat sebagai A g).
d. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital dan diketahui berat sampel dengan menset
zero balans, yaitu setelah berat cawan aluminium diketahui dan dicatat, kemudian dizerokan
sehingga penunjuk angka menjadi nol, sampel 1-2g langsung dimasukan ke dalam cawan, dan
ditimbang beratnya (dicatat sebagai B g).
e. Cawan berisi sampel tadi dimasukan ke dalam oven dengan suhu 105 0C sekurangnya 20 jam.
f. Selanjutnya cawan berisi sampel tersebut dikeluarkan dari oven , kemudian dimasukan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (dicatat sebagai Cg)
Dihitung berat bahan kering degan rumus :
Kadar Bahan Kering% =(C-A)/B*100%
Kadar Air % = 100 -% Bahan Kering
Hal 1
STANDARD OPERATION PROSEDURE
e. Cawan berisi sampel tadi dimasukan ke dalam Tanur dengan suhu 600 0C sekurangnya 6 jam,
setelah itu matikan Tanur dan diamkan cawan beserta sampel selama 4 jam dalam Tanur
f. Selanjutnya cawan berisi sampel tersebut dikeluarkan dari Tanur , kemudian dimasukan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (dicatat sebagai Cg)
Dihitung berat bahan organik dengan rumus :
Kadar abu = (C-A)/B*100%
Bahan organik % = 100 - % Abu
Perhitungan
Hal 2
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Kadar SK =
Hal 3
STANDARD OPERATION PROSEDURE
b. Angkat dan letakan dalam desikator selama 30 menit lalu timbang berat kertas saring/filter.
c. Kemudian timbang sampel sebanyak 1 g (a) dalam kertas saring/filter yang beratnya (b g), lalu
masukan dalam labu lemak/soxlet.
d. Rangkai sedemikian rupa Water Circulation bersuhu 5 0c, labu penampung tegak, pendingin
tegak, alat ekstrasi soxlet lalu letakan diatas tungku pemanas.
e. Pada rangkaian soxlet tersebut diisi larutan ether atau petroleum benzene
f. Proses ekstrasi dihentikan apabila pada labu soxlet bahan pelarutnya sudah bening sekuirang-
kurangnya 20 jam.
g. Sampel diangkat dan dikeringkan dalam oven yang bersuhu 1050c
h. Angkat dan letakan dalam desikator selama 30 menit, lalu timbang dan catat berat sampel (c
gram)
Hal 4
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF),Hemiselulosa, Selulosa, Lignin dan
Silika sesuai prosedur “AOAC. 1998. Official Methods Analysis The Association of Analytical
Chemists, 16th ed. Airlington: VA
1. Neutral Detergent Fiber (NDF)
Prinsip dasar dari analisa ini adalah mengukur bagian dinding sel tanaman yang tidak dapat larut
dalam larutan detergen netral dengan komposit utama Sodium Lauril Sulfat pada pemanasan selama satu
jam. Larutan detergent netral (NDS/Neutral Detergent Solution) dibuat dari 18,61 gram EDTA, 6,81 gram
Na2B4O7.10 H2O, 4,56 gram Na2HPO4 anhydrous, 20 ml 2-etoksietanol dan aquadest hingga volume 1000
ml. Campurkan EDTA dan Na2B4O7.10 H2O dimasukan dalam gelas piala 1 liter tambahkan Sodium Lauril
Sulfat dalam 2- toksietanol. Dinatrium Hydrogen Fosfat dimasukan dalam gelas piala lain tambahkan
aquadest sedikit demi sedikit, panaskan hingga larut. Masukkan ke dalam campuran tadi dan tambahkan sisa
aquadest hingga volumenya menjadi 1 liter. Ukur pH-nya pada kisaran 6,9 - 7,1.
Prosedur
Timbang contoh sebanyak 1 gram (a) masukkan kedalam gelas piala 600 ml, tambahkan 100 ml
larutan NDS dan panaskan. Ekstrak selama 60 menit dari mulai mendidih. Saring menggunakan cawan kaca
masir G3 yang telah ditimbang sebelumnya (b). Bilas residu menggunakan air panas dan aceton. Keringkan
pada Oven 105° C sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, timbang
(c).
Perhitungan
Hal 5
STANDARD OPERATION PROSEDURE
% NDF = x 100%
Prosedur
Timbang contoh sebanyak 1 gram (A) masukan kedalam gelas piala 600 ml, tambahkan 100 ml
larutan ADS. Ekstrak selama 60 menit dari mulai mendidih. Saring menggunakan cawan kaca masir yang
telah ditimbang sebelumnya (B). Bilas residu menggunakan air panas dan aceton. Keringkan pada oven 105°
C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, keluarkan
cawan dari desikator dan timbang (C).
Perhitungan
% ADF = x 100%
4. Selulosa
Analisa selulosa merupakan lanjutan dari analisa ADF. Sampel analisa ADF yang sudah ditimbang
(C) ditambah larutan asam sulfat (H2SO4) 72% sampai terendam selama 3 jam. Setelah 3 jam, residu dibilas
menggunakan air panas dan aceton. Keringkan pada oven 105° C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil,
angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, keluarkan cawan dari desikator dan timbang (D).
Besarnya kandungan selulosa dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
Hal 6
STANDARD OPERATION PROSEDURE
% Selulosa = x 100%
% Lignin = x 100%
6. Silika
Analisa silika (SiO2) merupakan kelanjutan dari analisa lignin. Residu lignin ditambahkan 4 ml
larutan HBr 48% dan didiamkan selama satu jam. Setelah satu jam cuci residu menggunakan aceton dan
dipanaskan dalam tanur dengan suhu ±600°C. Angkat dan dinginkan cawan dalam eksikator dan timbang
(F). Besarnya kandungan silika dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
% Silika = x 100%
Hal 7
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Kecernaan In-Vitro sesuai prosedur “Tilley, J. M. A. and R. A. Terry. 1963. A two stage
technique for the in vitro digestion of forage crop. Journal of British Grassland 18 : 104 111”
Ternak ruminansia memiliki sistem pencernaan yang khas memiliki kemampuan dalam mencerna
pakan kasar di dalam rumen dengan bantuan mikroba. Pencernaan fermentatif di dalam rumen terjadi dalam
kondisi anareob pada suhu 390C dan pH 6.5 6.9. Zat makanan di rombak oleh mikroba rumen menjadi
produk produk fermentatif, seperti VFA ( Asam Lemak Terbang ) dan NH 3. Tahap selanjutnya adalah
pencernaan hidrolisis yang terjadi di dalam abomasum dengan bantuan enzim pencernaan pepsin.
Shaker bath, suhu air 39 400 C 6.9 ( pH di turunkan dengan cara mengocok dengan
Pipet serologi volume 25 mL gas CO2)
Sentrifuge Cairan rumen segar, dengan suhu 390C.
Gas CO2 Larutan pepsin HCl 0.2%
Vortex Aquadest
Cawan Porselin Larutan HgCl2 jenuh
Pompa vakum Larutan NaCO3 jenuh
Kertas saring whatman no. 41 Larutan H2SO4 0.005 N
Gegep Asam borat berindikator
Eksikator Larutan HCl 0.5 N
Oven 105⁰C Larutan H2SO4 15%
Tanur listrik Larutan NaOH 0.5N
Cawan Conway Larutan Indikator PP ( Phenol Phtalein 0.1% )
Pipet automatic 10-1000µL
Finnpippet 1mL
Mikroburet 10 mL
Stirrer
Seperangkat alat destilasi
Erlenmeyer
Kompor gas
Panci press cooker
Bulp
Pipet volumetrik 5 mL
Pipet serologi 5 mL
Pipet serologi 1 mL
Buret 50 mL
Stirrer
Magnetic stirrer
Prosedur Kerja
1. Persiapan sampel :
Giling sampel dengan menggunakan screen 1.0mm
Lakukan analisis kadar air dan abu ( mengikuti prosedur standar )
Timbang sampel 0.5 gr dan masukan dalam tabung fermentor 100 mL
2. Pembuatan larutan Mc Dougall ( Saliva buatan )
Buat larutan sebanyak 6 Liter
Hal 9
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Masukan 5 liter air destilasi ke dalam labu takar yang bervolume 6 liter dan masukan bahan
bahan dengan jumlah dan proporsi sebagai berikut :
BAHAN JUMLAH ( gr )
Na HCO3 58.8
Na2HPO4.7H2O 42.0
KCl 3.42
NaCl 2.82
MgSO4.7H2O 0.72
CaCl2 0.24
Hal 10
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Methyl Red ( MR ) 33 mg
Aquadest
Alkohol 95%
Pembuatan larutan
Pembuatan larutan A
Timbang Asam Borat ( H3BO3 ) 4 gr
Larutkan dalam Aqudest + 70mL, kemudian di panaskan di atas penangas air,
hingga larut sempurna
Larutan di dinginkan, lalu masukan ke dalam labu takar 100 mL.
Pembuatan larutan B
Timbang BCG : 66 mg dan MR : 33mg
Bahan bahan tersebut di masukan ke dalam labu takar 100mL
Di tambah alcohol 95% sedikit demi sedikit hingga larutan melarut sempurna
Jika sudah melarut sempurna, tambahkan alcohol 95% hingga tanda tera.
Siapkan termos yang telah di isi dengan air panas sehingga mencapai suhu 39oC
Ambil cairan rumen dari sapi pistula ( Jika tidak ada dapat mengambil dari rumah
pemotongan hewan )
Hal 11
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Air panas dalam termos dibuang, kemudian diganti dengan cairan rumen yang diambil dari
ternak, sebaiknya isi rumen diambil tanpa dilakukan pemerasan, sampai termos terisi penuh.
Termos yang berisi rumen tersebut dibawa ke laboratorium dengan segera.
Sesampainya dilab, segera dilakukan pemberian gas CO2.
6. Fermentasi tahap I :
Tabung fermentor yang telah di isi dengan 0.5 gr sampel, di tambahkan 40 mL larutan Mc
Dougall
Tabung di masukan ke dalam shaker bath dengan suhu 39oC, kemudian diisi cairan rumen 10
mL,tabung di kocok dengan di aliri CO2 selama 30 detik, cek pH ( 6,5 6,9 ) dan kemudian
di tutup dengan karet berfentilasi, dan di fermentasi selama 4 jam,
Setelah 48 jam, buka tutup karet tabung fermentor, teteskan 2 -3 tetes HgCl 2 untuk
membunuh mikroba,
Masukan tabung fermentor ke dalam centrifuge, lakukan centrifuge dengan kecepatan
5.000rpm selama 15 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan
supernatant yang bening berada di bagian atas,
Ambil supernatan untuk berbagai analisa berikut ( NH3 dan VFA total )
Supernatan dimasukkan ke botol film, apabila tidak dilakukan analisis segera, sampel dapat
disimpan di freezer.
Tabung fermentor yang telah di isi dengan 0.5 gr sampel, di tambahkan 40mL larutan Mc
Dougall.
Tabung di masukan ke dalam shaker bath dengan suhu 39oC, kemudian diisi cairan rumen 10
mL,tabung di kocok dengan di aliri CO2 selama 30 detik, cek pH ( 6,5 6,9 ) dan kemudian
di tutup dengan karet berfentilasi, dan di fermentasi selama 48 jam.
Hal 12
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Setelah 48 jam, buka tutup karet tabung fermentor, teteskan 2 -3 tetes HgCl 2 untuk
membunuh mikroba.
Masukan tabung fermentor ke dalam centrifuge, lakukan centrifuge dengan kecepatan 5.000
rpm selama 15 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan
supernatant yang bening berada di bagian atas.
Supernatan dibuang dan endapan hasil sentrifuge pada kecepatan 5.000 rpm selama 15 menit
di tambahkan 50mL larutan pepsin-HCl 0.2%. Campuran ini lalu di inkubasi kembali selama
48 jam tanpa tutup karet.
Sisa pencernaan di saring dengan kertas saring whatman no 41 ( yang sudah diketahui
bobotnya ) dengan bantuan pompa vacum. Endapan yang ada di kertas saring di masukan ke
dalam cawan porselen, setelah itu dimasukkan ke dalam oven 105⁰C selama 24 jam.
Setelah 24 jam, cawan porselen+kertas saring+residu dikeluarkan, dimasukkan kedalam
eksikator dan ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya.
Selanjutnya bahan dalam cawan di pijarkan atau di abukan dalam tanur listrik selama 6 jam
pada suhu 450 600oC, kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya.
Sebagai blanko di pakai residu asal fermentasi tanpa bahan pakan.
Hal 13
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Cawan Conway yang sudah di olesi vaselin di tutup rapat hingga kedap udara, larutan
Na2CO3 di campur dengan supernatant hingga merata dengan cara menggoyang goyangkan
dan memiringkan cawan tersebut,
Setelah itu di biarkan selama 24 jam dalam suhu kamar,
Setelah 24 jam suhu kamar di buka, asam borat berindikator di titrasi dengan H2SO4 0.005 N
sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah.
Supernatan
Hal 14
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Hal 15
STANDARD OPERATION PROSEDURE
Hal 16