Disusun oleh :
M.IBADURROHMAN
2002060099
Apt.IRMA SUSANTI,M.Farm.
2021
1
Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah farmasetika ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dari bapak/ibu dosen, dari program studi farmasi. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sediaan pil
dalam ilmu kefarmasian, supaya nantinya mengerti akan sediaan bahan pil yang
digunakan oleh konsumen. Dan tentunya juga akan menambah wawasan.
Saya sebagai penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
2
PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
KESIMPULAN...................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sediaan obat dalam bentuk pil sudah jarang dijumpai, apalagi sediaan pil
dari bahan alam. Adanya inovasi-inovasi baru terhadap bentuk dan jenis
sediaanlah yang membuat pil semakin jarang ditemui. Padahal dibandingkan
dengan sediaan solid lainnya, pil lebih mudah untuk dibuat dan dosisnya juga
telah ditentukan bersamaan dengan pembuatan massa pil.
Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan.
Sediaan pil sudah dikenal sebelum keluarnya produk obat modern, dahulu pil
dibuat dengan cara tradisional akan tetapi untuk saat ini pil lebih mudah dibuat
dengan cara yang lebih modern. Masyarakat lebih menggemari obat-obat
tradisional dalam bentuk sediaan pil dari pada sediaan yang lain seperti jamu cair
dan jamu serbuk, karena pil sangat evisien dikonsumsi tidak berasa pahit dan
cara minum yang sangat mudah dari pada sediaan yang lain.
Beberapa jenis obat dari bahan alam telah tersedia dalam bentuk pil,
antara lain pil majakan, pil kina, dan pil bahan alam lain. Sedangkan pada serbuk,
ketika konsumen akan mengonsumsinya akan mengukur dosisnya terlebih
dahulu. Dibandingkan dengan bentuk tablet, bentuk pil lebih sederhana dan
tidak memerlukan banyak bahan tambahan. Selain itu, bentuk pil lebih efisien
dan praktis untuk dibawa kemana-mana
Oleh sebab itu sediaan pil masih sangat diterima oleh masyarakat luas.
Tidak menutup kemungkinan sediaan pil juga dikembangkan dalam pembuatan
obat-obat sintesis dan obat-obat modern, seperti halanya pil KB, pil obat maag
dan lain-lain. Sediaan pil bisa di buat dengan cara tradisional dan cara modern.
4
Oleh sebab itu sediaan ini masih diajarkan dan di kembangkan dalam
lingkungan sekolah dibidang kefarmasian. Namun bagi para pembuat yang masih
baru pertama membuat terkadang masih banyak hambatan yang terjadi. Itu
disebabkan karena banyak bahan obat yang perlu diperlakukan secara khusus.
Selain itu, banyak juga bahan–bahan yang digunakan untuk membuat sediaan pil.
Maka dari itu, cara–cara pembuatan pil harus dipahami oleh para pembuat.
TUJUAN
1.3.1. Mengetahui bagaimana sediaan pil itu
1.3.2. Mengetahui persyaratan sediaan pil yang baik
1.3.3. Mengetahui macam-macam bentuk sediaan pil
1.3.4. Mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian sediaan pil
1.3.5. Mengetahui komponen-komponen dalam sediaan pil
1.3.6. Mengetahui tahapan peracikan pil
1.3.7. Mengetahui cara mengevaluasi sediaan pil
1.3.8. Mengetahui bahan-bahan khusus dalam sediaan pil
1.3.9. Mengetahui prinsip-prinsip pembuatan sediaan pil
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pil berasal dari bahasa latin yaitu “Pila” yang berarti bola.
Dalam Farmakope edisi III : Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat
mengandung satu atau lebih bahan obat.
Dalam buku ilmu meracik obat : Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk
bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat.
Menurut Leerboek der Receptuur : Pil adalah salah satu bentuk sediaan
padat yang berbentuk bola kecil dengan berat antara 100 – 500 mg.
Pil kecil yang beratnya kira-kira 20-60 mg disebut granula dan pil besar
yang beratnya lebih dari 300 mg disebut boli. Boli biasanya digunakan untuk
pengobatan hewan seperti sapi, kuda dan lain-lain. (Ph.Bld.V. menyatakan tidak
lebih dari 30mg dan mengandung 1mg bahan obat), dan parvule bobotnya di
bawah 20mg per buah.
6
2.3. MACAM SEDIAAN PIL
Keuntungan :
Kerugian :
c. Bahan Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair dalam
jumlah besar.
7
d. Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu
hancur.
e. Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan
pengawet).
1. Bahan utama,
2. Bahan tambahan
a. Bahan Pengisi
Fungsi : memperbesar massa pil (bila bahan obat terlalu kecil untuk
dibuat pil)
Jenis :
Radix liquiritiae
Saccharum album
Bolus alba Jumlah pemakaian :
Bahan obat jumlah Kecil : Radix 2x bobot Succus
Bahan obat sangat besar : Pakai pulvis pro pilulis (Radix
dan Succus aa)
Bahan obat golongan Oksidator : Balus alba 100 mg/pil
(garam Pb)
b. Bahan Pengikat
Bahan obat non kohesif perlu bahan pengikat
Fungsi : untuk memperbesar daya kohesi maupun daya aldesi masa pil
agar masa pil dapat saling melekat menjadi masa yang kompak.
Jenisnya :
Succus Liquiritiae (2g untuk 60 pil)
8
PGS (500 mg / 60 pil), untuk yang voluminous : 1-1,5 g/60 pil
Succus dan saccharum album aa (75 g/1000 pil)
Gliserin cum tragacanth (10%) q.s.
Adeps lanae/vaselin album q.s. untuk Bahan Obat yang bersifat :
Saling bereaksi dengan adanya air
Terurai dengan air
Oksidator
Garam-garam timbal
c. Bahan Pembasah
Fungsi : untuk memperkecil sudut kontak kurang dari 90° antar molekul
sehingga masa menjadi basah dan lembek serta mudah di bentuk.
Air
Aqua gliserinata
Sirupus simpleks
Madu
Adeps lanae / vaselin album
d. Bahan Pemecah Pil dengan bahan pengikat adeps lanae / vaselin album
bersifat hidrofob, yang menyebabkan sukar larut / pecah di lambung,
maka dari itu perlu ditambah bahan pemecah NaHCO3 NaHCO3 + HCl à
NaCl + H2CO3 àH2O àCO2
e. Bahan Penabur
Fungsi : agar pil tidak lengket pada alat dan satu sama lain.
Jenis :
Likopodium
Talkum
Amylum Oryzae
MgCO3
Liquiritiae Radix
f. Bahan Penyalut
Fungsi :
Menjaga stabilitas bahan obat
Menutupi rasa dan bau bahan obat yang tidak enak
Memperbaiki penampilan pil
Mencegah pil pecah di lambung
9
Jenis :
Penyalut gula : Saccharum album
Penyalut selaput :
CMC-Na
Balsamum tolatanum
Carbowax 6000
Perak
Penyalut enterik :
Salol
Schellak
C.A.P
a. Bahan obat yang di pakai terus menerus tetapi merangsang selaput lendir
lambung. Misalnya senyawa Arsen, antelmintik, asam salisilat, digitalis.
10
2.6. TAHAP PEMBUATAN SEDIAAN PIL
B. PEMBAGIAN PIL
C. PEMOTONGAN PIL
11
Massa pil dibentuk silinder yang panjangnya sesuai jumlah yang
akan dibuat.
D. PEMBULATAN PIL
E. PENYALUTAN PIL
12
Tolubalsem Pil dimasukkan dalam cawan berisi larutan tolubalsem
dalam CHCl3 (10%), lalu digoyang-goyang sampai CHCl3 menguap.
Pindahkan pil ke wadah lain, dan biarkan kering.
Salol Pil dimasukkan dalam cawan berisi lelehan salol (20 g/60 pil)
sampai terbasahi merata. Pindahkan ke wadah lain dan biarkan
sampai salol memadat.
a. Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg Oleh karena sesuatu
hal syarat ini sering kali tidak dapat dipenuhi.
b. Syarat dari farmakope yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan
dalam farmakope dan yang dapat dianggap berlaku untuk semua pil-pil,
yakni pil-pil setelah dimasukkan ke dalam asam klorida 0,04 N pada 37o
dan dikocok-kocok keras-keras sampai hancur.
13
Bobot rata-rata pil Penyimpangan terbesar
18 pil 2 pil
100mg sampai 250mg 10% 20%
250mg sampai 500mg 7,5% 15%
e. Memenuhi waktu hancur seperti tertera pada compresi yaitu dalam air
36° – 38° pil selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit untuk
pil yang bersalut.
Penyelesaian :
Penimbangan bahan
Luminal. = 50mg
Laktosa. = 2 x 1 gram = 2 gram
Succus liq. = 30 x 2 / 60 = 1 gram
Aqua gliserinata. = 5 tetes
14
PIL YANG MENGANDUNG OBAT BERUPA SERBUK ( PADAT )
Untuk bobot rata-rata pil Pil yang mengandung zat berkhasiat yang
bersifat oksidator digunakan Adeps Lanae atau Vaselinum sebagai zat pengikat
dan Bolus Alba 100 mg tiap pil sebagai zat pengisi. Penggunaan Adeps atau
Vaselinum adalah kira-kira 1/6 berat zat padatnya. Caranya menambahkan
sedikit-demi sedikit digerus dan ditekan.
Ekstrak kental direndam dengan Spiritus dilutus atau cairan lain yang
digunakan sebagai mengstrum ekstrak dan dicampur dengan Liquiritiae Radix.
Apabila jumlahnya sedikit diperlukan Succus Liquiritiae sebagai tambahan zat
pengikat 1 g untuk 30 pil Apabila jumlah ekstrak kental besar yaitu 1,5 g lebih,
kebutuhan Succus Liquiritiae dapat dikurangi, bahkan tidak diperlukan Succus
Liquiritiae tapi cukup dibuat dengan Liquiritiae Radix saja, misalnya Valerianae
Extractum dan Secalis Cornuti Extractum spissum.
2. Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dan Ferrosi Iodium: Formula dapat
dilihat di Farmakope Belanda edisi V, untuk pil Ferrosi Carbonas setiap pil
mengandung 50 mg dan formula untuk pembuatan 300 pil jadi seluruh
15
formula mengandung 15 g Ferrosi Carbonas. Dibuat dengan mereaksikan
Ferrosis Sulfas dengan Natrii Bicarbonas di atas tangas air. Sebagai
pereduksi adalah Mel dan sebagai zat pembasah gliserin dan air sampai
berat tertentu. Hal ini dimaksudkan agar reaksi pembentukan Ferrosis
Carbonas berjalan sempurna yaitu gas CO2 yang terjadi hilang.
16
maka akan bereaksi dan timbul gas NH3 yang bebas serta membuat pil
jadi pecah.
7. Pil-pil yang dapat pecah Karena zat-zat yang terkandung dapat bereaksi
hingga menimbulkan gas yang memecah pil. Supaya tidak terjadi jangan
menggunakan zat pembasah air yaitu dengan menggunakan zat pengikat
yang lain
10. Pil-pil yang mengandung Quinini Sulfas: Ada dua macam yaitu yang
berwarna coklat dan berwarna putih.
17
11. Pil-pil yang mengandung zat pengikat yang bereaksi dengan asam :
Seperti Gentianae Extractum, Succus Liquiritiae dan Liquiritiae Extractum.
Bahan tersebut akan bereaksi dengan Ferrum reductum, Ferrum
pulveratum yang menimbulkan gas H2 serta menyebabkan pil menjadi
menggelembung dan pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula dengan
Natrii Bicarbonas, Ferrosi Carbonas yang menimbulkan gas CO2 serta
menyebabkan pil menjadi menggelembung dan pecah. Maka itu Succus
Liquiritiae, Liquiritiae Extractum dan Gentianae Extractum harus
dinetralkan dulu dengan MgO 50 mg tiap gram Ekstrak dan Succus.
Pil dengan ekstrak kering dibuat keras agar tidak lembek atau
berubah bentuk
b. . ½ Padat
Jumlah kecil :
18
Bahan obat ditambah pengisi yang warnanya kontras
Ditambah zat pengikat
Ditambah zat pembasah
Jumlah besar :
Bahan obat ditambah Radix q.s. ad massa pil
Contoh : Ekstrak Secale cornuti dan Ekstrak Visci albi
c. Cair
Ekstrak-ekstrak cair
Jumlah kecil (< 0,5 g / 30 pil)
Dengan Succus dan Radix (1:0,5 g)
Tanpa aqua glycerinata
Larutan berair
Jumlah kecil Langsung dibuat pil tanpa bahan pembasah
Jumlah besar Diuapkan ad kental (+ 1/3 bobot) Ditambah radix ad
massa pil
KESIMPULAN
19
Pil berasal dari bahasa latin yaitu “Pila” yang berarti bola. Dalam
Farmakope edisi III : Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung
satu atau lebih bahan obat. Dalam buku ilmu meracik obat : Pil adalah suatu
sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih
bahan obat. Menurut Leerboek der Receptuur : Pil adalah salah satu bentuk
sediaan padat yang berbentuk bola kecil dengan berat 100 – 500 mg. Pil kecil
yang beratnya kira-kira 30 mg disebut granula dan pil besar yang beratnya lebih
dari 500 mg disebut boli.
Komponen pil berupa bahan obat atau medikamen yang berwujud padat,
setengah padat, dan cair. Adapun bahan tambahan yaitu, bahan pengisi yang
berfungsi untuk memperbesar masa pil ( bila bahan obat terlalu kecil untuk di
buat pil ), bahan pengikat jenisnya Succus Liquiritiae (2g untuk 60 pil), PGS (500
mg / 60 pil) untuk yang voluminous 1-1,5 g/60 pil, Succus dan saccharum album
aa (75 g/1000 pil), Gliserin cum tragacanth (10%) q.s, Adeps lanae/vaselin album
q.s., bahan pembasah seperti air, Aqua gliserinata, Sirupus simpleks, Madu,
Adeps lanae / vaselin album, bahan pemecah, dan bahan Penabur yang berfungsi
agar pil tidak lengket pada alat dan satu sama lain.
Adapun cara pembuatan pil yaitu dengan cara pembuatan masa pil,
pemotongan pil, pembulatan pil, dan penyalutan pil yang berbahan seperti gula,
gelatin, tolubalsem, perak, salol, dan schellak. Ada juga prinsip pembuatan
sediaan pil yang berupa padat, setengah padat, dan cair ( ekstrak-ekstrak cair,
larutan berair ). Sediaan pil juga harus di evaluasi dengan cara yaitu bobot pil
harus ideal, pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah dan juga
tidak terlalu keras sehingga dapat hancur dalam saluran pencernaan, memenuhi
keseragaman bobot, dan memenuhi waktu hancur.
20
DAFTAR PUSTAKA
7. Ilmu resep.
21