8 (2) : 69 – 73
Abstract
Tea drinks are presumed to be contaminated by microbes. The presence of microbes can be one of the
biological parameters that can determine whether food and drinks are worth to consume. This study was
conducted to determine the value of microbial Total Plate Count (TPC) in tea drink samples sold in Pontianak
city. The samples were obtained in six locations which were one cafe and five traditional markets. Samples
taken were ice cubes, tea with ice cubes, and tea without ice cubes. Samples test was done in duplicate and the
result stated that the lowest TPC were found in tea with ice cubes samples 22,6x102 CFU/ml, while the highest
TPC were found in ice cubes samples is 32200x102 CFU/ml.
Keywords: Ice cube, Microbes, Tea drinks, Total Plate Count (TPC)
69
Protobiont (2019) Vol. 8 (2) : 69 – 73
Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Lempeng Total (ALT) Minuman teh di Kota Pontianak
No Lokasi Es batu Teh menggunakan es batu Teh tanpa menggunakan es batu
1 Kafe 39×102 272×102 8400×102
2 PT I 164×102 19400×102 29800×102
3 PT II 32200×102 2190×102 1590×102
4 PT III 11700×102 1160×102 11700×102
5 PT IV 4900×102 193×102 300×102
6 PT V 212×102 22.6×102 610×102
Keterangan: PT= Pasar Tradisional
Hasil pengujian ALT mikroba menunjukkan bahwa Berdasarkan pengukuran suhu yang telah dilakukan
semua sampel tidak memenuhi syarat. Hasil yang diketahui suhu sampel berkisar antara
didapatkan melebihi batas maksimum cemaran 5-27ºC. Suhu tertinggi pada sampel sampel teh yang
mikroba menurut BPOM nomor 16 tahun 2016 tidak menggunakan es batu yaitu 27ºC sedangkan
yaitu 102 koloni/ml. suhu terendah yaitu 5ºC yang terdapat pada sampel
yang terdapat di Kafe (pembanding) yaitu teh yang
Tabel 2. Hasil pengukuran suhu minuman teh pada menggunakan es batu, dan es batu. Sedangkan suhu
saat pengujian 5ºC juga didapatkan pada sampel es batu (Tabel 2).
Suhu Minuman (ºC)
Lokasi Es Teh Teh tanpa Observasi faktor kebersihan dilakukan terhadap 6
batu menggunakan menggunakan es pedagang minuman teh di Kota Pontianak. Faktor
es batu batu kebersihan yang diamati berupa kebersihan penjual
Kafe 5 5 8 serta peralatan yang digunakan. Hasil menyatakan
PT I 5 9 16
bahwa semua pedagang tidak memenuhi kriteria
PT II 7 16 25
PT III 5 13 27 persyaratan kebersihan oleh Kepmenkes RI Nomor
PT IV 7 10 17 (Kepmenkes RI Nomor: 942/Menkes/SK/VII/
PT V 6 9 16 2003) (Tabel 3).
Keterangan: PT=Pasar Tradisional
70
Protobiont (2019) Vol. 8 (2) : 69 – 73
Selain air hujan, air galon juga dapat terkontaminasi Peralatan yang digunakan juga dapat berpotensi
oleh mikroba. Berdasarkan hasil observasi, menyebabkan kontaminasi. Sulistiyani dan
pedagang minuman teh menggunakan air galon Zulaikah (2006) menyatakan penggunaan wadah
dalam pembuatan teh. Pada saat pengujian yang tidak bersih dapat menjadi sumber
minuman teh, semua sampel mengandung mikroba, kontaminasi mikroba. Berdasarkan hasil observasi
hal ini sesuai dengan penelitian Watung et al. mneunjukkan 5 dari 6 orang pada saat pengambilan
(2014) yang menyatakan angka lempeng total pada sampel tidak mencuci peralatan yang digunakan, hal
depot air minum isi ulang berkisar antara 800- ini diduga dapat menyebabkan kontaminasi dari
980000 koloni/ml. Hal ini diperkuat oleh penelitian produk yang dihasilkan (Tabel 3). Penelitian
Rumondor et al. (2014) yang menunjukkan terdapat Marisdayana et al. (2017) menunjukkan dari 11
33 bakteri yang terdapat pada air minum isi ulang di pedagang yang menggunakan teknik pencucian
Kota Manado. Keberadaan mikroba pada air galon yang kurang baik, semuanya memiliki jumlah
dapat disebabkan kurang bersihnya air galon, koloni yang buruk, artinya jumlah koloni mikroba
peralatan yang tidak bersih dan penjamah yang yang didapatkan melebihi batas maksimum
tidak higienis. keberadaan mikroba pada makanan.
Ismail, D, 2012, Uji Bakteri Escherichia coli pada Thayib, S & Amar, A, 1989, Petunjuk Praktikum
Minuman Susu Kedelai Bermerk dan Tanpa Merek Mikrobiologi Pengolahan, Serpong: Laboratorium
di Kota Surakarta, Naskah Publikasi, Fakultas Mikrobiologi Pengolahan Fakultas Teknologi
Kedokteran, Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Pertanian, Institut Teknologi Indonesia.
Muhammadiyah Surakarta.
Watung, TA, Jembel, DT & Ijong, G.F, 2014, Komposisi
Marisdayana, R, Sahara, PH & Yosefin, H, 2017, Teknik Mikroorganisme pada Beberapa Depot Air Minum
Pencucian Alat Makanan Personal Hygiene Isi Ulang di Kota Manado, Jurnal Ilmu dan
Terhadap Kontaminasi Bakteri Pada Alat Makan, Teknologi Pangan, vol. 2, no. 1, hal. 2-8.
Jurnal Endurance, vol. 2, no. 3, hal. 376-382.
Zdep M, Zamorska J & Papicak D, 2016, Studying
MenKes RI, 2003, KepMenkes RI Microbiology of Rain Water for of Their Use in
No.942/MenKes/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Economy, Journal of Ecological Engineering, vol.
Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, DepKes RI, 17, no. 3, hal. 203-208.
Jakarta.
73