Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FARMASETIKA DASAR

SEDIAAN PIL

Dosen pengampu :

Herda Ariyani, M.Farm.,Apt

Kelompok 4 :

1. Isnaini Zakiah (1748201110032)


2. Mirja Adi Yaksa (1748201110045)
3. Nova Tri Cinthya (1748201110064)
4. Fenny Nadila Ramadhania (1748201110108)
5. Nurul Fauziah (1748201110151)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

BANJARMASIN

2017
I. KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga makalah tentang “Sediaan Pil” dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Farmasetika Dasar.

Proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, masukan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat memenuhi
harapan kita semua.
II.DAFTAR ISTILAH
III.DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ I

DAFTAR ISTILAH……………………………………………………..II

DAFTAR ISI ..................... ..................................................................... III

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................... 2

BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)

A. Pengertian PIL ....................................................................... 3

B. Komponen,penggunaan dan contoh pilulae............................. 3

1. Zat Pengisi ..................................................................... 3

2. Zat Pengikat .................................................................. 3

3. Zat Pembasah ................................................................ 3

4. Zat Penabur ................................................................... 3

5. Zat Pemecah .................................................................. 3

6. Zat Penyalut ................................................................... 3

C. Tahapan dalam pembuatan pil………………......................... 4

D. Keuntungan dari sediaan pil………………............................. 5

E. Kerugian dalam pembuatan pil............................................... 5

F. Syarat pembuatan pil ............................................................. 5

G. Keseragamaan bobot dalam sediaan pil .................................. 6

H. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membuat sediaan pil ..... 6


BAB III (PEMBAHASAN)

A. RESEP..........................................................................................7

B.SKRINING RESEP.......................................................................7

C. RESEP STANDAR......................................................................8

D. PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM.....................................8

E. PENIMBANGAN.........................................................................9

F. CARA KERJA...............................................................................9

G. ETIKET........................................................................................10

H. COPY RESEP..............................................................................10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pil merupakan salah satu sediaan farmasi yang sudah lama digunakan.
Sedian pil sudah dikenal sebelum keluarnya produk obat modern, dahulu pil
dibuat dengan cara tradisional akan tetapi untuk saat ini pil lebih mudah dibuat dengan
cara yang lebihmodern. Masyarakat lebih menggemari obat-obat tardisional dalam bentuk
sedian pildari pada sedian yang lain seperti jamu cair dan jamu serbuk, karena pil sangat
evisien dikonsumsi tidak berasa pahit dan cara minum yang sangat mudah dari pada
sedianyang lain. Oleh sebap itu sedian pil masih sangat diterima oleh masyarakat
luas.Tidak menutup kemungkinan sedian pil juga dikembangkan dalam pembuatanobat-
obat sintesis dan obat-obat modern, seperti halnya pil KB, pil obat magg dan lain-lain.
Sedian pil bisa di buat dengan cara tradisional dan cara modern. Oleh sebab itusedian ini
masih diajarkan dan di kembangkaan dalam lingkungan sekolah dibidang kefarmasian.
Namun bagi para pembuat yang masih baru pertama membuat terkadang masih
banyak hambatan yang terjadi. Itu disebabkan karena banyak bahan obat yang perlu
diperlakukan secara khusus. Selain itu, banyak juga bahan -bahan yang digunakanuntuk
membuat sediaan pil. Oleh karena itu,cara–cara pembuatan pil harus dipahami oleh para
pembuat.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu sedian pil ?


2. Seperti apakah sedian pil itu ?
3. Apa saja komponen,penggunaan dan contoh pil?
4. Apa saja bentuk sedian pil ?
5. Bagaiman tahapan pembuatan pil yang benar ?
6. Apa keuntungn dari sedian pil ?
7. Apakah sedian pil juga memeiliki kerugian ?
8. Bagaimana persyaratan sedian pil yang baik ?
9. Bagaimana keseragaman bobot pada sediaan pil?
10. Hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sedian pil ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian sedian pil


2. Mengetahui bagaimana sedian pil itu
3. Mengetahui zat-zat yang perlu ditambahkan pada pembuatan sedian pil dan
penggunaannya dalam sediaan pil
4. Mengetahui macam-macam bentuk sedian pil
5. Mengetahui bagaimana tahapan pembuatan sedian pil
6. Mengetahui berbagai macam keuntungn dari sedian pil
7. Mengetahui kerugian dari sedian pil
8. Mengetahui persyaratan sedian pil yang baik
9. Mengetahui Keseragaman bobot pada pil
10. Mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan sedian pil
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN PIL
Pil (Pilulae) Ialah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan
obat. Boli (menurut F.I III) Ialah pil yang beratnya diatas 300 mg, pembuatan sama dengan
pil.Granula (F.I III) Ialah pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30 mg.(Moh. Anief, 2008 :
80).
Longenzes/tablet hisap menurut ialah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat,umumnya dengan bahan dasar beraroma manis,yang dapat membuat tablet
melarut atau hancur perlahan dalam mulut.Mengandung bahan obat, juga bahan dasar
gelatin,sukrosa, sorbitol atau gula . Umumnya ditunjukan untuk pengobatan iritasi local atau
infeksi mulut atau tenggorokan,tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditunjukan
untuk absorbsi sistemik setelah ditelan. (Eric W. Martin, 1971 : 802).
Lozenges terdiri dari dua macam yaitu troches dan pastilles.trochisi (troches)
adalah tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa tablet, sedangkan pastilles adalah tablet
hisap yang dibuat dengan cara tuang. (Eric W. Martin, 1971 : 802).

B. KOMPONEN PENGGUNAAN DAN CONTOH PILULAE


 Zat Utama : berupa bahan obat zat tambahan , yang terdiri :
 Zat Pengisi : gunanya untuk memperbesar volume pil, contohnya:akar manis,bolus
alba,atau bahan lain yang cocok
 Zat Pengikat: gunanya membuat massa supaya saling melekat antara satu dengan
yang lain.contohnya sari akar manis,gom akasia,tragacanth,campuran bahan tersebut
(PGS),atau bahan lain yang cocok.
 Zat Penabur : membuat sediaan yang sudah terbentuk tidak melekat satu sama lain
lycopodium atau talk,atau bahan lain yang cocok.
 Zat Penyalut : digunakan karena ada beberapa alasan yaitu :
1.untuk menutup rasa dan bau yang kurang enak .
2.untuk mencegah perubahan karena pengaruh udara
3.supaya pil pecah dalam usus (enteric coated pil)
Contoh : perak,bolsum tolu,keratin,sirlak,kolodium,salol,gelatin,gula atau bahan lain
yang cocok
 Zat Pembasah: Membasahi masa sebelum dibentuk.contohnya
air,gliserol,sirup,madu,dan campuran bahan tersebut atau bahan lain yang cocok.

C. TAHAPAN DALAM PEMBUATAN PIL


+ Pembuatan Massa Pil

1. Hitung bobot bobot obat per 1 pil


2. Tentukan macam & jumlah bahan tambahan
3. Lakukan pencampuran bahan obat dengan bahan pengisi, pengikat, dan pemecah
4. Tambahkan bahan pembasah sedikit demi sedikit sambil digilas kuat

Cara mengetahui massa pil yang baik :


· Massa pil dipindahkan ke kertas perkamen
· Digulung dengan tangan membentuk silinder
· Bila silinder masih pecah/retak, ditambah pembasah
· Bila silinder terlalu lembek/lengket, ditambah bahan pengisi lagi

+ Pemotongan Pil

1. Massa pil yang sudah jadi dipindahkan ke kertas perkamen, kemudian dibentuk
silinder dengan tangan (ujung silinder harus pipih).
2. Pindahkan ke papan pemotong pil yang sudah diberi penabur, lalu buat silinder
panjang (sesuai jumlah pil yang diminta).
3. Dipotong dengan pemotong pil.

+ Pembulatan Pil

1. Potongan massa pil pindahkan ke alat pembulat pil yang sudah diberi penabur.
2. Pil dibulatkan dengan gerakan memutar ditambah sedikit penekanan.
3. Setelah bulat, masukkan wadah sambil dihitung.

+ Penyalutan Pil

Bila pil perlu disalut, lakukan penyalutan sesuai jenis bahan penyalut yang dipakai.
Tujuan :
· Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput) contoh : garam-
garam ferro disalut tolubalsem.
· Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula), contoh : kloramfenikol, strychnin
· Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)
D. KEUNTUNGAN DARI SEDIAAN PIL

1. Mudah digunakan / ditelan


2. Rasa obat yang tak enak dapat tertutupi
3. Relatif lebih stabil dibandingkan sediaan yang lain
4. Sangat baik untuk sediaan yang penyerapannya dikehendaki secara lambat,

E. KERUGIAN DALAM PEMBUATAN PIL

1. Obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat


2. Obat yang dalam keadaan larutan pekat dapat mengiritasi lambung
3. Bahan Obat padat/serbuk yang voluminous dan Bahan Obat cair dalam jumlah besar
4. Penyimpanan lama sering menjadi keras dan tidak memenuhi waktu hancur
5. Ada kemungkinan ditumbuhi jamur (dapat diatasi dengan bahan pengawet

F. PERSYRATAN SEDIAAN PIL

a) Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg. Oleh karena sesuatu hal syarat
ini seringkali tidak dapat dipenuhi
b) Syarat yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan dalam farmakope dan yang
dapat dianggap berlaku untuk semua pil-pil, yakni pil-pil setelah dimasukkan ke
dalam asam klorida 0,04N pada 37 derajat dan dikocok-kocok keras-keras sampai
hancur.
c) Pada waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras sehingga
dapat hancur dalam saluran pecernaan, dan pil salut enteric tidak hancur dalam
lambung tetapi hancur dalam usus halus.
d) Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu-persatu,hitung bobot rata-rata,
penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata.

G. KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PIL

Penyimpangan Terbesar Terhadap Bobot Rata-


Rata yang Diperbolehkan (℅)
Bobot Rata-Rata 18 pil 2 pil

100 mg sampai 250 mg 10% 20%

250 mg sampai 500 mg 7,5% 15%


H.HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBUATAN PIL

1. Pil yang mengandung obat berupa serbuk (padat).


Pil yang mengandung zat berkhasiat yang bersifat oksiator digunakan Adeps
Lanae atau Vaselinum sebagai zat pengikat dan Bolus Alba 100 mg tiap pil
sebagai zat pengisi. Pengunaan Adeps atau Vaselinum adalah kira-kira 1/6 berat
zat padatnya. Caranya menambahkan sedikit-demi sedikit digerus dan ditekan.

2. Pil yang mengandung obat berupa ekstrak kental.


Ekstrak kental direndam dengan Spiritus dilutus atau cairan lain yang
digunakan sebagai ekstrak dan dicampur dengan Liquiritiae Radix. Apabila
jumlahnya sedikit diperlukan Succus Liquiritiae sebagai tambahan zat pengikat
1 g untuk 30 pil. Apabila jumlah ekstrak kental besar yaitu 1,5 g lebih,
kebutuhan Succus Liquiritiae dapat dikurangi, bahkan tidak diperlukan Succus
Liquiritiae tapi cukup dibuat dengan Liquiritiae Radix saja,misalnya Valerianae
Extractum dan Secalis Cornuti Extractum spissum.

3. pil yang mengandung bahan-bahan khusus

1. Pil-pil yang mengandung senyawa Hydrargyrum:

dibuat dengan menggerus hydrargyrum, dengan sama berat Liquiritiae Radix


dan air, setelah tidak terlihat butir hydrargyum maka masa ditambah
Liquiritiae Radix dan Succus Liquiritiae secukupnya sampai mendapat masa
pil yang cocok. Bila jumlah Hydrargyrum kecil maka dapat ditambahkan
Succus dan Liquiritiae Radix dalam perbandingan 1 : 2

2. Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dan Ferrosi Iodium:

Formula dapat dilihat di Farmakope Belanda edisi V, untuk pil Ferrosi


Carbonas setiap pil mengandung 50 mg dan formula untuk pembuatan 300 pil
jadi seluruh formula mengandung 15 g Ferrosi Carbonas. Dibuat dengan
mereaksikan Ferrosis Sulfas dengan Natrii Bicarbonas di atas tangas air.
Sebagai pereduksi adalah Mel dan sebagai zat pembasah gliserin dan air
sampai berat tertentu. Hal ini dimaksudkan agar reaksi pembentukan Ferrosis
Carbonas berjalan sempurna yaitu gas CO2 yang terjadi hilang.

3. Pil-pil yang mengandung garam-garam yang dapat menyerap air:

Seperti Natrii Iodium sering terjadi penggumpalan hingga sulit dibuat masa pil
yang baik. Untuk mencegahnya maka perlu diberi air secukupnya biar larutan
setelah itu baru dibuat masa pil.
4. Pil-pil dengan zat-zat higroskopik:

Seperti Kalii Bromidum, Kalii Iodidum dan Natrii Salicylas supaya digerus
halus dan didalam mortar yang panas . Untuk pil yang mengandung zat yang
higroskopis sebagai zat pembasah jangan menggunakan Aqua Glycerinata.

5. Pil-pil yang mengandung senyawa yang sangat Higroskopis:

Digunakan sebagai larutan seperti Calcii Bromidum, Calcii Chloridum, Kalii


Acetas. Jika didalam resep tertulis garamnya maka yang diambil sebagai
larutannya yang sebanding :
- Solutio Kalii Acetatis mengandung 331 / 3% Kalii Acetas
- Solutio Calcii Bromidi mengandung 25% Calcii Bromidum
- Solutio Calcii Chloridi mengandung 25% Calcii Chloridum
- Solutio Ferri Chloridi mengandung 75% Ferri Chloridum
Lrytan tersebut setelah ditimbang diuapkan sampai sisa airnya kira-kira tinggal
kurang dari 1 g untuk 30 pil. Harus diingat jangan menguapkan Larutan Ferri
Chloridum karena garam Ferrinya akan terurai.

6.Pil-pil yang mengandung senyawa Codeinum base dengan garam Ammonium


atau Ichtammolum :

Karena Codeinum base terhitung mudah larut dalam air dan merupakan base
lebih kuat dari garam Ammonium, maka akan bereaksi dan timbul gas
NH3 yang bebas serta membuat pil jadi pecah.

7. Pil-pil yang dapat pecah Karena zat-zat yang terkandung dapat bereaksi hingga
memimbulkan gas yang memecah pil:

Supaya tidak terjadi jangan menggunakan zat pembasah air yaitu dengan
menggunakan zat pengikat yang lain
· Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dengan Acidum Citricum akan
menimbulkan gas CO2
· Pil yang mengandung Meditrenum akan timbul gas CO2 karena terjadi reaksi
antara Iodochloroxychinolin Sulfonas dengan Natrii Bicarbonas
· Pil yang mengandung Ferrum Reductum atau pulveratum dengan asam
seperti Acidum Cutricum akan bereaksi dan timbul gas H2 yang akan
memecah pil.

8. Pil-pil yang mengandung Hydrargyri Cloridum:

Akan menghilangkan selaput lendir dari lambung dan usus maka perlu
Hydrargyri Chloridum dalam keadaan yang halus. Untuk itu perlu
penambahan Natrii Chloridum untuk memudahkan Hydrargryi Chloridum
larut dalam air. Penambahan Natrii Chloridum adalah setengah berat Sublimat
dan dilarutkan dulu dengan air sama berat,
9. Pil-pil yang mengandung Diphantoinum Natrium:

Jangan menggunakan Liquiritiae Radix tetapi menggunakan Succus Liquiritiae


1 bagian dan Amyilum 3 bagian dan sebagai zat pembasah digunakan Sirupus
Simplex. Hal ini untuk menjaga agar pil lekas hancur dalam lambung.

10. Pil-pil yang mengandung Quinini Sulfas:

Ada dua macam yaitu yang berwarna colkat dan berwarna putih

11.Pil-pil yang mengandung zat pengikat yang bereaksi dengan asam :

Seperti Gentianae Extractum, Succus Liquiritiae dan Liquiritiae Extractum.


Bahan tersebut akan bereaksi dengan Ferrum reductum, Ferrum pulveratum
yang menimbulkan gas H2 serta menyebabkan pil menjadi menggelembung
dan pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula dengan Natrii Bicarbonas,
Ferrosi Carbonas yang menimbulkan gas CO2 serta menyebabkan pil menjadi
menggelembung dan pecah. Maka itu Succus Liquiritiae, Liquiritiae
Extractum dan Gentianae Extractum harus dinetralkan dulu dengan MgO 50
mg tiap gram Ekstrak dan Succus.

12. Pil-pil yang mengandung Ekstrak kering :

a. Aloe Extractum Aquosum siccum, Rhamni Frangulae Extractum Aquosum


siccum, Rhamni Phursianae Extractum siccum, Rhei Extractum dapat dibuat
pil cukup dangan Liquiritiae Radix dan zat pembasah Aqua Glyserinata.

b. Chinchonae Extractum siccum dan Colae Extractum siccum memerlukan


Succus Liquiritiae sebagai zat pengikat untuk dapat dibuat masa pil.

c. Pil dengan ekstrak kering supaya dibuat keras jangan lembek agar tidak
berubah bentuk
BAB III
PEMBAHASAN RESEP
1. RESEP

dr. Yunita Maharani


Sip 2890/SIP/1997
Jl. Farma 21 Ujung Pandang
Telp : 123457
Banjarmasin, 11 April 2016
R/ Pilulae Anti Hypertinicae XXX

S 1 dd pil I

Pro : Bp. Hamdan

2. SKRINING
a. Administrasi :
- Subcriptio (Paraf Dokter)
-

b. Farmasetik
OTT:-

c. Klinis :
 Incompatibilitas : -

 Solusi : -

 Penggolongan Obat
- Phenobarbital (DG)
-
-

3. Klinis
a. Phenobarbital
- Indikasi : Hipnotikum, sedativum ( Depkes RI 1979 Hal. 481 )
- Kontraindikasi : Depresi pernapasan berat, porfiria
- Efek samping : Mengantuk, alergi
-
4. KHASIAT OBAT :
- Phenobarbitalum(Fenobarbital)(luminal) : Hipnotikum, Sedativum
- Lactosum(laktosa)(Saccharum lactis) : Zat tambahan
-
5. RESEP STANDAR :
Pil Beladon - Fenobarbital
+ Ekstrak Beladon 0,5 t.m 0.025/0,2
+ Fenobarbital 1,5 t.m 0,25/0,5
Bahan dasar pil secukupnya
Campur buat Pil XXX Biji

6. Pemerian
a. Phenobarbital (Depkes RI 1979 Hal. 481)
- Organoleptik (warna,bau,rasa)
Hablur atau serbuk hablur; putih tidak berbau; rasa agak pahit.
- Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P, dalam larut
alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
- Struktur Kimia
b. Ekstrak Beladon ( Depkes RI 1979 Hal. 108)
- Organoleptik (warna,bau,rasa)
Massa kental; coklat tua.
- Penyimpanan
Simpan dalam wadah berisi zat pengering

c. Saccarum Laktis ( Depkes RI 1979 hal. 338)


- Organoleptik (warna,bau,rasa)
Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa agak manis.
- Kelarutan
Larut dalam 6 bagian air, larut dalam bagian air mendidih; sukar larut dalam etano
(95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dalam eter P.
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
- Struktur kimia

7. Perhitungan DM
300𝑚𝑔
Fenobarbital ( ⁄600𝑚𝑔)
1,5 𝑥 1
%1 kali = 𝑥 100% = 0,5 %
300
1,5 𝑥 1
%1 hari = 𝑥 100% = 0,25%
600

20𝑚𝑔
Ekstrak Beladon ( ⁄80𝑚𝑔)
0,5 𝑥 1
%1 kali = 𝑥 100% = 2,5 %
20
0,5 𝑥 1
%1 hari = 𝑥 100% = 0,625%
80

8. Penimbangan
- Saccharum lactis = 125mg (bobot ideal)
0,125 x 30 = 3,75 gram

- Ekstrak beladon
0,5
𝑥 30 = 7,5 𝑔
2
- Fenobarbital
1,5
𝑥 30 = 22,5 𝑔
2

9. Cara kerja

1.
ETIKET

APOTEK UMB
Jl. S. Parman Telp(0522)3363525
APA : Syifa, S.Farm.,Apt
SIPA : 503/224/SIPA/6372/VIII.24/DINKES

Nama : Bp. Hamdan

1 x sehari 1 Tablet ml/tetes Pagi


kapsul Sendok makan Siang
bungkus Sendok teh Sore
Pil Malam

Sebelum/Sesudah/Saat makan
Kocok dahulu
Nama/jumlah obat : Pil
Semoga Lekas Sembuh
COPY RESEP

APOTEK BERSAMA
Jl. S. Parman Telp(0522)3363525
APA : Syifa, S.Farm.,Apt
SIPA : 503/224/SIPA/6372/VIII.24/DINKES

SALINAN RESEP

No. : 02 Tgl. 13/2/2009


Dari Dokter : dr. Yunita Maharani Tgl. 13/2/2009
Untuk : Bp. Hamdan

R/ Pilulae Anti hypertonicae XXX


S 1 dd pil I

did

Syifa, S.Farm.,Apt

Anda mungkin juga menyukai