BAB III
METODE PENELITIAN
kode sampel. Kemudian botol yang berisi sampel dibawa ke Laboratorium Fisiologi
Perkembangan dan Molekuler Hewan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, untuk dilakukaan tahapapan selanjutnya.
Penanganan sampel dilaboratorium
Setelah dilakukan pengambilan sampel di lapangan didiamkan sselam 24 jam
didalam ruangan laboratorium. Selanjutnya sampel yang telah diambil dilakukan
pengamayn dibawah mikroskop untuk mengecek Botryococcus barunii yang terdapat
didalam sampel dengan mengidentifikasinya menggunakan buku identifikasi. Setelah
didapatkan Botryococcus braunii kemudian diambil 30 mL larutan sampel dan
dimasukkan kedalam wadah sampel, kemudian sampel didiamkan selam 48 jam untuk
dilakukan tahapan selanjutnya.Persiapan dan pemeliharaan ampel di laboratorium
Pembuatan media ekstrak daun lamtoro
Daun lamtoro yang digunakan dalam pembuatan ekstrak meiliki warna yang
Tahapan awal dalam pembuatan ekstrak daun lamtoro diawali dengan memilih daun
lamtoro yang normal (tidak rusak dan berlubang) dan segar bewarna hijau.
Selanjutnya daun lamtoro dicuci menggunakan air mengalir hingga bersih, setelah
dicuci bersih dan ditiriskan dari air. Selanjutnya ditimbang daun lamtoro sebanyak
100 gram dan ditambahkan 500 mL aquades. Penggunaan akuadest (H2O) yang
merupakan senyawa polar sebagai pelarut dalam pembuatan ekstrak sehingga daat
berikatan senyawa maupun nutrien yang terkandung didalam daun lamtoro (Paul
dengan dalam lalu haluskan dengan menggunakan blender. Setelah halus saring
menggunakan kain satin, kemudian ekstrak daun lamtoro yang telah disaring
kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15-30 menitkemudian ekstrak
diendapkan selama 24 jam hingga terbentuk dua lapisan (supernatan dan endapan)
ekstrak daun lamtoro yang digunakan adalah bagian supernatan, dan digunakan sesuai
dengan perlakuan yang ditentukan (Septiana, 2016).
Isolasi dan Perbanyakan Botryococcus braunii
Sampel Botryococcus braunii yang telah didiamkan selam 48 jam, kemudian di
isolasi dengan mengambil sampel dengan pipet tetes untuk kemudian diamti kembali
koloni Botryococcus braunii dibawah mikroskop. Kemudian dilakukan isolasi
bertingkat koloni Botryococcus braunii hingga didaptkan 1 koloni. Selanjutnya koloni
tersebut diinokulasi dengan masukkan kedalam media cair dan diinkubasi pada pada
3
suhu ruangan (25 -28o C) bawah dengan intensitas cahaya perbandingan 16: 8 jam
cahaya penyinaran.
Pengamatan pertumbuhan sel
Pengamatan pertumbuhan Botryococcus braunii dilakukan dengan perhitungan
jumlah sel setiap 24 sekali selama 4-6 minggu. perhitungan dilakukan dengan
mengambil sampel sebanyak 1 ml pada setiap perlakuan dengan menggunakan
mikropipet dan teteskan diatas haemocytometer dan ditutup dengan cover glass lalu
diamati dibawah mkroskop dengan perbesaran 4x10 selanjutnya untuk memudahkan
perhitungan kepadatan sel menggunakan alat hand counter.
Kepadatan sel dihitung menggunakan 5 titik pandang dengan rumus
Jumlaℎ sel dalam5 blok
N ( sel/ml)= x 104
5
Namun bila sampel berada dalam kepadatan yang sangat tinggi dapat melakukan
pengenceran terlebih dahulu sebelum dilakukan perhitungan. Pengenceran dilaukan
dengan mengambil 1 ml sampel dan licampurkan dalam 9 ml aquadest pada gelas
ukur, maka setelah dlakuka pengenceran dapat menggunakan rumus
Parameter uji
Uji Kandungan Klorofil
Uji kandungan klorofil dilakuk dengan mengambil 1 ml sampel ke dalam tube dan
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan yang berada
diatas endapan dibuang sedangkan endapan yang terbentuk ditambahkan pelarut
aseton dengan perbandingan 9:1 dari jumlah endapan yang terbentuk dan
dihomogenkan dengan vorteks selama 1-2 menit, kemudian sampel disentrifuse
kembali dengan kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Selanjutnya dilakuka
pengukuran sampel dengan spektrofotometer.
Dalam mengukur nilai absorbansi dengan menggunakan pelarut aseton dengan
panjang gelombang 664 nm (klorofil a) dan 647 nm. (klorofil b) dapat memakai
perhitungan (Arnon, 1949 dalam Duarte. et. al, 2020)
Keterangan :
25,2 = Nilai konstanta pengkuran karotenoid
A450 = Serapan pada panjang gelombang 450 nm
3.3.2.6 Uji Kandungan Protein
Pembuatan Water solution dan larutan standard
Dalam pembuatan water solution perhitungan dengan meyiapkan 16 sampel dan 3
larutan standar serta 1 tube sampel sehingga totalnya menjadi 20 µLsampel, kemudian
dikali 200 menjadi 4000 µL larutan. Selanjutnya 4000 µL dikurangi dengan 20 µL
sampel sehingga didapatkan 3980 µL qubit protein buffer. Selanjutnya untuk
pembutan larutan standar dengan mengambil 190 µL water solution dan 10 µL larutan
standar 1, 2 dan 3 protein sehingga total larutan menjadi 200 µL,,lalu lautan
dimasukkan kedalam tube dan di vorteks selama beberapa saat untuk
menghomogenkan larutan kemudian diukur range dari ketiga larutan standar
menggunakan alat qubit flurometer.
Pengujian sampel
5