A. Pengertian
Pilulae (menurut F.I.III) ialah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat.
Boli (menurut F.I. III) ialah pil yang beratnya diatas 300 mg, pembuatan sam dengan pil. Granula (menurut F.I III) ialah
pil kecil yang beratnya tidak lebih dari 30 mg, mengandung 1 mg bahan obat.
Lozenges / tablet hisap menurut (F.I. IV) ialah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat ,
umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam
mulut. Mengandung bahan obat, juga bahan dasar gelatin, sukrosa, sorbitol atau gula. Umumnya ditujukan untuk
pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan
untuk absorbsi sistemik setelah ditelan.
Lozenges terdiri dari dua macam yaitu troches dan pastiles.
Trochisi ( troches) adalah tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa tablet, sedangkan pastiles adalah tablet hisap
yang dibuat dengan cara tuang.
C. Pembuatan Sediaan
Cara pembuatan pil pada prinsipnya , mencampur bahan-bahan obat padat sampai homogen , kemudian
ditambah zat-zat tambahan, setelah homogen ditetesi bahan pembasah. Kemudian dengan cara menekan sampai
diperoleh masa pil yang elas- is lalu dibuat bentuk batang dan dipotong dengan alat pemotong pil sesuai deng-an
jumlah pil yang diminta. Bahan pelicin ditambahkan setelah terbentuk masa pil agar supaya masa pil yang telah jadi
tidak melekat pada alat pembulat pil.
Beberapa keterangan pada pembuatan pil :
1. Bobot pil ideal antara 100 –150 mg, rata-rata 120 mg.
Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi.
2. Sebagai zat pengisi , jika mungkin dipilih radix liq kecuali ada reaksi Kadang digunakan bolus alba. Jumlah yang
dipakai umumnya 2 x Jumlah zat pengikatnya. (biasanya succus liq.). Dikenal juga istilah PPP ( Pulvis Pro Pilulae
) yaitu campuran succus liq dan radix liq. Sama banyak.
3. Sebagai zat pengikat, jika mungkin gunakan succus liq. 2 gram / 60 pil. Kecuali ada reaksi kadang digunakan
adeps lanae atau vaselin.
4. Pada pembuatan masa pil kedalam campuran obat, radix dan succus harus ditambahkan cairan (zat pembasah)
supaya pada pengepalan diperoleh ma- sa yang homogen yang cukup baik untuk dikerjakan selanjutnya. Paling
baik gunakan aq. glicerinata yaitu campuran air dan gliserin sama banyak.
5. Setelah pembuatan masa pil kemudian masa pil digulung dan dipotong menurut jumlah yang diminta dan
akhirnya pil-pil dibulatkan . Untuk mencegah melekatnya pil pada alat pembulat pil taburkan talkum / likopodium
dengan rata. Setelah selesai jangan lupa hitung lagi pil-pil tersebut.
D. Persyaratan Pillulae
1. Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada compresi (FI Edisi III )
2. Memenuhi keseragaman bobot pil ( FI edisi III )
3. Pada penyimpanan bentuknya harus tetap , tetapi tidak begitu keras sehingga dapat hancur dalam
saluran pencernaan .
Keseragaman bobot.
Timbang 20 pil satu per satu, hitung bobot rata-rata, penyimpangan terbesar yang diperbolehkan terhadap bobot
rata-rata adalah sebagai berikut :
Penyimpanan : Sesuai dengan cara penyimpanan tablet, dengan memperhatikan sifat zat tambahan yang
digunakan.