1. ADEPS LANAE
2. ADEPS SUILLUS
Nama sinonim :
Lemak babi, Lard.
Nama hewan asal :
Sus scrofa (L.)
Keluarga :
Suidae
Penggunaan :
Bahan salap, emplastrum
Sediaan :
Emplastrum Plumbi Oxydi.
Pemerian :
Lemak lunak, likat, warna putih bau leak
tapi tidak tengik, jika dileburkan menjadi
cairan jernih dan kemudian dibiarkan,
tidak terpisah air.
Bagian yang : Lemak dari rongga perut.
digunakan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
3. CERA ALBA
5. CETACEUM
Nama Sinonim :
Madu murni
Nama hewan asal :
Apis mellifera (L.)
Keluarga :
Apidae
Zat berkhasiat :
Gula invert, saccharosa, dekstrin, abu, air,
Utama/Isi zat atsiri aromatik, asam semut (sedikit)
Penggunaan : Sebagai sumber hidrat arang yang mudah
dicerna, reduktor dalam sediaan-sediaan
ferro.
Pemerian : Cairan kental serupa sirup, bening, warna
kuning muda sampai coklat kekuningan,
rasa manis khas bau enak khas, jika
dipanaskan diatas penangas air bau
menjadi lebih kuat, tetapi tidak berubah.
Bagian yang : Madu
diambil
Cara memperoleh : Madu yang diperoleh dari sarang apis ini,
dimurnikan dengan pemanasan dibawah
suhu 800 , didiamkan, kotoran yang
mengapung diambil, kemudian madu
diencerkan dengan air secukupnya hingga
bobot per ml memenuhi persyaratan.
Jenis-jenis : Di Mesir dan dari apis fasciata, di Senegel
dari apis adamsonii di Afrika dari apis
caffra dan apis scutella.
Di Madagaskar dari apis unicolor. Di
India dari apis dorsata (apis indicata =
apis florea).
Madu erhalus adalah madu yang diperoleh
tanpa pemerasan tetapi dibiarkan mengalir
dari sarang lebah, jika dipusingkan
memberika madu yang paling jernih.
Virgin honey adalah madu yang
diperoleh dari sarang yang belum perbah
terbuka.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. THYROIDUM
1. PARAFFINUM LIQUIDUM
Kebanyakan sediaan farmasi yang digunakan pada kulit, untuk membantu kerja lokal dan
yang semacam itu, diformula untuk melengkapi kerja lokal yang diperpanjang dengan
absorpsi yang paling sedikit. Obat-obat yang dipakai pada kulit, untuk kerja lokal, termasuk
antiseptik, antifungi, antiradang, anestetik lokal, emoliens kulit dan pelindung yang melawan
keadaan yang disebabkan lingkungan, seperti akibat dari matahari, angin, hama dan zat-zat
kimia yang merangsang. Untuk maksud-maksud ini obat paling umum diberikan dalam
bentuk salepdan sediaan setengah padat seperti krim dan pasta, sebagai bubuk kering padat,
semburan aerosol, atau sebagai sediaan cair seperti solutio atau lotio (Ansel, 2005).
Makanan minuman berasal dari dua sumber dari tumbuhan dan binatang. Oleh karena itu
tidak mengherankan apabila dalam sediaan makanan dan minuman sejak dari bahan baku
sampai menjadi bahan makanan tidak akan bebas dari pengaruh adanya mikroba
(Anonim, 2014).
Mikroorganisme ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorrganisme yang
merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi, menghailkan racun dan
merusab bahan dengan cara menyebabkan pembusukan, menguraikan bahan-bahan.
Terdapatnya mikroorganisme dalam sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai
kontaminan, kemungkinan disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara
pengepakan yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain. Sedangkan
sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang digunakan ( Djide, 2008).
Kualitas mikrobiologis dari obat-obatan merupakan suatu masalah yang penting untuk
diperhatikan. Pada umumnya obat-obatan dibuat oleh industri secara besar-besaran.Sediaan
tadi memakan waktu yang cukup lama dalam penyimpanan, dan hal ini selama dalam
penyimpanan atau peredarannya kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di
dalamnya (Djide, 2008).
Adanya mikroba di dalam obat-obatan non steril tidak dikehendaki karena dapat
menyebabkan perubahan-perubahan dalam karakter organoleptis, perubahan atau
kemunduran, dan bahkan aktivitas di dalam obat yang bersangkutan.Selain itu mikroba yang
tumbuh dapat berbahaya, baik yang patogen ataupun dari jenis yang tidak patogen, tetapi bila
jumlahnya sangat banyak dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan (Djide, 2008).
Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut
(Djide, 2008) :
Kalau makanan dan minuman terkontaminasi mikroorganisme secara spontan dari udara,
maka akan terdapat pertumbuhan campuran beberapa macam mikroorganisme. Kontaminasi
terebut dapat terjadi sejak pengolahan bahan baku, pemrosesan bahan, peralatan,
pengemasan, karyawan, air yang digunakan da jenis wadah atau kemasan yang digunakan
(Djide, 2008).
Definisi dari bakteri coliform didasarkan pada bentuk gram dan reaksi metaboit. Berdasarkan
definisi tersebut coliform adalah gram negative tidak memiliki spora, aerobic atau fakultatif
aerobic yang mempermentasi laktosa membentuk asam dan gas dalam waktu 48 jam pada
suhu 35oC (Lynne, 2005).
Uji MPN ( Most Probable Number) digunakan jika jumlah yang diharapkan relative rendah
antara lain kurang dari 1 sampai 100 mikroorganisme/mL. Prosedur ini menggunakan tabung
ganda dari kultur medium biasanya 3 sampai 5 dengan 3 perbedaan volume dari sampel,
misalnya 3 tabung asing-masing diinkulasi dengan 0,1 mL, dai tabung berikutnya 0,01 mL
dan 3 deret tabung berikutnya 0,001 mL. Jika konsentrasi dalam sampel adalah range yang
ditujukan seperti diatas, seharusnya pada tabung yang menerima inokulasi bakteri tidak ada
mikroorganisme yang hadir. Ini akan menjadi steril setelah diinkubasi, perbandingan dari
tabung positif yang dilaporkan untuk tiap volume sampel dan hasilnya dibandingkan dengan
tabel standart MPN dari organisme per mL (atau per 100 mL dari sampel murni) (Hugo,
2004).
Uji mikrobiologis makanan dan minuman adalah uji yang ditujukan untuk menentukan
apakah sediaan tersebut telah tercemar mikroba atau tidak, sehingga aman dikonsumsi oleh
masyarakat.Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Makanan dan Minuman
terhadap produk baru atau produk yang beredar di pasaran.Uji Mikrobiologis dibagi menjadi
2, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif.Uji kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme yang ada dalam sediaan tersebut.Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui berapa jumlah mikroorganisme yang mencemari sediaan tersebut.
Kualitas mikrobiologis dari sediaan kosmetik merupakan suatu masalah yang sangat penting
untuk diperhatikan.Pada waktu penyimpanan dan peredaran ada kemungkinan terjadi
pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya, terutama bila ditunjang dengan pemakaian
bahan-bahan yang telah terkontaminasi dan juga syarat-syarat sanitasi dan higienis kurang
diperhatikan. Adanya mikroorganisme dalam sediaan kosmetik tidak dikehendaki karena
dapat menyebabkan infeksi pada kulit.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap sediaan produk makanan dan kosmetika.
Dimana sediaan tersebut harus diuji untuk mengetahui tingkat kontaminasi mikrobanya,
apakah memenuhi syarat atau tidak agar dapat diketahui layak tidaknya suatu produk
dipasarkan ke masyarakat.
Pada pengujian mikrobiologis suatu sediaan seperti makanan, minuman, obat tradisional,
maka pengawetnya harus diinaktifkan terlebih dahulu agar tidak menghambat pertumbuhan
mikroba. Untuk sediaan berupa makanan dan minuman, penginaktifan pengawet dapat
dilakukan dengan mengencerkan sampel dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab
pengawet pada suatu sediaan akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi
tertentu. Dengan demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya tidak
berfungsi lagi.
Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab
medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk
melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga
diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 -2 , 10-3 , dan 10-4 . Sedangkan untuk ALT
kapang digunakan medium PDA (Potato Dextrosa Agar) karena medium ini mengandung
karbohidrat yang berperan penting dalam pertumbuhan kapang pengenceran sampel yang
dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 -1 , 10-2 , dan
10-3 .
Medium lanjutan dilakukan apabila uji dari medium selektif menunjukkan hasil yang positif,
yang indikasinya dapat dilihat dari adanya perubahan warna, kekeruhan atau gas yang timbul.