Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pada Penelitian analisis penetapan kadar hidrokuinon dalam kosmetik krim pemutih

memiliki 2 proses yaitu Analisis Kualitatif dan Analisis Kuantitatif. Metode analisis data

kualitatif adalah metode pengolahan data secara mendalam dengan data dari hasil

pengamatan, wawancara, dan literatur.

Sedangkan Metode analisis data kuantitatif adalah metode yang bergantung kepada

kemampuan untuk menghitung data secara akurat. Selain itu, metode ini juga memerlukan

kemampuan untuk menginterpretasikan data yang kompleks. Beberapa contoh metode

analisis kuantitatif, seperti analisis deskriptif, regresi, dan faktor.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 sampel yang

berbentuk kosmetika krim pemutih 11 sampel dari 7 Pasar Tradisional yang tersebar di

Kota Purwokerto, yaitu :

1. Pasar Wage

2. Pasar Manis

3. Pasar Arcawinangun

4. Pasar Glempang

5. Pasar Situmpur

6. Pasar Sarimulyo Kebondalem

7. Pasar Mersi
merek lainya dari swalayan terkenal di Purwokerto yaitu Rita Pasaraya yang terdapat di

Kebon Dalem dan satu merek lain yaitu merek herbal yang di klaim dibuat oleh susu

kambing etawa yaitu merek Cream Lamesa.

3.3 Tahapan Kerja Penelitian

1. Pengambilan dan penyiapan sampel

2. Analisis kualitatif

3. Analisis kuantitatif

4. Pengolahan dan penyajian data hasil penelitian

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari mulai bulan Maret 2021 sampai dengan Mei 2021 di

Laboratorium Kimia Farmasis Analisis, Jurusan Farmasi, Universitas Harapan Bangsa

Purwokerto.

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat yang dibutuhkan dalam uji penelitian ini :

Lempeng KLT, Oven, Pipa Kapiler, Timbangan analitik, Penangas air, Kertas

saring, pH universal, Lampu UV254, Spektrofotometri UV-Vis (Merk SHIMADZU

Type 1800), Timbangan Analitik, Termometer raksa, Penangas air, Kertas saring,

Alat Gelas untuk Laboratorium.

3.5.2 Bahan yang dibutuhkan dalam uji penelitian ini :


Etanol 70% (C2H5OH), hidrokuinon (C6H6O2), akuadest, reagen Benedict

(natrium sitrat, natrium karbonat, CuSO4), reagen FeCl3, kloroform : metanol (1:1),

hidrokuinon (C6H6O2), floroglusin, NaOH, akuadest, dan sampel krim pemutih yang

diambil dari beberapa tempat di kota Purwokerto yang sudah dipertimbangan untuk

mewakili krim yang telah beredar di kota Purwokerto, sampel di beri kode mulai dari

sampel pasar tradisional kode sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, sampai sampel K,

dari pasar swalayan kode sampel L, M, sampai sampel N, sampel Herbal kode

sampel O. dan Baku pembanding Hidrokuinon sebagai kode Hq.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Penyiapan dan pengambilan sampel

Dalam Penelitian disiapkan 15 sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N,

O. yang diambil 11 sampel dari pasar tradisional di kota Purwokerto, 3 sampel dari

pasar swalayan (merk yang telah dikenal), dan 1 sampel Herbal berada di daerah kota

Purwokerto.

3.6.2 Pembuatan NaOH 0,5 N (Kimia Farmasi II 2017)

Ditimbang secara seksama 2,00 gram NaOH, larutkan menggunakan akuadest

dalam beaker glass. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL tambahkan dengan

akuades hingga volumenya tepat 100 mL.

3.6.3 Pembuatan floroglusin 1% (Kimia Farmasi II 2017)

Ditimbang secara seksama 1,00 gram floroglusin, dilarutkan dengan etanol

70% dalam beaker glass. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, selanjutnya

ditambahkan etanol 70% hingga volumenya tepat 100 mL.


3.7 Analisis kualitatif

3.7.1 Metode reaksi warna

Diambil hidrokuinon murni dan sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M,

N, O. letakkan pada plat tetes. Masing – masing sampel direaksikan dengan FeCl 3

dan reagen Benedict. Hasil identifikasi positif apabila dengan FeCl 3 akan

menghasilkan warna endapan hitam dan reagen Benedict akan menghasilkan warna

merah bata (Moffat el at, 2014).

3.7.2 Kromatografi lapis tipis (Kimia Farmasi II 2017)

Ditimbang secara seksama 100 mg bahan baku pembanding hidrokuinon

murni dan 2,0 gram sampel A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L , M, N ,O. Masukkan

ke dalam beaker glass 25 mL. Tambahkan 15 mL etanol 70%, Campuran tersebut

dihomogenkan diatas penangas air suhu 60 °C selama 10 menit. Masukkan dalam

penangas es sampai terpisah lemak dan lilin dengan fase cair lalu saring, Hasil

saringan dapat digunakan untuk analisis KLT. Siapkan plat KLT berukuran 1x10

cm diaktifkan dengan cara dipanaskan di dalam oven pada suhu 105 °C selama 1

jam Sampel ditotolkan pada plat KLT dengan menggunakan pipa kapiler pada

jarak 1,5 cm dari bagian bawah plat. Biarkan beberapa saat hingga mengering. Plat

KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang

terlebih dahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak kloroform : metanol (1:1) yaitu

10 mL kloroform dan 10 mL metanol. Dibiarkan hingga lempeng terelusi

sempurna, plat KLT diangkat dan dikeringkan. Noda hasil pemisahan diamati di

bawah cahaya lampu UV254 nm kemudian dihitung nilai Rf.


Jarak tempuh Komponen
Rf =
Jarak tempuh eluen

3.7.3 PH sampel (Katya, 2014)

3.7.3.1 Pembuatan larutan uji hidrokuinon (BOPM, 2011)

Ditimbang secara seksama 3,00 gram sampel uji, masukkan kedalam

gelas kimia, bungkus dengan aluminium foil, tambahkan 10 mL etanol 70%

dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring

melalui kertas saring Whatman no.41.

3.7.3.2 Test uji sampel (Katya, 2014)

Simpan larutan uji di plat tetes, beri masing–masing kertas lakmus

berwarna merah dan biru. Periksa pH larutan uji sampel tersebut. Sampel

mengandung hidrokuinon menunjukkan pH asam.

3.8 Analisis kuantitatif

3.8.1 Pembuatan larutan baku hidrokuinon 1000 ppm (Katya, 2014)

Ditimbang hidrokuinon murni sebanyak 100 mg dan dilarutkan dengan etanol

70% dalam gelas kimia. Kemudian pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur

100 mL lalu tambahkan etanol 70% sampai volume tepat 100 mL, Larutan dikocok

sampai homogen. Sehingga didapatkan konsentrasi baku induk hidrokuinon 1000

ppm dalam etanol 70%.

3.8.2 Pembuatan seri larutan baku hidrokuinon (Kimia Farmasi II 2017)

Diambil larutan baku hidrokuinon dengan konsentrasi 1000 ppm sebanyak 10


mL dengan pipet volume 10 mL. Masukkan ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan

dengan etanol 70% hingga volume tepat 100 mL. Diperoleh larutan baku hidrokuinon

dengan konsentrasi 100 ppm. Dari konsentrasi 100 ppm dapat dibuat larutan baku

hidrokuinon seri konsentrasi 10, 12, 14, 16, 18, dan 20 ppm , dengan cara ambil 1,

1,2, 1,4, 1,6, 1,8 dan 2 mL. Masukkan ke dalam labu ukur 10 mL, tambahkan etanol

70% hingga volume tepat 10 mL.

3.8.3 Penentuan panjang gelombang Maksimum hidrokuinon (Katya, 2014)

Larutan baku hidrokuinon konsentrasi 10 ppm diambil sebanyak 5 mL

masukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 1 mL pereaksi floroglusin 1%

dan 1 mL NaOH 0,5 N, Panaskan dalam penangas air pada suhu 70°C selama 50

menit. Larutan tersebut didinginkan dalam air bersuhu 25°C. Tambahkan dengan

etanol 70% hingga volumenya 10 mL di dalam labu ukur. Larutan dikocok hingga

tercampur sempurna. Selanjutnya dibaca absorbansi larutan tersebut pada panjang

gelombang 400-800 nm sehingga diperoleh panjang gelombang maksimum.

3.8.4 Pembuatan kurva baku hidrokuinon (Katya, 2014)

Diambil larutan baku hidrokuinon dengan konsentrasi 10, 12, 14, 16, 18, dan

20 ppm masing-masing sebanyak 5 mL. Masukkan ke dalam tabung reaksi,

ditambahkan dengan 1 mL pereaksi floroglusin 1% dan 1 mL larutan NaOH 0,5 N

lalu dipanaskan dalam penangas air pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan

tersebut didinginkan dalam air bersuhu 25°C, selanjutnya campuran larutan

ditambahkan dengan etanol 70% hingga volumenya 10 mL dalam labu ukur. Masing-

masing larutan dibaca absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis

pada panjang gelombang maksimum. Hasil absorbansi yang diperoleh pada masing-
masing konsentrasi diplotkan ke dalam regresi linier sehingga diperoleh persamaan

kurva baku yaitu Y = bx + a.

3.8.5 Penetapan kadar hidrokuinon dalam sampel (Katya, 2014)

Ditimbang 500 mg sampel krim A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O

kemudian dilarutkan dalam 5 mL etanol 70%, Saring dengan kertas saring ke dalam

labu ukur 10 mL, dan ditambahkan etanol 70% sampai tanda batas. Larutan tersebut

di pipet sebanyak 1 mL dan dimasukkan ke labu ukur 10 mL, ditambahkan dengan

etanol 70% sampai tanda batas . Dari larutan tersebut di pipet lagi 1 mL dan

masukkan ke dalam labu ukur 10 mL lalu ditambahkan dengan etanol 70% hingga

mencapai garis tanda batas. Dari larutan tersebut di ambil sebanyak 5 mL dan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambah 1 mL pereaksi floroglusin 1% dan

1 mL larutan NaOH 0,5 N lalu dipanaskan dalam penangas air pada suhu 70°C

selama 50 menit. Larutan tersebut kemudian didinginkan dalam air bersuhu 25°C.

Campuran tersebut ditambahkan etanol 70% hingga volume 10 mL dalam labu ukur.

Baca Absorbansinya menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang

gelombang maksimum. Masing – masing pengukuran sampel direplikasi tiga kali.

Anda mungkin juga menyukai