Definisi
Pil berasal dari bahasa latin biasa disebut
“pila” yang berarti bola.
Menurut FI ed III adalah suatu sediaan
berupa massa bulat, mengandung satu
atau lebih bahan obat.
- Menurut Leerboek der Receptuur :
“Pil adalah salah satu bentuk sediaan padat
yg. berbentuk bola kecil dg. berat 100-500
mg.”
A. Keseragaman Bobot
Cara : Timbang 20 pil satu per satu, hitung
bobot rata2. Penyimpangan terbesar yg.
diperbolehkan thd. bobot rata-rata adalah
sbb.:
Bobot rata2 Penyimp. terbesar thd. bobot
rata2 yg. diperbolehkan (%)
18 pil 2 pil
100-250 mg 10% 20%
251-500 mg 7,5% 15%
B. Waktu hancur pil = Waktu hancur tablet
--> tdk. > 15 menit utk. pil tak bersalut
--> tdk. > 60 menit utk. pil bersalut gula dan
bersalut selaput
--> pil bersalut enterik : 3 jam dlm. larutan
0,06 N HCl + tdk. > 60 menit dlm. larutan
dapar pH 6,8
A. Bahan
Obat/Medikam
en
--> Wujud : -
- bhn. pengisi
padat - bhn. penabur
- bhn. pengikat
- 1/2 - bhn. pemecah*
- bhn. pembasah
pad - bhn. penyalut*
at
Formula dan Cara
Pembuatan
Secara umum, formula sediaan pil terdiri
atas bahan obat dan bahan tambahan.
1.Bahan obat
Bahan obat dapat berupa :
- bahan padat, misalnya kinin sulfat
-bahan setengah padat, misalnya ekstrak
belladon
- Bahan cair misalnya tinctura opii
Selain bahan obat tersebut, formula pil juga
mengandung bahan tambahan yang dapat
berupa bahan pengisi, pengikat, pembasah,
penabur, pemecah serta penyalut.
Bahan ini tidak selalu seluruhnya digunakan,
tergantung dari sifat dan jumlah bahan
obatnya.
2. Bahan pengisi
Bahan pengisi diperlukan, terutama jika
bobot bahan obat terlalu kecil untuk dibuat
sediaan pil.
Jadi fungsinya hanyalah untuk
memperbesar massa pil.
Pengisi yang umum digunakan adalah
Liquiritae Radix. Untuk pil yang berwarna
putih dapat digunakan Saccharum album,
sedangkan untuk bahan obat yang
bersifat oksidator dapat digunakan Bolus
Alba.
Jumlah pengisi yang umum digunakan adalah :
Untuk bahan obat jumlah kecil, bobot Radix
yang digunakan minimal dua kali jumlah
Succus.
Untuk bahan obat jumlah besar, digunakan
pulvis pro pillulae (campuran Radix dan
Succus sama banyak).
Bahan obat golongan oksidator atau senyawa
garam timbal (Pb), digunakan Bolus Alba
100 mg/pil.
3. Bahan pengikat
Bahan obat umunya bersifat non kohesif,
sehingga dalam pembuatan pil diperlukan
bahan pengikat untuk mendapatkan massa
pil yang baik.
Bahan pengikat yang umum digunakan
dalam pembuatan pil adalah :
Succus Liquiritae, 2 gram untuk 60 pil.
Pulvis Gummosus, 500 mg untuk 60 pil
Untuk bahan obat yang voluminous, 1-1,5 gram
untul 60 pil.
Succus dan Saccharum album sama banyak , 75
gram untuk 1000 pil (berfungsi sekaligus sebagai
pengisi dan pengikat).
Glicerinum cum tragacantha (larutan 10%
tragakan dalam gliserin) secukupnya.
Adeps lanae atau vaselin album secukupnya,
digunakan untuk pil yang bahan obatnya bersifat
saling bereaksi dengan adanya air, dapat terurai
dengan adanya air, oksidator dan merupakan
garam-garam timbal (Pb).
4. Bahan pembasah
Untuk membuat massa pil yang
baik, umumnya diperlukan bahan
pembasah yang umumnya dapat
digunakan :
◦ Air
◦ Aqua glyserinata (air dan gliserin sama
banyak)
◦ Sirupus simpleks
◦ Madu
◦ Adeps lanae atau vaselin album
(sebagai pengikat sekaligus pembasah)
5. Bahan pemecah
Sediaan pil yang diracik dengan menggunakan
bahan pengikat adeps lanae atau vaselin album
yang bersifat hidrofob menjadi sukar
larut/pecah di lambung.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu
ditambahkan bahan pemecah.
Bahan pemecah yang dapat
digunakan adalah
natrium bikarbonat.
Saat pil masuk ke dalam lambung, akan terjadi
reaksi antara natrium bikarbonat dengan HCl
yang ada pada asam lambung dan
menghasilkan gas CO2. gas inilah yang dapat
menyebabkan pil menjadi pecah.
Lanjutan………………….
NaHCO3 + NaCl +
HCL H2CO3
CO2
H2O
6. Bahan penabur