Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Pertemuan ke- 9
Materi Praktikum Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Makanan dan Minuman
Tujuan 1. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel makanan dan
minuman
2. Mahasiswa mampu memeriksa angka lempeng total pada sampel
makanan dan minuman
A. Alat dan Bahan

1) Alat :
a) Bunsen
b) Rak tabung reaksi
c) Tabung reaksi
d) Cawan Petri
e) Colony Counter
f) Mortar
g) Pipet ukur
h) Filler
i) Sendok / spatula
j) Timbangan
2) Bahan
a) Kapas
b) Alkohol
c) Spiritus
d) Korek api
e) Larutan Pengencer
f) Media PCA
g) Label
h) Spidol
i) Sampel Makanan/Minuman
B. Prosedur Kerja
I . Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Aseptiskan tangan dan meja kerja
3. Preparasi sampel makanan atau minuman yang akan
diperiksa angka kumannya
a. Sampel padat
1) Timbanglah I gr sampel makanan kemudian
dihaluskan dengan menggunakan mortar.
2) Masukkan sampel makanan yang telah
dihaluskan ke dalam air pengencer 9 ml (10-1 )
kemudian homogenkan.
b. Sampel Cair :
1) Ambil 1 ml sampel cair (minuman)
menggunakan pipet ukur steril
2) Masukkan sampel cair tersebut ke dalam air
pengencer 9 ml (10-1 ) kemudian homogenkan.
4. Selanjutnya sampel siap ditanam ke dalam media
5. Ambil cairan/suspensi dari pengenceran (10-1 )
sebanyak 1 ml dan ml kemudian masing-masing di
masukkan ke dalam cawan petri steril
6. Tuangkan media PCA ke dalam cawan petri (± 40-
45 DC)
7. Homogenkan
8. Beri label pada cawan petri, kemudian bungkus
dengan kertas payung
9. Inkubasi ±35 0C selama 2x24 jam.
10. Lakukan pengamatan koloni mikroba dalam cawan
petri dan lakukan perhitungan koloni dengan
menggunakan colony counter.
1
Jumlah Koloni per gram = jumlah
koloni x
Faktor
pengencer
C. Hasil

1 ml 0,1 ml
Jumlah 158 koloni 121 koloni
koloni

Jumlah koloni total = 158+(121x10) : 2


= 684 koloni

1
Jumlah Koloni per gram = jumlah koloni x

Faktor
pengencer

1
= 684 x
0,1

= 6840 koloni per gram


D. Pembahasan
Langkah pengambilan sampel :
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
sampel

 Setelah itu,menuju ke lokasi pengambilan sampel


yaitu kantin kampus 7
 Sterilkan tangan praktikan dan sendok yang
digunakan untuk mengambil sampel dengan alcohol
 Nyalakan Bunsen
 Pada saat mengambil sampel usahakan dekat Bunsen
untuk mencegah kontaminasi pada sampel.
Masukkan sampel kedalam plastik steril
 Ikat ujung plastic lalu beri label
 Masukkan ke dalam ice box dan bawa ke
laboratorium

Langkah - langkah pemeriksaan ALT pada makanan

Siapkan alat yang digunakan untuk pemeriksaan


Timbang sampel sayur daun singkong sebanyak 1 gram

Haluskan sayur daun singkong dengan mortar dan pestle

Masukkan sampel yang telah halus kedalam tabung reaksi yang


berisi cairan pengencer

Homogenkan sampel dengan cairan pengencer


Ambil sampel yang telah homogen dengan cairan pengencer
menggunakan pipet filer. Kemudian masukkan ke dalam
cawan petri steril sebanyak 1ml dan 0,1 ml

Lalu masukkan media PCA yang suhunya telah hangat –


hangat kuku kira – kira 45 derajat ke dalam cawan petri
steril

Homogenkan sampel dan cairan PCA yang ada didalam


cawan sebanyak 5 – 8 putaran. Kemudian diamkan beberapa
menit hingga sampel memadat. Kemudian bungkus dua
cawan tadi dengan kertas payung. Setelah itu masukkan
kedalam inkubator selama 2x24 jam.

Setelah 2x24 jam ambil sampel buka bungkus lalu hitung


dengan colony counter

Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium


biologi kampus 7 pada hari Jum’at, 19 oktober 2018
pemeriksaan sayur daun singkong ditemukan jumlah koloni
per gram yaitu 6840 koloni per gram. Berdasarkan SNI 7388
: 2009 kategori pangan yaitu makanan campuran (komposit)
batas maksimum mikroba yang ada pada makanan yaitu
1x104 koloni per gram. Maka, sayur tersebut memenuhi
standar baku mutu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi koloni pada
makanan :
 Air yang digunakan untuk memasak
 Wadah penyajian makanan yang digunakan
 Alat yang digunakan untuk memasak dan alat yang
digunakan untuk mengambil sampel
Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di
perhatikan yaitu:
1. Keadaan bahan makanan
2. Cara penyimpanan bahan makanan
3. Proses pengolahan
4. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
5. Cara penyimpanan makanan masak
6. Cara penyajian makanan masak
Pemilihan bahan baku makanan : Perlindungan terhadap
bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau
pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan
toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku
mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam
keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari
bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan.
Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga
mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau
pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu
pengiriman, suhu dan aktifitas air (water aktivity=Aw) bahan
baku.
Penyimpanan bahan makanan : Kerusakan bahan makan
dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan
perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang
diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-
buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan,
benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya
kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan
pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti
sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup,
kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya.
Terdapat empat cara penyimpanan makanan sesuai dengan
suhu yang dipersyaratkan, yaitu penyimpanan sejuk
(cooling), penyimpanan dingin (chilling), penyimpanan
dingin sekali (freezing), penyimpanan beku (frozen).
Pengolahan makanan : Pengolahan makanan adalah proses
pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan
yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah
yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan
sanitasi.
Pengangkutan makanan : Pengangkutan makanan yang
sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya
pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak
lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan.
Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu
diperhatikan adalah pada makanan masak.
Penyimpanan makanan : Bakteri akan tumbuh dan
berkembang dalam makanan yang berada dalam suasana
yang cocok untuk hidupnya sehingga jumlahnya menjadi
banyak. Suasana yang cocok untuk pertumbuhan bakteri di
antaranya suasana makanan banyak protein dan banyak air
(moisture), pH normal (6,8-7,5), suhu optimum (10°-60°C).
Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya
mikroorganisme patogen dalam makanan akibat
terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan
makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah
maupun penjamah. makanan, kemudian dibiarkan dingin
pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme
patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan
mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara
1-2 jam.
Faktor risiko kejadian foodborne diseases yaitu pada proses
pembersihan alat makan kontak dengan makanan. Faktor
risiko juga dapat disebabkan oleh temperatur dan waktu
penyimpanan tidak baik, rendahnya personal hygiene, dan
alat makan yang tercemar.
Penyajian makanan : Makanan yang disajikan adalah
makanan yang siap santap/laik santap. Laik santap dapat
dinyatakan bilamana telah dilakukan uji organoleptik dan uji
biologis. Dalam prinsip penyajian makanan wadah untuk
setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah,
dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak
terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain
dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji
makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan.

E. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa sayur daun singkong tersebut memenuhi
standar baku pangan yang ditetapkan dalam SNI 7388 :
2009.

F. Saran
Sebaiknya pada saat mendinginkan PCA suhunya hangat –
hangat kuku, jangan terlalu dingin karena cairan mudah
memadat

P
urwoker
to, 19
oktober
2018

Dosen pembimbing
Praktikan

Mela Firdaust S.ST.,M.KL


Mita Suryaningsih
NIP : 19871124200922001
NIM : P1337433118048

Anda mungkin juga menyukai