Anda di halaman 1dari 16

STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

Bahan kering, Bahan Organik, Protein Kasar Lemak Kasar Dan Serat Kasar sesuai prosedur
“AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. Washington: Association of Official Analytical Chemists.”
Penentuan Bahan Kering
a. Cawan porselin dimasukan dalam oven bersuhu 1050C selama 1 jam.
b. Cawan porselin diambil dan didinginkan dalam eksikator selama 30 menit
c. Timbang Cawan porselin dengan teliti (dicatat sebagai A g).
d. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital dan diketahui berat sampel dengan menset
zero balans, yaitu setelah berat cawan aluminium diketahui dan dicatat, kemudian dizerokan
sehingga penunjuk angka menjadi nol, sampel 1-2g langsung dimasukan ke dalam cawan, dan
ditimbang beratnya (dicatat sebagai B g).
e. Cawan berisi sampel tadi dimasukan ke dalam oven dengan suhu 105 0C sekurangnya 20 jam.
f. Selanjutnya cawan berisi sampel tersebut dikeluarkan dari oven , kemudian dimasukan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (dicatat sebagai Cg)
Dihitung berat bahan kering degan rumus :
Kadar Bahan Kering% =(C-A)/B*100%
Kadar Air % = 100 -% Bahan Kering

Penentuan Bahan Organik


a. Cawan porselin dimasukan dalam oven bersuhu 1050C selama 1 jam.
b. Cawan porselin diambil dan didinginkan dalam eksikator selama 30 menit
c. Timbang Cawan porselin dengan teliti (dicatat sebagai A g).
d. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital dan diketahui berat sampel dengan menset
zero balans, yaitu setelah berat cawan aluminium diketahui dan dicatat, kemudian dizerokan
sehingga penunjuk angka menjadi nol, sampel 1-2g langsung dimasukan ke dalam cawan, dan
ditimbang beratnya (dicatat sebagai B g).

Hal 1
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

e. Cawan berisi sampel tadi dimasukan ke dalam Tanur dengan suhu 600 0C sekurangnya 6 jam,
setelah itu matikan Tanur dan diamkan cawan beserta sampel selama 4 jam dalam Tanur
f. Selanjutnya cawan berisi sampel tersebut dikeluarkan dari Tanur , kemudian dimasukan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang (dicatat sebagai Cg)
Dihitung berat bahan organik dengan rumus :
Kadar abu = (C-A)/B*100%
Bahan organik % = 100 - % Abu

Penetuan Protein Kasar


a. Timbang 0.2-0.3 gram contoh , dan dimasukkan ke dalam labu kjeldahl
b. Tambahkan pereaksi Selen (Selen mixture) sebanyak setengah ujung spatula, dan 20 mL H2SO4 95-97%
c. Tempatkan pada alat digestasi atau pemanas listrik, panaskan sampai larutan contoh tersebut berwarna
jernih
d. Lalu diencerkan sampai 120 mL dengan aquadest (dilakukan hati-hati dan perlahan, karena akan timbul
panas)
e. Ambil dengan pipet sebanyak 5 mL contoh tersebut, dan masukkan kedalam alat destilasi
f. Tambahkan 10 mL Larutan NaOH 50% kedalam contoh, dan dibilas dengan aquadest
g. Destilat ditampung dengan larutan asam borat 2% dalam erlenmeyer yang sudah dibubuhi indikator BCG-
MR, sampai volume destilat ± 30 mL
h. Kemudian destilat tersebut dititrasi dengan HCl 0.01 N, sampai terbentuk warna titik akhir merah muda
yang tidak hilang dalam 30 detik
i. Lakukan penetapan kadar blanko, sesuai tahapan no.5 sampai 8, tanpa menggunakan contoh.

Perhitungan

%N= (Volume titrasi contoh-Blanko) x 14 x Normalitas HCl x 24 x 100


Bobot contoh (mg)

Hal 2
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

Penentuan Serat Kasar


a. Timbang sampel sebanyak 1 g (a gram) dan masukan dalam gelas piala/beaker glass/labu serat
khusus.
b. Masukan H2SO4 0.235N/1,25%( H2SO4 7.8 ml/L H2O) sebanyak 100 ml kedalam labu.
c. Kemudian dimasak dengan pemanas serat dan biarkan mendidih selama 30 menit.
d. Angkat dan saring menggunakan gelas crucible lalu bilas dengan air panas agar H2SO4 hilang.
e. Selanjutnya masukan NaOH 0,313 N/1,25 % (NaOH 12,52 g/L aq) sebanyak 100 ml kedalam labu
yang berisi sampel. Masak dan biarkan mendidih selama 30 menit.
f. Angkat dan saring menggunakan filter yang telah diketahui beranya (b gram) dan juga telah
dipanaskan dalam oven selama 1 jam, lalu dilanjutkan bilasan dengan menggunakan air panas.
g. Masukan filter berisi cawan dalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya (c gram) lalu
dikeringkan dalam oven bersuhu 1050 sekurang-kurangnya 20 jam.
h. Angkat dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang dan catat beratnya (d
gram)
i. Selanjutnya masukan sampel bersama filter dan cawan porselin dalam Tanur bersuhu 600 0c
selama 6 jam. Setelah itu matikan Tanur dan biarkan selama 4 jam sampel dalam Tanur.
j. Angkat dan dinginkan selama 30 menit dalam desikator. Selanjutnya timbang berat cawan
berisi abu tersebut (e gram)
Dihitung kadar serat kasar dengan rumus :

Kadar SK =

Penentuan Lemak Kasar


a. Masukan kertas saring/filter dalam oven 1050 c selama 1 jam

Hal 3
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

b. Angkat dan letakan dalam desikator selama 30 menit lalu timbang berat kertas saring/filter.
c. Kemudian timbang sampel sebanyak 1 g (a) dalam kertas saring/filter yang beratnya (b g), lalu
masukan dalam labu lemak/soxlet.
d. Rangkai sedemikian rupa Water Circulation bersuhu 5 0c, labu penampung tegak, pendingin
tegak, alat ekstrasi soxlet lalu letakan diatas tungku pemanas.
e. Pada rangkaian soxlet tersebut diisi larutan ether atau petroleum benzene
f. Proses ekstrasi dihentikan apabila pada labu soxlet bahan pelarutnya sudah bening sekuirang-
kurangnya 20 jam.
g. Sampel diangkat dan dikeringkan dalam oven yang bersuhu 1050c
h. Angkat dan letakan dalam desikator selama 30 menit, lalu timbang dan catat berat sampel (c
gram)

Dihitung kadar berat serat kasar dengan rumus

Kadar Lemak= x 100%

Hal 4
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF),Hemiselulosa, Selulosa, Lignin dan
Silika sesuai prosedur “AOAC. 1998. Official Methods Analysis The Association of Analytical
Chemists, 16th ed. Airlington: VA”
1. Neutral Detergent Fiber (NDF)
Prinsip dasar dari analisa ini adalah mengukur bagian dinding sel tanaman yang tidak dapat larut
dalam larutan detergen netral dengan komposit utama Sodium Lauril Sulfat pada pemanasan selama satu
jam. Larutan detergent netral (NDS/Neutral Detergent Solution) dibuat dari 18,61 gram EDTA, 6,81 gram
Na2B4O7.10 H2O, 4,56 gram Na2HPO4 anhydrous, 20 ml 2-etoksietanol dan aquadest hingga volume 1000
ml. Campurkan EDTA dan Na2B4O7.10 H2O dimasukan dalam gelas piala 1 liter tambahkan Sodium Lauril
Sulfat dalam 2- toksietanol. Dinatrium Hydrogen Fosfat dimasukan dalam gelas piala lain tambahkan
aquadest sedikit demi sedikit, panaskan hingga larut. Masukkan ke dalam campuran tadi dan tambahkan sisa
aquadest hingga volumenya menjadi 1 liter. Ukur pH-nya pada kisaran 6,9 - 7,1.
Prosedur
Timbang contoh sebanyak 1 gram (a) masukkan kedalam gelas piala 600 ml, tambahkan 100 ml
larutan NDS dan panaskan. Ekstrak selama 60 menit dari mulai mendidih. Saring menggunakan cawan kaca
masir G3 yang telah ditimbang sebelumnya (b). Bilas residu menggunakan air panas dan aceton. Keringkan
pada Oven 105° C sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, timbang
(c).
Perhitungan

Hal 5
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

% NDF = x 100%

2. Acid Detergent Fiber (ADF)


Prinsip dasar dari analisa ini mengukur bagian dinding sel tanaman yang tidak dapat larut dalam
larutan detergen asam dengan komposit utama CTAB (Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide) pada
pemanasan satu jam. Larutan detergent asam atau Acid Detergent Solution (ADS) dibuat dengan melarutkan
CTAB 20 gram dalam 27,5 asam sulfat 1 N dan ditambahkan aquadest hingga volumenya menjadi 1 liter.

Prosedur
Timbang contoh sebanyak 1 gram (A) masukan kedalam gelas piala 600 ml, tambahkan 100 ml
larutan ADS. Ekstrak selama 60 menit dari mulai mendidih. Saring menggunakan cawan kaca masir yang
telah ditimbang sebelumnya (B). Bilas residu menggunakan air panas dan aceton. Keringkan pada oven 105°
C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil, angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, keluarkan
cawan dari desikator dan timbang (C).
Perhitungan

% ADF = x 100%

3. % Hemiselullosa = % NDF - % ADF

4. Selulosa
Analisa selulosa merupakan lanjutan dari analisa ADF. Sampel analisa ADF yang sudah ditimbang
(C) ditambah larutan asam sulfat (H2SO4) 72% sampai terendam selama 3 jam. Setelah 3 jam, residu dibilas
menggunakan air panas dan aceton. Keringkan pada oven 105° C selama ± 4 jam sampai beratnya stabil,
angkat dan dinginkan dalam desikator. Setelah dingin, keluarkan cawan dari desikator dan timbang (D).
Besarnya kandungan selulosa dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

Hal 6
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

% Selulosa = x 100%

5. Lignin (AOAC, 1998)


Analisa lignin merupakan kelanjutan dari analisa ADF dan lignin. Sampel yang sudah dikeringkan
(D), selanjutnya dibakar dalam tanur dengan tempratur ± 600°C. Angkat dan dinginkan cawan dalam
eksikator dan timbang (E). Besarnya kandungan lignin dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :

% Lignin = x 100%

6. Silika
Analisa silika (SiO2) merupakan kelanjutan dari analisa lignin. Residu lignin ditambahkan 4 ml
larutan HBr 48% dan didiamkan selama satu jam. Setelah satu jam cuci residu menggunakan aceton dan
dipanaskan dalam tanur dengan suhu ±600°C. Angkat dan dinginkan cawan dalam eksikator dan timbang
(F). Besarnya kandungan silika dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

% Silika = x 100%

Hal 7
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

Kecernaan In-Vitro sesuai prosedur “Tilley, J. M. A. and R. A. Terry. 1963. A two stage
technique for the in vitro digestion of forage crop. Journal of British Grassland 18 : 104 – 111”

Ternak ruminansia memiliki sistem pencernaan yang khas memiliki kemampuan dalam mencerna
pakan kasar di dalam rumen dengan bantuan mikroba. Pencernaan fermentatif di dalam rumen terjadi dalam
kondisi anareob pada suhu 390C dan pH 6.5 – 6.9. Zat makanan di rombak oleh mikroba rumen menjadi
produk – produk fermentatif, seperti VFA ( Asam Lemak Terbang ) dan NH 3. Tahap selanjutnya adalah
pencernaan hidrolisis yang terjadi di dalam abomasum dengan bantuan enzim pencernaan pepsin.

Alat dan Bahan


Alat Bahan
 Timbangan analitik  Contoh bahan makanan yang terlah di giling halus
 Tabung kaca pyrex volume 100 mL ( Saringan 1.0 mm ) dengan kadar air + 10%
dan tutup karet berventilasi  Larutan MC Dougall, temperatur 390C dengan pH 6.5 –
Hal 8
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Shaker bath, suhu air 39 – 400 C 6.9 ( pH di turunkan dengan cara mengocok dengan
 Pipet serologi volume 25 mL gas CO2)
 Sentrifuge  Cairan rumen segar, dengan suhu 390C.
 Gas CO2  Larutan pepsin HCl 0.2%
 Vortex  Aquadest
 Cawan Porselin  Larutan HgCl2 jenuh
 Pompa vakum  Larutan NaCO3 jenuh
 Kertas saring whatman no. 41  Larutan H2SO4 0.005 N
 Gegep  Asam borat berindikator
 Eksikator  Larutan HCl 0.5 N
 Oven 105⁰C  Larutan H2SO4 15%
 Tanur listrik  Larutan NaOH 0.5N
 Cawan Conway  Larutan Indikator PP ( Phenol Phtalein 0.1% )
 Pipet automatic 10-1000µL
 Finnpippet 1mL
 Mikroburet 10 mL
 Stirrer
 Seperangkat alat destilasi
 Erlenmeyer
 Kompor gas
 Panci press cooker
 Bulp
 Pipet volumetrik 5 mL
 Pipet serologi 5 mL
 Pipet serologi 1 mL
 Buret 50 mL
 Stirrer
 Magnetic stirrer

Prosedur Kerja
1. Persiapan sampel :
 Giling sampel dengan menggunakan screen 1.0mm
 Lakukan analisis kadar air dan abu ( mengikuti prosedur standar )
 Timbang sampel 0.5 gr dan masukan dalam tabung fermentor 100 mL
2. Pembuatan larutan Mc Dougall ( Saliva buatan )
 Buat larutan sebanyak 6 Liter

Hal 9
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Masukan 5 liter air destilasi ke dalam labu takar yang bervolume 6 liter dan masukan bahan –
bahan dengan jumlah dan proporsi sebagai berikut :

BAHAN JUMLAH ( gr )
Na HCO3 58.8
Na2HPO4.7H2O 42.0
KCl 3.42
NaCl 2.82
MgSO4.7H2O 0.72
CaCl2 0.24

CaCl2 di tambahkan paling akhir, setelah bahan lain melarut sempurna.


 Cuci leher labu dengan air destilasi hingga permukaan air mencapai tanda tera,
 Kocok campuran dengan gas CO2, perlahan – lahan dengan cara melewatkannya dengan
tujuan menurunkan pH hingga mencapai pH 6.8.
 Periksalah pH dan hangatkan larutan sebanyak yang di perlukan hingga 370C jika perlu kocok
kembali dengan CO2 hingga pH 6.8 .( Catatan : turunkan pH sebelum larutan di hangatkan
menjadi 37oC )

3. Pembuatan larutan Pepsin 0.2%


 Timbang 2 gr Pepsin 1 : 10000
 Larutkan Pepsin dalam 850 mLair bebas ion
 Tambahkan 17.8 mL HCl pekat
 Campuran di masukan kedalam labu takar
 Tambahkan air hingga permukaannya mencapai tanda tera.

4. Pembuatan Asam Borat berindikator


 Bahan untuk 100mL :
 Asam Borat ( H3BO3 kristal ) 4 gr
 Brom Cresol Green ( BCG ) 66 mg

Hal 10
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Methyl Red ( MR ) 33 mg
 Aquadest
 Alkohol 95%

 Pembuatan larutan
 Pembuatan larutan A
 Timbang Asam Borat ( H3BO3 ) 4 gr
 Larutkan dalam Aqudest + 70mL, kemudian di panaskan di atas penangas air,
hingga larut sempurna
 Larutan di dinginkan, lalu masukan ke dalam labu takar 100 mL.

 Pembuatan larutan B
 Timbang BCG : 66 mg dan MR : 33mg
 Bahan – bahan tersebut di masukan ke dalam labu takar 100mL
 Di tambah alcohol 95% sedikit demi sedikit hingga larutan melarut sempurna
 Jika sudah melarut sempurna, tambahkan alcohol 95% hingga tanda tera.

 Pencampuran larutan A dan larutan B


 Pipet 20 mL larutan B, masukan ke dalam larutan A yang sudah dingin dalam labu
takar
 Tambahkan aquadest hingga tanda tera.

5. Pengambilan cairan rumen :

 Siapkan termos yang telah di isi dengan air panas sehingga mencapai suhu 39oC
 Ambil cairan rumen dari sapi pistula ( Jika tidak ada dapat mengambil dari rumah
pemotongan hewan )

Hal 11
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Air panas dalam termos dibuang, kemudian diganti dengan cairan rumen yang diambil dari
ternak, sebaiknya isi rumen diambil tanpa dilakukan pemerasan, sampai termos terisi penuh.
 Termos yang berisi rumen tersebut dibawa ke laboratorium dengan segera.
 Sesampainya dilab, segera dilakukan pemberian gas CO2.

6. Fermentasi tahap I :

 Tabung fermentor yang telah di isi dengan 0.5 gr sampel, di tambahkan 40 mL larutan Mc
Dougall
 Tabung di masukan ke dalam shaker bath dengan suhu 39oC, kemudian diisi cairan rumen 10
mL,tabung di kocok dengan di aliri CO2 selama 30 detik, cek pH ( 6,5 – 6,9 ) dan kemudian
di tutup dengan karet berfentilasi, dan di fermentasi selama 4 jam,
 Setelah 48 jam, buka tutup karet tabung fermentor, teteskan 2 -3 tetes HgCl 2 untuk
membunuh mikroba,
 Masukan tabung fermentor ke dalam centrifuge, lakukan centrifuge dengan kecepatan
5.000rpm selama 15 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan
supernatant yang bening berada di bagian atas,
 Ambil supernatan untuk berbagai analisa berikut ( NH3 dan VFA total )
 Supernatan dimasukkan ke botol film, apabila tidak dilakukan analisis segera, sampel dapat
disimpan di freezer.

7. Pengukuran KCBK dan KCBO

 Tabung fermentor yang telah di isi dengan 0.5 gr sampel, di tambahkan 40mL larutan Mc
Dougall.
 Tabung di masukan ke dalam shaker bath dengan suhu 39oC, kemudian diisi cairan rumen 10
mL,tabung di kocok dengan di aliri CO2 selama 30 detik, cek pH ( 6,5 – 6,9 ) dan kemudian
di tutup dengan karet berfentilasi, dan di fermentasi selama 48 jam.
Hal 12
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Setelah 48 jam, buka tutup karet tabung fermentor, teteskan 2 -3 tetes HgCl 2 untuk
membunuh mikroba.
 Masukan tabung fermentor ke dalam centrifuge, lakukan centrifuge dengan kecepatan 5.000
rpm selama 15 menit. Substrat akan terpisah menjadi endapan di bagian bawah dan
supernatant yang bening berada di bagian atas.
 Supernatan dibuang dan endapan hasil sentrifuge pada kecepatan 5.000 rpm selama 15 menit
di tambahkan 50mL larutan pepsin-HCl 0.2%. Campuran ini lalu di inkubasi kembali selama
48 jam tanpa tutup karet.
 Sisa pencernaan di saring dengan kertas saring whatman no 41 ( yang sudah diketahui
bobotnya ) dengan bantuan pompa vacum. Endapan yang ada di kertas saring di masukan ke
dalam cawan porselen, setelah itu dimasukkan ke dalam oven 105⁰C selama 24 jam.
 Setelah 24 jam, cawan porselen+kertas saring+residu dikeluarkan, dimasukkan kedalam
eksikator dan ditimbang untuk mengetahui kadar bahan keringnya.
 Selanjutnya bahan dalam cawan di pijarkan atau di abukan dalam tanur listrik selama 6 jam
pada suhu 450 – 600oC, kemudian ditimbang untuk mengetahui kadar bahan organiknya.
 Sebagai blanko di pakai residu asal fermentasi tanpa bahan pakan.

8. Pengukuran konsentrasi NH3 ( Metoda mikrodifusi Conway )

 Bibir cawan Conway dan tutup di olesi dengan vaselin,


 Supernatan yang berasal dari proses fermentasi di ambil 1.0 mL kemudian di tempatkan pada
salah satu ujung alur cawan Conway,
 Larutan Na2CO3 jenuh sebanyak 1.0 mL di tempatkan pada salah satu ujung cawan Conway
bersebelahan dengan supernatant ( tidak boleh campur ),
 Larutan asam borat berindikator sebanyak 1.0 mL di tempatkan dalam cawan kecil yang
terletak di tengah cawan Conway,

Hal 13
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Cawan Conway yang sudah di olesi vaselin di tutup rapat hingga kedap udara, larutan
Na2CO3 di campur dengan supernatant hingga merata dengan cara menggoyang – goyangkan
dan memiringkan cawan tersebut,
 Setelah itu di biarkan selama 24 jam dalam suhu kamar,
 Setelah 24 jam suhu kamar di buka, asam borat berindikator di titrasi dengan H2SO4 0.005 N
sampai terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah.

Asam Borat NaCO3

Supernatan

Gambar : Cawan Conway

9. Pengukuran Konsentrasi VFA ( Steam Destilation Method )

 Isi presscooker dengan aquadest sampai tanda MAX,


 Kemudian pastikan air dari kran mengalir yang berfungsi sebagai pendingin,
 Nyalakan kompor gas, sehingga aquadest yang ada dalam panci presscooker tersebut
mendidih dan menghasilkan uap yang akan masuk ke tabung-tabung destilasi, dimana hal ini
menandakan bahwa kita bisa memulai analisis VFA,
 Supernatan yang sama dengan analisa NH3 di ambil sebanyak 5 mL, kemudian di masukan
kedalam tabung destilasi,

Hal 14
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

 Tempatkan Erlenmeyer yang berisi 5 mL NaOH 0.5 N dibawah selang tampungan.


 1 mL H2SO4 15% di tambahkan ke tabung destilasi yang sudah ada larutan sampel, kemudian
segera tutup penutup kacanya,
 Bilas dengan aquadest secukupnya,
 Uap air panas akan mendesak VFA dan akan terkondensasi dalam pendingin,
 Air yang terbentuk di tampung labu Erlenmeyer yang berisi 5 mL NaOH 0,5N sampai
mencapai 300 mL,
 Indikator PP ( Phenol Pthalin ) di tambah sebanyak 2 – 3 tetes dan di titrasi dengan HCl 0,5N
sampai warna titrat berubah dari merah menjadi merah muda seulas.
 Catatan : HCl 0,5 N sebagai titrant harus distandarisasi sehingga didapat konsentrasi dengan
4 digit dibelakang koma.

10. Cara Perhitungan


1. Koefisien cerna bahan kering ( KCBK ) dan koefisien cerna bahan organic ( KCBO ) di hitung :

BK sample (gr) – ( BK residu (gr) – BK blanko (gr) )


% KCBK = _____________________________________________ x 100%
BK sample

BO sample (gr) – ( BO residu (gr) – BO blanko (gr) )


% KCBO = _____________________________________________ x 100%
BO sample

2. Kadar NH3 di hitung :

Hal 15
STANDARD OPERATION PROSEDURE

PROSEDUR ANALISIS No. dokumen : 1


Approved by : Faculty :
Peternakan
Section : Kimia Pakan
Prepared by : Benny Y. Wole S.Pt
University :
Date of issued : 17-Mei-2018
Dr. Ir. Maritje A. Universitas Nusa Cendana
Hilakore M,Si
Change Notification :

ml H2SO4 x N H2SO4 x 1000


N NH3 ( mM ) = ______________________________
gr sample x BK sample

3. Produksi VFA total di hitung :

( a – b ) ml x N HCl x 1000 / 5ml


mM VFA total = ___________________________
gr sample x BK sample

dimana : a = volume HCl blanko pereaksi ( hanya H2SO4 dan NaOH


saja, tanpa sampel)

b = volume HCl sampel

Kupang, 17 Mei 2018


Mengetahui
An. Dekan,
Kepala Laboratorium

Dr. Ir. Maritje A. Hilakore, M.Si


NIP. 19610204 198503 2 001

Hal 16

Anda mungkin juga menyukai