Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

SIMPLISIA DARI HEWAN


1. Adeps lanae
2. Adeps suillus
3. Cera alba
4. Cera flava
5. Cetaceum
6. Gelatinum
7. Mel depuratum
8. Thyroidum

1. ADEPS LANAE

Nama Sinonim : Lemak bulu domba anhydrous lanolin,


Wool FAT, Lemak bulu
Nama hewan : Ovis Aries (L.)
Keluarga : Bovidae
Zat berkhasiat : Ester-ester lemak dengan kolesterol,
Utama/Isi oksikolesterol, gamma-lanosterol, lano-
sterol dihidrolanosterol dan agnosterol.
Adapun asam lemaknya adalah asam
palmitat, asam miristinat, asam lano-
palmitat, asam lanoserat, asam serotat dan
asam karnaubat, alkohol-alkohol, setil -
alkohol dan karnaubiealkohol.
Penggunaan : Sebagai salep, sabun, pasta, pil dan serbuk.
Sediaan -: Aethylis Aminobenzoatis Tannini
Unguentum (Form. Nas).
- Bacitracini Neomycini Polymyxini
unguentum (Form. Nas).
- Chloramphenicoli unguentum (Form.
Nas).
- Gamexani cremor (Form. Nas).
- Hydrocortini unguentum (Form. Nas).
- Ichtammoli unguentum (Form. Nas).
- Methylis Salysilatis unguentum (Form.
Nas).
- Tetracyclini Hydrocloridi unguentum
(Form. Nas).
Pemerian : Zat serupa lamak, liat, likat warna kuning
muda atau kuning pucat, agak tembus
cahaya bau lemah dan khas.
Bagian yang : Lemak yang dimurnikan dari bulu domba.
diambil
Pembuatan : Pada bulu domba terdapat 10-50 % lemak
yang merupakan selaput luar bulu tersebut.
Air sabun bekas pencuci bulu mengandung
lemak tersebut. Pada air cucian ditambah
asam sulfat dan magma berlemak yang
terpisah diambil, magma diperas panas-
panas untuk memisahkan kotoran-kotoran.
Lemak yang diperoleh dimurnikan lagi, jika
masih berisi asam lemak bebas.
Lemak bulu domba dapat pula diperoleh
langsung yaitu secara disari dengan pelarut
organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari
cahaya atau ditempat sejuk.

2. ADEPS SUILLUS

Nama sinonim :
Lemak babi, Lard.
Nama hewan asal :
Sus scrofa (L.)
Keluarga :
Suidae
Penggunaan :
Bahan salap, emplastrum
Sediaan :
Emplastrum Plumbi Oxydi.
Pemerian :
Lemak lunak, likat, warna putih bau leak
tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi
cairan jernih dan kemudian dibiarkan,
tidak terpisah air.
Bagian yang : Lemak dari rongga perut.
digunakan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. CERA ALBA

Nama Sinonim : Malam putih, White Bees Wax.


Nama hewan : Apis Mellifera (L.) dan species lain.
Keluarga : Apidae
Zat berkhasiat : Mirisin (Mirisilpalmitat), terdapat pula
Utama/Isi asam serotinat, serasin (campuran parafin),
asam melisinat, seril-alkohol.
Penggunaan : Bahan salap
Sediaan : Methylis Salicylatis unguentum (F.N),
Unguentum Leniens
Pemerian : Zat pada lapisan tipis bening warna putih
kekuningan, bau lemah.
Bagian yang : Malam dari sarang yang telah dibersihkan
digunakan dan yang telah diputihkan.
Cara memperoleh : Dulu diputihkan secara dijemur dan
bentuk pita-pita tipis. Sekarang dioksidir
dengan hidrogenperosida, kalium
permanganat atau benzoil-peroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. CERA FLAVA

Nama Sinonim : Malam kuning, Yellow Bees wax, yellow


wax, bees wax
Nama hewan asal : Apis Mellifera (L.)
Keluarga : Apidae
Zat berkhasiat : Mirisin (=Mirisilpalmitat), serin atau asam
Utama/Isi serotinat, asam melisinat, mirisil-alkohol,
hidrokarbon heptakosan dan hentrakontan.
Penggunaan : Bahan salep.
Sediaan : Oculentum Hydrargyri Oxydi Flavi (FOI)
Pemerian : Zat padat, jika dingin agak rapuh, jika
hangat enjadi elastis, bekas patahan buram
dan berbutir warna coklat kekuningan, bau
enak seperti madu.
Bagian yang : Malam yang telah dibersihkan dari sarang
diambil apis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. CETACEUM

Nama Sinonim : Setaseum, Spermaseti


Nama hewan asal :
Physeter macrosephallus

Physeter catodon (L.) dan Hyperoodon


rostratus (Miller)
Keluarga : Physeteridae
Zat berkhasiat : Setin ( = setilpalmitat ), setilstearat,
Utama/isi setiloleat, setilaurat, setilmiristinat, dan
setil alcohol.
Penggunaan : Bahan salap
Sediaan : Unguentum Leniens (Form. Nas).
Pemerian : Massa hablur bening, licin, warna putih
mutiara, bau dan rasa lemah.
Bagian yang : Malam padat murni yang diperoleh dari
diambil minyak lemak yang terdapat pada kepala,
lemak dan badan ikan.
Cara memperoleh : Binatang menyusui ini kepalanya besar,
bagian atas kepala berisi cairan yang
setelah binatangnya mati, menjadi padat
putih seperti bunga karang, merupakan
campuran setaseum dan minyak lemak.
Dengan perasan, pencucian dengan soda
dan lain sebagainya diperoleh setaseum
murni.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. GELATINUM

Nama Sinonim : Gelatina


Zat berkhasiat : Glutina tersusun atas glikokol, leusin,
utama prolin, asam glutamat, lisin, arginin,
alanin, asam asparoginat, fenil-alanin,
oksiprolin dan histidin.
Penggunaan : Bahan kapsul, salep, cairan transfusi.
Keterangan : Gelatina adalah protein yang diperoleh
dari bahan kalogen.
Ada dua macam tipe gelatina yaitu :
Type A dengan titik iso-electric pada pH
7-9, Type B dengan titik iso-electric pada
pH 4,7-5,0

Kwalitas dan sifat-sifat gelatina ditetapkan


oleh perbandingan antara glutina dan
khondrina yang terdapat padanya.
Gelatina makanan dapat dibuat dari 3
sumber utama, yaitu : tulang-tulang yang
sudah bersih, kulit babi yang baru
dibekukan, dan kulit sapi muda.
Tulang yang diolah dengan asam klorida
menghasilkan garam kalsium yang larut
dalam Osein.

Osein dan kulit sapi muda jika diolah


dengan kapur, memberikan
kolagen kotor yang setelah dimurnikan
pada pH 5 – 6 menghasilkan gelatin tipe
B.

Kulit babi yang diolah dengan asam


klorida dan disari pada pH 3,5 – 5 akan
menghasilkan lemak dan gelatin tipe A.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
7. MEL DEPURATUM

Nama Sinonim :
Madu murni
Nama hewan asal :
Apis mellifera (L.)
Keluarga :
Apidae
Zat berkhasiat :
Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air,
Utama/Isi zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit)
Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah
dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan
ferro.
Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna
kuning muda sampai coklat kekuningan,
rasa manis khas bau enak khas, jika
dipanaskan diatas penangas air bau
menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.
Bagian yang : Madu
diambil
Cara memperoleh : Madu yang diperoleh dari sarang apis ini,
dimurnikan dengan pemanasan dibawah
suhu 800 , didiamkan, kotoran yang
mengapung diambil, kemudian madu
diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.
Jenis-jenis : Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel
dari apis adamsonii di Afrika dari apis
caffra dan apis scutella.
Di Madagaskar dari apis unicolor. Di
India dari apis dorsata (apis indicata =
apis florea).
Madu erhalus adalah madu yang diperoleh
tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir
dari sarang lebah, jika dipusingkan
memberika madu yang paling jernih.
Virgin honey adalah madu yang
diperoleh dari sarang yang belum perbah
terbuka.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. THYROIDUM

Nama Sinonim : Tiroida


Nama hewan asal : Serbuk kering dari kelenjar tiroid binatang
menyusui, telah dibersihkan dari jaringan
pengikat dan lemak.
Zat berkhasiat/isi : Tiroksin, triyodotironin, diyodotirosin,
Mono yodo tirosin.
Persyaratan kadar : Kadar yodium yang terikat sebagai
senyawa organik tidak kurang
dari 0,17 % dan tidak lebih dari 0,20
%
Penggunaan : Pengobatan terhadap hipotiroidisme
(kerdil dan myxoedema).
Sediaan : Thyroidi Compressi – F.I.
Merian : Serbuk warna kekuningan hingga coklat,
bau lemah, mirip bau daging rasa asin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya.
BAB V
SIMPLISIA DARI MINYAK MINERAL
1. Paraffinum Liquidum (F.I)
2. Paraffinum Solidum (F.I)
3. Vaselin Album (F.I)
4. Vaselin Flavum (F.I)

1. PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Sinonim : Parafin cair, White mineral oil liquid


petrolium, Mineral oil.
Zat berkhasiat : Hidrocarbon (C17 H36 sampai
Utama/isi C27 H56 hidrokarbon siklis, hidrokarbon tidak
jenuh dan derivat derivat dari benzen).
Penggunaan : Bahan salep dan pencahar
Sediaan -: Betamethasoni cremor (Form. Nas).
- Cliquilini cremor (Form. Nas).
- Cliquinolini Hydrocortisoni cremor
(Form.nas)
- Clioquinolini Hydrocortisoni (F.N)
- Gentamycini cremor (Form. Nas).
- Dexamethasoni Neomycini cremor
(Form.nas).
- Dibucaini cremor (Form. Nas).
- Dienostroli cremor (Form. Nas).
- Gentamycini unguentum(Form. Nas).
- Hydrocortisoni cremor (Form. Nas).
- Hyoscini oculentum (Form. Nas).
- Prednisoloni unguentum (Form. Nas).
- Triamcinologi Acetonidi unguentum (F.N)
- Unguentum Leniens (Form. Nas).
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi,
tidak berwarna, hampir tidak berbau, hampir
tidak berasa.
Cara : Diperoleh dari minyak mineral.
memperoleh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlindung dari
cahaya.
2. PARAFFINUM SOLIDUM

Nama Sinonim : Parafin padat,paraffin, paraffin wax


Cara : Minyak mineral
memperoleh Diperoleh dari residu minyak tanah kasar,
residu ini disuling lagi, maka diperoleh
minyak parafin sebagai distilat yang kemudian
diolah dengan asam sulfat dan selanjutnya
dengan larutan natrium hidroksida (selama
pengolahan dibuat tetap cair secara
dipanaskan dengan uap air setelah terpisah
dari bagian airnya, minyak parafin dibekukan
menjadi zat yangsetengah padat kemudian
diperas.
Bagian minyak yang cair dipakai sebagai
minyak pelumas, bagian yang padat dicairkan,
dibekukan dan diperas lagi pada suhu yang
tidak lebih tinggi dari tadi, hasilnya dikenal
sebagai refined wax.
Zat ini dicuci, diperas, dicairkan dan dialirkan
lewat arang tulang (atau bahan-bahan lain
sejenis), dan dibekukan, terbentuk massa yang
keras, tembus cahaya dan tidak berwarna.
Zat khasiat : Sama seperti parafin cair.
utama
Penggunaan : Bahan pengeras salep, zat tambahan.
Sediaan : Balsamum Album
Balsamum Rubrum
Pemerian : Padat, sering menunjukkan susunan hablur,
warna putih atau tidak berwarna, tidak berasa,
agak licin, jika terbakar nyala terang jika
dileburkan menghasilkan cairan yang tidak
berfluorosensi.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. VASELINUM ALBUM

Nama sinonim : Vaselni putih, White petrolium


Zat berkhasiat : Hidrokarbon berat molekul tinggi terutama
Utama parafin-parafin, senyawa-senyawa
hidrokarbon siklis dan hidrokarbon tidak
jenuh.
Penggunaan : Bahas salep, pencahar lemah
Sediaan -: Bacitracini Neomycini
Polymix ini unguentum (F.N).
- Balsamum Album (F.N).
- Betamethasoni cremor (F.N).
- Cloramphenicoli unguentum (F.N).
- Chrysarobini unguentum (F.N).
- Clioquinolini cremor (F.N).
- Getamycini cremor (F.N).
- Dexamethasoni Phophatis cremor (F.N).
- Dibucaini cremor (F.N).
- Gentamycini unguentum (F.N).
- Hyoscini oculentum (F.N).
- Ichtamoli unguentum (F.N).
- Hydrocortisoni unguentum (F.N).
- Tetracyclini
Hydrochloridi unguentum (F.N).
- Triamcioloni Acetonidi cremor (F.N).
- Triamcioloni Acetonidi unguentum (F.N).
- Triprllenamini cremor (F.N).
- Zinci unguentum (F.N).
- Vaselinum Hydrophylium (F.N).
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening warna putih,
warna ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk,
berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan tidak
berbau, hampir tidak berasa.
Cara : Vaselinum flavum yang telah diputihkan.
memperoleh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. VASELINUM FLAVUM

Nama Sinonim :Vaselin kuning, petrolium.


Zat berkhasiat :Serupa dengan vaselin putih.
Penggunaan :Bahan salep, pencahar lemah.
Sediaan -: Aethylis Aminobenzoatis unguentum (F.N)
- Aethylis Aminobenzoatis Tannini unguentum
(F.N).
- Balsamum Rubrum (F.N).
- Olei Iecoris unguentum (F.N).
- Peruviani unguentum (F.N).
- Prednisoloni unguentum (F.N).
- Recorcinoli unguentum compositum (F.N).
- Zinci pasta (F.N).
Pemerian : Massa lunak, lengket, bening, warna kuning
muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan dingin tidak diaduk.
Berfluorosensi lemah, juga jika dicairkan,
tidak berbau, hampir tidak berasa.
Cara : Diperoleh dari minyak mineral
memperoleh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
UJI MIKROBIOLOGIS
SEDIAAN FARMASI
1. LANDASAN TEORI
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap produk-produk yang langsung dimakan dilakukan
terhadap bakteri-bakteri penyebab infeksi dan keracunan makan seperti yang disebutkan
diatas dan juga terhadap angka lempeg total seagai indikasi tentang kebersihan dan sanitasi
pada proses pengolahan produk tersebut (Djide, 2008).

Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan
yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan
absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada kulit, untuk kerja lokal, termasuk
antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang melawan
keadaan yang disebabkan lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama dan zat-zat
kimia yang merangsang. Untuk maksud-maksud ini obat paling umum diberikan dalam
bentuk salepdan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai bubuk kering padat,
semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti solutio atau lotio (Ansel, 2005).

Makanan minuman berasal dari dua sumber dari tumbuhan dan binatang. Oleh karena itu
tidak mengherankan apabila dalam sediaan makanan dan minuman sejak dari bahan baku
sampai menjadi bahan makanan tidak akan bebas dari pengaruh adanya mikroba

(Anonim, 2014).

Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorrganisme yang
merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghailkan racun dan
merusab bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan.
Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai
kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara
pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan
sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan ( Djide, 2008).

Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah yang penting untuk
diperhatikan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran.Sediaan
tadi memakan waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, dan hal ini selama dalam
penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di
dalamnya (Djide, 2008).
Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau
kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan.Selain itu mikroba yang
tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen, tetapi bila
jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan (Djide, 2008).
Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut
(Djide, 2008) :

1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama bakteri, khamir dan kapang


2. Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit dan tikus.
3. Suhu
4. Kadar air
5. Udara terutama oksigen
6. Sinar/cahaya
7. Waktu/lama dalam peyimpanan
Adanya mikroorganisme dalam makanan dan minuman dapat merusak makanan dan
minuman atau mengubah komposisi bahan makanan / minuman diantaranya dapat
menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi gula, sedangkan yang lainnya
dapat mendegradasi protein dan menghasilkan bau busuk dan amonia. Ada berapa
mikroorganisme dapat membentuk lendir, gas, busa, warna, asam, racun dan lain-lain
sebagainya (Djide, 2008).

Kalau makanan dan minuman terkontaminasi mikroorganisme secara spontan dari udara,
maka akan terdapat pertumbuhan campuran beberapa macam mikroorganisme. Kontaminasi
terebut dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku, pemrosesan bahan, peralatan,
pengemasan, karyawan, air yang digunakan da jenis wadah atau kemasan yang digunakan
(Djide, 2008).

Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi metaboit. Berdasarkan
definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak memiliki spora, aerobic atau fakultatif
aerobic yang mempermentasi laktosa membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
suhu 35oC (Lynne, 2005).
Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan relative rendah
antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakan tabung
ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari sampel,
misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung berikutnya 0,01 mL
dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah range yang
ditujukan seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak ada
mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi, perbandingan dari
tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya dibandingkan dengan
tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL dari sampel murni) (Hugo,
2004).

Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk menentukan
apakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi oleh
masyarakat.Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Makanan dan Minuman
terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran.Uji Mikrobiologis dibagi menjadi
2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut.Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut.
Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu masalah yang sangat penting
untuk diperhatikan.Pada waktu penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan terjadi
pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan pemakaian
bahan-bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi dan higienis kurang
diperhatikan. Adanya mikroorganisme dalam sediaan kosmetik tidak dikehendaki karena
dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap sediaan produk makanan dan kosmetika.
Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat kontaminasi mikrobanya,
apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat diketahui layak tidaknya suatu produk
dipasarkan ke masyarakat.

Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan, minuman, obat tradisional,
maka pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat pertumbuhan
mikroba. Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan pengawet dapat
dilakukan dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab
pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi
tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya tidak
berfungsi lagi.

Dalam penyiapan sampel dilakukan pengenceran, dengan tujuan menginaktifkan pengawet


yang ada di dalam sediaan tersebut juga untuk mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji
kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya pengenceran maka akan menyebabkan mikroba
tumbuh dalam jumlah banyak sehingga akan menyulitkan dalam perhitungan jumlah
mikroorganisme.

Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab
medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk
melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga
diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 -2 , 10-3 , dan 10-4 . Sedangkan untuk ALT
kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini mengandung
karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang pengenceran sampel yang
dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 -1 , 10-2 , dan
10-3 .
Medium lanjutan dilakukan apabila uji dari medium selektif menunjukkan hasil yang positif,
yang indikasinya dapat dilihat dari adanya perubahan warna, kekeruhan atau gas yang timbul.

Anda mungkin juga menyukai