Anda di halaman 1dari 62

Formulasi Dasar 2

PILULAE

Maria Dona Octavia, M.Farm, Apt

1
DEFENISI, menurut FI III
☻Suatu sediaan berupa massa bulat
dengan satu atau lebih bahan obat
☻beratnya berkisar antara 100 – 500
mg
Berdasarkan beratnya pilulae
dibagi atas :
☻ Pil, 60 – 300 mg dan FI III antara
100 – 500 mg
☻ Granul, beratnya Kecil dari 30 mg
☻ Boli, Besar dari 500 mg
Pembuatan ketiga jenis sediaan
diatas pada prinsipnya sama
Keuntungan
1. Sipenderita mudah menelan
2. Dapat diberikan dosis yang tepat
3. Untu menghindari bau/rasa tidak enak atau
yang meransang dapat dilakukan dengan cara
pilnya
4. Dapat mengatur agar obat tidak dirusak oleh
asam lambung, tapi obat dapat pecah dalam
usus (dilakukan dengan cara penyalutan)
Syarat – syarat pil
1. Bobot pil antara 100 – 500 mg
2. Pada penyimpanan pil tida bplh berubah
bentuknya tidak boleh berubah dan
masa nya, masa pil tidak begitu keras,
sehingga dapat hancur dalam saluran
pencernaan. Untuk pil salut enterik tidak
hancur dalam lambung tetapi hancur
dalam usus
…Syarat – syarat pil

3. Pil harus memiliki keseragaman bobot


Caranya :
- timbang sebanyak 20 pil satu per satu
- Hitung berat rata – rata
- Dilihat penyimpangan terbesar
terhadap bobot rata-rata
…Syarat – syarat pil

Penyimpangan terbesar
Bobot rata - terhadap bobot rata-rata yang
rata diperbolehkan (%)
18 pil 2 pil

100 – 250 mg 10 20

251 – 500 mg 7,5 15


…Syarat – syarat pil
4. Waktu hancur
memenuhi persyaratan waktu hancur
menurut waktu hancur yang tertera pada
compresi,yaitu :
pil harus hancur dalam air pada suhu 36 –
38 0C selama 15’ untuk pil tidak bersalut dan
60’ untuk pil bersalut
untuk pil bersalut enterik direndam dulu
dalam larutan HCl 0,06 N ; 3 jam, lalu
dipindahkan ke dalam larutan dapar pH 6,8
pada suhu 36 – 38 0C maka dalam 60’
pengujian pil sudah hancur
Komposisi Pil
a. Zat berkasiat • Pemilihan zat pengisi,
b. Zat pengisi pengikat, pembasah
c. Zat pengikat dan penabur
tergantung dari bahan
d. Zat pembasah obat yang akan
e. Zat penabur dibuat menjadi pil
f. Zat
pembalut/pelapis
a. Zat berkasiat

• Pil dapat mengandung satu atau lebih


zat berkasiat, misalnya atropin sulfat,
papaverin HCL, prednison dan lainya
• Dalam pembuatan pil ini harus diketahui
sifat fisika dan kimia dari zat berkasiat
• Obat – obat yang terurai dengan asam
lambung dapat dibuat pil berlapis
enterik
b. Zat pengisi
• Digunakan :
1. untuk membentuk suatu pil dengan
bobot yang telah ditentukan (100 – 500
mg)
2. Untuk mencukupkan masa pil jika
jumlah zat berkasiat dan pengikat tidak
mencukupi untuk membentuk massa
pil
Syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi
oleh banyak obat dan sifat bahan obat
yang harus dibuat pil
…Zat pengisi
Bahan pengisi yang utama :
• Akar manis (liquiritae radix)
• Amylum (pati)
• Saccharum lactis/ laktosa
• Bolus alba
• Pulvis pro pilulis (campuran sama
banyak radix dan liquiritiae succus)
…Zat pengisi
liquiritae radix
• Merupakan bahan pengisi pil yang baik,
karena memberikan masa pil yang kenyal
dan jika dibuat dengan sejumlah pengikat
yang tepat maka akan mudah pecah
• Jumlah yang digunakan sebagai pengisi
2x succus (pengikat)
c. Zat pengikat
• Berfungsi sebagai pengikat massa pil, sehingga
terbentuk massa pil yang dapat dikepal dan
tidak melengket pada dinding lumpang dengan
penambahan pembasah
• Contoh :
• Sari akar manis (liquiritiae succus)
• Gom akasia
• Tragakan
• Pulvis gommosus
…Zat pengikat

• Jika dipakai liquiritiae succus sebagai


pengikat maka jumlah yang dipakai umumnya
2 g untuk 60 pil
• Maka sebagai pengisi dipakai liquiritiae radix
sebanyak 4 gram (2 x succus) untuk 60 pil
…Zat pengikat
• Tentu saja jumlah ini tergantung pada sifat
fisika dan kimia obat.
• Penambahan zat pengikat ini harus hati-
hati sehingga sewaktu penambahan
bahan pembasah akan diperoleh masa
yang padat sehinga pengerjaan
selanjutnya lebih mudah
d. Zat pembasah
Biasa digunakan :
• Air
• aqua gliserinata (larutan 50% gliserin
dalam air)
• Gliserin
• sirup simpleks
• madu
…Zat pembasah
• Jika sebagai pengikat dipakai succus atau
gom maka perlu ditambahkan zat
pembasah seperti air, aqua gliserinata,
sirup simpleks, gliserin, madu
• Jika sebagai zat pengikat dan pengisi
liquiritiae succus dan liquiritiae radix maka
sebagai pembasah yang tepat adalah
aqua gliserinata,
…Zat pembasah
• Sebagai pembasah yang baik
biasanya digunakan aqua gliserinata
karena pada proses pengeringan jika
airnya menguap akan tersisa gliserin
sehingga pil tidak mengeras selama
proses penyimpanan
• Penambahan pembasah harus hati
hati jangan terlalu banyak agar
diperoleh massa yang kompak dan
tidak melengket
• Zat yang berfungsi sebagai pengikat dan
sekaligus sebagai zat pembasah adalah
• Adeps lanae
• Vaselin
• Gliserol
e. Zat penabur
• Digunakan untuk mencegah
lengketnya massa pil pada alat
pembuat pil, pada saat menggulung
dan memotong pil
Cara : masa pil dan pil yang telah jadi
ditaburi dengan sejumlah kecil zat
penabur.
• Contohnya : Lycopodium, talkum,
liquiritae radix
…Zat penabur
• Talkum digunakan sebagai zat penabur
untuk pil pil yang mengandung zat
berlemak atau zat – zat berwarna putih
serta zat-zat yang bersifat oksidator
• Jangan dipakai likopodium dalam jumlah
banyak karena dapat menyebabkan pil
berbintik-bintik
f. Zat pembalut/pelapis
Pemberian zat pembalut diperlukan :
1. Untuk menutupi rasa tidak enak
2. Untuk melindungi isinya terhadap pengaruh
dari udara misalnya oksidasi
contoh : pil dengan garam-garam besi (II),
vitamin A, vitamin C, dan posfor
3. Untuk mencegah pil pecah dilambung jika pil
harus bekerja di usus
Contoh : pil yang mengandung obat cacing
…Zat pembalut/pelapis
• Zat pembalut atau pelapis yang biasa digunakan
:
• Perak, balsem tolu (tolubalsem) dalam kloroform
10 %, kolodium, salol, keratin, gelatin, gula atau
bahan lain yang cocok
• Pemilihan zat pengisi, pengikat, pembasah dan
penabur tergantung dari bahan obat yang akan
dibuat menjadi pil
Aturan Umum Pembuatan Pil
1. Bobot pil
bobot pil biasanya 60 – 300 mg (FI III
100 – 500 mg) apabila memungkinkan
jumlah bobot obat, bahan pengisi, dan
bahan tambahan lainnya terletak antara
100 – 150 mg
2. Bahan pengisi
• Sedapat mungkin Liquiriteae radix,
biasanya jumlahnya 2x succus
• Apabila di dalam massa pil terdapat
serbuk tumbuhan sebagai obat maka
jumlah radix dikurangi sebanyak serbuk
tumbuhan tersebut
3. Bahan pengikat
sedapat mungkin dipilih Liquiriteae
succus.
Umumnya dipakai 2 gram untuk 60 pil.
Biasanya jumlah ini cukup untuk bahan
obat yang sedikit
Jumlah succus yang diperlukan sangat
tergantung pada sifat bahan obat yang
dicampur kedalam pil
4. Pada pembuatan masa pil yaitu pada
proses pencampuran radix dan succus
harus ditambahkan suatu pembasah
sehingga pada waktu pencampuran
terjadi massa yang kompak. Yang sering
digunakan adalah aqua gliserinata
(campuran air dan gliserin sama banyak)
sehingga dalam penyimpanan pil tidak
menjadi kering
5. Menyelesaikan massa pil sewaktu
pemotongan : ditambahkan zat penabur
☻Teknik Pembuatan Pil
1. Semua bahan obat dicampur homogen
dengan bahan pengisi
2. Tambahkan bahan pengikat.
Bila bahan pengikat konsistensinya
berupa cairan kental, maka langsung
diulek (ditekan) sampai menjadi massa pil.
Bila bahan pengikat berupa bubuk,
ditambahkan bahan pembasah
secukupnya, lalu diulek sampai menjadi
massa pil yang kenyal
…Teknik Pembuatan Pil
3. Setelah pembuatan massa pil, kemudian
massa pil ini digulung dan dipotong-
potong pada papan pil, kemudian pil
dibulat-bulatkan sambil ditaburi bahan
penabur secukupnya.
Alat pembuatan pil biasanya terbuat dari
tembaga dan ebonit
Bahan pengikat lain selain
succus
1. Pulvis gomosus (serbuk gom majemuk)
❖campuran gom arab + sacharum +
tragakan sama banyak
❖merupakan pengikat yang baik setelah
succus
❖ sebagai pengisi dipakai saccharum
❖pembasah aqua gliserinata
jumlah pulvis 500 mg untuk 60 pil
2. Campuran succus dan sacharum sama
banyak
pembasah : aqua gliserinata,
penambahan pembasah harus hati-hati
jangan ditambahkan sebelum masa pil
diremas secara intensif
3. Ekstrak kental
digunakan ekstrak kental yang tidak
mirip bahan obat, hanya boleh dipakai
jika ditulis secara khusus dalam resep.
biasanya dipakai ekstrak Liquiriteae 1 –
2 g untuk 60 pil
4. Gliserin dan tragakan
10 % tragakan dalam gliserol
5. Adeps lanae dan vaselin album
dipakai apabila
a. bahan obat yang bereaksi satu sama
lain
b. obat terurai dengan air
c. bahan obat bersifat higroskopis
…Adeps lanae dan vaselin

a. bahan obat yang bereaksi satu sama lain


Pengikat ini biasanya digunakan bila
bahan obat bereaksi satu sama lainnya
Dalam hal ini dengan adanya air akan
mempercepat reaksi, sehingga massa pil
dibuat tanpa suatu zat pembasah
contoh : campuran asam dengan hidrogen
karbonat
seperti : Asetosal >< Na Bicarbonat H2O
CO2(g)
b. Bahan Obat terurai oleh air
• Misalnya folis digitalis mengandung enzym yang
dapat menguraikan glikosida-glikosida dengan
adanya air sehingga obat tidak berfungsi lagi.
• Sebagai pembasah dapat digunakan campuran
dari oleum cacao dan oleum amygdalarum
R/ Fol digitalis 6
Ol. amygdalarum 1,7
Ol. cacao 12
ad pil NO. 60
c. Bahan obat yang higroskopis
• Contoh : Kalii bromida, Kalii klorida
• Untuk bahan pengikatnya digunakan
adeps lanae atau vaselin album, karena
zat berkasiat tidak boleh kena air atau
cairan yang mengandung air.
• Sebagai zat pengisi digunakan radix
Hal yang harus diperhatikan
1. Pil dengan bahan obat yang bersifat
oksidator dan garam-garam timbal
Untuk pil jenis ini dipakai zat pengisi bolus alba
dan zat pengikatnya vaselin album
• Caranya :
• Bolus alba yang digunakan 100 mg/pil, bila bahan
obatnya 25 mg/pil,
kecuali jika tertulis lebih dari 25 mg obat dalam
setiap pil maka berat bolus alba dikurangkan
sebanyak yang berlebih
• Vaselin dapat diambil ½ dari jumlah bolus alba
dan obat
• Zat penabur digunakan talkum
• Contoh :
• Zat pengoksid :
• Kalii permanganas (KMnO4)
• Kalii Chlorat (KClO3)
• Kalii Nitrat (KNO3)
• Besi (III) Chlorida (FeCl3)
2. Pil – pil dengan sari cair
• Pembuatan pil dengan sari-sari cair dilakukan
dengan cara : membuat masa pil dengan succus
dan radix
• Jika jumlahnya sedikit (1 gram / 60 pil) sari cair
tersebut dapat dipakai sebagai pembasah
(pengganti aqua gliserinata) dan langsung
dicampur dengan radix
• Jika jumlahnya banyak, maka sari cair harus
diuapkan dengan penambahan sebagian kecil
radix
• Radix yang diambil + 15 – 20 % dari sari-sari
cair, maksimal 2 gram
Pil – pil dengan sari cair

• Yang harus diperhatikan adalah pada


proses penguapan, sebaiknya masa yang
dihasilkan masih dalam keadaan lembab
dan setelah penguapan segera
didinginkan untuk mencegah pengeringan
selanjutnya, karena masa akan melengket
kuat pada wadah sehingga akan banyak
kehilangan zat berkasiat
3. Pil dengan sari – sari kental
a. Pil dengan sari kental berkasiat keras
dalam jumlah sedikit
• Sari kental dilarutkan dengan sedikit
pelarut, kemudian dicampur dengan zat
radix dan succus
• Contoh : extract belladona, extract
hyosciami, extract spisum
…Pil dengan sari – sari kental

b. Pil dengan sari kental berkasiat


keras dalam jumlah banyak
• Pada pembuatannya hanya
ditambahkan radix untuk
memperoleh masa pil
• Contoh : extract Secalis cornuti,
extract Visci albi
…Pil dengan sari – sari kental

c. Untuk sari kental yang bereaksi dengan asam


lemah, jika ada penambahan obat-obat lain
akan (dicampur dengan zat bereaksi basa )
maka pil akan mengeluarkan gas
Contohnya :
ekstrak gentianae (asam lemah) dengan Ferrum
pulveres/ Nat Bicarbonat akan mengeluarkan
gas
untuk mengikat asam ditambahkan 100 mg MgO
untuk 3 gram ekstrak gentian
4. Pil – pil dengan minyak menguap,
balsem-balsem, kreosol, ekstrak filicis
1. Metode Blomberg dengan gliserol dan
radix
merupakan cara terbaik untuk
pembuatan pil yang mengandung minyak
atsiri
minyak atsiri/ balsem dicampur dengan
gliserol, kemudian + radix
… Pil – pil dengan minyak menguap, balsem-
balsem, kreosol, ekstrtak filicis

jumlah gliserol yang dipakai :


a. untuk minyak atsiri dipakai gliserol sama
banyak, untuk ol. Eucalypti dipakai gliserol 1,5
x bobotnya
b. Untuk balsem dan ekstrak filicis dipakai gliserol
¾ x bobotnya
c. Untuk kreosol, gliserolnya ½ x bobotnya
d. Untuk Ol. Eucalypti, campuran kreosol dan
kamfer atau carbonas kreosati dengan kamfer
dipakai gliserol 1,5 kali bobotnya
… Pil – pil dengan minyak menguap, balsem-
balsem, kreosol, ekstrtak filicis

2. Metoda Sliss dengan radix dan air


a. ditambahkan sejumlah radix + air sedikit sedikit
sampai terbentuk masa teremulsi kemudian
tambahkan radix hingga terbentuk masa pil
b. campurkan obat dengan air ½ x bobotnya
misalnya : Ol. Therebintinae dan ol. Eucalypty
dengan air sama banyak dan sedikit radix gerus
sampai masa teremulsi dengan baik kemudian
tambahkan radix hingga terbentuk masa pil
c. pil yang mengandung fenol dan guayakol dibuat
dengan cara mencampurkan zat dengan air 1,5 x
bobotnya dan dikepal dengan succus dan radix
… Pil – pil dengan minyak menguap, balsem-
balsem, kreosol, ekstrtak filicis

3. Metode Blomberg – Steenhuisen dengan


succus dan gliserol sama banyak
mula-mula dicampur succus dan gliserol
yang bobotnya sama dengan succus, setelah
teremulsi dibuat masa pil dengan
penambahan radix
untuk kreosol : gliserol dan succus ½ x
bobotnya
untuk minyak atsiri : gliserol dan succusnya
sama banyak
5. Pil – pil dengan raksa

• Jika pil mengandung senyawa hydrargirum


(raksa), maka zat itu dicampur dengan radix
sama banyak + liquiritae ekstraktum hingga
diperoleh masa pil
• Jika pil mengandung senyawa hydrargirum
sedikit maka raksa digerus sampai halus
dengan radix sama banyaknya dan air
• Untuk memperbesar bobot pil dapat ditambah
succus dan radix dalam perbandingan 1 ; 2
• Pil-pil dengan raksa harus dipotong dengan alat
pembuat pil dari ebonit, karena raksa
membentuk amalgan dengan Cu
6. Pil – pil dengan Besi II karbonat
• Jika dalam setiap pil diminta jumlah besi II
carbonat yang berlainan dari yang terkandung
dalam Pilulae Blaudi (Pilulae Ferosi
Carbonates), maka besi II karbonat dibuat
dengan cara tertulis dalam pilulae baludi,
menurut banyaknya besi II karbonat yang
diperlukan kemudian diuapkan sampai bobot
yang sesuai. Tetapi banyaknya gom arab dan
radix diambil sesuai dengan jumlah pil yang
diminta resep
• Pilulae blaudi harus dibuat baru (r.p = recenter
paratus)
7. Pil dengan besi iodida
• Jika dalam setiap pil diminta jumlah besi II
iodida yang berlainan dari yang terkandung
dalam pilulae Iodeti Ferosi, maka besi II iodida
dibuat dengan cara yang sama seperti Pilulae
Iodeti Ferosi, hanya banyaknya ferum
fulveratum, iod dan air harus disesuaikan
dengan jumlah pil.
• Jika besi II iodida dicampur dengan sari kental
atau cair maka pada pembuatan besi II iodida
dipakai air yang jumlahnya sedikit mungkin, jika
tidak masa pil menjadi lembab
..... Pil dengan besi iodida
• Pil – pil dengan Iodeti ferosi ini selalu
disalut dengan tolu balsem
• Caranya : pil –pil dituangi larutan
tolubalsem 10% dalam kloroform/ spritus
fortier dan dikocok perlahan – lahan dalam
dua piring datar atau cawan penguap yang
saling ditutupkan
8. Pil – pil yang dapat dibuat dengan
Radix tanpa penambahan zat lain

• Ichthyol atau tumenolamonium, masa pil


tidak boleh terlalu keras, radix yang
ditambahkan sama banyak dengan
ichthyol
• Sari-sari kental dalam jumlah banyak
• Lecitin dan liquor kresoli saponatus
GRANULA
• Granula berupa butir-butir bulat
• Jika tidak disebut apa-apa, maka bobot 1
granul maksimum 30 mg dan
mengandung 1 mg zat berkasiat
Komposisi granul
• Secara umum komposisi untuk pembuatan
granul :
a. zat pengisi dan pengikat
serbuk gula ( sacharum album
pulveratum)
b. zat pengikat : pulvis gommosus
c. zat pembasah : sirup simpleks
Masa granul
Masa granul dapat diambil dari petunjuk
pembuatan sebagai berikut :
A. granula menurut farmakope belanda ed V
Tiap granul mengandung
pengisi : saccharum pulveratum 22 mg
pengikat : pulvis gummosus 3 mg
pembasah : aqua gliserinata
penabur : talkum
…Masa granul

B. Granul menurut farmakope belanda ed IV


Tiap granul mengandung
pengisi : saccharum lactis 20 mg
pengikat : gummi arabic 5 mg
pembasah : aqua gliserinata
penabur : talkum
Masa granul

C. granula menurut Vanduin


Tiap granul mengandung
pengisi : liquiriteae radix 5 mg
pengikat : liquiriteae succus 20 mg
pembasah : aqua gliserinata
penabur : lycopodium
Masa granul
D. Granul yang mengandung zat oksidator
dan garam Pb
untuk 60 granul mengandung :
pengisi : bolus alba 1,1 g
pengikat/pembasah : vaselin album
(adeps lanae ) 0,5 g
penabur : talkum
Masa granul
E. granula yang mengandung ekstrak kental
1) jika dosis ekstrak kental < 5 mg maka untuk
setiap granul mengandung 5 mg succus dan 20
mg radix
2) jika dosis ektrak kental 5 mg untuk setiap
granul, maka banyaknya succus dikurangi
sampai 100 mg untuk 60 granul
3) jika dosis ekstrak kental 10 mg untuk tiap
granul dapat dibuat tanpa penambahan succus
Masa granul
4) jika dosis ekstrak kental 1 g untuk 60
granul, maka diracik hanya dengan 800
mg radix, jika masa granul masih lembab,
panaskan lumpang sebentar diatas
penangas air
F. Granul yang mengandung sari cair
diracik menurut cara yang sama
dengan peracikan pil pada sari-sari cair
• Pembuatan granul dengan sari-sari cair dilakukan
dengan cara : membuat masa granul dengan
succus dan radix
• Jika jumlahnya sedikit (1 gram / 60 pil) sari cair
tersebut dapat dipakai sebagai pembasah
(pengganti aqua gliserinata) dan langsung dicampur
dengan radix
• Jika jumlahnya banyak, maka sari cair harus
diuapkan dengan penambahan sebagian kecil radix
• Radix yang diambil + 15 – 20 % dari sari-sari cair,
maksimal 2 gram
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai