PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGAWASAN
MUTU MAKANAN
Nama
NIM
Kelompok
:______________________
:______________________
: ______________________
JURUSAN GIZI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
Page |
TIM PENYUSUN
Page |
DAFTAR ISI
Page | i
Pewarnaan sederhana
Disediakan:
a. Biakan kuman bentuk kokus dan batang/basil
b. Bahan warna methylene biru dan safranin
c. Gelas obyek
d. Ose dan aquades steril
e. Bunsen, air, kertas isap
Prosedur:
a.
b.
c.
d.
B.
Pewarnaan Gram
Disediakan:
a. Biakan kuman bentuk batang dan kokus,serta ragi (yeast)
b. Bahan warna untuk pewarnaan gram (kristal violet, lugol, alkohol 96%, dan safranin)
c. Gelas obyek
d. Ose dan aquadest steril
e. Bunsen, air, kertas isap
Prosedur:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
C.
Page | 2
Bentuk koloni ini pada beberapa mikroba dapat dipakai untuk membantu identifikasinya.
Disediakan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tugas:
Pelajari morfologi bakteri pada medium yang telah disediakan dengan mata telanjang atau
dengan kaca pembesar. Gambarlah koloni yang anada amati
Laporan:
Page | 3
Pemeriksaan Air
Pemeriksaan bakteri air meliputi pemeriksaan kuantitatif dan kualitatif.
Pemeriksaan kualitatif ditujukan untuk mengetahui ada/tidaknya bakteri dalam contoh air
yang diperiksa dan sekaligus identifikasinya, sedangkan pemeriksaan kuantitatif ditujukan
untukmenghitung jumlah bakteri dalam air persatuan volume, yang kemudian
dipergunakan sebagai indeks sanitasi.
Bakteri yang dipakai sebagai indikator adalah bakteri koliform, karena selain merupakan
flora normal usus manusia dan hewan berdarah panas, bakteri ini meragikan (fermentasi)
laktose menjadi asam dan gas sehingga relatif mudah diidentifikasi.
Pemeriksaan kualitatif-terdiri dari 3 tahap:
a. Presumptive test
b. Confirmed test
c. Completed test dan diteruskan dengan identifikasi bakteri
Pemeriksaan kuantitatif
a. Metode MPN (Most Probable Number) = JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat). Metode
ini menggunakan kaidah presumptive test.
Disediakan:
a) Air contoh
b) Pipet steril
c) 15 tabung fermentasi dari durham berisi lactose broth,masing-masing 5 tabung
berisi 10 ml dan 2x5 tabung berisi 5 ml.
d) Tabel Mc Crady
Prosedur:
a) Tambahkan 10 ml air contoh pada 5 tabung yang berisi 10 ml medium lactose
broth
b) Tambahkan 1 ml air contoh pada 5 tabung yang berisi 5 ml medium
c) Tambahkan 0,1 ml air contoh pada 5 tabung yang berisi 5 ml medium
d) Inkubasi pada suhu 37 oC selama 18-24 jam
Page | 6
e) Pada hari berikutnya perhatikan masing-masing tabung pada tiap seri, apakah ada
pembentukan gas pada tabung durham; hitung jumlah dari tabung dengan
fermentasi (+) dari tiap seri dan cocokanlah dengan tabel mc crady.
f) Dilaporkan dalam satuan : jumlah bakteri/100 ml air contoh
b. Metode Plate count
Disediakan:
a) Air contoh
b) 5-8 tabung berisi 9 ml larutan garam fisiologis steril
c) 5-8 cawan petri steril dan 15-20 ml nutrient agar yang masih cair
d) Pipet 1 mll steril
Prosedur:
a) Tambahkan 1 ml air contoh pada tabung 1, campur sampai rata, ambil 1 ml dan
tambahkan pada tabung 2, campur sampai rata, demikian seterusnya hingga
mencapai pengenceran yang kita kehendaki.
b) Dari setiap tabung pengenceran tersebut ambil masing-masing 1 ml, tuang dalam
cawan petri, kemudian tuangi masing-masing cawan petri tersebut dengan medium
nutrient agar yang masih cair.
c) Putar dan goyangkan cawan petri tersebut agar supaya air contoh tercampur
merata dengan medium, biarkan mengeras
d) Inkubasi pada suhu 37 oC selama 18-24 jam
e) Hitung jumlahkoloni pada setiap pengenceran
f) Untuk laporan: hanya dipakai perhitungan pada cawan petri yang memenuhi
syarat, yaitu yang berisi 30-300 koloni/cawan, kemudian buat rerata (bila lebih dari
satu cawan petri) dan dikalikan pengenceran.
g) Cara melaporkan : ....... x 10 ...... (dibulatkan ke atas)/ml air
B.
Page | 7
mengandung kuman lebih banyak (kuman dapat mereduksi larutan methylene biru,
sehingga warna biru hilang).
e) Warna biru hilang dalam 2 jam : kualitas ass baik
f) Warna biru hilang dalam waktu > 8 jam : kualitas ass sangat baik
Untk melihat apakah pasteurisasi telah dilakukan dengan baik, dilakukan tes turbiditas
Prosedur:
a) Sediakan 2 tabung yang masing-masing berisi 10 ml ass yang telah diproses (1 tabung
dipanaskan sampai mendidih, tabung satunya dilakukan pasteurisasi)
b) Tambahkan ammonium sulfat pada kedua tabung tersebut sehingga konsentrasi akhir
30%, campur sampai homogen.
c) Saring campuran tersebut dengan kertas saring ke dalam tabung yang lain, kemudian
masukkan kedua tabung tadi dalam penangas air selama 5 menit
d) Perhatikan kejernihan tabung tersebut. Jika jernih, ass telah dipanasi sampai mendidih.
Bila keruh, maka pasteurisasi telah dilakukan dengan baik.
C.
Page | 8
Disediakan:
a. Kultur bakteri kokus gram positif : Staphylococcus aureus. Kultur pada : Nutrient Agar,
Mannitol Salt Agar, Tes Katalase (+), Tes Koagulase (+), Dan Tes Kepekaan Antibiotika
b. Kultur bakteri batang gram negatif : Escherichia coli. Kultur pada McConkey Agar, EMB Agar,
TSI, Tes IMViC, Dan Tes Kepekaan Antibiotika
c. Kultur bakteri pada bakteri gram negatif : Salmonella typhi. Kultur pada Mcconkey Agar,
Bismuth Sulfite Agar, TSI, tes IMViC, tes gula-gula, dan tes kepekaan antibiotika
d. Kultur bakteri batang gram negatif : Pseudomonas aeruginosa. Kultur pada McConkey agar,
Nutrient Agar, TSI, IMViC, dan tes kepekaan antibiotika
Page | 9
Page | 10
Kerusakan fisik
Pada makanan kaleng umumnya tidak membahayakan konsumen meskipun akhirnya
tidak dapat dimakan karena kenampakannya tidak baik, misalnya karena benturan
yang keras.
2.
Kerusakan kimia
Merupakan kerusakan yang terjadi karena reaksi kimia antara kaleng dengan
makanan di dalamnya, misalnya pada kerusakan hidrogen swells (kembung
hydrogen), pembentukan warna hitam dan pemudaran warna, atau karena
terjadinya reaksi antara kaleng engan senyawa lain yang bersifat korosif sehingga
mengakibatkan pengkaratan.
Kembung hydrogen : kaleng menggembung karena terbentuknya gas hydrogen
akibat terjadinya reaksi asam dari produk dengan logam dari kaleng.
Pembentukan warna hitam : secara kimia pada bagian dalam kaleng sering terjadi
pada pengalengan jagung, udang, kepiting, ikan, dan daging. Hal ini terjadi pada
waktu proses sterilisasi, dimana terjadi pemecahan senyawa belerang dari protein
yang kemudian bereaksi dengan besi dari kaleng. Kerusakan semacam ini tidak
membahayankan konsumen kecuali kenampakan produk menjadi kurang baik.
3.
Kerusakan mikrobiologi
Kerusakan mikrobiologi makanan kaleng dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu 1) tidak terbentuk gas, dan 2) terbentuk gas. Salah satu contoh kerusakan
makanan kaleng yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak membentuk gas
misalnya kerusakan flat sour (busuk asam tanpa gas) dimana kaleng terlihat normal
(flat), tetapi produk di dalamnya berubah menjadi asam. Penurunan pH pada
kerusakan semacam ini dapat mencapai 0,1 1,0 unit. Bakteri-bakteri penyebab
kerusakan ini misalnya Bacillus stearothermophilus yang dapat tumbuh pada
makanan-makanan
berasam
rendah,
dan
Bacillus
coagulans
(Bacillus
Page | 11
Selain disebabkan oleh reaksi kimia, pembentukan warna hitam di dalam makanan
kaleng juga dapat disebabkan oleh kerusakan mikrobiologi yaitu tumbuhnya bakteri
pembentuk spora yang bersifat termofilik, misalnya Clostridium nigrificans yang
bersifat anaerobic dan Bacillus betanigrificans yang bersifat anaerobic fakultatif.
Bakteri ini bersifat proteolitik dan memproduksi H2S sehingga makanan kaleng
menjadi busuk dan berwarna hitam karena terjadinya reaksi antara sulfide dengan
besi. Karena H2S larut di dalam produk, kaleng biasanya tidak menjadi kembung.
Secara visual, pembentukan warna hitam secara mikrobiologi sukar dibedakan dari
pembentukan warna hitam secara kimia, kecuali dilakukan uji mikrobiologi dengan
pemupukan. Oleh karena itu, makanan kaleng yang berwarna hitam sebaiknya
jangan dikonsumsi.
Kerusakan mikrobiologi dapat mengakibatkan terjadinya penggembungan kaleng
karena terbentuknya gas oleh mikroorganisme, terutama gas CO2 dan H2.
Penampakan kaleng yang kembung dapat dibedakan atas beberapa jenis sebagai
berikut:
1. Flipper : kaleng terlihat normal, tetapi bila salah satu tutupnya ditekan dengan
jari, makan tutup lainnya akan menggembung.
2. Spinger : salah satu tutup terlihat normal (flat) sedangkan tutup lainnya
kembung. Jika bagian yang kembung ditekan, maka bagian ini akan masuk ke
dalam sedangkan tutup lainnya akan menjadi kembung.
3. Soft swells (kembung lunak) : kedua tutup kaleng kembung tetapi tidak keras dan
masih dapat ditekan dengan ibu jari.
4. Hard swells (kembung keras) : kedua tutup kaleng kembung dan keras sehingga
tidak dapat ditekan dengan ibu jari.
Pada makanan kaleng berasam tinggi dengan pH di bawah 4,0 kerusakan oleh
mikroorganisme biasanya disebabkan oleh jenis-jenis mikroorganisme yang
tergolong mikrokoki, bakteri pembentuk batang yang tidak berspora, kapang, dan
khamir. Karena mikroroganisme-mikroorganisme tersebut biasanya tidak tahan
panas, kontaminasi biasanya disebabkan oleh kebocoran kaleng.
Pengujian beberapa atribut mutu makanan kaleng yang telah ditetapkan menurut
standar mutu, yaitu keadaan kaleng (pemeriksaan luar kaleng), keadaan isi, kadar air,
kehampaan, bobot bersih, bobot tuntas, dan uji mikrobiologis.
Page | 12
Kornet
kaleng
kaleng
6
Susu
kaleng
7
kental Jagung
manis 2 kaleng
5
pea Jamur kaleng 2
10
kaleng
2 Sarden ikan 2
(beda kaleng
(beda
kelompok 3)
Keterangan:
1) Setiap kelompok mendapatkan 1 jenis bahan makanan dengan 1 merek yang
sama.
2) Salah satu kaleng diberi sedikit lubang halus (dengan bantuan jarum atau paku di
salah satu sisi kaleng dan disimpan di tempat terbuka). Perlakuan menusuk kaleng
ini dilakukan minimal 24 jam sebelum melakukan praktikum di lab.
2. Alat
a. Cawan petri steril
b. Pipet volumetrik 1 ml
c. Timbangan
d. Pembuka kaleng
e. Tisu
f.
Page | 13
Prosedur
1. Keadaan Kaleng (Pemeriksaan Luar Kaleng)
a. Catat keterangan-keterangan penting yang terdapat pada label kedua contoh
makanan kaleng (makanan kaleng normal dan makanan kaleng rusak). Seperti
nama produk , merek, isi kaleng atau komposisi produk, tanggal pembuatan,
nama pabrik, ukuran kaleng, dan sebagainya.
b. Kemudian label dilepas (jangan lupa memberi tanda dengan spidol pada
kaleng) dan amati adanya kerusakan pada bagian luar kaleng misalnya
berkarat, berlubang, penyok, penutupan yang tidak baik/tidak rapat,
sambungan kaleng lepas, dan sebagainya.
c. Laporkan penampakan luar kaleng, misalnya normal (lat), flipper, springer,
kembung lunak (soft swells), atau kembung kerag (hard swells).
d. Keadaan kaleng dapat dijadikan indikasi pertama dari adanya kerusakan atau
kebusukan.
2. Keadaan Isi
a. Pemeriksaan keadaan isi mencakup bentuk, tekstur, warna, bau, dan rasa
(atribut penilaian organoleptik)
b. Ambil kedua contoh makanan kaleng, lalu amati secara organoleptik
c. Keadaan isi dapat dijadikan indikasi pertama dari adanya kerusakan atau
kebusukan
3. Bobot bersih dan bobot tuntas
Bobot bersih adalah selisih bobot kotor dengan bobot kaleng. Sedangkan bobot
tuntas adalah selisih bobot bersih dengan bobot makanan yang telah dipisah
dengan fase penyaringan.
Bobot bersih = bobot kotor bobot kaleng
Bobot tuntas = bobot bersih air/saringan hasil
% Bobot tuntas dinyatakan dalam bentuk : BT = (BT/BB) x 100%
a.
Timbang isi wadah dari makanan kaleng yang masih tertutup rapat.
Selanjutnya hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai berat kotor
b.
Page | 14
c.
Pindahkan bagian butir (2) dari saringan ke dalam wadah, lalu timbang.
Selisih bobot bagian butir (2) dari saringan dengan bobot kaleng dinyatakan
sebagai bobot tuntas.
d.
Cuci bagian dalam kaleng, lalu keringkan dan timbang. Selisih bobot kotor
dengan bobot kaleng adalah bobot bersih.
Page | 15
Page | 16
Kadar Pati
Penetapan atau pengujian kadar pati pada beberapa jenis produk minuman dapat
dilakukan dengan kualitatif, yang didasarkan pada perubahan warna larutan (biru tua).
Adanya pati menunjukkan terjadinya pemalsuan atau penipuan terhadap produk
minuman.
1. Lakukan pengenceran 1:5 terhadap contoh yang akan di analisis, kemudian
tempatkan pada tabung reaksi.
2. Tetesi dengan larutan Iodium 0,1 N, selanjutnya amati perubahan yang terjadi.
Fisik
Kadar gula
Kadar pati
Page | 17
2
3
Uji borak
UJi formalin
Bakso gerobak Ikan asin (2
Bakso merek
jenis ikan asin
yang berbeda)
6
7
8
Uji borak
Uji formalin
Uji warna
Sosis
beli Tahu putih
Manisan
dipasar
Tahu kuning
mangga
Sosis
Manisan
bermerek
kedondong
(beli di pinggir
jalan)
4
Uji Borak
Cilok*
(2 penjual beda)
9
Uji warna
Manisan
mangga
Manisan
kedondong
(beli
di
supermarket)
5
Uji formalin
Mie basah*
(2
penjual
beda)
10
Uji borak
Kerupuk puli
Kerupuk aci
Kerupuk ikan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Haluskan makanan yang akan di uji dengan menggunakan mortal dan penghalus
Setelah halus, ambil sedikit sampel dan letakkan di cawan petri
Tetesi dengan kit, 3 sampai 4 tetes.
Amati perubahan warna yang terjadi
Ulangi pengamatan sebanyak 2 kali untuk setiap sampel.
Catat hasilnya, apakah terjadi perubahan warna ataukah tidak.
Page | 18
Bahan
Donat tabur coklat
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
Donat isi coklat
1 buah
1 buah
1 buah
Ayam goreng paha 1 buah
bawah
1 buah
1 buah
Ayam goreng Sayap
1 buah
1 buah
1 buah
Cheese burger
1 buah
Keterangan
Beli di pasar
Beli di dunkin donat
Beli di baker donat
Beli di pasar
Beli di dunkin donat
Beli di baker king
Beli di kantin
Beli di KFC
Beli di pinggir jalan
Beli di kantin
Beli di Mc Donald
Beli di pinggir jalan
Mc Donald
Page | 19
1 buah
1 buah
1 buah
Susu
1 liter
1 liter
Lemper
1 buah
Roti kukus
1 buah
Nagasari
1 buah
Kue lumpur
1 buah
Kue sus isi vla
1 buah
Kue pastel
1 buah
Susu
1 liter
1 liter
Bahan
Jumlah
Donat tabur coklat
1 buah
1 buah
1 buah
Ayam goreng paha 1 buah
bawah
1 buah
1 buah
Cheese burger
1 buah
1 buah
Beef burger
1 buah
1 buah
Susu
1 liter
1 liter
Kue lumpur
1 buah
Kue sus isi vla
1 buah
Kue pastel
1 buah
Susu
1 liter
1 liter
Beef burger
7
8
10
Kelompok
1
3
4
5
6
Di pinggir jalan
KFC
Di pinggir jalan
Merek ultra (putih)
Susu segar
Beli di pasar
Beli di pasar
Merek bendera (putih)
Susu segar
Keterangan
Beli di pasar
Beli di dunkin donat
Beli di baker donat
Beli di kantin
Beli di KFC
Beli di pinggir jalan
Mc Donald
Di pinggir jalan
KFC
Di pinggir jalan
Merek ultra (putih)
Susu segar
Beli di pasar
Merek bendera (putih)
Susu segar
Cara Kerja:
1.
2.
3.
4.
Page | 20
a. Susu kemasan, di buka kemasannya. Di tuang ke dalam gelas sebanyak 100 ml.
amati sifat fisiknya. Stelah itu disimpan ke dalam lemari es. Pengamatan
dilakukan keesokan harinya dengan perlakuan yang sama.
b. Susu segar, di didihkan dulu kemudian didinginkan. Dipindahkan ke dalam
wadah terbuka. Perlakuan sama dengan susu kemasan.
Pencatatan
Tabel 1. Pengamatan sifat fisik makanan
Nama makanan :..
Indicator
mutu
Tekstur
Bentuk
Konsistensi
Lender
Kekerasan
Aroma
Rasa
Tabel 2. Pengamatan mutu mikrobiologi (makro)
Indicator
mutu
Timbul
bercak
hitam
berlendir
aroma
Page | 21
Page | 22
DAFTAR REFERENSI
Pudjirahaju, A, Puspita, T, Tapriadi, dkk, 2000. Penuntun Praktikum Pengawasan Mutu Produk
Makanan, Dep Kes RI, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Akademi Gizi, Malang
Page | 23